Topik: Banjir

  • Tiga Kecamatan di Madiun Terdampak Hujan Angin, BPBD Lakukan Penanganan Cepat

    Tiga Kecamatan di Madiun Terdampak Hujan Angin, BPBD Lakukan Penanganan Cepat

    Madiun (beritajatim.com) – Hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, pada Jumat sore (17/10/2025), mengakibatkan kerusakan di sejumlah titik. Sejumlah rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan, sementara pohon tumbang menutup akses jalan di beberapa lokasi.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun melaporkan, peristiwa cuaca ekstrem ini berdampak pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Jiwan, Kecamatan Madiun, dan Kecamatan Sawahan.

    Sabtu pagi (18/10), tim gabungan dari BPBD, relawan, dan warga setempat melakukan pembersihan pohon tumbang dan membantu perbaikan sementara rumah yang terdampak. Selain itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusdalops PB telah diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pendataan dan penilaian kerusakan.

    “Penanganan langsung dilakukan di lokasi terdampak bersama unsur masyarakat agar proses evakuasi dan pemulihan bisa lebih cepat,” ujar Plt Kalaksa BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis, Sabtu (19/10).

    Berdasarkan hasil pendataan sementara, di Kecamatan Jiwan, satu pohon tumbang dilaporkan menutup akses jalan di Desa Kwangsen. Sementara di Kecamatan Madiun, kerusakan ringan terjadi pada beberapa rumah, masing-masing satu rumah di Desa Wayut, dua rumah di Desa Nglambangan, satu rumah di Kelurahan Nglames, dan satu rumah di Desa Bagi. Pohon tumbang juga ditemukan di ruas Jalan Raya Sendangrejo.

    Di Kecamatan Sawahan, tiga pohon tumbang dilaporkan di wilayah Desa Sidomulyo. Meski tidak ada korban jiwa, dampaknya cukup mengganggu aktivitas warga serta menimbulkan kerugian material.

    BPBD mengingatkan masyarakat agar tetap waspada, mengingat potensi cuaca ekstrem masih tinggi seiring peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. Intensitas hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

    “Kami terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi wilayah yang rawan bencana hidrometeorologi seperti pohon tumbang dan banjir,” tambah Boby.

    Hingga saat ini, proses pembersihan dan pendataan kerusakan masih terus berlangsung di lapangan. BPBD juga membuka layanan aduan cepat bagi warga yang terdampak cuaca ekstrem. (rbr/ian)

  • Pengguna WhatsApp Menjerit Banjir Spam dari Akun Bisnis, Meta Siapkan ‘Rem’

    Pengguna WhatsApp Menjerit Banjir Spam dari Akun Bisnis, Meta Siapkan ‘Rem’

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta.Inc, induk Whatsapp, bakal menerapkan kebijakan baru berupa pembatasan jumlah pesan yang dapat dikirim oleh pengguna maupun akun bisnis kepada kontak yang tidak merespons.

    Langkah ini diambil guna menekan penyebaran spam di platform tersebut, yang selama ini dikelukan oleh orang tidak dikenal.

    Techcrucnh melaporkan pada Sabtu (18/10/2025), Whatsapp yang awalnya merupakan platform komunikasi pribadi, kini telah berubah seiring hadirnya fitur grup, komunitas, dan kanal bisnis. 

    Perubahan ini membuat pengguna mengeluh karena kini menerima lebih banyak pesan yang kerap sulit diikuti. Pengguna tidak nyaman dibanjiri pesan dari nomor tak dikenal dan akun bisnis yang masuk tanpa diminta.

    Langkah Whatsapp

    Untuk mengatasi masalah tersebut, Whatsapp melakukan uji coba. Setiap pesan tak terbalas yang dikirim ke penerima akan dihitung dalam kuota bulanan.

    Sebagai contoh, jika seseorang mengirim tiga pesan ke nomor baru tanpa tanggapan, ketiganya masuk dalam hitungan kuota tersebut. Pesan tidak akan dihitung sebagai kuota apabila dibalas oleh penerima.

    WhatsApp belum mengungkap angka pasti batas pengiriman, karena perusahaan masih menguji beberapa skenario. Namun, jika seorang pengguna atau akun bisnis mendekati batas, sistem akan menampilkan peringatan berupa pop-up agar mereka dapat menghindari pemblokiran pengiriman pesan.

    Perusahaan menyampaikan bahwa uji coba pembatasan ini akan diterapkan di sejumlah negara dalam beberapa minggu ke depan.

    WhatsApp juga menegaskan bahwa pengguna biasa kemungkinan besar tidak akan terkena dampak kebijakan ini, karena pembatasan ditujukan untuk menindak akun yang mengirim pesan secara massal dan menimbulkan spam.

    Awal tahun ini, WhatsApp juga mulai menerapkan batas jumlah pesan siaran (broadcast) yang dapat dikirim oleh akun pengguna maupun bisnis. Uji coba ini kini diperluas ke lebih dari belasan negara, termasuk India yang menjadi salah satu pasar terbesar WhatsApp dengan lebih dari 500 juta pengguna.

  • BRIN Kasih Peringatan, Pembangunan IKN Bisa Terancam-Ini Penyebabnya

    BRIN Kasih Peringatan, Pembangunan IKN Bisa Terancam-Ini Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kandungan air di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) ternyata sangat minim. Hasil prediksi menunjukkan, presentase ketersediaan air di wilayah IKN dan sekitarnya adalah air tinggi/HW (0,51%), air vegetasi/VW (20,41%) dan non air/NW (79,08%).

    Hal itu terungkap dari hasil kajian ilmiah yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi (BRIN), menggunakan pendekatan artificial neural network (ANN).

    Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Laras Toersilowati mengatakan, hasil penelitian tersebut tidak hanya memiliki nilai akademis, tetapi juga bermanfaat secara praktis bagi perumusan kebijakan.

    Sebab, tegasnya, data satelit bukan hanya soal angka atau peta, tetapi juga dasar bagi pemerintah dalam membuat keputusan strategis agar pembangunan kota di Indonesia tetap berkelanjutan.

    “Betul (kondisi air di IKN kurang), karena air cuma 0,5%. Yang tersimpan di vegetasi 20%. Nah kalau vegetasi jadi bangunan, ketersediaan air berkurang lagi. Ya memang nggak cocok untuk hunian,” kata Laras kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (18/10/2025).

    “Ketersediaan air di IKN menjadi isu penting. Jika tidak diantisipasi sejak awal, pembangunan besar-besaran di wilayah tersebut dapat berhadapan dengan risiko krisis air,” tambahnya.

    Dijelaskan, kajian berbasis data satelit dengan metode ANN ini mencapai akurasi hingga 97,7%, sehingga dapat menjadi acuan awal bagi perencanaan pembangunan IKN. Dengan kondisi eksisting yang masih jauh dari ideal, pembangunan IKN menuntut strategi pengelolaan air yang komprehensif.

    “Ini adalah data awal yang bisa digunakan untuk menyusun strategi lebih lanjut. Riset berbasis satelit akan terus kami lanjutkan untuk memantau perkembangan 5-10 tahun ke depan,” ucapnya.

    “Kondisi saat ini memang kurang, tetapi masih bisa diperbaiki. Pertanyaannya tinggal bagaimana langkah konkretnya dan seberapa besar biaya yang bersedia dikeluarkan,” tegas Laras.

    Menurut Laras, kondisi geografis Kalimantan sebenarnya memiliki curah hujan yang cukup. Namun, air hujan banyak yang langsung hilang sebagai limpasan (runoff) karena minimnya vegetasi penyerap dan keterbatasan infrastruktur penampung air.

    “Saat terakhir ke IKN, terlihat sudah ada danau buatan. Namun, volumenya masih sangat kecil untuk menopang kebutuhan jangka panjang. Air permukaan memang sedikit sehingga harus ada strategi untuk memperbanyak cadangan melalui embung atau waduk kecil,” paparnya.

    Selain itu, karakteristik tanah, keberadaan rawa dan gambut, serta tingginya tingkat pembangunan lahan non-hijau memperbesar risiko kelangkaan air. Air gambut misalnya, sulit dimanfaatkan langsung sebagai air bersih tanpa proses pengolahan khusus.

    Karena itu, imbuh dia, pemerintah perlu mengadopsi konsep tata kelola kota yang ramah lingkungan. Salah satu langkah yang ia usulkan adalah pembangunan hutan kota di kawasan IKN.

    “Hutan kota berfungsi sebagai penyangga ekologi, penyerap air hujan, dan sekaligus meningkatkan kenyamanan termal. Saat ini kawasan masih terasa sangat gersang dan panas,” ujar Laras.

    Selain hutan kota, konsep sponge city juga dinilai relevan. Model ini bertujuan menjadikan kota mampu menyerap dan menyimpan air hujan secara alami melalui infrastruktur hijau, taman, area resapan, serta pengelolaan lahan yang tidak seluruhnya tertutup aspal dan beton.

    “Curah hujan di Kalimantan sebenarnya tinggi. Pertanyaannya, ke mana air itu pergi? Jika tidak dikelola, air hanya lewat sebagai banjir sesaat lalu hilang. Dengan teknik yang tepat, air bisa ditangkap, diserap, dan dimanfaatkan kembali,” ujarnya.

    Selain itu, pembangunan embung di berbagai titik juga mendesak. Embung berfungsi menampung air hujan sekaligus menjaga cadangan pada musim kemarau. Dalam jangka panjang, diperlukan pula sistem digitalisasi distribusi air agar penggunaannya lebih teratur dan efisien.

    Laras menekankan, upaya perbaikan ketersediaan air di IKN memerlukan kolaborasi lintas disiplin. Kajian hidrologi, konservasi lahan, serta pengelolaan infrastruktur air harus berjalan beriringan.

    “Ini bukan sekadar isu teknis, tapi menyangkut biaya besar yang harus dihitung secara matang. Pembangunan ibu kota tidak boleh hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga ekologi,” katanya.

    Ia juga menambahkan, edukasi masyarakat menjadi faktor penting dalam menjaga keberlanjutan.

    “Air bisa jadi rebutan jika tidak ada pengelolaan yang bijak. Kesadaran untuk menghemat dan tidak mencemari air harus dibangun sejak awal,” ucapnya.

    Hasil kajian BRIN ini belum sepenuhnya dikomunikasikan kepada Otorita IKN. Namun, Laras berharap media dapat menjadi saluran agar hasil riset sampai ke pengambil kebijakan.

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Angkot Hampir Terseret Arus Banjir di Depok, Polisi Imbau Putar Balik

    Angkot Hampir Terseret Arus Banjir di Depok, Polisi Imbau Putar Balik

    Depok

    Sebuah video memperlihatkan angkutan umum (angkot) hampir terseret arus banjir di Jalan Pitara, Depok. Polisi mengimbau pengendara untuk memutar balik kendaraannya.

    Dari video yang dilihat detikcom, Jumat (17/10/2025) terlihat arus banjir yang sangat deras di Jalan Pitara. Ada angkot berisi penumpang yang terjebak di tengah arus tersebut.

    Tampak warga berusaha mendorong angkot untuk menghindari arus. Beberapa pengendara masih nekat melintas di arus deras tersebut.

    Kasi Humas Polres Metro Depok Made Budi mengatakan Kapolsek Pancoran Mas AKP Hartono beserta jajaran sudah di lokasi. Polisi mengimbau kendaraan untuk putar balik.

    “Kapolsek beserta Pawas dan personil lantas sudah di lokasi. Mengimbau pengguna jalan untuk putar balik lewat jalan yang lainnya mengingat arus banjir cukup deras,” ujar Made saat dihubungi wartawan, Jumat (17/10).

    Per pukul 21.30 WIB, lalin masih belum bisa dilintasi imbas arus banjir yang cukup deras. Polisi masih berada di lokasi dan terus mengimbau pengendara putar balik.

    (isa/isa)

  • Pengendara Nekat Terobos Banjir di Jalan Pitara Raya Depok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Pengendara Nekat Terobos Banjir di Jalan Pitara Raya Depok Megapolitan 17 Oktober 2025

    Pengendara Nekat Terobos Banjir di Jalan Pitara Raya Depok
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Banjir menggenangi Jalan Pitara Raya, Kota Depok, Jumat (17/10/2025) malam, usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 18.00 hingga 19.00 WIB.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, air setinggi 20-30 sentimeter menutupi hampir seluruh badan jalan.
    Meski genangan cukup tinggi, sejumlah pengendara motor dan mobil terlihat tetap nekat menerobos banjir.
    Beberapa pengendara motor bahkan tampak kesulitan menjaga keseimbangan saat melintas di tengah arus air yang deras.
    Tak sedikit dari mereka yang akhirnya nyaris terjatuh karena genangan cukup kuat menahan laju kendaraan.
    Akibat kondisi ini, arus lalu lintas di Jalan Pitara Raya mengalami kemacetan panjang.
    Antrean kendaraan mengular dari SPBU Pertamina Pitara hingga Masjid Jami’ Baitul Ihsan. Sebagian pengendara akhirnya memilih menepi atau memutar arah mencari jalan alternatif.
    Warga sekitar, Iwan (bukan nama sebenarnya), mengatakan bahwa air mulai menggenangi jalan mulai sekitar pukul 18.00 WIB. Menurut Iwan, banjir terjadi karena air sungai yang meluap.
    “Meluapnya itu mulai keliatan sekitar jam enam lewat dikit, pas hujan lagi deres-deresnya,” ujar Iwan saat ditemui di lokasi, Jumat.
    Menurut Iwan, meski tak ada kendaraan yang mogok, sempat terjadi insiden kecil saat salah satu pengendara motor terjatuh karena melawan arus air.
    “Belum ada motor yang mogok, tapi tadi sempet ada motor CBR yang jatuh karena maksa lewat, airnya lumayan deras soalnya,” kata dia.
    Sementara itu, seorang pengendara motor bernama Dani (27) tetap memutuskan untuk menerobos banjir karena harus segera pulang ke rumah.
    “Tadi sudah keburu di tengah jalan, jadi ya terobos aja. Kalau muter jauh banget, bisa setengah jam lagi nyampenya,” kata Dani.
    Meski sempat waswas karena arus air cukup kuat, ia memilih melanjutkan perjalanan dengan kecepatan rendah.
    “Deg-degan juga sih, apalagi airnya kelihatan sampe nutup setengah ban. Tapi pelan-pelan aja, asal gas stabil,” ujar dia.
    Hingga pukul 21.35 WIB, genangan air di Jalan Pitara Raya masih belum surut sepenuhnya.
    Beberapa warga terlihat membantu mengatur arus lalu lintas agar kendaraan yang melintas tidak saling berhimpitan di tengah banjir.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hujan Deras, 2 RT di Jakarta Selatan Kebanjiran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Hujan Deras, 2 RT di Jakarta Selatan Kebanjiran Megapolitan 17 Oktober 2025

    Hujan Deras, 2 RT di Jakarta Selatan Kebanjiran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebanyak dua RT di Jakarta Selatan terendam banjir imbas hujan deras, Jumat (17/10/2025) malam.
    “BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di dua RT Jakarta Selatan,” ucap Kapusdatin Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi
    Kompas.com,
    Jumat malam.
    Kedua RT yang terendam banjir tersebut berada di Kelurahan Cilandak, Jakarta Selatan, dengan ketinggian air mencapai 40 sentimeter (cm).
    Penyebab banjir di dua RT itu karena curah hujan yang tinggi malam ini sehingga membuat pintu air Pesanggarahan mengalami peningkatan.
    “Hujan deras yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya sehingga menyebabkan kenaikan Pos Pesanggrahan waspada atau siaga tiga pada pukul 18.00 WIB, serta menyebabkan terjadinya beberapa genangan,” jelas Yohan.
    Berbagai upaya telah dilakukan BPBD Jakarta untuk membuat banjir di dua RT tersebut segera surut.
    “BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik,” ujar Yohan.
    BPBD menargetkan genangan di dua RT tersebut bisa surut dalam waktu cepat.
    Ia juga mengimbau kepada warga yang tinggal di wilayah rentan banjir bisa selalu waspada dan hati-hati.
    Apabila terjadi kondisi darurat, maka warga bisa segera menghubungi nomor telpon 112 untuk mendapat bantuan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Revitalisasi saluran air di Jalan Asem Baris Raya rampung

    Revitalisasi saluran air di Jalan Asem Baris Raya rampung

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan merampungkan revitalisasi saluran air di Jalan Asem Baris Raya, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet untuk mengatasi genangan akibat hujan di lokasi tersebut.

    “Selain kita tingkatkan fungsi saluran airnya, kita juga turut merapikan akses jalan yang terdampak pembangunan saluran air,” kata Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan, Junjung di Jakarta, Jumat.

    Junjung mengatakan, revitalisasi saluran air ini mulai dikerjakan sejak 17 April 2025 oleh pihak ketiga.

    Dia menjelaskan, revitalisasi saluran air dilakukan dengan pemasangan U-ditch 40 HD sepanjang kurang lebih 198 meter.

    U-ditch merupakan saluran air drainase berikut tutupnya terbuat dari beton pracetak yang berbentuk huruf U.

    Kemudian, U-ditch 60 HD sepanjang kurang lebih 1.589 meter, area saluran tertutup (box culvert) sekitar 73 meter serta perbaikan jalan sepanjang 1.232 meter.

    Ia berharap dengan adanya peningkatan infrastruktur tersebut, masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat yang signifikan.

    Sebab, kata dia, saluran kini lebih optimal dalam mengalirkan air, lingkungan menjadi lebih tertata dan terhindar dari genangan atau banjir.

    “Perbaikan jalan yang dilakukan juga menghadirkan kenyamanan dan kelancaran akses bagi warga yang beraktivitas di kawasan Jalan Asem Baris Raya,” katanya.

    Seorang warga setempat, Krisnadi mengapresiasi peningkatan fungsi saluran tersebut.

    Selain meningkatkan kualitas lingkungan, juga berdampak langsung pada kenyamanan mobilitas warga sehari-hari.

    “Sebelumnya kalau ada perbaikan saluran air jalannya jadi tidak mulus, namun sekarang, perbaikan selesai, jalan pun ikut rapi kembali,” katanya.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Galian berantakan di Kembangan, Sudin SDA Jakbar tegur pelaksana

    Galian berantakan di Kembangan, Sudin SDA Jakbar tegur pelaksana

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat menegur pelaksana proyek pekerjaan galian saluran air di Jalan Bojong Raya, Kembangan, lantaran berantakan dan meresahkan pengguna jalan.

    Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA), Purwanti Suryandari meminta agar pekerjaan galian dirapikan dan standar Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) diterapkan.

    “Saya sudah tegur penyedianya untuk dirapikan dan K3 dijalankan,” kata Purwanti saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

    Ia pun mengonfirmasi bahwa proyek tersebut merupakan galian untuk saluran air milik Suku Dinas (Sudin) SDA Jakarta Barat. Saluran itu digunakan untuk mencegah terjadinya banjir yang kerap melanda Jalan Bojong Raya.

    “Ini pembuatan saluran untuk menarik genangan di depan Kelurahan Rawa Buaya, akan dialirkan ke Jalan Arimbi terus masuk ke Jalan Rama. Di situ kita sedang buat pompa,” ujar Purwanti.

    Saat proyek dimulai, akses Jalan Bojong Raya di lokasi tersebut bakal ditutup. “Tapi mempertimbangkan akses masyarakat. Jadinya tetap dibuka,” kata dia.

    Proyek galian saluran air tersebut direncanakan selesai pada awal November 2025. “Tapi ini dimaksimalkan, akhir Oktober 2025 sudah selesai,” katanya.

    Sementara itu, Ketua RT setempat, Amsar (64) menyebutkan, pengerjaan proyek galian sudah berlangsung kurang lebih dua pekan.

    Dia juga mengonfirmasi ada sekitar delapan tiang utilitas yang sempat roboh saat proses penggalian menggunakan alat berat.

    “Kemarin itu kan digali pakai beko, nah saya enggak paham juga kenapa, tiba-tiba roboh aja, doyong. Banyak lah kemarin yang roboh itu,” kata Amsar di lokasi.

    Saat tiang-tiang tersebut roboh, menurut Amsar, listrik di sejumlah rumah kawasan RT 05 sempat terputus. Termasuk, kabel jaringan internet dan telepon yang turut terpasang di tiang tersebut.

    “Wah kemarin semuanya datang itu, WiFi, PLN, Telkom. Tapi enggak lama lah, kira-kira setengah hari sudah nyala lagi,” kata dia.

    Di lokasi, galian dimulai dari Jalan Bojong Raya menuju ke Jalan Arimbi Raya hingga ke Jalan Rama Raya.

    Titik galian dimulai di Jalan Bojong Raya, tepatnya di depan gedung kampus Stikes Kesosi, terbentang sejauh 180 meter hingga ke persimpangan menuju Jalan Arimbi.

    Kemudian, jalur galian berbelok ke kanan masuk ke Jalan Arimbi Raya dan memanjang lagi sejauh 200 meter hingga kawasan perumahan di Jalan Rama Raya.

    Gundukan tanah terlihat menumpuk di sisi Jalan Bojong Raya sebagai jalan utama yang dilalui warga untuk melintas.

    Akibatnya, terjadi penyempitan jalur dari seharusnya bisa dilewati dua mobil menjadi hanya satu mobil saja. Kemacetan pun terjadi saat dua mobil berpapasan dari arah yang berlawanan.

    Beberapa kali terlihat salah satu mobil harus mengalah dan mundur untuk mencari tempat menepi agar bisa memberikan jalur kepada mobil lain lewat secara bergantian.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jalan Margonda Depok Tergenang Banjir, Lalin Macet Panjang

    Jalan Margonda Depok Tergenang Banjir, Lalin Macet Panjang

    Kota Depok

    Jalan Raya Margonda Depok tergenang banjir. Kondisi lalu lintas di Jalan Raya Margonda pun macet parah.

    Petugas Satlantas Polres Metro Depok terjun menangani banjir di Jalan Raya Margonda. Petugas mencari penyebab utama banjir dan juga mengatur lalu lintas untuk mengurai kemacetan.

    Dilihat detikcom, Jumat (17/10/2025), dalam foto dan video yang diungggah di Instagram Satlantas Polres Metro Depok, @lantasrestrodepok, terlihat tinggi muka air lebih dari 30 cm bahkan tingginya mencapai lutut orang dewasa.

    “Satlantas Polres Metro Depok melakukan evakuasi genangan air di Jalan Raya Margonda,” kata Satlantas Polres Metro Depok.

    Tinggi muka air lebih dari 30 cm bahkan tingginya mencapai lutut orang dewasa. (dok Satlantas Polres Depok)

    Dalam video, terlihat ada sejumlah pengendara yang terpaksa mendorong sepeda motornya karena mogok ketika menerobos banjir. Terlihat juga ada motor yang masih menerobos jalan tergenang banjir.

    Petugas membawa tongkat lampu (stick light) untuk mengarahkan pengendara. Polisi lalu lintas (polantas) juga membersihkan sampah yang menyumbat air masuk drainase.

    Polantas membersihkan sampah yang menyumbat air masuk drainase Jalan Raya Margonda (dok Satlantas Polres Depok)

    Banjir di Jalan Raya Margonda terjadi setelah hujan deras mengguyur Depok sejak sore tadi. Hujan dilaporkan sudah reda.

    Sejumlah warganet juga melaporkan terjadinya kemacetan panjang di Jalan Raya Margonda. Kemacetan terjadi karena peningkatan volume kendaraan yang melintas ketika hujan mereda.

    (jbr/idn)

  • Pemkab Bondowoso Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Hidrometeorologi di Musim Hujan

    Pemkab Bondowoso Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Hidrometeorologi di Musim Hujan

    Bondowoso (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso memperkuat kesiapsiagaan lintas sektor menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di musim penghujan tahun ini. Langkah itu diwujudkan melalui Apel Kesiapsiagaan dan Gelar Peralatan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025, yang dipimpin langsung oleh Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid di Alun-alun Raden Bagus Assra, Jumat (17/10/2025).

    Apel tersebut diikuti oleh jajaran Forkopimda, kepala OPD, camat se-Kabupaten Bondowoso, unsur TNI, Polri, BPBD, relawan, dan masyarakat. Kegiatan ini menjadi simbol komitmen bersama dalam memperkuat koordinasi dan kesiapsiagaan seluruh unsur pemerintahan serta masyarakat menghadapi potensi bencana.

    Dalam arahannya, Bupati Hamid menegaskan bahwa secara geografis, Bondowoso termasuk daerah dengan tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

    “Bencana mungkin tidak bisa kita hindari, tetapi risikonya dapat kita kurangi melalui kesiapsiagaan, kedisiplinan, dan sinergi lintas sektor. Semangat gotong royong dan solidaritas menjadi kekuatan utama dalam menjaga keselamatan dan kemanusiaan di daerah kita,” tegas Bupati Hamid di hadapan peserta apel.

    Bupati Hamid menyampaikan empat langkah strategis utama Pemkab Bondowoso dalam upaya pengurangan risiko bencana. Pertama, pemetaan dan sosialisasi wilayah rawan bencana yang terus diperbarui, disertai edukasi mitigasi serta evakuasi agar masyarakat semakin tangguh menghadapi risiko. Kedua, koordinasi antarinstansi dan lintas sektor—terutama BPBD, TNI, Polri, OPD teknis, dan relawan—harus semakin terintegrasi dengan sistem komando yang cepat dan jelas.

    Ketiga, kesiapan sarana, prasarana, dan logistik di seluruh posko siaga harus dipastikan optimal agar mampu bergerak cepat saat terjadi bencana. Keempat, pembentukan budaya tanggap bencana perlu diperkuat melalui pelatihan dan simulasi rutin di tingkat masyarakat. Pemerintah menargetkan setiap desa memiliki kapasitas dasar dalam menghadapi bencana secara mandiri.

    “Bondowoso harus menjadi daerah yang tidak hanya tanggap, tapi juga tangguh dalam menghadapi ancaman bencana. Sinergi dan kesiapsiagaan kita hari ini adalah modal besar untuk melindungi masyarakat,” ujarnya.

    Bupati Hamid juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi unsur Pentahelix—pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media—dalam membangun Bondowoso yang tangguh dan berdaya hadapi bencana.

    Di akhir kegiatan, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam penanggulangan bencana, termasuk BPBD, TNI/Polri, relawan, dan masyarakat.

    “Terima kasih atas dedikasi dan pengabdian panjenengan semua yang selama ini menjaga Bondowoso dari berbagai ancaman bencana. Mari terus jaga semangat kebersamaan ini demi keselamatan dan kemanusiaan,” pungkasnya. [awi/beq]