Topik: Banjir

  • Topan Ditwah Rendam Sri Lanka | Indonesia Pulangkan 2 Napi Narkoba Belanda

    Topan Ditwah Rendam Sri Lanka | Indonesia Pulangkan 2 Napi Narkoba Belanda

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 04 Des 2025, 15:32 WIB

    Diterbitkan 04 Des 2025, 15:26 WIB

    Topan Ditwah memicu banjir besar dan longsor di Sri Lanka, merendam fasilitas publik dan memutus akses penting. Lebih dari 275 ribu anak terdampak dari total 1,4 juta korban.

    Selanjutnya, Indonesia dan Belanda menyepakati pemulangan dua warga Belanda terpidana narkoba, termasuk seorang terpidana mati. Pemerintah Belanda menyebut permintaan ini dilakukan atas alasan kemanusiaan.

    Simak selengkapnya di News Flash Liputan6.com.

  • Tim Penyelamat Berpacu Selamatkan Wilayah Terisolasi Akibat Banjir Sumatra

    Tim Penyelamat Berpacu Selamatkan Wilayah Terisolasi Akibat Banjir Sumatra

    News7 jam yang lalu

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 05 Des 2025, 13:41 WIB

    Diterbitkan 05 Des 2025, 13:37 WIB

    0ShareCopy LinkBatalkan

    Tim SAR terus mengevakuasi korban dan membuka akses ke daerah terdampak banjir dan longsor di Sumatera, sementara pemerintah menyelidiki dugaan pembalakan liar yang memperparah bencana.

    Banjir Sumatera TerkiniBanjir SumateraBanjir dan LongsorTim SAR

  • Bangun Tanggul Laut Raksasa Tak Mungkin Andalkan APBN!

    Bangun Tanggul Laut Raksasa Tak Mungkin Andalkan APBN!

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak mungkin menopang seluruh proses pembangunan proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura).

    “Skema pembiayaannya harus kredibel, karena ini besar sekali, tidak mungkin kita mengandalkan APBN. Fiskal kita selalu ada batas dan ada prioritas yang harus dipenuhi,” kata AHY saat ditemui wartawan di Travoy Hub, Jakarta Timur, dikutip Sabtu.

    Di sisi lain, menurutnya pembangunan proyek ini menjadi sangat penting karena jalur Pantura yang membentang melintasi lima provinsi menghadapi ancaman serius berupa penurunan muka tanah dan banjir rob.

    “Jumlahnya banyak saudara-saudara kita yang tinggal di pantai utara. Belum lagi berbicara banyak kawasan industri strategis dan kawasan ekonomi khusus yang juga harus dilindungi,” terangnya.

    “Oleh karena itu tidak berlebihan jika Bapak Presiden Prabowo Subianto juga melakukan langkah-langkah yang cepat dan strategis termasuk dengan membentuk badan otorita pengelola Pantura,” sambung AHY.

    Di sisi lain, total biaya pembangunan Giant Sea Wall ini diperkirakan mencapai US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun. Total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini diperkirakan antara 15-20 tahun.

    Untuk itu AHY turut mengundang pihak swasta maupun investor asing untuk menanamkan modal sebesar-besarnya di proyek ini. Hingga kini ia mengaku terus berkomunikasi dan menjajaki peluang investasi proyek dengan berbagai pihak.

    “Kita sedang berkomunikasi dengan berbagai pihak dalam dan luar negeri untuk menarik investasi yang juga kredibel,” ucap AHY.

    Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto sempat menyinggung rencananya untuk membangun tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall dalam pidatonya di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Ia mengatakan proyek ini diinisiasi karena adanya perubahan iklim global yang membuat permukaan air laut naik 5 cm di setiap tahunnya. Hal itu menjadi ancaman besar bagi Indonesia.

    “Untuk ini, kami terpaksa membangun giant sea wall sepanjang 480 kilometer. Mungkin akan memakan waktu 20 tahun, tetapi kami tidak punya pilihan. Kami harus mulai sekarang,” ujarnya.

    (igo/fdl)

  • Hadapi Tantangan Penyempitan Lahan, Jakarta Perlu Tata Ruang yang Lebih Berkelanjutan – Page 3

    Hadapi Tantangan Penyempitan Lahan, Jakarta Perlu Tata Ruang yang Lebih Berkelanjutan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Jakarta menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan tata ruang kota. Dengan luas wilayah 661,5 km² dan populasi lebih dari 10 juta jiwa pada April 2024 (BPS), kebutuhan ruang semakin mendesak.

    Penyempitan lahan di Jakarta terjadi akibat berbagai faktor. Selain pertumbuhan penduduk, kondisi alam seperti banjir rob, abrasi, dan penurunan muka tanah turut memperburuk situasi. Alih fungsi lahan hijau menjadi kawasan permukiman maupun komersial, ditambah praktik spekulasi tanah, semakin menekan ketersediaan ruang yang layak.

    Kondisi tersebut membawa dampak luas, mulai dari permukiman yang semakin padat, berkurangnya ruang terbuka hijau, hingga meningkatnya harga tanah dan properti yang membuat akses terhadap hunian layak semakin sulit. Dari sisi lingkungan, penyempitan lahan juga berkontribusi pada meningkatnya polusi, berkurangnya daerah resapan air, serta tingginya risiko banjir.

    Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan strategi yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pengaturan pemanfaatan lahan secara bijak. Salah satu instrumen yang memiliki peran penting adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Melalui kebijakan yang adil dan proporsional, PBB dapat mendorong pemanfaatan tanah agar tidak hanya menjadi objek spekulasi, melainkan benar-benar dimanfaatkan secara produktif.

    Di Jakarta, penerapan PBB dibedakan antara objek hunian dan non-hunian. Dasar perhitungan PBB untuk hunian hanya sebesar 40% dari NJOP, sementara untuk non-hunian sebesar 60% dari NJOP. Skema ini dirancang untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan pemilik tanah, kebutuhan pembangunan, dan keberlanjutan tata ruang kota.

    Selain itu, manfaat PBB juga kembali kepada masyarakat melalui pembangunan ruang publik dan fasilitas umum, seperti taman kota yang asri serta layanan transportasi umum yang lebih baik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memberikan insentif bagi warga, di antaranya pembebasan PBB 100% untuk rumah tapak dengan NJOP hingga Rp2 miliar, khusus bagi wajib pajak orang pribadi, yang berlaku untuk satu objek pajak.

    Tak hanya itu, warga juga mendapat potongan 5% apabila melunasi PBB sebelum 30 September 2025, yang sekaligus menjadi batas akhir pembayaran PBB-P2 tahun ini. Partisipasi masyarakat dalam membayar PBB tepat waktu bukan sekadar kewajiban, melainkan bentuk kontribusi nyata dalam membangun Jakarta yang lebih tertata, adil, dan berkelanjutan.

     

    (*)

  • Topan Bualoi Hantam Filipina, 3 Orang Tewas

    Topan Bualoi Hantam Filipina, 3 Orang Tewas

    JAKARTA  – Dilaporkan tiga orang tewas di Filipina setelah badai tropis yang menguat menjadi topan melanda pulau-pulau di Filipina tengah dan Luzon selatan, beberapa hari setelah topan super menghantam wilayah utara.

    Kegiatan belajar mengajar dan kegiatan pemerintahan di banyak wilayah negara itu, termasuk di Metro Manila, dihentikan sementara menjelang Badai Tropis Bualoi.

    Badai ini melanda hanya beberapa hari setelah Topan Super Ragasa meninggalkan jejak kerusakan di Filipina utara, menewaskan 14 orang sebelum menimbulkan malapetaka di Taiwan, dengan 15 orang tewas.

    Badai terbaru menerjang Samar Timur di Filipina tengah sebelum melintasi Masbate dan menyapu wilayah Bicol di Luzon selatan.

    Para pejabat bencana mengatakan tiga korban tewas berada di Provinsi Masbate.

    Satu orang tertimpa pohon tumbang, satu lagi tenggelam, sementara yang ketiga tewas tertimpa tembok runtuh.

    Gubernur Masbate, Antonio Kho, dalam jumpa pers, meminta bantuan segera dari pemerintah pusat, dengan alasan kebutuhan mendesak untuk membersihkan puing-puing, memulihkan listrik, dan membuka kembali pelabuhan agar bantuan dapat disalurkan.

    Di wilayah lain di Luzon Selatan, pejabat setempat melaporkan hujan lebat dan angin kencang, pemadaman listrik, serta kerusakan tanaman dan infrastruktur.

    Menjelang Bualoi yang disebut Opong oleh penduduk setempat, ratusan ribu orang dievakuasi terlebih dahulu, termasuk warga Manila, JC Borromeo, yang tinggal di pusat evakuasi bersama ketiga anaknya.

    “Kami tinggal di dekat sungai dan akan sulit jika airnya naik,” ujarnya sambil menggendong bayinya dilansir Reuters, Jumat, 26 September.

    Bualoi, dengan kecepatan angin maksimum 110 km/jam dan hembusan angin yang mencapai 135 km/jam, diperkirakan akan kembali menguat menjadi topan saat bergerak menuju Vietnam.

    Pemerintah Vietnam mengatakan badai yang bergerak cepat itu akan menghantam pantai utara dan tengah negara itu pada hari Senin, memicu hujan deras dari 28 September hingga 30 September.

    “Hujan deras dapat menyebabkan banjir parah di daerah dataran rendah, serta kawasan perkotaan dan industri,” kata badan meteorologi nasional pada Jumat.

  • Hutan Adat: Benteng Terakhir Hak Masyarakat dan Iklim Dunia
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 September 2025

    Hutan Adat: Benteng Terakhir Hak Masyarakat dan Iklim Dunia Regional 26 September 2025

    Hutan Adat: Benteng Terakhir Hak Masyarakat dan Iklim Dunia
    Tim Redaksi
    JAMBI, KOMPAS.com –
    M Safar merasa lega setelah pemerintah mengesahkan kelembagaan masyarakat hukum adat (MHA) di Kecamatan Batangasai, Kabupaten Sarolangun, Jambi.
    Hutan adat yang Safar usulkan ke pemerintah melindungi sumber mata air untuk pertanian dan sempat terancam aktivitas penambangan emas ilegal.
    “Alhamdulillah, masyarakat hukum adat kami sudah disahkan pemerintah,” kata Safar, Ketua Lembaga Pengelola Hutan Adat (LPHA) Telun Sakti Desa Raden Anom, Batang Asai, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/9/2025).
    Dengan pengesahan MHA ini, kata dia, membuka tahapan verifikasi teknis dan selangkah lagi hutan adat kami mendapatkan pengakuan dari Kementerian Kehutanan.
    Selama ini, ia telah mengelola dan menjaga hutan adat dengan berpatroli rutin, agar terhindar dari tindakan ilegal perusak hutan.
    “Hutan kami warisan nenek moyang, sejak sebelum kami lahir. Tapi kami menjaganya sampai sekarang,” kata dia.
    Hutan adat bukan hanya ruang hidup masyarakat adat, tetapi juga benteng terakhir dalam melawan krisis iklim, melindungi sumber air, dan mencegah bencana banjir maupun longsor.
    Hutan juga menjadi tempat mencari pangan, obat-obatan, kayu untuk kebutuhan rumah tangga, serta sarana adat.
    “Hutan adat adalah ruang budaya, tempat nilai dan tradisi dijaga serta diwariskan ke anak-cucu,” katanya.
    Selain itu, sejumlah jenis kayu penting yang masuk daftar perlindungan IUCN tumbuh di kawasan ini, antara lain medang tunjang, damar hitam, damar putih, kasai gunung, sapek, kayu citos, meranti, bengkirai, kampat, hingga keruing.
    Sayangnya, dari 20 hutan adat yang telah lahir, baru 11 yang mendapatkan pengakuan resmi melalui Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
    Masih ada sembilan hutan adat yang menunggu proses verifikasi teknis dari Kementerian Kehutanan.
    Kesembilan hutan adat tersebut berada di empat wilayah, yaitu MHA Marga Datuk Nan Tigo, MHA Marga Batang Asai, MHA Marga Sungai Pinang, dan MHA Bathin Jo Penghulu Marga Bukit Bulan.
    Dari jumlah itu, enam calon hutan adat berada di wilayah MHA Bathin Jo Penghulu Marga Bukit Bulan.
    Upaya pengakuan dan perlindungan hutan ini terus diupayakan.
    Terkait dengan itu, Komintas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi berkolaborasi dengan Pemkab Sarolangun untuk memperkuat kelembagaan MHA.
    “Mari kita pastikan proses ini tidak berhenti di atas kertas, tetapi diimplementasi di lapangan. Sehingga pengakuan ini manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat adat,” kata Bupati Sarolangun, M Hurmin lewat keterangan tertulis.
    Untuk memudahkan MHA menjaga hutan, pemerintah Sarolangun telah memiliki Peraturan Daerah No 3 tahun 2021 tentang Pengakuan dan Perlindungan MHA.
    Perda ini merupakan terobosan baru dalam percepatan pengakuan MHA di Provinsi Jambi, kata bupati.
    Dengan adanya perda ini, pengakuan MHA menjadi lebih terkelola dan sekaligus syarat mutlak pengusulan dan pengajuan Hutan Adat.
    “Ketika hutan adat hilang, bukan hanya masyarakat adat yang kehilangan ruang hidup, tetapi juga dunia kehilangan salah satu benteng untuk menahan laju perubahan iklim,” ujar Adi Junedi, Direktur KKI Warsi lewat rilis tertulis.
    Dikatakan Adi, berdasarkan pengalaman selama melakukan pendampingan, masyarakat adat di Sarolangun memiliki sistem pengelolaan hutan yang arif dan ketat.
    Ia mencontohkan, di wilayah MHA Marga Bathin Jo Penghulu Marga Bukit Bulan, terdapat tiga jenis zonasi hutan adat, yaitu: Imbo Larangan, kawasan hutan yang sama sekali tidak boleh diambil hasilnya agar fungsi sumber air tetap terjaga.
    Kemudian Imbo Pseko, hutan pusaka yang dapat dimanfaatkan terbatas sesuai aturan adat.
    Terakhir, Imbo Lembago, hutan lembaga yang juga hanya bisa dimanfaatkan terbatas dengan ketentuan hukum adat.
    “Aturan adat ini terbukti mampu menjaga keseimbangan ekologi selama ratusan tahun,” kata Adi.
    Krisis iklim kini menjadi tantangan nyata yang dirasakan seluruh dunia. Banjir, longsor, kekeringan, hingga suhu ekstrem semakin sering terjadi.
    Dalam konteks ini, menjaga hutan adat berarti menjaga keseimbangan iklim.
    Hutan adat menyimpan karbon, mengatur tata air, serta menyediakan udara bersih yang manfaatnya tidak hanya dirasakan masyarakat adat, tetapi juga seluruh umat manusia.
    Oleh karena itu, Kementerian Kehutanan direncanakan akan melakukan verifikasi teknis di sembilan hutan adat yang berada di empat MHA yang telah disahkan oleh Bupati Sarolangun.
    “Menjaga hutan adat berarti menjaga kehidupan. Hari ini kita bicara Sarolangun, tapi sesungguhnya yang kita jaga adalah masa depan bumi,” ujar Adi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sidak, Komisi III DPRD Sumenep Temukan Kejanggalan di Dua Proyek Penanganan Banjir

    Sidak, Komisi III DPRD Sumenep Temukan Kejanggalan di Dua Proyek Penanganan Banjir

    Sumenep (beritajatim.com) – Komisi III DPRD Sumenep melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua proyek penanganan banjir di dua lokasi di Sumenep, Jumat (26/9/2025).

    Proyek pertama adalah normalisasi dan rehabilitasi tebing Sungai Anjuk dengan anggaran Rp550 juta. Proyek penanganan banjir yang kedua adalah normalisasi dan Rehabilitasi saluran pembuangan di Desa Gunggung senilai Rp455 juta. Pengerjaan kedua proyek itu rata-rata baru mencapai 60 persen.

    Saat sidak tersebut, Komisi yang membidangi infrastruktur ini menemukan sejumlah kejanggalan. Salah satunya adalah tidak adanya papan nama proyek di salah satu lokasi. Padahal, keberadaan papan nama merupakan kewajiban sebagai bentuk transparansi informasi publik.

    Selain itu, Komisi III juga menyoroti penggunaan kawat bronjong di kedua proyek. Dalam dokumen lelang, kawat bronjong dengan standar SNI tertentu menjadi salah satu persyaratan utama. Tapi saat pengecekan di lapangan, kawat bronjong yang dipasang justru tidak terlihat berlabel SNI. Bahkan jumlah pekerjaan bronjong yang ada relatif minim.

    “Kami melihat di lapangan justru lebih banyak pekerjaan normalisasi. Sementara pekerjaan bronjong sangat sedikit. Ini menimbulkan pertanyaan, kenapa saat lelang persyaratan kawat bronjong dengan kode SNI dijadikan kuncian, tetapi realisasi di lapangan justru tidak sesuai,” kata Sekretaris Komisi III, Wiwid Harjo Yudanto.

    Sementara anggota komisi III lainnya, Abdurrahman, menyoroti sikap Bidang SDA Dinas PUTR. Saat sidak pihaknya sudah berusaha meminta RAB kedua proyek.

    “Kami sudah minta RAB kedua proyek itu. Tapi terkesan sengaja tidak diberikan. Ini kan aneh. Ada apa sebenarnya? Kami jadi curiga,” ungkapnya.

    Temuan-temuan tersebut akan ditindaklanjuti dengan memanggil para kontraktor pelaksana, karena ada beberapa informasi lain yang perlu dikroscek lebih jauh agar persoalan tidak berhenti pada sidak.

    “Kami memastikan akan mengawal persoalan ini hingga tuntas, demi memastikan kualitas proyek yang menyangkut keselamatan masyarakat dari ancaman banjir benar-benar terjamin,” tandasnya.

    Sidak komisi III tersebut dilakukan setelah rapat kerja Komisi III dengan Dinas PUTR Sumenep. Hadir langsung dalam rapat tersebut, Kepala Dinas PUTR, Eri Susanto, beserta sejumlah kepala bidang. [tem/suf]

  • Mantan Direktur FBI Didakwa, Tapi Mengaku Tak Bersalah

    Mantan Direktur FBI Didakwa, Tapi Mengaku Tak Bersalah

    Laporan Dunia Hari Ini kembali dengan rangkuman berita-berita yang terjadi selama 24 jam terakhir.

    Kami mengawali edisi Jumat, 26 September 2025 ini dengan laporan dari Amerika Serikat.

    Dakwaan mantan direktur FBI

    Mantan direktur FBI James Comey resmi didakwa atas tuduhan pidana, yakni membuat pernyataan palsu dan satu lagi tuduhan menghalangi keadilan.

    Dakwaan dewan juri federal muncul setelah Presiden AS Donald Trump menyebut nama Comey dalam unggahan media sosial yang menegur Jaksa Agung Pam Bondi, karena tidak bergerak cukup cepat untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap para antagonis utamanya, dengan menulis: “KEADILAN HARUS DITEGAKKAN, SEKARANG.”

    Trump memecat James pada tahun 2017, di awal masa jabatan pertama presiden dari Partai Republik tersebut.

    James sudah membuat unggahan di Instagram dengan menyebutnya “tidak bersalah”.

    “Hati saya hancur untuk Departemen Kehakiman, tetapi saya sangat percaya pada sistem peradilan federal, dan saya tidak bersalah, jadi mari kita adakan persidangan dan tetap percaya,” katanya dalam sebuah video.

    Mantan presiden Prancis dipenjara lima tahun

    Mantan presiden Prancis Nicolas Sarkozy dijatuhi hukuman lima tahun penjara kemarin atas tuduhan konspirasi kriminal terkait upaya penggalangan dana kampanye dari Libia.

    Hukuman tersebut, yang akan membuat Nicolas menjadi presiden pertama dalam sejarah modern Prancis yang dipenjara, lebih berat dari perkiraan banyak orang.

    Saat keluar dari ruang sidang, ia mengungkapkan kemarahannya dengan menyebut putusan hukum tersebut “memalukan.”

    “Jika mereka benar-benar ingin saya tidur di penjara, saya akan tidur di penjara, tetapi dengan kepala tegak,” katanya kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa ia tidak bersalah.

    “Saya tidak akan meminta maaf atas sesuatu yang tidak saya lakukan.”

    Bekas pemain Arsenal meninggal dunia

    Mantan pemain yang dikontrak Arsenal, Billy Vigar, meninggal dunia pada usia 21 tahun setelah mengalami “cedera otak serius” saat bermain untuk Chichester City akhir pekan lalu.

    Billy cedera dalam pertandingan Liga Isthmian di Wingate dan Finchley, yang menyebabkan pertandingan dihentikan setelah 13 menit.

    Klub divisi tujuh Chichester mengatakan setelah Billy mengalami cedera otak serius Sabtu lalu, ia membutuhkan operasi untuk membantu pemulihan yang dilakukan Selasa kemarin.

    “Meskipun operasi ini membantu, cederanya terlalu berat baginya dan ia meninggal dunia pada Kamis pagi,” demikian pernyataan dari klub divisi tujuh Chichester.

    “Tanggapan terhadap kabar terbaru menunjukkan betapa Billy sangat dihargai dan dicintai dalam olahraga ini. Keluarganya sangat terpukul atas kejadian ini saat ia sedang bermain olahraga yang dicintainya.”

    Hong Kong kembali normal usai diterjang topan

    Hong Kong dan kota-kota di provinsi Guangdong, China, sudah membuka kembali bisnis, layanan transportasi, dan sekolah setelah topan terkuat di dunia tahun ini menghantam wilayah tersebut.

    Topan Ragasa melumpuhkan Hong Kong sejak Selasa, setelah melanda Filipina dan Taiwan, menewaskan 14 orang, sebelum mendarat di kota Yangjiang, China.

    Di Taiwan timur, tim penyelamat terus mencari orang hilang.

    Mereka mengevakuasi seorang pria berusia 90-an dari rumahnya yang terendam banjir, tempat ia terjebak selama tiga hari setelah danau penghalang jebol akibat hujan deras.

    Setidaknya 22 orang masih hilang dan 54 orang terluka di Taiwan, kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional pada hari Kamis.

  • Badai Bualoi Terjang Filipina, 3 Orang Tewas-400 Ribu Ngungsi

    Badai Bualoi Terjang Filipina, 3 Orang Tewas-400 Ribu Ngungsi

    Manila

    Otoritas Filipina melaporkan sedikitnya tiga orang tewas dalam insiden yang terjadi saat badai tropis Bualoi menerjang negara tersebut pada Jumat (26/9) waktu setempat. Ratusan ribu orang terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka.

    Sejumlah pejabat pertahanan sipil di wilayah Bicol, Luzon bagian selatan, seperti dilansir AFP, Jumat (26/9/2025), mengatakan bahwa tiga orang tewas akibat tertimpa dinding yang roboh dan pepohonan yang tumbang akibat badai tropis Bualoi.

    Badai tropis Bualoi, yang menerjang setelah topan super Ragasa yang menghancurkan ini, menyapu wilayah barat hingga barat laut Filipina dengan kecepatan berkelanjutan mencapai 110 kilometer per jam.

    Salah satu warga yang mengungsi menuturkan mereka harus berlindung di bawah bangku-bangku gereja saat atap gedung gereja tempat mereka mengungsi terkoyak oleh badai.

    “Sekitar pukul 04.00 waktu setempat, angin menghancurkan pintu, jendela, dan langit-langit gereja,” tutur seorang insinyur kota, Jerome Martinez, yang tinggal di Provinsi Masbate, bagian selatan Pulau Luzon, saat berbicara kepada AFP.

    “Itu merupakan salah satu angin paling kencang yang pernah saya rasakan,” ucapnya, menambahkan bahwa beberapa anak yang mengalami luka ringan membutuhkan jahitan pada luka mereka.

    “Saya pikir masih banyak orang yang harus mengungsi karena banyak rumah yang hancur dan banyak atap yang diterbangkan angin. Mereka sekarang memblokir jalanan,” sebut Martinez.

    Seorang pejabat pertahanan sipil setempat, Bernardo Alejandro, mengatakan pada Jumat (26/9) bahwa sekitar 400.000 orang telah dievakuasi.

    “Kami sedang membersihkan banyak pohon besar dan tiang listrik yang tumbang karena banyak jalan yang tidak dapat dilalui,” kata Frandell Anthony Abellera, seorang petugas penyelamat di Masbate City, Biscol, berbicara via telepon dengan AFP.

    “Hujannya deras, tetapi anginnya lebih kencang,” sebutnya.

    Sejumlah video yang dibagikan ke media sosial, dan telah diverifikasi keasliannya oleh AFP, menunjukkan orang-orang menggunakan perahu atau berjalan perlahan menerjang banjir setinggi pinggang untuk melewati jalanan yang terendam di bagian selatan Kepulauan Visayas, Filipina bagian tengah.

    Filipina kerap dilanda badai dan topan, dengan rata-rata 20 badan dan topan menerjang setiap tahunnya yang membuat jutaan orang di area rawan bencana terus-menerus berada dalam kemiskinan.

    Para ilmuwan memperingatkan bahwa badai akan semakin kuat seiring dengan pemanasan global akibat dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

    Topan super Ragasa yang menerjang sebelumnya telah merenggut sedikitnya sembilan nyawa dan memaksa ribuan orang mengungsi.

    Lihat Video ‘Topan Ragasa Hantam Filipina, Sekolah Hingga Bandara Terganggu’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Pengertian, Penyebab, dan Bagaimana Sinkhole Bisa Terjadi

    Pengertian, Penyebab, dan Bagaimana Sinkhole Bisa Terjadi

    Bisnis.com, JAKARTA – Sinkhole atau lubang raksasa yang terjadi hingga menyebabkan tanah “terserap” ke dalam bumi, dapat terjadi di mana saja.

    Baru-baru ini, tengah Kota Bangkok dikejutkan dengan kemunculan sinkhole sedalam lebih dari 60 kaki dan memiliki diketahui memiliki besar 20-50 meter.

    Sinkhole tersebut muncul di Jalan Samsen, tepat di depan Rumah Sakit Vajira, Bangkok. Diduga penyebab terjadinya karena kebocoran pipa air di perpanjangan sistem kereta bawah tanah yang belum selesai.

    Sebelumnya, sinkhole juga sempat terjadi di Jepang yang menyebabkan truk dan sopir ikut terserap ke dalam tanah.

    Apa Itu Sinkhole?

    Sinkhole atau lubang raksasa terjadi karena tanah ambles ke dalam bumi. Lubang muncul setelah tanah atau batuan di bawahnya runtuh atau terkikis, larut dalam air, atau terdegradasi melalui proses lain.

    Dilansir dari laman resmi Universitas Sumatra Utara, sinkhole artinya lubang yg terjadi secara tiba-tiba dampak amblasnya bagian atas tanah.

    Lubang runtuhan atau sinkhole ialah depresi alami atau lubang pada topografi permukaan yg ada akibat hilangnya lapisan tanah atau bantalan batuan, atau keduanya yang umumnya terjadi dampak aliran air pada bawah tanah.

    Lubang runtuhan memiliki ukuran yg bervariasi berasal kurang dari satu meter hingga ratusan meter dalam diameter serta kedalamannya, dan jua tidak bergantung berasal jenis lapisan tanah dan bantalan batuan di atasnya. Pembentukan lubang runtuhan ini bisa terjadi berangsur-angsur atau secara mendadak, ditemukan di berbagai kawasan pada dunia. Pengertian Sinkhole Atau Lubang

    Penyebab Sinkhole

    Sinkhole paling umum terjadi di tempat yang oleh para ahli geologi disebut sebagai “medan karst”. Ini adalah wilayah tempat jenis batuan di bawah permukaan tanah dapat larut secara alami oleh air tanah yang mengalir melaluinya. Batuan yang dapat larut meliputi lapisan dan kubah garam, gipsum, batu kapur, dan batuan karbonat lainnya.

    Ketika air hujan mengalir ke bawah melalui tanah, jenis batuan ini mulai larut. Hal ini menciptakan ruang bawah tanah dan gua.

    Lubang amblas bersifat dramatis karena tanah biasanya tetap utuh selama beberapa waktu hingga ruang bawah tanah menjadi terlalu besar. Jika tidak ada cukup dukungan untuk tanah di atas ruang tersebut, maka permukaan tanah dapat runtuh secara tiba-tiba.

    Melansir Guardian, beberapa faktor cuaca seperti hujan deras, banjir dan kekeringan dapat memicu lubang runtuhan dengan menggoyahkan rongga bawah tanah.

    Faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya sinkhole adalah penambangan, pipa air yang pecah, dan pekerjaan konstruksi yang memengaruhi drainase permukaan.

    Apabila hal-hal tersebut terganggu, beban yang harus ditanggung tanah menjadi lebih berat hingga dapat menjadi faktor pemicu kemunculan sinkhole.

    Daerah yang memiliki tanah terbuat dari kalsium karbonat, semuanya merupakan titik rawan terjadinya sinkhole.

    Kemudian daerah dengan tanah liat dan pasir berada di atas kapur, juga rentan. Titik paling berisiko terjadinya sinkhole adalah yang berada di atas gipsum, mineral lunak yang jauh lebih mudah larut daripada batu kapur.

    Bagaimana Sinkhole Terjadi?

    Umumnya, sinkhole terjadi pada daerah perkotaan akibat kerusakan pada saluran air utama atau runtuhnya saluran pembuangan waktu pipa-pipa tua sudah rusak. Sinkhole dapat pula terjadi karena overpumping serta ekstraksi air tanah serta fluida bawah tanah.

    Sinkhole juga bisa terbentuk waktu pola drainase alam berubah serta sistem pengalihan air yang baru dikembangkan.

    Beberapa sinkhole terbentuk saat bagian atas tanah berubah, seperti ketika kolam industri serta penyimpanan limpasan air diciptakan, berat substansial berasal materi baru bisa memicu runtuhnya materi pendukung tanah, sebagai akibatnya mengakibatkan sebuah sinkhole.