Topik: Banjir

  • Pemkab Tolitoli Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir

    Pemkab Tolitoli Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir

    Tolitoli, Beritasatu.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolitoli, Sulawesi Tengah, menetapkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari setelah banjir dan angin kencang melanda sejumlah wilayah sejak akhir pekan lalu. Keputusan tersebut diambil untuk mempercepat penanganan warga terdampak dan mencegah risiko bencana susulan.

    Status tanggap darurat berlaku mulai 27 Oktober hingga 2 November 2025, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Tolitoli Nomor 360/656/BPBD/2025. “Penetapan status ini merupakan langkah cepat setelah hasil kaji Tim Reaksi Cepat BPBD menunjukkan tingginya dampak banjir dan potensi bencana lanjutan,” kata Bupati Tolitoli, Amran Hi Yahya, dalam keterangannya. Rabu (29/10/2025).

    Hujan deras disertai pasang air laut menyebabkan Sungai Lembe meluap dan merendam lima kelurahan di Kecamatan Baolan, yakni Tuweley, Baru, Nalu, Tambun, dan Panasakan. Sedikitnya 1.300 kepala keluarga terdampak. Sejumlah fasilitas umum juga rusak, antara lain pipa air bersih, bronjong sungai, sarana pendidikan, dan rumah ibadah.

    Sementara itu, angin kencang pada Rabu (29/10/2025) menumbangkan pohon besar di Desa Dungingis, Kecamatan Dakopemean, dan menutup sebagian badan jalan Trans Tolitoli–Buol. Warga bersama aparat desa dan petugas BPBD bergotong royong menyingkirkan batang pohon hingga jalur lalu lintas kembali dapat dilalui dalam beberapa jam.

    Menurut Kepala BPBD Sulteng, Akris Fattah Yunus, kebutuhan mendesak saat ini meliputi logistik bantuan, pasokan air bersih, normalisasi sungai, serta penguatan tebing sungai. “Kami terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi serta lembaga terkait,” ujarnya.

    BMKG mengingatkan potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi di wilayah Sulawesi Tengah beberapa hari ke depan. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap hujan lebat, angin kencang, dan genangan air di kawasan rendah.

    Peristiwa ini menambah daftar bencana hidrometeorologi yang terjadi di Sulawesi Tengah dalam bulan Oktober. Pemerintah daerah mengimbau warga tetap siaga dan menjaga kebersamaan dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu.

  • Kementerian PU bergerak cepat dalam penanganan banjir di Semarang

    Kementerian PU bergerak cepat dalam penanganan banjir di Semarang

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bergerak cepat dalam melakukan penanganan banjir di Semarang, termasuk melakukan pemasangan pompa-pompa air.

    “Untuk banjir ini, kami Kementerian PU sudah melakukan penanganan darurat. Kami sudah memasang pompa-pompa yang ada di sana,” ujar Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti di Jakarta, Rabu.

    Menurut Diana, penanganan banjir dilakukan di Semarang, Genuk, Sultan Agung dan Kaligawe yang mengalami hujan terus-menerus.

    “Totalnya itu ada 30 untuk pompa-pompa di sana,” katanya.

    Diana mengatakan banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan juga banjir rob mengingat permukaan laut di Semarang sudah naik.

    “Karena hujannya juga cukup deras dan lama sehingga genangan yang kemarin itu sudah turun tapi naik lagi. Selain itu juga dikarenakan oleh banjir rob, dan banjir rob itu terjadi karena memang permukaan air lautnya naik,” katanya.

    Sebagai informasi, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus melakukan langkah cepat dan terintegrasi dalam mengatasi penurunan genangan banjir yang melanda wilayah Tenggang dan Sringin, Kota Semarang, Jawa Tengah.

    Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Dwi Purwantoro mengatakan telah menginstruksikan untuk mempercepat upaya penanganan banjir.

    Adapun langkah-langkah strategis yang diambil, salah satunya dengan mempercepat pengadaan dan optimalisasi pompa yang sudah ada di lapangan. Sebanyak 27 unit pompa mobile telah dikerahkan ke lokasi banjir, termasuk bantuan mobile Pump dari berbagai BBWS, seperti BBWS Brantas, BBWS Bengawan Solo, BBWS Cimanuk Cisanggarung.

    Kemudian dari BBWS Serayu Opak, dan BBWS Ciliwung Cisadane. Pompa tambahan juga datang dari Pemda Provinsi Jawa Tengah dan Pemkot Semarang.

    Selain itu, menindaklanjuti instruksi tersebut, BBWS Pemali Juana telah mempercepat proses peningkatan (upgrading) pompa di dua rumah pompa utama, yakni Rumah Pompa Tenggang dengan kapasitas 12 m³/detik dan Rumah Pompa Sringin dengan kapasitas 10 meter kubik per detik (m³/detik), yang ditargetkan selesai pada awal November 2025.

    Kementerian PU berkomitmen untuk terus memperkuat sistem pengendalian banjir di wilayah pantai utara Jawa, termasuk Semarang, melalui kombinasi antara peningkatan kapasitas infrastruktur fisik dan pengelolaan tata air yang adaptif terhadap kondisi cuaca ekstrem.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hulu Sungai Rusak Diduga Karena Tambang Ilegal

    Hulu Sungai Rusak Diduga Karena Tambang Ilegal

    Liputan6.com, Jakarta – Banjir bandang menerjang Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (27/10/2025). Banjir diduga kuat berakar dari kerusakan lingkungan di kawasan hulu sungai seperti penggundulan hutan dan potensi aktivitas pertambangan ilegal di wilayah tersebut.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana Rizki menjelaskan hasil analisis awal menunjukkan adanya pendangkalan sungai karena banyaknya material lumpur yang terbawa dari hulu.

    Kondisi sungai yang dangkal ini lantas memperparah meluapnya air secara ekstrem saat hujan deras mengguyur wilayah selatan Sukabumi.

    “Jika melihat kondisi air sungai yang sangat keruh, indikasi kuatnya adalah terjadinya pendangkalan. Hal ini mungkin bersumber dari bagian hulu yang sudah tidak lagi berhutan (gundul),” ungkap Eki pada Rabu (29/10/2025).

    Selain tingginya curah hujan, jebolnya beberapa tanggul juga memperluas dampak bencana, membuat aliran air sungai meluber ke pemukiman warga di sejumlah kampung, termasuk Cikahuripan.

    “Debit air yang sangat tinggi ditambah jebolnya tanggul-tanggul mengakibatkan air tumpah ke segala arah. Inilah pemicu wilayah sekitar terendam sangat parah,” jelasnya.

  • DWP Bappenas komitmen dukung percepatan capaian SDGs di Indonesia

    DWP Bappenas komitmen dukung percepatan capaian SDGs di Indonesia

    Menulis opini mungkin sering dianggap sepele, namun ini merupakan suatu tantangan terutama bagi yang belum terbiasa menulis…,

    Jakarta (ANTARA) – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menegaskan komitmen mendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) di Indonesia.

    Upaya tersebut ditunjukkan dengan peluncuran buku antologi “Perempuan Berkisah”, yang memuat kisah inspiratif anggota DWP dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

    “Partisipasi ini menunjukkan komitmen bersama dalam mendorong literasi gizi, pendidikan berkualitas, sebagai upaya pencapaian SDGs 2030 menuju Indonesia Emas 2045,” kata Ketua DWP Kementerian PPN/Bappenas Yogi Retna Pungkas dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu.

    Dalam kesempatan tersebut, DWP Bappenas bersama Sekretariat Nasional SDGs turut mengapresiasi keterlibatan para perempuan dalam memberikan gagasan terkait pendidikan gizi keluarga melalui Lomba Menulis Opini bertema Peran Orang Tua dalam Pendidikan Gizi Keluarga dan Harapannya terhadap Program Makan Bergizi Gratis.

    Lomba tersebut ditujukan untuk mendukung pencapaian SDGs 2030 dan Indonesia Emas 2045.

    Sebanyak 700 peserta seluruh Indonesia dengan berbagai latar belakang telah berpartisipasi dalam Lomba Menulis Opini yang diselenggarakan sejak Agustus-Oktober 2025.

    Kegiatan yang menjadi bagian dari rangkaian Sustainable Development Annual Conference (SAC) 2025 ini menyoroti urgensi literasi gizi di tingkat keluarga sebagai fondasi pembangunan manusia Indonesia.

    Pemenang Lomba Menulis Opini adalah Rani Yuliani dari Pelalawan, Riau; Maria Fransiska dari Sentani, Jayapura; dan Hermin Hardiyanti dari Makassar, Sulawesi Selatan.

    Lomba Menulis Opini ini dianggap bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi merupakan bentuk nyata pemberdayaan perempuan melalui literasi dan keberanian berpendapat.

    “Menulis opini mungkin sering dianggap sepele, namun ini merupakan suatu tantangan terutama bagi yang belum terbiasa menulis. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari menumbuhkan keinginan membaca dengan menggali sumber dan juga melawan banjir informasi menyesatkan,” ucap Penasihat DWP Kementerian PPN/Bappenas Ninuk Mardiana Pambudy.

    Rangkaian acara ini merupakan bentuk sinergi pemerintah, keluarga, dan komunitas untuk kesehatan gizi dalam pencapaian TPB/SDGs yang selaras dengan Tujuan 1 Tanpa Kemiskinan; Tujuan 2 Tanpa Kelaparan; lalu Tujuan 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

    Kemudian juga Tujuan 4 Pendidikan Berkualitas; Tujuan 5 Kesetaraan Gender; Tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; dan Tujuan 17 Kemitraan untuk Tujuan.

    “Saya sangat mengapresiasi tulisan dan opini yang disampaikan, yang mengombinasikan upaya pencapaian SDGs dengan makan bergizi. Perempuan merupakan sosok penting dalam rumah tangga yang berperan dalam program pengembangan anak-anak Indonesia ke depannya,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy.

    “Membangun generasi emas bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi gerakan bersama yang dimulai dari rumah. Pendidikan Gizi Keluarga, bila dilakukan jutaan keluarga, akan menggerakkan pembangunan manusia Indonesia menuju 2045,” ungkap Kepala Bappenas.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Selat Muria Muncul Setelah Hilang 300 Tahun, Ini Kata Pakar Geologi

    Selat Muria Muncul Setelah Hilang 300 Tahun, Ini Kata Pakar Geologi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada 2024 lalu, wilayah pesisir Utara Jawa Tengah dilanda banjir besar. Salah satu yang terparah terjadi di Demak dan Kudus.

    Hal ini sempat menghebohkan masyarakat dan memicu spekulasi kemunculan selat Muria yang sudah lama hilang.  Dulunya, selat Muria memisahkan Pulau Jawa dan Gunung Muria. Seiring perkembangan waktu, selat itu menjadi daratan sekitar 300 tahun lalu.

    Pakar Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eko Soebowo mengatakan penurunan tanah di wilayah tersebut mudah terjadi. Tak menutup kemungkinan Selat Muria bisa kembali muncul, namun penyebabnya bukan banjir.

    Eko menjelaskan penurunan permukaan tanah di wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya bervariasi dengan intensitas tertinggi mencapai 10 sentimeter per tahun, seperti yang terjadi di wilayah Semarang timur. Perbedaan ini tergantung dengan tipikal tanah di daerah masing-masing dan faktor pendukung penurunan tanah yang ada di wilayah tersebut.

    Faktor penurunan muka tanah terbagi menjadi dua, yakni faktor alami dan faktor antropogenik atau dampak aktivitas manusia.

    Faktor alamiah adalah aktivitas tektonik. Faktor ini tidak memiliki dampak yang terlalu besar, karena hanya menyebabkan penurunan sekitar beberapa milimeter.

    Faktor antropogenik atau ulah manusia menjadi kontributor terbesar. Beban infrastruktur tanah lunak bisa menyebabkan penurunan 1 sentimeter per tahun.

    Lalu, eksploitasi air tanah merupakan faktor dominan yang bisa menyebabkan penurunan hingga 7-8 sentimeter per tahun.

    Selain penurunan permukaan tanah, Eko menyebut kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim juga bisa menyebabkan Selat Muria berpotensi muncul kembali.

    Selat Muria Muncul Bukan Gara-gara Banjir

    Eko menegaskan banjir bukan faktor penyebab kembalinya Selat Muria. Ia mengatakan banjir malah akan membuat daratan menjadi lebih tinggi.

    “Kalau soal banjir, justru malah banjir itu mengisi sedimentasi di daerah selat tersebut. Dari Muria, dari selatan Demak, selatan Semarang, semua sungai-sungainya kan bermuara di daerah pantura,” ujar Eko.

    “Itu kan membawa material, membuat pendangkalan. Tetapi banjir bukan menyebabkan terjadi selat lagi,” lanjutnya.

    Selain itu, banjir akan membawa sedimen ke wilayah terdampak dan hasilnya meningkatkan ketinggian daratan tersebut.

    Nah, seperti itu penjelasan dari pakar geologi BRIN. Semoga informasi ini bermanfaat!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wilayah RI Dihantam Hujan Lebat Sepekan Depan, BMKG Ungkap Penyebabnya

    Wilayah RI Dihantam Hujan Lebat Sepekan Depan, BMKG Ungkap Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia akan diguyur hujan dalam sepekan ke depan. Peningkatan curah hujan ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer skala global, regional, dan lokal.

    Di tingkat global, indeks Dipole Mode Index (DMI) menunjukkan nilai negatif sebesar -1,27, yang menandakan suplai uap air dari Samudra Hindia menuju Indonesia bagian barat meningkat signifikan.

    Pada skala regional, aktivitas fenomena atmosfer seperti MJO, Gelombang Rossby Ekuator, dan Gelombang Kelvin yang secara bersamaan melewati wilayah Indonesia menjadi pemicu hujan lebat di sejumlah wilayah. Selain itu, faktor lokal di masing-masing wilayah menjadikan kondisi atmosfer relatif labil.

    “Sehingga meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat, petir dan angin kencang,” tulis BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 28 Oktober – 3 November 2025, dikutip Rabu (29/10/2025).

    Madden-Julian Oscillation (MJO) juga terpantau aktif di fase 4 atau wilayah Maritime Continent, memicu pertumbuhan awan hujan di Sumatra bagian barat, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi.

    Selain itu, aktivitas Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat diprediksi aktif di Kalimantan Utara, Sulawesi bagian selatan hingga Pulau Jawa bagian utara yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

    BMKG juga mengamati adanya sirkulasi siklonik di Laut Cina Selatan, perairan selatan Kalimantan Tengah, serta Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya. Fenomena ini membentuk area perlambatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) di sejumlah wilayah, yang turut meningkatkan potensi pembentukan awan hujan.

    Daerah konvergensi dan konfluensi ini memanjang mulai dari Laut Natuna Utara hingga Laut Jawa, Kalimantan, Maluku Utara, hingga Papua bagian barat. Kondisi tersebut membuat atmosfer menjadi lebih labil, memperbesar peluang hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat dan angin kencang.

    Dalam periode 28-30 Oktober 2025, status siaga hujan lebat-sangat lebat berlaku untuk Sumatra Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Pegunungan.

    Sementara itu, potensi angin kencang diperkirakan terjadi di Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

    Pada periode 31 Oktober-3 November 2025, potensi hujan lebat masih akan berlanjut di sejumlah wilayah dengan peringatan siaga khusus untuk Papua Pegunungan.

    BMKG mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir, genangan air, hingga longsor. Masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan saluran drainase agar tidak tersumbat, serta rutin memantau informasi cuaca resmi BMKG sebelum beraktivitas.

    “Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang,” tulis imbauan BMKG.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lebih Baik IKN Dijadikan Destinasi Konser

    Lebih Baik IKN Dijadikan Destinasi Konser

    GELORA.CO -Analis komunikasi politik Hendri Satrio alias Hensat mengusulkan gagasan unik terkait masa depan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. 

    Menurutnya, jika proyek pemindahan ibu kota sudah tidak memungkinkan untuk dilanjutkan, maka kawasan tersebut sebaiknya diubah menjadi destinasi wisata dan pusat kegiatan seni berskala nasional maupun internasional.

    “Menurut saya dijadiin kayak Prambanan gitu. Prambanan itu kalau mau ada konser-konser itu sering banget di Prambanan, misalnya Prambanan Jazz. Nah itu bisa juga tuh IKN dibikin kayak buat konser-konser gitu seperti di Prambanan,” ujar Hensat lewat kanal Youtube miliknya, Rabu, 29 Oktober 2025.

    Menurutnya, konsep semacam itu bisa menghidupkan ekonomi lokal tanpa membebani anggaran besar negara untuk melanjutkan megaproyek yang belum selesai.

    “Jadi kalau IKN sudah nggak mungkin lagi dilanjutkan, sudah dihentikan saja. Saran saya dijadiin destinasi wisata atau misalnya jadi destinasi konser. Tapi syaratnya harus ada penerbangan langsung ke situ,” jelasnya.

    Hendri menambahkan, secara infrastruktur, kawasan IKN sebenarnya sudah memiliki modal awal seperti bandara dan akses yang bisa dikembangkan untuk mendukung pariwisata.

    “Bandaranya sudah ada, kalau kebanjiran itu tinggal dibagusin. Jadi misalnya ada konser di situ, konser internasional ya jangan di Jakarta terus kan nggak merata juga. Terbangin ke situ, jadi hotel-hotel sudah ada kan jadi laku,” ujarnya.

    Ia menilai, jika dikelola secara kreatif, kawasan tersebut bisa menjadi ekosistem ekonomi baru berbasis hiburan dan pariwisata.

    “Ritelnya di situ bisa berkembang walaupun mungkin nggak setiap hari ada konser, tapi kan minimal kalau misalnya sebulan tiga kali aja udah lumayan tuh hotel bisa hidup,” kata Hensat.

    Lebih lanjut, Hensat juga menyinggung peran artis dan influencer yang dulu sempat mempromosikan IKN agar turut berkontribusi jika proyek itu beralih fungsi.

    “Dulu artis-artis yang ke IKN, selebriti, influencer suruh bikin konser di IKN sana. Maksud saya mereka juga harus bertanggung jawab juga tuh terhadap endorsan mereka,” tegasnya.

    Founder Lembaga Survei Kedai Kopi itu pun mendorong Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mempertimbangkan wacana tersebut secara serius.

    “Kementerian Pariwisata harus usulin itu. Kalau memang IKN sudah tidak diteruskan, ubah jadi pusat wisata dan konser internasional,” pungkasnya. 

  • Musim Hujan Tiba, Simak Tips Aman Berkendara Saat Hujan dan Banjir!

    Musim Hujan Tiba, Simak Tips Aman Berkendara Saat Hujan dan Banjir!

    Jakarta

    Sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan. Sebagai bentuk persiapan dan antisipasi dalam beraktivitas di luar ruangan, masyarakat perlu memperhatikan tips aman berkendara saat hujan deras dan banjir terjadi.

    Berikut ini ada sederet tips berkendara saat hujan dan banjir, dikutip dari akun resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) bersama Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta yang bisa diterapkan agar selamat dan nyaman dalam perjalanan.

    5 Hal Agar Berkendara Tetap Nyaman

    Jika terpaksa berkendara saat hujan dan banjir, mengingat jarak pandang yang lebih pendek dan jalanan licin membuat perjalan lebih berbahasa, maka pastikan beberapa hal berikut ini agar berkendara tetap nyaman dan aman.

    Kurangi kecepatan.Jaga jarak aman antisipasi pengereman mendadak.Fokus, jangan main handphone.Cek kondisi kendaraan, seperti ban, rem, wiper, lampu, AC, hingga aki berfungsi dengan baik.Selalu patuhi rambu-rambu lalu lintas.6 Tips Khusus Pengendara Roda Dua

    Khusus pengguna kendaraan roda dua atau motor, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan agar diterapkan saat berkendara di kondisi hujan dan banjir.

    Gunakan helm berkaca bening.Sedia jas hujan SNI dan berwarna cerah agar terlihat oleh pengendara lain.Gunakan sepatu berbahan karet agar tidak mudah tergelincir.Waspada genangan air dan jalan berlubang yang tertutup air.Jika hujan terlalu lebat, berteduh di tempat aman.Jangan berteduh di bawah pohon, jembatan, atau flyover.5 Tips Khusus Pengendara Roda Empat

    Sementara itu, bagi pengguna kendaraan beroda empat seperti mobil dan sejenisnya yang melalui jalan tol, bisa memperhatikan tips berikut agar perjalanan aman.

    Tetap berada di lajur kiri, kecuali untuk mendahului.Tidak melaju di bawah kecepatan minimal (60 km/jam) atau melebihi batas maksimal (80 km/jam).Nyalakan lampu kecil saat hujan.Hindari penggunaan bahu jalan.Perhatikan rambu-rambu jika ada pekerjaan di jalan tol.

    (wia/imk)

  • Keseriusan China Garap Industri Mobil Global

    Keseriusan China Garap Industri Mobil Global

    Chongqing

    Inovasi China di industri otomotif tak perlu diragukan lagi. Tak perlu heran memang, bahkan sebuah provinsi aja memiliki fasilitas pengujian yang lengkap. Salah satu contohnya adalah Provinsi Chongqing yang memiliki fasilitas pengujian mobil alias proving ground yang luasnya mencapai 221 hektare.

    Fasilitas ini dikelola oleh Chongqing Xibu Automobile Proving Ground Management Ltd, yang merupakan anak usaha dari China Automotive Engineering Research Institute. Proving ground ini diklaim fasilitas pengujian kendaraan paling lengkap yang ada di barat China.

    Chongqing serius garap industri mobil Foto: Zulfi Suhendra/detikOto

    Area proving ground 221 hektare itu dilengkapi dengan berbagai macam kondisi dan medan jalan, mulai jalan kering, basah, jalan memutar dinamis, jalan bebatuan, speed bump, jalan dengan kemiringan tinggi hingga jalan menanjak, jalan untuk mengetes ketahanan terhadap genangan banjir, dengan sudut kemiringan tinggi dan lainnya.

    Jalan uji tersebut masing-masing telah mendapatkan persetujuan dan otorisasi lokasi inspeksi dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi serta Kementerian Perhubungan China.

    Tak hanya buat mobil-mobil pabrikan China, proving ground ini juga dipercaya pabrikan mobil dari negara lain seperti Amerika, Eropa, dan Jepang, termasuk dalam penelitian dan pengembangan produk, pengujian ketahanan, pengujian korosi, pengembangan kinerja, sertifikasi tipe, dan uji regulasi wajib otomotif.

    Chongqing serius garap industri mobil Foto: Zulfi Suhendra/detikOto

    Xibu Proving Ground ini juga memiliki ruang lingkungan, ruang semprot garam, laboratorium korosi kendaraan dan suku cadang, zer, dan jalan uji korosi khusus, yang dapat menyediakan pelanggan dengan solusi uji ketahanan korosi kendaraan dan suku cadang yang memenuhi standar internasional.

    Terlihat saat menjajal proving ground ini menggunakan mobil Changan, detikOto melihat mobil-mobil berseliweran. Kebanyakan dari mobil tersebut juga masih dalam tahap RnD.

    Panjang total jalan di proving ground ini 46,5 km, dengan jalan uji sepanjang 43,4 km, termasuk 5,4 km dari 32 jenis permukaan jalan keandalan, 14 jalan uji yang berbeda, 67 jenis permukaan jalan khusus.

    (zlf/lua)

  • Kota Bandung Mulai Perkenalkan Angkot Listrik dengan Sistem Pembayaran Digital

    Kota Bandung Mulai Perkenalkan Angkot Listrik dengan Sistem Pembayaran Digital

    Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi menyambut baik inovasi ini sebagai simbol bahwa Bandung terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.

    “Kota Bandung mah harus kreatif, inovatif, dan bisa menyesuaikan diri. Yang penting, manfaatnya harus bisa dirasakan masyarakat dan membuat sistem angkutan lebih tertib,” terang dia.

    “Bagi Pemkot Bandung, uji coba ini bukan sekadar mengganti mesin bensin dengan listrik, tapi membangun ekosistem transportasi publik yang cerdas, ramah lingkungan, dan saling terhubung. Jika sukses, Angklung bisa menjadi cikal bakal wajah baru transportasi Bandung yang efisien, nyaman, dan berteknologi tinggi,” tutup Asep.

    Sebelumnya, wilayah Bandung Raya, Provinsi Jawa Barat (Jabar) saat ini mulai memasuki awal musim hujan.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung memprakirakan cuaca sepekan ke depan akan didominasi kondisi cerah berawan pada pagi hari, disertai potensi hujan ringan hingga lebat di siang, sore, dan malam hari.

    Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu menyampaikan, peralihan dari kemarau menuju musim hujan membuat cuaca di Bandung Raya bersifat dinamis dan tidak menentu.

    “Masyarakat diimbau supaya tetap waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat dalam durasi singkat dan skala lokal yang dapat disertai petir dan angin kencang antara siang, sore, atau malam hari. Kondisi ini dapat berdampak genangan, banjir, dan tanah longsor,” ujar Teguh dalam keterangan tertulis, Senin 27 Oktober 2025.