Topik: Banjir

  • Cuaca Hari Ini Sabtu 31 Mei: Hujan Diprakirakan Guyur Jabodetabek Jelang Sore Nanti – Page 3

    Cuaca Hari Ini Sabtu 31 Mei: Hujan Diprakirakan Guyur Jabodetabek Jelang Sore Nanti – Page 3

    BMKG juga mengingatkan adanya potensi hujan yang disertai kilat atau petir serta angin kencang di wilayah Jakarta Utara, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bekasi pada sore hingga menjelang malam hari.

    Suhu udara di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor diperkirakan berkisar antara 20–33°C, sementara di wilayah lainnya berkisar 24–32°C. Kelembapan udara berada pada rentang 62–98%, dengan angin bertiup dari arah tenggara hingga selatan dengan kecepatan 2–19 km/jam.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil langkah antisipatif terhadap kemungkinan cuaca ekstrem, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan atau berada di wilayah yang rawan banjir dan pohon tumbang.

  • Kemarau Basah Ancam Lumbung Padi, PUPR-BMKG Siaga Banjir

    Kemarau Basah Ancam Lumbung Padi, PUPR-BMKG Siaga Banjir

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menjalin kerja sama aktif dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi potensi banjir di daerah lumbung padi nasional akibat fenomena kemarau basah yang diprediksi berlangsung hingga Agustus 2025.

    “Jadi kita kerjasama dengan BMKG apa saja yang kami harus lakukan,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Lilik Retno Cahyadiningsih kepada Beritasatu.com, Jumat (30/5/2025).

    Melalui koordinasi tersebut, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Balai Wilayah Sungai (BWS) telah memasang sistem peringatan dini di berbagai daerah lumbung padi. Tujuannya adalah untuk memantau perkembangan curah hujan dan mengambil langkah mitigasi cepat jika diperlukan.

    “Teman-teman di BBWS dan BWS sudah memasang peringatan dini, lalu kita siapkan mitigasi, terutama di wilayah-wilayah lumbung padi,” jelas Lilik.

    Lilik menyebutkan, saat ini terdapat 14 provinsi yang menjadi fokus utama Kementerian PUPR dalam menghadapi potensi banjir selama musim kemarau basah.

    Sebelumnya, BMKG menyatakan tahun 2025 tergolong sebagai musim kemarau basah, yakni musim kemarau yang tetap disertai hujan dengan intensitas bervariasi di sejumlah wilayah Indonesia.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, curah hujan pada April umumnya tergolong menengah hingga tinggi.

    Beberapa wilayah bahkan mencatat curah hujan sangat tinggi, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua.

    Memasuki bulan Mei, curah hujan mulai menurun menjadi kategori rendah-menengah, tetapi masih tinggi di sejumlah daerah, termasuk sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

    Pada bulan Juni dan Juli, sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mengalami hujan kategori rendah-menengah, tetapi potensi hujan tinggi tetap ada di kawasan timur Indonesia, seperti Sulawesi dan Papua.

    Dwikorita juga mengingatkan, mulai akhir Juli hingga Agustus, potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera bagian selatan dan Kalimantan bagian selatan diperkirakan meningkat.

    “Juli sudah memasuki musim kemarau monsunal di beberapa wilayah dengan peningkatan intensitas serta perluasan wilayah terdampak dibanding bulan sebelumnya,” ujar Dwikorita.

    Dengan kolaborasi antara Kementerian PU dan BMKG ini, pemerintah berharap dampak negatif dari perubahan pola cuaca ekstrem dapat ditekan, terutama terhadap ketahanan pangan nasional.

  • Resah Warga Puri Bintaro Indah, Langganan Banjir Saat Hujan Deras
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Mei 2025

    Resah Warga Puri Bintaro Indah, Langganan Banjir Saat Hujan Deras Megapolitan 31 Mei 2025

    Resah Warga Puri Bintaro Indah, Langganan Banjir Saat Hujan Deras
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Banjir setinggi 120 sentimeter merendam Perumahan Puri Bintaro Indah, Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (29/5/2025) malam, usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
    Air mulai masuk ke rumah-rumah warga sekitar pukul 20.00 WIB. Hanya dalam hitungan menit, banjir merendam jalan, rumah, dan barang-barang warga.
    Peristiwa ini pun disebut-sebut menjadi banjir terbesar setelah peristiwa serupa tahun 2020.
    Meski air telah surut pada Jumat (30/5/2025), sisa-sisa dampaknya masih terlihat. Tampak timbunan lumpur tebal di rumah warga, bau menyengat, hingga perabot rumah tangga rusak.
    Jumat pagi, warga pun bergotong-royong membersihkan rumah dan jalanan dari sisa banjir.
    Warga setempat, Budi (54), menyebut, banjir datang begitu cepat sehingga ia tak sempat menyelamatkan perabotan rumah tangga.
    “(Air) naiknya cepat. Pas dari jalan (depan rumah), terus saya pindahin mobil saya ke lokasi lebih tinggi, pas balik airnya sudah masuk ke dalam rumah,” ujar Budi saat ditemui di Perumahan Puri Bintaro Indah, Jumat (30/5/2025).
    Akibat banjir itu, sejumlah perabot rumah tangga milik Budi seperti sofa dan tempat tidur tak terselamatkan.
    Namun, Budi bilang, karena lingkungan rumahnya langganan banjir, ia dan warga setempat sudah sejak lama mengganti 
    spring bed 
    dengan tempat tidur berbahan besi yang dinilai lebih tahan air.
    “Sudah enggak ada lagi yang jemur-jemur kasur di sini karena sudah tahu. Kebanyakan sudah pada pakai (tempat tidur) besi,” kata dia.
    Budi menyebut, banjir yang terjadi pada Kamis malam merupakan yang terbesar kedua selama 19 tahun ia tinggal di kawasan itu. Banjir terparah sebelumnya terjadi pada 2020.
    Hal serupa dialami Sri (35), warga yang tinggal di Puri Bintaro Indah sejak 2018. Sri mengatakan, air mulai masuk ke rumahnya sekitar pukul 20.30 WIB.
    Ketinggian air di dalam rumah mencapai 50 cm, sementara di luar rumah mencapai 120 cm.
    “Kalau rumah pasti kena, karena posisi agak rendah. Warung saya masih aman karena kalau warung kan tinggi,” kata Sri.
    Sri sempat menyelamatkan sebagian barang miliknya ke tempat lebih tinggi saat menyadari air mulai naik. Namun, tidak dengan galon dan gas tabung tiga kilogram (kg) miliknya yang justru terendam banjir.
    Meski banjir cukup tinggi, baik Budi maupun Sri memilih untuk tidak mengungsi. Keduanya bertahan di rumah masing-masing. 
    “Kira-kira kalau air sudah setinggi 1,5 meter, baru kita naik semua (ke tempat tidur besi),” ucap Budi.
    Sementara itu, menurut catatan BPBD Tangsel, sekitar 20 warga sempat mengungsi ke Posyandu dan Balai Warga Puri Bintaro Indah. Namun, pengungsian tersebut hanya berlangsung sementara.
    “(Jumat, 30 Mei 2025) jam 06.00 WIB mereka sudah kembali ke rumah,” ujar Komandan Peleton (Danton) Satgas BPBD Kota Tangerang Selatan, Dian Wiryawan saat dikonfirmasi Kompas.com.
    Warga menyebut, banjir di Puri Bintaro Indah ini bukan hal baru. Hampir setiap hujan deras turun, perumahan tersebut terendam banjir. 
    Menurut warga, proyek pembangunan tanggul di wilayah itu juga tidak membuahkan hasil. 
    “Harapan kita supaya enggak banjir, itu pemerintah setempat berkolaborasi sama pengurus-pengurus warga RT sini supaya terjalin komunikasi. Ini ada biaya dan ada sumber daya manusianya, tapi enggak jalan,” kata Budi.
    Sri menambahkan, dalam lima tahun terakhir sebenarnya banjir tidak pernah masuk rumahnya, hanya menggenang di jalan. Oleh karenanya, ia menagih solusi nyata pemerintah.
    “Mudah-mudahan enggak banjir lagi ya. Walaupun banjir ya enggak apa-apalah kalau di jalan juga gitu,” ucap Sri.
    Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tangsel, Essa Nugraha, menyebut, total ada 16 titik banjir yang terjadi di seluruh wilayah Tangerang Selatan pada Kamis malam.
    “Mayoritas sudah surut pada Jumat pagi. Tidak ada laporan korban jiwa. BPBD telah berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan relawan untuk penanganan cepat di lokasi-lokasi terdampak,” kata Essa.
    Ia juga mengimbau warga untuk tetap waspada mengingat potensi hujan sedang hingga lebat masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satpol PP Jakbar gencar inspeksi tempat penampungan hewan kurban

    Satpol PP Jakbar gencar inspeksi tempat penampungan hewan kurban

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat gencar melakukan inspeksi lokasi-lokasi penampungan hewan kurban yang tidak sesuai ketentuan.

    “Lokasi-lokasi yang kita inspeksi itu biasanya laporan masyarakat lewat CRM (Cepat Respons Masyarakat). Ada keluhan kita turun. Memang yang memberikan rekomendasi juga kan dari pengurus RT atau RW,” kata Kepala Satpol PP Jakarta Barat, Agus Irwanto saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

    Petugas Satpol PP menindaklanjuti temuan lokasi penampungan hewan yang tidak sesuai ketentuan dengan memberikan imbauan.

    “Kita imbau baik-baik, karena pasar mereka tinggal beberapa hari lagi kan (Idul Adha). Kita inspeksi itu utamanya yang mengganggu lalu lintas, tempat penampungan hewan di pinggir jalan,” ujar Agus.

    Tindakan tegas sering kali terhalang akibat lokasi penampungan yang berada di lahan swasta.

    “Misalnya di Kembangan, ada penampungan di pinggir jalan, tapi tanahnya milik PT. Jadi serba salah juga kita. Solusi kita, yang penting jangan sampai mengganggu lalu lintas dan kebersihan lingkungan warga, saluran air begitu. Jangan sampai kotoran hewan menumpuk,” kata Agus.

    Adapun ketentuan tempat pemotongan hewan kurban di Jakarta masih merujuk pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 10 tahun 2022 tentang pedoman penyelenggaraan pemotongan hewan kurban di Jakarta.

    Dalam Pergub tersebut, persyaratan teknis utama yang mesti dipenuhi adalah memadainya fasilitas pemotongan, lahan pemotongan, akses air bersih, penampungan limbah.

    Kemudian tempat perebusan, badan dan peralatan disinfeksi, kondisi kesehatan panitia, penyediaan kandang isolasi dan karantina, lokasi yang tidak rawan banjir dan tidak mengganggu ketertiban umum.

    Sementara itu dalam surat keterangan (SK) Wali Kota Jakarta Barat tahun 2024, terdapat 129 tempat penampungan serta 777 tempat pemotongan hewan kurban yang tersebar di delapan kecamatan di Jakbar.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rekayasa Daerah Resapan Air di Kota, Walhi Jambi Laporkan 3 Perusahaan ke Polda
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 Mei 2025

    Rekayasa Daerah Resapan Air di Kota, Walhi Jambi Laporkan 3 Perusahaan ke Polda Regional 30 Mei 2025

    Rekayasa Daerah Resapan Air di Kota, Walhi Jambi Laporkan 3 Perusahaan ke Polda
    Tim Redaksi
    JAMBI, KOMPAS.com
    – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi resmi melaporkan perusahaan yang terlibat dalam pembangunan Jambi Town Square (Jamtos), Jambi Business Center (JBC), dan Perumahan Roma Estate ke
    Polda Jambi
    .
    Laporan ini disampaikan atas dugaan tindak pidana pengerusakan sempadan
    Sungai Kambang
    yang berpotensi menyebabkan banjir berulang.
    Direktur
    Walhi Jambi
    , Oscar Anugrah, dalam pesan singkatnya pada Kamis (29/5/2025), menyatakan, “Pembangunan melanggar ketentuan tata ruang dan lingkungan hidup serta menyebabkan banjir berulang.”
    Ia menjelaskan bahwa rekayasa resapan air yang dilakukan oleh Jamtos dengan menutup badan Sungai Kambang menjadi saluran tertutup (gorong-gorong) telah menghilangkan daerah resapan air.
    Oscar juga menambahkan bahwa kajian Walhi menunjukkan melalui tumpang susun (overlay) citra historis Google Earth dari tahun 2002 hingga 2025, wilayah Jamtos sebelumnya merupakan kawasan hutan dan sempadan sungai alami.
    “Hilangnya daerah resapan air telah memicu banjir berulang di pemukiman warga,” ungkapnya.
    Sementara itu, di bagian hulu sungai, Perumahan Roma Estate diduga telah mengubah alur sungai, yang berpotensi meningkatkan risiko
    bencana hidrologi
    .
    Aliran sungai tersebut berfungsi untuk menjaga kestabilan ekologis daerah perkotaan.
    Walhi menilai aktivitas perusahaan tersebut telah melanggar berbagai peraturan, termasuk UU No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dan beberapa peraturan daerah terkait tata ruang.
    “Pembangunan yang mengabaikan aturan lingkungan dan tata ruang, telah berdampak serius bagi masyarakat,” tegas Oscar.
    Dampak dari pembangunan tersebut terlihat jelas ketika ratusan warga di Jambi tidak dapat merayakan Lebaran pada hari pertama, karena air memasuki rumah mereka pada Senin (31/3) lalu.
    Kejadian ini menjadi viral dan mendapatkan perhatian dari DPRD Kota Jambi.
    Oscar menegaskan bahwa Walhi tidak menolak pembangunan, namun pembangunan harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan rakyat.
    “Kami sudah lapor ke Polda, agar pihak pengembang JBC, Jamtos, dan Roma Estate diperiksa, termasuk pemerintah yang memberikan izin,” ujarnya.
    Laporan tersebut telah diterima oleh Dirkrimsus Polda Jambi pada Selasa (27/5/2025).
    Komisaris Jambi Bisnis Center, Syahrasaddin, menegaskan komitmen perusahaan untuk memastikan aktivitas mereka tidak berdampak negatif pada lingkungan dan warga.
    “Amdal kami sedang direvisi, kami minta waktu sebulan untuk memperbaikinya agar tidak menyebabkan gangguan lingkungan,” katanya.
    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi, Ardi, menjelaskan bahwa seluruh perusahaan telah memiliki dokumen analisis dampak lingkungan (Amdal), meskipun penerapannya belum maksimal.
    “Perusahaan harus meminimalkan dampak, agar warga di sekitarnya merasa aman, terutama dari banjir,” ujarnya.
    Pakar Hidrologi dari Universitas Jambi, Aswandi, mengingatkan pentingnya kajian komprehensif dalam rekayasa resapan air kota untuk mencegah terjadinya luapan air dan banjir.
    Ia menekankan bahwa drainase kota tidak mampu menampung limpasan air dari permukiman dan hujan, sehingga perlu ada perencanaan yang lebih baik untuk pengelolaan air di kota Jambi.
    Aswandi juga mengkritik penerapan dokumen Amdal oleh JBC dan Jamtos yang dinilai tidak dipatuhi.
    “Seharusnya mereka membangun sumur resapan untuk menampung air dari atap gedung,” tegasnya, sembari menambahkan bahwa pemerintah kota harus memiliki rencana tata kelola air yang terintegrasi untuk mengatasi permasalahan ini ke depan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pagi Ini, Dua RT di Pluit Penjaringan Terendam Banjir Rob

    Pagi Ini, Dua RT di Pluit Penjaringan Terendam Banjir Rob

    JAKARTA – Dua lokasi Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, terendam banjir rob atau banjir pesisir pada Jumat pagi.

    “Info terkini genangan air hingga pukul 06.00 WIB masih ada dua RT yang terendam banjir,” kata Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohammad Yohan di Jakarta.

    Ia mengatakan, ketinggian air akibat banjir rob ini merendam kawasan tersebut setinggi 25 hingga mencapai 55 centimeter.

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga serta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata dia.

    Sebelumnya, satu RT di Kelurahan Pluit dan satu ruas jalan di Jalan RE Martadinata Papanggo Tanjung Priok juga terdampak banjir rob tapi pada pagi ini air telah surut.

    BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112 yang gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” katanya.

    Ketua RW 22 Kelurahan Pluit, Bani mengatakan, banjir rob datang pada Kamis malam ke kawasan Muara Angke.

    “Banjir rob ini diperparah hujan yang melanda Jakarta Utara selama tiga jam pada Kamis malam. Jadi ketinggian air meningkat,” kata dia.

    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir atau banjir rob pada 24-31 Mei 2025.

    Banjir rob ini diprediksi terjadi akibat adanya fenomena Super New Moon atau fase bulan perigee dan bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum berupa banjir rob di wilayah pesisir utara Jakarta.

  • Cegah PHK Makin Parah, Buruh Tagih Janji Prabowo Bentuk Satgas PHK

    Cegah PHK Makin Parah, Buruh Tagih Janji Prabowo Bentuk Satgas PHK

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi menagih janji pemerintahan Presiden Prabowo terkait pembentukan Satuan Tugas (SATGAS) PHK yanhg dijanjikan Presiden Prabowo, dan revisi Permendag 8/2024 terkait kebijakan impor. Permendag 8 ini dianggap menjadi pemicu maraknya banjir produk impor, dan berimplikasi pada PHK di sektor padat karya.

    Menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi, mengungkapkan janji itu masih belum dipenuhi, seperti yang diungkapkan Presiden Prabowo Subianto dalam acara Sarasehan Ekonomi 2025, pada (9/4/2025) dan hari buruh 1 Mei 2025.

    “Yang pertama dalam rangka untuk mengetatkan importasi barang dari luar negeri, Presiden (berjanji) akan merevisi Permendag Nomor 8/2024, sampai hari ini belum juga, padahal dalam proses pekerjaan beberapa waktu lalu saya mendapatkan informasi revisinya sudah jadi,” kata Ristadi.

    “Dan menurut informasi (revisi) itu bagus untuk dunia untuk melindungi dunia industri dalam negeri kita, tapi kemudian sampai hari ini belum diteken,” sambungnya.

    Menurut Ristadi, terkait Satgas PHK juga sampai saat ini masih belum dibentuk. Padahal satgas itu, menurutnya perlu dilakukan untuk mencegah PHK yang lebih luas, juga menjaga hak pekerja yang ter-PHK.

    “Satgas PHK itu kan harapan kami adalah bagaimana untuk mencegah PHK yang lebih luas,” kata Ristadi.

    Sehingga, nantinya KSPN akan mengutarakan pesan ini langsung dengan melakukan aksi di depan Istana Merdeka. Rencananya aksi itu akan dilakukan pada Minggu, 1 Juni 2025 mendatang, dengan melakukan long march dari Gambir hingga Istana Merdeka.

    Selain itu Ristadi mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan antara lain, berantas praktek impor ilegal dan hukum pelakunya, meminta regulasi untuk melindungi industri dalam negeri beserta pekerjanya.

    Janji Presiden Prabowo

    Presiden Prabowo Subianto ikut menghadiri gelaran peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 yang digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2025).

    Pada kesempatan ini, Presiden Prabowo pun mengungkapkan bahwa pemerintah berjanji akan membentuk Satgas PHK. Menurutnya, Satgas PHK dan kesejahteraan buruh mempunyai peran penting.

    “Satgas PHK dan kesejahteraan buruh mempunyai peran penting. Saya juga akan meminta dewan kesejahteraan nasional mempelajari secepat-cepatnya kita ingin menghapus outsourcing,” ungkap Prabowo.

    (hoi/hoi)

  • Demi Sungai Kalianak, Dua Keluarga di Surabaya Kehilangan Rumah dan Penghidupan

    Demi Sungai Kalianak, Dua Keluarga di Surabaya Kehilangan Rumah dan Penghidupan

    Surabaya (beritajatim.com) – Dua keluarga di Kelurahan Genting Kalianak, Jalan Kalianak Barat, Kecamatan Asemrowo, Surabaya kehilangan rumahnya akibat proyek normalisasi (pelebaran) Sungai Kalianak, Jumat 29 Mei 2025.

    Proyek normalisasi Sungai Kalianak itu dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan cara membongkar bangunan yang berdiri di atas sungai. Untuk mencegah banjir di Kota Pahlawan.

    Dua keluarga yang kehilangan rumah merupakan warga RW 1. Mereka adalah SP, seorang laki-laki duda dengan satu anak dan tiga cucu. Kemudian NA, seorang perempuan janda yang memiliki tiga anak.

    Ketua RW 1, Tri Muryanto (49) megatakan, nasib keluarga yang rumahnya dibongkar (hilang) 100 persen itu kini tinggal di kos, dan belum memiliki tempat tinggal tetap. “Ada dua rumah yang benar-benar habis. Pemilik rumah adalah warga kami RW 1, mereka terpaksa kos,” kata Tri saat ditemui beritajatim.com, Jumat (29/5).

    Dia mengungkapkan, pembongkaran rumah milik ibu NA itu juga berdampak pada kehilangan mata pencaharian. NA setiap hari berjualan jajanan dan cemilan anak-anak di rumahnya. “Selain tidak ada tempat tinggal, warga kami NA juga kehilangan pekerjaan. Sebab dia ini bekerja jualan jajan dan cemilan anak-anak di rumahnya,” imbuh dia.

    Tri turut menjelaskan, proyek normalisasi sungai di tempatnya itu baru berjalan 300 meter. Namun sudah menyasar 107 bangunan rumah terdampak dengan luas dibongkar berbeda-beda. Disesuaikan rencana pelebaran sungai, yaitu 18,6 meter.

    “Rumah warga dibongkar itu ada banyak. Saat ini di sepanjang 300 meter proyek normalisasi yang berjalan, ada 107 rumah yang terdampak,” terang Tri.

    Tri mengaku telah meminta kompensasi kepada pemerintah kota untuk memberikan solusi bagi warga yang kehilangan rumah. Namun, pemerintah kota baru menjanjikan pemberian rumah susun. “Kepada dua warga kami, yang saat ini tidak ada rumah, sudah kita usulkan ke pemkot untuk bisa relokasi. Dari pemkot sendiri jawabanya masih di upayakan, dengan pemberian rumah susun,” ucap dia.

    Diberitakan sebelumnya, Sungai Kalianak yang terletak di antara dua kecamatan Asemrowo dan Krembangan, Surabaya akan dilakukan pelebaran sungai, meliputi penambahan rumah pompa, dan juga bozem.

    Pelebaran dan normalisasi Sungai Kalianak akan melibatkan sejumlah instansi Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Satpol PP Surabaya, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) dan perangkat kecamatan juga kelurahan setempat.

    Kepala Bidang Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Satpol PP Kota Surabaya, Irna Pawanti mengatakan, normalisasi dilakukan sebab selama ini telah terjadi penyempitan badan sungai akibat bangunan rumah warga, dan untuk mengantisipasi banjir.

    “Karena penyempitan inilah perlu dilakukan pelebaran untuk dapat memperlancar aliran air dengan melakukan normalisasi ruang sungai. Sehingga air dapat mengalir saat hujan turun dan tidak meneybabkan banjir,” kata Irna, Selasa (4/1/2025). [kun]

  • Pelajar Perlu Diberi Ruang Pendidikan Kritis Transisi Energi Bersih

    Pelajar Perlu Diberi Ruang Pendidikan Kritis Transisi Energi Bersih

    Jakarta, Beritasatu.com – Pelajar Indonesia perlu diberi ruang pendidikan yang kritis terkait transisi energi bersih yang berkeadilan dan inklusif. Untuk itu sekolah sebaiknya mendukung langkah kecil melalui pendekatan pembelajaran yang menjadi kunci dalam menghadapi krisis iklim global.

    Komunitas muda Renewable Energy Agent (RE-Agent) bersama organisasi masyarakat sipil Trend Asia menggagas program “RE–Agents Goes to School” di SMAN 3 Jakarta, untuk mengedukasi siswa mengenai energi terbarukan dan transisi energi yang berkeadilan.

    “Generasi Z adalah populasi terbesar saat ini. Mereka khususnya siswa SMP dan SMA harus diberi ruang untuk memahami isu energi bersih karena sangat dekat dengan realitas hidup mereka. Ini mengingat krisis iklim global kian nyata dengan meningkatnya suhu ekstrem dan perubahan cuaca yang drastis,” kata Ketua RE-Agent, Valensiya, pada keterangan resminya kepada wartawan, Jumat (30/5/2025).

    Menurutnya, pelibatan siswa dan anak muda penting karena mereka bisa menyuarakan kepentingan kelompok rentan yang paling terdampak krisis iklim dan hak atas hidup yang layak serta sehat. Ketika bicara dampak perubahan iklim, masyarakat marjinal yang paling rentan. Anak muda bisa menjadi jembatan agar hak mereka untuk hidup layak dan sehat terpenuhi,” tambahnya.

    Kepala SMAN 3 Jakarta Mukhlis menyambut baik inisiatif ini. Ia menilai pendidikan energi terbarukan adalah kesempatan langka yang harus dimaksimalkan oleh siswa. Kegiatan seperti ini dinilai penting guna memperluas wawasan siswa tentang transformasi energi bersih.

    “Ini menunjukkan komitmen kami untuk turut mendukung peralihan ke energi terbarukan. Ini langkah inovatif yang seharusnya diadopsi oleh lebih banyak institusi pendidikan di Indonesia. Sayangnya topik transisi energi masih belum banyak masuk ke dalam kurikulum sekolah,” ujarnya.

    Pendidikan soal transisi energi kini semakin relevan, mengingat kondisi iklim global yang kian mengkhawatirkan. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat tahun 2024 sebagai tahun terpanas dalam sejarah, diperparah dengan fenomena El Nino yang terjadi sejak akhir 2023.

    Peningkatan suhu ini dipicu oleh tingginya emisi karbon dioksida (CO2) akibat dominasi penggunaan energi fosil, seperti batu bara dan gas. Dampaknya meliputi perubahan cuaca ekstrem, banjir di musim kemarau, dan kekeringan yang lebih intens.

    Namun, Indonesia dinilai belum sepenuhnya serius dalam mengatasi krisis ini. Juru Kampanye Energi Terbarukan Trend Asia, Beyrra Triasdian, mengkritisi Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang justru menambah kapasitas PLTU batu bara sebesar 6,3 GW dan PLTG sebesar 10,3 GW.

    “Ini membuat kita semakin tergantung pada energi fosil. Padahal, Indonesia punya potensi energi terbarukan hingga 3.686 GW, jauh lebih besar dan lebih murah, terutama dari tenaga surya dan angin,” ungkap Beyrra.

    Transformasi energi bukan hanya solusi bagi krisis iklim, tapi juga jalan menuju kemandirian energi dan peningkatan ekonomi masyarakat, terutama di daerah terpencil. Contohnya, PLTMh di Kampung Tangsi Jaya, Bandung Barat, yang memanfaatkan aliran Sungai Ciputri untuk mendukung koperasi pengolahan kopi.

    Di Blora, guru otomotif SMKN 1 Blora, Noer Chanief, menciptakan Omset Pintar, pembangkit listrik berbasis tenaga surya dan angin. Inovasi ini digunakan untuk menerangi jalan desa.

    “Di Blora, listrik itu kemewahan. Sejak 2014 kami berinovasi agar masyarakat bisa menikmati listrik tanpa emisi dan tanpa biaya,” kata Noer. Selain itu, ia juga membuat sepeda portabel penghasil listrik saat pandemi.

    Kesadaran masyarakat dalam mengembangkan energi terbarukan sesuai kebutuhan lokal menjadi aspek penting dari transisi energi yang adil dan inklusif. Oleh karena itu, pendidikan kritis soal energi tak hanya menyoal teknologi, tetapi juga nilai, prinsip, dan penerapan nyata di masyarakat.

    Guru geografi SMAN 3 Jakarta, Nadya Fidina Salam, menilai pendidikan energi terbarukan kini sangat mendesak. “Kesadaran ini harus dibangun dari sekolah. Guru bisa memulainya dengan metode sederhana seperti menghitung konsumsi listrik hingga kenaikan suhu bumi. Ini soal membangun pola hidup ramah lingkungan,” pungkas Nadya.

  • Langganan Rob! Ratusan Rumah di Bangkalan Terendam Air Laut 4 Hari Berturut-turut

    Langganan Rob! Ratusan Rumah di Bangkalan Terendam Air Laut 4 Hari Berturut-turut

    Bangkalan (beritajatim.com) – Meluapnya air laut di muara Sungai Lebak, Kelurahan Pangeranan, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan, mengakibatkan banjir rob sehingga ratusan rumah penduduk terendam air laut.

    Salah satu warga, Husaini mengaku banjir terjadi sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Rumahnya yang hanya berjarak 10 meter dari tepi sungai itu menjadi sasaran banjir setiap tahunnya. “Sudah langganan banjir. Setiap tahun selalu banjir karena memang dekat sungai. Itu kan pertemuan sungai dan laut,” ujarnya, Jumat (30/5/2025).

    Sementara itu, Lurah Pangeranan, Agus Deni mengatakan terdapat sekitar ratusan rumah warganya yang menjadi korban banjir rob. Ia mengaku, sebanyak 3 RW saat ini terendam banjir. “Ini sudah hari ke empat banjir, ada 3 RW yang kena. Rata-rata, tiap RW itu ada 50 kepala keluarga,” ungkapnya.

    Ia mengatakan, saat ini belum mendapatkan adanya laporan warga yang sakit akibat banjir tersebut. “Kalau sakit tidak ada ya, hanya gatal karena ini airnya juga kotor,” imbuhnya. Ia berharap, air segera surut sehingga tidak mengganggu aktivitas warganya.[sar/kun]