Banjir Landa 8 Desa di Karawang, Ketinggian Air Capai 2 Meter
Tim Redaksi
KARAWANG, KOMPAS.com
– Banjir melanda delapan desa di
Karawang
,
Jawa Barat
, pada Selasa (8/7/2025). Ketinggian banjir mencapai dua meter dan ratusan warga terdampak.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Ferry Muharam menjelaskan, banjir terjadi di delapan desa yang tersebar di tiga kecamatan.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Karawang dan sekitarnya sejak Senin (7/7/2025) menyebabkan sejumlah sungai meluap.
“Tiga kecamatan yang terdampak adalah Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang Barat, dan Telukjambe Timur,” ungkap Ferry di Kantor BPBD Karawang.
Rincian lokasi yang terendam banjir, menurut Ferry, adalah sebagai berikut: di Kecamatan Telukjambe Barat, banjir melanda Desa Karangligar, Mekarmulya, Mulyajaya, dan Parungsari.
Di Kecamatan Karawang Barat, banjir menggenangi Kelurahan Tanjungmekar dan Karawang Kulon, sedangkan di Kecamatan Telukjambe Timur, banjir merendam Desa Sukaharja dan Sukamakmur.
“Ketinggian banjir bervariasi, mulai dari 10 sentimeter hingga 2 meter. Titik terparah dengan ketinggian banjir hingga 2 meter ada di Desa Karangligar,” jelas Ferry.
Akibat banjir, banyak rumah warga terendam, memaksa sebagian dari mereka mengungsi ke rumah sanak saudara.
Tim gabungan dari BPBD telah melakukan
evakuasi warga
dari dua dusun di Desa Karangligar ke tempat yang lebih aman.
Ferry juga menambahkan bahwa
bantuan logistik
telah disalurkan sejak Senin (7/7/2025) untuk membantu para korban banjir.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-

Ada Warga Cuci Motor Pakai Air Genangan Banjir, Padahal Bahaya
Jakarta –
Banjir masih menggenangi sejumlah titik di wilayah Jakarta pagi ini (8/7). Warga pun ada yang memanfaatkan air banjir untuk mencuci motor. Sebenarnya mencuci motor menggunakan air banjir tidak direkomendasikan, sebab banyak risikonya.
Salah satu warga di Jakarta Selatan, Sunhaji, mencuci motornya menggunakan air banjir. Sunhaji mengatakan sengaja memanfaatkan banjir karena airnya yang melimpah. Biasanya, dia jarang mencuci meski beberapa kali motornya kehujanan.
“Kalau nggak banjir nggak dicuci. Ini mumpung banyak airnya, kita pakai buat nyuci (motor) aja,” ujar Sunhaji seperti dikutip dari detikNews.
Tentunya mencuci motor menggunakan air banjir tidak disarankan. Air banjir membawa banyak kotoran dan lumpur yang malah bisa bikin rusak komponen kelistrikan motor Selain itu air banjir juga mengandung zat asam yang diturunkan dari air hujan, sehingga berpotensi membuat korosi komponen logam yang ada di motor.
Mengutip laman Astra Honda Motor (AHM), mencuci motor sebaiknya menggunakan air bersih yang mengalir. Semprot bagian kolong dan kaki-kaki motor menggunakan air bersih. Pada motor berpenggerak rantai, bersihkan juga area rantai dan gear. Disarankan juga menggunakan sabun cair atau sampo khusus untuk mencuci motor.
Jika motor tersebut aktif digunakan saat musim hujan dan kerap melewati genangan banjir, jangan lupa juga untuk melakukan pengecekan oli mesin dan oli gardan. Kalau diperlukan, gantilah oli mesin dan oli gardan sesegera mungkin untuk menjaga kondisi mesin tetap baik dan mencegah kerusakan pada komponen internal.
Untuk motor berpenggerak rantai, jangan lupa untuk membersihkan rantai dan melumasinya kembali setelah terpapar air banjir. Hal ini penting agar rantai tetap lancar dan tidak karat atau cepat rusak.
(lua/din)
-

Hindari banjir di Jakbar, pengendara kesulitan cari jalan alternatif
Jakarta (ANTARA) – Pengendara sepeda motor asal Sunter, Jakarta Utara bernama Budi (40) mengaku kesulitan mencari jalan alternatif untuk menghindari banjir di lampu merah Puri Kembangan, Jakarta Barat, yang menyebabkan terjadinya kemacetan di wilayah itu.
Dia mengaku pada awalnya dirinya hendak menuju arah Ciledug melewati Cengkareng, namun terjebak kemacetan saat menuruni Flyover Cengkareng.
“Akhirnya saya putar balik lewat Bojong, terus sampai di sini (lampu merah Puri Kembangan) macet juga, eh terjebak banjir juga di sini,” kata Budi mengeluh di lokasi, Selasa.
Budi pun akhirnya mengikuti jalur yang rekayasa oleh petugas kepolisian. “Saya mau ambil jalur ini aja, ke arah Cengkareng, lawan arah sedikit,” kata Budi.
Meskipun telah meminimalkan risiko mesin kemasukan air banjir, jalur rekayasa itu tetap berpotensi menyebabkan sepeda motor pengendara macet.
Pasalnya, gelombang air imbas kendaraan roda empat menerobos di tengah jalan dapat mengenai mesin pengendara sepeda motor.
“Ya mau enggak mau. Jalurnya yang bisa cuma itu,” ujar Budi.
Sebelumnya, petugas kepolisian merekayasa lalu lintas (lalin) menuju lampu merah Puri Kembangan, Jakarta Barat imbas banjir di area tersebut yang tak kunjung surut, Selasa.
Kanit lantas Polsek Kembangan AKP Karta menyebut rekayasa lalu lintas dilakukan sejak Selasa pagi, tepatnya pukul 05.30 WIB, menyusul padatnya arus lalu lintas dengan pengendara yang berangkat kerja.
“Kita lakukan rekayasa dari pukul 05.30 WIB. Lalu lintas dari arah Wali Kota Jakbar yang melintasi lampu merah (traffic light/TL) Puri Kembangan, kita kasih lawan arus sedikit, untuk mengurai kepadatan,” ungkap Karta kepada ANTARA di lokasi, Selasa.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Banjir tak surut, polisi rekayasa lalu lintas di Puri Kembangan
Jakarta (ANTARA) – Petugas kepolisian merekayasa lalu lintas (lalin) menuju lampu merah Puri Kembangan, Jakarta Barat imbas banjir di area tersebut yang tak kunjung surut, Selasa.
Kanit lantas Polsek Kembangan AKP Karta menyebut rekayasa lalu lintas dilakukan sejak Selasa pagi, tepatnya pukul 05.30 WIB, menyusul padatnya arus lalu lintas dengan pengendara yang berangkat kerja.
“Kita lakukan rekayasa dari pukul 05.30 WIB. Lalu lintas dari arah Wali Kota Jakbar yang melintasi lampu merah (traffic light/TL) Puri Kembangan, kita lawan arus sedikit untuk mengurai kepadatan,” katanya kepada ANTARA di lokasi, Selasa.
Karta menyebut, banjir kali ini lebih tinggi dibandingkan dengan banjir pada Senin (7/7) karena imbas air kiriman dari arah Ciledug, Karang Tengah.
“Pada Senin (7/7), genangan air belum begitu tinggi, sekitar 15-20 sentimeter (cm). Siangnya sekitar 11.00 WIB, itu sudah mulai surut, dan kendaraan sudah melintas. Namun, sejak pagi tadi, ada kiriman air dari Ciledug, Karang Tengah, sehingga ketinggian air sudah mencapai sekitar betis seorang dewasa atau 50-60 cm di TL Puri Kembangan,” ucapnya.
Pantauan ANTARA di lokasi pada pukul 12.20 WIB, kemacetan mengular dari depan Kantor Wali Kota Jakbar sampai di lampu merah Puri Kembangan.
Selain itu, kemacetan juga terjadi arah Cengkareng menuju lampu merah Puri Kembangan. Sejumlah kendaraan roda dua pun tak luput dari mogok akibat mesin motor yang kemasukan air.
Anak-anak yang berasal dari area setempat serta petugas nampak membantu para pengendara sepeda motor dengan mendorong kendaraan menerobos banjir.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Pramono minta maaf kepada masyarakat yang terdampak banjir di Jakarta
Saya ingin meminta maaf kepada warga yang terdampak banjir
Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meminta maaf kepada seluruh masyarakat yang terdampak banjir yang melanda Jakarta sejak Minggu (6/7).
“Saya ingin meminta maaf kepada warga yang terdampak banjir. Karena sekarang ini masih ada beberapa warga yang terdampak akibat banjir, termasuk di daerah ini,” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa.
Tak hanya dirinya, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Ika Agustin Ningrum juga telah menghampiri warga pada Selasa pagi untuk meminta maaf secara langsung.
Menurut Pramono, hal ini perlu dilakukan karena tugas seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta termasuk dirinya adalah melayani masyarakat.
“Kita nggak usah malu untuk meminta maaf kepada warga. Karena ini bukan sesuatu yang kita rencanakan. Kita akan bekerja keras dan saya akan bekerja keras untuk itu, berpikir bagaimana menangani ke depannya,” kata Pramono.
Tak hanya sekadar minta maaf, Pramono juga telah memerintahkan jajarannya untuk menangani banjir di kemudian hari.
Pramono telah meminta pihak Bina Marga dan Dinas SDA DKI Jakarta untuk mengatasi tali-tali air, sumbatan, gorong-gorong, dan lainnya guna mengantisipasi banjir.
Dia meyakini kerja sama sangat diperlukan dalam membangun Jakarta, salah satunya dalam mengatasi persoalan banjir.
“Saya sudah meminta kepada dinas terkait, untuk bedeng-bedeng yang mengganggu jalannya transportasi di Jakarta, harus mulai kita rapikan, harus mulai kita tertibkan,” kata Pramono.
Dalam kesempatan itu, dia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh peran serta jajaran hingga masyarakat dalam bersama-sama menghadapi banjir.
“Tadi saya lihat banyak yang masih menggigil karena pasti bekerja seharian, terutama juga pasukan oranye, pasukan biru, pasukan hijau, pasukan pelangi. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih,” kata Pramono.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
/data/photo/2025/07/08/686cc6ce3f31f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/07/686bf1fc31388.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/03/6865f348e630b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/07/08/686ca7b0025ee.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/07/07/686b5f83b4205.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)