Topik: Banjir

  • Sampoerna Dorong Sinergi Pengelolaan Air Berkelanjutan di Surabaya Lewat Forum Stakeholder AWS 2025

    Sampoerna Dorong Sinergi Pengelolaan Air Berkelanjutan di Surabaya Lewat Forum Stakeholder AWS 2025

    Malang (beritajatim.com) – PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui fasilitas SKT Plant Rungkut 2 Surabaya menyelenggarakan Stakeholder Forum and Sharing Session–Alliance for Water Stewardship (AWS) pada Selasa, 27 Mei 2025. Kegiatan ini menjadi upaya nyata perusahaan dalam mendorong tata kelola air yang berkelanjutan di Kota Surabaya dan sekitarnya.

    Mengusung tema ‘Risiko Air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Surabaya dan DAS Rejoso: Tantangan dan Peluang Sinergitas’, forum ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, akademisi, media, masyarakat, hingga pelaku industri. Tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran dan kolaborasi dalam menjaga sumber daya air demi keberlanjutan lingkungan.

    Akademisi dari Universitas Brawijaya, Dr. Ir. Rer. Nat. Arief Rachmansyah, mengungkapkan berbagai risiko air yang dihadapi Surabaya saat ini.

    “Terdapat berbagai risiko air, mulai dari banjir, sanitasi, hingga penggunaan air berlebih oleh masyarakat. Semua ini perlu menjadi perhatian bersama dan dicari solusi melalui kolaborasi lintas sektor,” ungkap Arief.

    Sementara itu, kepala Bidang Kebersihan dan Pemberdayaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Much. Rokim, yang turut hadir dalam forum tersebut mengapresiasi inisiatif Sampoerna. Ia menilai kegiatan ini sebagai ruang strategis untuk membahas berbagai tantangan pengelolaan air.

    “Saya berterima kasih atas pelaksanaan forum oleh Sampoerna. Kegiatan ini menjadi tempat berdiskusi mengenai berbagai risiko air di Kota Surabaya,” ujar Rokim.

    Ia juga menegaskan bahwa pelestarian air adalah tanggung jawab bersama. “Kondisi air dan lingkungan di Surabaya merupakan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun perusahaan. DLH memiliki banyak program pengelolaan air yang bisa dikolaborasikan ke depannya,” tambahnya.

    Dari sisi industri, Made Agus Sumantra, Manager Hand Rolled Plant Rungkut 2 Surabaya, menegaskan komitmen Sampoerna terhadap konservasi air. Ia menjelaskan bahwa pengelolaan air di lingkungan operasional dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

    “Kami menerapkan standar Alliance for Water Stewardship (AWS) untuk memastikan penggunaan air yang bijak, termasuk memanfaatkan air hujan dan meningkatkan kesadaran pegawai dalam penggunaan air. Upaya ini juga melibatkan seluruh pemangku kepentingan,” jelas Made.

    Lebih lanjut, Made menambahkan bahwa Plant Rungkut 2 secara aktif menerapkan prinsip keberlanjutan dalam setiap lini produksinya dan terus mengidentifikasi risiko air di DAS Surabaya dan DAS Rejoso.

    Forum ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi multi-pihak sangat dibutuhkan dalam menjaga keberlangsungan sumber daya air. Dengan menggandeng pemangku kepentingan dari berbagai sektor, Sampoerna berharap dapat mendorong tata kelola air yang lebih tangguh dan adaptif terhadap tantangan lingkungan ke depan. (dan/ian)

  • Banjir Parah di Berau, Ketinggian Air 5 Meter, Rumah Hanyut Dibawa Banjir
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Mei 2025

    Banjir Parah di Berau, Ketinggian Air 5 Meter, Rumah Hanyut Dibawa Banjir Regional 27 Mei 2025

    Banjir Parah di Berau, Ketinggian Air 5 Meter, Rumah Hanyut Dibawa Banjir
    Tim Redaksi
    BERAU, KOMPAS.com

    Banjir bandang
    dengan ketinggian air mencapai 5 meter merendam sejumlah kampung di Kecamatan Segah, Kabupaten
    Berau
    , Kalimantan Timur, sejak Selasa dini hari (27/5/2025).
    Dua kampung terdampak paling parah adalah Kampung Long La’ai dan Kampung Long Ayap, yang kini terisolasi total akibat akses darat dan sungai yang tidak dapat dilalui.
    “Data sementara banjir di wilayah Kecamatan Segah, terutama di Long La’ai dan Long Ayap, sangat parah,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik
    BPBD Berau
    , Nofian Hidayat, kepada Kompas.com.
    Kampung Long La’ai:
    Ketinggian air 5 meter
    Warga terdampak: 640 jiwa (212 KK)
    Fasilitas rusak atau hanyut:
    “Dua rumah sempat terlihat terbawa arus banjir besar dan menabrak rumah di sampingnya,” ungkap Nofian.
    Kampung Long Ayap:
    Ketinggian air 5 meter
    Warga terdampak: 237 jiwa (76 KK di 2 RT)
    Fasilitas rusak:
    Kampung Long Ayan
    Ketinggian air 5 meter
    Warga terdampak: 260 jiwa
    “Akses jalan belum bisa ditempuh karena air tinggi, dan sungai juga tidak bisa dilalui karena arus deras dan banyak batang kayu,” kata Nofian.
    BPBD Berau mengerahkan tiga tim tanggap darurat:
    Tim I (27 Mei):
    Dipimpin Hendro dan Annes, fokus pada asesmen dan evakuasi menggunakan mobil dan perahu ketinting warga.
    Tim II
    : Membawa armada roda empat, rubber boat, dan mesin tempel untuk evakuasi orang dan barang.
    Tim III (28 Mei):
    Direncanakan untuk dropping logistik pangan dan kebutuhan dasar lainnya.
    “Stok logistik pangan kami hanya tinggal 30 paket tersedia di DPA,” ujar Nofian, mengungkap keterbatasan pasokan.
     
    BPBD dan pemerintah kampung telah mengirimkan surat permohonan bantuan ke Bupati Berau untuk mendapat bantuan berupa perahu karet, pangan dan sandang serta obat-obatan.
    Banjir ini disebabkan oleh cuaca ekstrem dan meningkatnya debit air Sungai Segah di wilayah hulu.
    BPBD Berau masih terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat distribusi bantuan dan penanganan darurat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waspadai banjir rob di Jakarta Utara hingga 31 Mei 2025

    Waspadai banjir rob di Jakarta Utara hingga 31 Mei 2025

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat di pesisir Jakarta Utara mewaspadai banjir rob akibat fenomena “supermoon” pada 24 Mei-31 Mei 2025.

    “Waspada menghadapi fenomena supermoon dari mulai 24 sampai 31 Mei 2025,” ujar Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, Kristian Gottam Marudut Sihombing di Jakarta, Selasa.

    BPBD DKI Jakarta juga mengimbau warga agar selalu menjaga lingkungan di sekitar agar sampah-sampah yang berada itu tidak tergenang dan menjadi sumber penyakit.

    Dia dalam “Dialog Tanggap Bencana Kentongan” mengatakan, fenomena alam “supermoon” akan berdampak sangat besar terhadap pasang surut air.

    “Supermoon” adalah saat bulan tampak lebih dekat dan besar dari biasanya. Biasanya terjadi saat bulan berada lebih tinggi dari bumi, menutupi permukaan bumi. Waktu terjadinya fenomena ini dalam setahun tak bisa diprediksi.

    Dampak utama “supermoon” adalah peningkatan ketinggian air laut yang dapat menyebabkan banjir rob di wilayah pesisir.

    Banjir rob bisa mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan kerugian ekonomi serta korban jiwa bagi masyarakat di wilayah pesisir pantai.

    Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama pemerintah pusat saat ini berupaya untuk melakukan perbaikan infrastruktur di wilayah pesisir dan menanam mangrove di wilayah-wilayah pesisir untuk mengurangi dampak banjir rob.

    Pemprov DKI juga mengembangkan sistem peringatan dini bencana berbasis digital (Disaster Warning System/DWS) sebagai alat penyampai informasi kepada warga di daerah rawan banjir.

    “Saat ini Pemprov DKI Jakarta berusaha menambah jumlah DWS agar memang peringatan dini bisa lebih maksimal,” kata Kristian.

    Pemprov DKI Jakarta juga mengupayakan cara lain untuk melindungi warga, yakni melalui program pembangunan rumah apung. Dengan begitu, ketika terjadi banjir rob, rumah-rumah tidak terlalu tergenang tapi bisa mengikuti arah air.

    “Kami menyosialisasikan untuk pembangunan itu kepada masyarakat,” kata Kristian.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Banjir Bandang Terjang Berau,  Ketinggian Air Sampai Atap Rumah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Mei 2025

    Banjir Bandang Terjang Berau, Ketinggian Air Sampai Atap Rumah Regional 27 Mei 2025

    Banjir Bandang Terjang Berau, Ketinggian Air Sampai Atap Rumah
    Tim Redaksi
    BERAU, KOMPAS.com
    – Dua kampung di Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, yakni Long Ayap dan Long Ayan, dilanda
    banjir bandang
    besar pada Selasa (27/5/2025).
    Banjir tersebut merupakan kiriman dari wilayah hulu akibat meningkatnya debit Sungai Segah setelah hujan deras.
    Kondisi paling parah dilaporkan terjadi di Kampung Long Ayap, dengan ketinggian air mencapai 5 meter dan arus yang sangat deras.
    Warga menyebut hampir seluruh bangunan penting hanyut terbawa banjir.
    “Poskesdes, SD, perumahan guru, aula adat, hingga gereja habis lenyap terbawa arus banjir,” kata Sri, warga Long Ayap.
    Banjir mulai melanda sejak Senin malam (26/5/2025) dan mencapai puncaknya keesokan harinya.
    Derasnya arus menyerang tiga kampung secara berurutan: Long Pay, Long Laai, dan terakhir Long Ayap.
    Di Kampung Long Ayan, banjir kiriman juga datang tiba-tiba dan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
    Kepala Kampung Long Ayan, Hardian, menyatakan air menggenangi hampir seluruh rumah warga di bantaran sungai.
    “Enggak pernah setinggi ini. Rata-rata rumah warga di pinggir sungai tenggelam semua,” ujarnya.
    “Kantor kepala kampung juga terendam, air masuk lebih dari satu meter,” tambahnya.
    Hardian menyebut banjir datang di luar prediksi, membuat evakuasi warga menjadi sulit karena arus deras dan minimnya perahu.
    “Kami kekurangan perahu untuk mengevakuasi. Semua akses hanya bisa lewat perahu,” jelasnya.
    Sebagian besar warga telah mengungsi ke dataran tinggi. Di Long Ayan, posko darurat didirikan di kawasan perbukitan, sementara warga lain menumpang di rumah kerabat.
    Sementara di Long Ayap, warga sangat membutuhkan bantuan logistik.
    “Kami butuh sembako, pakaian, dan makanan. Apa pun yang bisa segera dikirim,” kata Sri.
    Hingga berita ini ditulis,
    BPBD Berau
    masih belum bisa menjangkau kedua kampung terdampak. Menurut Hardian, petugas BPBD tertahan di kantor camat karena akses jalan terputus.
    “Mereka masih di kantor camat, katanya akses belum bisa tembus,” ujar Hardian.

    “Kami siap jemput mereka, kami tahu titik-titik yang bisa dilalui,” tambahnya.
    Warga dari kedua kampung berharap Pemerintah Kabupaten Berau segera mengirimkan bantuan dan melakukan koordinasi tanggap darurat secepatnya.
    Kondisi disebut semakin mengkhawatirkan, dan warga hanya bisa berharap air cepat surut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG Prediksi Banjir Rob Landa Pesisir Laut Surabaya Hingga Akhir Bulan Mei

    BMKG Prediksi Banjir Rob Landa Pesisir Laut Surabaya Hingga Akhir Bulan Mei

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya memberikan peringatan potensi banjir rob di pesisir Surabaya.

    Banjir rob ini muncul dipicu oleh pasang air laut maksimum, yang diperkirakan akan terjadi mulai tanggal 25 – 30 Mei 2025. Dan melanda sebagian besar wilayah laut Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Lamongan. Hingga ke perairan timur Probolinggo, Pasuruan, Sampang serta Kalianget.

    Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Ady Hermanto mengatakan, pasang air laut ini diperkirakan terjadi antara pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Dengan ketinggian pasang air laut mencapai 130 hingga 150 cm.

    “Ada pun fenomena pasang maksimum tersebut berkaitan dengan fase bulan baru (new moon), yang dapat menyebabkan ketinggian pasang air laut mencapai 130 hingga 150 cm,” terang Ady, Selasa (27/5/2025).

    Ady menyampaikan bahwa fenomena pasang air laut dapat memicu terjadinya banjir rob di wilayah pesisir daratan, dengan perkiraan ketinggian mencapai 20 hingga 30 cm.

    Pihaknya pun turut mengimbau kepada masyarakat pesisir agar selalu waspada. Mengingat, kata Ady, banjir rob dapat berpotensi mengganggu transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam serta perikanan darat, hingga kegiatan bongkar muat di area pelabuhan.

    “Bagi masyarakat kami imbau agar menghindari wilayah genangan banjir rob. Karena airnya bersifat korosif, rutin membersihkan drainase terutama yang tinggal di wilayah langganan banjir rob, agar aliran air lancar,” ucap dia.

    Untuk diketahui, BMKG Maritim Tanjung Perak juga menginformasikan kepada masyarakat, untuk tetap siaga, dan selalu rutin menyimak pembaruan informasi cuaca maritim melalui kanal resmi BMKG. (ted)

  • Desa Jabontegal Ditetapkan sebagai Destana ke-24 di Mojokerto, Upaya Perkuat Kesiapsiagaan Bencana

    Desa Jabontegal Ditetapkan sebagai Destana ke-24 di Mojokerto, Upaya Perkuat Kesiapsiagaan Bencana

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di wilayah-wilayah yang rawan terdampak bencana alam.

    Terbaru, Desa Jabontegal yang berada di Kecamatan Pungging resmi ditetapkan sebagai Destana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Dengan penetapan ini, jumlah desa yang berstatus Destana di Kabupaten Mojokerto bertambah menjadi 24 desa.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati, menyatakan bahwa penetapan Desa Jabontegal sebagai Destana merupakan bagian dari strategi mitigasi bencana. Hal ini penting, mengingat desa tersebut tergolong rawan terhadap bencana hidrometeorologi.

    “Seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang saat musim hujan tiba. Tiap desa yang kita petakan rawan dan menjadi langganan bencana, kita targetkan dijadikan Destana,” ujarnya, Selasa (27/5/2025).

    Program Destana bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana yang ada di wilayah masing-masing. Dalam program ini, masyarakat tidak hanya diposisikan sebagai korban, tetapi menjadi bagian aktif dari proses pencegahan, penanganan, hingga pemulihan pascabencana.

    “Destana ini penting untuk meminimalkan dampak bencana. Semua lini masyarakat dilibatkan, mulai dari perangkat desa, babinsa, bhabinkamtibmas, tenaga kesehatan, hingga warga,” katanya.

    Pembentukan Destana di Kabupaten Mojokerto merujuk pada amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.

    Berdasarkan pemetaan BPBD, dari total 304 desa dan kelurahan yang ada, sebanyak 213 desa dikategorikan rawan bencana. Oleh karena itu, pembentukan Destana menjadi langkah strategis untuk memperkuat kesiapsiagaan dan respons cepat masyarakat terhadap potensi bencana.

    Dengan adanya Destana, masyarakat dibekali pelatihan, peningkatan kapasitas kelembagaan lokal, hingga pengelolaan sumber daya dan kearifan lokal. Melalui pendekatan ini, warga diharapkan mampu berperan aktif dalam mengidentifikasi risiko, mengelola potensi bencana, serta melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkelanjutan.

    “Serta pengelolaan sumber daya dan kearifan lokal. Melalui Destana, diharapkan warga akan lebih aktif mengkaji, menganalisis, menangani, memantau hingga mengevaluasi risiko bencana di lingkungannya,” pungkasnya. [tin/suf]

  • BBWS Mengaku Belum Punya Anggaran untuk Normalisasi Kali Sayung dan Tuntang

    BBWS Mengaku Belum Punya Anggaran untuk Normalisasi Kali Sayung dan Tuntang

    Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengajak para bupati/wali kota dan pemangku kepentingan terkait untuk gotong royong mengatasi banjir dan rob di wilayah tersebut.

    “Tadi sudah kita paparkan terkait dengan normalisasi sungai. Kita akan bahas yang menjadi jangka pendeknya,” katanya, saat memimpin rapat koordinasi penanganan banjir di Semarang, Senin.

    Ia menyatakan tidak ingin banjir di Demak, Grobogan, dan Pemalang terus berlarut-larut hanya dengan mengandalkan rencana jangka panjang yang sudah ada.

    Selain normalisasi sungai, kata dia, ada beberapa hal yang perlu dikerjakan secara bersama-sama antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga tingkat desa, termasuk keterlibatan instansi terkait, seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan lainnya.

    Penanganan jangka pendek dan menengah itu, antara lain juga meliputi pendidikan kepada masyarakat, rumah apung, bantuan-bantuan kepada masyarakat, relokasi warga ke beberapa tempat.

    “Tidak bisa kerja sendiri. Kita harus ‘teamwork’, karena ada hal krusial yang harus ditindaklanjuti,” kata mantan Kapolda Jateng itu.

    Ia menambahkan salah satu upaya dalam penanganan banjir dan rob di Demak dan Kota Semarang berupa jalan tol yang akan difungsikan juga sebagai “Giant sea wall”.

    Anggaran dari pemerintah pusat, kata dia, senilai Rp10,9 triliun sudah ada dan tinggal dieksekusi, serta akan dibangun kolam retensi.

    Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan perlu dilakukan normalisasi sungai dan penanganan massal untuk mengatasi banjir dan rob, sebab air sungai mengalir di beberapa daerah, baik di Demak, Grobogan, maupun Semarang.

    Penanganan itu, ujar dia, tidak semua bisa dilakukan tahun ini, akan tetapi perlu dianggarkan dan dikerjakan secara tahun jamak.

    “Tadi ada usulan, di antaranya Sungai Dombo Sayung dan Sungai Pelayaran yang akan menjadi prioritas kami,” kata Gus Yasin, sapaan akrabnya.

    Ia juga meminta ketersediaan pompa air di wilayah-wilayah yang sering banjir agar penanganan bisa dipercepat.

     

  • Mentri PU cek kesiapan kedatangan Presiden Prabowo dan Presiden Perancis di Borobudur

    Mentri PU cek kesiapan kedatangan Presiden Prabowo dan Presiden Perancis di Borobudur

    laporan kontributor Kurniawati

    Mentri PU cek kesiapan kedatangan Presiden Prabowo dan Presiden Perancis di Borobudur
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 25 Mei 2025 – 18:03 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto bersama Presiden Perancis Emanuel Macron dijadwalkan berkunjung ke Magelang Jateng Akhir bulan ini. Dua Presiden ini diinformasikan akan berkunjung ke Akademi Militer dan Candi Borobudur pada 29 Mei 2025. Hal itu disampaikan Mentri Pekerjaan Umum (PU)  Honggo Anggodo saat meninjau persiapan di kampung seni Kujon Borobudur, Jumat (23/5). 

    “Kami kesini untuk melihat persiapan kedatangan presiden ke Borobudur pada akhir bulan ini,” katanya disela-sela meninjau pasar Seni Kujon.

    Ia menyatakan, pihaknya siap membantu apabila ada a ada yang perlu dibantu persiapan. Namun ia menilai, PT Taman Wisata Candi sudah paham apa yang perlu dikerjakan. Disebutkan,  kunjungan presiden Prabowo dan presiden Perancis hanya di dua tempat yakni Akmil dan Candi Borobudur saja.

    Menyinggung soal bangunan pasar seni Kujon yang sering dilanda banjir, bahkan air terkadang masuk kedalam lapak, mentri PU memandang perlu ada perbaikan secara teknis.”Tapi ini masih dalam masa  pemeliharaan sehingga masih menjadi tanggung jawab kontraktor,” tuturnya.

    Dalam kunjungan tersebut, mentri PU bersama rombogan juga berkesempatan  melihat langsung museum Borobudur salah satu obyek edukasi di kampung seni Kujon. Kapolresta Magelang Kombes Pol Herbin Garba Wiyata Jaya Sianaipar mengatakan, kunjungan  kenegaraan Macron dan Prabowo ke Akmil untuk meninjau kelas pelatihan bahasa Perancis bagi personil TNI. (Kurniawati)

    Sumber : Elshinta.Com

  • Satu Tanggul Sungai Jebol di Demak Berhasil Ditutup

    Satu Tanggul Sungai Jebol di Demak Berhasil Ditutup

    DEMAK – Salah satu di antara dua tanggul sungai yang jebol di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, berhasil ditutup secara sempurna sehingga air tidak lagi menggenangi permukiman warga.

    “Tanggul sungai yang berhasil diperbaiki, yakni tanggul kanan Sungai Dukuh Kembangan, Desa Kembangan, Kecamatan Bonang. Pengerjaannya selesai sejak Minggu (25/5),” ujar Plt Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Demak Agus Musyafak dilansir ANTARA, Senin, 26 Mei.

    Dalam pengerjaan penutupan tanggul jebol sepanjang 10 meteran tersebut, kata dia, juga diturunkan dua ekskavator.

    Setelah selesai ditutup seratus persen, kata dia, saat ini dilakukan perbaikan tanggul kanan Sungai Dukuh Pidodo, Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang yang jebol sepanjang 13 meter.

    Untuk memperbaiki tanggul di Desa Karangrejo, selain menerjunkan dua ekskavator milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana juga diterjunkan satu alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Demak.

    “Hari ini (26/5) selesai pembuatan kisdam di area jebolan tanggul sungai di Desa Karangrejo,” ujarnya.

    Untuk percepatan, pengerjaan sejak pukul 07.00 hingga 22.00 WIB.

    Terkait dengan dua lokasi tanggul jebol di Desa Pilangsari, kata dia, juga dikerjakan bertahap karena prioritas di Desa Kembangan dan Karangrejo.

    Banjir di Kabupaten Demak mengakibatkan 12 desa di tiga kecamatan masih terdampak, sedangkan di tiga desa di dua kecamatan air banjir sudah surut.

    Terkait dengan banjir di Desa Sayung, saat ini ketinggian genangan berkisar 20-70 centimeter.

    Banjir disebabkan air hujan yang tidak bisa mengalir, sedangkan jalan utama Kalisari-Genuk masih ada genangan antara 10-30 cm sejauh 1,5 kilometer karena saluran penuh dan tidak bisa mengalir ke sungai.

  • Jakut kembangkan pariwisata tanpa korbankan kelestarian lingkungan

    Jakut kembangkan pariwisata tanpa korbankan kelestarian lingkungan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Utara mengembangkan pariwisata tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan melalui Program “Sustainability Green Tourism”.

    “Program ‘Sustainability Green Tourism’ ini mengajak masyarakat untuk mengenal dan mencintai ruang hijau kota,” kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Utara, Shinta Nindyawati di Jakarta, Senin.

    Menurut dia, program ini sebagai langkah nyata untuk mengajak semua pihak menjaga alam, bukan sekadar menikmati destinasi.

    Ia mengatakan adanya sinergi antara pemerintah, komunitas dan generasi muda Jakarta Utara diharapkan dapat menjadi contoh yang mampu mengembangkan pariwisata tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.

    “Selain itu destinasi yang muncul dapat dikenal oleh masyarakat luas,” kata dia.

    Dalam pengenalan program ini,
    Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Utara bersama Duta Pariwisata Abang None (Abnon) Jakarta Utara mengajar peserta famtrip dari sejumlah kampus melakukan kunjungan edukatif ke dua kawasan konservasi penting Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove dan Hutan Kota Kemayoran.

    TWA Mangrove terletak di Pantai Indah Kapuk (PIK) merupakan ekosistem mangrove yang berfungsi sebagai benteng alami terhadap abrasi pantai sekaligus habitat berbagai jenis fauna, seperti burung air dan biawak.

    “Peserta diajak menyusuri jembatan kayu yang melintasi rimbunnya pepohonan mangrove, sambil mendengarkan pemaparan dari pemandu mengenai pentingnya vegetasi ini dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir,” kata dia.

    Selanjutnya, kunjungan ke Hutan Kota Kemayoran, sebuah kawasan terbuka hijau yang kini menjadi ruang publik multifungsi.

    Di sini, para peserta diajak keliling taman mulai dari melihat Rumah Pompa pengendalian banjir, bibit tanaman pohon dan tata cara menanam. “Selain itu, juga dilakukan sesi bincang ringan dengan pengelola,” kata dia.

    Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara selalu melibatkan Abang None yang merupakan duta pariwisata Jakarta Utara.

    “Mereka tidak hanya berperan dalam mempromosikan destinasi, tetapi juga simbol generasi muda yang harus menjaga dan menciptakan pariwisata bertanggung jawab juga berkelanjutan,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.