Topik: Banjir

  • Bocor Parah, KAI Segera Lakukan Perbaikan Atap Stasiun Kota Blitar

    Bocor Parah, KAI Segera Lakukan Perbaikan Atap Stasiun Kota Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – PT KAI Daop 7 Madiun langsung melakukan perbaikan atap Stasiun Kota Blitar yang bocor. Atap bagian lobby stasiun yang sebelumnya bocor diperbaiki dengan penambalan dan pengecatan.

    Manager Humas Daop KAI Daop 7 Madiun, Rokhmad Makin Zainul menegaskan bahwa pihaknya langsung bergegas cepat untuk melakukan perbaikan atap Stasiun Kota Blitar yang sempat bocor. Diharapkan perbaikan ini bisa mencegah bocor kembali terulang.

    “Sudah dilaporkan dan sudah ditindaklanjuti unit terkait dengan melakukan perbaikan,” ungkap Rokhmad Makin Zainul, Sabtu (17/5/2025).

    Sebelumnya, pada Kamis (15/05/2025) kemarin atap lobby Stasiun Kota Blitar bocor. Terlihat air hujan masuk ke dalam lobby akibat bocor tersebut.

    Namun PT KAI Daop 7 Madiun menjelaskan bahwa kejadian itu tidak sampai mengganggu aktivitas penumpang. Para penumpang tetap bisa melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api.

    “Alhamdulillah kemarin itu tidak sampai mengganggu penumpang,” tegasnya.

    Selain bocor, lingkungan Stasiun Kota Blitar juga sempat terendam banjir. Meski tidak sampai masuk stasiun namun pelataran dan tempat pemberhentian kendaraan tergenang air cukup tinggi.

    “Untuk terkait banjir di lingkungan stasiun juga karena curah hujan yang cukup tinggi,” tandasnya.

    Wilayah Kota Blitar memang sedang mengalami cuaca buruk selama beberapa hari terakhir. Curah hujan tinggi yang terjadi menyebabkan sejumlah titik di Kota Blitar terendam banjir. [owi/beq]

  • Seberangi Sungai Pakai Rakit Gedebok, Petani di Ngadirojo Tewas Tenggelam

    Seberangi Sungai Pakai Rakit Gedebok, Petani di Ngadirojo Tewas Tenggelam

    Pacitan (beritajatim.com) – Seorang petani asal Dusun Jangkrik, Desa Hadiluwih, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, ditemukan meninggal dunia, Jum’at (16/5/2025). Jasad ditemukan setelah dilaporkan hilang usai mencoba menyeberangi sungai menggunakan rakit.

    Korban diketahui bernama Slamet (74), Warga Dusun Jangkrik, Desa Hadiluwih, Kecamatan Ngadirojo. Korban bersama Suntoro tetangganya sama sama mencari rumput di seberang sungai.

    Santoro sempat diajak pulang naik motor oleh warga, korban menolak dan memilih menyeberang sungai dengan rakit yang dibuat dari dua batang pisang atau gedebok. Rakit buatan korban hanyut mengikuti arus sungai yang saat itu cukup deras.

    “Korban menggunakan rakit sederhana dari dua batang pisang untuk menyeberang, namun saat tiba di tepi barat sungai, dia kesulitan naik ke daratan karena tidak bisa berpegangan dengan kuat. Saksi yang melihat sempat memanggil, tapi korban hilang dari pandangan,” terang Kapolsek Ngadirojo, AKP Makhmuddi Kurnianto, ditulis Sabtu (17/5/2025)

    Pencarian dilakukan hingga malam hari oleh tim gabungan bersama warga. Sekitar pukul 21.00 WIB, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di wilayah Dusun Sogo, Desa Hadiwarno, atau sekitar beberapa ratus meter dari lokasi awal.

    “Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis, jenazah kami serahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak meminta penyelidikan lebih lanjut,” tambahnya.

    Proses pencarian melibatkan personel Polsek, Koramil, Trantib Kecamatan, Tagana, dan petugas Puskesmas Ngadirojo.

    Kapolsek mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan tidak memaksakan diri menyeberangi sungai saat debit air sedang tinggi.

    “Kami mengimbau kepada seluruh warga, khususnya yang tinggal di dekat aliran sungai, agar tidak nekat menyeberang saat kondisi sungai banjir atau deras. Lebih baik menunggu air surut atau mencari jalan alternatif yang aman,” Pungkasnya. (tri/but)

  • Dikepung Banjir, Wali Kota Blitar Wajibkan Seluruh RT Bersihkan Drainase

    Dikepung Banjir, Wali Kota Blitar Wajibkan Seluruh RT Bersihkan Drainase

    Blitar (beritajatim.com) – Syauqul Muhibbin akan mengeluarkan surat edaran kepada seluruh RT yang ada di Kota Blitar. Wali Kota Blitar itu ingin agar seluruh RT mengaktifkan kembali kerja bakti pembersihan saluran drainase.

    Alasan pengaktifan kerja bakti pembersihan saluran drainase ini tak lepas dari banjir yang terus terjadi beberapa hari terakhir. Kota Blitar memang tengah dikepung banjir selama beberapa hari terakhir, beberapa jalan protokol di Kota Blitar lumpuh akibat adanya banjir.

    Hal itulah coba diatasi oleh Wali Kota Blitar dengan semangat gotong royongnya membersihkan saluran drainase. Harapannya tentu air bisa mengalir dengan lancar dan tidak ada lagi banjir akibat luapan saluran drainase.

    “Nantinya kita akan berikan edaran untuk RT, RW untuk melakukan kerja bakti untuk antisipasi cuaca yang tidak pasti. Semua mengecek saluran air maupun drainase untuk mengecek dengan pola gerakan bareng, bila ada saluran yang rusak supaya segera melaporkan,” kata pria yang akrab disapa Mas Ibin, Sabtu (17/05/2025).

    Mas Ibin sendiri telah memeriksa langsung kondisi saluran drainase yang ada di Kota Blitar. Sejumlah sungai juga telah diperiksa, hal ini dilakukan Wali Kota Blitar untuk mengetahui apa penyebab banjir yang terjadi sejak beberapa hari terakhir ini.

    “Kita tentukan tindakannya apakah cukup mengatur alur air, ataupun normalisasi untuk membuat sodetan. Yang jelas kami masih mempelajari entah penanganan ataupun pembersihan aliran,” tegasnya.

    Wali Kota Blitar itu ingin semua pihak terlibat dalam penanganan banjir ini. Dirinya ingin semua pihak merasa memiliki Kota Blitar dan serta rutin melakukan pembersihan sungai serta drainase agar banjir bisa dicegah.

    “Kalau air tidak tinggi maka aman memastikan aliran atau irigasi itu rutin, dan sebulan sekali atau sebulan dua kali harus di cek, dan bila dicek rapi semua maka akan apakah tersumbat dan apakah penuh karena tidak bisa menampung. Intinya kita cek dulu, kalau seperti ini sedikit susah, kalau sudah didalamkan dan normalisasikan akan mudah, yang jelas kita bersama warga bersama sama untuk melakukan penanganan, baik normalisasi ataupun sodetan di temen – temen Dinas PUPR,” tegasnya. (owi/but)

  • Kemarau Basah, BMKG Kalianget Prediksi Potensi Banjir Sumenep

    Kemarau Basah, BMKG Kalianget Prediksi Potensi Banjir Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur telah merilis waspada cuaca ekstrem selama satu pekan ini akibat perubahan atmosfer.

    Di Kabupaten Sumenep, meski tidak masuk dalam daerah waspada bencana seperti prakiraan BMKG Jawa Timur, ternyata juga mengalami musibah banjir yang cukup meluas.

    Menanggapi itu, Kepala BMKG Kalianget Sumenep, Ari Widjajanto menjelaskan, banjir di kawasan Kota Sumenep Selasa lalu juga dipicu kondisi air laut pasang.

    “Karena saat itu bertepatan dengan kondisi air laut pasang, otomatis ketinggian air juga bertambah. Kemudian intensitas curah hujan juga cukup tinggi. Itu beberapa faktor cuaca yang mempengaruhi musibah banjir kemarin,” katanya, Sabtu (17/05/2025).

    Ia memaparkan, dalam beberapa hari ke depan, BMKG memprediksi masih akan terjadi hujan di kawasan Sumenep, meski intensitasnya tidak terlalu tinggi.

    “Saat ini angin timuran yang menjadi pertanda masuk musim kemarau belum efektif. Ada sirkulasi lokal yang membuat angin menjadi lemah, sehingga muncul awan-awan yang berpotensi menyebabkan hujan,” ujarnya.

    Lebih lanjut ia menerangkan, sebenarnya dari sisi waktu, saat ini sudah masuk ke masa pancaroba atau perubahan musim dari penghujan ke kemarau. Namun ada faktor ‘pengganggu’ yang menyebabkan musim berubah.

    “Lazimnya di akhir musim penghujan, di sisi selatan Australia akan terbentuk badai. Nah, badai itu akan menyerap energi yang tersisa menjadi angin timuran yang kering menuju Indonesia dan masuklah ke musim kemarau. Tapi sekarang ini badai tidak terbentuk. Hanya bibit-bibit saja. Karena hanya bibit, maka tidak terjadi angin timuran,” ungkapnya.

    Kondisi tersebut menyebabkan masih terjadi hujan meski sudah masuk musim kemarau. “Itu yang dinamakan kemarau basah. Karakternya mirip dengan musim penghujan meski tidak sama persis,” jelasnya.

    Ia menambahkan, saat terjadi kemarau basah, ada beberapa potensi bencana yang harus diwaspadai, yakni banjir dan tanah longsor. Sedangkan untuk petir dan angin puting beliung, berdasarkan prakiraan BMKG, Sumenep relatif aman. (tem/but)

  • Banjir Landa Sumenep, Dinas PU Bina Marga Sebut Drainase Buruk

    Banjir Landa Sumenep, Dinas PU Bina Marga Sebut Drainase Buruk

    Sumenep (beritajatim.com) – Banjir di beberapa lokasi di Sumenep pada Selasa (13/05/2025) dinilai akibat buruknya drainase di beberapa titik, terutama di wilayah Kota Sumenep.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Sumenep, Eri Susanto mengakui bahwa perlu ada perbaikan dan pelebaran drainase di beberapa titik, terutama di kawasan Kota Sumenep.

    “Drainase di Patean ini memang perlu diperlebar. Kemudian di Jl. Trunojoyo, drainasenya perlu perbaikan. Lalu saluran ke selatan memang harus segera dituntaskan,” katanya, Jumat (16/05/2025).

    Ia mengungkapkan, pada 2018 pihaknya sudah melakukan survei untuk mengatasi banjir di kawasan kota. Dari hasil survei, ternyata saluran di jl lingkar timur, di bawah jembatan daerah Perumahan Satelit tercatat minus 30 dari laut.

    “Artinya apa? Ketika air pasang, maka air tidak bisa masuk ke laut dan meluap. Ini yang menyebabkan di kawasan itu sering terjadi banjir,” terangnya.

    Menurut Eri, sekarang ini sudah saatnya di kawasan Kota Sumenep dibangun ‘bozem’ (tempat penampungan air), atau waduk lapangan (bendali: bendungan pengendali banjir).

    “Ini merupakan upaya mengatasi banjir di kawasan perkotaan. Harus ada tempat penampungan air,” ujarnya.

    Namun ia menyadari bahwa untuk mewujudkan rencana itu memerlukan dukungan anggaran yang tidak kecil. Karena itu, sementara untuk solusi jangka pendek dalam mengatasi banjir di kawasan perkotaan selain perbaikan tanggul Sungai Kebunagung adalah pembersihan dan perbaikan drainase.

    “Untuk solusi jangka panjang memang harus dibangun bozem. Di kawasan kota, kemudian juga di Sendir Lenteng. Itu perlu bozem yang besar. Nantilah sambil kita cari anggaran ke pusat,” tuturnya.

    Pada Selasa (13/05/2025), sejumlah wilayah di Sumenep terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Kebunagung. Air pun meluap hingga ke Desa Patean Kecamatan Batuan, dan Desa Muangan Kecamatan Saronggi.

    Jalur utama Sumenep – Pamekasan di Nambakor Saronggi pun sempat ditutup dan dialihkan ke Kecamatan Lenteng, mengingat ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Kondisi itu diperparah dengan pasangnya air laut, sehingga menambah ketinggian banjir di Sumenep. (tem/ian)

  • Pembangunan tanggul mitigasi rob di Muara Angke ditargetkan enam bulan

    Pembangunan tanggul mitigasi rob di Muara Angke ditargetkan enam bulan

    Jakarta (ANTARA) – Pembangunan tanggul mitigasi banjir rob di RW 01 dan RW 22 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, ditargetkan selesai dalam waktu enam bulan.

    “Masa pengerjaan tanggul kurang lebih enam bulan yang dilakukan Dinas SDA Jakarta,” kata Lurah Pluit, Kecamatan Penjaringan, Achmad Faizal di Jakarta, Jumat.

    Ia mengatakan, tanggul mitigasi rob yang akan dibangun setinggi 1,1 meter dengan lebar mencapai enam meter.

    Menurut dia, dengan adanya tanggul mitigasi tersebut, air rob dari RT 05, RT 10, RT 09, RT 12, RT 04 di RW 22 tak akan mengalir ke permukiman warga yang lokasinya lebih rendah saat terjadi banjir rob atau banjir pesisir.

    “Jadi, ketinggian di sini akan kita buat untuk menghindari air rob masuk ke daratan,” kata dia.

    Selain peninggian jalan, akan dibangun pula saluran air di wilayah yang kontur tanahnya cekung sehingga ketika air laut tumpah ke sana, bisa lebih cepat surut.

    Ketika air pasang laut (rob) mulai masuk ke jalan, sudah ada saluran yang terhubung ke rumah pompa yang letaknya di ujung.

    “Nanti dari situ air laut ditampung di rumah pompa di Waduk Muara Angke, baru dipompa ke luar,” kata dia.

    Sebanyak 70 rumah warga yang melebihi Garis Sempadan Bangunan (GSB) di RW 01 dan RW 22, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, mulai dibongkar guna memperlancar proses pembangunan tanggul mitigasi untuk mencegah banjir rob di kawasan tersebut.

    “Ada 70 rumah, sebenarnya bukan dibongkar, tapi dirapikan karena sebagian dari bangunan warga yang tinggal di sini melampaui GSB-nya,” katanya.

    Ia mengatakan rumah warga yang dibongkar ini memakan badan jalan sehingga harus dibongkar tapi tidak keseluruhan hanya beberapa bagian yang melebihi batas yang ditentukan.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Munjirin fokus tangani premanisme dan penanganan tawuran di Jaktim

    Munjirin fokus tangani premanisme dan penanganan tawuran di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Jakarta Timur Munjirin bersama unsur pimpinan kota fokus membahas penanganan premanisme dan tawuran yang seringkali terjadi di wilayah tersebut.

    Hal itu dikatakan Munjirin dalam Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion/FGD) bersama Koordinasi Perangkat Daerah yang diikuti oleh Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkopimko) di Pintu Air Banjir Kanal Timur (BKT) Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit, Jumat.

    “Penanganan aksi tawuran dan premanisme menjadi pembahasan dalam rapat koordinasi (Rakor) Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkompiko) Jakarta Timur hari ini,” kata Munjirin.

    Menurut Munjirin, diskusi ini merupakan forum penting sebagai upaya menciptakan kondisi kota yang aman dan nyaman bagi warga, sekaligus menumbuhkan investasi.

    “Semua instansi akan saling mendukung sesuai tupoksinya masing-masing. Ini untuk mewujudkan kota Jakarta Timur yang lebih aman dan nyaman. Termasuk nyaman investasi,” ujar Munjirin.

    Selain itu, Munjirin juga mengimbau masyarakat agar mematuhi peraturan yang ada agar kondisi lebih tertib.

    Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Jakarta Timur Budhy Novian mengatakan, kegiatan ini dikemas untuk meningkatkan sinergisitas tiga pilar yang sudah terjalin baik.

    Budhy berharap ada kesepahaman dan komitmen dari para pemangku kepentingan wilayah untuk menciptakan Jakarta Timur yang aman, nyaman, kondusif bagi masyarakat serta dunia usaha.

    “Melalui forum ini kita ingin menjamin dan memberikan pesan pada dunia usaha bahwa kita akan terus menjaga iklim investasi yang tumbuh dan ramah di Jakarta Timur,” kata Budhy.

    Terkait penanganan tawuran, pihaknya bersama aparat Kepolisian, TNI dan warga secara rutin melakukan pengawasan di tiap kecamatan.

    “Setiap malam ada tujuh sampai 10 personel kami yang diperbantukan untuk pengendalian tawuran,” katanya.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • 2 Jalan di Kota Blitar Ambles Usai Dilanda Banjir

    2 Jalan di Kota Blitar Ambles Usai Dilanda Banjir

    Blitar (beritajatim.com) – Sebanyak 2 jalan di Kota Blitar ambles usai dilanda banjir. Kedua jalan yang ambles ini adalah jalan Kopi Kelurahan Rembang dan jalan perumahan Kenari Kota Blitar.

    Jalan Kopi Kelurahan Rembang Kota Blitar ambles usai diguyur hujan deras pada Kamis (15/05/2025) kemarin. Panjang jalan yang ambles ini mencapai 4 meter dan lebarnya mencapai 1 meter.

    “Ini kita sisir nanti yang bisa kami tangani akan langsung kami tangani,” ungkap Kepala Dinas PUPR Kota Blitar Erna Santi, Jumat (16/05/2025).

    Selain jalan Kopi, ada jalan perumahan Kenari Kota Blitar yang juga mengalami ambles. Kedua jalan itu pun kini tengah ditangani oleh petugas terkait.

    “Ada juga laporan kerusakan jalan di jalan Mahakam Tanjungsari,” bebernya.

    Selain ambles, ada pula laporan jalan rusak akibat gerusan banjir. Jalan rusak ini berada di Kelurahan Tanjungsari Kota Blitar.

    Kondisi jalan yang sebelumnya berlubang kini jadi lebih parah. Lobang jalan menjadi lebih lebar akibat gerusan air banjir.

    “Masih kita update lagi, sementara laporan itu,” tandasnya. (owi/but)

  • Hujan Deras, 2 Sekolah di Tulungagung Terendam Banjir dan Lumpur

    Hujan Deras, 2 Sekolah di Tulungagung Terendam Banjir dan Lumpur

    Tulungagung (beritajatim.com) – Aktivitas belajar mengajar di dua sekolah di Tulungagung terganggu karena banjir. Proses belajar siswa di SMPN 3 Tulungagung dan SDN 1 Besole terpaksa dilakukan secara online. Hal ini dikarenakan ruangan kelas dan sekolah mereka terkena banjir.

    Kondisi paling parah terjadi di SDN 1 Besole, Kecamatan Besuki. Tak hanya air, banjir juga membawa lumpur masuk ke dalam kelas. Intensitas hujan yang terjadi setiap hari membuat kedua sekolah tersebut terkena banjir.

    Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung, Rahadian Puspita Bintara mengaku sudah mendapatkan informasi terkait bencana yang terjadi di dua sekolah tersebut. Pihaknya akan segera melakukan pendataan terkait kemungkinan adanya kerusakan.

    Setelah itu mereka akan melaporkannya ke Bupati Tulungagung untuk ditindaklanjuti. “Kita sudah menerima laporan nantinya akan kita sampaikan ke Bupati Tulungagung,” ujarnya, Jumat (16/05/2025).

    Peristiwa banjir di sekolah tersebut hampir selalu terjadi setiap tahun. Air dan lumpur masuk ke kawasan sekolah saat hujan terjadi dengan intensitas yang cukup lama. Dalam beberapa hari terakhir terjadi hujan setiap hari.

    Lokasi sekolah yang lebih rendah dengan jalan juga membuat air dengan mudah masuk ke kelas. “Dua sekolah ini memang menjadi langganan banjir, apalagi hujan terjadi cukup deras dan setiap hari,” tuturnya.

    Meskipun begitu Rahadi memastikan kondisi ini tidak mengganggu proses belajar mengajar. Siswa belajar di rumah dengan sistem online. Beberapa guru juga membersihkan ruang kelas dan sekolah yang terendam air dan lumpur.

    Setelah ruang kelas dan sekolah bersih, siswa akan masuk seperti biasa. “Untuk proses belajar mengajar dilakukan secara online,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Puluhan rumah warga Pluit dibongkar untuk tanggul mitigasi rob

    Puluhan rumah warga Pluit dibongkar untuk tanggul mitigasi rob

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 70 rumah warga yang melebihi Garis Sempadan Bangunan (GSB) di RW 01 dan RW 22, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, mulai dibongkar guna memperlancar pembangunan tanggul mitigasi banjir rob di kawasan tersebut.

    “Ada 70 rumah, sebenarnya bukan dibongkar, tapi dirapikan karena sebagian dari bangunan warga yang tinggal di sini melampaui GSB-nya,” kata Lurah Pluit Achmad Faizal di Jakarta, Jumat.

    Ia mengatakan, rumah warga yang dibongkar ini memakan badan jalan sehingga harus dibongkar tapi tidak keseluruhan hanya beberapa bagian yang melebihi batas yang ditentukan.

    Menurut dia, area yang dibongkar tersebut akan dibangun tanggul mitigasi berupa jalan dengan ketinggian 1,1 meter dengan lebar enam meter.

    Ia menjelaskan, sebenarnya tanggul itu berupa jalan karena kawasan ini rendah dan air pasang (rob) masuk dari RT 05, RT 10, RT 09, RT 12 dan RT 04 yang masuk ke area tengah.

    “Tengah itu cekungan seperti mangkuk. Jadi ketinggian di sini akan kita buat untuk menghindari air rob tumpah ke daratan,” kata dia.

    Ia mengatakan, keenam RT ini berada di wilayah yang rendah dan dekat sekali dengan laut.

    Hal ini membuat air laut tumpah keenam RT tersebut dan mengalir ke area jalan yang konturnya cekung.

    “Jalan cekung tersebut biasanya rob akan lebih sulit untuk surut dan kedalamannya bisa mencapai dua meter,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025