Topik: Banjir

  • Mau Kredit Mobil Bekas Rp 1 Jutaan per Bulan, Siapin DP Berapa?

    Mau Kredit Mobil Bekas Rp 1 Jutaan per Bulan, Siapin DP Berapa?

    Jakarta

    Mobil bekas menjadi opsi menarik buat konsumen yang menginginkan kendaraan roda empat, namun memiliki bujet terbatas. Harga mobil bekas sudah pasti lebih murah dari harga mobil baru. Selain itu, mobil bekas ternyata bisa dicicil Rp 1 jutaan per bulan. Lalu berapa ya uang muka yang harus disiapkan?

    Diungkapkan Dedi Saeful Anwar dari Azzami Mobilindo, pada prinsipnya mobil apapun bisa dicicil dengan biaya Rp 1 jutaan per bulan, asal uang muka atau DP-nya besar. Tapi, jika kamu adalah pembeli mobil pertama atau sebelumnya menggunakan kendaraan roda dua dan ingin beralih ke mobil, bisa pilih mobil LCGC (Low Cost Green Car) dengan harga bekas di bawah Rp 100 jutaan.

    Daihatsu Ayla Foto: Rangga Rahardiansyah

    “Supaya DP tidak terlalu besar dan angsurannya dapat Rp 1 jutaan per bulan, bisa pilih mobil city car atau LCGC yang harga Rp 80 jutaan. Tinggal perbesar DP dan panjangin tenor (masa angsurannya) supaya bisa masuk cicilan Rp 1 jutaan. Banyak opsinya, contoh Daihatsu Ayla tahun 2016, dengan DP Rp 40 juta bisa itu masih bisa angsuran Rp 1 jutaan,” ungkap Dedi kepada detikOto, Senin (11/8/2025).

    Dedi menambahkan, jika ingin membeli mobil bekas, utamakan mobil yang usianya di atas tahun 2015. Karena jika usianya masih tergolong muda, maka mobil tersebut tak perlu biaya perawatan yang besar.

    “Misal mobil yang umurnya rata-rata di atas 2015, unitnya masih segar dan belum butuh banyak perawatan. Apalagi hari ini (di dealer mobil bekas biasanya) sudah tersedia juga garansi mesin dan transmisi selama satu tahun pertama, bisa jadi opsi agar bisa memitigasi risiko perbaikan dalam waktu dekat,” sambung Dedi.

    Terakhir, jangan lupa memastikan kondisi mobil bekas yang ingin dipinang, terbebas dari bekas kecelakaan atau banjir. Jika tidak yakin memeriksanya sendiri, maka kamu bisa memanfaatkan jasa inspektor mobil bekas. Selain itu, pastikan juga mobil bekas yang akan dibeli statusnya legal, dalam artian dokumen-dokumennya lengkap.

    (lua/dry)

  • Walkot Depok Bakal Kebut Perbaikan Turap Pondok Petir Depok, Minta Prioritaskan Kualitas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Agustus 2025

    Walkot Depok Bakal Kebut Perbaikan Turap Pondok Petir Depok, Minta Prioritaskan Kualitas Megapolitan 11 Agustus 2025

    Walkot Depok Bakal Kebut Perbaikan Turap Pondok Petir Depok, Minta Prioritaskan Kualitas
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Wali Kota Depok Supian Suri menargetkan perbaikan turap jebol Kali Angke di dekat Perumahan Villa Pamulang, Pondok Petir, Bojongsari, Kota Depok, bisa selesai secepatnya.
    Tenggat pengerjaan dikebut karena dikhawatirkan akan ada kiriman air susulan sebelum turap kembali terpasang.
    “Ya memang (soal tenggat selesai) ada dua hal yang kita pertimbangkan. Pertama, kalau tadi dari sisi kecepatan berharapnya lebih cepat sehingga tadi ada kiriman lanjutan kita sudah bisa siap, enggak terulang lagi kondisi ini,” ucap Supian kepada wartawan di lokasi, Senin (11/8/2025).
    Namun, ia menegaskan bahwa percepatan perbaikan tetap harus dibarengi dengan kualitas pengerjaan yang baik agar turap tidak kembali jebol.
    “Saya tetap harus minta kualitas yang bagus daripada buru-buru terus akhirnya jebol-jebol juga. Hal ini yang saya minta banget kepada teman-teman dari PUPR, khususnya SDA benar-benar bisa membuat turap ini kuat dari kondisi yang sebelumnya,” ujar Supian.
    Supian mengatakan, penegasan ini didasari hasil tinjauannya di lokasi banjir.
    Titik tanggul yang jebol ternyata sudah pernah diperbaiki sebelumnya, tetapi kembali rusak karena tekanan air yang tidak mampu ditahan.
    “(Jebol) di titik yang sama ini berarti kan memang ada kekuatan air yang lebih (besar) dorongannya, dibanding di titik-titik yang lain,” ujar Supian.
    Akibatnya, sebanyak 9 RT atau 485 kepala keluarga (KK) terendam banjir akibat turap jebol pada Minggu (10/8/2025) pagi. Ketinggian air saat itu mencapai 150–180 sentimeter.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , Supian datang didampingi Lurah Pondok Petir, Camat Bojongsari, dan sejumlah warga terdampak. Ia memeriksa turap sepanjang 25 meter yang jebol, kemudian meninjau dapur umum yang disiapkan warga.
    Saat ini, genangan air sudah surut. Namun, banjir meninggalkan endapan lumpur setebal 5-6 sentimeter di rumah warga, teras, dan jalan sekitar.
    Dua unit mobil pemadam kebakaran terlihat membantu warga untuk proses pembersihan lumpur di lokasi.
    Warga bekerja secara gotong royong, menggunakan sapu air dan air bersih untuk membersihkan teras serta mencuci ulang barang-barang yang terkena lumpur.
    Beberapa warga juga memanfaatkan cuaca cerah untuk menjemur kasur busa yang sempat terendam banjir.
    Hingga saat ini, para warga masih terus gotong royong membersihkan lumpur dengan bantuan dinas Pemkot Depok.
    Di dekat lokasi, puing-puing turap yang jebol masih berserakan. Potongan beton setebal sekitar 20 sentimeter ini tergeletak di tanah, memperlihatkan aliran Kali Angke yang deras.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Walkot Depok Bakal Kebut Perbaikan Turap Pondok Petir Depok, Minta Prioritaskan Kualitas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Agustus 2025

    Tanggul Kali Angke Jebol di Depok, 485 Keluarga Kebanjiran Megapolitan 11 Agustus 2025

    Tanggul Kali Angke Jebol di Depok, 485 Keluarga Kebanjiran
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Sebanyak sembilan rukun tetangga (RT) atau 485 keluarga di Perumahan Villa Pamulang, Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, terdampak banjir akibat jebolnya tanggul Kali Angke pada Senin (11/8/2025).
    Wali Kota Depok Supian Suri menyampaikan hal tersebut saat meninjau lokasi kejadian pada Senin siang. Ia memantau langsung kondisi turap yang jebol sekaligus berdialog dengan warga terdampak.
    “Itu yang kemarin menjadi penyebab (banjir) akhirnya lingkungan 9 RT ya, terdampak di sini (Pondok Petir),” kata Supian kepada wartawan, Senin.
    Menurut Supian, banjir cepat meluas karena lokasi perumahan berada di titik terendah aliran air. Ketika tanggul jebol, limpasan air langsung masuk ke permukiman warga.
    Pemerintah Kota Depok kini memprioritaskan perbaikan tanggul dengan membangun turap permanen di titik rawan jebol akibat tekanan debit air dari hulu.
    “(Solusi) ya turapnya kami segera perbaiki dan saya minta lebih permanen kalau melihat dari (kondisi) tadi. Sebetulnya ini kan bukan tendangan air kuat, ini hanya lintasan,” ujarnya.
    “Tapi memang itu pun ternyata masih jebol, jadi memang harus sangat diperkuat dinding turap kita nantinya,” lanjut Supian.
    Ia menargetkan pembangunan turap permanen selesai secepat mungkin sebelum musim hujan tiba dan air kiriman datang kembali.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , Supian datang didampingi Lurah Pondok Petir, Camat Bojongsari, serta sejumlah warga. Ia memeriksa turap sepanjang 25 meter yang jebol, kemudian meninjau dapur umum yang disiapkan warga.
    Saat ini, genangan air sudah surut. Namun, banjir meninggalkan endapan lumpur setebal 5–6 sentimeter di rumah warga, teras, dan jalan sekitar.
    Dua unit mobil pemadam kebakaran terlihat membantu warga membersihkan lumpur dengan alat seadanya.
    Warga bekerja secara gotong royong, menggunakan sapu air dan air bersih untuk membersihkan teras, serta mencuci ulang barang-barang yang terkena lumpur.
    Beberapa warga juga memanfaatkan cuaca cerah untuk menjemur kasur busa yang terendam banjir.
    Di dekat lokasi, puing-puing turap yang jebol masih berserakan. Potongan beton setebal sekitar 20 sentimeter itu tergeletak di tanah, memperlihatkan aliran Kali Angke yang deras.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Turap di Pondok Petir Depok Sudah Dua Kali Jebol Sebabkan Banjir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Agustus 2025

    Turap di Pondok Petir Depok Sudah Dua Kali Jebol Sebabkan Banjir Megapolitan 11 Agustus 2025

    Turap di Pondok Petir Depok Sudah Dua Kali Jebol Sebabkan Banjir
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Warga menyebut turap Kali Angke di dekat Perumahan Villa Pamulang, Pondok Petir, Bojongsari, Kota Depok, sudah dua kali jebol.
    Warga bernama Harianto (60) yang sudah menempati rumahnya sejak 2006 mengatakan turap terbaru jebol sebabkan rumah warga terendam banjir pada Minggu (10/8/2025).
    “Pokoknya terakhir (banjir) gini ya itu tiga tahun lalu, turap yang jebol itu sebenarnya baru dibangun,” ucap Harianto kepada Kompas.com di lokasi, Senin (11/8/2025).
    Ia menyebutkan, banjir pertama kali terjadi di rumahnya pada 2013 dan setelahnya banjir kerap meluap beberapa kali.
    Biasanya, Harianto dan tetangga lingkungan berkomunikasi dengan pihak perumahan dekat hulu sungai jika ketinggian air sudah mulai meninggi.
    “Patokan di Bilabong, kalau air sudah sentuh jembatan (dekat perumahan mereka) kita pasti kena banjir. (Kita) ada koordinasi soal itu,” ujar Harianto.
    Lalu, banjir dari bagian turap jebol selalu berada di titik yang sama dengan ketinggian air mencapai 180 sentimeter.
    “Di dekat turap bisa 180 sentimeter, kalau air di rumah saya tuh ada setinggi dada saya atau 150 sentimeter,” ujar Harianto.
    Oleh karena itu, Harianto berharap perbaikan turap permanen sehingga banjir tidak lagi separah hari ini.
    Berdasarkan pemantauan Kompas.com dari lokasi, air tidak lagi menggenang rumah warga di sepanjang jalan dekat turap.
    Namun banjir meninggalkan endapan lumpur mencapai ketebalan 5-6 sentimeter.
    Lumpur sisa banjir itu tampak mengotori seisi rumah, teras, hingga jalanan.
    Sebanyak dua mobil Damkar berada di lokasi, beriringan dengan warga yang tengah membersihkan lumpur menggunakan alat seadanya.
    Kebanyakan warga fokus membersihkan lumpur di area teras rumah menggunakan sapu air, sambil sesekali menyiram dengan air bersih.
    Lalu, sebagian warga lainnya tampak mencuci ulang barang-barang pribadinya yang terlihat ikut terkena lumpur.
    Saat matahari terlihat cerah, beberapa warga mencoba menggunakan kesempatan itu untuk menjemur kasur busa yang tampaknya bekas terendam banjir.
    Hingga saat ini, para warga masih terus gotong royong membersihkan lumpur dengan bantuan dinas Pemkot Depok.
    Di samping itu, puing turap yang jebol masih berserakan di dekat lokasi.
    Diperkirakan, turap yang memiliki tebal sekitar 20 sentimeter ini tergeletak di tanah dan memperlihatkan aliran deras Kali Angke.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rano usul jembatan di DKI didesain buka tutup seperti di Belanda

    Rano usul jembatan di DKI didesain buka tutup seperti di Belanda

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengusulkan agar jembatan di wilayah Jakarta didesain dengan sistem buka tutup yang terinspirasi dari Negara Belanda untuk memudahkan proses pengerukan sungai yang menjadi salah satu upaya utama mengatasi banjir Jakarta.

    “Mungkin dianggap saya bercanda, coba didesain jembatan yang bisa buka tutup. Karena di Belanda ini jembatan itu fungsi buka tutup. Ini untuk apa? Misalnya kita ngeruk sini mau pindah, ini jembatan buka. Jadi istilah yang beko (excavator) itu bisa pindah ke sana,” ujar Rano saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Senin.

    Rano menjelaskan, pengerukan sungai merupakan program prioritas dirinya bersama Gubernur Jakarta Pramono Anung sejak dilantik.

    Namun, keterbatasan ruang di Jakarta kerap menjadi kendala, terutama karena alat berat sulit masuk ke lokasi pengerukan.

    Oleh karena itu, dengan adanya jembatan buka tutup, maka alat berat akan lebih dapat menjangkau lokasi-lokasi terpencil, sehingga proses pengerukan dapat berjalan dengan lebih efisien.

    “Artinya harusnya seluruh (pengerukan). Ada di wilayah-wilayah kecil, itu teknis alat angkut atau alat keruk kita masuk ke situ sulitnya luar biasa,” ujarnya.

    Terkait usulnya tersebut, Rano mengaku dirinya sudah menyampaikan kepada Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin.

    “Itu salah satu teknis yang memang saya tawarkan kepada Kadis SDA. Artinya begini, itu sudah program gubernur wakil gubernur. Pengerukan itu adalah wajib,” katanya.

    Dalam waktu dekat, Rano juga mengaku dirinya akan pergi ke Belanda dan akan mengajak Pemerintah Belanda untuk bekerja sama dalam membangun Jakarta.

    “Mudah-mudahan saya Oktober ini ke Belanda. Kita kan sudah Sister City dengan Rotterdam. Kita akan ajak kerja sama itu,” kata Rano.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Warga Perumahan Villa Pamulang Depok Nelangsa Kerap Dihantui Banjir Luapan Kali Angke

    Warga Perumahan Villa Pamulang Depok Nelangsa Kerap Dihantui Banjir Luapan Kali Angke

    Liputan6.com, Jakarta Pagi yang cerah menjadi secercah harapan ratusan warga RW 12 Perumahan Villa Pamulang Pondok Petir, Bojongsari, Depok. Musababnya, hujan deras yang terjadi pada Sabtu (9/8) malam, diperparah jebolnya tanggul kali Angke, menyebabkan terjadinya banjir.

    Terlihat di setiap sudut rumah, warga membersihkan rumahnya yang terdampak banjir dari kotoran yang hanyut terbawa air bercampur tanah. Tidak sedikit barang perlengkapan rumah tangga seperti karpet, bangku, meja dan lemari, harus dibersihkan dan dijemur akibat terdampak banjir.

    Salah seorang warga, Ari mengatakan, banjir di Villa Pamulang sudah terjadi sejak Sabtu (9/8) malam, Minggu pagi air sempat surut namun pada menjelang sore air kembali meninggi. Kali Angke yang berada di sebelah perumahan tidak dapat menampung tingginya debit air, sehingga merusak tanggul yang berbatasan langsung dengan perumahan.

    “Banjir karena ada tanggul yang jebol, air langsung masuk ke perumahan, ada ratusan warga yang terdampak,” ujar Ari saat ditemui Liputan6.com, sambil membersihkan karpetnya yang kotor, Senin (11/8).

    Ari mengenang saat air memasuki perumahannya sudah terjadi sejak kemarin. Secara perlahan namun pasti, luapan air kali Angke langsung memenuhi area tempat tinggalnya dengan ketinggian mencapai 60 sentimeter.

    “Kalau di sini ketinggian air sekitar 60 sentimeter, kalau yang ke arah tanggul jebol itu bisa mencapai satu setengah meter,” jelas Ari sambil mempraktikkan ketinggian air menggunakan anggota tubuhnya.

    Setiap hujan, Ari bersama keluarga merasa cemas akan terjadinya banjir yang sudah beberapa kali dialaminya, semenjak tinggal di Villa Pamulang. Menurutnya, banjir di Villa Pamulang diakibatkan tanggul yang jebol maupun luapan air Kali Angke.

    “Kalau banjir pasti ada tanggul yang jebol, kalau luapan air tidak terlalu parah, karena ada mesin pompa air,” ucap Ari.

    Ari meminta Pemerintah Kota Depok dapat segera tanggap memperbaiki tanggul yang jebol. Selain itu, Pemerintah Kota Depok dapat mencari solusi mencegah wilayah Villa Pamulang tidak terdampak banjir dari aliran Kali Angke.

    “Dari pada bangun stadion, lebih baik Pemerintah Kota Depok membangun embung, sebagai langkah antisipasi dampak banjir,” pinta Ari yang telah memiliki dua orang anak.

    Sementara, Lurah Pondok Petir, Rengga Nugraha telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan banjir di RW12 Villa Pamulang. Rengga mengakui, banjir Perumahan Villa Pamulang disebabkan adanya tanggul yang jebol.

    “Saya sudah turun langsung melihat dan membersihkan area tanggul yang jebol, menyebabkan terjadinya banjir,” ujar Rengga.

    Rengga telah meminta warga yang terdapat banjir dan rumahnya belum dapat ditempati, untuk sementara mengungsi ke lokasi yang dinilai aman dari banjir dan layak. Namun terdapat beberapa warga yang memilih tetap bertahan di rumahnya.

    “Kami terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk meminta bantuan logistik dan kesehatan sesuai harapan warga terdampak banjir,” pungkas Rengga.

  • Pramono Anung Kunker ke Kuala Lumpur, Bakal Jadi Pembicara di Forum Wali Kota dan Gubernur Se-ASEAN – Page 3

    Pramono Anung Kunker ke Kuala Lumpur, Bakal Jadi Pembicara di Forum Wali Kota dan Gubernur Se-ASEAN – Page 3

    Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah menata dan menghubungkan tiga taman di sekitar kawasan Blok M, yakni Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Leuser. Ketiganya disatukan menjadi Taman Bendera Pusaka.

    Peletakan batu pertama pun telah dilakukan di Taman Langsat, Jakarta Selatan (Jaksel), oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung pada Jumat 8 Agustus 2025.

    Menurutnya, pembangunan Taman Bendera Pusaka itu tidak hanya sebagai ruang publik dan ruang terbuka hijau semata, tetapi juga sebagai infrastruktur prioritas pengendali banjir.

    “Di tempat itu selalu banjir. Maka dengan demikian apa yang akan menjadi manfaat buat lokasi yang sekarang menjadi lokasinya Taman ASEAN atau ASEAN atau Blok M yang pertama adalah penanganan banjir,” ungkapnya.

    Dengan luas kurang lebih 5,6 hektare, taman itu akan dilengkapi juga berbagai fasilitas olahraga, seperti jogging track khusus sepanjang 1,2 kilometer, lapangan bulu tangkis, lapangan tenis, dan lapangan padel.

    Pramono menyebut, penanganan banjir menjadi prioritas utama karena kawasan Blok M selama ini kerap tergenang saat musim hujan.

    Dia berujar, sistem drainase baru akan diintegrasikan dengan desain taman, sehingga dapat menampung dan mengalirkan air dengan lebih efektif.

    “Kami akan membuat sungai yang betul-betul, kalau dilihat dari atas, sungainya itu bening banget,” ucap Pramono.

  • Dunia Terbalik, Rusa Kutub Hampir Mati Kepanasan di Negara Nordik

    Dunia Terbalik, Rusa Kutub Hampir Mati Kepanasan di Negara Nordik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Negara-negara Nordik yang selama ini dikenal sebagai kawasan paling dingin di Eropa harus menghadapi kenyataan baru, yakni panas ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Udara dingin bersalju kini berubah menjadi gelombang panas brutal. Membuat kawasan bersalju itu seperti “meleleh” dengan suhu di atas 30°C selama berhari-hari, memecahkan rekor tertinggi dalam lebih dari 60 tahun terakhir.

    Para ilmuwan menyebutnya sebagai gelombang panas yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya.

    Laporan dari Guardian, rusa kutub di sana dilaporkan mati kepanasan. Rumah sakit di Finlandia penuh sesak, hingga arena es harus dibuka darurat untuk mengungsi. Sementara itu, turis asing yang mencari liburan dingin malah disambut peringatan panas ekstrem.

    Stasiun cuaca di Arktik Norwegia mencatat suhu lebih dari 30°C selama 13 hari di bulan Juli, dan Finlandia mencatat tiga minggu berturut-turut dengan panas menyengat. Ini bukan hanya rekor, tetapi peringatan keras dari alam.

    Di Swedia, stasiun cuaca di wilayah utara seperti Haparanda dan Jokkmokk mencatat rekor suhu tinggi terpanjang dalam lebih dari satu abad. Suhu musim panas naik 8 hingga 10 derajat di atas normal, memicu badai, petir, dan kebakaran hutan di wilayah kutub.

    “Yang terjadi ini bukan anomali musiman. Ini pertanda zaman,” ujar Heikki Tuomenvirta, ilmuwan dari Institut Meteorologi Finlandia, dikutip dari Guardian, Kamis (7/8/2025).

    Ia memperingatkan bahwa gelombang panas ekstrem kini terjadi lebih sering, lebih intens, dan lebih lama, buah dari perubahan iklim akibat emisi karbon yang terus membumbung tinggi.

    Permasalahannya infrastruktur Skandinavia tidak siap. Negara-negara seperti Norwegia, Inggris, dan Swiss disebut sebagai yang paling rentan terhadap peningkatan hari-hari panas tak nyaman. Kota-kota yang biasanya dingin kini justru menghadapi risiko cuaca ekstrem tanpa kesiapan fasilitas pendingin, sistem medis, hingga pasokan energi.

    Adapun kondisi ini menambah panjang daftar bencana iklim global tahun ini. Dari banjir bandang di Asia Selatan, kebakaran hutan di Yunani, hingga suhu 50°C di Timur Tengah.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Banjir Bandang Terjang Gansu China, Puluhan Orang Hilang

    Banjir Bandang Terjang Gansu China, Puluhan Orang Hilang

    Banjir bandang terjadi di Provinsi Gansu, China. Dikabarkan 10 orang tewas dan 33 orang hilang imbas bencana tersebut.

    Banjir terjadi setelah hujan lebat menyebabkan tanah longsor dan kerusakan di beberapa desa. Tim medis provinsi dan tenaga ahli dikerahkan untuk membantu penanganan korban.

  • Ingin Kali Ciliwung Jadi Ikon Kota Depok, Pemkot Bakal Bangun Jogging Track
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Agustus 2025

    Ingin Kali Ciliwung Jadi Ikon Kota Depok, Pemkot Bakal Bangun Jogging Track Megapolitan 10 Agustus 2025

    Ingin Kali Ciliwung Jadi Ikon Kota Depok, Pemkot Bakal Bangun Jogging Track
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com 
    – Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah berharap Kali Ciliwung bisa menjadi ikon Kota Depok. 
    Chandra mengatakan, Pemkot Depok akan membangun
    jogging track
    di sepanjang Kali Ciliwung sebagai bagian dari penataan kawasan. Proyek ini akan dijalankan bersama pemerintah pusat dan stakeholder lainnya.
    Hal ini disampaikan Chandra dalam acara Festival Sungai Ciliwung yang digelar di Kota Depok, Minggu (10/8/2025). 
    “Kami ingin Ciliwung multifungsi. Bisa jadi tempat wisata, sumber ekonomi baru, dan simbol lingkungan sehat kota kami,” kata Chandra. 
     
    Menanggapi pencemaran di sepanjang sungai, Chandra berjanji memperketat pengawasan sumber pencemar, termasuk industri kecil seperti pabrik tahu yang sudah diberi peringatan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). 
    “Minggu depan saya akan tinjau langsung ke lapangan. Kami serius pastikan tidak ada lagi pelanggaran yang merusak ekosistem,” katanya.
    Ia juga mengimbau masyarakat tidak membakar atau membuang sampah sembarangan, karena pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi.
    Adapun Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Rasio Ridho Sani, mengatakan, Festival Ciliwung menjadi upaya percepatan pemulihan ekosistem Sungai Ciliwung yang melintasi dua provinsi, Jawa Barat dan DKI Jakarta.
    Festival ini diharapkan menjadi momentum untuk mempercepat penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.
    “Tujuan kita adalah mendorong percepatan pemulihan Sungai Ciliwung melalui dukungan lintas sektor. Kami melibatkan kementerian dan lembaga, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media. Kolaborasi pentahelix adalah kunci,” ujar Rasio saat membuka acara.
    Menurutnya, Ciliwung merupakan sungai strategis nasional yang berfungsi penting sebagai sumber air, pengendali banjir, hingga habitat keanekaragaman hayati di wilayah Jawa Barat dan Jakarta. Pemulihan sungai ini menjadi prioritas nasional.
    Dalam festival ini, digelar sejumlah kegiatan seperti penanaman pohon, pembersihan sampah, lomba arung jeram, serta peluncuran kurikulum biru untuk meningkatkan kesadaran pelajar soal lingkungan hidup.
    “Kita ingin Sungai Ciliwung punya fungsi ekonomi, budaya, dan wisata. Hari ini kami juga menyaksikan langsung partisipasi anak-anak sekolah, masyarakat, serta dunia usaha,” kata Rasio.
    KLH juga menekankan penanganan pencemaran limbah domestik dan sampah yang selama ini menjadi penyebab utama turunnya kualitas air sungai.
    “Kami telah memberikan sanksi kepada 344 kabupaten/kota yang pengelolaan sampahnya tak sesuai dengan aturan, dan melakukan pemantauan berkala,” ujarnya.
    Lebih lanjut, Rasio menjelaskan, KLH mendorong pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal. Dia juga berjanji memantau industri-industri di sepanjang DAS Ciliwung.
    “Kami ingin
    grey water
    dari rumah tangga tak langsung masuk ke sungai. Saat ini kami terus koordinasi dengan kementerian lain dan pemda untuk solusi permanen,” kata Rasio.
    Selain itu, KLH telah menerbitkan Peraturan Menteri tentang Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air Sungai Ciliwung.
    Peraturan ini menjadi yang pertama diterbitkan secara khusus untuk sebuah sungai prioritas nasional.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.