Topik: Banjir

  • Sri Mulyani Full Senyum! APBN 2024 Banjir Apresiasi dari DPR RI

    Sri Mulyani Full Senyum! APBN 2024 Banjir Apresiasi dari DPR RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pencapaian APBN 2024 mendapatkan apresiasi oleh fraksi anggota DPR RI dalam rapat paripurna DPR RI ke-23 masa persidangan IV tahun sidang 2024-2025 di Gedung DPR RI, Jakarta pada Selasa (8/7/2025).

    Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) yang diwakili oleh Puteri Anetta Komarudin mengapresiasi APBN 2024 yang solid meskipun ada tantangan dari instabilitas ekonomi domestik.

    “Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2024 dihadapkan pada berbagai tantangan perekonomian global yang sangat dinamis. Namun APBN 2024 terbilang cukup solid dalam menjawab tantangan-tantangan yang ada,” ucapnya saat menyampaikan pandangan fraksi Partai Golkar.

    Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa solidnya APBN 2024 terlihat dari sejumlah indikator ekonomi makro, “Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,03% dan inflasi sebesar 1,57%.”

    Kemudian, apresiasi juga disampaikan oleh Sabam Rajagukguk yang membacakan pandangan fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

    “Fraksi Partai Gerindra DPR RI memberikan apresiasi atas pengelolaan APBN 2024 yang berhasil menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah tahun politik dan transisi pemerintahan, ini menjadi landasan fiskal yang kokoh untuk menuju ekonomi kerakyatan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,” ucanya.

    Gerindra pun memandang bahwa capaian kinerja ekonomi Indonesia 2024 sangat memuaskan terutama di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu.

    “Kami memandang kinerja ekonomi Indonesia pada 2024 sangat memuaskan dengan capaian-capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03% yang dicapai di tengah situasi perekonomian global yang penuh ketidakpastian dan cenderung melambat pada 2024,” tuturnya.

    Sementara itu, fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberikan apresiasi terhadap APBN yang mampu mencatatkan pendapatan per[ajakan yang melampaui target secara beruntun sejak 2021.

    “Secara khusus fraksi PKB kembali mengapresiasi capaian pendapatan perpajakan secara berturut-turut semenjak tahun 2021 telah melampaui target yang dipatok dalam APBN,” ucap Indrajaya yang membacakan pandangan fraksi PKB.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Maharta Tangsel Langganan Banjir, Warga Keluhkan Minim Solusi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juli 2025

    Maharta Tangsel Langganan Banjir, Warga Keluhkan Minim Solusi Megapolitan 8 Juli 2025

    Maharta Tangsel Langganan Banjir, Warga Keluhkan Minim Solusi
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com

    Banjir
    kembali merendam Perumahan Pondok Maharta, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Selasa (8/7/2025) pagi.
    Warga menyebut, wilayah ini langganan
    banjir
    selama lebih dari 10 tahun. Namun, hingga kini belum ada solusi permanen.
    “Saya sudah tinggal di sini dari 2014. Banjir sudah sering, udah enggak kehitung,” ujar Rohmani (61), warga setempat saat ditemui di lokasi, Selasa.
    Rohmani mengatakan, sejak 2014, banjir datang hampir setiap tahun, terutama saat musim hujan tiba.
    Air merendam rumah toko (ruko) miliknya yang biasa digunakan untuk berdagang soto.
    Menurut Rohmani, banjir terparah terjadi pada pergantian tahun 2020. Saat itu, air dari luapan anak Kali Angke naik tinggi dan menggenangi permukiman lebih lama dari biasanya.
    Di kawasan tersebut terdapat pompa air, namun, menurutnya alat tersebut tidak berfungsi untuk mencegah banjir, melainkan baru dioperasikan saat air sudah naik.
    “Buat mencegah banjir enggak. Tapi setelah banjir, baru pompa itu berfungsi supaya cepat surut,” katanya.
    Rohmani berharap pemerintah kota dapat segera mencari solusi agar banjir tidak terus-menerus menghantui warga Maharta setiap musim hujan.
    “Ya gimana baiknya aja, karena setiap tahun kami kebanjiran,” ucapnya.
    Sebelumnya diberitakan, banjir masih merendam akses utama dari Serpong menuju Ciledug, tepatnya di Jalan Maharta, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Selasa (8/7/2025) pagi.
    Banjir disebabkan oleh luapan kali di dekat lokasi, akibat hujan deras yang mengguyur sejak Senin (7/7/2025) siang.
    Pantauan
    Kompas.com
    , tinggi genangan air di lokasi sekitar 40 sentimeter. Air merendam seluruh badan jalan yang menghubungkan Serpong dan Ciledug.
    Akibatnya, terjadi kemacetan parah karena kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, melambat saat melintasi banjir.
    Banyak pengendara motor nekat menerobos genangan, namun akhirnya mogok di tengah jalan. Beberapa di antaranya tampak mencoba memperbaiki kendaraan di lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jakbar operasikan pompa apung tangani banjir di Puri Kembangan

    Jakbar operasikan pompa apung tangani banjir di Puri Kembangan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Barat mengoperasikan pompa apung untuk mengurangi genangan banjir di lampu merah Puri Kembangan, Jakarta Barat, yang diperkirakan mencapai 60 sentimeter (cm), Selasa.

    “Kita sudah tempatkan pompa apung di titik-titik banjir, termasuk di TL (Traffic Light) Puri Kembangan,” ujar Kasudin SDA Jakbar Purwanti Suryandari kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Purwanti menuturkan, banjir di area itu imbas luapan Kali Angke akibat hujan deras yang terjadi sejak Senin (7/7/) malam.

    “Itu (banjir) kan karena luapan (Kali) Angke,” ujar Purwanti.

    Pantauan ANTARA di lokasi pada pukul 12.00 WIB, dua unit pompa apung itu masing-masing berkapasitas 5 liter per detik.

    Dua pompa itu ditempatkan pada sisi jalan, menyedot banjir yang menggenang di kolong ring road, lalu mengalirkannya ke pembuangan yang kembali mengarah ke Kali Angke.

    “Ini kapasitas 5 liter per detik. Satu unit dari Satpel Kembangan, satu unit lagi perbantuan dari Satpel Grogol Petamburan. Kita udah operasi sejak jam 07.00 WIB, tadi pagi,” jelas petugas Sudin SDA Jakbar, Ahmad Yani di lokasi.

    Dua unit pompa itu dioperasikan oleh sekitar 10 orang petugas biru.

    Menurut Ahmad, banjir di Puri Kembangan diakibatkan oleh luapan Kali Angke yang ketinggiannya terus naik, dari yang sebelumnya 325 sentimeter (cm) dari dasar kali hingga kini mencapai 382 cm, akibat hujan deras pada Senin (7/7) malam.

    “Hari kan udah berhenti hujannya. Kita lihat lagi sebentar, semoga enggak hujan lagi,” tuturnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Modifikasi Cuaca Jabodetabek Sempat Batal karena Hujan Petir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juli 2025

    Modifikasi Cuaca Jabodetabek Sempat Batal karena Hujan Petir Megapolitan 8 Juli 2025

    Modifikasi Cuaca Jabodetabek Sempat Batal karena Hujan Petir
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) sempat mengalami kendala saat Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dilakukan di wilayah
    Jabodetabek
    pada Senin (7/7/2025) sore.
    Direktur Operasional
    Modifikasi Cuaca
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Budi Harsoyo mengatakan saat melakukan penerbangan pertama dari Posko Landasan Udara Halim Perdanakusuma sempat terlambat karena mengurus pemberitahuan kepada penerbang.
    “Kemarin agak terlambat karena hari pertama kegiatan. Pesawat juga baru tiba di Posko Halim siang harinya, masih harus mengurus notam dan lain-lain, baru siap (terbang) sore menjelang jam 17.00 WIB,” ujar Budi saat dihubungi, Selasa (8/7/2025).
    Namun penerbangan kedua OMC pada sore dibatalkan karena cuaca hujan deras disertai petir. 
    “Rencana diterbangkan setelah Maghrib batal terlaksana karena di Posko Halim diguyur hujan lumayan deras disertai petir sampai dengan sekitar jam 21.00 WIB sehingga tidak safety untuk proses refuel pesawat,” kata Budi.
    Modifikasi cuaca
    rencananya dilakukan mulai 7 Juli hingga 11 Juli 2025. Nantinya langit Jakarta dan Jawa Barat disemai 800 kilogram garam atau NaCl setiap penerbangan. 
    Budi menjelaskan, OMC untuk mengurangi intensitas curah hujan di wilayah Jakarta dan Jawa Barat.
    “Misal adanya dinamika atmosfer yang mengakibatkan sangat masifnya potensi hujan, atau pada puncak-puncak musim hujan, bukan berarti meniadakan hujan,” ucapnya.
    Adapun,
    modifikasi cuaca
    dalam konteks penanggulangan banjir dilakukan melalui penerbangan penyemaian awan untuk mengurangi supply awan hujan yang berpotensi masuk ke area target atau daerah yang ingin diamankan.
    Bahan semai yang ditabur yakni higroskopis dan glasiogenik. Secara perinci, higroskopis adalah garam atau natrium klorida/kalsium klorida.
    Kemudian glasiogenik berupa perak iodida membantu pembentukan kristal es yang tumbuh menjadi partikel hujan.
    “Bahan semai yang ditaburkan efeknya mempercepat proses terjadinya hujan. Jadi kalau dari radar teramati ada pertumbuhan awan yang bergerak ke arah target dan diperkirakan akan menjadi hujan, jauh-jauh sebelum sampai target kami semai agar hujannya tidak terjadi di daerah target,” ujar Budi.
    Umumnya, penerbangan OMC untuk penanggulangan banjir selalu diarahkan untuk “mengadang” pasokan awan hujan yang datang dari perairan sehingga hujan lebih cepat terjadi di perairan sebelum memasuki daratan.
    Namun saat awan hujan tumbuh di daratan, maka OMC memprioritaskan untuk awan hujan tersebut bisa jatuh atau menjadi hujan di atas tampungan air, seperti waduk.
    “Umumnya kami jatuhkan di perairan laut atau di wilayah yang masih relatif aman dari banjir, misal di tiga waduk Citarum,” katanya.
    Diketahui, BMKG memperingatkan
    cuaca ekstrem
    masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah sepekan ke depan, termasuk Jabodetabek. 
    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, intensitas hujan lebat tercatat lebih dari 100 mm per hari, bahkan mencapai 150 mm per hari di daerah Puncak, Jawa Barat. 
    “Pada sepekan ke depan, BMKG mewaspadai cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah, terutama di Pulau Jawa bagian barat dan tengah, termasuk Jabodetabek, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, termasuk Mataram; Maluku bagian tengah, serta Papua bagian tengah dan utara,” kata Dwikorita dalam siaran pers, Selasa (8/7/2025). 
    Dwikorita menjelaskan, hujan dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari (lebat hingga sangat lebat) terjadi di wilayah Bogor, Mataram, dan sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan pada Sabtu (5/7/2025) lalu. 
    Hujan ekstrem tersebut berdampak pada banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang.
    “Hujan lebat juga terjadi di wilayah Tangerang dan Jakarta Timur yang mengakibatkan genangan, kerusakan infrastruktur, dan gangguan aktivitas masyarakat,” paparnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua RT di Jakarta Utara masih terendam banjir hingga Selasa siang

    Dua RT di Jakarta Utara masih terendam banjir hingga Selasa siang

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat dua RT di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara masih terendam banjir akibat curah hujan tinggi disertai banjir rob atau banjir pesisir yang terjadi di wilayah itu.

    “Hingga pukul 11.00 WIB dua RT tercatat terendam banjir setinggi 50 sentimeter (cm),” kata Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa.

    Ia mengatakan ketinggian air sudah berkurang dibanding saat Selasa pagi sekitar pukul 06.00 WIB yang mencapai 65 cm.

    Menurut dia, banjir yang terjadi di Jakarta Utara ini disebabkan curah hujan yang tinggi sejak Minggu (6/7). Kondisi ini diperparah dengan adanya banjir pesisir atau banjir rob yang terjadi di pesisir utara Jakarta.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan Peringatan Dini Banjir Pesisir (Rob) pada tanggal 04 Juli – 13 Juli 2025.

    Fenomena banjir rob ini terjadi akibat adanya pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase Perigee dan bulan yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum di wilayah pesisir utara Jakarta yang menyebabkan Pintu Air Pasar Ikan Siaga atau Siaga 2 pada Senin (7/7) pukul 14.00 WIB.

    Selain itu, hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan Pos Pantau Angke Hulu Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 05.00 WIB naik menjadi Siaga 2/ Siaga pada pukul 20.00 WIB naik menjadi siaga 1 atau bahaya pada pukul 22.00 WIB.

    Pos Pantau Sunter Hulu Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 14.00 WIB naik menjadi Siaga 2/Siaga pada pukul 21.00 WIB.

    Bendungan Katulampa Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 19.00 WIB, Pintu Air Manggarai Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 21.00 WIB.

    Lalu, Pintu Air Karet Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 21.00 WIB naik menjadi Siaga 2/ Siaga pada pukul 22.00 WIB yang menyebabkan terjadinya beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta.

    BPBD DKI Jakarta mencatat hingga Selasa siang 58 RT di daerah setempat masih terendam banjir akibat curah hujan tinggi hingga banjir rob di daerah setempat

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata Yohan.

    Selain itu dirinya mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112 dan layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” ujarnya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Banjir masih genangi 58 RT di empat wilayah hingga Selasa siang

    Banjir masih genangi 58 RT di empat wilayah hingga Selasa siang

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan banjir masih menggenangi 58 Rukun Tetangga (RT) yang berada di Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat hingga Selasa siang.

    “Saat ini genangan terjadi di 58 RT dan dua ruas jalan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, saat ini ketinggian air terus mulai surut dari awalnya terdapat lokasi yang terendam hingga 1,3 meter kini tertinggi berada di 80 sentimeter (cm).

    Yohan menjelaskan bahwa banjir yang terjadi di empat wilayah di Jakarta karena hujan intensitas tinggi dan juga meluapnya sejumlah aliran sungai yang melintas di wilayah tersebut.

    Ia memastikan bahwa saat ini BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat.

    “Untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik,” ujarnya.

    Berikut 58 RT dan 2 ruas jalan yang masih terdampak banjir;

    Jakarta Barat terdapat 22 RT yang terdiri:

    – Kelurahan (Kel) Duri Kosambi: 3 RT
    *Ketinggian: 40 sampai dengan 60 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Angke

    – Kel. Kedaung Kali Angke: 4 RT
    *Ketinggian: 30 s.d 40 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Cengkareng

    – Kel. Rawa Buaya: 6 RT
    *Ketinggian: 40 s.d 80 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    – Kel. Semanan : 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Semanan

    – Kel. Kedoya Selatan: 4 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan

    – Kel. Joglo : 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Gebyuran

    – Kel. Kembangan Selatan: 2 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Angke

    – Kel. Kembangan Utara: 1 RT
    *Ketinggian: 60 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke

    Jakarta Selatan terdapat 6 RT yang terdiri:

    – Kel. Bangka: 2 RT
    *Ketinggian: 80 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang

    – Kel. Rawa Jati: 1 RT
    *Ketinggian: 30 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Jati Padang : 3 RT
    *Ketinggian: 70 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan PHB GG Saiman

    Jakarta Timur terdapat 28 RT yang terdiri:

    *Kel. Bidara Cina: 14 RT
    *Ketinggian: 80 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Kampung Melayu: 4 RT
    *Ketinggian: 65 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cawang: 7 RT
    *Ketinggian: 40 s.d 60 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    – Kel. Cililitan: 3 RT
    *Ketinggian: 50 cm
    *Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    Jakarta Utara terdapat 2 RT yang terdiri:

    – Kel. Kapuk Muara : 2 RT
    *Ketinggian: 50 cm
    *Penyebab: Curah hujan tinggi dan rob.

    Untuk jalan yang tergenang terdapat 2 ruas jalan terdiri dari:

    1. Jl. Adi Karya, Kel. Kedoya Selatan, Jakarta Barat
    Ketinggian: 25 cm.

    2. Jl. Bojong Indah Raya, Kel. Rawa Buaya, Jakarta Barat
    Ketinggian: 30 cm.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono minta seluruh jajaran bekerja dengan hati dalam atasi banjir

    Pramono minta seluruh jajaran bekerja dengan hati dalam atasi banjir

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengarahkan agar seluruh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, termasuk petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU0 bekerja dengan hati dalam mengatasi banjir.

    “Sebagai orang yang bertanggung jawab di depan, garis terdepan untuk penanganan banjir ini, maka untuk itu saudara-saudara juga harus bekerja dengan hati,” kata Pramono saat memberikan arahan dalam apel bersama petugas PPSU di kawasan Jakarta Selatan, Selasa.

    Setelah menghadapi tiga jenis banjir sekaligus, Pramono mengaku telah merenung bahwa banjir bukan untuk dilawan tetapi untuk disiasati dengan baik.

    Untuk itu, Pramono meminta agar seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta selalu siaga selama 24 jam guna memantau banjir.

    Selain itu, dia meminta kepada Dinas Sumber Daya Air (SDA) hingga Bina Marga untuk membuat perencanaan sebagai persiapan diri menyiasati banjir.

    “Setelah saya merenung, banjir itu terkadang memang tidak bisa dilawan. Maka, untuk itu kita harus mensiasati bagaimana supaya banjirnya tidak memberikan dampak negatif atau dampak kepada warga,” kata Pramono.

    Dia mengaku dengan teknologi yang sudah semakin maju, maka seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta bisa dengan mudah memantau air.

    Misalnya, saat menangani rob, ketika air terpantau mulai surut, Pramono langsung meminta agar seluruh pompa yang dimiliki Jakarta dimaksimalkan, sehingga air tersebut dapat turun kembali ke laut.

    Dalam kesempatan itu, Pramono menyampaikan rasa terima kasihnya atas kerja keras seluruh petugas PPSU dalam menangani banjir.

    “Saya betul-betul mengharapkan, saudara tetap bekerja keras, bekerja dengan hati, bekerja dengan sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing untuk menangani banjir ini,” kata Pramono.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tanggul Baswedan baru sekali jebol usai dibangun

    Tanggul Baswedan baru sekali jebol usai dibangun

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah warga menyebutkan Tanggul Baswedan yang berada di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan baru sekali jebol usai dibangun.

    “Baru sekali ini jebol, dulunya malah sering jebol sebelum dibangun tanggul Baswedan,” kata salah satu warga, Hidayat saat ditemui di lokasi pascabanjir di Jakarta, Selasa.

    Hidayat mengatakan dirinya telah tinggal di kawasan tersebut sejak 1985 atau selama 40 tahun, sehingga mengetahui pembangunan tanggul.

    Terlebih, dia menilai adanya tanggul yang dibuat dari inisiatif mantan Gubernur DKI Anies Baswedan pada 2017 ini terbilang efektif mengurangi banjir.

    “Iya, itu mengurangi. Sangat bagus. Ada Tanggul Baswedan, alhamdulillah. Baru kejadian (banjir) sekarang,” jelasnya.

    Oleh karena itu, dia menilai banjir saat ini tak sebesar pada 2004 lalu yang surutnya hampir menghabiskan waktu sebulan.

    Sementara itu, Ketua RT 03/RW 06, Burhan mengatakan air banjir ini merupakan kiriman dari Depok, sehingga diharapkan pemerintah melakukan normalisasi.

    “Kalau harapan kita ini ya kali ini dinormalkan, namanya normalisasikan,” ujarnya.

    Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan akan membuat turap dengan batu kali untuk mengatasi tanggul yang jebol di Mushala Sabili kawasan Jati Padang, Pasar Minggu.

    Pihaknya akan membangun tanggul permanen jika kondisi debit air sudah kembali normal. Rencananya turap batu kali itu sepanjang 12 meter dan masih harus berkoordinasi dengan tim perencanaan.

    Untuk saat ini solusi jangka pendek penanganan tanggul yang jebol itu, yakni menggunakan karung berisi pasir untuk menahan air agar tidak melimpas.

    Tembok di Mushalla Sabili di Jati Padang, Pasar Minggu, jebol pada Minggu (6/7) sekira pukul 14.30 WIB.

    Penyebabnya diduga karena tidak mampu menampung debit air yang tinggi di Saluran Penghubung (PHB) Pulo akibat hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi dari pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jangan Berenang di Banjir! Anak Rentan Penyakit Mematikan Ini
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Juli 2025

    Jangan Berenang di Banjir! Anak Rentan Penyakit Mematikan Ini Megapolitan 8 Juli 2025

    Jangan Berenang di Banjir! Anak Rentan Penyakit Mematikan Ini
    Penulis

    KOMPAS.com –

    Banjir
    melanda sejumlah wilayah Jabodetabek selama beberapa hari terakhir, sejak Sabtu, (5/7/2025) malam.
    Banjir ini tak hanya memicu kekhawatiran soal genangan dan kerusakan infrastruktur, tapi juga munculnya fenomena berbahaya, yakni anak-anak berenang dan bermain air di tengah
    banjir
    .
    Aktivitas ini terlihat di beberapa titik, mulai dari Perumahan Maharta,
    Tangerang
    Selatan, hingga kawasan Kembangan Raya,
    Jakarta
    Barat.
    Bahaya yang mengincar tidak hanya keselamatan nyawa dari arus banjir, melainkan juga
    penyakit
    mematikan yang mengintai.
    Salah satu penyakit yang mengintai namun masih sering luput dari perhatian adalah
    leptospirosis
    , yakni infeksi bakteri yang dapat menyerang organ vital dan mengancam jiwa jika tidak ditangani tepat waktu.
    Di Perumahan Maharta, Selasa (8/7/2025), sejumlah anak usia 5 hingga 7 tahun terlihat bermain air di dekat aliran anak Kali Angke yang meluap.
    Tanpa alas kaki dan pengawasan orang dewasa, mereka berenang dan tertawa riang, seolah-olah berada di kolam renang umum.
    Situasi serupa terjadi di Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat, pada Senin (7/7/2025), di mana anak-anak tampak bermain air dengan santai di jalan yang tergenang hingga 20 sentimeter.
    Seorang warga, Yani, bahkan mengatakan tidak khawatir anaknya akan sakit. “Yang penting anak kan senang aja,” ujarnya, saat ditemui
    Kompas.com
    di lokasi.
    Namun, kegembiraan itu bisa berubah menjadi ancaman serius akibat ketidaktahuan bahaya yang mengintainya.
    Dikutip dari
    Kompas.com
    , leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang menyebar melalui urine hewan, terutama
    tikus
    , yang mencemari air atau tanah.
    Penyakit ini masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka, selaput lendir (mata, hidung, mulut), atau konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
    Anak-anak yang bermain air banjir tanpa perlindungan menjadi kelompok paling rentan, terutama karena daya tahan tubuh mereka lebih rendah dan seringkali tidak sadar jika memiliki luka kecil.
    Gejala awal leptospirosis meliputi:
    Pada tahap lanjut, infeksi ini bisa berkembang menjadi Penyakit Weil, yang menyebabkan:
    Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), leptospirosis termasuk penyakit zoonosis (tidak menular antar manusia) tapi menular dari hewan ke manusia.
    Sayangnya, karena gejalanya mirip flu dan bisa datang belakangan (2–4 minggu setelah terpapar), diagnosis sering terlambat.
    Perawatan dini dengan antibiotik seperti doksisiklin sangat penting. Untuk kasus berat, pasien memerlukan rawat inap dan pengobatan intensif.
    Berdasarkan panduan dari ahli kesehatan, berikut langkah-langkah pencegahan leptospirosis yang sangat dianjurkan selama banjir:
    Kejadian anak-anak
    berenang di banjir
    menunjukkan masih rendahnya kesadaran risiko kesehatan di masyarakat.
    Leptospirosis
    mungkin belum sepopuler demam berdarah atau diare, namun potensi bahayanya jauh lebih luas, karena bisa menyerang berbagai organ tubuh secara sistemik.
    Warga diminta tetap waspada terhadap setiap banjir yang melanda, tidak hanya melihatnya sebagai gangguan fisik, tetapi juga sebagai ancaman kesehatan serius, khususnya bagi anak-anak.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sempat surut, banjir kembali rendam empat RT di Kebon Pala Jaktim

    Sempat surut, banjir kembali rendam empat RT di Kebon Pala Jaktim

    Banjir di wilayah Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (8/7/2025) pagi. ANTARA/Siti Nurhaliza.

    Sempat surut, banjir kembali rendam empat RT di Kebon Pala Jaktim
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 08 Juli 2025 – 11:10 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Timur (Jaktim) menyebut, banjir kembali merendam empat RT di pemukiman Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara yang sebelumnya sempat surut pada Senin (7/7) sore.

    “Sebelumnya sempat surut, namun air kembali masuk di wilayah Kebon Pala, Kampung Melayu mulai hari ini pukul 03.00 WIB pagi tadi,” kata Kepala Satgas Korwil BPBD Jakarta Timur, Ali saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Ketinggian air mencapai 60 sentimeter (cm) akibat hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya aliran Kali Ciliwung yang melintas ke permukiman warga.

    Lalu, pada Senin (7/7) malam pukul 19.00 WIB Bendungan Katulampa juga mengalami kenaikan status dari siaga 4 menjadi siaga 3 (90 cm).

    “Penyebab banjir ataupun genangan sejak pukul 03.00 sampai sekarang karena curah hujan tinggi dan luapan Kali Ciliwung,” ucap Ali.

    Warga Kebon Pala sudah melakukan evakuasi mandiri ketika air perlahan naik. Sebagian warga juga ada yang baru saja kembali ke rumah dan melakukan kegiatan bersih-bersih usai mengungsi.

    Hingga saat ini, mereka masih memilih bertahan di lantai dua rumahnya masing-masing, sehingga belum ada warga yang dievakuasi.

    BPBD DKI Jakarta juga terus mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan banjir dan genangan.

    Selain itu, BPBD wilayah Jakarta Timur juga berupaya memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    Salah satu warga Kebon Pala, Opik mengaku khawatir volume air semakin tinggi jika nantinya turun hujan lagi. Beberapa warga juga sudah memindahkan kendaraan ke dataran yang lebih tinggi.

    “Sempat surut benar-benar kering pas kemarin (Senin) sore jam empat atau lima. Sekarang naik lagi karena hujan tidak berhenti. Yang ngungsi sebelumnya juga banyak, terus udah pulang, sekarang naik lagi,” kata Opik.

    Beberapa titik genangan yang tercatat oleh BPBD Jakarta Timur di Kelurahan Kampung Melayu hingga pukul 05.00 WIB akibat luapan Kali Ciliwung:

    – Jalan Kebon Pala II RW 04 (RT 12 dan RT 13)

    Pukul 03.00 WIB: 30 cm

    Pukul 04.00 WIB: 50 cm

    Pukul 05.00 WIB: 60 cm

    – Jalan Kebon Pala II RW 05 (RT 10 dan RT 11)

    Pukul 03.00 WIB: 30 cm

    Pukul 04.00 WIB: 50 cm

    Pukul 05.00 WIB: 60 cm

    Sumber : Antara