Topik: Banjir

  • Penanganan Pohon Tumbang di Dekat Stasiun Bogor Diperkirakan Selesai Pagi Ini

    Penanganan Pohon Tumbang di Dekat Stasiun Bogor Diperkirakan Selesai Pagi Ini

    Bogor

    Wali Kota Bogor Dedie A Rachim meninjau proses penanganan pohon beringin berukuran besar yang tumbang di Jl Kapten Muslihat, Kota Bogor. Penanganan diperkirakan memakan waktu lama dan selesai pada pagi nanti.

    “Kalau dilihat dari situasi ini mungkin memakan waktu yang cukup lama penanganannya, karena diameter pohon cukup besar,” kata Dedie di lokasi pohon tumbang Jl Kapten Muslihat, Senin (27/10/2025) malam.

    “Para petugas dari BPBD, Damkar, Perumkin, PU, dibantu juga dari TNI dan kepolisian, saat ini semua membantu, tetapi kelihatannya memang masih membutuhkan waktu dan perkiraan sampai besok pagi,” lanjutnya.

    Pohon beringin berukuran besar tumbang berada di pintu keluar Gereja Katedral di Jl Kapten Muslihat, Kota Bogor. Pohon tumbang melintang dan menutup akses kendaraan. Hingga pukul 23.00 WIB proses pemotongan pohon tumbang masih berlangsung.

    “Jadi memang Kota Bogor sejak sore tadi diguyur hujan dengan intensitas tinggi sehingga mengakibatkan beberapa kejadian antara lain yang cukup menonjol itu adalah kejadian longsor, kemudian banjir lintasan juga di lawang gintung dan beberapa kejadian lainnya,” kata Dedie.

    Diketahui, pohon beringin yang tumbang itu sempat melintang ke tengah jalan mengakibatkan arus kendaraan arah Stasiun Bogor ditutup.

    Pantauan detikcom pukul 22.00 WIB, Senin (27/10), pohon beringin berukuran besar tampak roboh di Jl Kapten Muslihat, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Batang pohon beringin yang berukuran besar tampak melintang menutup badan jalan raya.

    Sejumlah petugas BPBD, Damkar, hingga Dinas Petumkim Kota Bogor tampak berada di lokasi melakukan penanganan menggunakan mesin pemotong. Petugas tampak menerjunkan kendaraan penyangga agar petugas menjangkau bagian atas lingkar batang pohon.

    (sol/fca)

  • Akhir Sejarah Panjang Pasar Barito

    Akhir Sejarah Panjang Pasar Barito

    JAKARTA – Sejak era 1970-an, Pasar Barito di Jalan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dikenal sebagai salah satu sentra flora tertua di ibu kota. Kawasan yang awalnya hanya menjadi tempat berkumpul para pedagang burung dan tanaman hias itu lambat laun menjelma menjadi pasar legendaris yang ramai dikunjungi warga Jakarta.

    Pada dekade 1980–1990-an, Barito mencapai masa keemasannya. Burung kicau, ikan hias, hingga tanaman tropis memenuhi sisi jalan yang rindang di sekitar Taman Langsat. Suasananya sejuk, alami, dan berbeda dengan pasar tradisional lainnya. Barito bukan sekadar tempat jual-beli, melainkan ruang hidup bagi warga, penikmat flora, hingga pecinta hewan peliharaan.

    Namun, seiring waktu, wajah kawasan itu berubah. Pemerintah Kota Jakarta Selatan mulai menata ulang area tersebut untuk mengembalikan fungsi taman dan trotoar. Wali Kota Jakarta Selatan, Muhammad Anwar, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya revitalisasi taman sesuai dengan fungsinya sebagai ruang hijau dan daerah resapan air.

    “Taman ini adalah salah satu upaya Pak Gubernur bagaimana merevitalisasi taman sesuai dengan fungsinya,” kata Anwar di Jakarta, Senin, 27 Oktober.

    Ia menambahkan, taman juga berperan sebagai pengendali banjir berkat adanya saluran penghubung (PHB), sekaligus fasilitas umum yang harus dikembalikan sesuai peruntukan.

    Langkah penertiban ini dilakukan setelah para pedagang di lokasi sementara (loksem) Barito tidak mengindahkan surat peringatan dari Satpol PP Jakarta Selatan. Total ada 158 kios pedagang yang ditertibkan sejak Senin pagi pukul 05.00 WIB. Pemerintah menegaskan, kebijakan tersebut diambil bukan tanpa solusi.

    Pedagang yang terdampak telah disiapkan lokasi relokasi di Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung. Tempat baru itu dinilai memiliki fasilitas lebih layak, higienis, serta akses yang mudah karena dekat dengan Stasiun Lenteng Agung dan halte Transjakarta non-BRT rute D21.

    “Para pedagang sudah diberikan sosialisasi dan surat peringatan satu hingga tiga. Karena tidak juga mengosongkan tempat usaha, maka kami laksanakan penertiban terpadu,” ujar Anwar.

    Langkah ini berkaitan dengan rencana besar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggabungkan tiga taman di Jakarta Selatan — Taman Leuser, Taman Ayodya, dan Taman Langsat — menjadi satu kawasan bernama Taman Bendera Pusaka.

    Proyek ini ditargetkan rampung pada Desember 2025 dan diharapkan menghadirkan ruang terbuka hijau yang lebih luas, tertata, dan fungsional bagi warga kota.

    Bagi sebagian warga dan pedagang, penertiban ini menjadi akhir dari sejarah panjang Pasar Barito yang telah hidup lebih dari empat dekade. Namun bagi pemerintah, langkah ini adalah bagian dari upaya menata ulang kota agar lebih ramah lingkungan dan sesuai fungsi.

    Pasar Barito mungkin akan tinggal nama, tapi aroma tanah lembab dan riuh kicau burung di bawah pepohonan Barito akan selalu menjadi kenangan tentang masa ketika taman dan pasar hidup berdampingan di jantung Jakarta Selatan.

  • Banjir Bandang di Sukabumi Rendam 500 Rumah dan Jalan Penghubung Jabar-Banten

    Banjir Bandang di Sukabumi Rendam 500 Rumah dan Jalan Penghubung Jabar-Banten

    Liputan6.com, Jakarta Banjir bandang menerjang wilayah Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Senin (27/10/2025). Peristiwa ini dipicu oleh jebolnya bendungan, yang mengakibatkan air dari Sungai Cisolok meluap dan merendam permukiman.

    Dampak yang ditimbulkan cukup parah. Sekira 500 rumah warga di Desa Cikahuripan terendam, dengan ketinggian air yang bervariasi, bahkan mencapai lebih dari satu meter di beberapa titik.

    Selain itu, ruas jalan nasional Jawa Barat-Banten di Kampung Gembol, Cisolok, juga ikut terendam cukup dalam hingga mencapai lutut orang dewasa.

    Kepala Desa Cikahuripan, Heri Suryana atau Jaro Midun, menyebut banjir kali ini sebagai yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

    “Ini mungkin kejadian yang paling besar dibandingkan kejadian sebelumnya. Banjir bandang dari Sungai Cisolok langsung menerjang pemukiman,” kata Jaro Midun.

    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Kerugian mencakup perabotan rumah tangga serta kendaraan roda dua dan roda empat yang ikut terendam.

    Seorang warga, Donald, mengungkapkan bahwa hujan mulai turun sekitar pukul 13.30 WIB dan luapan air mulai terjadi sekitar pukul 15.40 WIB.

    “Hujan dari siang, deras banget. Sekitar jam setengah empat air mulai meluap, kemungkinan RW 1 dan RW lainnya sudah terendam karena bendungan jebol,” ungkapnya.

    Hingga berita ini diterbitkan, hujan masih mengguyur wilayah Cisolok. Tim gabungan yang terdiri dari Pemerintah Desa, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) setempat, dan unsur terkait masih berada di lokasi untuk meninjau kondisi, melakukan evakuasi, dan mengimbau pengendara agar berhati-hati mengingat risiko cuaca yang masih belum stabil.

  • Gen Z Dominasi Dunia Maya, Literasi Digital Jadi Kebutuhan Mendesak

    Gen Z Dominasi Dunia Maya, Literasi Digital Jadi Kebutuhan Mendesak

    Jakarta, Beritasatu.com — Budaya instan yang melekat pada Generasi Z berjalan seiring dengan pesatnya penetrasi teknologi. Sebagai pengguna terbesar teknologi, generasi digital-native kini mendominasi ruang digital: lebih dari 56 persen pengguna internet di Indonesia berusia di bawah 30 tahun (BPS, 2024). Kondisi ini membuat Gen Z menjadi kelompok yang paling sering terekspos informasi, baik yang bermanfaat maupun berbahaya, sehingga upaya perlindungan dan literasi menjadi mendesak.

    Fenomena budaya instan memengaruhi cara Gen Z mengonsumsi informasi. Pakar literasi digital, Deden Mauli Darajat, menjelaskan bagaimana algoritma media sosial mendorong format yang singkat dan menarik, sehingga kebiasaan baru terbentuk: ingin tahu banyak hal, tapi dalam waktu yang sangat singkat.

    ‘’Fenomena budaya instan memang melekat pada Gen Z. Mereka tumbuh di dunia yang serba cepat dan visual, di mana informasi datang seketika hanya lewat layar,’’ ujar Deden.

    Deden menekankan bahwa budaya instan memiliki dua sisi: adaptasi dan kreativitas di satu pihak, tetapi potensi hilangnya kedalaman berpikir dan refleksi kritis di pihak lain.

    ‘’Ketika kita terbiasa hanya menonton reels atau membaca headline, otak dilatih untuk berpikir cepat tapi tidak mendalam. Akibatnya, kemampuan analisis menurun. Gen Z sering bereaksi cepat, tapi belum tentu memahami konteks. Ini berbahaya di tengah banjir informasi. Kalau tidak punya daya kritis, mereka mudah terjebak pada disinformasi atau clickbait. Karena itu, perlu dibangun budaya baru, tidak hanya mengonsumsi, tapi juga memproduksi konten informatif yang diverifikasi dan bernilai,’’jelasnya.

    Mindful digital behavior dan Peran Gen-Z

    Deden menyoroti pentingnya mindful digital behavior—kemampuan mengelola waktu, emosi, dan perhatian di dunia digital, sebagai kunci agar Gen Z tidak menjadi target DFK (disinformasi, fitnah, kebencian).

    ‘’Gen Z perlu belajar mengelola waktu, emosi, dan perhatian di dunia digital. Tantangan mereka bukan lagi soal akses teknologi, tapi soal digital well-being dan kemampuan memilah informasi. Kalau kesadaran ini dibangun, Gen Z justru bisa jadi tameng budaya instan, di mana mereka bisa menunjukkan bahwa cepat bukan berarti dangkal, dan kreatif bukan berarti asal viral,’’ ujarnya.

    Menurut Deden, pendekatan meningkatkan literasi untuk digital native harus bersifat kolaboratif dan kontekstual (tidak kaku), melainkan mengikuti gaya komunikasi yang akrab di kalangan muda.

    ‘’Pertama, literasi digital perlu diajarkan sejak sekolah, bukan hanya teknis, tapi juga soal etika dan verifikasi. Kedua, gunakan pendekatan sebaya, libatkan influencer dan content creator muda yang jadi panutan Gen Z,’’ ungkapnya.

    Sementara itu, lembaga pendidikan dan komunitas digital dapat menggandeng berbagai pemangku kepentingan untuk menyusun kampanye literasi interaktif—misalnya program berbasis sekolah, kampus, dan komunitas kreator.

    ‘’Jangan kaku atau formal, tapi gunakan gaya dan platform yang akrab dengan mereka, seperti TikTok, Instagram, atau podcast,’’ imbuhnya.

    Ancaman Disinformasi, Fitnah, dan Ujaran Kebencian (DFK)

    Sebagai pengguna aktif sekaligus kelompok yang paling terekspos, Gen Z rentan terhadap DFK. Algoritma yang menciptakan echo chamber memperbesar risiko terpapar narasi sempit yang memicu polarisasi.

    ‘’Algoritma media sosial sering menciptakan echo chamber, ruang gema informasi yang membuat orang hanya terpapar pada pandangan yang disukainya. Di situ disinformasi dan ujaran kebencian mudah tumbuh. Dampaknya bisa ke mana-mana: polarisasi, kehilangan empati, bahkan krisis kepercayaan publik. Maka, Gen Z harus dibekali dengan critical thinking dan empati digital agar tidak mudah terprovokasi,’’ pungkasnya.

    Deden merangkum tiga langkah konkret untuk mengantisipasi ancaman DFK pada Gen Z: edukasi berkelanjutan, ekosistem kolaboratif, dan pendekatan empatik.

    ‘’Saya melihat ada tiga hal. Pertama, edukasi berkelanjutan. Literasi digital bukan cukup satu kali pelatihan, tapi harus jadi budaya di sekolah dan kampus,’’ ucapnya.

    Untuk ekosistem kolaboratif, Deden mengusulkan program bersama komunitas digital dan content creator, misalnya gerakan bertajuk Gen Z Tameng Digital, yang mendorong anak muda menjadi pelindung kebenaran digital.

    ‘’Kedua, ekosistem kolaboratif. Komunitas dan content creator bisa membentuk gerakan seperti “Gen Z Tameng Digital” untuk mengajak anak muda jadi pembela kebenaran digital,’’ katanya.

    Pendekatan empatik menjadi poin ketiga: jangan menakut-nakuti, tetapi ajak Gen Z sebagai bagian dari solusi.

    ‘’Mereka ini kreatif luar biasa. Kalau diarahkan, mereka bisa jadi digital fact-checker alami yang menjaga ruang digital tetap sehat dan beradab,’’ tutupnya.

  • Bandung Raya Masuki Musim Hujan, BMKG Imbau Warga Waspada Angin Kencang hingga Hujan Petir

    Bandung Raya Masuki Musim Hujan, BMKG Imbau Warga Waspada Angin Kencang hingga Hujan Petir

    Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi intens menjalin koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta sejumlah instansi terkait dalam upaya melakukan modifikasi cuaca di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya. Langkah ini ditempuh untuk menanggulangi banjir sekaligus menekan potensi curah hujan tinggi di kawasan tersebut.

    “Saya terus koordinasi dengan pusat (BMKG dan BNPB) untuk rekayasa cuaca,” ujar Ahmad Luthfi saat meninjau dan menyerahkan bantuan di Kecamatan Genuk, Kota Semarang pada Senin, 27 Oktober 2025.

    Menurut dia, rekayasa cuaca dinilai perlu, mengingat dalam lima hari terakhir wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya terus diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

    Pihaknya juga terus koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memantau kondisi cuaca di Jawa Tengah.

    Luthfi menjelaskan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota terus bersinergi dalam penanganan banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Baik itu jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

    Jangka pendeknya, kata dia, adalah terus mengecek kondisi masyarakat korban banjir agar kebutuhan dasarnya tidak terganggu, termasuk fasilitas umumnya.

    “Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan kabupaten/kota standby 1×24 jam,” ucap Luthfi.

    Ada pun jangka panjangnya, pemerintah saat ini masih dalam proses pengerjaan tanggul laut (giant sea wall) yang menghubungkan Semarang-Demak. Selain itu juga sedang melakukan pengerjaan kolam retensi Terboyo dan Sriwulan.

    “Ada dua kolam yang nanti bisa menampung, diharapkan awal 2026 selesai,” ungkap Luthfi.

  • Gubernur Ahmad Luthfi Siapkan Langkah Modifikasi Cuaca untuk Atasi Banjir Semarang

    Gubernur Ahmad Luthfi Siapkan Langkah Modifikasi Cuaca untuk Atasi Banjir Semarang

    Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi intens menjalin koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta sejumlah instansi terkait dalam upaya melakukan modifikasi cuaca di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya. Langkah ini ditempuh untuk menanggulangi banjir sekaligus menekan potensi curah hujan tinggi di kawasan tersebut.

    “Saya terus koordinasi dengan pusat (BMKG dan BNPB) untuk rekayasa cuaca,” ujar Ahmad Luthfi saat meninjau dan menyerahkan bantuan di Kecamatan Genuk, Kota Semarang pada Senin, 27 Oktober 2025.

    Menurut dia, rekayasa cuaca dinilai perlu, mengingat dalam lima hari terakhir wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya terus diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

    Pihaknya juga terus koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memantau kondisi cuaca di Jawa Tengah.

    Luthfi menjelaskan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota terus bersinergi dalam penanganan banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Baik itu jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Jangka pendeknya adalah terus mengecek kondisi masyarakat korban banjir agar kebutuhan dasarnya tidak terganggu, termasuk fasilitas umumnya.

    “Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan kabupaten/kota standby 1×24 jam,” kata dia.

    Adapun jangka panjangnya, pemerintah saat ini masih dalam proses pengerjaan tanggul laut (giant sea wall) yang menghubungkan Semarang-Demak. Selain itu juga sedang melakukan pengerjaan kolam retensi Terboyo dan Sriwulan.

    “Ada dua kolam yang nanti bisa menampung, diharapkan awal 2026 selesai,” ungkap Luthfi.

    Camat Genuk, Pranyoto mengatakan, banjir di wilayahnya sudah memasuki hari keenam. Beberapa daerah yang terdampak antara lain Kelurahan Gebangsari, Genuksari, Muktiharjo Lor, Terboyo Wetan, dan Trimulyo. Titik genangan tertinggi ada di depan RSI Sultan Agung yang sempat mencapai 80 cm.

    “Pompa ada 27 titik, tersebar di beberapa sungai. Pompa itu berada di Kali Tenggang, Kali Sringin, kali Babon, dan belakang terminal Terboyo,” katanya.

    Ia bersama instansi terkait dan seluruh lurah terus melakukan upaya penanganan dan menyiapkan antisipasi apabila ada peningkatan air yang saat ini sudah mulai surut. Selain itu juga menyiapkan antisipasi dalam beberapa bulan ke depan.

    “Semoga saja sudah tidak ada (banjir) lagi. Karena prediksi BMKG masih akan ada hujan lagi. Insya Allah kita siap menghadapi musim hujan,” kata dia. (*)

  • Purbaya Bakal Blacklist Importir Pakaian Bekas Ilegal, Kadin Bilang Begini

    Purbaya Bakal Blacklist Importir Pakaian Bekas Ilegal, Kadin Bilang Begini

    Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung penindakan impor ilegal pakaian bekas, termasuk langkah untuk melakukan blacklist terhadap importir nakal yang digaungkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. 

    Wakil Ketua Kadin Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan langkah tersebut merupakan bentuk perlindungan yang adil bagi industri nasional yang selama ini harus bersaing dengan produk pakaian bekas impor berharga murah dan tidak memenuhi standar. 

    “Selama bertahun-tahun, praktik impor ilegal tersebut telah menekan harga di pasar domestik, menggerus margin keuntungan produsen lokal, dan menimbulkan ketidakpastian usaha,” kata Saleh dalam keterangan tertulis kepada Bisnis, Senin (27/10/2024). 

    Untuk itu, penindakan yang tegas terhadap impor pakaian bekas ilegal akan membantu menciptakan iklim persaingan yang sehat bagi pelaku usaha yang taat aturan. Dengan demikian, kebijakan ini diharapkan menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah berpihak pada penguatan industri dalam negeri.

    Lebih lanjut, Saleh menilai kebijakan tersebut juga penting untuk memulihkan permintaan terhadap produk tekstil dalam negeri. Dengan berkurangnya banjir barang bekas impor, pasar diharapkan kembali menyerap produk dari pabrikan lokal di berbagai segmen harga.

    “Hal ini berpotensi mendorong peningkatan kapasitas produksi, penyerapan tenaga kerja, dan investasi baru di sektor TPT. Kebijakan ini dinilai sejalan dengan upaya pemerintah memperkuat rantai pasok domestik dan memperluas penggunaan produk dalam negeri,” jelasnya.

    Meski demikian, Kadin juga menyoroti dampak kebijakan ini terhadap pelaku usaha kecil dan pedagang thrift yang selama ini bergantung pada penjualan pakaian bekas impor. 

    Menurut Saleh, perlu ada langkah pendamping yang realistis agar kebijakan ini tidak menimbulkan gejolak sosial di lapangan.

    Pemerintah mesti menyiapkan program bantuan modal, pelatihan produksi dan pemasaran produk lokal, serta kemitraan dengan produsen tekstil dalam negeri untuk membantu pedagang kecil beradaptasi.

    “Banyak di antara mereka yang menggantungkan pendapatan pada bisnis thrifting karena modalnya relatif kecil dan permintaannya stabil di pasar menengah bawah,” tuturnya. 

    Tanpa langkah pendamping seperti itu, kebijakan pelarangan bisa menimbulkan resistensi sosial dan kehilangan sumber penghidupan bagi ribuan pedagang kecil.

    Saleh menekankan bahwa kebijakan ini tidak boleh berhenti pada aspek penindakan semata. Pemerintah perlu memastikan industri tekstil nasional memiliki daya saing yang kuat agar dapat bertahan di tengah tekanan global.

    Faktor-faktor seperti harga bahan baku, efisiensi logistik, biaya energi, dan ketersediaan tenaga kerja terampil masih menjadi tantangan yang perlu dibenahi untuk mendukung keberhasilan kebijakan ini.

    “Kebijakan penindakan impor ilegal pakaian bekas merupakan langkah yang tepat namun belum cukup. Kami menilai keberhasilan kebijakan ini akan bergantung pada keseimbangan antara penegakan hukum yang konsisten dan pemberdayaan industri serta pedagang lokal,” imbuhnya. 

    Pihaknya optimistis apabila kebijakan ini dijalankan dengan pendekatan yang komprehensif, maka dampaknya tidak hanya melindungi industri TPT dari praktik curang, tetapi juga dapat menjadi momentum untuk memperkuat daya saing dan kemandirian industri nasional secara berkelanjutan.

  • Respons Cepat Banjir, Gubernur Ahmad Luthfi Pastikan Bantuan Sampai ke Warga Terdampak

    Respons Cepat Banjir, Gubernur Ahmad Luthfi Pastikan Bantuan Sampai ke Warga Terdampak

    Liputan6.com, Semarang Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau wilayah terdampak banjir di Kecamatan Genuk, Kota Semarang, pada Senin, 27 Oktober 2025. Dalam kunjungan tersebut, ia juga menyerahkan bantuan logistik dan kebutuhan pokok kepada masyarakat yang terdampak, sekaligus memastikan penanganan banjir berjalan cepat dan tepat sasaran.

    “Hari ini kita memastikan bahwa semua OPD (organisasi perangkat daerah) Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang bergerak bersama-sama. Kita pastikan semua bantuan dari dinas-dinas terkait, tepat sasaran, itu penting,” kata Ahmad Luthfi di Kantor Kecamatan Genuk.

    Total bantuan yang diserahkan sebanyak Rp410.453.526. Terdiri dari bantuan logistik permakanan dan non-permakanan, termasuk beras 2,5 ton, serta obat-obatan.

    “Semuanya dari sembako, obat-obatan, permakanan, serta donasi-donasi yang lain. Diharapkan tepat sasaran, sehingga masyarakat kita bisa lebih berdaya,” tuturnya.

    Perbesar

    Foto: Dok. Pemprov Jateng… Selengkapnya

    Selain itu, layanan kesehatan pascabanjir juga dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah provinsi dengan pemerintah Kota Semarang. Layanan kesehatan itu disiagakan selama 24 jam.

    “Posko-posko kesehatan juga ada, ini saya mau cek,” ujarnya didampingi Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti.

    Salah seorang Warga Genuksari, Ririn menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan Gubernur Ahmad Luthfi. Bantuan berupa beras, sembako, dan lainnya, akan sangat membantu, apalagi ia sudah tidak berjualan selama satu pekan.

    “Terima kasih sekali atas bantuannya. Tidak terduga-duga ini dapat bantuan. Kondisi rumah aman, cuma depannya penuh air. Bantuan ini membantu karena tidak bisa jualan selama seminggu. Akses jalan banjir semua,” terangnya.

    Perbesar

    Foto: Dok. Pemprov Jateng… Selengkapnya

    Camat Genuk, Pranyoto mengatakan, bantuan seperti sembako dan logistik lainnya, termasuk obat-obatan, memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pascabanjir.

    “Harapannya tentu tidak ada banjir lagi setelah ini. Kondisi sekarang tidak ada pengungsi di Kecamatan Genuk,” katanya.

    Sebagai informasi, Sejumlah upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng untuk mengatasi banjir di Kota Semarang, antara lain pendirian dapur umum, penambahan pompa penyedot air, bantuan logistik, petugas untuk mengatur lalu lintas, dan sebagainya.

    Perbesar

    Foto: Dok. Pemprov Jateng… Selengkapnya

    Camat Genuk, Pranyoto mengatakan, bantuan seperti sembako dan logistik lainnya, termasuk obat-obatan, memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pascabanjir.

    “Harapannya tentu tidak ada banjir lagi setelah ini. Kondisi sekarang tidak ada pengungsi di Kecamatan Genuk,” katanya.

    Sebagai informasi, Sejumlah upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng untuk mengatasi banjir di Kota Semarang, antara lain pendirian dapur umum, penambahan pompa penyedot air, bantuan logistik, petugas untuk mengatur lalu lintas, dan sebagainya. (*)

  • Pasar Barito Dibongkar, Pedagang Mulai Tempati Sentra Fauna Lenteng Agung

    Pasar Barito Dibongkar, Pedagang Mulai Tempati Sentra Fauna Lenteng Agung

    Jakarta

    Pasar Barito, Jakarta Selatan (Jaksel) mulai dibongkar. Kawasan Pasar Barito itu nantinya akan dibangun Taman Bendera Pusaka.

    Dilansir situs resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Senin (27/10/2025), Taman Bendera Pusaka ini nantinya akan menggabungkan tiga taman yakni Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Leuser. Pemprov DKI menjelaskan taman ini juga dirancang untuk mengelola tata air kawasan, membantu pengendalian banjir, dan meningkatkan interaksi sosial warga.

    Kepala Dinas CKTRP DKI Jakarta, Vera Refina Sari, mengatakan renovasi ini dilakukan agar ruang publik lebih ramah lingkungan. Vera menyebut taman ini akan menjadi ikon baru ruang terbuka hijau di Jakarta Selatan yang mengintegrasikan fungsi ekologis, sosial, dan budaya.

    “Proyek ini bukan sekadar renovasi taman, tetapi sebuah kelahiran kembali (rebirth) kawasan Barito menjadi ruang publik yang lebih hidup, multifungsi, dan ramah lingkungan,” ujar Vera.

    Kata Vera, revitalisasi Pasar Barito sebagai upaya untuk menanggulangi banjir yang kerap terjadi di sekitar Barito dan Blok M. Dia berharap Taman Bendera Pusaka ini menjadi sistem pengendalian banjir.

    Taman ini akan dilengkapi sistem pengaturan air, sungai buatan, dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang mampu menampung serta memurnikan limpasan air hujan sebelum dialirkan ke saluran umum. Dengan sistem ini, air yang mengalir di taman akan tetap jernih dan tidak mencemari lingkungan sekitar.

    Selain fungsi ekologis, taman ini juga menghadirkan fasilitas olahraga dan rekreasi seperti jogging track sepanjang 1,2 kilometer, lapangan bulu tangkis, lapangan tenis, dan area permainan anak, sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat dari berbagai kalangan.

    Sementara itu, Wali Kota Jakarta Selatan, M. Anwar mengatakan pedagang direlokasi ke Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung. Ada 25 pedagang sudah pindah dan sudah mulai berdagang.

    Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan pembangunan Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung juga telah rampung. Total 125 kios yang terbagi ke dalam beberapa zona sesuai fungsi dan jenis usahanya:

    – Zona A (Kuliner) terdiri atas 22 kios;

    – Zona B (Amfiteater) memiliki 70 tempat duduk;

    – Zona C dan D (Pedagang burung dan pakan hewan) sebanyak 74 kios;

    – Zona E (Parsel dan kuliner tambahan) berjumlah 29 kios.

    Mulai Dibongkar

    Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menertibkan kios pedagang Pasar Barito. Kios-kios itu dibongkar menggunakan alat berat.

    “Pukul 07.30 WIB, pembina apel dalam rangka penertiban di Taman Ayodya dan dipimpin Wali Kota Jakarta Selatan,” ujar Sekretaris Kota Kota Administrasi Jakarta Selatan, Mukhlisin seperti dikutip Antara, Senin (27/10).

    Berdasarkan keterangan di lokasi, penertiban dilakukan sejak pukul 05.00 WIB di sekitar Jalan Barito 1. Sejumlah personel dikerahkan dari tiga unsur mulai dari Satpol PP, Polres Metro Jakarta Selatan dan TNI.

    (whn/dhn)

  • Update Banjir Pantura Semarang-Demak Senin Pagi: Belum Surut, Sudah Hampir Sepekan Terendam
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        27 Oktober 2025

    Update Banjir Pantura Semarang-Demak Senin Pagi: Belum Surut, Sudah Hampir Sepekan Terendam Regional 27 Oktober 2025

    Update Banjir Pantura Semarang-Demak Senin Pagi: Belum Surut, Sudah Hampir Sepekan Terendam
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    — Hampir sepekan genangan banjir di Jalan Pantura Semarang-Demak, Jawa Tengah, belum juga surut.
    Berdasarkan pantauan, banyak kendaraan mogok karena nekat menerabas genangan air pada Senin (27/10/2025).
    Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto, mengatakan arus lalu lintas tersendat cukup panjang karena genangan masih tinggi.
    “Genangan air sedalam kurang lebih 30 sentimeter di titik terdalam,” kata Rismanto saat dikonfirmasi.
    “Sedangkan kendaraan dari arah Semarang dialihkan ke jalur Pedurungan untuk mengurangi kepadatan,” ujarnya.
    Selain itu, ia mengimbau agar pengendara kendaraan pribadi dan truk kecil tidak melintas di Jalan Kaligawe.
    “Karena kondisi air masih tinggi dan berisiko mogok,” lanjut dia.
    Sementara itu, Dion (30), salah satu pengendara sepeda motor, mengaku terjebak saat mencoba melintas di jalan tersebut.
    “Saya kira sudah surut,” ujarnya.
    Dia berharap pemerintah segera melakukan penanganan agar Jalan Pantura Semarang-Demak bisa kembali dilalui seperti biasa.
    “Kalau seperti ini terus sudah, mau kerja susah,” keluhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.