Topik: Banjir

  • Tanggul Jebol, Perumahan di Kemang Bogor Diterjang Banjir

    Tanggul Jebol, Perumahan di Kemang Bogor Diterjang Banjir

    Jakarta

    Perumahan di kawasan Kemang, Bogor, Jawa Barat, diterjang banjir viral di media sosial. Disebutkan penyebabnya lantaran tanggul sungai jebol.

    Dalam video yang dilihat, Sabtu (9/8/2025), peristiwa terjadi pada sore tadi. Terlihat hujan deras melanda kawasan tersebut saat peristiwa terjadi.

    Banjir lintasan terlihat datang dengan arus yang cukup deras. Perekam video berteriak histeris akibat kejadian itu.

    Terlihat tanggul pembatas sungai di sebelah perumahan telah rusak. Akibatnya, air meluap dan menggenangi sejumlah rumah warga.

    Dikonfirmasi, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, membenarkan kejadian itu. Malam ini, beberapa titik banjir sudah mulai surut.

    Untuk sementara, belum ada laporan mengenai korban akibat kejadian itu. Kerugian material dari warga yang terdampak juga masih dalam asesmen petugas.

    “Belum ada laporan terkait korban,” ucapnya.

    (rdh/lir)

  • Hujan Deras di Kabupaten Bogor: BPBD Catat 14 Titik Banjir, 5 Longsor, dan 1 Rumah Ambruk
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        9 Agustus 2025

    Hujan Deras di Kabupaten Bogor: BPBD Catat 14 Titik Banjir, 5 Longsor, dan 1 Rumah Ambruk Bandung 9 Agustus 2025

    Hujan Deras di Kabupaten Bogor: BPBD Catat 14 Titik Banjir, 5 Longsor, dan 1 Rumah Ambruk
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (9/8/2025) sore hingga malam ini telah memicu banjir, tanah longsor, dan angin kencang di sejumlah wilayah.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melaporkan bahwa ada puluhan titik terdampak di sedikitnya enam kecamatan.
    “Informasi sementara laporan masuk pada Sabtu pukul 19.15 WIB, bencana banjir terjadi di 14 titik, tanah longsor di lima titik, dan angin kencang disertai pohon tumbang maupun rumah ambruk di lima titik,” kata Staff Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Jalaludin, saat dikonfirmasi, Sabtu malam.
    Banjir dilaporkan merendam permukiman di Kecamatan Kemang, Rancabungur, Cibinong, Bojonggede, dan sekitarnya.
    Sejumlah lokasi yang terdampak antara lain Perumahan Avoria Estate di Desa Kemang, Gang Turki di Desa Bantarjaya, Jalan Raya Sukahati Karadenan di Cibinong, Perumahan Golden Park di Kelurahan Pakansari, hingga RW 07 Desa Kedung Waringin di Bojonggede.
    Selain banjir, hujan deras memicu tanah longsor di Kampung Baru Desa Bantarsari, Kampung Bojong Lebak Kecamatan Kemang, Blok Seremped Kelurahan Nanggewer Cibinong, Jalan Swadaya Kelurahan Sukahati, dan Jalan Haji Mursidi Desa Tonjong Kecamatan Tajur Halang.
    Angin kencang juga dilaporkan menyebabkan pohon tumbang di Jalan Raya Pabuaran Bojonggede, RT 002/005 Atang Sanjaya Kecamatan Kemang, Jalan Bersih Kelurahan Tengah Cibinong, dan Kampung Cimanggis Desa Cimanggis.
    Sementara itu, satu rumah dilaporkan ambruk di Kampung Patahunan Desa Cilebut Timur Kecamatan Sukaraja.
    BPBD Kabupaten Bogor masih melakukan assessment di lapangan bersama unsur relawan, dan masyarakat.
    BPBD juga mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi bencana susulan karena mengingat cuaca masih berpotensi hujan dengan intensitas tinggi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Marak Tren Pendaki Fomo, Usaha Sewa Alat Camping Banjir Pesanan, Ingin Rasakan Sensasi 17an di Gunung
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        9 Agustus 2025

    Marak Tren Pendaki Fomo, Usaha Sewa Alat Camping Banjir Pesanan, Ingin Rasakan Sensasi 17an di Gunung Surabaya 9 Agustus 2025

    Marak Tren Pendaki Fomo, Usaha Sewa Alat Camping Banjir Pesanan, Ingin Rasakan Sensasi 17an di Gunung
    Editor
    MAGETAN, KOMPAS.com
    – Pemilik Usaha Persewaan Alat Camping Van Adventure, Kecamatan Sidorejo, Magetan, Jawa Timur, Ika Yuliana, menyebut ada lonjakan pesanan rental alat camping mulai meningkat setelah bulan Puasa 2025.
    Lonjakan terus bertambah pada libur panjang sekolah,dan menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-80.
    “Bisa mencapai hampir dua kali lipat dibanding hari biasa. Kalau hari biasa 30 order penyewaan per hari, sekarang 30 sampai dengan 50 order per hari,” ujar Ika, Jumat (8/8/2025).
    Dirinya tidak memungkiri, jika rata rata para penyewa mengikuti fenomena Fomo, demi merasakan sensasi mendaki gunung.
    Pasalnya, banyak anak muda mengikuti tren mendaki karena viral di media sosial.
    “Mereka menyewa alat dengan sistem tektok, tidak menginap. Barang yang paling laris disewa itu trekking pole, hydropack, sepatu gunung, sama jaket. Mayoritas penyewa adalah pelajar dan mahasiswa dari daerah seperti Ngawi, Bojonegoro, Pati, hingga Blora,” imbuhnya.
    Ika juga memperkirakan, jumlah penyewa bisa tembus lebih dari 100 orang.
    Mengingat, HUT RI Ke 80 selalu identik, dengan pelaksanaan upacara di Gunung.
    Salah satu penyewa alat pendaki, Najwa Ramadhani, 18, pelajar asal Dolopo Kabupaten Madiun, mengaku akan mendaki Gunung Lawu bersama lima temannya.
    “Rencana naik Sabtu ini, tapi cuma tektok saja, tidak menginap. Ini pertama kali saya naik gunung. Kami sewa jaket, jas hujan, sama trekking pole. Kami penasaran saja bagaimana rasanya naik gunung. Memilih jalur Cemoro Kandang yang dikenal lebih ramah bagi pemula,” tuntasnya .
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Tren Pendaki ‘Fomo’ Naik Signifikan, Usaha Sewa Alat Camping di Magetan Banjir Pesanan
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Status Level IV Awas, Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Malam Ini
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 Agustus 2025

    Status Level IV Awas, Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Malam Ini Regional 9 Agustus 2025

    Status Level IV Awas, Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Malam Ini
    Tim Redaksi
    FLORES TIMUR, KOMPAS.com –
    Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali meletus pada Sabtu (9/8/2025) malam.
    Erupsi ini terjadi saat status aktivitas gunung berada pada Level IV (Awas), yang merupakan tingkat siaga tertinggi.
    Emanuel Rofinus Bere, petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, mencatat erupsi terjadi pada pukul 19.36 Wita.
    Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5,9 mm dan durasi sekitar 2 menit 34 detik.
    “Tinggi kolom abu teramati lebih kurang 800 meter di atas puncak sekitar 2.384 meter di atas permukaan laut,” ujar Rofinus, Sabtu malam.
    Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat daya.
    Rofinus mengimbau warga sekitar tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 kilometer, dan 7 kilometer pada sektoral barat daya, timur laut dari pusat erupsi.
    Masyarakat yang terdampak hujan abu diharapkan mengenakan masker atau alat pelindung untuk menghindari bahaya abu vulkanik.
    Ia juga mengimbau warga sekitar mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
    Terutama daerah, seperti Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Taman Bendera Pusaka dinilai jadi simbol ruang hijau-kebanggaan

    Taman Bendera Pusaka dinilai jadi simbol ruang hijau-kebanggaan

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi D DPRD DKI Pantas Nainggolan menilai bahwa pembangunan Taman Bendera Pusaka bukan sekadar menambah ruang terbuka hijau, tetapi menghadirkan ikon baru tentang sejarah dan kebanggaan Jakarta.

    “Pemulihan ruang terbuka hijau menjadi kunci membangun Jakarta yang berkelanjutan. Taman Bendera Pusaka akan menjadi simbol komitmen itu, sekaligus mengingatkan generasi mendatang pada sejarah kemerdekaan,” kata Pantas di Jakarta, Sabtu.

    Menurut dia, dimulainya peletakan batu pertama (groundbreaking) Taman Bendera Pusaka merupakan salah satu langkah strategis pemulihan tata ruang ibu kota.

    Ia menilai, selain fungsi estetika dan rekreasi, Taman Bendera Pusaka akan berperan sebagai daerah resapan air yang membantu mengurangi potensi banjir.

    Pembangunan ini, sambung dia, sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta target menjadikan Jakarta sebagai kota global 50 besar pada 2029 dan 20 besar dunia dalam dua dekade mendatang.

    “Langkah ini harus konsisten dan terintegrasi dengan program pembangunan lain. Memang tidak semua akan setuju, tapi tujuan kita jelas Jakarta yang hijau, layak huni dan membanggakan di mata dunia,” ujarnya.

    Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wa Ode Herlina juga mendukung penuh pembangunan Taman Bendera Pusaka yang mengintegrasikan Taman Ayodya, Taman Langsat dan Taman Leuser itu.

    Kawasan ini sebelumnya direncanakan sebagai Taman ASEAN, sebuah ruang terbuka hijau berskala internasional.

    Sejumlah pedagang Pasar Barito yang tergabung dalam Solidaritas Pemasok Pedagang Pasar (SP3) berunjuk rasa di Jalan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (8/8/2025). Unjuk rasa tersebut sebagai bentuk penolakan terkait rencana relokasi kios pedagang imbas proyek pembangunan Taman Bendera Pusaka yang ditargetkan rampung pada Desember 2025 karena dinilai merugikan para pedagang. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/YU

    Dia menilai, Taman Bendera Pusaka akan menjadi ikon baru dan menjadi kebanggaan warga DKI Jakarta.

    “Kapan lagi kita miliki taman bertaraf internasional. Pembangunan ini sejalan dengan Jakarta kota global,” katanya.

    Sebelumnya, Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (CKTRP) DKI Jakarta Vera Refina Sari menyatakan bahwa Taman Bendera Pusaka di kawasan Barito, Jakarta Selatan, tidak hanya menghadirkan keindahan lanskap, tetapi juga mengelola tata air kawasan untuk membantu pengendalian banjir di wilayah tersebut.

    Taman tersebut juga dapat memperkuat fungsi ekologis, sekaligus memperhatikan nilai sejarah dan budaya lokal.

    “Diharapkan, taman ini bisa meningkatkan interaksi sosial warga, mendukung aktivitas olahraga, seni, dan kegiatan komunitas,” katanya, Jumat (8/8).

    Taman ini juga akan menjadikannya representasi Jakarta sebagai kota global yang hijau dan berbudaya.

    Dia mengatakan, proyek pembangunan taman ini bukan sekadar renovasi taman, melainkan juga merupakan bentuk kelahiran kembali kawasan Barito menjadi ruang publik yang lebih hidup, inklusif dan multifungsi.

    Data penelusuran ANTARA menyebutkan, anggaran untuk proyek penataan kawasan ini menggunakan dana kontribusi pengembang lewat koefisien lantai bangunan (KLB), bukan dari Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD), sekitar Rp50 miliar.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Taman Bendera Pusaka, Disebut Ikon Baru Pemprov Jakarta dan Bisa Redam Banjir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Agustus 2025

    Taman Bendera Pusaka, Disebut Ikon Baru Pemprov Jakarta dan Bisa Redam Banjir Megapolitan 9 Agustus 2025

    Taman Bendera Pusaka, Disebut Ikon Baru Pemprov Jakarta dan Bisa Redam Banjir
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta memulai pembangunan Taman Bendera Pusaka di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang disebut sebagai langkah strategis untuk memperbaiki tata ruang sekaligus membantu mengatasi banjir.
    Anggota Komisi D DPRD Jakarta, Pantas Nainggolan, mengatakan, Taman Bendera Pusaka bukan hanya akan menambah ruang terbuka hijau, tapi juga menjadi ikon yang sarat makna sejarah dan kebanggaan nasional.
    “Pemulihan ruang terbuka hijau menjadi kunci membangun Jakarta yang berkelanjutan. Ini menjadi simbol komitmen, sekaligus mengingatkan generasi mendatang pada sejarah kemerdekaan,” ujar Pantas dalam ketangannya kepada
    Kompas.com
    , Sabtu (9/8/2025).
    Dia menegaskan, taman ini juga berfungsi sebagai daerah resapan air yang membantu mengurangi potensi banjir di Jakarta.
    Pembangunan taman ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
    Selain itu, ini menjadikan target Jakarta sebagai kota global 50 besar pada 2029 dan 20 besar dunia dalam dua dekade mendatang.
    “Memang tidak semua akan setuju, tapi tujuan kita jelas Jakarta yang hijau, layak huni, dan membanggakan di mata dunia,” tegas Pantas.
    Anggota DPRD Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Wa Ode Herlina, sebelumnya menyatakan dukungannya terhadap pembangunan Taman Bendera Pusaka yang mengintegrasikan Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser.
    Kawasan ini awalnya direncanakan sebagai Taman ASEAN, ruang terbuka hijau bertaraf internasional.
    “Kapan lagi kita miliki taman bertaraf internasional. Pembangunan ini sejalan dengan Jakarta kota global,” pungkas Wa Ode.
    Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengatakan taman ini akan membantu mengatur banjir di wilayah Kebayoran Baru yang sering terdampak banjir.
    Ia menjelaskan taman juga akan diintegrasikan dengan sistem pengolahan air limbah (IPAL).
    “Taman itu akan digunakan untuk mengatur banjir, bahkan untuk pengaturan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) banjirnya biayanya kurang lebih hampir sama, bahkan lebih besar sedikit dibandingkan dengan mengintegrasikan taman itu. Karena apa? Di tempat itu selalu banjir,” ucap Pramono.
    Menurutnya, taman ini akan dibangun di atas lahan seluas 5,6 hektare dengan berbagai fasilitas olahraga seperti jogging track, lapangan bulu tangkis, dan lapangan tenis.
    Selain fungsi ruang hijau, taman diharapkan dapat menampung dan mengalirkan air hujan dengan lebih baik melalui sungai yang akan dibuat lebih bersih dan bening.
    “Nanti kami akan membuat sungai yang betul-betul kalau dilihat dari atas, ini saya buka apa adanya, sungainya itu bening banget,” tambah Pramono.
    Namun, pedagang Pasar Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan mengaku kecewa saat mengetahui proses peletakan batu pertama taman itu dilakukan secara diam-diam pada Jumat (8/8/2025) siang.
    Menurut Karno (64), seorang pedagang burung, hal tersebut sudah menyalahi aturan dan tidak sesuai prosedur.
    “Ya jelas kecewa banget ya karena memang dipaksakan saja, prosedurnya enggak sesuai gitu loh, wartawan saja dilarang-larang,” kata Karno kepada
    Kompas.com
    , Jumat.
    Kekecewaan pedagang ini muncul karena groundbreaking dilakukan bersamaan dengan rencana relokasi pedagang Pasar Barito yang lokasinya sangat dekat dengan taman tersebut.
    Para pedagang sempat mendengar kabar groundbreaking Taman Bendera Pusaka ditunda. Namun, ternyata acara peletakan batu pertama taman itu tetap digelar.
    Mendengar hal itu, pedagang menggelar aksi unjuk rasa menolak groundbreaking Taman Bendera Pusaka. Namun, saat ingin mendekati lokasi peletakan batu pertama taman itu para pedagang dilarang mendekat.
    “Makanya kami bergerak ke sini karena dapet informasi ada gubernur (Pramono Anung) masih di situ, makanya kami bergerak gitu loh. Ternyata di (tempat) gubernur ditutup tuh, enggak boleh masuk,” ujar Karno.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Masjid Apung di Kali Cengkareng, Menyulap Hasil Pilah untuk Ibadah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Agustus 2025

    Cerita Masjid Apung di Kali Cengkareng, Menyulap Hasil Pilah untuk Ibadah Megapolitan 9 Agustus 2025

    Cerita Masjid Apung di Kali Cengkareng, Menyulap Hasil Pilah untuk Ibadah
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Enam pria nampak sibuk membangun sebuah struktur terapung di tepi aliran Kali Cengkareng Drain, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (7/8/2025) sore.
    Pemandangan yang jarang terlihat, lantaran biasanya orang-orang itu hanya bekerja membersihkan aliran kali dari sampah.
    Selebihnya, di hari-hari biasa, hanya akan terlihat para pemancing yang tak bosan mengamati aliran sungai.
    Enam orang itu merangkai botol-botol bekas buangan warga ibu kota.
    Satu orang sibuk di sisi kanan struktur bangunan seperti sebuah perahu, satu di sisi kiri, satu di depan, satu di belakang, dan dua fokus ke bagian atap.
    Dari pakaian mereka, jelas terlihat pekerjaan membersihkan kali sudah mereka rampungkan terlebih dahulu.
    Tak lelah usai merampungkan pekerjaan utamanya, mereka bahu-membahu merangkai sebuah struktur mengapung yang cukup untuk menampung hingga 20 orang.
    Botol-botol bekas itu diikatkan satu dengan yang lain, ditempel di sana-sini, dirangkai menjadi sebuah struktur lalu dibubuhi warna-warni, hijau dan kuning, warna keteduhan.
    Perahu itu sebagian besar terbuat dari botol-botol bekas yang dikumpulkan dari aliran sungai hingga dari pemilahan sampah di wilayah Cengkareng.
    Dari kejauhan, struktur itu terlihat tak lebih dari perahu warna-warni. Namun, dari dekat, perahu itu bukan perahu biasa, melainkan perahu masjid.
    Perahu yang diberi bentuk masjid dengan tiga kubah.
    Meskipun belum selesai dibuat, bentuk masjid dari perahu itu tak bisa tertutupi lagi, sudah kelihatan jelas.
    Lebih dekat lagi, ke dalam hati orang-orang yang membuatnya, masjid apung itu adalah rupa dari puisi cinta lingkungan dan cinta Tuhan yang tak mereka ucapkan dalam kata-kata, tetapi dalam aksi nyata.
    Sebuah upaya artistik untuk mengingatkan diri mereka dan umat akan pentingnya ibadah dan menjaga lingkungan.
    Proposisi itu bisa dimaknai dalam konteks hubungan antara aliran kali dan Jakarta yang kerap berwujud banjir.
    Aliran kali, Jakarta dan banjir memang hampir tak terpisahkan, entah sampai kapan.
    Kali ini, enam orang dari daratan Jakarta itu mendatangi kali dan memberinya hadiah indah, yakni perahu masjid yang terbuat dari sampah-sampah botol yang dikumpulkan dari alirannya.
    Secara bersamaan, mereka membersihkan kali, mendaur ulang sampahnya dan memuliakan Yang Maha Kuasa. Perahu itu semacam bukti warna-warni tentang betapa ibadah bisa teringat dari barang-barang buangan sekali pun, botol bekas.
    Perahu itu juga simbol bahwa mencintai Yang Maha Kuasa adalah mencintai lingkungan, begitu juga sebaliknya.
    Romantisasi inilah yang mesti dipahami dan direnungkan oleh setiap warga ibu kota, tanpa terkecuali.
    Sebagaimana dikutip dari
    Antara,
    enam orang itu adalah Petugas Unit Penganan Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
    Sehari-hari mereka bekerja membersihkan sungai. Kali ini, mereka diberi ruang untuk membuat karya perahu unik.
    Perahu dengan ide kreatif itu rencananya akan diikutkan dalam Festival Cinta Lingkungan 2025 yang bakal digelar pada 28 September mendatang di aliran Kanal Banjir Barat, Tambora, Jakarta Barat.
    Festival itu akan diikuti oleh 42 kecamatan se-Jakarta, tentu dengan ide unik karya perahunya masing-masing.
    Pengawas UPS Badan Air Kecamatan Cengkareng, Donal Aldiansyah (43) mengaku, ide perahu masjid didapatkan timnya melalui tukar pikiran yang cukup panjang.
    Kebetulan, tak jauh dari lokasi perahu itu dibuat, di dekat pintu air Kali Cengkareng Drain, ada sebuah masjid.
    Masjid itulah yang kemudian menginspirasi mereka membuat perahu masjid atau masjid apung.
    Masjid apung ala UPS Badan Air Kecamatan Cengkareng itu berukuran 6×4 meter. Masjid apung itu berdiri di atas 3.558 botol bekas, yang terdiri dari botol mineral 1 liter hingga galon air.
    Botol-botol itu diperoleh dari program sampah pilah, hasil pengerukan saluran air, hingga sumbangan warga.
    Tak berlebihan jika dikatakan bahwa dengan digunakannya botol-botol hasil pengerukan kali, masjid apung itu bisa menjadi pengingat masih banyak oknum, pendosa ekologis, yang kerap membuang sampah ke badan kali.
    Selain itu, dengan digunakannya botol-botol sumbangan warga, masjid apung itu juga menjadi penanda niat baik sistem sosial dalam mendukung pengurangan sampah di ibu kota melalui pemilahan atau penggunaan kembali.
    Menurut Donal, usai Festival Cinta Lingkungan rampung digelar, masjid apung itu akan dipasangi mesin agar bisa berlayar di aliran Kanal Banjir Barat layaknya kapal motor.
    Selain itu, Donal dan kawan-kawan juga berniat untuk menggunakan masjid apung dari ribuan botol bekas itu sebagai tempat ibadah saat bekerja di area bantaran kali.
    Pembangunan perahu masjid itu memakan waktu hampir empat bulan, yang dimulai sejak bulan Maret 2025 dengan target rampung awal September 2025, tepat H-14 sebelum Festival Cinta Lingkungan (Cilung) dimulai.
    Kendati demikian, ia memastikan pengerjaan masjid apung dilakukan setelah para petugas menyelesaikan tugas utamanya yakni membersihkan aliran kali dari sampah.
    Donal dan kawan-kawan paham betul, bagian mereka adalah membersihkan aliran kali dari sampah.
    Masjid apung yang mereka bangun hanyalah warna-warni, hasil tukar pikiran selama mereka bekerja seharian penuh.
    Barang kali upaya itu bisa mengetuk hati orang-orang untuk kembali mencintai lingkungan sebagaimana mencintai Yang Maha Kuasa.
    Tak ubahnya memutus romansa beracun antara aliran kali dengan warga Jakarta, mencegah lahirnya buah hati yang tak pernah diinginkan namun selalu datang, banjir pun penyakit.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • EDRR Indonesia 2025 Tampilkan Teknologi Canggih Penanggulangan Banjir

    EDRR Indonesia 2025 Tampilkan Teknologi Canggih Penanggulangan Banjir

    Jakarta: Indonesia kembali menjadi tuan rumah ajang internasional bergengsi di bidang manajemen bencana. 

    Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 akan digelar pada 13–15 Agustus 2025 di Hall A, Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran.

    Pameran ini akan menjadi titik temu bagi pemerintah, sektor swasta, pelaku teknologi, hingga organisasi kemanusiaan dari berbagai negara untuk membangun ekosistem penanggulangan bencana yang lebih kuat, tangguh, dan terintegrasi.
    Ajang kolaborasi lintas sektor
    EDRR Indonesia 2025 digelar oleh PT Amara Tujuh Perjuangan bersama Council for the Promotion of Shanghai International Trade, Shanghai International Exhibition (Group) Co., Ltd dan Comexposium. Acara ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) sebagai Co-Host.

    Tujuannya, memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana yang makin kompleks akibat perubahan iklim dan urbanisasi.
     

    Project Director EDRR Indonesia 2025, Vista Limbong menegaskan fokus tahun ini adalah pada bencana yang kerap melanda Indonesia, khususnya banjir.

    “Banjir bukan lagi masalah musiman, tapi sudah menjadi tantangan yang terus berulang di banyak daerah. Karena itu, penting bagi kita untuk mulai menggunakan teknologi yang bisa langsung diterapkan di lapangan. EDRR Indonesia 2025 menjadi tempat berkumpulnya berbagai solusi dan inovasi dari berbagai negara. Harapannya, acara ini bisa membuka peluang kerja sama dan mempercepat penanganan bencana di Indonesia,” ujar Vista dalam keterangan tertulis, Sabtu, 9 Juli 2025.
    Teknologi penanggulangan banjir yang mencuri perhatian
    Salah satu daya tarik EDRR Indonesia 2025 adalah hadirnya inovasi penanggulangan banjir mutakhir dari berbagai negara.

    1. Robot Drainase DB Original – Hangzhou Dotek Technology Co., Ltd
    Robot ini dirancang untuk mengatasi banjir di area yang sulit dijangkau. Dilengkapi jalur perayap dan kendali jarak jauh, DB Original mampu bergerak di medan ekstrem, termasuk tangga dan permukaan tergenang.

    Kapasitas rendam: hingga 700 mm
    Kemampuan pompa: air sedalam 10 cm
    Operasi: 7-8 jam nonstop

    Sistem Twice Filter System (TFS) untuk mencegah penyumbatan dan risiko kelistrikan

    Untuk ruang bawah tanah, DB Original bisa dipasangkan dengan DB Mini untuk mencapai head pemompaan lebih dari 20 meter.

    2. Pompa Submersible Super Ringan – Changsha Dewater Machinery Technology Co., Ltd
    Pompa ini menggunakan motor sinkron magnet permanen dengan sistem pengendali frekuensi variabel yang efisien.

    Berat: hanya 22 kg
    Kapasitas aliran: hingga 1.000 m³/jam
    Ketinggian maksimum: 60 meter
    Sistem quick connect untuk kabel dan selang air

    Fitur keamanan: perlindungan otomatis dari kabel rusak, penyumbatan, overload, hingga kondisi pompa kering

    Kedua teknologi ini menjadi bukti bahwa penanganan banjir di perkotaan dan daerah rawan genangan tidak lagi hanya mengandalkan cara konvensional. 

    Pengunjung EDRR Indonesia 2025 akan bisa menyaksikan langsung bagaimana inovasi dari berbagai negara dapat diaplikasikan secara nyata di lapangan.

    Jangan lewatkan ajang kolaborasi kebencanaan terbesar di Indonesia ini. EDRR Indonesia 2025 hanya berlangsung tiga hari, dari 13-15 Agustus 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

    Jakarta: Indonesia kembali menjadi tuan rumah ajang internasional bergengsi di bidang manajemen bencana. 
     
    Emergency Disaster Reduction & Rescue Expo (EDRR) Indonesia 2025 akan digelar pada 13–15 Agustus 2025 di Hall A, Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran.
     
    Pameran ini akan menjadi titik temu bagi pemerintah, sektor swasta, pelaku teknologi, hingga organisasi kemanusiaan dari berbagai negara untuk membangun ekosistem penanggulangan bencana yang lebih kuat, tangguh, dan terintegrasi.
    Ajang kolaborasi lintas sektor
    EDRR Indonesia 2025 digelar oleh PT Amara Tujuh Perjuangan bersama Council for the Promotion of Shanghai International Trade, Shanghai International Exhibition (Group) Co., Ltd dan Comexposium. Acara ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) sebagai Co-Host.

    Tujuannya, memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana yang makin kompleks akibat perubahan iklim dan urbanisasi.
     

    Project Director EDRR Indonesia 2025, Vista Limbong menegaskan fokus tahun ini adalah pada bencana yang kerap melanda Indonesia, khususnya banjir.
     
    “Banjir bukan lagi masalah musiman, tapi sudah menjadi tantangan yang terus berulang di banyak daerah. Karena itu, penting bagi kita untuk mulai menggunakan teknologi yang bisa langsung diterapkan di lapangan. EDRR Indonesia 2025 menjadi tempat berkumpulnya berbagai solusi dan inovasi dari berbagai negara. Harapannya, acara ini bisa membuka peluang kerja sama dan mempercepat penanganan bencana di Indonesia,” ujar Vista dalam keterangan tertulis, Sabtu, 9 Juli 2025.
    Teknologi penanggulangan banjir yang mencuri perhatian
    Salah satu daya tarik EDRR Indonesia 2025 adalah hadirnya inovasi penanggulangan banjir mutakhir dari berbagai negara.
     
    1. Robot Drainase DB Original – Hangzhou Dotek Technology Co., Ltd
    Robot ini dirancang untuk mengatasi banjir di area yang sulit dijangkau. Dilengkapi jalur perayap dan kendali jarak jauh, DB Original mampu bergerak di medan ekstrem, termasuk tangga dan permukaan tergenang.
     
    Kapasitas rendam: hingga 700 mm
    Kemampuan pompa: air sedalam 10 cm
    Operasi: 7-8 jam nonstop
     
    Sistem Twice Filter System (TFS) untuk mencegah penyumbatan dan risiko kelistrikan
     
    Untuk ruang bawah tanah, DB Original bisa dipasangkan dengan DB Mini untuk mencapai head pemompaan lebih dari 20 meter.
     
    2. Pompa Submersible Super Ringan – Changsha Dewater Machinery Technology Co., Ltd
    Pompa ini menggunakan motor sinkron magnet permanen dengan sistem pengendali frekuensi variabel yang efisien.
     
    Berat: hanya 22 kg
    Kapasitas aliran: hingga 1.000 m³/jam
    Ketinggian maksimum: 60 meter
    Sistem quick connect untuk kabel dan selang air
     
    Fitur keamanan: perlindungan otomatis dari kabel rusak, penyumbatan, overload, hingga kondisi pompa kering
     
    Kedua teknologi ini menjadi bukti bahwa penanganan banjir di perkotaan dan daerah rawan genangan tidak lagi hanya mengandalkan cara konvensional. 
     
    Pengunjung EDRR Indonesia 2025 akan bisa menyaksikan langsung bagaimana inovasi dari berbagai negara dapat diaplikasikan secara nyata di lapangan.
     
    Jangan lewatkan ajang kolaborasi kebencanaan terbesar di Indonesia ini. EDRR Indonesia 2025 hanya berlangsung tiga hari, dari 13-15 Agustus 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (ANN)

  • Integrasi Tiga Taman Kota, Taman Bendera Pusaka Siap Jadi Wajah Baru Ruang Terbuka Ikonik di Jakarta Selatan – Page 3

    Integrasi Tiga Taman Kota, Taman Bendera Pusaka Siap Jadi Wajah Baru Ruang Terbuka Ikonik di Jakarta Selatan – Page 3

    Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (CKTRP) DKI Jakarta, Vera Refina Sari, menegaskan bahwa pembangunan ini bukan hanya sekadar renovasi.

    “Proyek ini merupakan bentuk ‘rebirth’ atau kelahiran kembali kawasan tiga taman yang tergabung menjadi Taman Bendera Pusaka, sebuah ruang publik baru yang lebih hidup, inklusif, dan multifungsi,” ujarnya.

    Ia menambahkan, Taman Bendera Pusaka tidak hanya menyuguhkan lanskap indah, tetapi juga menjadi bagian dari sistem pengelolaan tata air untuk mengurangi risiko banjir, memperkuat fungsi ekologis, serta tetap menjaga nilai sejarah dan budaya lokal.

    “Diharapkan, taman ini bisa meningkatkan interaksi sosial warga, mendukung aktivitas olahraga, seni, dan kegiatan komunitas, menjadikannya sebagai representasi Jakarta sebagai kota global yang hijau dan berbudaya,” ungkap Vera di Jakarta, Jumat (8/8).

    Dari sisi aksesibilitas, lokasinya sangat mudah dijangkau karena berdekatan dengan transportasi umum seperti MRT, BRT, dan Mikrotrans.

    “Hal ini akan mendorong lebih banyak warga memanfaatkan ruang terbuka ini sebagai tempat berkegiatan harian,” katanya.

    Pembangunan Taman Bendera Pusaka ditargetkan selesai pada akhir 2025. Pendanaannya berasal dari pelampauan Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Setelah rampung, Pemprov DKI berencana menerapkan konsep serupa di taman-taman lainnya di Jakarta.

    “Dengan konsep baru yang holistik dan terintegrasi, Taman Bendera Pusaka diharapkan menjadi ikon ruang terbuka hijau baru di Jakarta Selatan yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga mendukung keberlanjutan kota dan kehidupan sosial masyarakat urban,” tandasnya.

  • Masjid apung, seni mengingat ibadah dari botol bekas

    Masjid apung, seni mengingat ibadah dari botol bekas

    Sejumlah petugas Unit Penanganan Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Cengkareng membuat masjid apung di tepi Kali Cengkareng Drain, Jakarta Barat, Kamis (7/8/2025). ANTARA/Risky Syukur

    Masjid apung, seni mengingat ibadah dari botol bekas
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 09 Agustus 2025 – 10:45 WIB

    Elshinta.com – Enam orang pria nampak sibuk membangun sebuah struktur terapung di tepi aliran Kali Cengkareng Drain, Cengkareng, Jakarta Barat, sore itu.

    Pemandangan yang jarang terlihat, lantaran biasanya orang-orang itu hanya bekerja membersihkan aliran kali dari sampah. Selebihnya, di hari-hari biasa, hanya akan terlihat para pemancing yang tak bosan mengamati aliran sungai.

    Enam orang itu merangkai botol-botol bekas buangan warga ibu kota. Satu orang sibuk di sisi kanan struktur bangunan seperti sebuah perahu, satu di sisi kiri, satu di depan, satu di belakang, dan dua fokus ke bagian atap.

    Dari pakaian mereka, jelas terlihat pekerjaan membersihkan kali sudah mereka rampungkan terlebih dahulu.

    Tak lelah usai merampungkan pekerjaan utamanya, mereka bahu-membahu merangkai sebuah struktur mengapung yang cukup untuk menampung hingga 20 orang.

    Botol-botol bekas itu diikatkan satu dengan yang lain, ditempel di sana-sini, dirangkai menjadi sebuah struktur lalu dibubuhi warna-warni, hijau dan kuning, warna keteduhan.

    Perahu itu sebagian besar terbuat dari botol-botol bekas yang dikumpulkan dari aliran sungai hingga dari pemilahan sampah di wilayah Cengkareng.

    Dari kejauhan, struktur itu terlihat tak lebih dari perahu warna-warni. Namun dari dekat, perahu itu bukan perahu biasa, melainkan perahu masjid. Perahu yang diberi bentuk masjid dengan tiga kubah.

    Meskipun belum selesai dibuat, bentuk masjid dari perahu itu tak bisa tertutupi lagi, sudah kelihatan jelas.

    Lebih dekat lagi, ke dalam hati orang-orang yang membuatnya, masjid apung itu adalah rupa dari puisi cinta lingkungan dan cinta Tuhan yang tak mereka ucapkan dalam kata-kata, namun dalam aksi nyata. Sebuah upaya artistik untuk mengingatkan diri mereka dan umat akan pentingnya ibadah dan menjaga lingkungan.

    Proposisi itu bisa dimaknai dalam konteks hubungan antara aliran kali dan Jakarta yang kerap berwujud banjir. Aliran kali, Jakarta dan banjir memang hampir tak terpisahkan, entah sampai kapan.

    Kali ini, enam orang dari daratan Jakarta itu mendatangi kali dan memberinya hadiah indah, yakni perahu masjid yang terbuat dari sampah-sampah botol yang dikumpulkan dari alirannya. 

    Secara bersamaan, mereka membersihkan kali, mendaur ulang sampahnya dan memuliakan Yang Maha Kuasa. Perahu itu semacam bukti warna-warni tentang betapa ibadah bisa teringat dari barang-barang buangan sekali pun, botol bekas.

    Lebih jauh, perahu itu juga simbol bahwa mencintai Yang Maha Kuasa adalah mencintai lingkungan, begitu juga sebaliknya. Romantisasi inilah yang mesti dipahami dan direnungkan oleh setiap warga ibu kota, tanpa terkecuali.

    Enam orang itu adalah Petugas Unit Penganan Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Sehari-hari mereka bekerja membersihkan sungai. Kali ini, mereka diberi ruang untuk membuat karya perahu unik.

    Perahu dengan ide kreatif itu rencananya akan diikutkan dalam Festival Cinta Lingkungan 2025 yang bakal digelar pada 28 September mendatang di aliran Kanal Banjir Barat, Tambora, Jakarta Barat.

    Festival itu akan diikuti oleh 42 kecamatan se-Jakarta, tentu dengan ide unik karya perahunya masing-masing.

    Pengawas UPS Badan Air Kecamatan Cengkareng, Donal Aldiansyah (43) mengaku, ide perahu masjid didapatkan timnya melalui tukar pikiran yang cukup panjang.

    Kebetulan, tak jauh dari lokasi perahu itu dibuat, di dekat pintu air Kali Cengkareng Drain, ada sebuah masjid. Masjid itulah yang kemudian menginspirasi mereka membuat perahu masjid atau masjid apung.

    Masjid apung ala UPS Badan Air Kecamatan Cengkareng itu berukuran 6×4 meter. Masjid apung itu berdiri di atas 3.558 botol bekas, yang terdiri dari botol mineral 1 liter hingga galon air.

    Botol-botol itu diperoleh dari program sampah pilah, hasil pengerukan saluran air, hingga sumbangan warga.

    Tak berlebihan jika dikatakan bahwa dengan digunakannya botol-botol hasil pengerukan kali, masjid apung itu bisa menjadi pengingat masih banyak oknum, pendosa ekologis, yang kerap membuang sampah ke badan kali.

    Selain itu, dengan digunakannya botol-botol sumbangan warga, masjid apung itu juga menjadi penanda niat baik sistem sosial dalam mendukung pengurangan sampah di ibu kota melalui pemilahan atau penggunaan kembali.

    Menurut Donal, usai Festival Cinta Lingkungan rampung digelar, masjid apung itu akan dipasangi mesin agar bisa berlayar di aliran Kanal Banjir Barat layaknya kapal motor.

    Selain itu, Donal dan kawan-kawan juga berniat untuk menggunakan masjid apung dari ribuan botol bekas itu sebagai tempat ibadah saat bekerja di area bantaran kali.

    Pembangunan perahu masjid itu memakan waktu hampir empat bulan, yang dimulai sejak bulan Maret 2025 dengan target rampung awal September 2025, tepat H-14 sebelum Festival Cinta Lingkungan (Cilung) dimulai.

    Kendati demikian, ia memastikan pengerjaan masjid apung dilakukan setelah para petugas menyelesaikan tugas utamanya yakni membersihkan aliran kali dari sampah.

    Donal dan kawan-kawan paham betul, bagian mereka adalah membersihkan aliran kali dari sampah. Masjid apung yang mereka bangun hanyalah warna-warni, hasil tukar pikiran selama mereka bekerja seharian penuh.

    Barang kali upaya itu bisa mengetuk hati orang-orang untuk kembali mencintai lingkungan sebagaimana mencintai Yang Maha Kuasa. Dengan ikhtiar ini diharapkan  akan memutus romansa aliran kali dengan warga Jakarta, yakni mencegah  yang tak pernah diinginkan,  di antaranya banjir yang dapat memicu penyakit dan penderitaan.

    Sumber : Antara