Topik: Banjir

  • Ramai Air Aqua Disebut dari Sumur Bor Biasa, Peneliti BRIN Ungkap Faktanya

    Ramai Air Aqua Disebut dari Sumur Bor Biasa, Peneliti BRIN Ungkap Faktanya

    Jakarta

    Belakangan warganet ramai menyoroti sumber air Aqua pasca konten Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat mengunjungi pabrik perusahaan, viral di media sosial. Pasalnya, muncul anggapan sumber air didapat dari sumur bor biasa.

    Aqua mengklarifikasi bila sumber air yang dimaksud adalah ‘akuifer dalam’, memang apa sih maksudnya?

    Peneliti hidrologi dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rachmat Fajar Lubis menekankan sumber air di alam secara umum terbagi menjadi tiga, yakni air hujan, air permukaan, dan air tanah. Dari ketiganya, air tanah merupakan sumber utama bagi banyak perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK).

    “Air tanah sendiri ada dua karakter,” jelasnya, kepada detikcom Minggu (26/10/2025).

    “Ada yang disebut air tanah bebas, dan ada air tanah tertekan. Air tanah bebas adalah air tanah yang tekanannya sama dengan udara di sekitarnya, berada dekat permukaan, dan sering dikenal sebagai air tanah dangkal.”

    Air tanah bebas ini, lanjutnya, sangat dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah, kalau hujan bisa ikut meluap atau banjir, dan kalau kemarau ikut kering. Karena itu, masyarakat biasa umumnya menggunakan air jenis ini untuk sumur rumah tangga, terlebih pengambilannya mudah dan tidak terlalu dalam.

    Air Tanah Tertekan

    Berbeda dengan air tanah bebas, air tanah tertekan yang kemudian disebut akuifer dalam, memiliki tekanan lebih tinggi dari permukaan tanah dan dilindungi oleh lapisan kedap air di atasnya. Jenis air ini tidak mudah terpengaruh oleh musim maupun aktivitas di permukaan.

    “Air tanah tertekan bisa tetap mengalir meskipun kemarau panjang. Inilah yang menjelaskan mengapa sungai meski kemarau panjang, sungai-sungai tetap ada airnya,” lanjutnya.

    Namun, karena letaknya yang dalam dan terlindung, pengambilan air tanah tertekan harus melalui izin resmi dan dikenakan pajak air tanah, tidak bisa dilakukan sembarangan.

    Beralihnya Perusahaan AMDK

    Peneliti BRIN menjelaskan baik mata air maupun air tanah yang didapat dengan dibor sebenarnya bisa sama-sama mengambil air dari lapisan akuifer yang sama. Hanya saja, cara pengambilannya berbeda.

    “Sekarang, jika disurvei, hampir semua perusahaan AMDK memang menggunakan metode bor, meskipun lokasinya berdekatan dengan mata air,” katanya.

    “Tujuannya untuk menjaga kualitas air, terutama dari risiko kontaminasi bakteri. Salah satu kemajuan pemahaman yang paling pesat adalah terkait aspek mikrobiologis, khususnya bakteri. Jadi, meskipun mata air berasal langsung dari bawah permukaan tanah, potensi terpapar bakteri tetap ada. Misalnya, di sekitar mata air sering tumbuh lumut atau terdapat aktivitas biologis di tanah, yang secara alami mengandung berbagai jenis bakteri.”

    Menurutnya, penelitian menunjukkan mata air alami tetap berpotensi mengandung bakteri, terutama jika di sekitar lokasi banyak aktivitas manusia, hewan, atau vegetasi padat.

    Pemerintah pun, lanjutnya, mendorong penggunaan tersebut untuk menjaga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat.

    “Kualitas air adalah jaminan utama bagi konsumen. Perusahaan yang profesional biasanya memantau data mikrobiologi secara rutin antara air di mata air dan air hasil bor mereka,” ujarnya.

    Selain aspek teknis, Fajar juga menyinggung soal keadilan dalam pemanfaatan sumber daya air, terutama di tengah potensi bonus demografi, saat kebutuhan air meningkat akibat pertumbuhan penduduk.

    “Sekarang dengan kondisi bonus demografi seperti ini, apakah pantas satu perusahaan mengeksploitasi mata air sendirian? Tentu tidak. Air itu harus bisa diakses bersama,” tegasnya.

    Ia menambahkan, solusi terbaik adalah dengan memanfaatkan sumur bor di sekitar mata air, sehingga perusahaan tetap mendapat pasokan air berkualitas tanpa mengganggu sumber air yang digunakan masyarakat sekitar.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Aturan BPA di Indonesia, Jadi Tanggung Jawab Siapa?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • Warga Terdampak Cuaca Ekstrem di Kabupaten Bekasi Mencapai 304 Orang

    Warga Terdampak Cuaca Ekstrem di Kabupaten Bekasi Mencapai 304 Orang

    JAKARTA – Warga terdampak cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencapai 304 orang, sebagaimana dilaporkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Dalam laporan yang diterima Antara, di Jakarta, Jumat 24 Oktober Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan bahwa data yang diterima menyatakan 304 jiwa warga terdampak cuaca ekstrem yang terjadi sejak dua hari terakhir itu terdiri atas 169 keluarga.

    “Mereka tersebar di sembilan desa di Kabupaten Bekasi. Tidak ada laporan korban jiwa akibat insiden ini,” kata dia.

    Dia memastikan tim petugas gabungan di Kabupaten Bekasi sudah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk melakukan sejumlah penanganan darurat; mulai dari distribusi kebutuhan logistik makanan dan perlengkapan tambahan berupa terpal-tikar untuk alas tidur.

    BNPB belum melaporkan secara rinci berapa dan bagaimana dampak kerusakan rumah warga dan fasilitas publik imbas cuaca ekstrem yang terjadi Kamis (23/10).

    Meski demikian, menurut dia percepatan pemulihan dampak bencana bakal berlangsung secara beriringan dengan penanganan darurat yang dilakukan tim petugas gabungan di bawah koordinasi BPBD Kabupaten Bekasi.

    Dia menambahkan bahwa BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayah Provinsi Jawa Barat untuk menekan potensi bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi pada masa peralihan musim kemarau ke penghujan.

    Operasi OMC bertujuan mengatur dan mendistribusikan curah hujan agar tidak melampaui batas normal di wilayah padat penduduk dan rawan banjir. BNPB menggunakan pesawat Cessa Caravan 2028 PK-YNA dalam pelaksanaan operasi itu.

    “OMC dilakukan dengan total dua sorti dan 1.600 kilogram bahan semai,” kata dia.

  • Main Air Saat Banjir, Bocah 9 Tahun di Semarang Tewas Tenggelam
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 Oktober 2025

    Main Air Saat Banjir, Bocah 9 Tahun di Semarang Tewas Tenggelam Regional 25 Oktober 2025

    Main Air Saat Banjir, Bocah 9 Tahun di Semarang Tewas Tenggelam
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Keceriaan anak-anak bermain air di tengah banjir berubah menjadi duka mendalam bagi warga Gebanganom, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah.
    Seorang bocah berinisial SAP (9) ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam saat bermain di lokasi banjir, Sabtu (25/10/2025).
    Kepala Polsek Genuk, Kompol Rismanto, menjelaskan peristiwa naas itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB.
    Saat itu, korban diketahui sedang bermain bersama lima temannya di kawasan banjir yang airnya cukup dalam dan berdekatan dengan aliran sungai.
    “Kedalamannya satu meter ada, cuman antara jalan sama sungai dekat, sungai itu tiga meter ada,” ujar Rismanto saat dikonfirmasi, Sabtu sore.
    Menurut dia, kedalaman genangan air di kawasan tersebut mencapai sekitar satu meter, sementara jarak antara jalan dan bibir sungai hanya beberapa meter.
    Diduga, korban terpeleset atau terseret ke area yang lebih dalam tanpa disadari teman-temannya.
    “Itu
    kan
    anaknya (korban), bermain bersama teman-temannya lima anak di sekitar lokasi situ (banjir Gebanganom),” imbuh dia.
    Akses menuju lokasi kejadian juga sulit dijangkau, karena masih tergenang banjir cukup tinggi. Warga sekitar yang melihat peristiwa itu segera berusaha menolong korban.
    Setelah ditemukan, tubuh bocah malang tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Sultan Agung Semarang. “Kita tidak
    tau
    dia bermain di jalan saja apa sampai ke sungai,” kata Rismanto.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Petani Rugi Besar! Dampak Cuaca Ekstrem Terhadap Produksi Padi dan Jagung di Indonesia

    Petani Rugi Besar! Dampak Cuaca Ekstrem Terhadap Produksi Padi dan Jagung di Indonesia

    YOGYAKARTA – Dampak cuaca ekstrem terhadap produksi padi dan jagung di Indonesia kini menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan nasional. Kekeringan berkepanjangan dan banjir tiba-tiba telah menyebabkan ribuan hektar lahan pertanian mengalami gagal panen dalam beberapa tahun terakhir.

    Petani Indonesia kini harus berhadapan dengan realitas pahit perubahan iklim. Data menunjukkan penurunan produktivitas signifikan akibat cuaca tak menentu, memaksa ribuan petani merugi hingga ratusan juta rupiah setiap musim tanam.

    Ketahanan Pangan Indonesia di Tengah Ancaman Perubahan Iklim

    Pangan menjadi kebutuhan mendasar yang harus selalu tersedia dari sisi kuantitas, kualitas, keamanan, dan keterjangkauan. Kebutuhan pangan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk Indonesia yang kini mencapai lebih dari 270 juta jiwa.

    Namun di masa kini, tantangan semakin berat karena konversi lahan pertanian untuk kebutuhan non-pertanian terus terjadi.

    Dilansir dari Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 23, produksi pangan bergantung pada keseimbangan berbagai faktor di antaranya manusia, teknologi, dan unsur alam seperti tanah, air, serta iklim.

    Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kejadian iklim ekstrem semakin sering terjadi dengan frekuensi meningkat. Anomali iklim seperti perubahan intensitas curah hujan, kenaikan temperatur, kekeringan, dan banjir telah menjadi ancaman serius bagi produktivitas tanaman pangan.

    Fenomena El Niño Southern Oscillation (ENSO) menjadi salah satu penyebab utama variabilitas iklim di Indonesia. El Niño memicu kekeringan berkepanjangan, sementara La Niña menyebabkan curah hujan berlebih dan banjir yang sama-sama merugikan petani.

    Dampak Cuaca Ekstrem Terhadap Produksi Padi dan Jagung di Indonesia

    Dampak Cuaca Ekstrem pada Produksi Padi

    Berdasarkan penelitian, fenomena ENSO terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap produksi padi.

    Kenaikan curah hujan 1% dapat menurunkan produksi padi sebesar 0,078%. Koefisien negatif ini menunjukkan bahwa pengaruh El Niño lebih besar dibandingkan La Niña.

    El Niño menyebabkan kekeringan parah yang mengakibatkan penurunan produksi padi sawah hingga 2,43% dan padi ladang 2,91%. Dampak pada padi ladang lebih besar karena tidak terkoneksi dengan jaringan irigasi.

    Sementara itu, berdasasrkan studi di Sulawesi Utara menunjukkan produktivitas padi turun drastis dari 6,80 ton/ha menjadi 3,54 ton/ha akibat kenaikan suhu 2,5°C dan curah hujan 25%.

    Selain itu, penurunan curah hujan juga menyebabkan pergeseran musim tanam yang mengurangi intensitas penanaman sepanjang tahun.

    Baca juga artikel yang membahas Top Komoditas Kegiatan Perkebunan yang Dilakukan di Daerah Dataran Rendah

    Dampak Cuaca Ekstrem pada Produksi Jagung

    Berbeda dengan padi, curah hujan tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung meskipun koefisiennya bertanda negatif.

    Perlu diketahui, tanaman jagung membutuhkan air lebih sedikit, sehingga penurunan curah hujan tidak berdampak signifikan. Ketahanan produksi jagung juga diduga karena petani telah mengembangkan strategi mitigasi dan adaptasi setelah menghadapi ENSO berulang kali.

    Dengan demikian, dampak cuaca ekstrem terhadap produksi padi dan jagung di Indonesia menunjukkan pola berbeda namun sama-sama mengancam ketahanan pangan.

    El Niño memberikan dampak negatif signifikan pada padi dengan penurunan 2-3%, terutama padi ladang tanpa akses irigasi. Produksi jagung relatif lebih tahan berkat kebutuhan air rendah dan adaptasi petani yang baik.

    Sementara itu, mitigasi memerlukan pendekatan komprehensif dengan cara pengembangan varietas tahan kekeringan, perluasan jaringan irigasi, teknologi prediksi cuaca, dan program asuransi pertanian.

    Penggunaan pupuk subsidi juga perlu dioptimalkan sesuai dosis anjuran untuk menghindari penurunan produktivitas. Dengan strategi tepat, Indonesia dapat meminimalkan kerugian dan menjaga stabilitas produksi pangan di tengah ancaman perubahan iklim.

    Selain pembahasan mengenai dampak cuaca ekstrem terhadap produksi padi dan jagung di Indonesia, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di  VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami! 

  • Gandeng Anak SMK, TNI dan BPBD Malang ‎Antisipasi Bencana Alam

    Gandeng Anak SMK, TNI dan BPBD Malang ‎Antisipasi Bencana Alam

    Malang (beritajatim.com) – Menggandeng pelajar Pramuka dari SMK 1 PGRI Ampelgading, BPBD Kabupaten Malang bersama warga dan TNI memasang rambu-rambu tanda bencana serta jalur evakuasi di kawasan rawan bencana alam di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Sabtu (25/10/2025).

    ‎Gerakan kecil penuh arti di program non fisik TMMD 126 Lebakharjo ini, menjadi langkah penting untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana.

    ‎Diketahui, bahwa Lebakharjo berada di zona rawan longsor dan bencana banjir tahunan. Kondisi tersebut mengajarkan seluruh elemen masyarakat untuk tidak lengah. Mengefapankan semangat gotong royong dan mengutamakan keselamatan sesama.

    ‎Edukasi bencana yang dibalut aksi nyata ini, menjadi bukti bahwa keselamatan harus disiapkan sejak dini, sebelum terjadinya bencana.

    ‎Anak-anak Pramuka dengan penuh antusias membantu pemasangan papan petunjuk, sementara warga turut memastikan posisinya tepat dan mudah terlihat.

    ‎Kolaborasi lintas generasi ini bukan hanya memperkuat kesiapsiagaan, tapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan sesama.

    ‎”Alhamdulillah, hari ini kami dari warga berkolaborasi dengan BPBD Kabupaten Malang dan Adik-adik Pramuka SMK 1 PGRI Ampelgading, memasang tanda jalur evakuasi bencana alam,” kata Arif Sugianto selaku Kepala Dusun Krajan 2, Desa Lebakharjo.

    ‎Dari kegiatan pemasangan rambu jalur evakuasi dan tanda bencana banjir longsor, membuktikan wujud nyata kepedulian TNI ke masyarakat di program non fisik TMMD 126 Lebakharjo. (yog/ian)

  • Kawasan Hutan Lindung Mamasa Sulbar Dilanda Banjir, Jembatan Penghubung Desa Putus

    Kawasan Hutan Lindung Mamasa Sulbar Dilanda Banjir, Jembatan Penghubung Desa Putus

    Liputan6.com, Jakarta – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, menyebabkan banjir di kawasan Hutan Lindung Dusun Lombonan, Desa Lambanan, Kecamatan Mamasa, pada Kamis (23/10/2025) malam sekitar pukul 20.43 WITA. Akibatnya, jembatan penghubung menuju lokasi perkemahan siswa SMP Negeri 1 Mamasa putus dan hanyut terbawa arus sungai.

    Berdasarkan laporan dari Pusdalops BPBD Kabupaten Mamasa yang diterima BPBD Provinsi Sulawesi Barat, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, akses warga dan pelajar di sekitar lokasi terdampak terganggu karena terputusnya jembatan.

    BPBD Mamasa bersama BPBD Sulbar, TNI, Polri, serta pemerintah kecamatan dan desa setempat langsung melakukan koordinasi untuk meninjau lokasi dan melakukan langkah penanganan awal.

    Plt. Kepala Pelaksana BPBD Sulbar, Muhammad Yasir Fattah, menjelaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan BPBD Mamasa untuk memastikan keamanan warga serta mempercepat penanganan akses yang rusak.

    “Kami memantau secara intens perkembangan kondisi di lapangan. Langkah-langkah penanganan difokuskan pada pemulihan akses dan memastikan aktivitas masyarakat, termasuk pelajar, dapat kembali normal,” kata Yasir dalam keterangannya, Sabtu (25/10/2025).

     

  • PBB Blak-blakan RI Dalam Bahaya, Ungkap Fakta Mengerikan

    PBB Blak-blakan RI Dalam Bahaya, Ungkap Fakta Mengerikan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Belum lama ini, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melaporkan dampak krisis iklim yang makin mengkhawatirkan. Peringatan ini khususnya ditujukan bagi beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia.

    Badan Meteorologi Dunia (WMO) yang merupakan salah satu lembaga di bawah PBB mengeluarkan laporan bertajuk ‘State of the Climate in Asia 2024’.

    “Pada tahun 2024, Asia mengalami tahun terhangat atau kedua terhangat yang pernah tercatat, dengan gelombang panas yang meluas dan berkepanjangan,” tertera dalam laporan yang dipublikasikan WMO pada 23 Juni 2025 tersebut, dikutip dari laman resminya, Sabtu (25/10/2025).

    WMO mengatakan suhu permukaan laut mencapai rekor tertinggi dan gelombang panas laut memengaruhi wilayah yang luas. Sementara itu, kenaikan muka air laut di Samudra Pasifik dan Hindia melampaui rata-rata global. Hal ini meningkatkan risiko bagi wilayah pesisir dataran rendah.

    Bencana Bertubi-tubi

    Indonesia disebut masih menjadi wilayah yang paling banyak dilanda masalah alam di dunia akibat cuaca dan iklim. Benua ini mengalami pemanasan lebih cepat dari rata-rata global dengan tren meningkat hampir dua kali lipat sejak periode 1961-1990.

    “Kesimpulan dari laporan ini sangat menyadarkan kita,” kata Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo dalam keterangan yang diterima CNBC Indonesia, beberapa saat lalu.

    Tren pemanasan global pada periode 1991-2024 disebut sudah dua kali lipat ketimbang periode 1961-1990. Untuk tahun glasial 2024, 23 dari 24 gletser di wilayah High Mountain Asia (HMA) menunjukkan kehilangan massa yang berkelanjutan.

    Suhu permukaan laut (SST) juga merupakan indikator fisik penting bagi sistem iklim Bumi. Perubahan suhu permukaan laut memengaruhi pola sirkulasi regional dan global, serta berdampak kritis terhadap ekosistem laut.

    “SST memengaruhi pola cuaca dan iklim regional, seperti pola curah hujan ekstrem di Indonesia dan India, monsun musim panas Asia, aktivitas kebakaran hutan, dan variabilitas es laut,” tertera dalam laporan tersebut.

    Sepanjang tahun lalu, 26 siklon tropis terbentuk di Samudra Pasifik Utara bagian barat dan Laut Cina Selatan. Siklon tropis terkuat, Yagi, yang mengakibatkan korban jiwa, pengungsian, dan kerusakan dilaporkan di Vietnam, Filipina, Republik Demokratik Rakyat Laos, Thailand, Myanmar, dan China.

    Banjir melanda sebagian besar wilayah Asia Tengah pada tahun 2024, terutama di Kazakhstan dan Federasi Rusia bagian barat daya. Sebanyak 12.000 bangunan tempat tinggal terendam banjir dan 118.000 orang dievakuasi. Banjir ini tercatat sebagai banjir terburuk di kawasan tersebut setidaknya dalam 70 tahun terakhir.

    Pada akhir September 2024, kekeringan yang makin parah di Provinsi Sichuan, Chongqing, dan wilayah tengah Sungai Yangtze di China. Hal ini berdampak ke lebih dari empat juta orang dan merusak lebih dari 300.000 hektar tanaman, yang menyebabkan kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai 2,89 miliar yuan.

    Beberapa wilayah India mengalami gelombang panas hebat pada tahun 2024, yang menyebabkan lebih dari 450 kematian di seluruh negeri.

    Pada 10 Juli 2025, petir di India merenggut sekitar 1.300 nyawa di berbagai wilayah negara. Peristiwa petir yang sangat mematikan terjadi pada 10 Juli, menewaskan 72 orang dalam satu hari.

    Tak cuma itu, badai debu parah melanda sebagian besar wilayah Asia, dengan jumlah hari kejadian debu tertinggi tercatat di Irak barat dan Turkmenistan timur.

    Sebelumnya, kajian proyeksi USAID di 2016 menyebutkan kenaikan air laut akan menenggelamkan 2.000 pulau kecil pada tahun 2050. Ini berarti terdapat 42 juta penduduk berisiko kehilangan tempat tinggalnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Banjir Landa Semarang-Grobogan, BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Selama 3 Hari

    Banjir Landa Semarang-Grobogan, BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Selama 3 Hari

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi modifikasi cuaca untuk menurunkan intensitas hujan yang mengguyur wilayah Kota Semarang dan Kabupaten Grobogan, yang dalam beberapa hari terakhir terdampak banjir.

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa pesawat yang digunakan dalam operasi tersebut diterbangkan dari Bandara Ahmad Yani, Semarang.

    Ia menjelaskan, sebanyak 10 ton NaCl dan 2 ton CaO akan disebarkan secara bertahap di atas area terdampak guna membantu mengurangi potensi hujan lebat di kawasan tersebut.

    “Modifikasi cuaca bertujuan untuk redistribusi curah hujan agar tidak turun di wilayah yang saat ini tergenang banjir,” katanya, dikutip dari Antara, Sabtu (25/10/2025)

    Ia menjelaskan kawasan yang menjadi perhatian utama antara lain hulu Sungai Tuntang dan Lusi yang melintas di wilayah Kabupaten Grpbogan.

    Modifikasi cuaca juga difokuskan untuk mengatur hujan agar tidak turun di wilayah Kota Semarang yang saat ini masih dilakukan penanganan banjir.

    Curah hujan tinggi, kata dia, masih akan melanda Jawa Tengah hingga awal November 2025 berdasarkan prakiraan BMKG. Ia menjelaskan operasi modifikasi cuaca akan digelar selama tiga hingga lima hari ke depan.

    “Lamanya operasi modifikasi cuaca tergantung dari evaluasi harian yang dilakukan,” katanya.

  • Gubernur Ahmad Luthfi Pastikan Sinergi Tim Gabungan Ditingkatkan untuk Atasi Banjir – Page 3

    Gubernur Ahmad Luthfi Pastikan Sinergi Tim Gabungan Ditingkatkan untuk Atasi Banjir – Page 3

    Liputan6.com, Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bergerak cepat untuk menangani genangan dan banjir di sejumlah titik akibat curah hujan tinggi. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan, penanganan banjir secara intensif terus dilakukan.

    Seluruh dinas dan stakeholder terkait telah diturunkan untuk menangani banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak sejak hari pertama.

    “Terkait banjir di Semarang dan Demak, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sudah kita turunkan,” kata Luthfi usai acara penandatanganan nota kesepahaman antara Provinsi Jawa Tengah dengan Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Jumat, 24 Oktober 2025 malam.

    Sejumlah upaya yang telah dilakukan di antaranya pendirian dapur umum, penambahan pompa penyedot air, petugas untuk mengatur lalu lintas, dan sebagainya.

    Luthfi menegaskan, semua pihak diminta terus berjaga dan bergerak cepat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk penanganan, termasuk membuat sodetan-sodetan di lokasi banjir, harus disiapkan dengan matang mengingat kondisi cuaca masih tidak menentu.

    “Kita akan lakukan pantauan terus dengan seluruh OPD serta jajaran di Kota Semarang dan Kabupaten Demak, secara tidak langsung provinsi dan kabupaten/kota akan kerja sama,” katanya.

    Diberitakan sebelumnya, curah hujan tinggi di beberapa daerah di Jawa Tengah mengakibatkan genangan dan banjir di sejumlah titik. Di antaranya di Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan. Bahkan banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak membuat lalu lintas di jalur Pantura terhambat.

    Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan langkah cepat sudah dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD Jateng, BPBD Kota Semarang dan Kabupaten Demak, serta relawan, TNI, Polri, dan masyarakat di lapangan sejak banjir muncul.

    “Dapur umum sudah disiapkan, bantuan logistik sudah kami distribusikan,” katanya kemarin.

  • Apple Pangkas Produksi iPhone Air, iPhone 17 dan 17 Pro Justru Banjir Permintaan – Page 3

    Apple Pangkas Produksi iPhone Air, iPhone 17 dan 17 Pro Justru Banjir Permintaan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Apple dikabarkan mengubah arah strateginya menjelang akhir tahun, di mana perusahaan berbasis di Cupertino tersebut memangkas produksi model iPhone tertipis, iPhone Air, setelah penjualannya tak sesuai harapan.

    Menurut laporan Nikkei Asia, permintaan untuk iPhone 17 dan iPhone 17 Pro justru meningkat tajam di berbagai pasar. Hal ini membuat Apple memfokuskan lini produksinya pada dua model tersebut.

    Dikutip dari FoneArena, Sabtu (25/10/2025), produksi iPhone Air kini sudah mendekati “akhir produksi”. Sejumlah pemasok disebut menerima permintaan pengurangan komponen dan modul mulai November mendatang. Akibat hal ini, volume produksi iPhone Air sudah turun hingga 10 persen sejak September.

    Padahal, Apple awalnya menargetkan iPhone Air bisa menyumbang 10-15 persen dari total produksi iPhone baru tahun 2025.

    Sempat mencatat penjualan tinggi di China, minat pasar global untuk sebuah iPhone dengan bodi tipis ternyata tidak sekuat yang diharapkan.

    Meski begitu, sumber industri menilai kehadiran iPhone Ai bukan langkah sia-sia bagi raksasa teknologi tersebut. Ini bisa jadi “batu loncatan” untuk mempersiapkan iPhone lipat pertamanya yang dijadwalkan meluncur pada 2026.

    Apple meningkatkan produksi iPhone 17 dan iPhone 17 Pro karena permintaan pasar melampaui perkiraan. Pesanan untuk model dasar telah meningkat sekitar 5 juta unit, dengan tambahan produksi untuk varian Pro.

    Di Amerika Serikat, waktu tunggu rata-rata saat ini mencapai dua hingga tiga minggu untuk iPhone 17. Sedangkan untuk iPhone 17 Pro bisa mencapai satu hingga dua minggu, dan iPhone Air tersedia.

    Meski demikian, perkiraan total Apple untuk seluruh jajaran iPhone 17 tetap stabil di angka 85-90 juta unit untuk tahun 2025.