Topik: Banjir

  • Panglima Militer Filipina Tolak Seruan Gulingkan Presiden Marcos

    Panglima Militer Filipina Tolak Seruan Gulingkan Presiden Marcos

    Manila

    Panglima militer Filipina, Jenderal Romeo Brawner, mengungkapkan bahwa dirinya menolak seruan agar Angkatan Bersenjata menggulingkan Presiden Ferdinand Marcos Jr, ketika Manila diguncang rentetan unjuk rasa, bulan lalu untuk memprotes korupsi pemerintah.

    Brawner, seperti dilansir AFP, Jumat (3/10/2025), mengatakan bahwa sejumlah pensiunan perwira militer Filipina menghubungi dirinya dan beberapa perwira militer yang lebih muda, namun seruan mereka ditolak.

    Langkah tersebut diambil ketika Manila bersiap menghadapi aksi protes antikorupsi besar-besaran pada 21 September lalu, yang dipicu oleh skandal korupsi terkait proyek-proyek pengendalian banjir yang fiktif, yang diyakini merugikan negara miliaran dolar Amerika.

    Dalam unjuk rasa yang marak bulan lalu, sebut Brawner, “ada poster dan pidato yang menyerukan Angkatan Bersenjata Filipina untuk memimpin”.

    “Beberapa dari mereka mengatakan bahwa mungkin kami harus menarik dukungan kami untuk presiden,” kata Brawner saat berbicara dalam sebuah forum media.

    Dia menyebut ada “beberapa seruan agar kami melakukan intervensi, dan faktanya ada beberapa perekrutan, bisa dibilang, sangat disayangkan beberapa dari mereka merupakan pensiunan perwira”.

    Pihak-pihak yang berupaya merencanakan penggulingan itu, menurut Brawner, “berusaha menghubungi para perwira muda, berusaha menghubungi para komandan kami, bahkan menghubungi saya, dan meyakinkan kami untuk intervensi”.

    Dikatakan oleh Brawner bahwa mereka mengusulkan “kudeta, junta militer, demi mengatur ulang seluruh masyarakat Filipina, atau menarik dukungan kami — jadi beberapa bentuk intervensi militer”.

    Pada satu momen, kata Brawner, dirinya dan “staf tempur” militernya bahkan bertemu sekelompok pensiunan perwira militer yang dipimpin oleh mantan jenderal Romei Poquiz — pengkritik vokal Marcos — yang menyampaikan keluhan mereka, terutama soal dugaan korupsi dalam pemerintahan.

    Brawner juga mengatakan bahwa beberapa dari mereka yang mendorong intervensi militer bersikeras menyebut “orang lain pantas menjadi presiden, tetapi mereka tidak menyebutkan siapa orang itu”.

    Kepada Poquiz dan kelompoknya, Brawner menegaskan bahwa institusi militer “solid” dalam mendukung Konstitusi Filipina. “Kami sangat jelas dalam mandat kami,” tegasnya.

    Ditambahkan Brawner bahwa dirinya telah memberikan Marcos Jr soal persekongkolan dan perekrutan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Bos KS Wanti-Wanti Banjir Baja China Bakal Makin Parah, BMAD Tak Cukup

    Bos KS Wanti-Wanti Banjir Baja China Bakal Makin Parah, BMAD Tak Cukup

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri baja nasional menghadapi ancaman serius dari lonjakan impor, khususnya dari China. Skala produksi yang sangat besar, ditambah tekanan ekonomi dan kebijakan dagang dari negara maju, membuat produsen baja China agresif mencari pasar baru.

    Akibatnya, menurut Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Akbar Djohan, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling rentan akibat lemahnya perlindungan industri dalam negeri. Mekanisme bea masuk antidumping (BMAD) disebutnya tak cukup melindungi industri nasional.

    “Kita harus lihat dulu situasi industri di China. China ini, industrinya, bahkan ekonominya unstoppable. Artinya, dengan kapasitas skala ekonominya yang luar biasa, sampai 1,3 miliar ton per tahun, sedangkan kita nasional kurang daripada 18 juta ton per tahun, tentu tidak apple to apple,” ujar Akbar dalam keterangannya.

    Ia menjelaskan, kondisi ekonomi China yang sedang mengalami perlambatan, ditambah tekanan dari kebijakan tarif Amerika Serikat di era Trump, mendorong eksportir baja Negeri Tirai Bambu untuk mencari pasar alternatif di kawasan Asia Tenggara.

    “Lalu bagaimana situasi penurunan ekonomi di China, lalu ditambah tarif Trump, 19 persen resiprokal plus 50 persen additional tax, tentu memberikan peluang bagi pasar budget China untuk mencari market baru di Asia Tenggara. Salah satu negara yang paling lemah proteksinya di Asia Tenggara adalah Indonesia,” katanya.

    Akbar mengingatkan kondisi ini bisa menyebabkan banjir impor baja secara besar-besaran ke pasar domestik. Dengan skala produksi dan efisiensi biaya yang jauh berbeda, harga produk baja impor menjadi tidak sebanding dengan produk lokal, membuat industri dalam negeri kesulitan bersaing.

    “Sehingga akan sangat masif banjirnya impor masuk ke Indonesia, dengan skala sangat masif, sangat besar, tentu HPP-nya ini di luar daripada kemampuan industri domestik untuk compete. Kurang lebih sekitar 16 persen harga yang ada di domestik,” ungkapnya.

    Meski Indonesia sudah memiliki instrumen perlindungan seperti bea masuk anti-dumping, Akbar menilai upaya ini belum cukup efektif. Selain karena besarnya selisih harga, proses administratif untuk menerapkan kebijakan tersebut dinilai terlalu lambat dan tidak responsif terhadap kondisi di lapangan.

    “Karena mereka, kalau toh kita melakukan proteksi berupa biaya masuk anti-dumping, ternyata ini tidak cukup. Tidak cukup instrumen ini. Masih banyak instrumen-instrumen lain yang bisa kita lakukan,” tegasnya.

    Ia juga menyoroti birokrasi lintas kementerian dan lembaga yang memperlambat pemberlakuan kebijakan perlindungan. Proses pengajuan hingga implementasi bea masuk anti-dumping bisa memakan waktu hingga dua tahun, waktu yang dianggap terlalu lama bagi industri yang sedang berjuang bertahan.

    “Yang mengatur biaya masuk anti-dumping ini tentu lintas KL, lintas kementerian dan lembaga. Pendaftaran administratifnya juga sampai pemberlakuan itu sangat lama. Satu setengah tahun sampai dua tahun, sampai diberlakukannya biaya masuk anti-dumping. Kalau rentang waktu sampai dua tahun, tentu pabriknya sudah mati, sudah tutup,” jelasnya.

    Oleh karena itu, Akbar mendorong adanya mekanisme percepatan melalui kebijakan sementara, yang bisa melindungi industri domestik sambil menunggu proses administrasi rampung.

    “Nah ini yang kita perlu percepatan kepada pemerintah untuk pay attention. Biaya masuk anti-dumping itu ada mekanisme temporary, ada mekanisme sementara. Sehingga paling tidak enam bulan sambil itu berproses, sambil melakukan percepatan administratif, ini sudah terproteksi industri dalam negeri kita daripada serbuan baja dari China tadi maupun dari negara lain,” ujarnya.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sambut Musim Hujan, DLH Jatim Pimpin Aksi Bersih Sungai di Perbatasan Surabaya-Sidoarjo

    Sambut Musim Hujan, DLH Jatim Pimpin Aksi Bersih Sungai di Perbatasan Surabaya-Sidoarjo

    ​Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kembali menggelar aksi bersih-bersih di Sungai Afvoer Kemambang, yang merupakan batas wilayah Surabaya dan Sidoarjo, tepat di belakang kantor DLH Jatim, Jumat (3/10/2025).

    ​Aksi ini melibatkan sinergi dari berbagai pihak, termasuk sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jatim, DLH Kota Surabaya dan Sidoarjo, TNI, Mahasiswa Universitas Sunan Giri (Unsuri), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, aktivis sungai, dan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup.

    ​Plt. Kepala DLH Jatim, Nurkholis, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan World Clean up Day (WCD) 2025. Fokus utama kali ini adalah membersihkan sungai sepanjang kurang lebih 1 hingga 1,5 kilometer yang tertutup eceng gondok dan rumput.

    ​”Kegiatan bersih-bersih sungai ini penting dilakukan menjelang musim hujan. Eceng gondok menghalangi saluran air sehingga perlu dibersihkan,” kata Nurkholis.

    ​Nurkholis berharap aksi ini dapat menjadikan sungai di perbatasan tersebut bersih dari sampah dan eceng gondok, sehingga mencegah terjadinya banjir saat musim hujan tiba.
    ​Ia juga menekankan pentingnya kesadaran kolektif.

    “Tiada hari tanpa bersih-bersih sungai. Ingat sungai itu milik bersama dan perlu kita jaga kebersihannya agar tetap bersih,” harapnya.

    ​Setelah membersihkan Afvoer Kemambang, DLH Jatim telah merencanakan kegiatan susulan yang lebih besar. “Kami akan kembali membersihkan sungai pada 18 Oktober 2025, yaitu susur sungai Surabaya dengan start di Waru Gunung dan melibatkan personel yang lebih besar lagi,” tambahnya.

    ​Kepala Badan Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup (BPLH/KLH), Eduward Hutapea, mengapresiasi langkah DLH Jatim. Ia menilai sinergi yang melibatkan komunitas, mahasiswa, TNI, dan Pemkot/Pemkab adalah langkah positif dalam rangkaian WCD 2025.

    ​Eduward berharap kegiatan bersih-bersih sungai ini dapat dicontoh kota-kota lain di Indonesia. “Kegiatan seperti di Surabaya dan Sidoarjo ini bisa diikuti oleh kota-kota lain di Indonesia secara rutinitas. Sehingga saat musim penghujan, permasalahan sungai menjadi bersih dan air tidak meluap atau banjir ke jalan,” pungkasnya. [tok/beq]

  • Menko PMK Ajak Masyarakat Cegah Bencana Mulai dari Langkah Sederhana

    Menko PMK Ajak Masyarakat Cegah Bencana Mulai dari Langkah Sederhana

    Mojokerto (beritajatim.com) – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk aktif mencegah bencana dengan langkah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Pesan itu ia sampaikan saat menghadiri malam puncak Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025 di Lapangan Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Kamis (2/10/2025).

    Dalam sambutannya, Pratikno menegaskan bahwa pengurangan risiko bencana bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh masyarakat.

    “Mari kita sama-sama cegah bencana, mulai dari hal yang sederhana. Jangan buang sampah sembarangan, jaga kebersihan sungai, jangan merambah hingga mempersempit aliran sungai. Hal-hal kecil seperti ini sangat berpengaruh dalam mengurangi risiko bencana,” ungkap mantan Menteri Sekretaris Negara itu.

    Pratikno menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang menimpa santri Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Ia bersama jajaran pemerintah sejak Kamis pagi hingga siang turut mengawal proses pencarian dan penyelamatan korban.

    “Ada yang berhasil diselamatkan, tapi ada juga yang belum. Mohon doanya agar semua bisa kita selamatkan dengan korban sesedikit mungkin. Dan mari kita jaga bersama agar bencana semacam ini tidak terulang kembali. Setiap tahun Indonesia menghadapi lebih dari 3.500 kasus bencana. Bencana seperti gempa bumi memang tidak bisa diprediksi,” katanya.

    Ia menambahkan, meski gempa sulit diperkirakan, bencana hidrometeorologi seperti banjir dapat diantisipasi. Karena itu, ia memberikan apresiasi kepada BNPB, Basarnas, TNI, Polri, serta pemerintah daerah yang selalu sigap dalam tanggap darurat. Pratikno juga mendorong peran rumah ibadah dan lembaga pendidikan keagamaan dalam edukasi kebencanaan.

    “Rumah ibadah, pesantren, madrasah, mushola, masjid bisa dijadikan pusat sosialisasi dan tempat pengungsian sementara ketika bencana terjadi. Peran para kyai, nyai, dan tokoh agama sangat penting membangun masyarakat tangguh,” tambahnya.

    Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang hadir mewakili Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan BNPB yang memilih Jawa Timur sebagai tuan rumah PRB 2025. Ia menyebut Jawa Timur merupakan daerah dengan risiko bencana tinggi, namun indeks risikonya berhasil diturunkan signifikan dari 137,88 pada 2019 menjadi 95,75 pada 2024.

    “Hal ini berkat kolaborasi pemerintah daerah dan masyarakat yang semakin tangguh menghadapi bencana,” ujarnya.

    Pada kesempatan itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyerahkan penghargaan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas dedikasi dalam upaya pengurangan risiko bencana. Ia juga menyerahkan pataka PRB kepada Pemprov Banten yang akan menjadi tuan rumah Peringatan Bulan PRB 2026.

    Malam puncak PRB 2025 berlangsung khidmat dengan lantunan syair dan dakwah dari Opic, Gus Kautsar, Gus Hafidz, serta grup hadrah Syubbanul Muslimin. Acara turut dihadiri jajaran pejabat daerah, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Sekretaris Umum BNPB Rustian, Anggota Komisi VIII DPR RI Sri Wulan, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, Sekretaris BPBD Jatim Andhika Nurrahmad Sudigda, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Rizal Octavian, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Wakil Wali Kota Mojokerto Rachman Sidharta Arisandi, serta Forkopimda Kabupaten Mojokerto.

  • Proyek Balai Besar Sungai Rp4 Miliar Mangkrak, Warga Desa Sonowangi Malang Ancam Bongkar Paksa

    Proyek Balai Besar Sungai Rp4 Miliar Mangkrak, Warga Desa Sonowangi Malang Ancam Bongkar Paksa

    Malang (beritajatim.com) – Warga Desa Sonowangi, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, resah akibat mangkraknya pembangunan proyek penyediaan air baku dari Sumber Daya Air Balai Besar Sungai Brantas, Provinsi Jawa Timur, sejak tahun 2023 lalu.

    Kepala Desa Sonowangi, Yadiono menerangkan, pembangunan proyek tersebut dimulai pada tahun 2022 dan selesai tahun 2023. Namun proyek yang seharusnya dimanfaatkan sebagai bahan baku air bersih untuk kebutuhan masyarakat hingga kini tidak berkelanjutan.

    Dijelaskan Yadiono, alokasi dana pembangunan proyek itu mencapai lebih dari Rp4 miliar. Ironisnya, akibat proyek mangkrak, petani sekitar dirugikan karena pekerjaan belum dinyatakan selesai. Jika sewaktu-waktu terjadi banjir, air bisa meluap ke areal pertanian milik warga.

    “Jika terlalu lama proyek itu tidak ditindak lanjuti, kami khawatir dibongkar paksa oleh warga khususnya mereka yang kena dampak luapan air,” tegas Yadiono, Kamis (2/10/2025).

    Mangkraknya proyek tersebut juga menimbulkan beban moral bagi kepala desa. Warga kerap menanyakan kapan air bersih bisa segera dinikmati.

    Menurut Yadiono, kebutuhan air di Desa Sonowangi masih kurang. Untuk memenuhi kebutuhan air minum, Pemdes Sonowangi saat ini mengandalkan program PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).

    “Kami menunggu terealisasinya proyek penyediaan air baku ini seperti yang dijanjikan oleh pihak pelaksana proyek,” imbuhnya.

    Yadiono menambahkan, dirinya sudah menyampaikan persoalan ini kepada Bupati Malang HM Sanusi serta beberapa anggota dewan.

    “Pak Bupati minta agar proyek ini ditindak lanjuti. Siapa yang menerima program tersebut, dari Provinsi Jawa Timur atau dari Pemerintah pusat. Tetapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” tuturnya.

    Tak berhenti di situ, Yadiono juga berencana mendatangi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Sumber Daya Air Balai Besar Sumber Daya Air di Surabaya.

    “Saya mau minta pertanggung jawaban pihak yang punya program proyek baku air itu. Dengan harapan, agar proyek di Desa Sonowangi ini benar-benar bermanfaat seperti yang pernah dijanjikan kepada masyarakat,” pungkasnya. [yog/ian]

  • Koster Serahkan Rp 571 Juta Hasil Donasi ASN untuk Korban Banjir Tabanan dan Jembrana
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        2 Oktober 2025

    Koster Serahkan Rp 571 Juta Hasil Donasi ASN untuk Korban Banjir Tabanan dan Jembrana Denpasar 2 Oktober 2025

    Koster Serahkan Rp 571 Juta Hasil Donasi ASN untuk Korban Banjir Tabanan dan Jembrana
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Gubernur Bali I Wayan Koster menyerahkan bantuan untuk korban bencana banjir di Kabupaten Tabanan dan Jembrana. Total dana yang disalurkan senilai Rp 1.001.800.000.
    Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 571.827.926 berasal dari dana gotong royong atau donasi aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Bali. Sementara sisanya disebut dari masyakarat.
    Penyerahan bantuan dilakukan di Gedung Maria, Kabupaten Tabanan, Kamis (2/10/2025).
    Korban banjir di Kabupaten Jembrana, menerima total bantuan Rp 497.800.000.
    Dari jumlah tersebut, Rp 210.500.000 untuk perbaikan rumah rusak ringan, sedang, dan berat.
    Lalu Rp 192.300.000 dialokasikan guna perbaikan tempat peribadatan. Selain itu, untuk santunan penguatan ekonomi sebesar Rp 95 juta.
    Sementara korban banjir di wilayah Tabanan mendapat bantuan sebesar Rp 504 juta. Sebanyak Rp 419 juta dialokasikan untuk perumahan dan Rp 85 juta untuk tempat ibadah.
    Koster menjelaskan ada enam kabupaten/kota terdampak banjir pada 10 September 2025 yakni Denpasar, Badung, Gianyar, Klungkung, Jembrana, dan Tabanan.
    “Yang meninggal, 12 orang di Denpasar, tiga orang di Gianyar, satu orang di Badung dan dua korban di Jembrana,” ungkapnya.
    Koster menyebut khusus untuk korban jiwa, semuanya telah mendapat santunan dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
    “Dari pusat Rp 15 juta, provinsi Rp 15 juta, dan khusus untuk Kota Denpasar, warga juga mendapat santunan Rp 15 juta. Semua sudah disalurkan,” tambah dia.
    Selain Denpasar, Tabanan, dan Jembrana, korban dari Kabupaten Klungkung dan Bangli juga menyampaikan permohonan bantuan.
    Sesuai dengan dana yang masuk, Bangli mengajukan permohonan bantuan Rp 58 juta dan Klungkung Rp 533,6 juta.
    “Klungkung dan Bangli akan kita salurkan dalam waktu dekat. Sementara Gianyar dan Badung bisa menyelesaikan sendiri,” ujar Koster.
    Guna memitigasi banjir, Pemerintah Provinsi Bali melakukan mitigasi daerah aliran sungai (DAS) melalui kegiatan normalisasi dan melakukan audit dari hulu hingga hilir.
    “Di mana terjadi pendangkalan, kita keruk. Kemudian kalau gundul, kita tanami kembali. Untuk rumah di bantaran sungai, kita lakukan pendekatan.”
    “Karena banjir ini terjadi hampir setiap musim hujan dan yang terbesar itu memang tanggal 10 September,” terangnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Risiko geologi jadi penilaian utama premi asuransi bagi UMKM

    Risiko geologi jadi penilaian utama premi asuransi bagi UMKM

    Jakarta (ANTARA) – Direktur & Chief Technical Officer PT Asuransi Allianz Utama Indonesia Ignatius Hendrawan menyatakan faktor risiko geologi atau geohazard dan lokasi usaha menjadi pertimbangan utama dalam menentukan nilai premi asuransi untuk melindungi pelaku UMKM dari risiko bencana.

    Ia mengatakan salah satu produk asuransi yang dapat memberikan proteksi kepada para pelaku UMKM dari dampak bencana adalah asuransi properti dan asuransi harta benda.

    “Kemudian juga sifat usaha yang dilakukan oleh tertanggung. Kemudian, itu termasuk juga bahan-bahan yang dipakai untuk proses produksi,” ujar Ignatius dalam webinar Media Workshop Allianz Indonesia yang diikuti dari Jakarta, Kamis.

    Selain itu, ia menuturkan tambahan perlindungan (additional peril), seperti proteksi dari dampak banjir, kerusuhan, atau kerusakan mesin juga masuk dalam perhitungan premi, sehingga polis dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat risiko masing-masing usaha.

    Ia mengatakan pihaknya memiliki pricing tool (sistem penetapan harga) yang digunakan untuk menghitung premi secara teknis sesuai tingkat risiko masing-masing nasabah.

    Meskipun demikian, perseroan memahami kondisi UMKM di tengah perekonomian domestik dan global yang menantang saat ini, sehingga Allianz Indonesia menyediakan alternatif bagi nasabah yang merasa tidak mampu membayar premi yang telah ditetapkan.

    “Pengenaan premi yang sifatnya mungkin lebih ringan dapat dilakukan oleh (perusahaan) asuransi, tapi dalam hal penggantian (pembayaran klaim) bisa dapat dilakukan dalam mekanisme allowance atau santunan,” kata Ignatius.

    Pihaknya juga menawarkan layanan klaim yang fleksibel, termasuk program fast track bagi para nasabah yang terdampak bencana dengan skala yang besar.

    Mekanisme ini memungkinkan penilaian kerugian dilakukan langsung di lokasi oleh loss adjuster (penilai kerugian yang menjadi klaim asuransi), sehingga klaim dapat diselesaikan lebih cepat.

    “Jadi ini merupakan pilihan yang diberikan kepada tertanggung dalam hal tertanggung ingin menyelesaikan klaimnya secara cepat,” ucapnya.

    Selain itu, Ignatius menyampaikan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan restoration company (perusahaan restorasi) maupun forensic accountant (akuntan profesional yang dapat melakukan analisis untuk mengungkap penipuan, penyimpangan, atau kegiatan ilegal lainnya) dalam klaim yang melibatkan kerusakan mesin atau gangguan bisnis (business interruption).

    Hal ini penting untuk menghitung potensi kerugian akibat terhentinya aktivitas usaha, termasuk bila mesin pengganti harus diimpor dan membutuhkan waktu berbulan-bulan.

    “Dengan pendekatan komprehensif ini, kami berharap UMKM semakin sadar bahwa asuransi bukan hanya soal ganti rugi, tetapi juga instrumen mitigasi risiko agar bisnis tetap berkelanjutan,” imbuh Ignatius.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • MAIPARK: Kurang dari 0,1 persen rumah di RI miliki asuransi bencana

    MAIPARK: Kurang dari 0,1 persen rumah di RI miliki asuransi bencana

    Nilai ini menggambarkan bagaimana penetrasi pelindungan akibat gempa melalui mitigasi asuransi itu masih rendah

    Jakarta (ANTARA) – Strategic Planning & Risk Management Group Head PT Reasuransi MAIPARK Indonesia Ruben Damanik menyatakan terdapat kurang dari 0,1 persen rumah tinggal di Indonesia yang diasuransikan sebagai upaya proteksi terhadap dampak bencana.

    Menurut data yang dihimpun pihaknya, ia menuturkan hanya 36 ribu rumah dari total 64 juta rumah di Indonesia yang diasuransikan pada 2023.

    “Nilai ini menggambarkan bagaimana penetrasi pelindungan akibat gempa melalui mitigasi asuransi itu masih rendah,” kata Ruben Damanik dalam webinar Media Workshop Allianz Indonesia yang diikuti di Jakarta, Kamis.

    Ruben mengatakan rendahnya inklusi asuransi tersebut menimbulkan kesenjangan besar antara total kerugian ekonomi akibat bencana dengan nilai kerugian yang dijamin asuransi, tidak hanya terkait kerusakan properti, tapi juga dampak kerusakan lainnya.

    Ia mencontohkan, saat terjadi gempa dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004, kerugian ekonomi mencapai Rp41,4 triliun, sementara nilai kerugian yang diasuransikan hanya Rp650 miliar. Dengan demikian, rasio aset yang dilindungi asuransi hanya sekitar 1,6 persen.

    Bahkan hampir 20 tahun kemudian, tren serupa juga masih terjadi. Terdapat sekitar 530 ribu rumah yang rusak akibat gempa di Cianjur, Jawa Barat, pada 21 November 2022, tapi hanya seribu unit yang tercatat memiliki asuransi.

    Bencana tersebut juga memiliki rasio perlindungan asuransi yang rendah, yakni sekitar 1,2 persen, dengan total kerugian senilai Rp4 triliun dan nilai kerugian yang diasuransikan hanya Rp50 miliar.

    Ruben menyatakan kondisi tersebut menunjukkan masih rendahnya literasi dan kesadaran masyarakat terkait mitigasi risiko bencana melalui asuransi.

    Padahal, mengacu pada data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah rawan bencana, mulai dari banjir, cuaca ekstrem, hingga gempa bumi yang memiliki frekuensi tinggi.

    Ia pun mendorong perlunya pendekatan mitigasi risiko yang terukur melalui kesiapan masyarakat agar kerugian akibat bencana dapat diminimalkan.

    “Mitigasi harus disesuaikan dengan jenis bencananya. Untuk banjir, bisa dengan membangun bendungan atau meninggikan rumah. Namun untuk gempa, solusinya lain, seperti memperkuat struktur bangunan, memahami zona rawan, hingga melakukan simulasi evakuasi. Dan tentu, asuransi menjadi instrumen penting untuk membantu pemulihan pascabencana,” jelasnya.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Puan: Pemerintah wajib laksanakan rekomendasi raker dengan DPR

    Puan: Pemerintah wajib laksanakan rekomendasi raker dengan DPR

    Pemerintah memiliki kewajiban untuk melaksanakan setiap rekomendasi dari rapat kerja dengan DPR RI

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani mengatakan pemerintah wajib melaksanakan rekomendasi dari hasil rapat kerja (raker) dengan parlemen.

    “Pemerintah memiliki kewajiban untuk melaksanakan setiap rekomendasi dari rapat kerja dengan DPR RI,” kata Puan dalam pidato Penutupan Persidangan I Tahun Sidang 2025–2026 DPR di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis.

    Puan menyampaikan penegasan itu setelah mengungkap evaluasi yang dilaksanakan legislator. Ia mengatakan DPR memiliki fungsi pengawasan yang diarahkan pada berbagai persoalan di masyarakat.

    Persoalan yang dimaksud Puan, antara lain, perlindungan dan jaminan sosial bagi pekerja transportasi online, penanganan kejadian luar biasa penyakit campak, mitigasi dan penanganan bencana alam banjir dan longsor di sejumlah daerah.

    Selain itu, dia juga mengungkap DPR telah melakukan pengawasan pada evaluasi permasalahan haji dengan dana talangan serta pembentukan satuan tugas judi daring (online).

    “[Kemudian] penyelesaian konflik agraria, penguatan ekonomi rakyat melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu bagi UMKM, kelangkaan BBM pada SPBU swasta dan kenaikan harga beras, evaluasi program Makan Bergizi Gratis,” Puan menambahkan.

    Penerapan kebijakan paket stimulus ekonomi untuk mendorong pertumbuhan dan daya beli masyarakat serta penempatan uang negara pada bank umum untuk memperkuat likuiditas dan peran intermediasi perbankan juga turut diawasi oleh DPR.

    Dia menyebut berbagai persoalan tersebut telah menjadi pembahasan DPR dalam berbagai kegiatan alat kelengkapan dewan, termasuk rapat kerja di komisi-komisi terkait bersama pemerintah.

    Oleh sebab itu, Puan mengingatkan agar pemerintah menindaklanjuti hasil rekomendasi dalam rapat-rapat kerja di DPR.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Puan Maharani Jelaskan DPR Sudah Jalankan Fungsi Pengawasan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Oktober 2025

    Puan Maharani Jelaskan DPR Sudah Jalankan Fungsi Pengawasan Nasional 2 Oktober 2025

    Puan Maharani Jelaskan DPR Sudah Jalankan Fungsi Pengawasan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa DPR RI sudah memberikan atensi terkait sejumlah persoalan yang ada di tengah masyarakat.
    Hal ini disampaikan lewat pidato dalam penutupan Rapat Paripurna ke-6 Masa Sidang I Tahun 2025-2026 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
    “Fungsi pengawasan DPR RI diarahkan pada berbagai persoalan yang muncul di tengah masyarakat,” kata Puan dalam pidatonya.
    Puan pun memaparkan beberapa isu yang sudah diatensi DPR RI.
    Beberapa di antaranya adalah soal perlindungan ojek online (ojol) hingga evaluasi Makan Bergizi Gratis (MBG).
    “Pelindungan dan jaminan sosial bagi pekerja transportasi online,” ucapnya.
    Selain itu, DPR RI juga memberikan atensi soal penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit campak, mitigasi, dan penanganan bencana alam banjir serta longsor di sejumlah daerah.
    “Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG),” imbuh Puan.
    Kemudian, DPR juga menyorot soal evaluasi permasalahan haji dengan dana talangan, pembentukan Satgas Judi Online, dan penyelesaian konflik agraria.
    Lalu, penguatan ekonomi rakyat melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu bagi UMKM, kelangkaan BBM pada SPBU swasta, dan kenaikan harga beras.

    DPR, menurutnya, menyorot soal penerapan kebijakan paket stimulus ekonomi untuk mendorong pertumbuhan dan daya beli masyarakat.
    “Penempatan uang negara pada bank umum untuk memperkuat likuiditas dan peran intermediasi perbankan,” ujarnya.
    Puan pun menegaskan, pemerintah berkewajiban melaksanakan rekomendasi dari DPR RI.
    “Pemerintah memiliki kewajiban untuk melaksanakan setiap rekomendasi dari Rapat Kerja dengan DPR RI,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.