Topik: Banjir

  • Sungai Bengawan Solo di Gresik Meluap, 201 Rumah Terendam Banjir

    Sungai Bengawan Solo di Gresik Meluap, 201 Rumah Terendam Banjir

    Gresik (beritajatim.com) – Sungai Bengawan Solo yang melintasi wilayah Kabupaten Gresik kembali meluap. Akibatnya, ratusan rumah warga terendam banjir dengan ketinggian mencapai 70 centimeter atau setara lutut orang dewasa. Meski demikian, sebagian besar warga memilih bertahan karena khawatir harta bendanya hanyut terbawa banjir.

    Tiga kecamatan terdampak banjir akibat luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa ini, yaitu Kecamatan Dukun, Bungah, dan Manyar. Selain merendam pemukiman warga, banjir juga menggenangi puluhan hektar lahan pertanian di sejumlah desa seperti Madumulyorejo, Jrebeng, Bungah, Mojopuro Wetan, dan Sembayat.

    Puncak banjir terjadi sejak Senin (19/5/2025) malam, menyusul curah hujan tinggi yang mengguyur kawasan hulu Bengawan Solo selama sepekan terakhir, sehingga debit air meningkat drastis.

    Kondisi paling parah terjadi di Desa Bungah, Kecamatan Bungah, di mana lima dusun tergenang air hingga 70 centimeter. Aktivitas warga lumpuh, namun di sisi lain, anak-anak memanfaatkan genangan banjir untuk bermain dan berenang menggunakan batang pisang sebagai pelampung.

    Ismail, salah satu warga terdampak di Desa Bungah, mengatakan bahwa banjir ini merupakan kejadian keempat dalam tahun ini.

    “Banjir mulai sore kemarin, ini sudah yang keempat kalinya. Kami berharap pemerintah segera membenahi tanggul agar tidak jebol dan banjir tidak terulang,” ujarnya, Selasa (20/5/2025).

    Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat total 201 rumah terdampak banjir, termasuk dua masjid, satu gedung PAUD, dan ratusan hektare lahan pertanian.

    “Kami sudah menghimbau warga untuk mengungsi, tetapi sebagian besar memilih bertahan di rumah,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, FX Hendriatmicko Herlambang.

    Ia menambahkan bahwa BPBD telah menyiapkan lokasi pengungsian dan perahu karet untuk mengevakuasi warga apabila situasi semakin memburuk.

    “Kami siap melayani dan membantu warga terdampak luapan Bengawan Solo,” tutupnya. [dny/but]

  • Perempuan Lansia Hanyut di Sungai Ngawi Ditemukan Meninggal

    Perempuan Lansia Hanyut di Sungai Ngawi Ditemukan Meninggal

    Ngawi (beritajatim.com) – Setelah dua hari pencarian intensif oleh tim SAR gabungan, seorang perempuan lanjut usia (lansia) berusia 64 tahun yang hanyut di aliran sungai wilayah Ngawi, Jawa Timur, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Korban bernama Parni, warga Desa Sawo, Kecamatan Karangjati, dilaporkan hilang pada Sabtu, (17/5/2025) sore, usai pulang dari sawah dan diduga terseret arus banjir.

    Jasad Parni ditemukan oleh petugas pada Senin, (19/5/2025), sekitar pukul 10.15 WIB, dalam kondisi mengambang dan tersangkut di rumpun bambu di aliran Sungai Desa Danguk, Kecamatan Karangjati, sekitar tujuh kilometer dari titik awal korban dikabarkan hanyut.

    Anak perempuan korban, Muryani (35), seorang ibu rumah tangga yang juga warga Desa Sawo, menangis histeris hingga pingsan saat mengetahui ibunya telah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

    Muryani, 35 tahun, ibu rumah tangga warga Desa Sawo, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, ini, menangis histeris saat mendengar kabar ibunya telah ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia oleh tim SAR gabungan yang melakukan pencarian.

    Menurut Novix Heryadi, petugas Unit Siaga SAR Basarnas Bojonegoro, proses pencarian dilakukan dengan menyusuri sepanjang aliran sungai hingga akhirnya menemukan jasad korban.

    “Tadi kita temukan mengambang di sungai, kita evakuasi, kita bawa pulang untuk diidentifikasi, jaraknya 7 kilometer,” ujar Novix.

    Usai dievakuasi, jenazah Parni langsung dibawa ke rumah duka menggunakan mobil ambulans. Petugas kepolisian juga langsung melakukan visum di lokasi. Hasilnya memastikan korban meninggal akibat hanyut terbawa arus sungai. [fiq/beq]

  • Drainase Rusak di Kebraon Picu Banjir, DPRD Surabaya Turun Tangan

    Drainase Rusak di Kebraon Picu Banjir, DPRD Surabaya Turun Tangan

    Surabaya (beritajatim.com) – Sekretaris Komisi C DPRD Surabaya, Alif Iman Waluyo, angkat bicara terkait persoalan banjir yang terus menghantui warga Kebraon. Alif menuntut campur tangan serius dari pemerintah kota (Pemkot) Surabaya dan pihak pengembang untuk memperbaiki sistem drainase yang rusak.

    Menurut Alif, banjir yang kerap terjadi di kawasan Ruko Kartika Niaga disebabkan oleh kerusakan saluran yang hingga kini belum diperbaiki. Dia menilai kondisi ini sudah mengganggu aktivitas warga dan menuntut solusi konkret dari dinas terkait.

    “Saluran di wilayah Ruko Kartika Niaga sudah rusak sehingga perlu perhatian untuk segera diperbaiki agar memperlancar aliran air,” ujar Alif saat reses di RW 12 Kebraon, Selasa (20/5/2025).

    Tak hanya di ruko, warga juga mengeluhkan banjir di kawasan perumahan blok GA dan GB. Ketua RT 6 RW 12, Yuli, menyarankan perlunya pembangunan saluran penghubung antarblok agar air tidak terjebak dan terus menggenang.

    “Perlunya crossing saluran dari blok GB ke blok GA agar aliran air tetap mengalir, tidak hanya berputar di blok tersebut,” terang Yuli.

    Menanggapi hal itu, Alif menyatakan bahwa Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya serta pihak pengembang tidak boleh lepas tangan. Dia menegaskan pentingnya pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.

    “Tentu ini perlu sorotan dari Dinas DSDABM dan pihak developer. Kita akan kawal dan minta tindak lanjutnya agar warga tidak terus dirugikan oleh banjir yang harusnya bisa dicegah dengan infrastruktur yang baik,” tegas politisi Partai Gerindra tersebut.

    Alif juga mengingatkan bahwa persoalan banjir bukan hanya soal teknis, tetapi juga keadilan pembangunan. Menurutnya, pemkot harus adil dalam menyalurkan anggaran perbaikan infrastruktur, termasuk untuk kawasan pinggiran seperti Kebraon.

    “Pemkot harus lebih adil dalam membagi anggaran infrastruktur. Jangan hanya kawasan elit yang diperhatikan, wilayah seperti Kebraon juga punya hak yang sama untuk bebas dari banjir,” pungkasnya. [asg/but]

  • Terdampak Banjir, Pelayanan di RSUD dr Soedomo Trenggalek Tutup Sementara

    Terdampak Banjir, Pelayanan di RSUD dr Soedomo Trenggalek Tutup Sementara

    Trenggalek (beritajatim.com) – Banjir yang melanda Kabupaten Trenggalek mengakibatkan lumpuhnya sebagian layanan di RSUD dr Soedomo. Pihak rumah sakit menutup sementara pelayanan poliklinik rawat jalan karena ruang pelayanan terdampak banjir yang terjadi Senin malam.

    “Karena kondisi ruang pelayanan untuk rawat jalan masih kotor akibat terdampak banjir tadi malam, hari ini kita tutup untuk dilakukan proses pembersihan,” ujar Humas RSUD dr Soedomo Trenggalek, Sujiono, Selasa (20/5/2025).

    Meski demikian, layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan rawat inap tetap berjalan normal. Menurut Sujiono, genangan air memang telah surut, namun lumpur dan kotoran masih memenuhi ruang pelayanan. Proses pembersihan terus dilakukan agar layanan bisa kembali dibuka secepatnya.

    Sementara itu, banjir juga berdampak pada akses menuju pusat kota. Kasatlantas Polres Trenggalek, AKP Agus Prayitno, menyebutkan bahwa genangan masih terjadi di sejumlah titik ruas jalan nasional, seperti di Jalan Soekarno-Hatta Kelurahan Kelutan dan ruas Jalan Raya Kranding, Bendorejo.

    “Arus lalin menuju ke kota kami alihkan lewat Karangan,” jelasnya. Beberapa pengendara terpaksa memutar arah untuk menghindari genangan air yang cukup tinggi di beberapa lokasi. [nm/beq]

  • Panen Emas dari Sumur Resapan: Inovasi Warga Sidoarjo Ubah Sampah Jadi Berkah

    Panen Emas dari Sumur Resapan: Inovasi Warga Sidoarjo Ubah Sampah Jadi Berkah

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Suasana penuh kehangatan dan gotong royong mewarnai pagi di Kampung Edukasi Sampah RT 23 RW 07, Sekardangan, Sidoarjo, Sabtu (18/5/2025). Puluhan warga dari berbagai generasi tampak antusias memanen “emas hitam” berupa kompos berkualitas tinggi dari inovasi unik kampung mereka: sumur resapan multifungsi.

    Bukan sekadar kegiatan rutin, panen kompos kali ini menjadi simbol keberhasilan warga dalam menyulap tantangan sampah organik menjadi peluang. Sumur resapan yang lazimnya berfungsi menampung air hujan, di tangan kreatif warga Kampung Edukasi Sampah bertransformasi menjadi reaktor pengomposan yang efektif dan efisien.

    Kampung yang dikenal sebagai garda terdepan gerakan lingkungan di tingkat masyarakat ini kembali membuktikan komitmennya terhadap prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Semangat kolektif dan inovasi sederhana telah menjadikan kampung ini sebagai inspirasi nyata bahwa perubahan positif untuk lingkungan dapat tumbuh subur dari lingkup terkecil, yaitu tingkat Rukun Tetangga (RT).

    Di sela-sela kesibukan memanen kompos, Ketua RT 23, Andi Hariyadi, mengungkapkan bahwa ide pemanfaatan sumur resapan sebagai tempat pengomposan muncul dari kesadaran bersama akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

    “Kami ingin lingkungan ini menjadi ruang belajar yang hidup bagi semua warga. Sumur resapan yang awalnya hanya berfungsi mengatasi banjir, kini memiliki fungsi ganda yang sangat bermanfaat. Kompos yang dihasilkan kami gunakan untuk mempercantik taman kampung, menyuburkan kebun sayur warga, dan bahkan menjadi media pembelajaran yang menarik bagi anak-anak tentang siklus alam dan daur ulang,” jelas Andi dengan penuh semangat.

    Kegiatan panen kompos ini rutin dilakukan setiap dua hingga tiga bulan sekali. Melalui proses alami fermentasi dan pelapukan, dedaunan dan ranting yang dulunya dianggap limbah kini menjelma menjadi pupuk organik yang kaya nutrisi, siap menyuburkan kembali tanah dan tanaman di lingkungan sekitar.

    Edi Priyanto, seorang pegiat lingkungan yang juga merupakan motor penggerak Kampung Edukasi Sampah, menegaskan bahwa kunci keberhasilan gerakan ini terletak pada sinergi dan kolaborasi aktif seluruh elemen masyarakat.

    “Inovasi ini bukan hanya soal teknik pengomposan yang sederhana, tetapi lebih jauh tentang bagaimana kita membangun budaya peduli lingkungan sejak dini dan dari hal-hal kecil. Ini adalah bentuk edukasi yang nyata, di mana warga, kader lingkungan, dan generasi muda terlibat langsung. Pengelolaan sampah bukan hanya urusan pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab sosial kita bersama,” tandas Edi.

    Daya tarik inovasi Kampung Edukasi Sampah ini bahkan telah melampaui batas Provinsi Jawa Timur. Rombongan studi tiru yang terdiri dari camat, lurah, hingga perwakilan komunitas dari Bali, Jambi, dan Kalimantan tercatat telah mengunjungi kampung ini untuk mempelajari secara langsung bagaimana ide sederhana dapat menghasilkan dampak lingkungan yang signifikan dan dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.

    “Kami sangat terbuka untuk berbagi pengalaman dan praktik baik ini. Mungkin apa yang kami lakukan terlihat sederhana, namun ketika dijalankan dengan konsistensi dan partisipasi aktif seluruh warga, dampaknya bisa sangat luas. Kami percaya bahwa perubahan besar seringkali berawal dari langkah-langkah kecil di lingkungan terdekat kita,” imbuh Edi dengan nada optimis.

    Kini, Kampung Edukasi Sampah tidak hanya menjadi pusat pengelolaan lingkungan yang inovatif, tetapi juga menjelma menjadi laboratorium sosial dan ruang edukasi terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar tentang pengelolaan sampah berbasis komunitas. [rea]

  • BPBD Tuban Gerak Cepat Tangani Banjir di Area Persawahan Agar Petani Tak Gagal Panen

    BPBD Tuban Gerak Cepat Tangani Banjir di Area Persawahan Agar Petani Tak Gagal Panen

    Tuban (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban gerak cepat menangani banjir yang merendam beberapa fasilitas umum dan persawahan yakni di Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Tuban, Sudarmaji bersama Camat dan Forkopimka Rengel meninjau langsung penanganan banjir di Desa Ngadirejo dan Tambakrejo sebagai langkah upaya dalam menangani banjir di area persawahan.

    “Sesuai arahan dari Bupati Tuban, Mas Lindra bahwa penanganan difokuskan pada lahan persawahan mengingat saat ini telah memasuki masa tanam padi dan hortikultura,” ujar Sudarmaji. Senin (19/05/2025).

    Menurutnya, jika tidak segera ditangani, masa tanam akan terlewat, yang pada akhirnya akan mengganggu produktivitas pertanian dan berpengaruh terhadap ketahanan pangan. “Hal ini sebagai bentuk respons cepat kami,” tegas Sudarmaji.

    Pihaknya juga telah mengambil beberapa langkah strategis, di antaranya pembersihan aliran sungai (avour) yang mengarah ke Bengawan Solo dengan dibantu relawan dan warga setempat dalam membersihkan tanaman liar serta hambatan lain yang mengganggu kelancaran aliran air.

    “Pengerahan mesin pompa untuk menyedot air dari lahan sawah dan mengalirkannya ke sungai avour hingga ke Bengawan Solo, agar air di lahan warga dapat segera disedot sehingga bisa segera ditanami warga,” imbuhnya.

    Kemudian, ia bersama tim BPBD melakukan pendataan dan pemantauan berkala terhadap kondisi di lapangan, dengan begitu, dampak banjir atau dampak lain yang ditimbulkan oleh banjir luapan Bengawan Solo ini dapat diketahui.

    “Kami juga terus bersinergi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan BPBD Provinsi Jawa Timur untuk memastikan penanganan berjalan efektif dan terpadu,” kata mantan Camat Plumpang itu.

    Selain itu, koordinasi lintas sektor menjadi kunci agar penanganan banjir tidak hanya bersifat darurat, tapi juga berkelanjutan untuk mencegah dampak serupa di masa mendatang. Harapannya, dengan kolaborasi ini, banjir dapat segera surut dan masyarakat dapat kembali menjalankan aktivitas pertanian secara normal.

    “Hasilnya dalam peninjauan penanganan banjir di kecamatan Rengel langsung telah disampaikan ke Bupati Tuban, lengkap dengan data yang menjadi bahan pertimbangan pada Rapat Koordinasi Penanganan Banjir oleh Bupati Tuban,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Akibat Luapan Bengawan Solo, Bupati Tuban Upayakan Fungsi Waduk Jabung dan Revitalisasi Sungai Avour

    Akibat Luapan Bengawan Solo, Bupati Tuban Upayakan Fungsi Waduk Jabung dan Revitalisasi Sungai Avour

    Tuban (beritajatim.com) – Akibat banjir luapan Sungai Bengawan Solo, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky langsung gerak cepat penanganan banjir di kantor Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban.

    Dalam penanganannya, Mas Lindra sapaan Bupati Tuban akan mengoptimalkan fungsi Waduk Jabung di Kecamatan Widang, dengan tujuan agar air luapan Bengawan Solo yang mengenai pemukiman dan sawah warga dapat segera tertampung di Waduk Jabung.

    “Termasuk upaya revitalisasi aliran air melalui pengerukan sedimen sungai (avour) yang telah mengalami pendangkalan,” kata Mas Lindra. Senin (19/05/2025).

    Ia menyampaikan, bahwa Pemkab Tuban telah mengambil langkah strategis dalam penanganan banjir yang melanda di wilayah selatan Kabupaten Tuban diantaranya di Kecamatan Widang, Plumpang, Rengel, dan Soko.

    “4 Kecamatan tersebut terdampak luapan Sungai Bengawan Solo dan debit air yang meningkat menyebabkan daerah bantaran Sungai Bengawan Solo ikut terendam air,” ujar Bupati Tuban.

    Adapun faktor lain, kata Mas Lindra dikarenakan kiriman air dari wilayah dataran tinggi, sehingga hal ini juga menjadi penyebab 4 kecamatan tersebut terdampak. “Kami Pemkab Tuban telah menyusun langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak dan mencegah banjir serupa di masa mendatang,” bebernya.

    Sehingga, harapannya air Bengawan Solo tidak melebur saat terjadi kenaikan debit air, terlebih lagi saat hujan terjadi dan penanganan banjir bukan hal baru, karena telah dilakukan setiap tahunnya sebagai bagian dari upaya berkelanjutan.

    “Untuk tahun ini, Pemkab Tuban memanfaatkan anggaran Perubahan APBD (P-APBD) 2025 sebagai respons cepat, agar dampak banjir dapat ditekan secara signifikan,” terang Mas Lindra.

    Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo serta Perum Perhutani dan mendorong program penghijauan di sejumlah wilayah, khususnya di kawasan dataran tinggi yang menjadi sumber aliran air saat musim hujan.

    “Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan merawat alam karena alam telah memberikan banyak manfaat bagi kita,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Sebanyak 1.289 KK Terdampak Banjir di Sampang

    Sebanyak 1.289 KK Terdampak Banjir di Sampang

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, banjir dan tanah longsor terjadi di wilayah Jawa Timur. BNPB mencatat banjir yang melanda Kabupaten Sampang, Jawa Timur pada Minggu (18/5/2025) berdampak pada 1.289 KK dan merusak beberapa jembatan serta fasilitas pendidikan.

    “Meski beberapa wilayah mengalami penurunan genangan, pasang air laut menyebabkan peningkatan genangan di titik lain,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin (19/5/2025).

    Muhari menambahkan, banjir bandang juga terjadi di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyebabkan 1 orang hilang dan kerusakan pada rumah serta kandang ternak.

    Sementara tanah longsor di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang berdampak pada 11 KK dengan 9 rumah terdampak, 2 rumah rusak sedang, serta 1 jembatan dan 1 akses jalan mengalami kerusakan. “Status siaga darurat telah ditetapkan dan penanganan masih berlangsung,” kata Muhari.

    Dia pun menyatakan, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi serta bencana geologi dan sosial yang mungkin terjadi. “Pemerintah daerah diminta memastikan kesiapan posko darurat, logistik, serta upaya mitigasi di wilayah rawan bencana,” tegas Muhari. [kun]

  • Jakbar mulai periksa hewan kurban di penampungan

    Jakbar mulai periksa hewan kurban di penampungan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Barat mulai memeriksa kesehatan hewan kurban di tempat penampungan yang ada wilayah tersebut menjelang Idul Adha 1446 Hijriah.

    “Tim Satpel (Satuan Pelaksana) Sudin KPKP di kecamatan sudah mulai memeriksa, mendata di lapangan atau TPnHK (tempat penampungan hewan kurban),” kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) KPKP Jakarta Barat, Novy C. Palit di Jakarta, Senin.

    Novy menegaskan bahwa pihaknya juga memberikan surat keterangan sehat bagi hewan-hewan yang dinyatakan sehat usai diperiksa petugas Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP).

    “Kita juga memberi surat keterangan kesehatan,” ujar Novy.

    Pada 27 Mei 2025, Dinas KPKP Jakarta bakal melakukan pemeriksaan antraks pada hewan-hewan kurban di wilayah setempat. “Nanti 27 Mei ada ‘surveilans anthrax’ oleh Dinas KPKP di Jakarta Barat,” katanya.

    Pemerintah Kota Jakarta Barat (Jakbar) menjamin tempat pemotongan hewan kurban di wilayah setempat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    “InsyaAllah tidak ada penampungan hewan kurban di tempat-tempat yang tidak sesuai dengan aturan atau ketentuan,” kata Wali Kota Jakbar Uus Kuswanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta pada Kamis (1/5).

    Adapun ketentuan tempat pemotongan hewan kurban di Jakarta masih berpatokan pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pemotongan Hewan Kurban di Jakarta.

    “Kita masih menunggu Pergub baru ya terkait ketentuannya. Tapi sementara kita masih berpegangan pada ketentuan di Pergub 10 tahun 2022 itu,” kata Uus.

    Dalam Pergub tersebut, persyaratan teknis utama yang mesti dipenuhi adalah memadainya fasilitas pemotongan, lahan pemotongan, akses air bersih, penampungan limbah dan tempat perebusan.

    Selain itu, badan dan peralatan disinfeksi, kondisi kesehatan panitia, penyediaan kandang isolasi dan karantina, lokasi yang tidak rawan banjir serta tidak mengganggu ketertiban umum.

    Adapun dalam Surat Keputusan (SK) Wali Kota Jakarta Barat tahun 2024, terdapat 129 tempat penampungan serta 777 tempat pemotongan hewan kurban yang tersebar di delapan kecamatan di Jakbar.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tinjau pengerukan Sungai Cakung, Pram pastikan tak ada penggusuran

    Tinjau pengerukan Sungai Cakung, Pram pastikan tak ada penggusuran

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meninjau langsung proses pengerukan Sungai Cakung Lama sepanjang delapan kilometer di Kelapa Gading, Jakarta Utara, sebagai upaya mencegah banjir di Jakarta.

    Pada kesempatan itu, Pramono menjamin bahwa pengerjaan proyek tersebut tidak akan disertai penggusuran lahan penduduk, kecuali di Segmen 12 yang berada di Jalan Bakti, Jakarta Utara.

    “Sama sekali kita tidak melakukan penggusuran. Alhamdulillah karena pendekatannya sangat personal yang dilakukan oleh tim masyarakat bisa menerima ini dengan baik,” kata Pramono di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin.

    Pengerukan Sungai Cakung Lama terbagi menjadi 12 segmen. Sebagian besar segmen akan mengikuti lebar eksisting sungai tanpa perlu pembebasan lahan.

    “Dari delapan kilometer nanti posisi Segmen 1 sampai dengan Segmen 10 kita akan menggunakan lebar eksisting,” kata Pramono.

    Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jakarta Ika Agustin Ningrum, untuk Segmen 11 masih menggunakan lebar eksisting sungai tanpa perlu pembebasan lahan.

    Sedangkan Segmen 12 yang berada di Jalan Bakti dan memiliki lebar kurang lebih dua meter, sesuai dengan aturan yang tercantum dalam Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 39 Tahun 2023, segmen ini akan memerlukan pembebasan lahan.

    Ika mengatakan, pekan lalu telah dilakukan sosialisasi terkait pembebasan lahan di Segmen 12.

    Proses pengadaan tanah akan dilakukan melalui skema ganti untung. Artinya, warga yang lahannya terdampak akan menerima kompensasi yang layak berdasarkan harga pasar.

    “Minggu kemarin sudah ada sosialisasi dan prosesnya akan dilaksanakan pembebasan lahan dilaksanakan sesuai dengan aturan Permen ATR/BPN Nomor 39 Tahun 2023,” kata Ika.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025