Topik: Banjir

  • Cek Lokasi, Pemkab Kediri Siapkan Langkah Penanganan Pasca Bencana Banjir dan Longsor di Mojo

    Cek Lokasi, Pemkab Kediri Siapkan Langkah Penanganan Pasca Bencana Banjir dan Longsor di Mojo

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Kediri menyiapkan beberapa langkah penanganan pasca bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Mojo. Disisi lain, mewaspadai ancaman bencana susulan, Bupati Hanindhito Himawan Pramana meminta warga yang rumahnya terdampak bencana dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.

    Memastikan warga dievakuasi ke lokasi aman, Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa bersama lintas organisasi perangkat daerah (OPD) meninjau ke lokasi bencana sekaligus menyalurkan bantuan kepada warga terdampak, Rabu (21/5/2025).

    “Kita tidak tahu cuaca masih mendung jangan-jangan nanti hujan deras lagi, kita pastikan yang penting mengamankan warga yang terdampak dulu,” kata Mbak Dewi usai meninjau rumah warga yang terdampak longsor di Desa Petungroto.

    Disampaikan Mbak Dewi, pasca kejadian pemerintah daerah langsung menerjunkan petugas ke lokasi untuk melakukan tindakan tanggap darurat. Termasuk pula melakukan pencarian Mbah Tekad, 70, satu orang warga Desa Blimbing yang hanyut terbawa banjir.

    Untuk penanganan pasca bencana, selain dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, dalam kunjungannya Mbak Dewi juga didampingi Dinas Sosial maupun instansi teknis. Yakni, Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) serta Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). “Rumah yang terdampak (nantinya) akan diperbaiki, ini Dinas Perkim juga ikut turun,” ungkapnya.

    Berdasarkan pendataan BPBD Kabupaten Kediri, dampak bencana yang terjadi pada Jumat (16/5) lalu mengakibatkan 24 rumah di Desa Petungroto mengalami kerusakan akibat tanah longsor. Kemudian, di Desa Pamongan dua rumah rusak akibat longsor, Desa Ngetrep akses jalan tertutup material longsor, dan di Desa Blimbing terdapat dua rumah rusak akibat banjir.

    Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kediri Irwan Chandra Wahyu Purnama menyebut, untuk membuka akses jalan yang tertutup material longsor, pihaknya menggunakan alat berat backhoe. Pekerjaan pun diakui masih terus berjalan, karena dari tiga titik yang tertutup di Desa Petungroto, baru satu yang telah tertangani.

    “Untuk penanganan talud dan jalan yang rusak nanti ditangani Dinas PUPR secepatnya, mungkin kami mulai bisa action paling lambat minggu depan,” urai Irwan yang juga sebagai Plt Kepala Dinas Perkim itu.

    Adapun bagian belakang rumah warga yang terdampak longsor, menurut Irwan sebagaimana di Desa Petungroto nantinya dibuatkan plengsengan. Setelah pembuatan plengsengan, pekerjaan baru dilanjutkan untuk rehap rumah warga yang terdampak.

    Dalam kunjungannya itu, Mbak Dewi bersama jajaran lintas OPD juga mengecek dapur umum termasuk mengunjungi keluarga Mbah Tekad di Desa Blimbing. Pencarian korban dilakukan dengan melakukan penyisiran dari Sungai Bruni yang melintas di samping rumah kurban hingga Sungai Brantas. “Pencarian sampai 7 hari, kita berdoa semoga Mbah Tekad segera ditemukan,” pungkas Mbak Dewi. [ADV PKP/nm]

  • Korban Banjir di Mojo Kediri Terus Dicari, Mas Dhito Berharap Mbah Tekad Segera Ditemukan

    Korban Banjir di Mojo Kediri Terus Dicari, Mas Dhito Berharap Mbah Tekad Segera Ditemukan

    Kediri (beritajatim.com) – Bencana banjir dan tanah longsor di Kecamatan Mojo pada Jumat (16/5/2025) lalu masih menyisakan duka mendalam. Pencarian Mbah Tekad, 70, salah satu warga Desa Blimbing yang hanyut terbawa banjir masih terus dilakukan.

    Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berharap proses penyisiran yang masih berjalan segera membuahkan hasil. Sebagaimana disampaikan lewat postingan di akun media sosial pribadinya Selasa (20/5/2025).

    “Tak lupa kita umbulkan doa terbaik agar Mbah Tekad satu korban hilang di Desa Blimbing bisa segera ditemukan,” tulisnya.

    Dari bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di daerah lereng Pegunungan Wilis itu, selain korban hanyut terbawa banjir, setidaknya mengakibatkan puluhan rumah mengalami kerusakan maupun memutuskan akses jalan.

    Berdasarkan pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, kerusakan rumah tersebar di Desa Petungroto sebanyak 24 rumah akibat longsor. Kemudian, di Desa Pamongan dua rumah rusak akibat longsor, Desa Ngetrep akses jalan tertutup material longsor dan di Desa Blimbing, dua rumah rusak akibat banjir.

    Dari kejadian itu, mewaspadai ancaman bencana susulan, Mas Dhito meminta warga yang rumahnya terdampak bencana dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Disisi lain, pihaknya berharap warga yang ada di lereng Pegunungan Wilis itu untuk tetap waspada.

    “Kepada saudara kami yang terdampak, doa terbaik kami panjatkan. Semoga diberikan kekuatan dan ketabahan. Dan kepada kita semua terutama yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir, mari tingkatkan kewaspadaan,” ungkapnya.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri Stevanus Djoko Sukrisno secara terpisah menyebut sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) pencarian Mbah Tekad yang hanyut terbawa luapan air Sungai Bruni dilakukan hingga 7 hari atau Jumat (23/5/2025).

    Penyisiran yang dilakukan menurut Djoko tidak hanya di sepanjang Sungai Bruni yang melintas di dekat rumah korban melainkan sudah sampai ke Sungai Brantas. Adapun titik pencarian dilakukan hingga Bendungan Waru Turi.

    “Melihat durasi sudah cukup lama dan kemarin juga terjadi banjir bandang kemungkinan (jasad korban) sudah sampai Brantas. Semoga segera ketemu,” urainya.

    Sebagaimana diketahui, berdasarkan informasi dihimpun saat kejadian korban berada di dapur yang lokasinya persis di dekat tikungan sungai. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan air sungai meluap dan menerjang dapur hingga membawa tubuh Mbah Tekad ikut hanyut terbawa air. [ADV PKP/nm]

  • Lalu lintas Jalan Arjuna Utara Jakbar macet total akibat banjir

    Lalu lintas Jalan Arjuna Utara Jakbar macet total akibat banjir

    Jakarta (ANTARA) – Banjir yang menggenangi Jalan Arjuna Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat menyebabkan lalu lintas kendaraan macet total hingga mencapai 2 kilometer (km) lebih, pada Rabu malam.

    Pantauan ANTARA di lokasi pada pukul 19.00 WIB, kemacetan mengular hingga ke Jalan Letjen S. Parman, Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan.

    Puluhan motor terlihat mogok di jalan lantaran dipaksa menerobos banjir yang melebihi lutut orang dewasa tersebut.

    Sejumlah pengendara sepeda motor terpaksa mendorong kendaraannya ke tepi jalan yang kering untuk kembali menghidupkan mesin motornya.

    Kemacetan semakin parah, lantaran sejumlah pengendara sepeda motor dari arah Jalan S. Parman dan arah Puri Kembangan memilih untuk putar balik guna menghindari genangan banjir.

    Seorang ojek daring, Muslim (58) mengaku motornya mogok lantaran mesinnya kemasukan air saat menerjang banjir.

    “Saya lagi antar paket dari arah Jalan S. Parman ke Puri Kembangan. Tadi, saya kira banjir cuma sampai mata kaki, ternyata sampai di atas lutut,” kata Muslim sambil berusaha menghidupkan sepeda motornya yang tak kunjung menyala.

    Hingga pukul 19.50 WIB, kemacetan masih mengular lantaran hujan susulan pada pukul 17.00 WIB membuat genangan banjir bertambah tinggi.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Banjir rendam jalan dan rumah warga Kapuk Muara Penjaringan

    Banjir rendam jalan dan rumah warga Kapuk Muara Penjaringan

    Jakarta (ANTARA) –

    Banjir akibat hujan deras yang mengguyur pada Rabu sore membuat akses jalan dan rumah warga di RT 04 RW 01 Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, terendam air sekitar 30 centimeter (cm).

    “Ini akses jalan alternatif dari arah Teluk Gong menuju Pantai Indah Kapuk (PIK) yang terendam banjir,” kata pengendara motor Yanto di Jakarta, Rabu.

    Ia terpaksa mendorong sepeda motor setelah terendam banjir dan mesin mati di tengah jalan. “Motor saya mogok saat mencoba menerobos banjir,” kata dia.

    Warga Kapuk Muara, Arda mengatakan, selain jalan, rumahnya juga dimasuki air sehingga membuat dirinya menaikkan perabotan rumah ke tempat yang lebih tinggi agar tidak terkena air.

    Menurut dia, wilayah Kapuk Muara ini lebih rendah dibandingkan Kali Angke dan air hujan serta rembesan air dari tanggul Kali Angke masuk sehingga menyebabkan banjir.

    “Banjir ini sudah lama terjadi dan kami minta pemerintah agar Kali Angke dikeruk sehingga tidak terjadi lagi banjir,” kata dia.

    Kepala Seksi (Kasi) Drainase Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara, Yudo Widiatmoko mengatakan, pihaknya telah mengirim personel ke lokasi untuk menguras banjir yang ada do lokasi tersebut.

    “Kami sedang turunkan personel ke lokasi,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Banjir Kepung Rengel, Polisi Tuban Angkut Anak Sekolah Naik Truk

    Banjir Kepung Rengel, Polisi Tuban Angkut Anak Sekolah Naik Truk

    Tuban (beritajatim.com) – Luapan air Sungai Bengawan Solo merendam sejumlah desa di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Dampaknya, jalan poros desa tergenang hingga mengganggu aktivitas harian warga, termasuk anak-anak yang hendak berangkat sekolah dan warga yang bekerja.

    Menanggapi hal ini, Kepolisian Resor (Polres) Tuban bergerak cepat membantu masyarakat terdampak. Kapolres Tuban, AKBP William Cornelis Tanasale, menyatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk turun ke lokasi.

    “Kami bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban merespon cepat dan langsung turun ke lokasi terdampak,” ujar AKBP William, Rabu (21/5/2025).

    William, sapaan akrab Kapolres Tuban, mengatakan pihaknya telah menerjunkan personel untuk membantu warga melintasi genangan air, termasuk mengangkut masyarakat menggunakan truk di titik-titik banjir yang cukup dalam.

    “Petugas BPBD juga telah siaga menyiapkan perahu karet dan peralatan evakuasi darurat di titik-titik rawan,” terangnya.

    Langkah ini dilakukan sebagai bentuk respons cepat terhadap bencana banjir dan upaya menjaga kelangsungan aktivitas masyarakat meskipun dalam situasi darurat. “Segera turun bersama tiga pilar melihat dan bantu masyarakat, jika ada yang terdampak silakan dievakuasi,” tegas perwira polisi kelahiran Ambon tersebut.

    Banjir merendam rumah warga, jalan poros desa, serta fasilitas umum seperti masjid, sekolah dasar, dan lahan pertanian, dengan ketinggian air mencapai 60 cm. Berdasarkan data BPBD Tuban, enam desa di Kecamatan Rengel terdampak, yaitu Desa Tambakrejo, Karangtinoto, Kanorejo, Ngadirejo, Rengel, dan Bulurejo. [dya/kun]

  • Gus Qowim Ajak Lestarikan Jembatan Lama Kota Kediri Lewat Pembersihan Sampah dan Event Budaya

    Gus Qowim Ajak Lestarikan Jembatan Lama Kota Kediri Lewat Pembersihan Sampah dan Event Budaya

    Kediri (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut menjaga dan melestarikan cagar budaya, termasuk Jembatan Lama yang menjadi ikon Kota Kediri. Ajakan tersebut disampaikan saat memantau langsung kegiatan pembersihan tumpukan sampah di pilar Jembatan Lama pada Rabu (21/05/2025).

    “Alhamdulillah hari ini kami bisa ambil bagian untuk menjaga salah satu peninggalan yang luar biasa di Kota Kediri yakni Jembatan Lama. Jadi pilar-pilar jembatan ini banyak tumpukan sampah setelah terjadi banjir. Ini segera kita bersihkan untuk menjaga Jembatan Lama agar tekanan sampah dan air ini tidak membuat pilar rusak,” ujarnya.

    Menurut pria yang akrab disapa Gus Qowim tersebut, pembersihan ini tidak hanya bertujuan menjaga kelestarian struktur jembatan, namun juga bagian dari upaya pencegahan banjir. Mengingat kondisi cuaca yang akhir-akhir ini cukup ekstrem, kegiatan bersih-bersih ini akan dilakukan secara rutin ke depannya.

    “MasyaaAllah tadi kami lihat besi-besinya juga masih bagus. Makanya ini harus benar-benar kita jaga. Karena ini salah satu ikon Kota Kediri,” ungkapnya.

    Gus Qowim juga berencana menggelar event khusus di kawasan Jembatan Lama sebagai upaya promosi terhadap keberadaan cagar budaya berusia 156 tahun tersebut. Ia menegaskan bahwa keberadaan Jembatan Lama perlu dikenalkan kepada masyarakat luas agar nilai sejarahnya tidak terlupakan.

    “Nanti kegiatannya bagaimana akan kita lakukan kajian dulu. Mengingat Jembatan Lama ini sudah lama berdiri tentu tidak bisa memuat alat berat. Seperti pembersihan ini saja dilakukan secara manual karena memang dipikirkan kondisi jembatannya,” imbuhnya.

    Ia juga mengimbau masyarakat, terutama para pemancing yang kerap berkumpul di area Jembatan Lama pada malam hari, untuk berhati-hati dalam membuang puntung rokok. Pasalnya, struktur kayu pada jembatan ini mudah terbakar dan sangat rentan terhadap kerusakan.

    “Untuk teman-teman mancing mania monggo kalau mau memancing namun diperhatikan saat membuang puntung rokok. Harus hati-hati karena kondisi kayunya mudah terbakar. Jangan sampai terjadi kerusakan di Jembatan Lama akibat kebakaran,” pungkasnya.

    Pembersihan di pilar Jembatan Lama dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kota Kediri, Jasa Tirta, Dinas PUPR Kota Kediri, dan DLHKP Kota Kediri. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kalaksa BPBD Joko Arianto, perwakilan Disbudparpora, serta sejumlah pihak terkait lainnya. [nm/beq]

  • Wakil Ketua DPRD dorong terwujudnya SDM unggul pada peringatan HJKS

    Wakil Ketua DPRD dorong terwujudnya SDM unggul pada peringatan HJKS

    “Saya berharap ke depan pemerintah kota bisa menyelesaikan PR-PR yang selama ini belum terselesaikan, terutama penanganan banjir dan peningkatan kualitas pendidikan demi terwujudnya SDM unggul,”

    Surabaya (ANTARA) – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Bahtiyar Rifai menyampaikan sejumlah harapan dan evaluasi kepada Pemerintah Kota salah satunya terwujudnya sumber daya manusia (SDM) unggul pada peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS).

    Bahtiyar menekankan, pada peringatan hari jadi ke 732 Kota Surabaya ini penting untuk melakukan penyelesaian pekerjaan rumah (PR) yang masih tertunda mulai dari banjir, pendidikan, infrastruktur, hingga pelayanan publik dan digitalisasi pemerintahan.

    “Saya berharap ke depan pemerintah kota bisa menyelesaikan PR-PR yang selama ini belum terselesaikan, terutama penanganan banjir dan peningkatan kualitas pendidikan demi terwujudnya SDM unggul,” katanya di Surabaya, Rabu.

    Salah satu sorotan utama Bahtiyar adalah perlunya pemberian beasiswa kepada pelajar tingkat SMA, SMK dan perguruan tinggi melalui skema Beasiswa Pemuda Tangguh yang menjadi hadiah spesial bagi pelajar Surabaya di momen HJKS ini.

    “Meskipun kewenangan SMA dan SMK ada di provinsi, saya harap Surabaya bisa memberi kado istimewa berupa penambahan kuota beasiswa Pemuda Tangguh agar bisa meringankan beban orang tua siswa,” tuturnya.

    Ia juga menyoroti terkait pemerataan pembangunan dan penguatan digitalisasi serta infrastruktur di pusat kota sudah cukup baik.

    “Namun, perlu pemerataan hingga wilayah perkampungan agar seluruh warga merasakan dampak pembangunan secara merata,” ucapnya.

    Ia mengapresiasi program digitalisasi layanan publik yang telah dikembangkan Pemkot Surabaya karena berpotensi menjadi pionir dalam penerapan sistem pemerintahan berbasis digital secara utuh di Indonesia.

    Dimana hal tersebut sesuai dengan visi Kota Surabaya yakni transformasi Surabaya menuju kota dunia yang maju, humanis dan berkelanjutan.

    “Digitalisasi kita sudah bagus, tinggal penguatan SDM agar lebih memahami sistem dan bisa melayani masyarakat dengan optimal, khususnya di level kelurahan dan kecamatan,” ujarnya.

    Meski mengapresiasi perbaikan pelayanan publik, Bahtiyar menyebut masih adanya kendala di lapangan yang berkaitan dengan kapasitas SDM. Ia berharap pelatihan dan pemahaman mendalam diberikan agar petugas layanan, terutama di tingkat RW dan kelurahan, bisa memberikan layanan prima kepada masyarakat.

    Di bidang ekonomi, Bahtiyar mengakui tantangan klasik masih menghantui Surabaya. Ia menyoroti perlunya kolaborasi antara pemkot dan perusahaan swasta untuk membuka lapangan kerja bagi warga ber-KTP Surabaya.

    “Warga Surabaya harus menjadi tuan rumah di kota sendiri,” katanya.

    Pewarta: Indra Setiawan
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Puluhan Rumah Rusak dan Satu Warga Masih Hilang Akibat Banjir dan Longsor,Ini Sikap Bupati Kediri

    Puluhan Rumah Rusak dan Satu Warga Masih Hilang Akibat Banjir dan Longsor,Ini Sikap Bupati Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyampaikan bahwa hingga saat ini proses penanganan bencana alam tanah longsor dan banjir di lereng Gunung Wilis masih terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

    “Cuaca ekstrem akhir-akhir ini mengakibatkan longsor di 4 desa di Kecamatan Mojo. Sampai hari ini, BPBD dan seluruh tim lintas OPD masih terus bekerja untuk menanggulangi kejadian ini,” tulis Mas Dhito, panggilan akrabnya melalui akun instagram pribadinya yang dikutip beritajatim.com, pada Rabu (21/5/2025).

    Ia juga mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi potensi bencana susulan.

    “Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan,” kata Dhito.

    Bencana tanah longsor dan banjir bandang menerjang empat desa di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, pada Sabtu (17/5/2025) dini hari. Kejadian ini dipicu oleh cuaca ekstrem yang terus mengguyur lereng Gunung Wilis dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan kerusakan puluhan rumah, ratusan lahan pertanian terdampak, belasan ternak hilang, dan satu warga belum ditemukan.

    Rumah Mbah Tekad, korban banjir bandang di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, temboknya jebol. [foto : Nanang Masyhari]Empat desa yang terdampak bencana ini adalah Petungroto, Blimbing, Pamongan, dan Ngetrep, yang kini menjadi saksi bisu dari kerusakan dan trauma akibat bencana. Kondisi warga pun masih penuh kecemasan. Salah satu warga Desa Blimbing, Suyono, mengaku lebih memilih mengungsi saat hujan turun deras.

    “Nek jawah mboten wantun pak, ngusi kulo,” ungkapnya.

    Bupati Kediri juga menyampaikan doa dan empatinya kepada para korban terdampak bencana, khususnya satu warga yang masih dalam pencarian, yakni Mbah Tekad dari Desa Blimbing.

    “Monggo kita umbulkan doa terbaik untuk Mbah Tekad, warga Desa Blimbing agar segera bisa ditemukan. Dan semoga kita semua terus dilindungi oleh Allah SWT,” ucap Dhito.

    “Kepada saudara-saudara kami yang terdampak, doa terbaik kami panjatkan. Semoga diberi kekuatan serta ketabahan dan kepada kita semua terutama yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir, mari tingkatkan kewaspadaan,” tambahnya. [nm/aje]

  • Jelang Revalidasi UNESCO 2026, Bondowoso Genjot Perbaikan Jalan Wisata Tanpa Rusak Alam

    Jelang Revalidasi UNESCO 2026, Bondowoso Genjot Perbaikan Jalan Wisata Tanpa Rusak Alam

    Bondowoso (beritajatim.com) – Menjelang revalidasi status UNESCO Global Geopark (UGG) pada 2026, Dinas Binamarga, Sumberdaya Air dan Bina Konstruksi (BSBK) Bondowoso mulai memprioritaskan perbaikan akses jalan menuju sejumlah destinasi wisata unggulan, khususnya di kawasan Kecamatan Sempol. Perbaikan dilakukan dengan pendekatan ramah lingkungan agar tidak mengganggu keaslian kawasan taman bumi sebagaimana disyaratkan oleh UNESCO.

    Kepala Dinas BSBK Bondowoso, Ansori, menyatakan bahwa komitmen pemerintah daerah adalah memperkuat infrastruktur wisata dengan tetap menjaga nilai-nilai natural kawasan yang menjadi bagian dari geopark.

    “Kami berusaha semaksimal mungkin dengan kekuatan yang kita miliki. Kita memang ingin memprioritaskan perbaikan akses di jalur wisata untuk mempertahankan status UGG. Tapi itu bukan berarti kita mengabaikan ruas jalan yang lain,” ujarnya pada BeritaJatim.com, Selasa (20/5/2025).

    Ansori mengungkapkan bahwa beberapa akses jalan ke lokasi wisata seperti Jabal Kirmit dan Padang Savana masih berupa tanah dan belum layak, namun perbaikan akan dilakukan dengan metode yang sesuai karakteristik lingkungan.

    “Definisi jalan mantap itu tidak harus selalu beraspal. Kita bisa memadatkan jalan tanah yang berlubang dan bergelombang agar lebih mudah dilalui. Itu juga termasuk indikator jalan mantap,” terang Ansori.

    Selain memperbaiki akses ke kawasan wisata, Dinas BSBK juga menangani kerusakan jalan di wilayah kota, terutama di daerah rawan banjir, melalui program tambal sulam dan perbaikan sistem drainase untuk mencegah genangan.

    Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mendukung penguatan sektor pariwisata, agar potensi wisata daerah benar-benar dapat berkembang secara menyeluruh.

    “Potensi wisata Bondowoso sangat besar, tetapi butuh kesiapan masyarakat dan infrastruktur pendukung. Kesiapan masyarakat, jalan, air, serta budaya menyambut wisatawan harus dibangun mulai dari tingkat desa,” jelas Bupati yang akrab disapa Ra Hamid ini.

    Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antar lembaga dan pelaku lokal. “Pembangunan sektor wisata harus dilakukan dari akar rumput agar dampaknya benar-benar terasa luas,” pungkasnya. [awi/ian]

  • Sejumlah Desa di Lamongan Terdampak Banjir Luapan Bengawan Solo, Rumah Hingga Fasum Tergenang

    Sejumlah Desa di Lamongan Terdampak Banjir Luapan Bengawan Solo, Rumah Hingga Fasum Tergenang

    Lamongan (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah di Kabupaten Lamongan dilaporkan terdampak banjir setelah Sungai Bengawan Solo meluap. Banjir yang merendam rumah warga, jalan lingkungan, dan fasilitas umum ini dipicu oleh tingginya curah hujan serta kiriman air dari hulu sungai.

    Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan menyebutkan bahwa banjir terjadi di lima desa/kelurahan yang tersebar di empat kecamatan. Wilayah tersebut meliputi Kelurahan Banaran dan Kelurahan Babat di Kecamatan Babat, Desa Plangwot di Kecamatan Laren, Desa Mertani di Kecamatan Karanggeneng, serta Desa Jatirenggo di Kecamatan Glagah.

    “Bengawan Solo mengalami kenaikan debit air yang disebabkan curah hujan tinggi, ditambah kiriman air dari hulu Bengawan Solo, sehingga air meluber dan menggenangi sebagian rumah warga dan jalan poros desa,” kata Sekretaris BPBD Lamongan, Gunawan, Selasa (20/5/2025).

    Di Desa Plangwot, Kecamatan Laren, air menggenangi delapan rumah warga dan satu fasilitas umum dengan ketinggian antara 10 hingga 15 sentimeter. Di Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng, banjir merendam dua rumah dan satu fasilitas umum dengan ketinggian 15 sampai 20 sentimeter.

    “Di Desa Jatirenggo, Kecamatan Glagah, kurang lebih 1.500 meter jalan lingkungan terendam air dengan ketinggian 15 sampai 20 sentimeter, serta 8 rumah warga,” tuturnya.

    Sementara itu, di Kecamatan Babat, air menggenangi 200 meter jalan lingkungan dan delapan rumah warga di Kelurahan Banaran, serta sepanjang 100 meter jalan lingkungan di Kelurahan Babat.

    Penanganan banjir di wilayah Kelurahan Babat telah dilakukan melalui beberapa langkah. Lurah Babat, Faris, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait untuk menanggulangi banjir tersebut.

    “Kami sudah bersinergi dengan Pemerintah Kecamatan, DLH dan PU SDA, kami optimalkan untuk pembangunan saluran air dan peningkatan jalan. Dari PU SDA melakukan normalisasi Kali Konang sisi timur sampai dengan sekitaran Jalan Olahraga,” ucapnya.

    Langkah normalisasi dan pembangunan saluran air diharapkan mampu meminimalkan dampak banjir serta mencegah terjadinya genangan air yang lebih luas di masa mendatang. [fak/suf]