Jakarta Banjir Lagi, Pramono Tak Malu Minta Maaf hingga Enggan Salahkan Bogor
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
–
Banjir
lagi-lagi melanda sejumlah wilayah Jakarta sejak Sabtu (5/7/2025). Ribuan rumah terendam, warga pun terpaksa mengungsi.
Gubernur Jakarta Pramono Anung angkat bicara terkait ini. Ia mengatakan,
banjir
Jakarta bukanlah sesuatu yang bisa dihindari sepenuhnya.
Pernyataan itu ia sampaikan saat memimpin apel dan memberi arahan kepada jajaran petugas penanganan banjir di Tanggul Inspeksi Kali Ciliwung, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025).
“Kalau melihat banjir yang kemarin terjadi di Jakarta, maka setelah saya merenung, banjir itu terkadang memang tidak bisa dilawan,” kata Pramono.
Menurut Pramono,
banjir Jakarta
disebabkan oleh tiga faktor alam yang terjadi bersamaan.
“Di Jakarta sendiri curah hujannya juga tinggi. Sedangkan pada saat itu di laut sedang terjadi pasang atau yang disebut dengan rob. Airnya tidak bergerak,” jelasnya.
Meski demikian, Pramono mengaku enggan menyalahkan daerah hulu atas banjir kiriman. Ia menyebut banjir sebagai kondisi yang harus disiasati bersama, bukan dikambinghitamkan.
“Kadang kala kondisinya cerah seperti ini, tiba-tiba banjir seringkali terjadi. Karena memang kiriman dari atas. Tetapi saya sekali lagi tidak akan pernah menyalahkan kiriman ini. Ini adalah
given
,” ujar Pramono.
Alih-alih saling menyalahkan, Pramono lebih memilih untuk memperkuat koordinasi lintas daerah.
Ia menyebut akan menjalin kerja sama dengan kepala daerah penyangga Jakarta seperti Wali Kota dan Bupati Bogor, Wali Kota Depok, dan Wali Kota Bekasi.
“Karena memang tidak bisa menyelesaikan persoalan (banjir) di Jakarta itu sendirian,” kata dia.
Di hadapan para petugas lapangan seperti pasukan oranye (PPSU), pasukan biru (SDA), dan pasukan hijau (Dinas Pertamanan), Pramono menyampaikan permintaan maaf kepada warga Jakarta yang terdampak banjir.
Ia menyebut, meski banjir bukan sesuatu yang direncanakan, permintaan maaf tetap penting sebagai bentuk empati.
“Kita enggak usah malu untuk meminta maaf kepada warga. Karena itu adalah apa? Ini bukan sesuatu yang kita rencanakan, kita akan kerja keras untuk itu,” ungkap Pramono.
“Saudara-saudara juga harus bekerja dengan hati. Kalau tidak bekerja dengan hati, maka akan ada hal yang menekan diri kita,” lanjut Pramono.
Pramono meminta jajaran dinas terkait seperti SDA dan Bina Marga untuk siaga dalam menghadapi banjir ekstrem.
Selain itu, ia meminta bangunan liar yang berdiri di atas saluran air maupun yang mengganggu jalur transportasi ditertibkan.
“Saya sudah meminta kepada dinas terkait, untuk bedeng-bedeng yang mengganggu jalannya transportasi di Jakarta, harus mulai kita rapikan, harus mulai kita tertibkan,” ungkap Pramono.
Sebagai langkah jangka panjang, Pramono menyebut telah menandatangani empat penetapan lokasi (penlok) untuk proyek normalisasi Sungai Ciliwung, yakni dua berada di Jakarta Selatan, dan dua lainnya di Jakarta Timur.
Ia mendesak agar proses pembebasan lahan dipercepat.
“Kami mengharapkan tim ATR-BPN (Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara) bersama-sama nanti dengan pemerintah DKI segera melakukan pembebasan lahan dan sebagainya,” kata Pramono.
Adapun hingga Rabu (9/7/2025) pagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat sebanyak sembilan rukun tetangga (RT) di Jakarta masih terendam banjir.
Sembilan wilayah itu, terdiri dari tujuh RT di Jakarta Barat dan dua RT di Jakarta Timur. Ketinggian banjir bervariasi, mulai dari 20-100 centimeter.
Banjir disebabkan karena curah hujan tinggi, meluapnya kali, atau air rob.
Selain itu, hingga Rabu pagi, terdapat dua jalan di Jakarta Barat yang masih banjir dengan ketinggian 10-15 centimeter.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-
/data/photo/2025/07/06/686a6a190593d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jika Juli Saja Banjir, Bagaimana Nasib Jakarta di Musim Hujan? Megapolitan 9 Juli 2025
Jika Juli Saja Banjir, Bagaimana Nasib Jakarta di Musim Hujan?
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –Hujan
deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak Sabtu (5/7/2025) hingga Senin, (7/7/2025) memicu
banjir
di berbagai titik
Jakarta
, meski bulan Juli biasanya termasuk puncak musim kemarau.
Genangan air mencapai ketinggian 210 cm di beberapa titik, menenggelamkan pemukiman warga dan memaksa ratusan jiwa mengungsi. Sejumlah ruas jalan pun lumpuh karena tak bisa dilalui kendaraan.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar, bagaimana bisa banjir terjadi saat musim kemarau?
Lebih penting lagi, jika di periode yang seharusnya kemarau saja Jakarta sudah banjir, lantas bagaimana nasib Jakarta saat musim
hujan
tiba?
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan, bahwa Indonesia saat ini mengalami anomali iklim yang disebut “
kemarau basah
”.
Artinya, meski secara kalender seharusnya musim kering, curah hujan tetap tinggi akibat sejumlah faktor atmosferik dan laut.
Beberapa penyebab utama antara lain:
“Anomali curah hujan ini diprediksi akan berlangsung hingga Oktober 2025,” ujar Dwikorita.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut banjir kali ini tergolong luar biasa karena disebabkan oleh tiga sumber sekaligus:
Kondisi ini membuat pompa-pompa pengendali banjir sempat tidak bisa difungsikan karena saluran pembuangan lebih rendah dari permukaan laut. Bahkan, 10 dari 600 unit pompa rusak akibat beban air yang terlalu tinggi.
Meski cuaca menjadi pemicu utama, para ahli menilai, bahwa penyebab mendasar
banjir Jakarta
tidak bisa dilepaskan dari masalah tata ruang dan tata kota yang belum optimal.
“Lahan terbuka di Jakarta terus menyusut setiap tahun. Ini berdampak pada peningkatan suhu dan gangguan pola hidrologi,” jelas Kepala BMKG, Dwikorita.
Dwikorita bahkan mengungkapkan, bahwa curah hujan ekstrem pada tahun 2020 sempat mencapai 300 mm, lebih tinggi dari 2025 yang hanya sekitar 200 mm.
Namun, dampak banjir kali ini justru lebih luas. Artinya, infrastruktur dan kondisi lingkungan kota memiliki peran besar.
Dilansir dari Kompas TV, pakar tata kota Nirwono Joga menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta fokus pada tiga strategi utama:
1. Penataan Bantaran Kali
Banjir kiriman dari hulu menyebabkan seluruh bantaran kali rawan terendam. Penertiban dan penataan bantaran sungai menjadi langkah pertama yang harus diprioritaskan.
2. Pembangunan Rusunawa Mixed-Use
Untuk merelokasi warga yang tinggal di bantaran sungai, dibutuhkan hunian yang tidak hanya layak tetapi juga terjangkau dan strategis. Nirwono menyarankan Rusunawa Mixed-Use:
“Pemerintah bisa memanfaatkan aset seperti sekolah negeri, kantor kelurahan, atau aset pemda lainnya tanpa perlu pembebasan lahan,” jelas Nirwono.
3. Benahi 13 Sungai Secara Bertahap
Jakarta memiliki 13 sungai utama yang semuanya berpotensi meluap saat hujan deras.
Nirwono menyarankan agar Pemprov Jakarta tidak menargetkan semua sekaligus, melainkan cukup satu sungai per tahun. Dalam lima tahun, lima sungai besar bisa selesai ditangani.
“Belum ada satu pun gubernur yang mampu melakukan itu. Padahal ini realistis dan bisa dicapai jika ada kemauan politik,” tegasnya.
Banjir Jakarta
bukan sekadar soal cuaca. Tata kota yang berantakan, alih fungsi lahan, dan lambatnya penanganan sungai turut memperparah krisis setiap kali hujan turun.
Jika Juli saja sudah banjir, pertanyaannya, siapkah Jakarta menghadapi musim hujan akhir tahun nanti?
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5053684/original/004724900_1734345608-20241216-Foto_Udara_Banjir_Rob-MER_1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir Belum Surut, Dua RT di Kapuk Muara Masih Terendam hingga Rabu Pagi – Page 3
Liputan6.com, Jakarta- Genangan air akibat banjir masih merendam dua Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, hingga Rabu pagi (9/7/2025). Hal ini disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, yang terus memantau kondisi banjir di wilayah ibu kota.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengungkapkan bahwa ketinggian air di dua RT tersebut tercatat masih berada di kisaran 25–30 sentimeter (cm) per pukul 04.00 WIB.
“Hingga Rabu pagi, genangan air masih terjadi di dua RT di Kapuk Muara. Kondisi ini masih dalam pemantauan intensif tim di lapangan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (9/7/2025), seperti dikutip dari Antara.
Meski masih tergenang, kondisi banjir di Kapuk Muara sudah mengalami penurunan. Pada Selasa pagi (8/7), tinggi air sempat mencapai 65 cm. Sementara itu, genangan yang sebelumnya terjadi di satu RT di Kelurahan Pluit dilaporkan telah surut sepenuhnya.
Penyebab Banjir: Rob dan Curah Hujan Tinggi
BPBD DKI menyebutkan, banjir yang terjadi di kawasan pesisir Jakarta Utara dipicu oleh kombinasi curah hujan tinggi dan fenomena banjir rob.
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini potensi banjir pesisir (rob) yang berlaku selama periode 4 hingga 13 Juli 2025. Fenomena ini terjadi akibat pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan fase Bulan Baru dan Perigee, sehingga memicu kenaikan air laut di pesisir utara Jakarta.
“Pintu Air Pasar Ikan pada Senin (7/7) pukul 14.00 WIB sudah berada di status Siaga 2,” ungkap Isnawa.
-

Makhluk Mirip Lobster Ditemukan di Kedalaman Es Antartika
Jakarta –
Ilmuwan membuat penemuan yang mencengangkan setelah menemukan makhluk mirip lobster di bawah kedalaman es Antartika. Awalnya para peneliti sulit untuk memahami bagaimana makhluk hidup dapat bertahan hidup dalam suhu yang sangat dingin.
Namun setelah mengebor sangat dalam jauh dari permukaan lapisan es, para ahli menemukan sesuatu tak terduga, yakni keberadaan sungai yang mengalir lambat tempat hewan-hewan itu hidup.
Sungai subglasial yang tersembunyi selama ribuan tahun ini ditemukan kembali dalam ekspedisi penelitian baru-baru ini. Para peneliti mengebor lebih dari 487 meter ke dalam Lapisan Es Antartika Barat, tempat mereka menemukan sungai di bawah Ross Ice Shelf.
Sebagai gambaran, sungai ini memiliki kedalaman setara gedung 30 lantai, dan alirannya merupakan campuran air tawar dan air laut, yang mengalir perlahan menuju lautan.
“Kami menemukan air di ujung lubang bor dan dengan bantuan kamera, kami bahkan menemukan sekawanan makhluk mirip lobster, sekitar 400 kilometer dari lautan terbuka,” kata pemimpin ekspedisi Huw Horgan, dikutip dari Indy100.
Para peneliti percaya bahwa sungai itu membengkak sekitar satu kali lebih besar setiap dekade. Kondisi ini terjadi ketika danau-danau di dekatnya mengalir ke dalamnya. Diperkirakan gelombang di sungai itu dapat menyebabkan percepatan pencairan es karena sungai itu membentuk saluran di es, memindahkan nutrisi yang membantu mempertahankan kehidupan.
Penemuan ini penting dalam pemahaman kita tentang pencairan es dan kenaikan permukaan air laut. Para ahli mengkhawatirkan bahwa sungai subglasial seperti ini mungkin menipiskan gletser dari bawah ke atas, yang dapat mempermudah es di daratan masuk ke lautan dan mempercepat kenaikan permukaan air laut, yang dapat meningkatkan risiko banjir saat cuaca ekstrem dan membahayakan sistem pangan.
(rns/rns)
-
/data/photo/2025/07/06/686a55bc4adf8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hujan Jakarta Rabu Pagi, Pantau Kondisi Lalin Real-Time Lewat Link Ini Megapolitan 9 Juli 2025
Hujan Jakarta Rabu Pagi, Pantau Kondisi Lalin Real-Time Lewat Link Ini
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –Hujan
kembali mengguyur sejumlah wilayah di DKI
Jakarta
pada Rabu (9/7/2025) pagi.
Menurut data resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta per pukul 06.00 WIB masih terdapat dua titik genangan di wilayah Jakarta Barat, yakni Jalan Bojong Indah Raya, Kelurahan Rawa Buaya dengan genangan setinggi 15 cm.
Kemudian, Jalan Pulo Indah Raya, depan Alfamidi, Kelurahan Duri Kosambi dengan genangan setinggi 10 cm.
Ketinggian genangan yang meski relatif rendah ini tetap berpotensi mengganggu arus
lalu lintas
, terutama pada jam-jam sibuk.
Untuk mengantisipasi dampak
kemacetan
maupun risiko keselamatan pengguna jalan akibat genangan, masyarakat diimbau untuk memantau kondisi lalu lintas di Jakarta secara
online
melalui sejumlah
platform
terpercaya berikut:
Pengguna jalan dapat menggunakan CCTV publik yang menampilkan kondisi ruas jalan di Jakarta secara langsung dan aktual.
Link akses:
https://smartcity.jakarta.go.id/id/blog/pantau-lalu-lintas-dan-keamanan-dengan-cctv-jakarta
Pengguna jalan dapat menggunakan aplikasi Google Maps untuk memantau kondisi jalan di Jakarta. Google Maps biasanya akan otomatis menampilkan kondisi lalu lintas yang
macet
dengan warna merah. Serta, akan menampilkan ikon banjir untuk wilayah yang tergenang banjir.
Link akses:
https://www.google.com/maps
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa
hujan
ringan masih akan mengguyur sebagian wilayah Jakarta pada Rabu, (9/7/2025).
Berikut prakiraan cuaca berdasarkan wilayah administratif:
– Jakarta Barat
– Jakarta Pusat
– Jakarta Selatan
– Jakarta Timur
– Jakarta Utara
– Kepulauan Seribu
BPBD DKI Jakarta mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama di wilayah rawan genangan.
Masyarakat diminta untuk segera menghubungi layanan darurat di nomor 112 jika menghadapi keadaan darurat.
“Layanan 112 aktif 24 jam dan bebas pulsa. Warga kami harapkan tidak ragu mengakses bantuan ketika diperlukan,” tulis BPBD dalam keterangan resmi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5274660/original/026613100_1751786127-bidar__4_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 RT dan 2 Ruas Jalan di Jakarta Masih Terendam Banjir hingga Rabu Pagi – Page 3
– Kelurahan Rawa Buaya: 2 RT
Ketinggian: 60 cm
Penyebab : Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke
– Kelurahan Kembangan Selatan: 2 RT
Ketinggian: 35 hingga 40 cm
Penyebab : Luapan Kali Angke
– Kelurahan Kembangan Utara: 1 RT
Ketinggian : 100 cm
Penyebab : Curah hujan tinggi dan luapan Kali Angke
Jakarta Utara terdapat 2 RT yang terdiri:
– Kelurahan Kapuk Muara : 2 RT
Ketinggian : 25-30 cm
Penyebab : Curah hujan tinggi dan rob
-

Dua RT di Jakarta Utara masih terendam banjir pada Rabu pagi
Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan dua Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, masih terendam banjir hingga Rabu pagi.
“Informasi ketinggian genangan air hingga Rabu pukul 04.00 WIB air masih merendam sejumlah wilayah termasuk Jakarta Utara,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji di Jakarta.
Ia mengatakan, ketinggian banjir di dua RT di Kelurahan Kapuk Muara mencapai 25-30 centimeter (cm).
Ketinggian air sudah menurun dibandingkan Selasa (8/7) pagi sekitar pukul 06.00 WIB dengan ketinggian sekitar 65 cm. “Sementara saat ini satu RT di Kelurahan Pluit banjir sudah surut,” kata dia.
Banjir di Kapuk Muara ini disebabkan curah hujan yang tinggi disertai adanya banjir pesisir atau banjir rob.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir pesisir (rob) pada 4-13 Juli 2025 akibat adanya pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase Perigee dan bulan baru.
Aktivitas pasang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum di wilayah pesisir utara Jakarta yang menyebabkan Pintu Air Pasar Ikan Siaga/Siaga 2 pada Senin (7/7) pukul 14.00 WIB.
Selain itu, hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan Pos Pantau Angke Hulu Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 05.00 WIB naik menjadi Siaga 2/ Siaga pada pukul 20.00 WIB. Kemudian naik menjadi Siaga 1/Bahaya pada pukul 22.00 WIB.
Pos Pantau Sunter Hulu Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 14.00 WIB naik menjadi Siaga 2/Siaga pada pukul 21.00 WIB.
Bendung Katulampa Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 19.00 WIB dan Pintu Air Manggarai Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) Pukul 21.00 WIB.
Pintu Air Karet Waspada/Siaga 3 pada Senin (7/7) pukul 21.00 WIB naik menjadi Siaga 2/Siaga pada pukul 22.00 WIB yang menyebabkan terjadinya beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta.
BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk melakukan penyedotan genangan.
Selain itu memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas. “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/07/08/686d1eee47203.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Info Banjir Jakarta Hari Ini: 91 RT dan 2 Jalan Mulai Surut Rabu Pagi
Info Banjir Jakarta Hari Ini: 91 RT dan 2 Jalan Mulai Surut Rabu Pagi
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Genangan air di sejumlah titik di
Jakarta
mulai menunjukkan tren penurunan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hingga Rabu (9/7/2025) pukul 06.00 WIB, puluhan wilayah yang sebelumnya tergenang kini telah dinyatakan surut.
Total ada 91 RT dan 2 ruas jalan yang sudah tidak lagi terdampak
banjir
. Namun demikian, 5 RT dan 2 ruas jalan masih tergenang hingga pagi ini.
“BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di 5 RT dan 2 ruas jalan,” tulis BPBD DKI Jakarta dalam keterangan resminya.
BPBD DKI mencatat, banjir di sejumlah kelurahan di lima wilayah administrasi sudah berangsur surut. Berikut data lengkap wilayah yang sudah surut:
– Jakarta Selatan:
– Jakarta Timur:
– Jakarta Barat:
– Jakarta Utara:
Sementara itu, 2 ruas jalan yang sebelumnya tergenang juga telah surut, yaitu:
Meskipun sebagian besar wilayah sudah kering, genangan masih dilaporkan di 5 RT dan 2 ruas jalan berikut:
– Jakarta Barat:
– Jakarta Utara:
Jalan yang masih tergenang:
Sebagian besar warga terdampak banjir telah kembali ke rumah masing-masing. Adapun lokasi pengungsian yang masih dihuni adalah:
Sementara itu, lima lokasi pengungsian lainnya telah kosong setelah warganya kembali ke rumah, yakni:
BPBD DKI Jakarta terus mengerahkan personel untuk memonitor dan menangani genangan, bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat
Kegiatan penyedotan air dan pemeriksaan saluran drainase terus dilakukan secara intensif.
BPBD DKI Jakarta mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama di wilayah rendah dan dekat aliran sungai.
Warga diminta segera menghubungi layanan darurat di 112 jika memerlukan bantuan. Layanan ini beroperasi 24 jam dan bebas pulsa.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Hingga Rabu pagi, banjir masih menggenangi sembilan RT
Jakarta (ANTARA) – Sembilan Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Utara yang masih terendam banjir dengan ketinggian mulai 30 centimeter (cm) hingga satu meter.
“Saat ini genangan terjadi di sembilan RT dan dua ruas jalan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Rabu.
Data hingga pukul 05.00 WIB itu menyebutkan banjir masih terjadi di tujuh RT yang berada di Jakarta Barat (Jakbar) dan dua RT di Jakarta Utara (Jaktim).
Untuk penyebab banjir di tujuh RT Jakarta Barat dikarenakan curah hujan tinggi dan meluapnya Kali Angke yang melintas di wilayah tersebut.
Sementara untuk banjir di Jakarta Utara dikarenakan curah hujan tinggi dan banjir rob sehingga air masih menggenangi kawasan tersebut.
Berikut data RT yang masih terendam banjir di Jakarta hingga Rabu pagi:
Jakarta Barat terdapat 7 RT yang terdiri:
Kelurahan Duri Kosambi: 2 RT
Ketinggian : 30-40 cm
Penyebab : Luapan Kali AngkeKelurahan Rawa Buaya: 2 RT
Ketinggian: 60 cm
Penyebab : Curah hujan tinggi dan luapan Kali AngkeKelurahan Kembangan Selatan: 2 RT
Ketinggian: 35 hingga 40 cm
Penyebab : Luapan Kali AngkeKelurahan Kembangan Utara: 1 RT
Ketinggian : 100 cm
Penyebab : Curah hujan tinggi dan luapan Kali AngkeJakarta Utara terdapat 2 RT yang terdiri:
Kelurahan Kapuk Muara : 2 RT
Ketinggian : 25-30 cm
Penyebab : Curah hujan tinggi dan robDua ruas jalan yang masih terendam banjir terdiri dari:
1. Jalan Bojong Indah Raya, Kelurahan Rawa Buaya, Jakarta Barat
Ketinggian: 15 cm.2. Jalan Pulo Indah Raya Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat
Ketinggian: 10 cm.Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

161 Orang Hilang Usai Banjir Dahsyat Landa Texas, Pencarian Korban Terkendala
Jakarta –
Banjir dahsyat melanda Texas, Amerika Serikat (AS) pekan lalu. Hingga kini, tercatat sebanyak 161 orang termasuk 27 anak perempuan yang sedang mengikuti perkemahan musim panas di tepi sungai yang meluap dilaporkan hilang.
“Hanya di daerah Kerr Country saja, ada 161 orang yang diketahui hilang,” kata Gubernur Texas, Greg Abbott dilansir AFP, Rabu (9/7/2025).
“Kemungkinan besar akan ada lebih banyak lagi yang ditambahkan ke dalam daftar tersebut,” katanya, menambahkan.
Dia mengatakan bahwa angka korban hilang tersebut didasarkan pada orang-orang yang dilaporkan oleh teman, kerabat, dan tetangganya.
Kerr County, bagian dari wilayah Texas tengah yang dikenal sebagai “Lorong Banjir Bandang” mengalami kerusakan paling parah, dengan sedikitnya 94 korban jiwa.
Itu termasuk setidaknya 27 anak perempuan dan konselor yang menginap di perkemahan musim panas remaja di Sungai Guadalupe ketika air bah meluap saat liburan Empat Juli dimulai pada dini hari Jumat.
Lima orang peserta perkemahan dan seorang konselor masih hilang hingga Selasa malam, menurut Abbot, begitu pula dengan seorang anak yang tidak terkait dengan perkemahan tersebut.
Menurut Abbot, lima orang peserta perkemahan dan seorang konselor masih hilang hingga Selasa malam, serta seorang anak yang tidak terkait dengan perkemahan tersebut.
Di tempat lain di negara bagian ini, setidaknya ada 15 korban jiwa yang tercatat sejauh ini.
Ben Baker dari Texas Game Wardens mengatakan upaya pencarian dan penyelamatan yang melibatkan helikopter, pesawat tanpa awak, dan anjing sangat sulit dilakukan karena air dan lumpur.
“Ketika kami mencoba untuk melakukan pemulihan ini, tumpukan besar ini bisa sangat menghalangi, dan untuk masuk jauh ke dalam tumpukan ini, sangat berbahaya,” kata Baker.
“Ini sangat berbahaya dan memakan waktu. Ini adalah pekerjaan yang kotor, airnya masih ada di sana,” tambahnya.
Jumlah korban tewas akibat banjir dahsyat yang melanda Texas, Amerika Serikat (AS), pekan lalu bertambah hingga melebihi 100 orang. Para korban tewas termasuk 27 anak perempuan yang sedang mengikuti perkemahan musim panas di tepi sungai yang meluap.
Laporan kantor Sheriff Kerr County, seperti dilansir AFP, Selasa (8/7/2025), menyebut sedikitnya 84 orang tewas akibat banjir dahsyat yang menerjang wilayah tersebut pada Jumat (4/7) dini hari, saat masa liburan hari kemerdekaan AS. Kerr County menjadi area paling parah yang terdampak banjir.
Disebutkan oleh kantor Sherif Kerr County bahwa puluhan korban tewas itu terdiri atas 56 orang dewasa dan 28 anak-anak.
Sekitar 10 orang lainnya yang berkemah di Camp Mystic dan seorang konselor dinyatakan masih hilang. Camp Mystic merupakan perkemahan khusus perempuan yang menampung sekitar 750 orang saat banjir menerjang. Perkemahan menjadi tradisi yang digemari selama liburan musim panas di AS.
Tim penyelamat terus melanjutkan upaya pencarian terhadap orang-orang yang tersapu oleh derasnya aliran banjir.
Sedikitnya 17 kematian lainnya tercatat di beberapa wilayah terdekat. Dengan demikian, total sedikitnya 101 orang tewas akibat banjir dahsyat tersebut.
Prakiraan cuaca memperingatkan terjadinya lebih banyak banjir saat hujan terus mengguyur area-area yang tergenang. Situasi itu semakin mempersulit upaya pemulihan dan pencarian dengan melibatkan helikopter, perahu, dan anjing pelacak, saat jumlah korban jiwa diperkirakan akan terus bertambah.
(wnv/wnv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
/data/photo/2025/06/20/6854d98c82986.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)