Topik: Banjir

  • BPBD Kabupaten Mojokerto: Dua Kecamatan Terendam

    BPBD Kabupaten Mojokerto: Dua Kecamatan Terendam

    Mojokerto (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada, Minggu (8/6/2025) menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto dilanda banjir luapan.

    Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto mencatat dua kecamatan terendam banjir.

    Yakni Kecamatan Mojoanyar dan Dawarblandong. Berdasarkan pantauan Badan Metreologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, hujan mulai mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto sejak pukul 23.30 WIB dan mengakibatkan meningkatnya debit beberapa anak sungai, termasuk Sungai Sadar.

    Air banjir mulai masuk pemukiman warga pada, Senin (9/6/2025) sekitar pukul 02.30 WIB. Air luapan beberapa anak sungai termasuk Sungai Sadar merendam permukiman warga serta lahan pertanian di beberapa kecamatan, terutama di wilayah Mojoanyar dan Dawarblandong.

    Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yoi Afrida menyampaikan, sedikitnya lebih dari 350 rumah warga terdampak banjir dengan ketinggian air di dalam rumah berkisar antara 10 hingga 40 cm. Selain itu, banjir juga menggenangi akses jalan desa dengan ketinggian air mencapai 80 cm.

    “Air banjir juga merendam sekitar 40 hektare lahan pertanian. Di Kecamatan Mojoanyar, banjir merendam Dusun Tambakrejo, Desa Gayaman. Sementara di Kecamatan Dawarblandong, banjir merendam lima desa yakni Desa Talunblandong, Pulorejo, Banyulegi, Sumberwuluh dan Simongagrok,” ungkapnya.

    Masih kata Kalak, di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, banjir merendam Dusun Tambakrejo. Sebanyak enam rumah terdampak setinggi 10–20 cm. Sementara di jalan desa tergenang hingga 80 cm. Di Desa Talunblandong, Kecamatan Dawarblandong, banjir merendam Dusun Sepat dan Talinbrak.

    “Di Dusun Sepat, ada 66 rumah terdampak dengan ketinggian 20–30 cm. Sementara di Dusun Talunbrak ada sebanyak 55 rumah terdampak dan lahan pertanian ±6 Ha ikut terendam. Di Desa Banyulegi, air banjir merendam Dusun Ngarus, sebanyak 50 rumah terdampak, dengan genangan setinggi 40 cm dan sawah ±8 Ha,” jelasnya.

    Di Desa Sumberwuluh, air banjir merendam Dusun Geneng dan masuk ke dalam 17 rumah dan sawah ±5 Ha ikut terendam. Di Desa Pulorejo, ada tiga dusun terendam yakni Dusun Klanting, Beru, dan Pulo dengan total 100 rumah terdampak. Genangan air rata-rata 30 cm dan lahan pertanian ±15 Ha ikut terdampak.

    “Di Desa Simongagrok, air banjir merendam Dusun Ngagrok yang menyebabkan 7 rumah terdampak dengan ketinggian air ±30 cm. Trend air perlahan mulai surut, namun masih dalam pantauam petugas gabungan yang ada di lapangan,” ujarnya. [tin/ted]

  • Peduli Korban Banjir, Kapolres Jombang dan BPBD Salurkan Bantuan Sembako

    Peduli Korban Banjir, Kapolres Jombang dan BPBD Salurkan Bantuan Sembako

    Jombang (beritajatim.com) – Warga Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang yang terdampak banjir mendapatkan bantuan sembako melalui kegiatan bhakti sosial yang dilaksanakan pada Senin, 9 Juni 2025.

    Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan, didampingi oleh Plt Kalaksa BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quinyas.

    Kegiatan dimulai pukul 14.00 WIB di Balai Desa Kademangan. Rombongan disambut oleh Camat Mojoagung, Kapolsek Mojoagung Kompol Yogas, serta sejumlah perwakilan Muspika lainnya. Sebanyak 20 orang turut serta dalam kegiatan penyaluran bantuan tersebut.

    Pukul 14.15 WIB, bantuan sembako secara simbolis diserahkan kepada perwakilan keluarga terdampak banjir. Usai penyerahan simbolis, AKBP Ardi Kurniawan bersama Plt Kalaksa BPBD dan jajaran Muspika Mojoagung menyambangi langsung rumah-rumah warga yang menjadi korban banjir.

    Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kondisi warga pasca banjir serta menyampaikan dukungan moril dari aparat setempat. “Ini bentuk kepedulian kami, agar warga tidak merasa sendiri menghadapi musibah,” ujar AKBP Ardi Kurniawan.

    Sementara itu, Plt Kalaksa BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quinyas, menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap wilayah rawan banjir dan mengutamakan penanganan cepat bagi masyarakat yang terdampak. “Air mulai surut,” katanya.

    Kegiatan bhakti sosial ini berakhir pukul 15.10 WIB. Meski singkat, aksi tersebut membawa pesan kuat bahwa pemerintah dan aparat hadir di tengah masyarakat saat bencana melanda. Kepedulian ini menjadi bagian penting dari upaya membangun ketangguhan sosial dalam menghadapi bencana alam, khususnya di kawasan rawan banjir seperti Desa Kademangan. [suf]

  • Jembatan Putus di Polman, Warga Sakit Naik Rakit Seberangi Sungai

    Jembatan Putus di Polman, Warga Sakit Naik Rakit Seberangi Sungai

    Polewali Mandar, Beritasatu.com – Seorang pasien rujukan dari Desa Tapua, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa harus menyeberang sungai menggunakan rakit untuk menuju rumah sakit. 

    Pasien yang diketahui bernama Jasman itu dinaikkan ke  atas rakit bambu lantaran jembatan penghubung antardesa sepanjang 35 meter di wilayah tersebut putus akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu.

    Warga bergotong royong membawa pasien ini naik ke atas rakit. Sembari tangan diinfus, Jasman dibantu warga melintasi sungai menuju ke ambulans di seberang jalan.

    Proses evakuasi pasien berlangsung penuh risiko. Pasien duduk di atas rakit menggunakan kursi plastik. Sementara warga lainnya berjaga di sekitar rakit untuk menahan pasien agar tidak terjatuh.

    Warga harus menyeberangkan pasien melewati sungai sekitar 35 meter, dengan arus yang cukup deras. Setelah berhasil menyebrang sungai, pasien tersebut kemudian diangkat menuju ambulans untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum Hajja Andi Depu Polewali Mandar agar mendapatkan perawatan medis.

    Babinsa Desa Tapua, Serda Herman, mengatakan, pasien ini menempuh jarak sekitar tujuh kilometer dari Dusun Pabombong menuju lokasi ambulans menunggu dengan lama perjalanan sekitar satu jam.

    “Dia sakit sudah lama, tetapi kambuh lagi, sehingga dilarikan ke rumah sakit. Pasien berangkat dari rumahnya naik mobil pikap menuju ambulnns yang menunggu di seberang sungai,” kata Serda Herman kepada wartawan, Senin (9/6/2025).

    Menurutnya, sejak jembatan penghubung antardesa ini putus akibat banjir, warga harus naik rakit menyebrangi sungai saat melakukan aktivitas keluar desa.

    “Untuk saat ini warga terpaksa menggunakan rakit jika ingin menyebrang sungai karena jembatang penghubung antardesa di wilayah itu putus. Ada jalan alternatif tetapi jaraknya jauh makanya warga lebih memilih naik rakit,” ujarnya.

    Ia menjelaskan, sejak jembatan penghubung tersebut putus warga secara bergantian berjaga di sungai untuk membantu warga jika ingin menyeberangi sungai dengan rakit.

    “Warga secara berkelompok berjaga di sungai untuk membantu mendorong rakit jika ada warga yang ingin menyeberang, warga terkadang membayar seadanya jika ingin menyeberang,” ujarnya.

    Dia menambahkan, warga sangat berharap agar jembatan penghubung antardesa itu segera dibangun kembali, sehingga bisa beraktivitas dengan normal.

  • Enam Desa di Balongpanggang Gresik Tergenang Banjir, Kali Lamong Kembali Meluap

    Enam Desa di Balongpanggang Gresik Tergenang Banjir, Kali Lamong Kembali Meluap

    Gresik (beritajatim.com) – Enam desa di Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, dilaporkan terendam banjir akibat luapan Kali Lamong setelah hujan deras mengguyur sejak Minggu (8/6/2026). Ketinggian air di sejumlah titik mencapai 120 centimeter dan merendam ratusan rumah serta fasilitas umum.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, FX Hendriatmoko Herlambang menyatakan, banjir terjadi karena curah hujan tinggi dan limpasan air dari wilayah hulu Kali Lamong. Akibatnya, air meluap ke pemukiman warga yang berada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Lamong.

    “Penyebab banjir ini akibat curah hujan yang cukup tinggi, dan air kiriman dari wilayah hulu Kali Lamong yang meningkat kemudian meluap ke pemukiman warga,” kata Micko, sapaan akrabnya, Senin (9/6/2026).

    Enam desa yang terdampak banjir antara lain Desa Ngampel, Dapet, Sekarputih, Wotansari, Karang Semanding, dan Banjaragung.

    Di Desa Ngampel, jalan lingkungan dan rumah warga tergenang air dengan ketinggian antara 10 hingga 50 centimeter. Di Desa Dapet, kondisi lebih parah. Jalan Poros Desa (JPD) tergenang hingga 120 centimeter, 529 rumah terdampak, dan satu sekolah TK ikut terendam.

    Desa Sekarputih mencatatkan dampak signifikan dengan 261 rumah warga tergenang banjir setinggi 10 hingga 50 centimeter. Selain itu, 36 hektar sawah turut terendam air.

    Desa Wotansari juga tidak luput dari luapan air. Sebanyak 232 rumah warga terendam hingga 50 centimeter, dan fasilitas umum seperti SDN 143 Gresik serta makam desa ikut terdampak.

    Di Desa Karang Semanding, banjir menggenangi JPD, sedangkan di Desa Banjaragung air menggenangi jalan lingkungan dengan ketinggian sekitar 70 centimeter.

    Menanggapi kondisi ini, BPBD Gresik telah melakukan pemantauan curah hujan di wilayah DAS Kali Lamong. Selain itu, koordinasi dengan pemerintah desa terdampak terus dilakukan untuk meminimalkan dampak lanjutan.

    “Kami juga berkordinasi dengan pemerintah desa yang terdampak banjir. Serta menghimbau kepada warga yang berada di DAS Kali Lamong tetap waspada bila ada peningkatan debit air,” imbuh Micko. [dny/beq]

  • BMKG Maritim Tanjung Perak: Mulai 11-15 Juni, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Surabaya

    BMKG Maritim Tanjung Perak: Mulai 11-15 Juni, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya mengeluarkan peringatan potensi banjir rob yang diprediksi melanda wilayah pesisir Surabaya, pada 11-15 Juni 2025.

    Banjir rob ini diperkirakan akan melanda wilayah pesisir mulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB, akibat fenomena pasang air laut maksimum yang dipicu oleh fase full moon atau bulan purnama.

    Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Ady Hermanto mengatakan bahwa, wilayah terdampak meliputi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan wilayah Kalianget, dengan pasang air laut maksimum mencapai 130-150 cm.

    “Fase bulan purnama mempengaruhi kondisi pasang surut bulan Juni 2025 yang berpotensi menyebabkan pasang maksimum dan surut minimum, dengan ketinggian pasang dapat mencapai 120-150 cm dari rata-rata ketinggian muka air laut,” kata Ady, Senin (9/6/2025).

    Ady juga menyampaikan, banjir rob ini bisa memicu genangan dan mengganggu aktivitas masyarakat di wilayah pesisir.

    “Genangan yang ditimbulkan banjir rob dapat mengganggu transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan,’ urainya.

    Oleh sebab itu, BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya mengimbau kepada masyarakat agar waspada dan bersiap mengadapi potensi banjir rob di wilayahnya, serta hati-hati dalam beraktivitas.

    “Masyarakat kami imbau menghindari wilayah genangan banjir rob karena airnya bersifat korosif, serta selalu mengikuti informasi terupdate dari BMKG karena informasi akan diperbarui setiap saat,” tutupnya. [ram/aje]

  • Banjir Parah Terjang Mojoagung Jombang, 255 KK Terdampak di Desa Kademangan

    Banjir Parah Terjang Mojoagung Jombang, 255 KK Terdampak di Desa Kademangan

    Jombang (bertajatim.com) – Banjir besar kembali menerjang wilayah Kabupaten Jombang. Kali ini, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, menjadi lokasi terparah akibat luapan tiga sungai sekaligus: Sungai Gunting, Sungai Pancir, dan Sungai Catakbanteng.

    Hujan deras yang mengguyur wilayah ini sejak Minggu sore (8/6/2025) membuat debit air meningkat tajam dan tak tertampung hingga menyebabkan banjir pada Senin pagi (9/6/2025).

    Ketinggian air di Desa Kademangan mencapai antara 70 hingga 200 sentimeter. Air mulai memasuki kawasan pemukiman warga sekitar pukul 05.00 WIB. Warga pun bergegas memindahkan barang-barang berharga mereka ke tempat yang lebih tinggi.

    Banjir ini juga berdampak pada tujuh desa lainnya di Kecamatan Mojoagung. Yakni Desa Mancilan, Betek, Tejo, Karobelah, Dukuhmojo, Miagan, dan Mojotrisno. Namun, kondisi paling parah terjadi di Desa Kademangan.

    “Kondisi paling parah di Desa Kademangan. Ketinggian air mencapai 200 meter,” kata Sertu Muntoha, petugas dari Koramil Mojoagung yang memantau langsung ke lokasi.

    Muntoha menyebut, sebanyak 255 kepala keluarga terdampak banjir di Desa Kademangan. Namun demikian, belum ada warga yang mengungsi. Menurutnya, masyarakat setempat sudah terbiasa dengan karakteristik banjir di wilayah tersebut. “Ini tren air mulai surut,” ujarnya.

    Salah satu warga, Faruk Edi (44), mengatakan banjir mulai memasuki rumah warga sekitar pukul 05.30 WIB. Hujan deras yang berlangsung selama berjam-jam membuat aliran sungai meluap ke jalanan dan pemukiman.

    “Ketinggian air di rumah sekitar 1 meter, kalau di jalan 2 meter kurang. Penyebabnya karena air sungai yang meluap akibat hujan deras tanpa henti. Yang meluap Sungai Gunting dan Catakbanteng,” pungkas Faruk yang memilih bertahan di rumah.

    Sementara itu, data dari BPBD Kabupaten Jombang hingga pukul 10.00 WIB mencatat bahwa banjir juga menerjang lima desa lain di luar Kecamatan Mojoagung. Yakni Dusun Sambigelar Desa Pojokkulon Kecamatan Kesamben, Desa Bakalanrayung dan Desa Tapen Kecamatan Kudu, serta Desa Palrejo, Desa Jogoloyo, dan Desa Balongsono di Kecamatan Sumobito.

    “Kami melalui Pusdalops PB telah berkoordinasi dengan seluruh perangkat desa terdampak untuk pemantauan lanjutan. Belum ada laporan kebutuhan mendesak, korban jiwa, maupun kerusakan berat. Namun demikian kami imbau masyarakat tetap waspada,” ujar Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jombang Syamsul Bahri.

    Hingga saat ini, kondisi air dilaporkan mulai surut di beberapa titik. Namun kewaspadaan tetap diperlukan, mengingat curah hujan yang tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Jombang dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan. [suf]

  • Kenapa Bisa Marak Mobil Bekas 0 Kilometer?

    Kenapa Bisa Marak Mobil Bekas 0 Kilometer?

    Jakarta

    China sedang kebanjiran mobil bekas nol kilometer. Tapi, maraknya mobil bekas rasa baru tersebut menjadi kontroversi.

    Dilansir Autopost, Kementerian Perdagangan China membuka penyelidikan terhadap penjualan mobil bekas nol kilometer. Penyelidikan tersebut menargetkan produsen mobil dan dealer yang dituduh menggelembungkan penjualan dengan menjual kendaraan yang baru didaftarkan sebagai mobil bekas.

    Mobil bekas nol kilometer tersebut adalah kendaraan yang telah terdaftar tapi tidak pernah dikendarai. Mobil jenis itu sekarang membanjiri pasar mobil bekas.

    Inti dari fenomena mobil bekas nol kilometer di China terletak pada proses di mana kendaraan baru didaftarkan sebagai mobil yang terjual, sering kali ke dealer afiliasi atau platform pihak ketiga, dan kemudian dijual kembali sebagai mobil bekas meskipun jarak tempuhnya sedikit atau tidak ada sama sekali.

    Kendaraan ini terdaftar dan diberi pelat nomor. Namun, mobil-mobil itu tidak pernah dikendarai. Chairman Great Wall Motors Wei Jianjun melaporkan 3.000 hingga 4.000 dealer di platform mobil bekas China menggunakan praktik ini. Kenapa praktik mobil bekas nol kilometer bisa marak di China?

    Sumber industri melaporkan, produsen dan dealer menggunakan taktik ini untuk memenuhi target penjualan yang agresif. Kendaraan dijual dan didaftarkan tanpa pengiriman, lalu dijual kembali sebagai mobil bekas.

    “Manuver ini memiliki banyak tujuan: membantu produsen mobil mencapai target penjualan, memungkinkan dealer untuk melepas stok yang tidak terjual, dan, dalam beberapa kasus, memanfaatkan subsidi atau kebijakan ekspor yang terkait dengan status registrasi kendaraan,” tulis Carnewschina.

    Praktik ini menipu konsumen dan merusak integritas pasar mobil bekas. Otoritas China bekerja sama dengan pemangku kepentingan industri menyelesaikan masalah ini.

    Tren mobil bekas nol kilometer di China menyoroti masalah transparansi dan kredibilitas pasar yang serius. Meskipun dapat meningkatkan penjualan jangka pendek, hal itu berisiko mengikis kepercayaan konsumen dan merusak kesehatan jangka panjang pasar mobil bekas.

    Tren ini dapat mendistorsi harga pasar mobil bekas. Menjual kendaraan tanpa jarak tempuh sebagai kendaraan bekas akan mendistorsi struktur harga, sehingga sulit bagi konsumen untuk mengetahui nilai pasar yang wajar.

    Penanganan masalah ini memerlukan peraturan pemerintah yang ketat dan regulasi mandiri industri. Produsen mobil dan dealer harus mengadopsi kebijakan penjualan yang transparan dan memberikan informasi yang akurat untuk memulihkan kepercayaan konsumen.

    Konsumen harus memverifikasi tanggal registrasi dan jarak tempuh saat membeli kendaraan dan mencari penilaian ahli jika diperlukan. Upaya ini dapat mendorong pasar mobil bekas yang lebih transparan dan kuat.

    (rgr/mhg)

  • Puja-puji Bank Dunia Buat IKN

    Puja-puji Bank Dunia Buat IKN

    Jakarta

    Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Basuki Hadimuljono menerima kunjungan Direktur Global World Bank’s Global for Water Global Practice Saroj Kumar Jha di kawasan IKN pada Minggu (8/6). Kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung perkembangan pembangunan Nusantara, termasuk infrastruktur dan fasilitas pendukungnya.

    “Hari ini menjadi kesempatan penting untuk menunjukkan langsung kepada mitra internasional seperti Bank Dunia bagaimana prinsip pembangunan yang selaras dengan alam diterapkan di IKN,” ujar Basuki dalam keterangan resmi, Minggu (8/6/2025).

    Dalam kunjungannya, Saroj Kumar Jha bersama tim Bank Dunia meninjau sejumlah lokasi strategis di kawasan IKN antara lain Bendungan Sepaku Semoi, Pengendali Banjir DAS Sanggai 1A di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, serta kawasan Istana Negara.

    Saroj Kumar Jha mengapresiasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan IKN yang mengedepankan keseimbangan antara infrastruktur (gray infrastructure) dan kelestarian lingkungan (green infrastructure).

    “Ini sangat indah. Saya sangat terkesan melihat bagaimana Nusantara direncanakan dan dilaksanakan dengan pendekatan yang menggabungkan konstruksi dan alam secara harmonis. Ini adalah contoh yang sangat baik dan saya mendorong berbagai pihak untuk mengunjungi, berinvestasi, serta menjalin kemitraan dengan Nusantara. Ini sangat mengesankan,” ujar Saroj Kumar Jha.

    Lebih lanjut, ia menyampaikan apresiasi kepada Kepala Otorita IKN atas sambutan dan kerja sama yang baik, serta berharap dapat menjadi mitra dalam pengembangan Nusantara.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Basuki yang telah menerima kami dengan baik hari ini. Saya sungguh berharap World Bank dapat menjadi mitra saat Kota Nusantara tumbuh menjadi ibu kota paling modern di dunia,” imbuhnya.

    (aid/eds)

  • KAI Daop 9 kebanjiran penumpang saat libur Idul Adha

    KAI Daop 9 kebanjiran penumpang saat libur Idul Adha

    ANTARA – Di tengah momentum libur Idul Adha, kereta api masih jadi andalan masyarakat untuk bepergian di wilayah timur Jawa. Selama 5 hingga 7 Juni 2025, PT KAI Daop 9 Jember mencatat hampir 30 ribu penumpang berangkat dari stasiun-stasiun di jalur Banyuwangi hingga Pasuruan.
    (Hamka Agung Balya/Andi Bagasela/I Gusti Agung Ayu N)

  • Meski Turun Drastis, Pengepul Kulit Kurban di Surabaya Tetap Raup Puluhan Juta Rupiah

    Meski Turun Drastis, Pengepul Kulit Kurban di Surabaya Tetap Raup Puluhan Juta Rupiah

    Surabaya (beritajatim.com) – Maisyaroh, seorang pengepul kulit hewan kurban di Jalan Nyamplungan, Surabaya, tetap kebanjiran pelanggan meskipun limpahan kulit kurban di Idul Adha 1446 Hijriah mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun lalu. Lapaknya yang berada di kawasan wisata religi Ampel masih ramai disambangi para penjual hewan kurban maupun masyarakat, Sabtu (7/6/2025).

    “Kayaknya penerimaan kulit di tahun ini menurun. Soalnya kata para penjual hewan kurban tahun ini agak sepi,” ungkap Maisyaroh saat ditemui.

    Menurut perempuan 42 tahun itu, penurunan jumlah kulit yang diterima berkaitan erat dengan kondisi ekonomi yang tengah lesu. Ia menyebut, pembelian hewan kurban oleh masyarakat ikut terdampak, sehingga jumlah pemotongan dan limpahan kulit juga menurun.

    “Ya tidak bisa dipungkiri, memang tahun ini kondisi ekonomi lagi lesu. Jadi wajar kalau tahun orang yang berkurban sedikit,” jelasnya.

    Pada Idul Adha 2024 lalu, Maisyaroh berhasil mengumpulkan sekitar 2.800 lembar kulit kambing dan lebih dari 800 lembar kulit sapi di hari pertama penyembelihan. Namun tahun ini, jumlahnya turun drastis hanya menjadi 1.500 lembar kulit kambing dan 160 lembar kulit sapi pada hari pertama.

    “Mungkin juga karena hari pertama kurban Idul Adha tahun ini bertepatan pas hari Jumat kemarin, jadi waktunya lebih pendek. Jadi sekarang kita datang membuka lapak lagi, dan masih banyak yang setor di hari ini,” urainya.

    Maisyaroh telah menekuni usaha sebagai pengepul kulit hewan kurban selama puluhan tahun, meneruskan usaha milik mendiang ayahnya yang telah berdiri sejak 1990. Meski bersifat musiman, usahanya tetap mendatangkan keuntungan besar setiap tahunnya.

    “Kalau keuntungan sih puluhan jutaan. Kalau modal ya kisaran ratusan juta. Kulit-kulit ini nantinya kita setor ke produsen besar, pabrik aksesoris tas, sepatu, ikat pinggang dan lain lain,” tutupnya.

    Usaha kulit hewan kurban seperti yang dijalankan Maisyaroh menjadi bagian penting dari ekosistem industri kreatif dan manufaktur lokal. Meskipun terdampak fluktuasi ekonomi dan pola penyembelihan, dedikasi para pelaku usaha tradisional tetap menjaga rantai pasok kulit berkualitas bagi industri Indonesia. [ram/ian]