Topik: Banjir

  • Warga Pocan Sidoarjo Desak Pemerintah Bersihkan Sungai, Cegah Banjir Akibat Sedimentasi dan Enceng Gondok

    Warga Pocan Sidoarjo Desak Pemerintah Bersihkan Sungai, Cegah Banjir Akibat Sedimentasi dan Enceng Gondok

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Warga Pondok Candra, Sidoarjo, mendesak pemerintah segera bertindak membersihkan sedimentasi dan enceng gondok di sungai perbatasan Surabaya-Sidoarjo. Mereka khawatir banjir besar seperti yang terjadi pada Desember 2024 kembali melanda permukiman.

    Banjir pada 24–25 Desember tahun lalu membuat air setinggi lebih dari 50 sentimeter merendam rumah warga dan merusak perabotan. Kejadian ini meninggalkan trauma mendalam bagi warga yang sebelumnya belum pernah mengalami banjir besar.

    “Air menyerbu masuk ke rumah-rumah dan menghancurkan semua peralatan kami. Ini banjir terbesar yang pertama kali kami alami, dan traumanya masih terasa sampai sekarang,” kata Anton Eko Yulianto, dosen sekaligus pelaku bisnis yang tinggal di Komplek Palem Pondok Candra, Sabtu (20/9/2025).

    Anton menuturkan, banjir terjadi karena hujan deras bersamaan dengan pasang air laut, sementara sungai tak mampu menahan debit air akibat sedimentasi dan tumpukan enceng gondok. Kondisi darurat itu memaksa warga mengungsi tanpa bantuan dari pihak berwenang.

    “Selama dua hari air terus menggenang, dan kami terpaksa mengungsi tanpa ada bantuan dari aparat. Semua warga harus mencari jalan sendiri untuk menyelamatkan keluarga dan barang-barangnya,” ujarnya.

    Kini, sedimentasi dan enceng gondok kembali memenuhi aliran sungai, mulai dari belakang Komplek Palem hingga area belakang PDAM. Warga semakin khawatir karena BMKG memprediksi musim hujan ekstrem akan segera melanda Jawa Timur.

    “Normalisasi sungai setelah banjir tahun lalu terbukti efektif. Sayangnya, itu hanya dilakukan sesaat pasca musibah, padahal harus rutin supaya aliran sungai tetap lancar,” ungkap Anton.

    Pasca-normalisasi, hujan deras tidak lagi menyebabkan banjir karena aliran air berjalan lancar. Namun, tanpa penanganan yang berkesinambungan, ancaman banjir kembali menghantui warga Pondok Candra.

    “Negara harus hadir. Jangan tunggu musibah datang dulu baru bertindak,” tegasnya.

    Kerugian materiil akibat banjir tahun lalu ditaksir mencapai ratusan juta rupiah, memperburuk kondisi ekonomi warga yang sudah sulit. Jika dibiarkan, potensi kerugian bisa jauh lebih besar dan berdampak sosial luas.

    Warga berharap pemerintah segera melakukan normalisasi sungai, membersihkan sedimentasi, dan menanggulangi enceng gondok. Langkah antisipasi ini dianggap mendesak agar bencana serupa tidak kembali terjadi.

    “Pemerintah harus belajar dari pengalaman lalu. Antisipasi dan aksi cepat sangat dibutuhkan untuk melindungi warga,” pungkas Anton. [asg/ian]

  • Dampak Banjir Malang Selatan, Ratusan Rumah Tergenang, BPBD Kerahkan Tim Tambahan

    Dampak Banjir Malang Selatan, Ratusan Rumah Tergenang, BPBD Kerahkan Tim Tambahan

    Malang (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang memberangkatkan Tim II Pendukung untuk membantu menormalisasi kondisi pasca banjir di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, dan Desa Sidodadi, Kecamatan Gedangan. Kedua kecamatan yang berada di wilayah selatan Malang ini menjadi titik terparah terdampak banjir.

    “Hujan tadi malam mengakibatkan sungai penguluran di Desa Sitiarjo meluap. Ketinggian air mencapai 1,5 meter dan menggenangi sebagian rumah warga dan akses jalan raya,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Sabtu (20/9/2025).

    Menurut Sadono, pihaknya hari ini mengerahkan Tim II untuk mempercepat penanganan banjir di Desa Sitiarjo dan Desa Kedungbanteng. Proses identifikasi dampak masih dilakukan, namun berdasarkan skenario terburuk, ratusan rumah warga tergenang air dan lumpur sisa banjir.

    Di Dusun Krajan Tengah, terdapat 705 jiwa atau 240 kepala keluarga (KK) terdampak. Di Dusun Krajan Kulon ada 411 jiwa atau 163 KK, Dusun Krajan Wetan sebanyak 648 jiwa atau 250 KK, dan Dusun Rowoterate dihuni 464 jiwa atau 177 KK.

    “Kondisi saat ini air sudah surut. Kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, dan Balai PU Bina Marga Provinsi terkait pembersihan dampak banjir di jalan. Termasuk pengurasan sumur warga terdampak,” jelasnya.

    Selama proses pembersihan, BPBD dibantu TNI-Polri, PMI Kabupaten Malang, SAR Awangga, Malang Selatan Rescue, relawan, serta masyarakat. Upaya ini difokuskan pada pembersihan akses jalan, rumah warga, dan sarana umum yang sempat lumpuh akibat banjir. [yog/ian]

  • Banjir dan Tanah Longsor Terjang Malang Selatan, Warga Dihimbau Waspada

    Banjir dan Tanah Longsor Terjang Malang Selatan, Warga Dihimbau Waspada

    Malang (beritajatim.com) – Banjir dan tanah longsor mulai melanda wilayah Kabupaten Malang dibagian Selatan. Memasuki peralihan musim dari kemarau ke musim hujan saat ini, masyarakat pun dihimbau lebih waspada.

    Banjir terjadi pada Sabtu (20/9/2025) pagi di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang akibat luapan sungai penguluran.

    Sungai tersebut juga melintasi wilayah Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Dampak luapan, mengakibatkan banjir menggenangi rumah warga di di Dusun Palung, Dusun Krajan Kulon dan Dusun Rowotrate. Dimana ketiga dusun itu, masuk wilayah Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

    Luapan sungai penguluran disertai hujan deras dari hulu sungai itu, berimbas pada kawasan desa terdekat yakni Desa Sidodadi (Dusun Umbul Rejo) dan Desa Gajahrejo (Dusun Bajul Mati), Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang.

    Dampaknya, terdapat 25 rumah warga di Desa Sidodadi, Dusun Umbul Rejo di RT 14 RW 05 yang tergenang air setinggi 60 centi. Sementara di Desa Gajahrejo, Dusun Bajul Mati, RT 41 RW 05, terdapat 20 rumah warga yang tergenang air setinggi 60 centimeter.

    “Tidak ada korban jiwa. Saat ini assessment masih terus kami lakukan. Kami menghimbau masyarakat untuk tetap siaga dan waspada jika hujan turun sewaktu waktu,” ucap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Sabtu (20/9/2025).

    Sadono mengatakan, selain banjir juga terjadi tanah longsor di Dusun Sumbertangkil, RT 03, 06, 07, 09 Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang.

    “Hujan sejak tadi malam sampai dini hari di Wilayah Kabupaten Malang bagian selatan yang diduga menjadi pemicu terjadinya tanah longsor di Desa Sumbertangkil. 4 Rumah terdampak tanah longsor masih dalam proses assessment,” tegas Sadono. (yog/ian)

  • BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di 10 Wilayah Pesisir, Dampak Fase Bulan Baru 21 September

    BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di 10 Wilayah Pesisir, Dampak Fase Bulan Baru 21 September

    Bisnis.com, JAKARTA – BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memperingatkan potensi banjir pesisir atau rob di beberapa wilayah pesisir Indonesia.

    Fenomena ini disebabkan adanya Fase Bulan Baru yang terjadi pada 21 September 2025, yang dapat meningkatkan ketinggian air laut maksimum.

    Berdasarkan pemantauan data water level dan prediksi pasang surut, terjadi potensi rob di sejumlah wilayah yang rentan, terutama di pesisir-pesisir dekat pelabuhan, tambak garam, pemukiman pesisir, dan usaha perikanan darat.

    BMKG mengimbau masyarakat agar selalu waspada, menyiapkan diri, dan mengikuti informasi cuaca maritim terkini.

    Wilayah & Waktu Potensi Terjadinya Banjir Rob

    Berdasarkan laporan BMKG, banjir rob berpotensi terjadi di sejumlah wilayah pesisir Indonesia dengan periode berbeda-beda, yaitu:

    Sumatera Utara
    Kepulauan Riau
    Kepulauan Bangka Belitung
    Banten
    Jawa Tengah
    Jawa Timur
    Nusa Tenggara Barat (NTB)
    Sulawesi Utara
    Sulawesi Tengah
    Maluku

    Dampak & Rekomendasi BMKG

    Rob bisa mempengaruhi aktivitas masyarakat pesisir, termasuk bongkar muat di pelabuhan, pemukiman pesisir, kegiatan tambak garam, dan perikanan darat.

    Masyarakat pesisir harus siaga dan waspada terhadap potensi pasang maksimum air laut. Waspada terutama saat waktu prediksi gelombang tinggi atau saat cuaca buruk.

    Menyikapi hal ini, masyarakat pesisir disarankan untuk meningkatkan kesiagaan dan menjaga keselamatan, mulai dari memindahkan barang berharga ke tempat aman hingga mengikuti instruksi dari otoritas setempat. Pencegahan dini dan kesadaran bersama menjadi kunci agar dampak rob bisa diminimalkan.

  • Hujan Semalam, Rumah Warga di Tiga Dusun Terdampak Banjir

    Hujan Semalam, Rumah Warga di Tiga Dusun Terdampak Banjir

    Malang (beritajatim.com) – Hujan intensitas sedang hingga deras pada Sabtu (20/9/2025) dini hari berdampak meluapnya Sungai Penguluran di Desa Sitiarjo,
    Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

    Akibatnya, luapan sungai mengakibatkan banjir menggenangi rumah warga yang ada di tiga Dusun.

    “Hujan dengan intensitas sedang hingga deras sejak Sabtu malam hari di hulu sungai penguluran, Kecamatan Sumbermanjing wetan menyebabkan debit air meningkat. Sehingga air meluap ke rumah warga serta membawa material berupa bebatuan dan batang pohon, sehingga menutupi sebagian badan jalan,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, Sabtu (20/9/2025).

    Adapun rumah warga tergenang air dan lumpur sisa banjir semalam, kata dia, berada di Dusun Palung, Dusun Krajan Kulon dan Dusun Rowotrate.

    Menurut Sadono, logistik sementara yang sudah di distribusikan yakni makanan siap saji, makanan tambahan gizi, lauk pauk, juga
    alat kebersihan keluarga.

    “Kondisi saat ini sudah kita lakukan pembersihan jalan utama Sitiarjo, pendataan jumlah warga dan pembersihan rumah warga,” pungkasnya. (yog/ian)

  • PAM berusaha akhiri ketergantungan warga kepada air galon dan gerobak

    PAM berusaha akhiri ketergantungan warga kepada air galon dan gerobak

    Jakarta (ANTARA) – Perumda PAM Jaya terus mengejar target layanan air perpipaan 100 persen bagi warga Jakarta meski menghadapi berbagai tantangan.

    Menurut Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin, sejak pengambilalihan pengelolaan dari swasta pada Februari 2023, pihaknya sudah menambah 124 ribu sambungan rumah tangga.

    “Target yang dipatok Gubernur sampai 2029 mencakup pembangunan 7.000 kilometer pipa. Dampaknya menimbulkan kemacetan karena memang tidak bisa lagi tidak menggunakan badan jalan,” kata Arief di Jakarta, Sabtu.

    Arief menjelaskan, tantangan utama penyediaan air baku juga masih dihadapi. Salah satunya, Bendungan Karian yang dijanjikan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) belum bisa berkontribusi.

    Padahal, kata Arief, saat ini 85 persen pasokan air baku Jakarta masih dari luar wilayah, termasuk Jatiluhur di Jawa Barat.

    “Tapi pesan Pak Gubernur jelas jangan bergantung pada satu sumber. Kami cari alternatif, bahkan ke Banten,” kata Arief.

    Selain itu tantangan yang dihadapi PAM Jaya adalah usia jaringan pipa air bersih yang sudah tua dan itu menjadi pekerjaan berat.

    Tercatat 70 persen pipa berusia 25-40 tahun, sebagian besar bukan “food grade”, rawan kebocoran, dan memicu tingginya “non-revenue water” (NRW).

    Akibat kebocoran itu kerugian diperkirakan mencapai Rp1 triliun per tahun. Untuk menghindari hal tersebut, PAM Jaya mempercepat inovasi.

    Empat instalasi pengolahan air (IPA) baru disiapkan di Semanan, Muara Karang, Condet, dan Kanal Banjir Barat 2. Teknologi penjernihan air (water purifier) juga diluncurkan agar air perpipaan tetap layak minum meski melewati pipa lama.

    “Air perpipaan PAM hanya Rp1 per liter, sangat murah dibanding air kemasan. Kami ingin masyarakat beralih,” ujar Arief.

    Pihaknya juga terus mengejar transformasi digital. Karena itu diluncurkan “super apps”, menerapkan “smart water” meter digital pada 49 ribu pelanggan, hingga membangun mobil laboratorium mikrobiologi untuk uji kualitas air secara cepat di lapangan.

    Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta ini tidak mengambil air tanah, hanya mengolah air permukaan. “Kami bekerja siang malam untuk mengakhiri ketergantungan warga kepada air galon dan gerobak. Target 2029 harus tercapai,” kata Arief.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kuota Semarang 10K 2025 Bertambah 500, Jadi 3.000 Pelari 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 September 2025

    Kuota Semarang 10K 2025 Bertambah 500, Jadi 3.000 Pelari Regional 19 September 2025

    Kuota Semarang 10K 2025 Bertambah 500, Jadi 3.000 Pelari
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Ajang lari tahunan Semarang 10K kembali digelar dengan skala yang lebih besar dan kompetitif.
    Pada tahun keenam penyelenggaraannya, lomba yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Semarang dan Harian Kompas ini menambah kuota peserta dari 2.500 menjadi 3.000 pelari mulai tahun 2025.
    Peluncuran Semarang 10K 2025 yang mengusung tema “Own The Game” berlangsung di Novotel Semarang pada Jumat (19/9/2025) dan dihadiri oleh Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Adi Prinantyo, CEO Regional V bank bjb Jadi Kusmaryadi, serta perwakilan komunitas lari.
    “Yang membuat istimewa, pesertanya tambah banyak. Jadi kesempatan untuk ikut Semarang 10K jadi lebih tinggi. Ini sudah menjadi agenda penting bagi kota ini. Bukan hanya olahraga, tapi juga sport tourism yang memperkuat identitas Semarang sebagai kota inklusif, aktif, dan penuh semangat,” kata Agustina.
    Ia berharap ajang ini dapat menarik pelari untuk memperpanjang masa kunjungan agar wisatawan bisa menikmati beragam sajian wisata, kuliner, hingga produk UMKM lokal.
    Adi Prinantyo juga memperkenalkan beberapa pembaruan pada Semarang 10K 2025.
    Pertama, adanya Semarang 10K Qualifier yang memberikan guaranteed slot bagi pelari tercepat tahun 2024.
    Kedua, pemberlakuan Cut Off Point di kilometer 7,7 dengan batas waktu 65 menit.
    “Ini memberi pengalaman lebih eksklusif dan kompetitif, sekaligus tantangan baru bagi peserta,” ujarnya.
    Ia juga menantang para pelari untuk memecahkan rekor rute yang ditorehkan Odekta Naibaho tahun lalu dengan catatan 34 menit 45 detik.
    Ketua Panitia Semarang 10K, Budhi Sarwiadi, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan sertifikasi rute dari Association of International Marathons and Distance Races (AIMS).
    “Dengan standar internasional ini, catatan waktu peserta bisa diakui secara resmi. Harapannya, Semarang 10K bisa menarik lebih banyak pelari internasional,” kata Budhi.
    Rute yang melintasi Balai Kota, Tugu Muda, Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Kota Lama, hingga kembali ke kawasan Pemuda dipilih karena relatif datar dan ideal bagi pelari untuk mengejar catatan waktu terbaik.
    Mengantisipasi kemungkinan hujan di akhir tahun, panitia bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan instansi terkait untuk mengatasi potensi genangan air maupun banjir di sepanjang rute.
    “Kami sudah petakan titik-titik rawan. Jika ada potensi genangan, pompa dan fasilitas penunjang akan segera diaktifkan,” lanjutnya.
    Selain kategori umum, panitia juga menyiapkan kategori pelajar melalui sistem undangan.
    Hadiah total yang diperebutkan tahun ini mencapai Rp434 juta, meningkat dari sekitar Rp300 juta pada tahun sebelumnya.
    Pendaftaran peserta dibuka melalui laman resmi semarang10k.com, dengan pengambilan race pack dijadwalkan pada 13 Desember 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kuota Semarang 10K 2025 Bertambah 500, Jadi 3.000 Pelari 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 September 2025

    Kuota Semarang 10K 2025 Bertambah 500, Jadi 3.000 Pelari Regional 19 September 2025

    Kuota Semarang 10K 2025 Bertambah 500, Jadi 3.000 Pelari
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Ajang lari tahunan Semarang 10K kembali digelar dengan skala yang lebih besar dan kompetitif.
    Pada tahun keenam penyelenggaraannya, lomba yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Semarang dan Harian Kompas ini menambah kuota peserta dari 2.500 menjadi 3.000 pelari mulai tahun 2025.
    Peluncuran Semarang 10K 2025 yang mengusung tema “Own The Game” berlangsung di Novotel Semarang pada Jumat (19/9/2025) dan dihadiri oleh Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Adi Prinantyo, CEO Regional V bank bjb Jadi Kusmaryadi, serta perwakilan komunitas lari.
    “Yang membuat istimewa, pesertanya tambah banyak. Jadi kesempatan untuk ikut Semarang 10K jadi lebih tinggi. Ini sudah menjadi agenda penting bagi kota ini. Bukan hanya olahraga, tapi juga sport tourism yang memperkuat identitas Semarang sebagai kota inklusif, aktif, dan penuh semangat,” kata Agustina.
    Ia berharap ajang ini dapat menarik pelari untuk memperpanjang masa kunjungan agar wisatawan bisa menikmati beragam sajian wisata, kuliner, hingga produk UMKM lokal.
    Adi Prinantyo juga memperkenalkan beberapa pembaruan pada Semarang 10K 2025.
    Pertama, adanya Semarang 10K Qualifier yang memberikan guaranteed slot bagi pelari tercepat tahun 2024.
    Kedua, pemberlakuan Cut Off Point di kilometer 7,7 dengan batas waktu 65 menit.
    “Ini memberi pengalaman lebih eksklusif dan kompetitif, sekaligus tantangan baru bagi peserta,” ujarnya.
    Ia juga menantang para pelari untuk memecahkan rekor rute yang ditorehkan Odekta Naibaho tahun lalu dengan catatan 34 menit 45 detik.
    Ketua Panitia Semarang 10K, Budhi Sarwiadi, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan sertifikasi rute dari Association of International Marathons and Distance Races (AIMS).
    “Dengan standar internasional ini, catatan waktu peserta bisa diakui secara resmi. Harapannya, Semarang 10K bisa menarik lebih banyak pelari internasional,” kata Budhi.
    Rute yang melintasi Balai Kota, Tugu Muda, Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Kota Lama, hingga kembali ke kawasan Pemuda dipilih karena relatif datar dan ideal bagi pelari untuk mengejar catatan waktu terbaik.
    Mengantisipasi kemungkinan hujan di akhir tahun, panitia bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan instansi terkait untuk mengatasi potensi genangan air maupun banjir di sepanjang rute.
    “Kami sudah petakan titik-titik rawan. Jika ada potensi genangan, pompa dan fasilitas penunjang akan segera diaktifkan,” lanjutnya.
    Selain kategori umum, panitia juga menyiapkan kategori pelajar melalui sistem undangan.
    Hadiah total yang diperebutkan tahun ini mencapai Rp434 juta, meningkat dari sekitar Rp300 juta pada tahun sebelumnya.
    Pendaftaran peserta dibuka melalui laman resmi semarang10k.com, dengan pengambilan race pack dijadwalkan pada 13 Desember 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jakarta Krisis Air Bersih, PAM Jaya Diminta Percepat Transformasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 September 2025

    Jakarta Krisis Air Bersih, PAM Jaya Diminta Percepat Transformasi Megapolitan 19 September 2025

    Jakarta Krisis Air Bersih, PAM Jaya Diminta Percepat Transformasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Firdaus Ali, menyebut Jakarta tengah krisis air bersih. Meski memiliki 13 sungai, tidak ada satu pun yang bisa dijadikan sebagai sumber air baku karena sudah tercemar.
    Firdaus menilai kondisi ini membuat PAM Jaya harus segera melakukan transformasi agar layanan air perpipaan bisa menjangkau seluruh warga.
    “Transformasi PAM Jaya menjadi Perseroda bukan berarti privatisasi, melainkan langkah membuka ruang manajemen yang lebih transparan,” ucap Firdaus dalam forum Balkoters Talk bertajuk Implementasi Smart Water Management untuk 100 Persen Layanan Air Jakarta di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).
    Firdaus menegaskan, perubahan tata kelola air di Ibu Kota sudah tidak bisa ditunda. Ia menyoroti cakupan layanan air perpipaan di Jakarta yang masih di bawah 50 persen, sementara rata-rata nasional baru mencapai 20 persen.
    “Pipanya ada, tapi airnya sering tidak mengalir,” ujarnya.
    Menurut Firdaus, tantangan terbesar juga datang dari tingkat kebocoran air atau
    non

    revenue

    water
    (NRW) yang mencapai 45–47 persen.
    Angka ini disebutnya salah satu yang terburuk di dunia untuk kota berpenduduk lebih dari lima juta jiwa.
    “Tantangan PAM Jaya tidak ringan, memperluas layanan sekaligus menekan kebocoran masif ini,” ujarnya.
    Selain itu, Jakarta bergantung besar pada pasokan dari luar daerah. Lebih dari 80 persen air bersih di Jakarta disuplai dari Waduk Jatiluhur melalui Kanal Tarum Barat (Kali Malang).
    “Kalau ada gangguan di Kali Malang, maka suplai 81 persen air Jakarta berhenti total. Itu jelas berbahaya bagi keamanan layanan air Ibu Kota,” jelasnya.
    Firdaus kembali menekankan bahwa transformasi PAM Jaya menjadi Perseroda tidak ada kaitannya dengan privatisasi.
    “Tidak ada hubungannya dengan swastanisasi. Kendali penuh tetap ada di PAM Jaya. Justru ini kesempatan untuk membangun
    trust
    publik melalui tata kelola yang terbuka,” tegasnya.
    Ia juga mengingatkan Jakarta berpacu dengan waktu menghadapi penurunan tanah, penggunaan air tanah, hingga ancaman rob.
    “Kalau kita tidak bergerak cepat, jangan sampai tahun 2050 garis pantai sudah bergeser ke Harmoni. Solusinya jelas percepat layanan air perpipaan, kurangi kebocoran, dan perkuat sistem pertahanan pesisir,” ucap Firdaus.
    Di sisi lain, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin menyampaikan bahwa pihaknya terus mengejar target layanan 100 persen pada 2029.
    Sejak pengambilalihan dari swasta pada Februari 2023, PAM Jaya telah menambah 124 ribu sambungan rumah tangga.
    “Target yang dipatok Gubernur sampai 2029 mencakup pembangunan 7.000 kilometer pipa. Dampaknya menimbulkan kemacetan karena memang tidak bisa lagi tidak menggunakan badan jalan,” kata Arief.
    Arief menambahkan, 70 persen jaringan pipa di Jakarta saat ini sudah berusia 25–40 tahun dan rawan bocor. Kebocoran ini membuat kerugian mencapai Rp 1 triliun setiap tahun.
    Untuk mengatasi persoalan itu, PAM Jaya menyiapkan empat instalasi pengolahan air baru di Semanan, Muara Karang, Condet, dan Kanal Banjir Barat 2, serta teknologi penyaring agar kualitas air tetap layak minum.
    “Tapi pesan Pak Gubernur jelas jangan bergantung pada satu sumber. Kami cari alternatif, bahkan ke Banten,” ujarnya.
    Teknologi
    water purifier
    juga diluncurkan agar air perpipaan tetap layak minum meski melewati pipa lama.
    “Air perpipaan PAM hanya Rp 1 per liter, sangat murah dibanding air kemasan. Kami ingin masyarakat beralih,” tegasnya.
    Ia juga menyebut transformasi digital dipercepat, mulai dari peluncuran super apps, pemasangan
    smart water
    meter digital di 49 ribu pelanggan, hingga mobil laboratorium mikrobiologi untuk uji kualitas air di lapangan.
    “PAM Jaya tidak mengambil air tanah, hanya mengolah air permukaan. Kami bekerja siang malam untuk mengakhiri ketergantungan warga pada air galon dan gerobak. Target 2029 harus tercapai,” ungkap Arief.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Danau di Penjaringan Tertutup Puing hingga Banjir Mengintai Rumah Warga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 September 2025

    Danau di Penjaringan Tertutup Puing hingga Banjir Mengintai Rumah Warga Megapolitan 19 September 2025

    Danau di Penjaringan Tertutup Puing hingga Banjir Mengintai Rumah Warga
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Air yang dulu menggenang tenang di danau Jalan Kepanduan 2, Penjaringan, Jakarta Utara, kini tak lagi terlihat.
    Rawa yang menjadi penampung hujan itu telah berubah menjadi gundukan puing setinggi dua meter.
    Dari balik timbunan, keresahan baru lahir.
    Warga yang sebelumnya tak pernah kebanjiran, kini mulai dihantui air yang merayap masuk ke rumah mereka setiap kali hujan deras mengguyur.
    “Itu biasa danau, rawa-rawa gitu, terus diuruk sama puing-puing,” tutur Yanto (bukan nama sebenarnya, 50), Jumat (19/9/2025).
    Suaranya berat, seakan masih tak percaya bahwa kawasan resapan yang selama ini menahan limpasan air sudah lenyap di depan mata.
    Pantauan Kompas.com di lokasi memperlihatkan pemandangan mencolok.
    Truk-truk engkel datang silih berganti, membawa muatan limbah bangunan dari berbagai jenis.
    Ada bongkahan kayu, potongan bambu, papan triplek, hingga reruntuhan tembok.
    Satu per satu ditumpahkan ke badan danau yang belum sepenuhnya tertutup.
    Menurut Yanto, aktivitas itu baru marak sejak awal tahun ini.
    “Kalau masalah itu kurang persis sejak kapannya, tapi tiba-tiba banyak mobil lewat bawa puing. Mulai banyak mobil puing itu sejak tahun ini,” ucapnya.
    Dalam sehari, jumlahnya bisa mencapai puluhan truk.
    Pintu masuk menuju area pembuangan pun dijaga ketat sekelompok orang.
    Warga hanya bisa menyaksikan, tanpa tahu siapa yang mengizinkan danau dijadikan tempat pembuangan.
    Di balik tumpukan puing itu, muncul masalah baru yang langsung dirasakan warga.
    Beberapa bulan lalu, rumah Yanto yang selama puluhan tahun aman dari banjir tiba-tiba digenangi air hujan.
    “Kalau masalah banjir kadang waktu kemarin aja pas hujan merata semua, baru sekali-sekali ini banjir, semenjak ada urukan (puing) itu,” ungkapnya.
    Air setinggi 50 sentimeter masuk ke rumahnya.
    Meski hanya sekali terjadi, pengalaman itu membuatnya cemas setiap kali awan mendung bergelayut di langit.
    “Pas sebelum ada urukan enggak banjir, itu urukan puing,” kata Yanto.
    Bagi warga, hilangnya danau bukan hanya soal perubahan lanskap.
    Ini tentang hidup yang kini harus berdampingan dengan ancaman banjir.
    Setiap truk datang, bukan hanya puing yang ditumpahkan, tapi juga rasa was-was yang makin menumpuk di hati mereka.
    (Reporter: Shinta Dwi Ayu | Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.