Topik: Banjir

  • Infografis Bali Dikepung Banjir hingga Bencana Longsor – Page 3

    Infografis Bali Dikepung Banjir hingga Bencana Longsor – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sejumlah wilayah di Provinsi Bali dikepung banjir akibat hujan ekstrem yang mengguyur sejak Selasa 9 September 2025. Tak hanya banjir Bali, sejumlah wilayah juga mengalami bencana longsor.

    Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak tujuh wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Bali terdampak bencana banjir dan longsor tersebut.

    Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat lebih dari 120 titik banjir yang menerjang tujuh wilayah administrasi kabupaten dan kota.

    “Jumlah paling tinggi wilayah terdampak banjir berada di Kota Denpasar dengan 81 titik,” ujar Aam, sapaan Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Kamis (11/9/2025).

    Sedangkan tanah longsor, lanjut dia, sebanyak 12 titik terdapat di Kabupaten Karangasem, 5 titik di Kabupaten Gianyar, dan satu titik di Kabupaten Badung.

    Selain itu, BPBD Provinsi Bali menyampaikan, ada sebanyak 562 warga mengungsi, dengan rincian 327 warga di Kabupaten Jembrana dan 235 warga di Kota Denpasar.

    Banjir dan longsor yang terjadi juga menimbulkan korban jiwa. BNPB mencatat, ada 14 orang meninggal dunia akibat bencana banjir Bali ini. Sementara, jumlah korban yang masih dalam pencarian sebanyak 2 orang.

    BNPB juga memberikan bantuan berupa selimut 200 lembar, matras 200 lembar, sembako 300 paket, tenda keluarga 50 unit, dan tenda pengungsi 2 unit.

    “Sedangkan untuk penanganan banjir, BNPB membantu perahu karet dan mesin 1 unit dan pompa air 3 unit,” jelas Aam.

    Lantas, wilayah mana saja yang dikepung banjir dan mengalami bencana longsor di Provinsi Bali? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

  • BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur diminta waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi selama sepekan ke depan hingga 17 September 2025.

    Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan menjelaskan, bencana hidrometeorologi ini dipicu adanya gangguan gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency yang saat ini melintasi wilayah Jawa Timur.

    “Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” kata Taufiq Hermawan, Kamis (11/9/2025).

    Menurut Taufiq, potensi cuaca ekstrem tersebut dapat muncul bersamaan dengan turunnya hujan di sejumlah daerah Jawa Timur, di antaranya Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

    “Hidrometeorologi meliputi hujan sedang – lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es hingga 17 September 2025,” jelasnya.

    Taufiq juga mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem, terutama di wilayah dengan topografi curam. Menurutnya, kawasan bergunung dan tebing rawan terdampak bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, hingga berkurangnya jarak pandang.

    “Wilayah dengan topografi curam, bergunung atau tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem,” tutupnya. [ram/beq]

  • Dampak Banjir Lahar Semeru, Jembatan Rusak dan Siswa SD di Lumajang Tak Bisa Sekolah

    Dampak Banjir Lahar Semeru, Jembatan Rusak dan Siswa SD di Lumajang Tak Bisa Sekolah

    Lumajang (beritajatim.com) – Kerusakan jembatan limpas di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, akibat banjir lahar Semeru, membuat aktivitas belajar anak-anak ikut terganggu. Jembatan yang menjadi akses utama warga itu rusak diterjang banjir pada Selasa (9/9/2025).

    Bagian yang rusak berada di ujung jembatan menuju Dusun Sumberlangsep, menyebabkan 137 kepala keluarga (KK) di seberang Sungai Regoyo terisolir hingga Kamis (11/9/2025). Kondisi ini kian sulit karena banjir lahar sering terjadi saat hujan deras mengguyur kawasan Gunung Semeru.

    Akibatnya, banyak anak Dusun Sumberlangsep tidak bisa berangkat sekolah. Salah satunya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jugosari 3, tempat 40 siswa berasal dari dusun tersebut. Kepala Sekolah SDN Jugosari 3, Yulianti, menjelaskan dari total 86 siswa, hanya 21 yang hadir saat banjir melanda, Rabu (10/9/2025).

    “Ini kalau dari Dusun Sumberlangsep ada 40 siswa, mereka tidak bisa hadir karena ada banjir. Selain itu, cuaca juga hujan, itu cukup beresiko ditambah jembatan limpas juga rusak,” kata Yulianti, Kamis (11/9/2025).

    Untuk menyiasati keadaan, pihak sekolah memberikan dispensasi berupa pembelajaran daring bagi siswa yang tidak bisa hadir. Selain itu, jam sekolah dipersingkat karena kondisi cuaca yang kurang mendukung.

    “Sebagai keringanan, yang tidak bisa masuk sekolah kami berlakukan belajar via daring. Untuk jam pulang sekolah juga dimajukan dari jam 12 menjadi jam 10 siang karena cuaca yang tidak memungkinkan demi keamanan para siswa,” imbuh Yulianti.

    Informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan banjir lahar Gunung Semeru terjadi ketika hujan berintensitas tinggi mengguyur wilayah Lumajang. Sebelumnya, getaran banjir bahkan sempat tercatat mencapai amplitudo maksimal (Amak) 10 milimeter. [has/beq]

  • Lahar Gunung Semeru Terjang Jembatan Limpas Lumajang, Warga Masih Terisolasi

    Lahar Gunung Semeru Terjang Jembatan Limpas Lumajang, Warga Masih Terisolasi

    Lumajang (beritajatim.com) – Warga Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur harus kembali terisolasi banjir lahar Gunung Semeru.

    Hal ini terjadi setelah jembatan limpas yang merupakan jalur satu-satunya bagi warga rusak diterjang banjir lahar pada, Selasa (9/9/2025).

    Adapun bagian yang rusak berada tepat pada ujung jembatan saat hendak memasuki Dusun Sumberlangsep.

    Rusaknya jembatan limpas ini membuat 137 kepala keluarga (KK) dari dusun setempat yang lokasinya berada di seberang sungai Regoyo masih tersilor sampai hari ini, Kamis (11/9/2025).

    Yuniarasih, salah satu warga Dusun Sumberlangsep mengaku, rusaknya jembatan membuat akses kendaraan seperti sepeda motor tidak bisa digunakan.

    Warga Dusun Sumberlangsep melewati jembatan rusak dengan berjalan kaki. (Hasbi/Beritajatim.com)

    Sehingga, warga terpaksa harus berjalan kaki dengan memanfaatkan material batuan yang masih tertinggal di dekat jembatan.

    “Ini rusaknya selasa itu setelah hujan deras, sepeda gabisa lewat jadi harus jalan kaki pelan-pelan. Tapi kalau ada banjir ya tidak bisa lewat karena ini jalan satu-satunya mau keluar masuk dusun,” terang Yuniarasih saat ditemui di lokasi, Kamis (11/9/2025).

    Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak sedikit warga Dusun Sumberlangsep yang terpaksa harus menerobos aliran sungai jalur lahar Gunung Semeru untuk bisa membawa pulang sembako dari wilayah seberang.

    Mereka harus meminjam kendaraan warga yang bermukim di seberang sungai untuk membantu mobilisasi selama jembatan rusak.

    “Jalannya kan tertutup material ya, ditambah lagi ada bagian jembatan yang ikut rusak, jadi kendaraan tidak bisa melintas. Ya terpaksa menerobos jalan kaki, kemudian pinjam kendaraan warga di seberang,” tambah warga lain, Arifin.

    Warga setempat berharap ada upaya dari pemerintah untuk perbaikan jembatan limpas, agar aktivitas warga bisa kembali normal. (has/but)

  • Korban Banjir Bali Bertambah: 14 Orang Meninggal, 2 Hilang

    Korban Banjir Bali Bertambah: 14 Orang Meninggal, 2 Hilang

    Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat adanya penambahan jumlah korban meninggal dalam bencana banjir di Provinsi Bali, menjadi 14 orang. Sementara dua orang hilang.

    “Data sementara per Kamis, 11 September 2025, pukul 11.00 WIB, total korban meninggal dunia yang sudah ditemukan berjumlah 14 jiwa dan yang masih dalam pencarian sebanyak 2 warga,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari kepada wartawan, Kamis (11/09/2025).

    Rincian korban meninggal, di Kota Denpasar sebanyak delapan orang, Kabupaten Jembrana dua orang, Kabupaten Gianyar tiga orang dan Kabupaten Badung satu orang.

    “Korban yang hilang sebanyak dua jiwa teridentifikasi di Kota Denpasar,” lanjutnya.

    Sementara itu, sejumlah warga mengungsi di beberapa titik pos pengungsian. BPBD Provinsi Bali menginformasikan 562 warga mengungsi, dengan rincian 327 warga di Kabupaten Jembrana dan 235 warga di Kota Denpasar.

    Fasilitas umum, seperti sekolah, balai desa, musala dan banjar dimanfaatkan sebagai pos pengungsian sementara.

    Petugas gabungan masih melakukan upaya tanggap darurat seperti pencarian korban dan pengendalian banjir dan longsor yang berdampak kepada masyarakat.

    “BNPB memberikan bantuan berupa selimut 200 lembar, matras 200 lembar, sembako 300 paket, tenda keluarga 50 unit dan tenda pengungsi 2 unit. Sedangkan untuk penanganan banjir, BNPB membantu perahu karet dan mesin 1 unit dan pompa air 3 unit,” tutur Abdul Muhari.

  • Talud Longsor di Semarang, 25 Jiwa Diungsikan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 September 2025

    Talud Longsor di Semarang, 25 Jiwa Diungsikan Regional 11 September 2025

    Talud Longsor di Semarang, 25 Jiwa Diungsikan
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Sebanyak 25 jiwa terpaksa diungsikan akibat luapan sungai dan talud longsor di Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah.
    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, menyebut ada 10 Kartu Keluarga (KK) yang dipindahkan.
    “Sore itu sudah langsung dipindah. Sehingga saat kejadian banjir tidak ada korban jiwa,” kata Endro, Kamis (11/10/2025).
    Warga terdampak kini menempati rumah kontrakan agar bisa tinggal nyaman selama menunggu perbaikan.
    Seluruh biaya ditanggung perusahaan pemilik talud yang ambrol di dekat rumah warga.
    “Kami sangat berterima kasih dan menghargai upaya dari pemilik talud yang ambrol,” ujarnya.
    Endro menjelaskan talud longsor karena pondasi lama sudah rapuh dan tak mampu menahan beban setelah diguyur hujan deras. Retakan yang ada kemudian memicu longsoran.
    Talud tersebut diketahui milik sebuah pabrik es di sekitar lokasi. Pihak pabrik menyatakan siap bertanggung jawab atas kerugian warga.
    “Pihak unit kristal siap bertanggung jawab memperbaiki rumah warga,” kata Endro.
    Selain itu, pemilik pabrik es juga menyediakan tempat tinggal sementara bagi warga hingga perbaikan selesai.
    “Pihak pabrik siap bertanggung jawab menyediakan tempat tinggal sementara sampai perbaikan selesai,” lanjutnya.
    Hujan deras pada Rabu (10/9/2025) pagi memicu longsornya talud setinggi 15 meter di Kelurahan Karanganyar Gunung, Kecamatan Candisari.
    Material longsor menutup aliran Sungai Kalijueh sehingga memicu banjir yang merendam empat rumah dan merusak satu rumah lainnya.
    Beruntung, tidak ada korban jiwa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG Kasih Peringatan Cuaca Ekstrem Hantam Jabodetabek, Waspada!

    BMKG Kasih Peringatan Cuaca Ekstrem Hantam Jabodetabek, Waspada!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek mulai 11 hingga 13 September 2025.

    BMKG meminta masyarakat waspada terhadap potensi hujan lebat hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, dan berdampak pada bencana hidrometeorologi.

    Pada 11 September 2025, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi.

    Sementara itu, hujan lebat hingga sangat lebat berpotensi melanda Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Kepulauan Seribu, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, serta Kota Depok.

    Selanjutnya, 12 September 2025, potensi hujan sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Kota Bekasi, dan Kota Depok.

    Adapun intensitas hujan lebat hingga sangat lebat diperkirakan terjadi di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.

    Sedangkan pada 13 September 2025, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi melanda Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok.

    BMKG mengingatkan wilayah tersebut berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga pohon tumbang akibat cuaca ekstrem.

    “Kesiapsiagaan adalah kunci dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dan cuaca ekstrem,” tulis BMKG dalam unggahan di Instagram, dikutip Kamis (11/9/2025).

    Informasi detail mengenai cuaca dengan resolusi lebih tinggi hingga level kelurahan/desa dapat diakses melalui website www.bmkg.go.id dan cuaca.bmkg.go.id, atau melalui aplikasi Info BMKG.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tanggul Sungai Wates Jebol, Jalan Raya Buntu-Kroya di Cilacap Terendam Banjir
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 September 2025

    Tanggul Sungai Wates Jebol, Jalan Raya Buntu-Kroya di Cilacap Terendam Banjir Regional 11 September 2025

    Tanggul Sungai Wates Jebol, Jalan Raya Buntu-Kroya di Cilacap Terendam Banjir
    Tim Redaksi
    CILACAP, KOMPAS.com –
    Hujan lebat yang terjadi sejak Rabu (10/9/2025) mengakibatkan Jalan Raya Buntu-Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terendam banjir.
    Ketinggian air di jalan provinsi ini pada Kamis (11/9/2025) pagi antara 10 sampai 20 centimeter (cm).
    Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kroya, Mijan mengatakan, banjir disebabkan meluapnya aliran Sungai Wates.
    “Di Sungai Wates ada tanggul jebol, saat ini dilakukan penanganan darurat dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak dengan karung,” kata Mijan kepada wartawan.
    Menurut Mijan, debit air di Sungai Wates saat ini masih tinggi, namun relatif aman.
    Selain di Jalan Raya Buntu-Kroya, kata Mijan, banjir juga menggenangi Jalan Patimur di Desa Buntu, Kecamatan Kroya.
    “Di Jalan Patimura air lebih tinggi, mencapai 20 sampai 40 cm, namun tidak ada rumah warga yang terdampak,” ujar Mijan.
    Sementara itu, siang ini banjir di dua lokasi tersebut telah berangsur surut. Namun warga diminta tetap waspada karena masih turun hujan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sebut Hanya Bercanda, Penyataan Anak Purbaya Soal Sri Mulyani Bikin Netizen Geram

    Sebut Hanya Bercanda, Penyataan Anak Purbaya Soal Sri Mulyani Bikin Netizen Geram

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kelakuan anak Menteri Keuangan baru Purbaya Yudhi Sadewa yang bernama Yudo Sadewa buat geram netizen.

    Pasalnya pria 19 tahun itu membuat unggahan kontroversial soal mantan Menkeu Sri Mulyani.

    Dia menyebut ayahnya telah melengserkan Sri Mulyani yang disebutnya sebagai agen Badan Intelegen Pusat (CIA).

    “Alhamdulillah ayahku melengserkan agen CIA Amerika yang melamar jadi menteri,” bunyi sindiran tersebut dikutip Kamis (11/9/2025).

    Tak lama setelah unggahan itu viral, Yudo membuat video klarifikasi dan menyebut hal itu hanya candaan bersama teman setongkrongannya.

    Dia mengaku tidak bermaksud menyebut orang yang digantikan ayahnya sebagai agen CIA.

    “Gak tahu kenapa gue viral yah, yang itu sebenarnya gak beneran yah. Ibu Sri Mulyani bukan agen CIA atau IMF yah itu gue hanya becanda sama temen gue,” jelasnya.

    Namun, kalimat selanjutnya menjadi sorotan lantaran Yudo kembali mengeluarkan statement kontroversial soal sebutan ‘ternak Mulyono’.

    “Jadi aku klarifikasi itu tidak benar itu hanya jokes yang diberikan teman-teman aku terhadap ternak Mulyono,” pungkasnya.

    Pernyataan ini pun membuat Yudo banjir kritikan tajam dari netizen.

    “Wah kayaknya ini mancing-mancing masyarakat,” kata netizen.

    “Kita tunggu, bagaimana reaksi rakyat dengan omongan nya,” lata lainnya. (Elva/Fajar).

  • Hadapi 1,5 Miliar Serangan DDoS per Detik, Perusahaan Keamanan Siber Menjerit

    Hadapi 1,5 Miliar Serangan DDoS per Detik, Perusahaan Keamanan Siber Menjerit

    Bisnis.com, JAKARTA— Penyedia keamanan internet di Eropa yang melayani mitigasi Distributed Denial of Service (DDoS) menjadi sasaran serangan siber DDoS besar-besaran yang mencapai 1,5 miliar paket per detik. 

    Melansir laman Bleeping Computer, pada Kamis (11/9/2024) serangan ini berasal dari ribuan perangkat pintar (IoT) dan router MikroTik yang sudah terinfeksi. 

    Serangan tersebut berhasil ditangani oleh FastNetMon, sebuah perusahaan perusahaan yang menawarkan perlindungan terhadap gangguan layanan.

    Menurut FastNetMon, lalu lintas jahat tersebut berupa banjir data (UDP flood) yang diluncurkan dari lebih dari 11.000 jaringan berbeda di seluruh dunia. 

    Target serangan adalah penyedia layanan DDoS scrubbing, yaitu layanan yang berfungsi menyaring lalu lintas internet agar serangan tidak melumpuhkan sistem. Serangan berhasil dihentikan secara cepat dengan memasang aturan keamanan khusus (access control lists) pada jaringan.

    Peristiwa ini terjadi hanya beberapa hari setelah Cloudflare, perusahaan infrastruktur internet besar, juga mengumumkan mereka berhasil menahan serangan DDoS terbesar yang pernah ada, yaitu 11,5 terabit per detik dan 5,1 miliar paket per detik.

    Baik pada kasus FastNetMon maupun Cloudflare, tujuan para penyerang adalah membanjiri target dengan data hingga sistem tidak sanggup memprosesnya dan akhirnya mati.

    Pendiri FastNetMon, Pavel Odintsov, mengatakan serangan semacam ini makin berbahaya karena memanfaatkan perangkat sehari-hari yang terhubung internet, seperti router dan perangkat pintar. 

    Dia menilai perlu ada langkah pencegahan dari penyedia layanan internet (ISP) agar perangkat yang terinfeksi tidak bisa digunakan sebagai senjata serangan siber.

    “Yang membuat kasus ini luar biasa adalah banyaknya sumber terdistribusi dan penyalahgunaan perangkat jaringan sehari-hari. Tanpa penyaringan proaktif di tingkat ISP, perangkat keras konsumen yang disusupi dapat dijadikan senjata dalam skala besar,” kata Odintsov.