Topik: Banjir

  • Ciliwung, Nadi Peradaban Batavia ke Denyut Jakarta Masa Kini – Page 3

    Ciliwung, Nadi Peradaban Batavia ke Denyut Jakarta Masa Kini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dahulu, Sungai Ciliwung adalah nadi kehidupan Batavia. Airnya menjadi sumber air bersih, jalur transportasi, dan tulang punggung sistem kanal yang menopang kota bentukan kolonial Belanda. Namun, seiring waktu dan laju pembangunan, fungsi ekologis sungai ini perlahan terkikis.

    Menurut sejarawan Candrian Attahiyyat, Ciliwung pada masa Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) memegang peranan vital dalam kehidupan masyarakat Batavia. “Aliran itu kan diolah jadi siap dikonsumsi atau buat keperluan rumah tangga dan lain-lain. Itu alirannya diarahkan ke daerah yang namanya Pancoran-Glodok. Di situ airnya disuling,” tuturnya kepada Liputan6.com.

    Air hasil penyulingan tersebut tidak hanya digunakan untuk kebutuhan warga, tetapi juga dijual guna memasok kapal-kapal yang bersandar di perairan Batavia. “Terus airnya itu dikelola dan dijual buat keperluan kapal, perahu dan lain-lain,” sambung Candrian. Baru pada abad ke-19, saat teknologi artesis mulai dikenal, warga beralih dari Ciliwung ke sumber air bawah tanah.

    Letak strategis Batavia yang dekat dengan muara Ciliwung pun menjadi alasan utama Belanda mendirikan pusat kekuasaan mereka di wilayah tersebut. Meski kapal besar tidak bisa merapat langsung ke pantai karena Teluk Jakarta yang dangkal, aliran sungai dimanfaatkan sebagai jalur logistik dan bongkar muat lewat perahu kecil.

    “Jadi mereka membuat aliran itu terutama Ciliwung di daerah Batavia itu buat transportasi mereka untuk bawa-bawa barang,” ungkapnya.

    Tak berhenti di situ, sistem kanal pun dibangun dengan suplai utama dari Ciliwung dan Cisadane. Kanal-kanal ini tidak hanya untuk perahu, tetapi juga sebagai penyalur air bersih dan pengendali banjir.

    Namun, kanal sangat bergantung pada debit air yang cukup. “Soalnya kan kanal Batavia itu kalau kering, ya gak cukup debit airnya, itu surut,” katanya.

     

     

     

    Sebanyak 28 rukun tetangga (RT) di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terendam banjir akibat Kali Ciliwung meluap.

  • Pentingnya Menanamkan Kebiasaan Membaca Sejak Dini dari Rumah

    Pentingnya Menanamkan Kebiasaan Membaca Sejak Dini dari Rumah

    Liputan6.com, Samarinda – Pendidikan literasi idealnya dimulai dari rumah. Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama di mana anak-anak mengenal bahasa, membaca, dan berpikir kritis. Rumah yang menyediakan buku, mendukung kegiatan membaca, dan memberi contoh positif akan membentuk kebiasaan literasi sejak dini.

    “Pondasi literasi dibentuk oleh orang tua,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian pada sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca (PKM) yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional di Samarinda, Kamis (19/6/2025).

    Mengapa literasi penting? Karena literasi adalah pondasi semua proses belajar, kemampuan literasi berbanding lurus dengan keterampilan berpikir kritis, dan literasi.

    “Tidak ada orang yang akan menjadi pemimpin kalau dia tidak suka membaca. karena pemimpin itu harus terus menginspirasi,” ungkap Pustakawan Utama Perpusnas M Syarif Bando.

    Di era banjir informasi ini, perpustakaan dituntut harus memiliki kiat jitu bagaimana literasi tetap mendapatkan perhatian meski di tengah modernitas. Ya, salah satu caranya dengan menyediakan akses bahan bacaan yang baik. Sebuah riset mandiri dilakukan pegiat literasi dari Kota Samarinda Novan Leany.

    Dalam risetnya, Leany mengatakan bahwa jumlah penggerak literasi di Indonesia sangat banyak sekali. Di Kalimantan Timur sendiri tercatat tidak kurang 380 pegiat literasi. Tinggal bagaimana memberikan praktik baik budaya membaca yang lewat penyediaan akses terhadap bahan bacaan.

    “Samarinda Book Party menjadi salah satu contoh baik mengajak masyarakat senang dengan aktivitas keliterasian tapi tetap gaul,” ucapnya.

     

  • Burhanuddin Muhtadi Sebut Hasil Survei 72% Masih Suka Jokowi, Kepemimpinannya Efektif

    Burhanuddin Muhtadi Sebut Hasil Survei 72% Masih Suka Jokowi, Kepemimpinannya Efektif

    GELORA.CO –  Menurut Indikator Politik, pengaruh Jokowi di Pilpres 2029 masih tinggi, yaitu di angka 72 persen. Padahal Jokowi setiap hari difitnah dan di-downgrade.

    “Beberapa waktu lalu saya punya hasil survei, tetapi tidak dirilis ya, itu 72 persen masih suka dengan Jokowi,”ujar Burhanuddin Muhtadi dalam video yang diunggah akun X @sarah_pndjtn, dikutip Kamis (19/6/2025).

    “Itu jumlah yang masih cukup besar,”pungkasnya.

    Burhanuddin Muhtadi tak memungkiri, ada penurunan dibanding semasa Jokowi baru selesai menjabat sebagai presiden. Artinya itu masih jumlah yang cukup besar.

    Ia kemudian menjelaskan bahwa perbedaan utama antara Jokowi dan Prabowo terletak pada orientasi kepemimpinannya.

    “Pak Jokowi itu lebih suka hal-hal yang domestically oriented. Sementara Pak Prabowo lebih passion kalau bicara geopolitik, high politics,” jelasnya.

    Ia menilai, Jokowi tampak sangat menikmati kegiatan turun langsung ke masyarakat. Sementara Prabowo lebih menonjol dalam acara besar, seremonial, dan urusan luar negeri.

    “Catatan saya, Pak Prabowo terakhir blusukan itu saat banjir di Jakarta. Setelah itu saya belum lihat lagi,” tambahnya.

    Burhanuddin bilang, gaya kepemimpinan seperti Jokowi yang lebih membumi dan responsif terhadap persoalan rakyat di akar rumput masih dianggap efektif di mata publik, terlepas dari kemungkinan unsur pencitraan.

    “Masalahnya, karakter seperti Pak Jokowi ini terlepas dari ada motif pencitraan atau apapun pemimpin seperti ini masih efektif,” kuncinya. (*) 

    Menurut Indikator, pengaruh Pak Jokowi di 2029 masih di angka 72%,
    padahal setiap hari Pak Jokowi difitnah dan di-downgrade terus. pic.twitter.com/iUWl2X3v0b

    — Sarah (@sarah_pndjtn) June 19, 2025

  • Longsor Melanda Kawasan Wisata Ngade Ternate, Polisi-BPBD Lakukan Pembersihan

    Longsor Melanda Kawasan Wisata Ngade Ternate, Polisi-BPBD Lakukan Pembersihan

    TERNATE – Longsor melanda Jalan Santo Pedro di kawasan wisata Ngade, Kota Ternate. Bencana alam ini disebabkan hujan deras yang mengguyur kota tersebut pada Kamis 19 Juni.

    “Kami mengimbau seluruh pengguna jalan agar lebih berhati-hati dan waspada saat melintasi lokasi tersebut. Selain itu, mematuhi rambu-rambu peringatan yang telah dipasang oleh petugas di sekitar area longsor,” ujar Kabid Humas Polda Maluku Utara, Kombes Pol Bambang Suharyono dihubungi, Kamis 19 Juni, disitat Antara.

    Polres Ternate juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk segera melakukan pembersihan dan mengamankan lokasi longsor.

    Petugas gabungan telah dikerahkan untuk mengatur arus lalu lintas serta menjaga keamanan lokasi tersebut.

    “Kami berharap pengguna jalan untuk mematuhi arahan petugas di lapangan,” katanya.

    Sementara itu, Petugas Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Baabullah Ternate Muhammad Fauzi Bintiang mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah untuk waspada terhadap dampak turunan dari fenomena hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, hingga angin kencang.

    Untuk itu, kata dia, BMKG mengeluarkan imbauan kepada seluruh pihak, khususnya BPBD, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, dan Direktorat Lalu Lintas Polda Maluku Utara untuk mengantisipasi risiko bencana dan menghindarkan masyarakat dari zona rawan longsor dan banjir.

  • GS Pakubuwono jadi stasiun bumi komunitas paling lengkap dan canggih

    GS Pakubuwono jadi stasiun bumi komunitas paling lengkap dan canggih

    Jakarta (ANTARA) – Presiden AMSAT-ID (Amateur Satellite Indonesia) Muhammad Yasir mengatakan bahwa Ground Station (stasiun bumi) Pakubuwono AMSAT-ID menjadi stasiun bumi komunitas paling lengkap dan canggih di Indonesia yang dibangun oleh para penggiat radio amatir satelit.

    “GS Pakubowono menjadi stasiun bumi pertama terlengkap di Indonesia di luar GS milik pemerintah,” kata Yasir dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Yasir mengatakan bahwa GS Pakubuwono didirikan bukan oleh lembaga negara atau korporasi besar, melainkan kerja keras anggota AMSAT-ID (YDØACE, YBØOSU, dan YDØAVJ) yang ingin membawa Indonesia lebih dekat dengan dunia satelit.

    Menurut dia, yang membuat stasiun ini spesial adalah kemampuannya memantau berbagai jenis satelit yang ada di luar angkasa, mulai dari satelit LEO (Low Earth Orbit) yang mengorbit rendah di ketinggian 500–1.200 KM, MEO (Medium Earth Orbit) yang mengorbit pada ketinggian 5.000 hingga 20.000 KM, bahkan satelit GEO (Geostationary Earth Orbit) yang “diam” di atas ekuator di ketinggian 36.000 KM.

    Dengan peralatan yang dimiliki GS Pakubuwono, lanjut dia, stasiun ini bisa berkomunikasi dengan satelit amatir, memantau cuaca, hingga bisa memenuhi sertifikasi untuk melakukan kontak komunikasi langsung dengan astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

    “Komunikasi beneran, bukan cuma nonton di TV,” ujar Yasir.

    Untuk bisa menjangkau ISS, butuh peralatan dengan spesifikasi tinggi dan pengetahuan teknis yang tidak main-main. Tapi, GS Pakubuwono sudah memenuhi semua syarat itu.

    Bahkan, stasiun ini juga bisa digunakan sebagai jembatan komunikasi antarnegara, termasuk antara Asia dan Australia.

    “Kegunaannya banyak, di antaranya saat bencana seperti gempa atau banjir bandang melanda dan jaringan komunikasi putus, radio amatir bisa jadi penyelamat. Dengan alat ini, relawan bisa tetap berkabar dan mengirim informasi penting tanpa harus bergantung pada sinyal HP atau internet,” kata pengelola GS Pakubuwono Aditya Sanjaya.

    Tak cuma soal darurat, radio amatir juga bisa digunakan untuk komunikasi ekspedisi alam, seperti pendakian gunung atau eksplorasi wilayah terpencil. Bahkan, beberapa komunitas pernah menggunakannya untuk mencari lokasi balon udara ilmiah yang dilepaskan ke atmosfer.

    “Kami menghadirkan stasiun bumi Pakubuwono sebagai bukti kehadiran masyarakat madani Indonesia memasuki komunitas satelit amatir dunia. Stasiun bumi Pakubuwono setara dengan stasiun-stasiun bumi satelit amatir di negara-negara maju lainnya,” ujar Aditya.

    Menurut dia, anak muda Indonesia yang penasaran bisa bergabung dengan komunitas AMSAT-ID dan memanfaatkan stasiun bumi Pakubuwono untuk belajar dan mengakses satelit amatir yang jumlahnya ratusan di ruang angkasa.

    Anak muda yang penasaran soal satelit bisa datang, lihat langsung alat-alatnya, dan belajar gimana cara kerja komunikasi luar angkasa. Harapannya, anak-anak Indonesia juga bisa ikut mengembangkan teknologi satelit, bukan cuma jadi pengguna.

    “Bayangkan kalau ada anak SMA yang belajar di sini, lalu suatu hari bisa merancang satelitnya sendiri. Itu bukan mimpi. Itu visi dari komunitas AMSAT-ID yang ingin membangun generasi baru ahli satelit dari tanah air,” ujarnya.

    Meski sudah canggih, para pendiri GS Pakubuwono tidak mau berhenti sampai di sini.

    “Kami akan terus memperbarui perangkat keras dan perangkat lunaknya agar selalu sesuai dengan perkembangan zaman,” ujar pengelola GS Pakubowono lainnya, Adityo Kusharjanto.

    Ground Station Pakubuwono AMSAT-ID adalah bukti nyata bahwa teknologi tinggi tidak harus datang dari institusi besar. “Dengan semangat, ilmu, dan kolaborasi, masyarakat bisa menghadirkan inovasi yang berdampak luas.” ujar Adityo.

    Bagi masyarakat yang penasaran atau ingin belajar langsung bisa menghubungi pengelola GS Pakubuwono untuk keterangan lebih lanjut di pakubuwonogs@gmail.com.

    “Siapa tahu, komunikasi kamu berikutnya bukan lagi hanya di WhatsApp, tapi langsung dengan astronot di luar angkasa,” tuturnya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kementan berikan bantuan untuk dukung swasembada pangan di Ciamis 

    Kementan berikan bantuan untuk dukung swasembada pangan di Ciamis 

    Ciamis (ANTARA) – Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia memberikan sejumlah peralatan dan mesin pertanian kepada kelompok petani di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat untuk mendukung produktivitas dan swasembada pangan.

    “Tahun ini kita kembali menerima bantuan alsintan (alat dan mesin pertanian) untuk mendukung produktivitas petani,” kata Bupati Ciamis Herdiat Sunarya saat menerima bantuan alsintan dari Kementan di aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis di Ciamis, Kamis.

    Ia menyampaikan terima kasih adanya penyaluran peralatan pertanian untuk para kelompok tani sebagai wujud adanya perhatian khusus dari pemerintah pusat untuk Ciamis.

    Bantuan tersebut, lanjut dia, sebagai bukti nyata sinergitas yang baik antara Pemkab Ciamis dengan Kementan yang akhirnya dapat terealisasi bantuan untuk diberikan langsung kepada petani.

    “Ini membuktikan bahwa komunikasi dan sinergi antara Pemkab Ciamis dengan Kementerian Pertanian berjalan sangat baik,” katanya.

    Ia menyampaikan bantuan tersebut tentu akan digunakan dengan baik sebagai pendorong program pemerintah pusat maupun Pemkab Ciamis menjadikan daerah swasembada pangan.

    Ciamis, kata dia, memiliki potensi alam yang subur dengan memiliki sumber air yang melimpah, sehingga dapat menunjang kegiatan pertanian untuk menuju swasembada pangan lima tahun ke depan.

    “Yang perlu kita lakukan adalah intensifikasi pertanian, dengan pengelolaan yang lebih baik, dan pemanfaatan teknologi, Ciamis harus bisa swasembada pangan,” katanya.

    Ia berharap adanya bantuan itu bisa meminimalisasi terhadap berbagai kendala yang selama ini dihadapi seperti gangguan cuaca ekstrem, banjir, dan kekeringan yang dapat menghambat masa tanam dan panen.

    Petani di Ciamis, kata dia, sudah saatnya mulai meninggalkan cara-cara pertanian manual, melainkan beralih memanfaatkan peralatan yang modern agar lebih efisien dari segi waktu, tenaga, maupun biaya.

    “Biaya pertanian saat ini cukup tinggi, tapi dengan bantuan alsintan ini, kita bisa lebih hemat, dan hasilnya pun lebih maksimal,” katanya.

    Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis Ape Ruswandana menambahkan, bantuan berupa tujuh unit traktor roda dua, dan 32 unit pompa air 4 inci berasal dari aspirasi masyarakat melalui anggota Komisi IV DPR RI daerah pemilihan Jawa Barat X.

    “Alsintan akan disalurkan kepada kelompok tani dari berbagai kecamatan di Ciamis,” katanya.***1***

    Pewarta: Feri Purnama
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gunung Marapi erupsi, Badan Geologi ESDM: Waspada di radius 3 km

    Gunung Marapi erupsi, Badan Geologi ESDM: Waspada di radius 3 km

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengingatkan masyarakat dan wisatawan tidak masuk maupun berkegiatan di bawah radius 3 km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Gunung Api Marapi, menyusul erupsi yang terjadi pada Rabu (18/6/2025).

    “Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, bantaran, aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi mesti mewaspadai potensi dan ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan,” ujar Wafid dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.

    Jika terjadi hujan abu, lanjut dia, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).

    Gunung Api Marapi (2.891 mdpl) kembali mengalami erupsi pada Rabu (18/6/2025) pukul 20.09 WIB.

    Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi kurang lebih 1 menit 52 detik.

    “Pengamat Gunung Api (PGA) Gunung Marapi melaporkan, telah terjadi erupsi malam tadi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 700 m di atas puncak (kurang lebih 3.591 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur,” ucap Wafid.

    Meski saat ini status Gunung Api Marapi masih dalam Level II (Waspada), Wafid meminta masyarakat sekitar tetap waspada akan terjadinya dampak buruk erupsi yang terjadi.

    Saat kondisi terjadinya erupsi akan banyak beredar informasi dari banyak pihak. Untuk itu, Wafid juga meminta seluruh pihak menjaga suasana yang kondusif di masyarakat dengan menyampaikan informasi dari sumber resmi yang terpercaya.

    “Jangan percaya berita bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya,” katanya.

    Gunung Api Marapi secara administratif berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

    Gunung ini memiliki sejarah panjang erupsi, dengan lebih dari 500 kali letusan tercatat sejak 1770.

    Pada Desember 2024, status aktivitas Gunung Marapi diturunkan menjadi Waspada setelah sebelumnya sempat Siaga.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • WIKA Catat Kontrak Baru Rp 3,37 Triliun Pada Mei 2025

    WIKA Catat Kontrak Baru Rp 3,37 Triliun Pada Mei 2025

    Jakarta

    PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 3,37 triliun hingga Mei 2025. Salah satu proyek strategis yang didapatkan Perseroan di antaranya adalah Proyek Pengendalian Banjir Sistem Tenggang-Sringin Paket I Tahap I di Provinsi Jawa Tengah.

    Proyek pengendalian banjir ini merupakan bagian integral dari upaya pemerintah dalam menanggulangi dan mengurangi luas kawasan terdampak banjir di wilayah Semarang hingga 2.500 hektar. Proyek tersebut juga direncanakan mampu meningkatkan ketahanan infrastruktur di wilayah rawan bencana. Proyek ini ditargetkan rampung pada tahun 2027.

    Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan, sebelumnya Perseroan telah mengerjakan beberapa proyek serupa di antaranya Proyek Pompa Banjir Sentiong Jakarta, Proyek Pengendalian Banjir Kencing Drain di Jawa Tengah, Sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur di Jakarta, Proyek Pengendalian Banjir Kedunglarangan di Jawa Timur, dan lainnya.

    “Di tengah tantangan iklim dan urbanisasi, kami percaya infrastruktur ketahanan banjir adalah investasi jangka panjang yang penting agar masyarakat dapat memiliki kualitas kehidupan yang baik,” ujar Agung, dalam keterangan tertulis, Kamis (19/6/2025).

    Dalam proyek Pengendalian Banjir Sistem Tenggang-Sringin ini, pekerjaan utama WIKA berpusat pada konstruksi Rumah Pompa Tenggang Baru. Ruang lingkup pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan pompa.

    Secara keseluruhan, proyek ini mencakup pembangunan 2 Rumah Pompa, yaitu Rumah Pompa Eksisting dengan 6 unit pompa berkapasitas 2.000 liter/detik dan Rumah Pompa Baru yang dilengkapi 4 unit pompa berkapasitas 10.000 liter/detik serta 3 unit pompa berkapasitas 1.000 liter/detik.

    Untuk memastikan ketahanan proyek terhadap risiko banjir jangka panjang, WIKA mengimplementasikan teknologi Pompa Axial Line Shaft. Pompa ini didesain khusus agar tahan terhadap air sungai dan limbah, dengan posisi motor dan mesin berada di atas dan dalam bangunan. Desain ini tidak hanya membuat motor dan mesin lebih awet, tapi juga memudahkan perawatan dan meminimalkan biaya operasional.

    Tonton juga “Shin Tae-yong Akui Belum Tanda Tangan Kontrak Baru dengan PSSI” di sini:

    (shc/kil)

  • Burhanuddin Muhtadi Bocorkan Survei Internal: 72 Persen Masih Suka Jokowi

    Burhanuddin Muhtadi Bocorkan Survei Internal: 72 Persen Masih Suka Jokowi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengungkap hasil survei internal dan pengamatannya terkait perbedaan karakter kepemimpinan antara Presiden ke-7 RI, Jokowi dan Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto

    Blak-blakan, Burhanuddin menyebut bahwa Jokowi dan Prabowo memiliki gaya dan fokus yang sangat berbeda dalam memimpin.

    “Beberapa waktu lalu saya punya survei, tapi tidak dirilis ya, hanya untuk kepentingan akademik. Itu 72 persen masih suka dengan Pak Jokowi,” ujar Burhanuddin dalam videonya yang beredar (19/6/2025).

    Meski angka itu menurun dari masa puncak kepopuleran Jokowi, ia menilai tingkat penerimaan publik terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu masih tergolong sangat tinggi.

    “Masih di atas 70 persen yang suka atau sangat suka. Itu jumlah yang cukup besar,” lanjutnya.

    Burhanuddin kemudian menjelaskan bahwa perbedaan utama antara Jokowi dan Prabowo terletak pada orientasi kepemimpinannya.

    “Pak Jokowi itu lebih suka hal-hal yang domestically oriented. Sementara Pak Prabowo lebih passion kalau bicara geopolitik, high politics,” jelasnya.

    Ia menilai, Jokowi tampak sangat menikmati kegiatan turun langsung ke masyarakat. Sementara Prabowo lebih menonjol dalam acara besar, seremonial, dan urusan luar negeri.

    “Catatan saya, Pak Prabowo terakhir blusukan itu saat banjir di Jakarta. Setelah itu saya belum lihat lagi,” tambahnya.

    Burhanuddin bilang, gaya kepemimpinan seperti Jokowi yang lebih membumi dan responsif terhadap persoalan rakyat di akar rumput masih dianggap efektif di mata publik, terlepas dari kemungkinan unsur pencitraan.

  • Peringatan Bencana BMKG Belum Jadi Prioritas di Beberapa Wilayah Banten

    Peringatan Bencana BMKG Belum Jadi Prioritas di Beberapa Wilayah Banten

    Jakarta

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten menyampaikan beberapa wilayah belum menjadikan peringatan dari BMKG sebagai prioritas dalam mitigasi bencana. Akibatnya, terjadi banjir dan bencana lain yang sebenarnya bisa dicegah.

    “Kita sudah melihat dengan mata kepala sendiri, prediksi yang disampaikan BMKG ternyata nyata adanya,” ucap Kepala BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana, di Kota Serang, Kamis (19/6/2025).

    “Tapi memang di beberapa lokasi, ini belum menjadi prioritas mitigasi. Harusnya, informasi yang disampaikan BMKG dijadikan dasar kita dalam melakukan mitigasi,” ujarnya.

    Diketahui, BMKG telah mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem pada 15 hingga 18 Juni. Pada 17 Juni, hujan deras disertai angin kencang terjadi sore hingga malam di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Serang, dan Kabupaten Lebak, yang mengakibatkan banjir.

    “Kalau kita lihat kejadian berulang di suatu tempat, ini mengindikasikan bahwa penanganan belum maksimal. Padahal, dari sisi intensitas hujan, dari dulu sampai sekarang sama saja,” katanya.

    Untuk banjir yang terjadi di Serang, dan Rangkasbitung, menurut Nana, disebabkan oleh buruknya sistem drainase. Saluran air tidak mampu menampung debit air hujan.

    Ia pun mengingatkan agar Pemda lebih memperhatikan peringatan dari BMKG. Pemerintah daerah, termasuk BPBD kabupaten/kota, harus sigap dalam melakukan langkah mitigasi.

    “BMKG ini, kalau dalam manajemen bencana, posisinya pada tahap pra-bencana. Artinya, fungsinya adalah kesiapsiagaan. Ini penting. Bukan hanya saat bencana terjadi, tapi yang lebih penting adalah ketika ada informasi awal dari BMKG, Pemda bisa langsung melakukan aksi nyata,” ujarnya.

    (aik/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini