Pemkot Jaksel Berencana Bangun Jalan Inspeksi di Bantaran Kali Krukut Kemang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemerintah Kota
Jakarta
Selatan berencana membangun jalan inspeksi di bantaran
Kali Krukut
, Kemang, sebagai bagian dari upaya jangka panjang pengendalian banjir.
“Kami tentu ingin area kiri dan kanan kali bisa dibangun jalan inspeksi. Namun, hal ini perlu koordinasi lanjutan, termasuk dengan pemerintah pusat dan sosialisasi kepada warga,” ujar Wali Kota Jakarta Selatan Muhammad Anwar mengatakan hal ini di sela kegiatan kerja bakti dan pengerukan Kali Krukut, Minggu (20/7/2025).
Jalan inspeksi ini nantinya diharapkan dapat mempermudah akses pemeliharaan kali, sekaligus menjadi solusi preventif dalam penanggulangan banjir.
Namun, rencana tersebut masih dalam tahap perencanaan dan menunggu pembahasan lintas instansi, mengingat banyaknya bangunan yang berdiri di area bantaran.
Selain wacana pembangunan jalan inspeksi, Pemkot Jaksel juga melakukan pengerukan Kali Krukut sepanjang 292 meter dan saluran air di Jalan Kemang Raya sepanjang sekitar 2.050 meter.
Namun, karena banyaknya bangunan yang berdiri di bantaran kali membuat pengerukan sedimen sulit dilakukan, terutama karena alat berat tak bisa leluasa bergerak.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan, Santo menjelaskan, pengerukan dilakukan secara intensif menggunakan dua ekskavator amphibi dan satu ekskavator long arm, serta didukung 20 dump truck pengangkut lumpur dan sampah.
“Pengerukan ditargetkan rampung dalam dua bulan. Sedimen yang dikeruk mencapai kedalaman satu meter,” kata Santo.
Pemerintah juga memperkuat langkah teknis lainnya seperti pembangunan drainase vertikal sedalam 28–30 meter, normalisasi saluran, serta program gerakan menabung air untuk meningkatkan daya resap kawasan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-
/data/photo/2025/07/20/687c7fa827158.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemkot Jaksel Berencana Bangun Jalan Inspeksi di Bantaran Kali Krukut Kemang Megapolitan 20 Juli 2025
-

Banjir Terjang Rumah Warga, 5.000 Orang Mengungsi & 2 Korban Tewas
HOME
MARKET
MY MONEY
NEWS
TECH
LIFESTYLE
SHARIA
ENTREPRENEUR
CUAP CUAP CUAN
CNBC TV
Loading…
`
$(‘#loaderAuth’).remove()
const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;if (data.is_login) {
$(‘#connectDetikAvatar’).html(``);
$(‘#UserMenu’).append(`
${prefix}My Profile
Logout
${suffix}
`);$(“#alloCardIframe”).iFrameResize();
} else {
prefix = “$(‘#connectDetikAvatar’).html(`
`);
$(‘#UserMenu’).append(`
${prefix}REGISTER
LOGIN
${suffix}
`);
}
} -

Im Si Wan ‘Squid Game’ Sumbang Rp 587 Juta untuk Korban Banjir Korea
Seoul, Beritasatu.com- Bintang serial hit Squid Game, Im Si Wan menyumbangkan uang sebesar 50 juta won Korea atau sekitar Rp 587,3 juta untuk membantu upaya pemulihan kerusakan akibat banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Korea Selatan.
Dikutip dari Allkpop, Minggu (20/7/2025), Asosiasi Bantuan Bencana Hope Bridge Korea menyampaikan, donasi dari sang aktor akan digunakan untuk membantu para korban terdampak hujan deras dan banjir yang telah menewaskan setidaknya empat orang tersebut.
“Saya harap bantuan kecil ini dapat membantu para korban yang telah kehilangan rumah karena bencana banjir ini. Saya sungguh berharap hujan segera berhenti dan semua kerusakan bisa segera pulih,” kata Im Siwan.
Im Si Wan dikenal sebagai salah satu aktor Korea yang aktif dalam kegiatan sosial. Ia diketahui telah beberapa kali menyalurkan bantuan melalui Hope Bridge dalam penanganan bencana alam yang melanda Korea Selatan seperti kebakaran hutan, banjir, dan gempa bumi.
Sekretaris Jenderal Hope Bridge Shin Hoon menyatakan, pihaknya sangat berterima kasih untuk bantuan nyata dari Im Siwan.
“Kami berterima kasih kepada aktor Im Siwan atas ketulusan hatinya. Kami berharap lebih banyak orang akan berempati dengan penderitaan para korban dan orang-orang di sekitarnya,” ujar Hoon.
-

Fahira Idris sebut satu kantong darah selamatkan tiga nyawa
Jakarta (ANTARA) – Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris menyatakan bahwa satu kantong darah bisa menyelamatkan tiga nyawa, untuk itu ia menggelar kegiatan donor darah yang berlangsung di GOR Remaja Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, dalam program keliling 44 kecamatan dan 267 kelurahan.
“Darah tidak bisa diproduksi di laboratorium, tidak bisa direkayasa oleh teknologi, dan satu-satunya sumber darah hanyalah dari manusia yang sehat dan bersedia mendonor,” kata Fahira Idris yang juga Ketua Umum Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar).
Ia mengungkapkan, di Indonesia permintaan darah jauh melampaui jumlah pasokan yang tersedia. Pasien kanker, ibu melahirkan dengan komplikasi, korban kecelakaan lalu lintas, serta pasien seperti thalassemia dan anemia berat, semuanya bergantung pada transfusi darah.
“Tidak banyak yang menyadari bahwa satu kantong darah bisa menyelamatkan hingga tiga nyawa manusia,” ungkap Fahira Idris.
Ia mengatakan bahwa melalui proses pemisahan komponen, darah dapat dibagi menjadi sel darah merah, plasma, dan trombosit di mana masing-masing memiliki peran vital dalam menyelamatkan pasien dengan kondisi medis yang berbeda-beda.
“Oleh karena itu, ucapan apresiasi dan terima kasih tidak akan putus-putusnya saya ucapkan kepada para pendonor yang sejatinya adalah pahlawan darah Indonesia,” kata dia.
Fahira Idris yang juga dikenal sebagai aktivis sosial ini menegaskan, di balik setiap kantong darah yang disumbangkan, terdapat harapan, kehidupan, dan kesempatan baru bagi mereka yang sedang berjuang untuk bertahan hidup. Donor darah adalah salah satu tindakan kemanusiaan paling sederhana namun berdampak luar biasa besar.
Donor darah juga membawa manfaat bagi pendonornya. Selain membantu menjaga kadar zat besi dalam tubuh, aktivitas ini juga menurunkan risiko penyakit jantung dan memperlancar sirkulasi darah.
Proses skrining sebelum mendonor, seperti pemeriksaan tekanan darah dan kadar hemoglobin, bisa menjadi bentuk pemeriksaan kesehatan awal (early detection) yang sangat berguna.
Lebih jauh lagi, donor darah juga memainkan peran strategis dalam kesiapsiagaan bencana. Saat terjadi gempa bumi, banjir besar, atau kecelakaan massal, permintaan darah bisa melonjak drastis dalam waktu singkat. Tanpa stok yang cukup dari para pendonor sukarela, proses penyelamatan nyawa dapat terhambat.
Oleh karena itu, penting bagi semua untuk tidak memandang donor darah sebagai kegiatan musiman atau sekadar formalitas sosial. Ini adalah kebutuhan kemanusiaan yang mendesak dan berkelanjutan.
“Satu kantong darah bukan hanya sekadar cairan, tetapi adalah simbol harapan, kekuatan, dan kehidupan,” ujar Fahira Idris.
Ia ymenargetkan 200 kantong darah dari tiap kecamatan yang ada di Jakarta atau total 8.800 kantong darah dari 44 kecamatan.
Pada kegiatan tersebut setiap peserta yang berhasil Donor Darah disiapkan Sembako dan Piagam Pahlawan Donor Darah yang diberikan langsung oleh Fahira Idris, dan yang belum berhasil juga sudah disiapkan kenang-kenangan Gift dan Piagam Pahlawan Darah.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Potret Banjir Dahsyat Gulung Negeri, 170 Orang Tewas
Hanya dalam 24 jam terakhir, tercatat 54 orang tewas akibat hujan deras yang mengguyur provinsi terpadat di negara itu, Punjab, menyebabkan rumah-rumah runtuh dan infrastruktur jalan rusak parah. Sejak banjir mulai menerjang pada 26 Juni lalu, sedikitnya 85 anak-anak telah dilaporkan meninggal dunia, kata NDMA dalam laporannya pada Kamis (18/7/2025), dilansir CNN International. (Reuters TV)
-

BPBD DKI edukasi waspada bencana di 16 sekolah saat MPLS
Kegiatan sosialisasi kewaspadaan bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026. ANTARA/HO-Pemprov DKI Jakarta.
BPBD DKI edukasi waspada bencana di 16 sekolah saat MPLS
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Jumat, 18 Juli 2025 – 16:45 WIBElshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta melakukan sosialisasi untuk memperkuat budaya sadar bencana di 16 sekolah pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan kegiatan sosialisasi itu merupakan bagian dari komitmen Pemprov DKI dalam membangun ketangguhan masyarakat sejak dini, terutama dalam menghadapi berbagai risiko bencana yang ada di wilayah perkotaan.
“Melalui kegiatan MPLS ini, kami ingin membekali siswa dan tenaga pendidik dengan pemahaman dasar mengenai risiko bencana di sekitar mereka. Pengetahuan ini penting agar mereka bisa mengambil langkah tepat saat menghadapi situasi darurat,” ujar Isnawa di Jakarta, Jumat.
Materi edukasi kebencanaan yang disampaikan BPBD mencakup poin utama yakni, pengenalan risiko bencana di sekitar sekolah di mana siswa dikenalkan dengan berbagai jenis bencana yang berpotensi terjadi di Jakarta seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, dan cuaca ekstrem.
Edukasi ini juga meliputi ciri-ciri awal terjadinya bencana dan dampaknya terhadap keselamatan jiwa serta fasilitas sekolah. Kemudian, langkah kesiapsiagaan bencana mengenai penjelasan praktis mengenai apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana, termasuk latihan evakuasi sederhana serta pentingnya mengikuti arahan guru dan petugas saat kondisi darurat.
Selanjutnya, peran siswa dalam penanggulangan bencana siswa didorong untuk menjadi agen perubahan, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga, dengan mengenali jalur evakuasi, titik kumpul, serta membantu teman secara aman saat evakuasi berlangsung.
Tidak hanya itu, para siswa juga dikenalkan dengan rambu evakuasi, letak Alat Pemadam Api Ringan (APAR), lokasi kotak P3K, serta titik kumpul di lingkungan sekolah.
“Melalui pelibatan aktif dalam MPLS, BPBD Provinsi DKI Jakarta berharap terbentuk generasi muda yang waspada, sigap, dan mampu menjadi pelopor keselamatan di tengah masyarakat,” kata Isnawa.
Sumber : Antara
-

Pertamina-BPBD Sidoarjo bentuk forum desa tangguh hadapi bencana
Diharapkan terbentuk sistem dukung lintas desa yang mampu merespons bencana secara cepat dan terkoordinasi
Surabaya (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus berkolaborasi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, membentuk Forum Sister Village untuk memperkuat ketangguhan desa dalam menghadapi bencana pesisir.
Area Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi menyatakan terdapat lima desa yang terlibat dalam pembentukan Forum Sister Village yakni Desa Kalanganyar, Desa Gisik Cemandi, Desa Tambak Cemandi, Desa Banjar Kemuning dan Desa Segorotambak.
“Diharapkan terbentuk sistem dukung lintas desa yang mampu merespons bencana secara cepat dan terkoordinasi serta mendorong tumbuhnya komunitas yang lebih siap, tangguh dan berdaya hadapi krisis bencana,” kata Ahad Rahedi di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
Konsep Sister Village yang diusung mendorong solidaritas antarwilayah yaitu desa dengan kapasitas tangguh dapat berperan sebagai penopang bagi desa yang lebih rentan saat menghadapi situasi darurat.
Model ini dinilai sebagai pendekatan adaptif yang relevan dengan tantangan bencana saat ini, sekaligus membangun jaringan kesiapsiagaan yang saling terhubung secara operasional.
Ahad menuturkan Pertamina melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Juanda berkomitmen mendukung upaya penanggulangan bencana secara berkelanjutan melalui pendekatan preventif.
Pendekatan preventif yang dimaksud mencakup edukasi, penguatan kapasitas warga, hingga pengembangan infrastruktur pendukung mitigasi termasuk melalui Forum Sister Village.
Forum yang berlangsung 14-16 Juli 2025 tersebut dirangkai melalui kegiatan refreshment materi Sister Village pelatihan kapasitas kebencanaan seperti pemadaman api, pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) dan simulasi di lapangan.
Supervisor HSSE AFT Juanda Erlangga F. Satrio menyebutkan sebanyak 110 peserta terlibat yakni terdiri atas unsur relawan siaga bencana dari lima desa serta perwakilan dari Kecamatan Sedati.
Seluruh rangkaian fasilitasi, diskusi warga, hingga praktik lapangan di supervisi langsung oleh Tim BPBD Sidoarjo dengan arahan dan pembinaan dari Plt. Kalaksa BPBD Kabupaten Sidoarjo Sabino Mariano.
Erlangga menuturkan kegiatan itu merupakan bagian dari upaya penguatan sistem kesiapsiagaan berbasis komunitas khususnya di wilayah pesisir yang rawan terdampak bencana seperti banjir rob, cuaca ekstrem, maupun abrasi.
“Terlebih Indonesia adalah wilayah dengan potensi bencana yang tinggi termasuk Kabupaten Sidoarjo sehingga perlu diperkuat ketangguhan desa ini,” katanya.
Camat Sedati Abu Dardak menambahkan konsep Sister Village ini sangat relevan untuk menanamkan nilai gotong royong, saling membantu dan kebersamaan antardesa mengingat suatu bencana tidak bisa diatasi hanya oleh satu atau dua pihak.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5286770/original/079140100_1752753113-Screen_Shot_2025-07-17_at_18.50.22.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)