Topik: Banjir

  • Menanam mangrove, menuai asa warga Tambakrejo 

    Menanam mangrove, menuai asa warga Tambakrejo 

    Sumber foto: Sutini/elshinta.com.

    Menanam mangrove, menuai asa warga Tambakrejo 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 04 Agustus 2025 – 20:10 WIB

    Elshinta.com – Deru ombak dan suara bising mesin-mesin perahu nelayan mewarnai perjalanan ke lokasi hutan mangrove yang berada di pesisir pantai utara Kota Semarang, tepatnya di kawasan Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Lokasi konservasi mangrove ditempuh perjalanan naik kapal sekitar 20 menit. Sepanjang perjalanan terlihat aktivitas nelayan memasang keramba ikan. Air laut sudah mulai pasang ketika tiba ditempat sandar perahu nelayan.

    Hamparan hutan mangrove terlihat, akar yang kuat dan daun yang rimbun seolah-olah tersirat sejuta harapan disana. Keberlangsungan ekosistem kawasan pesisir pantai utara Semarang yang akhir-akhir ini sering terjadi banjir rob. Keberadaan mangrove kini telah membawa harapan bagi warga di kawasan tersebut. Seperti kata Juraimi ketua Kelompok Peduli Lingkungan Camar (Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun), berawal dari keprihatinan akibat kerusakan lingkungan dan abrasi, mereka membentuk kelompok Camar yang terdiri dari 10 orang pada tahun 2010 dengan semangat gotong royong dan penuh keterbatasan.

    “Waktu itu saya bertekad menjadi orang yang bermanfaat untuk tanah kelahiran”, katanya, Senin (4/8).

    Kegigihan Juraimi membuahkan hasil dengan adanya dukungan dari CSR PT Pertamina Patra Niaga, pada tahun 2010 membuat program untuk membina kampung nelayan di Tambakrejo. Awalnya ada 4 program yakni infrastruktur, pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Karena dianggap kurang lengkap akhirnya ditambah program peduli lingkungan ditahun 2011. Sejak itulah kelompok Camar dari tahun 2012 sampai 2019 sudah menanam 99.000 magrove yang ditanam dari ujung arteri sampai pinggir pantai. Ditahun 2019 pihaknya juga menerima aset yang sangat berharga yakni jogging track sepanjang 240 meter dikawasan konservasi mangrove pada saat itu berbarengan dengan Covid-19.

    “Dari tahun 2019 hingga sekarang jumlah mangrove sudah mencapai 150.000 tanaman mangrove yang ditanam bantuan berbagai pihak”, ujar pegiat lingkungan tersebut seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini. 

    Kelompok Camar tak hanya menjaga mangrove, tapi juga membangun ekosistem ekonomi dan wisata berbasis lingkungan (eduwisata) yang menghidupi ratusan warga Tambakrejo.

    Salah satu warga, Amro mengaku rob sering melanda kawasan Tambakrejo meski demikian warga tetep melaut karena itulah kehidupan mereka. Sejak ada eduwisata magrove yang dikelola kelompok Camar, kini sebagian warga tidak hanya mengandalkan dari melaut yang semakin berkurang pendapatannya tetapi juga bisa menjadi pengemudi kapal untuk kunjungan ke lokasi konservasi. Meski tidak setiap hari ada tetapi paling tidak dalam seminggu 3-4 kali mengangkut pengunjung yang kebanyakan dari mahasiswa dan peneliti untuk monitoring tanaman mangrove. 

    “Seringnya kunjungan dari mahasiswa atau peneliti pada waktu pagi hari. Kadang rombongan antara 4 hingga15 orang itupun kunjungan tidak setiap hari ada,  hanya 3-4 kali dalam seminggu. Untuk satu kali trip sewa kapal sebesar Rp. 150.000 yang bisa diisi maksimal 15 orang,”   ujar pengemudi perahu ini.

    Senada, Juraimi juga membenarkan adanya berkah dari mangrove bagi warga dikampungnya. Mereka menjadi biro jasa mengantar pengunjung yang ingin menyusuri hutan mangrove. “Kadang bisa melayani sampai 10 pengunjung, Alhamdulillah bisa menjadi tambahan penghasilan bagi para nelayan,” ungkapnya.

    Sementara, di sisi lain para ibu juga ambil peran ikut meningkatkan perekonomian keluarga dengan cara memanfaatkan mangrove menjadi produk olahan seperti dibuat keripik mangrove, sirup, batik dan lain-lain.

    “Dari mangrove kami olah jadi keripik, sirup, bahan untuk membatik. Sekarang Ibu-ibu disini bisa ikut mendapatkan penghasilan dari awalnya yang hanya menganggur,” ujar warga Tambakrejo, Sitatu.

    Menurut Rektor UIN Walisongo Semarang Prof Imam Taufiq dalam jurnal kampus, keberadaan mangrove dinilai sangat penting. Mangrove menjadi ikhtiar bersama melindungi bumi dari bencana alam. Mangrove juga bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar karena mampu menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas udara menjadi lebih bersih.

    “Mangrove juga membantu alam dalam mendapatkan kualitas udara yang lebih baik dan bersih, sehingga Kota Semarang menjadi lebih nyaman dan sehat,” ungkapnya.

    Area Manager Communications, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan menyampaikan menanam mangrove menjadi salah satu implementasi PT Pertamina mendukung kebijakan pemerintah Jawa Tengah khususnya pemerintah kota Semarang dalam hal mengatasi dampak abrasi yaitu rob yang bisa saja setiap waktu terjadi. 

    “Kita secara telaten membantu kelompok Camar menanam mangrove. Ketika mangrove ditanam tidak hanya untuk “mageri segoro” menjadi pagar laut, tapi juga untuk kita tau bahwa mangrove ini juga banyak kegunaan lainnya. Seperti menjadi batik, kue dan sebagainya”, ujar Taufiq.

    Taufiq menyebut harapan penanaman mangrove program CSR ini akan berdampak mulitiplayer efek baik dari sisi laut terselamatkan,  dari sisi nelayan mendapatkan pendapatan tambahan dan dari sisi pembibitan terselamatkan pemukiman nelayan dari dampak abrasi. Selain juga Ibu-ibunya bisa mendapatkan olahan dari tanaman mangrove yang ada. 

    “Ini sudah meluas tidak hanya jadi budidaya mangrove tetapi sudah menjadi eduwisata”, imbuhnya.

    Lurah Tanjung Mas, Sony Yudha Pradana menjelaskan pada saat musim barat, ombak dari laut utara itu sangat kencang. Dengan adanya mangrove, hantaman itu tak langsung mengenai permukiman warga, sehingga mangrove menjadi benteng alami yang meredamnya.

    Data yang disampaikan dari wilayah Kelurahan Tanjung Mas seluas 323 hektare, sekitar 30 hektare merupakan wilayah pesisir yang terdampak langsung abrasi dan banjir rob. Bahkan, diprediksikan sekitar lima persen dari luas total wilayah saat ini sudah tertutup air laut. Bahkan pemakaman sudah tidak terlihat.

    Dijelaskan, upaya penyelamatan lingkungan sangat mendesak dilakukan. Oleh karena itu, Pemerintah bersama stakeholder terkait terus melakukan edukasi terkait lingkungan maupun pemberdayaan ekonomi masyarakat, termasuk melalui pemanfaatan mangrove. 

    Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, luasan hutan mangrove pada tahun 2021 mencapai 169,91 hektare, sebagian besar berada di Kecamatan Tugu. Sedangkan hasil survei pada tahun 2023 oleh WALHI menunjukkan penurunan menjadi 111,06 hektare. Secara umum, hutan mangrove di Semarang tersebar di beberapa kecamatan, termasuk Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara, dan Genuk. Kecamatan Tugu memiliki kawasan mangrove terluas dibandingkan kecamatan lain di Semarang. Kondisi mangrove Berdasarkan data tahun 2008, sekitar 73,33 persen hutan mangrove di Semarang dalam kondisi kritis dan rusak, sementara hanya 26,67 persen yang masih baik. Kerusakan hutan mangrove disebabkan oleh erosi pantai, kerusakan tambak, dan reklamasi lahan. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Wilayah terendam banjir di Jakarta telah surut

    Wilayah terendam banjir di Jakarta telah surut

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memastikan bahwa semua wilayah atau rukun tetangga (RT) di Jakarta Timur yang sempat terendam banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung telah dinyatakan surut.

    “Kami mencatat hingga pukul 11.00 WIB, seluruh genangan sudah surut,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Ia mengatakan bahwa pada Selasa pagi sebanyak 16 RT di Jakarta Timur terendam banjir disebabkan meluapnya Sungai Ciliwung. Ketinggian banjir pada pagi mulai dari 30-80 sentimeter.

    Yohan mengatakan bahwa berkat upaya kolaboratif yang dilakukan oleh sejumlah instansi terkait dengan mengerahkan personel berikut peralatan pendukung banjir bisa tertangani dengan cepat.

    “Seperti pompa mobile dalam menyedot genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik. Peran dari unsur masyarakat juga dilibatkan dalam upaya ini,” katanya.

    Berikut data wilayah yang sempat terdampak banjir luapan Sungai Ciliwung hingga Selasa pagi;

    Jakarta Timur terdapat 16 RT yang terdiri:

    *Kel. Bidara Cina: 4 RT
    * Ketinggian: 35 s.d 55 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Kampung Melayu: 4 RT
    * Ketinggian: 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cawang: 5 RT
    * Ketinggian: 45 s.d 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cillitan: 3 RT
    * Ketinggian: 80 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Video: Tarif 19% Dimulai, Tekstil Cs RI Bersaing Ketat Dengan Vietnam

    Video: Tarif 19% Dimulai, Tekstil Cs RI Bersaing Ketat Dengan Vietnam

    Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah Amerika Serikat pada 7 Agustus 2025 akan mulai menerapkan tarif impor sebesar 19% untuk produk-produk Indonesia yang masuk ke pasar negeri Paman Sam, sementara untuk produk AS yang masuk ke Indonesia diberlakukan tarif 0%.

    Menilik dampak tarif 19% terhadap kinerja ekspor-impor RI terhadap AS, Anggota Komisi VI DPR RI , Darmadi Durianto menyebutkan tarif impor Presiden Trump ini tidak akan besar mempengaruhi aktivitas impor, meski pemerintah harus memperhatikan efeknya terhadap hubungan dagang RI dengan negara yang berkurang permintaannya dari Indonesia.

    Sementara dari sisi ekspor akan sedikit bermasalah mengingat produk unggulan RI yakni tekstil, alas kaki, furnitur hingga elektronik akan bersaing ketat dengan Vietnam. Sebelum ada tarif baru, Vietnam mampu mengekspor serupa ke AS hingga 4 kali lipat saat selisih tarif RI dan Vietnam mencapai 5%.

    Jika saat ini RI mendapat tarif 19% sementara Vietnam 20% maka akan semakin sulit untuk bersaing. Selain itu RI juga akan menghadapi ancaman banjir produk China yang terganjal masuk AS yang jika tidak diantisipasi bisa membuat manufaktur RI akan terancam, padahal saat ini PMI Manufaktur terus mengalami kontraksi.

    Lalu seperti apa efek tarif 19% AS ke RI? antisipasi yang harus dilakukan pemerintah RI? Selengkapnya simak Shinta Zahara dengan Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Selasa, 05/08/2025)

  • BPBD Jaktim kerahkan personel pantau dan atasi banjir di titik rawan

    BPBD Jaktim kerahkan personel pantau dan atasi banjir di titik rawan

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Timur (Jaktim) mengerahkan sebanyak 45 personel untuk menangani dan memantau genangan air atau banjir yang terjadi di sejumlah titik rawan.

    “Sekitar 45 personel kami kerahkan untuk melakukan penanganan dan pemantauan genangan ataupun banjir di sejumlah titik,” kata Kepala Satuan Tugas Koordinator Wilayah BPBD Jakarta Timur Ali Kojim saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Ali menyebut langkah itu dilakukan sebagai respons cepat atas penyimpangan (anomali) kondisi cuaca yang belakangan masih terjadi.

    Pemantauan genangan dan banjir tersebut berkolaborasi dengan jajaran Dinas Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga, dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat).

    “Kami lakukan upaya maksimal agar genangan cepat surut. Warga perlu tetap waspada mengingat belakangan ini masih terjadi anomali cuaca,” ucap Ali.

    Personel gabungan juga memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik, sekaligus menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.

    Ali mengimbau masyarakat agar terus memantau informasi cuaca dan melapor jika menemukan genangan atau kondisi darurat lainnya di lingkungan sekitar.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 16 rukun tetangga (RT) di Jakarta Timur masih terendam banjir dengan ketinggian air berkisar 30-80 cm akibat luapan Sungai Ciliwung pada Selasa pagi.

    Berikut 16 RT di Jakarta Timur yang terdampak banjir luapan Sungai Ciliwung hingga Selasa pagi sekitar pukul 07.00 WIB:

    1. Kel. Bidara Cina: 4 RT

    Ketinggian air: 35-55 cm​​​​​​

    2. Kel. Kampung Melayu: 4 RT

    Ketinggian air: 50 cm

    3. Kel. Cawang: 5 RT

    Ketinggian air: 45-50 cm

    4. Kel. Cillitan: 3 RT

    Ketinggian air: 80 cm

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkot Jaktim tinggikan jembatan Makasar antisipasi banjir

    Pemkot Jaktim tinggikan jembatan Makasar antisipasi banjir

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur (Jaktim) melalui Suku Dinas Bina Marga meninggikan dua jembatan di Kecamatan Makasar untuk mengantisipasi banjir.

    “Ada pembangunan dua jembatan di wilayah Kecamatan Makasar, yakni di Jalan Perindustrian V, Kelurahan Makasar dan Sumur Jambu, Kelurahan Pinang Ranti. Jembatan ditinggikan untuk mitigasi banjir,” kata Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Timur Benhard Hutajulu saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Benhard menyebut jembatan tersebut akan ditinggikan sekitar 70 cm sehingga dapat dilintasi meskipun terjadi genangan air.

    “Waktu pelaksanaan ditargetkan 90 hari kerja, namun tentu kami akan menyesuaikan dengan kondisi lapangan,” ujar Benhard.

    Selain penyesuaian tinggi jembatan, Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur juga melakukan normalisasi saluran di Jalan Super Jauh untuk memperlancar aliran air sekaligus mencegah genangan, khususnya saat musim hujan.

    Selama berlangsungnya proses pengerjaan, Suku Dinas SDA bersama Bina Marga mulai menyiapkan jalur alternatif mengingat jembatan tersebut merupakan satu-satunya penghubung bagi warga sekitar.

    “Saat ini, kita sedang komunikasi intensif dengan warga yang lahannya akan digunakan sementara sebagai jalan alternatif selama pembangunan berlangsung,” ucap Benhard.

    Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Timur telah melakukan sosialisasi pembangunan dua jembatan di wilayah Kecamatan Makasar, yakni di Jalan Perindustrian V, Makasar dan Sumur Jambu, Pinang Ranti.

    Sosialisasi dipimpin langsung oleh Sekretaris Kecamatan Makasar Ompu Muhamad Taufik di Aula Kantor Kecamatan Makasar, Kamis (31/7) lalu.

    Pembangunan jembatan tersebut merupakan respons atas aspirasi warga yang disampaikan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2024 dan Reses Anggota Dewan.

    Jembatan itu merupakan satu-satunya akses keluar masuk bagi warga di RW 04, RW 05, dan sebagian RW 07 Kelurahan Pinang Ranti, yang kerap terdampak banjir saat hujan deras.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rela Berenang Demi Akad Nikah, Kisah Penghulu Ahad Nasution Tembus Derasnya Sungai Pasaman

    Rela Berenang Demi Akad Nikah, Kisah Penghulu Ahad Nasution Tembus Derasnya Sungai Pasaman

    Liputan6.com, Jakarta – Hari itu, Sabtu, 2 Agustus 2025, langit masih menyisakan mendung sisa hujan deras semalam. Di pelosok Jorong Batang Kundur, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, sepasang calon pengantin tengah menanti dengan harap-harap cemas.

    Mereka bukan hanya menunggu waktu ijab kabul, tapi juga menanti satu sosok penting: penghulu yang akan menikahkan mereka.

    Sementara itu, di seberang sungai yang menjadi satu-satunya akses ke jorong terpencil tersebut, seorang pria paruh baya bersiap menghadapi derasnya arus. Namanya Ahad Nasution, penghulu yang ditugaskan oleh KUA Dua Koto untuk mengesahkan pernikahan Agep Purwandi dan Intan Purnama Sari. Di tengah derasnya arus sungai yang memisahkan ia dan tugasnya, Ahad memilih untuk tidak mundur.

    Jembatan gantung satu-satunya yang biasa menghubungkan dusun itu dengan dunia luar telah ambruk semalam, terbawa banjir. Namun tugas tetaplah tugas.

    “Karena catin sudah menunggu, sementara ini adalah tugas negara, saya harus tempuh medan yang cukup rawan ini,” ujarnya, Senin (4/8/2025).

    Ahad telah menempuh perjalanan sejauh 27 kilometer dari pusat kecamatan, sebagian besar dengan ojek melewati jalan berbatu dan licin. Namun rintangan utama baru datang di tepian sungai. Tanpa ragu, ia melepas pakaiannya, menyimpan dokumen penting dalam plastik tahan air, dan dibantu warga berenang menyeberang arus.

    “Untung saya sudah siapkan baju ganti,” ujarnya sambil tersenyum. Setelah tiba di seberang, ojek lain yang telah disiapkan warga membawanya ke lokasi pernikahan.

    Di sana, ia disambut hangat oleh tokoh adat setempat, Sumarno, dan keluarga kedua mempelai. Prosesi ijab kabul pun berjalan dengan khidmat, penuh haru dan rasa syukur.

    “Alhamdulillah, lancar semua. Saya senang bisa membantu mereka menjalani momen sakral ini,” kata Ahad.

    Namun perjalanan belum selesai. Hujan kembali turun saat acara usai pukul 11.30 WIB. Sungai yang ia seberangi pagi tadi kini semakin ganas. Warga pun melarangnya kembali demi keselamatan.

    Maka Ahad bermalam di desa itu, tamu kehormatan karena dedikasinya.

     

    Kementerian Agama (Kemenag) berencana mengubah tanda bukti pernikahan. Jika biasanya berbentuk buku, kali ini berbentuk kartu. Nantinya, para pasangan suami istri tidak perlu repot-repot membawa buku ketika bepergian, terutama untuk menginap di hotel…

  • 16 RT di Jakarta Timur terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung

    16 RT di Jakarta Timur terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung

    Petugas BPBD DKI Jakarta memantau ketinggian air di Jakarta. ANTARA/HO-BPBD DKI Jakarta

    16 RT di Jakarta Timur terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 05 Agustus 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 16 rukun tetangga (RT) di Jakarta Timur masih terendam banjir dengan ketinggian air berkisar 30-80 cm akibat luapan Sungai Ciliwung, pada Selasa pagi.

    “Hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan Bendung Katulampa menjadi waspada pada hari Senin (4/8),” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, meningkatnya status tersebut mengakibatkan sebanyak 16 RT di Jakarta Timur terendam banjir karena luapan Sungai Ciliwung. Yohan menegaskan bahwa BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan.

    “Selain itu kami memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik dan menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas. Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” katanya.

    Berikut data wilayah terdampak banjir luapan Sungai Ciliwung hingga Selasa pagi, sekitar pukul 07.00 WIB:

    Jakarta Timur terdapat 16 RT yang terdiri:

    *Kel. Bidara Cina: 4 RT
    * Ketinggian: 35 s.d 55 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Kampung Melayu: 4 RT
    * Ketinggian: 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cawang: 5 RT
    * Ketinggian: 45 s.d 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cillitan: 3 RT
    * Ketinggian: 80 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung.

     

     

     

    Sumber : Antara

  • Pemkot Bekasi Tetapkan Siaga Darurat Banjir hingga Longsor, Warga Diimbau Waspada
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Agustus 2025

    Pemkot Bekasi Tetapkan Siaga Darurat Banjir hingga Longsor, Warga Diimbau Waspada Megapolitan 5 Agustus 2025

    Pemkot Bekasi Tetapkan Siaga Darurat Banjir hingga Longsor, Warga Diimbau Waspada
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menetapkan status siaga darurat bencana banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor hingga akhir Agustus 2025.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi Priadi Santoso membenarkan penetapan status siaga darurat tersebut.
    “Benar,” kata Priadi kepada
    Kompas.com
    , Selasa (5/8/2025).
    Penetapan tersebut merujuk pada Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor: 400.9.10/Kep.448-BPBD/VII/2025 tentang Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Cuaca Ekstrem, dan Tanah Longsor di Daerah Kota Bekasi Tahun 2025.
    Pertimbangan penetapan status siaga darurat merujuk hasil curah hujan Badan Meterologi, Klimatalogi, dan Geofisika (BMKG) di sebagian wilayah Jawa Barat.
    BMKG memprediksi terjadi hujan tingg, dan sangat tinggi yang berpotensi menimbulkan bencana banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, dan tanah longsor, termasuk di wilayah Kota Bekasi.
    Menindaklanjuti penetapan status siaga darurat, BPBD Kota Bekasi mengimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, angin kencang, dan longsor.
    Warga juga diminta menjaga kebersihan saluran air dan lingkungan, menyimpan dokumen penting di tempat aman, serta diimbau melapor ke BPBD jika terjadi situasi darurat dengan menghubungi
    call center
    : 0821-2349-9719.

    Status siaga darurat ini ditetapkan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi besar, seperti banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor yang masih dapat terjadi di tengah kemarau yang mundur dan cenderung bersifat basah,”
    tulis BPBD Kota Bekasi dalam unggahan Instagram-nya, @bpbd.kotabekasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Keluarga di Bekasi Hidup Terimpit di Rumah yang "Ditelan Bumi" dan Diselimuti Ancaman
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Agustus 2025

    Cerita Keluarga di Bekasi Hidup Terimpit di Rumah yang "Ditelan Bumi" dan Diselimuti Ancaman Megapolitan 5 Agustus 2025

    Cerita Keluarga di Bekasi Hidup Terimpit di Rumah yang “Ditelan Bumi” dan Diselimuti Ancaman
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Sebuah rumah kontrakan yang terletak di RT 01/RW 08, Kampung Sawah, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, dalam kondisi memprihatinkan.
    Bangunan berdiameter lebar 10 meter dan panjang 60 meter itu ambles bak ditelan bumi dalam beberapa tahun terakhir.
    Penurunan tanah diperkirakan mencapai satu meter, membuat jarak plafon rumah menjadi sangat rendah, hanya sekitar 180 sentimeter dari permukaan tanah.
    Meski tak layak, rumah kontrakan tersebut tetap dihuni oleh dua keluarga yang mengisi dua sekat ruangan berbeda.
    Salah satu penyewa rumah tersebut adalah Maryani (39) yang tinggal bersama sang suami, Wismo (45), dan dua putrinya, Siska Setiangingsih (13) dan Mutia Azahra Salsabila (11).
    Yani, sapaan akrab Maryani, mengaku sudah menyewa rumah kontrakan milik Wahidun, warga asal Pondok Kelapa, Jakarta Timur, sejak 2007.
    Saat itu, kondisi bangunan rumah masih normal dan belum “tenggelam” akibat kontur tanah yang tak stabil.
    “Saya di sini sejak 2007, sebelum suami menikah sudah di sini, ketinggian rumah dua meter lebih,” ujar Yani saat ditemui di lokasi, Senin (4/8/2025).
    Yani menyebut, rumah kontrakannya mengalami penurunan secara perlahan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menyebabkan atap rumah sangat dekat dengan permukaan tanah.
    Saking rendahnya atap, Yani harus menundukkan kepalanya setiap hendak memasuki halaman rumah agar tidak terbentur plafon.
    Selain itu, bangunan rumah juga mulai rapuh. Hal ini disebabkan karena rumah tesebut terus-menerus tergerus tanah hingga membuat kondisi bangunan tak lagi kokoh.
    “Makanya kalau buka pintu enggak bisa kencang, kalau buka pintu kencang takutnya roboh. Jadinya, kita pelan-pelan nutup pintu karena sudah pada rapuh,” kata Yani.
    Kondisi bangunan yang rapuh membuat Yani dan keluarganya dihantui ketakutan setiap hari.
    Saat malam tiba, mereka tak bisa beristirahat dengan tenang karena khawatir rumahnya tiba-tiba ambruk akibat diterjang hujan dan angin kencang.
    “Bahkan kemarin di dapur balok sempat jatuh,” katanya.
    Posisi lantai yang rendah membuat rumah kontrakan yang ditempati Yani sering kebanjiran, bahkan hampir setiap bulan.
    Hal ini membuat mereka selalu ketar-ketir setiap hujan deras mengguyur.
    “Bisa sebulan sekali (kebanjiran), tapi paling parah yang dulu sampai tiang enggak kelihatan, itu kita ngungsi,” ucap dia.
    Meski demikian, keluarga Yani memilih bertahan di rumah tersebut. Faktor biaya sewa yang murah menjadi alasannya bertahan.
    “Di sini Rp 200.000 per bulan,” kata Yani.
    Selain itu, kata Yani, pendapatan suaminya dari bekerja sebagai kuli bangunan tak memungkinkan ia dan keluarga menyewa rumah di lokasi lain.
    Karena itu, Yani dan keluarga memilih bertahan dan berharap pemerintah membantu merelokasi mereka.
    “Kalau harapan ada dari dulu, kalau seandainya kita dapat bantuan, ibaratnya pindah kontrakan yang layak. Paling itu, tapi sampai sekarang belum ada,” imbuh dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sebanyak 16 RT di Jakarta Timur masih terendam banjir Selasa pagi

    Sebanyak 16 RT di Jakarta Timur masih terendam banjir Selasa pagi

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 16 rukun tetangga (RT) di Jakarta Timur masih terendam banjir dengan ketinggian air berkisar 30-80 cm akibat luapan Sungai Ciliwung, pada Selasa pagi.

    “Hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan kenaikan Bendung Katulampa menjadi waspada pada hari Senin (4/8),” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, meningkatnya status tersebut mengakibatkan sebanyak 16 RT di Jakarta Timur terendam banjir karena luapan Sungai Ciliwung.

    Yohan menegaskan bahwa BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan.

    “Selain itu kami memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik dan menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas. Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” katanya.

    Berikut data wilayah terdampak banjir luapan Sungai Ciliwung hingga Selasa pagi, sekitar pukul 07.00 WIB:

    Jakarta Timur terdapat 16 RT yang terdiri:

    *Kel. Bidara Cina: 4 RT
    * Ketinggian: 35 s.d 55 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Kampung Melayu: 4 RT
    * Ketinggian: 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cawang: 5 RT
    * Ketinggian: 45 s.d 50 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    *Kel. Cillitan: 3 RT
    * Ketinggian: 80 cm
    * Penyebab: Luapan Kali Ciliwung.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.