Topik: Banjir

  • Ribuan Makam Terendam Banjir Di Padang, Papan Nisan Mengapung

    Ribuan Makam Terendam Banjir Di Padang, Papan Nisan Mengapung

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 26 Nov 2025, 19:35 WIB

    Diterbitkan 26 Nov 2025, 14:42 WIB

    Banjir yang melanda Kota Padang tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga area pemakaman. Di TPU Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah, sekitar 12 ribu makam atau 30 persen dari total 40 ribu makam terendam air.

  • Kisah Pilu, Depan Mata Kehilangan Anak Istri Terseret Banjir

    Kisah Pilu, Depan Mata Kehilangan Anak Istri Terseret Banjir

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 01 Des 2025, 10:31 WIB

    Diterbitkan 01 Des 2025, 10:29 WIB

    Seorang warga Kampung Sawah Laweh, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengalami duka mendalam setelah banjir bandang yang melanda wilayah itu pada Kamis sore merenggut istri dan anaknya di depan mata.

  • Banjir Sumatera Renggut Ratusan Korban Jiwa | Istri dan Anak Hilang Terseret Banjir

    Banjir Sumatera Renggut Ratusan Korban Jiwa | Istri dan Anak Hilang Terseret Banjir

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 01 Des 2025, 19:11 WIB

    Diterbitkan 01 Des 2025, 18:16 WIB

    Banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu hujan deras selama sepekan terakhir menghantam desa-desa di lereng gunung wilayah Sumatera. Sungai-sungai meluap, menyeret warga, serta merendam ribuan rumah dan bangunan di berbagai titik terdampak.

    Selanjutnya, duka mendalam menyelimuti seorang warga Kampung Sawah Laweh, Sumatera Barat, setelah banjir bandang yang menerjang wilayah tersebut pada Kamis sore merenggut istri dan anaknya tepat di depan mata.

    Simak selengkapnya di News Flash Liputan6.com.

  • Jenderal-Jenderal Prabowo Kumpul Ungkap Fakta yang Heboh di Banjir Sumatera

    Jenderal-Jenderal Prabowo Kumpul Ungkap Fakta yang Heboh di Banjir Sumatera

    L

    OlehLiputanenamDiperbaharui 03 Des 2025, 18:31 WIB

    Diterbitkan 03 Des 2025, 17:47 WIB

    Presiden Prabowo Subianto mengerahkan semua kekuatan yang dimiliki negara untuk memulihkan tiga provinsi di Sumatera yang terdampak banjir besar. Hari ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno hingga Panglima TNI Agus Subiyanto dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo memberikan penjelasan terkait perkembangan penangangan bencana Sumatera.

    Menko Pratikno blak-blakan perintah terbaru Prabowo dalam penanggulangan bencana banjir Sumatera. Sementara itu, Kasad Maruli Simanjuntak menjelaskan mengapa personel TNI memutuskan melempar logistik bantuan untuk para korban bencana Sumatera.

  • Korban Banjir Sumatera Histeris Depan Presiden Prabowo

    Korban Banjir Sumatera Histeris Depan Presiden Prabowo

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 08 Des 2025, 10:03 WIB

    Diterbitkan 08 Des 2025, 08:55 WIB

    Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke tenda pengungsian korban banjir di Kabupaten Bireuen, Aceh, pada Minggu (7/12/2025), diwarnai suasana haru. Seorang ibu korban banjir tak kuasa menahan tangis saat menceritakan rumahnya hanyut terseret derasnya arus sungai.

  • Cirebon Diterjang Banjir, Ratusan Rumah Terendam

    Cirebon Diterjang Banjir, Ratusan Rumah Terendam

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 21 Nov 2025, 04:30 WIB

    Diterbitkan 20 Nov 2025, 11:58 WIB

    Ratusan rumah di dua desa di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, terendam banjir setelah hujan deras dan tingginya debit air kiriman dari Kuningan membuat Sungai Ciberes meluap.

  • Air Surut Perlihatkan Kerusakan Parah Usai Banjir di Padang, Sumatera

    Air Surut Perlihatkan Kerusakan Parah Usai Banjir di Padang, Sumatera

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 05 Des 2025, 13:41 WIB

    Diterbitkan 05 Des 2025, 13:38 WIB

    Di Padang, para warga korban banjir dan longsor bertahan di pengungsian sambil menunggu akses dibuka. Anak-anak mengalami trauma, kehilangan rumah, dan dugaan pembalakan liar mewarnai perjuangan warga menghadapi pemulihan yang panjang.

  • Bangun Tanggul Laut Raksasa Tak Mungkin Andalkan APBN!

    Bangun Tanggul Laut Raksasa Tak Mungkin Andalkan APBN!

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak mungkin menopang seluruh proses pembangunan proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura).

    “Skema pembiayaannya harus kredibel, karena ini besar sekali, tidak mungkin kita mengandalkan APBN. Fiskal kita selalu ada batas dan ada prioritas yang harus dipenuhi,” kata AHY saat ditemui wartawan di Travoy Hub, Jakarta Timur, dikutip Sabtu.

    Di sisi lain, menurutnya pembangunan proyek ini menjadi sangat penting karena jalur Pantura yang membentang melintasi lima provinsi menghadapi ancaman serius berupa penurunan muka tanah dan banjir rob.

    “Jumlahnya banyak saudara-saudara kita yang tinggal di pantai utara. Belum lagi berbicara banyak kawasan industri strategis dan kawasan ekonomi khusus yang juga harus dilindungi,” terangnya.

    “Oleh karena itu tidak berlebihan jika Bapak Presiden Prabowo Subianto juga melakukan langkah-langkah yang cepat dan strategis termasuk dengan membentuk badan otorita pengelola Pantura,” sambung AHY.

    Di sisi lain, total biaya pembangunan Giant Sea Wall ini diperkirakan mencapai US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun. Total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini diperkirakan antara 15-20 tahun.

    Untuk itu AHY turut mengundang pihak swasta maupun investor asing untuk menanamkan modal sebesar-besarnya di proyek ini. Hingga kini ia mengaku terus berkomunikasi dan menjajaki peluang investasi proyek dengan berbagai pihak.

    “Kita sedang berkomunikasi dengan berbagai pihak dalam dan luar negeri untuk menarik investasi yang juga kredibel,” ucap AHY.

    Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto sempat menyinggung rencananya untuk membangun tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall dalam pidatonya di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Ia mengatakan proyek ini diinisiasi karena adanya perubahan iklim global yang membuat permukaan air laut naik 5 cm di setiap tahunnya. Hal itu menjadi ancaman besar bagi Indonesia.

    “Untuk ini, kami terpaksa membangun giant sea wall sepanjang 480 kilometer. Mungkin akan memakan waktu 20 tahun, tetapi kami tidak punya pilihan. Kami harus mulai sekarang,” ujarnya.

    (igo/fdl)

  • Hadapi Tantangan Penyempitan Lahan, Jakarta Perlu Tata Ruang yang Lebih Berkelanjutan – Page 3

    Hadapi Tantangan Penyempitan Lahan, Jakarta Perlu Tata Ruang yang Lebih Berkelanjutan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Jakarta menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan tata ruang kota. Dengan luas wilayah 661,5 km² dan populasi lebih dari 10 juta jiwa pada April 2024 (BPS), kebutuhan ruang semakin mendesak.

    Penyempitan lahan di Jakarta terjadi akibat berbagai faktor. Selain pertumbuhan penduduk, kondisi alam seperti banjir rob, abrasi, dan penurunan muka tanah turut memperburuk situasi. Alih fungsi lahan hijau menjadi kawasan permukiman maupun komersial, ditambah praktik spekulasi tanah, semakin menekan ketersediaan ruang yang layak.

    Kondisi tersebut membawa dampak luas, mulai dari permukiman yang semakin padat, berkurangnya ruang terbuka hijau, hingga meningkatnya harga tanah dan properti yang membuat akses terhadap hunian layak semakin sulit. Dari sisi lingkungan, penyempitan lahan juga berkontribusi pada meningkatnya polusi, berkurangnya daerah resapan air, serta tingginya risiko banjir.

    Dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan strategi yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pengaturan pemanfaatan lahan secara bijak. Salah satu instrumen yang memiliki peran penting adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Melalui kebijakan yang adil dan proporsional, PBB dapat mendorong pemanfaatan tanah agar tidak hanya menjadi objek spekulasi, melainkan benar-benar dimanfaatkan secara produktif.

    Di Jakarta, penerapan PBB dibedakan antara objek hunian dan non-hunian. Dasar perhitungan PBB untuk hunian hanya sebesar 40% dari NJOP, sementara untuk non-hunian sebesar 60% dari NJOP. Skema ini dirancang untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan pemilik tanah, kebutuhan pembangunan, dan keberlanjutan tata ruang kota.

    Selain itu, manfaat PBB juga kembali kepada masyarakat melalui pembangunan ruang publik dan fasilitas umum, seperti taman kota yang asri serta layanan transportasi umum yang lebih baik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memberikan insentif bagi warga, di antaranya pembebasan PBB 100% untuk rumah tapak dengan NJOP hingga Rp2 miliar, khusus bagi wajib pajak orang pribadi, yang berlaku untuk satu objek pajak.

    Tak hanya itu, warga juga mendapat potongan 5% apabila melunasi PBB sebelum 30 September 2025, yang sekaligus menjadi batas akhir pembayaran PBB-P2 tahun ini. Partisipasi masyarakat dalam membayar PBB tepat waktu bukan sekadar kewajiban, melainkan bentuk kontribusi nyata dalam membangun Jakarta yang lebih tertata, adil, dan berkelanjutan.

     

    (*)

  • Topan Bualoi Hantam Filipina, 3 Orang Tewas

    Topan Bualoi Hantam Filipina, 3 Orang Tewas

    JAKARTA  – Dilaporkan tiga orang tewas di Filipina setelah badai tropis yang menguat menjadi topan melanda pulau-pulau di Filipina tengah dan Luzon selatan, beberapa hari setelah topan super menghantam wilayah utara.

    Kegiatan belajar mengajar dan kegiatan pemerintahan di banyak wilayah negara itu, termasuk di Metro Manila, dihentikan sementara menjelang Badai Tropis Bualoi.

    Badai ini melanda hanya beberapa hari setelah Topan Super Ragasa meninggalkan jejak kerusakan di Filipina utara, menewaskan 14 orang sebelum menimbulkan malapetaka di Taiwan, dengan 15 orang tewas.

    Badai terbaru menerjang Samar Timur di Filipina tengah sebelum melintasi Masbate dan menyapu wilayah Bicol di Luzon selatan.

    Para pejabat bencana mengatakan tiga korban tewas berada di Provinsi Masbate.

    Satu orang tertimpa pohon tumbang, satu lagi tenggelam, sementara yang ketiga tewas tertimpa tembok runtuh.

    Gubernur Masbate, Antonio Kho, dalam jumpa pers, meminta bantuan segera dari pemerintah pusat, dengan alasan kebutuhan mendesak untuk membersihkan puing-puing, memulihkan listrik, dan membuka kembali pelabuhan agar bantuan dapat disalurkan.

    Di wilayah lain di Luzon Selatan, pejabat setempat melaporkan hujan lebat dan angin kencang, pemadaman listrik, serta kerusakan tanaman dan infrastruktur.

    Menjelang Bualoi yang disebut Opong oleh penduduk setempat, ratusan ribu orang dievakuasi terlebih dahulu, termasuk warga Manila, JC Borromeo, yang tinggal di pusat evakuasi bersama ketiga anaknya.

    “Kami tinggal di dekat sungai dan akan sulit jika airnya naik,” ujarnya sambil menggendong bayinya dilansir Reuters, Jumat, 26 September.

    Bualoi, dengan kecepatan angin maksimum 110 km/jam dan hembusan angin yang mencapai 135 km/jam, diperkirakan akan kembali menguat menjadi topan saat bergerak menuju Vietnam.

    Pemerintah Vietnam mengatakan badai yang bergerak cepat itu akan menghantam pantai utara dan tengah negara itu pada hari Senin, memicu hujan deras dari 28 September hingga 30 September.

    “Hujan deras dapat menyebabkan banjir parah di daerah dataran rendah, serta kawasan perkotaan dan industri,” kata badan meteorologi nasional pada Jumat.