Banjir Lumajang, Pemkab Normalisasi Sungai dan Sedot Genangan Air di Permukiman
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mulai melakukan normalisasi Sungai Banter untuk mencegah terjadinya banjir susulan.
Sebelumnya, sebanyak 2.120 rumah warga di Kecamatan Jatiroto dan Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terendam banjir.
Rinciannya, di Desa Rojopolo terdapat 1.185 rumah yang terdampak banjir dan Desa Kaliboto Kidul 40 rumah.
Ditambah, banjir meluas ke tiga desa di Kecamatan Rowokangkung, tepatnya di Desa Rowokangkung, Desa Nogosari, dan Desa Sidorejo.
Terdapat 895 rumah warga di tiga desa tersebut yang terendam banjir.
Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, penyebab banjir di Kecamatan Rowokangkung adalah pendangkalan aliran Sungai Banter dan kiriman air dari banjir di Kecamatan Jatiroto.
Ditambah, intensitas hujan tinggi mengguyur Kecamatan Rowokangkung dalam 2 hari terakhir.
“Dari kemarin hujan 2 hari, kemudian di Jatiroto airnya mengalir ke sini, terus sungai-sungai di sini ada pendangkalan,” kata Indah di Lumajang, Sabtu (1/11/2025).
Untuk mengatasi banjir, Indah mengatakan, pemerintah telah menerjunkan alat berat untuk melakukan normalisasi sungai.
Menurutnya, upaya normalisasi sungai telah dilakukan oleh Dinas PU SDA Provinsi sepanjang 3-4 kilometer, dengan dukungan dana dari
Corporate Social Responsibilit
y (CSR).
Namun, masih diperlukan normalisasi tambahan sekitar 3 kilometer lagi agar air tidak lagi menggenangi permukiman warga.
“Hari ini didatangkan alat untuk membersihkan ini karena sungainya penuh dengan ganggang dan sampah-sampah, ada kayu-kayu juga,” jelasnya.
Untuk penanganan darurat, Pemerintah juga telah menerjunkan truk tangki untuk melakukan penyedotan agar air yang menggenangi permukiman warga segera surut.
“Penyedotan juga kita lakukan agar warga bisa segera beraktivitas normal,” tambahnya.
Namun, apabila air tidak bisa surut sampai sore nanti, pemerintah juga menyiapkan posko darurat di Kantor Balai Desa Sidorejo, termasuk dengan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan warga.
“Tapi kita sudah siap untuk membuka posko dan dapur umum, kita sudah siapkan, tapi mudah-mudahan itu tidak terjadi, ya. Mudah-mudahan segera surut,” ujarnya.
Untuk meringankan beban warga terdampak, mulai dari penyediaan bantuan logistik hingga fasilitas kesehatan untuk warga.
“Sudah, air bersih, air mineral untuk minum, air bersih untuk mandi, makanan siap saji dan layanan kesehatan sudah disiapkan,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-
/data/photo/2025/11/01/6905acb79ad00.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir Lumajang, Pemkab Normalisasi Sungai dan Sedot Genangan Air di Permukiman Surabaya 1 November 2025
-

Cuaca ekstrem, Pemprov DKI diminta antisipasi banjir dan longsor
Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk mengantisipasi banjir dan tanah longsor dalam menghadapi cuaca ekstrem di Jakarta.
Dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, dia mengatakan selain persoalan saluran air yang kerap menjadi penyebab banjir, tanah longsor di wilayah tertentu juga perlu menjadi perhatian serius.
“Ditambah lagi kondisi pohon-pohon besar yang ada di Jakarta harus diperhatikan oleh Dinas Pertamanan. Jika perlu, lakukan penopingan untuk mencegah pohon tumbang, karena saat musim hujan, biasanya dibarengi dengan angin kencang,” kata Yuke.
Tak hanya itu, Pemprov DKI juga diminta untuk melakukan mitigasi bencana banjir untuk menekan jumlah warga yang terdampak banjir.
“Mitigasi banjir sangat penting, karena evakuasi terhadap korban banjir membutuhkan waktu, dikarenakan kondisi mendadak dan serentak, walaupun sejauh ini koordinasi lintas instansi cukup baik dan profesional,” ujar Yuke.
Dia pun menyoroti potensi peningkatan debit air dari hulu saat musim hujan. Langkah pengerukan kali, pengecekan saluran, pengecekan turap, tanggul dan jembatan dinilainya harus segera dilakukan.
“Antisipasi harus kita lakukan sejak awal. Jangan sampai Pemprov tidak siap dalam menghadapi dampak dari musim hujan pada akhir tahun 2025 ini,” ucap Yuke.
Secara teknis, kata dia, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta dapat melakukan pengecekan titik-titik genangan yang terjadi saat ini.
Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat pun harus dilakukan untuk memberikan kesadaran agar tidak membuang sampah rumah tangga ke dalam sungai dan saluran air sehingga mengakibatkan saluran air menjadi tidak berjalan normal saat hujan.
“Apakah sudah masuk dalam rencana jangka pendek dan menengah kita atau tidak? Lalu, beberapa titik yang sudah dilakukan pembenahan bisa mengurangi banjir atau tidak. Itu harus dilakukan evaluasi untuk perbaikan-perbaikan,” tutur Yuke.
Menurut dia, menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta harus dilakukan secara tuntas, dan tidak dapat dilakukan setengah-setengah.
“Contohnya untuk Ciliwung, sepakat harus tuntas. Disamping juga 12 aliran sungai lainnya. Jika itu dilakukan, tentunya saya yakin banjir Jakarta bisa berkurang atau mungkin terbebas dari banjir,” jelas Yuke.
Sebaliknya, kata dia, jika penanggulangan banjir dilakukan secara parsial, maka Jakarta diyakini tetap mengalami genangan-genangan saat musim hujan.
“Untuk bisa bebas dari banjir, memang sangat sulit, karena butuh anggaran yang besar dan komitmen bersama dari gubernur DKI Jakarta. Tidak bisa hanya diselesaikan oleh 1 atau 2 gubernur, tapi juga dilakukan berkelanjutan oleh setiap gubernur. Apalagi, Jakarta memiliki blue print pengendalian banjir yang harus disepakati dan tinggal dijalankan bersama,” papar politisi PDI Perjuangan itu.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebutkan penanganan banjir dan genangan di ibu kota lebih cepat dibandingkan daerah lainnya.
“Mohon maaf, bukan apa-apa, kalau dibandingkan dengan daerah-daerah sekitar, Jakarta pasti lebih cepat penanganannya, dan kemarin relatif cepat penanganannya,” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (30/10).
Pram, sapaan akrabnya, mengakui genangan air di Jakarta selalu ada, terlebih dalam beberapa hari terakhir mengingat Jakarta kerap diguyur hujan.
Meski demikian, dia telah meminta kepada Dinas SDA DKI agar menyiagakan seluruh pompa yang yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dengan begitu, lanjut dia, genangan air serta banjir yang terjadi di Jakarta dapat ditangani secara cepat.
“Seperti yang saya janjikan berulang kali, kemarin sebelum hujan, semua air saya minta untuk dipompa. Jadi, sumber daya air sekarang ini 600 pompa yang kemarin dipersiapkan,” ungkap Pramono.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Hati-hati! Dokter Ingatkan Masalah Kulit yang Sering Muncul saat Musim Hujan-Banjir
Jakarta –
Cuaca belakangan lagi susah ditebak! Paginya panas, tapi sore ke malamnya justru bisa hujan deras hingga menimbulkan banjir. Bahkan beberapa wilayah di Jakarta sempat mengalami banjir imbas hujan deras yang mengguyur selama beberapa jam.
Spesialis kulit dr Ruri Diah Pamela, SpDVE, FINSDV mengingatkan ketika cuaca sedang hujan, kulit akan lebih rentan terhadap masalah kesehatan. Ini disebabkan oleh kulit yang biasanya lebih lembab selama musim hujan.
“Yang paling sering saya temui adalah infeksi jamur seperti tinea corporis atau panu, terutama di area lipatan misalnya seperti ketiak, selangkangan, atau area bawah payudara karena kelembapan tinggi,” ujar dr Ruri ketika dihubungi detikcom, Sabtu (1/11/2025).
“Kemudian, dermatitis kontak akibat kulit sering terpapar air kotor atau banjir yang mengandung bakteri, bahan kimia, dan alergen,” sambungnya.
Selain itu, infeksi bakteri seperti impetigo atau folikulitis juga dapat muncul. Ini bisa terjadi akibat kulit yang lecet, lalu terkena air yang tercemar.
Impetigo adalah infeksi kulit yang biasanya disebabkan bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Kondisi ini biasanya ditandai dengan lepuhan kecil berisi cairan yang mudah pecah dan membentuk kerak kekuningan.
dr Ruri menyebut orang yang memiliki riwayat eksim atau dermatitis atopik juga memiliki risiko kambuh selama musim hujan dan banjir. Ia menjelaskan udara lembab dan dingin membuat barrier lebih mudah rusak.
“Kadang juga muncul gatal-gatal atau urtikaria atau biduran akibat perubahan suhu mendadak dari panas ke dingin,” tandasnya.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan demi mencegah berbagai penyakit kulit. Salah satu faktor penting adalah menjaga kondisi kulit tetap kering dan bersih. Setelah hujan-hujanan, sebaiknya juga segera mandi untuk membersihkan air kotor yang ada di tubuh.
Halaman 2 dari 2
(avk/kna)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3143781/original/016275000_1591254377-20200604-Banjir-Rob-Rendam-Pasar-Ikan-Muara-Baru-FANANI-6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Waspada! Ada Potensi Banjir Rob di Pesisir Jakarta 3-12 November 2025
Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi banjir rob yang diperkirakan melanda sejumlah wilayah utara DKI Jakarta pada 3 hingga 12 November 2025.
Dalam unggahan di akun Instagram resminya, @infobmkg, pada Sabtu (1/11/2025), BMKG menjelaskan bahwa potensi rob ini dipicu oleh fenomena fase Perigee dan bulan purnama yang akan terjadi pada Rabu, 5 November 2025.
Fenomena tersebut berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum dan berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut.
Banjir rob ini berpotensi terjadi pesisir Kamal Muara, Kapuk Muara, dan Pluit. Kemudian, pesisir Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, Kalibaru, Muara Angke, dan Penjaringan.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4255388/original/099094100_1670573986-20221209-Cuaca-Ekstrem-Faizal-4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prakiraan Cuaca Jabodetabek 1 November 2025: Dari Hujan Ringan Hingga Disertai Petir
Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu ke depan, BMKG mengimbau masyarakat untuk pertama, waspada terhadap cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
Kedua, menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
“Ketiga, tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada masa peralihan,” kata BMKG.
Lalu keempat, siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
“Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG,” ucap dia.
“Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru,” tutup BMKG.
-

Jalan RE Martadinata hingga Terminal Tanjung Priok Banjir, Sejumlah Motor Mogok
JAKARTA – Sejumlah ruas jalan di wilayah Jakarta Utara digenangi banjir saat terjadi hujan deras yang melanda wilayah Jakarta Utara dan sekitarnya pada Jumat, 31 Oktober 2025.
Dari pantauan VOI, genangan banjir terjadi di sepanjang Jalan Ketel, Pademangan hingga ruas Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Genangan tersebut berketinggian sekitar 30 hingga 40 sentimeter. Kontur jalan yang tidak rata di Jalan Ketel dan Jalan RE Martadinata dengan kemiringan di bagian kiri, membuat sejumlah kendaraan terjebak banjir.
Rata-rata, kendaraan roda dua yang melintas di sisi jalan lajur kiri di Jalan RE Martadinata alami mogok lantaran genangan air masuk ke area mesin motornya.
Sejumlah motor yang mogok terpaksa didorong oleh pengendara ke tempat yang jauh dari genangan air. Para pengendara motor yang mogok mengangkat kendaraannya keatas trotoar untuk dikeringkan sementara.
Selain itu, genangan banjir juga terdapat di seputaran Terminal Tanjung Priok dan depan Stasiun Tanjung Priok. Beberapa motor yang dikendarai oleh ojek online juga alami mogok.
Mereka terpaksa menepikan kendaraannya ke tempat yang lebih tinggi jauh dari genangan air dengan cara di dorong.
Sutanto, salah satu pengemudi ojek online (ojol) yang alami mogok terlihat kesulitan saat berusaha menghidupkan mesin motornya.
Ia mengaku terjebak banjir di depan terminal Tanjung Priok saat mengantar penumpang.
“Kena banjir, banjir pak disitu, depan Terminal Tanjung Priok. Ketinggian sedengkul. Air masuk ke mesin motor jadi mogok,” kata pria asal Jawa Tengah itu kepada VOI, Jumat, 31 Oktober, malam.
Sutanto mengaku, motornya mogok ketika tengah membonceng penumpang. Namun karena motornya tiba-tiba alami mati mesin, penumpang yang diantarnya terpaksa turun.
“Saya ngojek tadi bawa penumpang, akibatnya penumpang jadi turun disitu karena motor saya mogok. Tapi tetap bayar. Iya lagi ojek, ojek,” ujarnya.
Sutanto berharap, Pemkot Jakarta Utara serius dalam melakukan upaya normalisasi saluran dan perbaikan drainase sehingga wilayah Jakarta Utara tidak menjadi langganan banjir saat musim hujan.
“Ya harapannya biar tidak banjir saja, karena saya yang dirugikan kan kalo banjir. Masyarakat juga yang rugi, bukan pejabat,” keluhnya
/data/photo/2025/11/01/6905aae67d6cf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5169253/original/091368400_1742511936-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
