Topik: Banjir

  • Apel Siaga Bencana Ponorogo Jadi Momentum Introspeksi Hubungan Manusia dan Alam

    Apel Siaga Bencana Ponorogo Jadi Momentum Introspeksi Hubungan Manusia dan Alam

     

    Ponorogo (beritajatim.com) – Ratusan peserta dari berbagai unsur pemerintah, TNI-Polri, relawan, hingga organisasi masyarakat memenuhi Aloon-Aloon Ponorogo. Mereka mengikuti Apel Gabungan Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi dan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana. Namun, bukan sekadar apel rutin. Kegiatan ini menjadi momentum perenungan kolektif tentang hubungan manusia dan alam, yang belakangan semakin renggang.

    Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dalam arahannya berbicara dengan nada yang dalam dan menohok. Dia menyebut, bencana hidrometeorologi bukan hanya takdir, tapi akibat tangan manusia sendiri yang abai terhadap keseimbangan alam.

    “Alam sudah tidak lagi bersahabat dengan kita, karena kita hadir tidak menjaga keseimbangan. Kita hidup dengan berbagai macam kerakusan sehingga alam menjadi marah. Maka bencana hidrometeorologi bukan saja takdir, tapi ulah tangan manusia dengan segala nafsunya,” tegas Kang Giri, sapaan akrabnya, Rabu (5/11/2025).

    Orang nomor satu di Bumi Reog itu mengajak seluruh masyarakat Ponorogo untuk belajar dari peristiwa banjir dan longsor yang melanda tahun lalu. Menurutnya, hujan, angin, dan petir yang datang silih berganti, seharusnya menjadi peringatan agar manusia berhenti memperlakukan alam semaunya sendiri.

    “Kita berdoa dan introspeksi agar Allah tidak mendatangkan bencana di Ponorogo,” katanya.

    Dia menegaskan, Ponorogo kini berada di wilayah yang disebutnya sebagai “sumber paket bencana”. Karena itu, apel dan gelar pasukan menjadi simbol partisipasi bersama dalam menjaga keseimbangan alam dan memperkuat mitigasi bencana.

    Kang Giri menambahkan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Menurutnya, mitigasi bencana harus dilakukan secara menyeluruh hingga tingkat desa. Dia pun mengingatkan pentingnya gotong royong, kerja bakti, dan kesadaran warga untuk tidak membuang sampah ke sungai.

    “Semua pihak sampai ke desa-desa harus kerja bakti. Jangan ada sampah berkeliaran di sungai yang berasal dari drainase. Potongan bambu pun jangan dibuang ke sungai, karena bisa menghambat aliran air dan membuat jembatan ambrol,” pungkasnya. (End

  • Polres Bojonegoro Gelar Apel Siaga Bencana, Seluruh Peralatan Evakuasi Digeber!

    Polres Bojonegoro Gelar Apel Siaga Bencana, Seluruh Peralatan Evakuasi Digeber!

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Musim penghujan di depan mata, Polres Bojonegoro tak mau kecolongan. Mengantisipasi ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor yang rawan terjadi, apel siaga lintas sektor digelar di halaman Mapolres Bojonegoro, Rabu (5/11/2025).

    Apel kesiapsiagaan bencana tersebut merupakan langkah awal untuk memastikan seluruh elemen siap siaga menghadapi skenario terburuk di wilayah Jawa Timur, khususnya Bojonegoro.

    Apel kesiapsiagaan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Bojonegoro, AKBP Afrian Satya Permadi. Tidak sendiri, seluruh kekuatan dikumpulkan, mulai dari jajaran pejabat utama (PJU) Polres, para Kapolsek, hingga Danki Brimob Kompi 3 Batalyon C Pelopor.

    Kesiapan ini juga diperkuat dengan kehadiran mitra penting, yakni perwakilan dari Kodim 0813 Bojonegoro, BPBD, dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Bojonegoro.

    Dalam arahannya, AKBP Afrian menegaskan bahwa apel ini bukan sekadar formalitas, melainkan pengecekan riil kesiapan di lapangan. “Kita harus memastikan kesiapan penuh, baik personel maupun peralatan. Jangan sampai ada kendala saat terjadi keadaan darurat,” ujar AKBP Afrian dengan tegas.

    Selesai apel, Kapolres tak langsung bubar. Bersama jajaran terkait dari BPBD dan Damkarmat, ia langsung melakukan inspeksi mendadak. Seluruh sarana dan prasarana “tempur” bencana diperiksa satu per satu.

    Mulai dari kendaraan operasional, alat evakuasi vital seperti perahu karet, pelampung, hingga perlengkapan komunikasi, semua dipastikan dalam kondisi optimal dan siap digunakan kapan pun.

    Kapolres menambahkan, dalam penanganan bencana, dua hal menjadi faktor penting, yakni kecepatan dan ketepatan respons.Menurutnya, hal itu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Koordinasi lintas sektor menjadi harga mati agar penanganan di lapangan berjalan efektif dan efisien.

    “Sinergi antara TNI-Polri, pemerintah daerah, BPBD, dan tentu saja masyarakat harus terus diperkuat. Ini mutlak untuk menjamin terlaksananya quick response (respons cepat) terhadap setiap situasi bencana,” tandasnya.

    Langkah proaktif Polres Bojonegoro ini merupakan tindak lanjut dari arahan Polda Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan di seluruh wilayah. Dengan kolaborasi yang solid, diharapkan dampak bencana di Bojonegoro dapat diminimalkan dan masyarakat merasa aman. [lus/aje]

  • Polres Mojokerto Kota Gelar Apel Siaga Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

    Polres Mojokerto Kota Gelar Apel Siaga Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Polres Mojokerto Kota menggelar Apel Gelar Pasukan sebagai langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem. Kegiatan berlangsung di halaman Mapolres Mojokerto Kota dan dipimpin langsung Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Herdiawan Arifianto.

    Apel tersebut diikuti oleh personel gabungan dari berbagai unsur, antara lain TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Basarnas, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), Palang Merah Indonesia (PMI), PLN, serta relawan tangguh bencana.

    Kehadiran berbagai unsur ini menjadi simbol komitmen bersama untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang berpotensi melanda wilayah Kota Mojokerto.

    Dalam amanatnya, AKBP Herdiawan menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk memperkuat respons cepat terhadap potensi bencana. “Apel ini merupakan langkah nyata untuk memperkuat koordinasi, mempercepat respon, serta menyelamatkan jiwa dan harta benda masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana yang nyata. Kita harus siap siaga menghadapi segala kemungkinan,” tegas AKBP Herdiawan, Rabu (5/11/2025).

    Ia menambahkan bahwa apel ini juga menjadi bentuk tanggung jawab bersama untuk memastikan kesiapan personel, sarana, dan prasarana. Dengan kesiapan yang matang, penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan terkoordinasi.

    Dalam arahannya, AKBP Herdiawan menyampaikan tujuh poin penting sebagai pedoman dalam menghadapi kondisi darurat bencana: memperkuat koordinasi lintas sektoral, menyiapkan personel dan sarana-prasarana, meningkatkan kemampuan deteksi dini, mempercepat evakuasi dan bantuan kemanusiaan, menegakkan hukum, memberikan edukasi masyarakat, serta menggelar latihan terpadu dan membangun komunikasi publik yang humanis.

    Usai apel, AKBP Herdiawan meninjau kesiapan peralatan dan kendaraan taktis yang akan digunakan dalam penanganan bencana, seperti perahu karet, alat evakuasi, serta perlengkapan medis. “Dengan apel kesiapsiagaan ini, diharapkan seluruh instansi terkait dapat memperkuat sinergi dan tanggap terhadap setiap potensi bencana di wilayah Kota Mojokerto. Semangat gotong royong harus terus dijaga sebagai kekuatan utama dalam menghadapi setiap tantangan bencana,” pungkasnya. [tin/beq]

  • Polres Magetan Pastikan Respon Cepat Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi 2025

    Polres Magetan Pastikan Respon Cepat Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Polres Magetan menggelar Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025 di halaman Mapolres Magetan, Rabu (5/11/2025). Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur seperti BPBD, TNI, Satpol PP, organisasi relawan, dan Tim SAR yang ada di wilayah Kabupaten Magetan.

    Apel dipimpin oleh Wakapolres Magetan Kompol Dodik Wibowo dan dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Agenda tersebut menjadi langkah awal dalam memastikan koordinasi, kesiapsiagaan, dan respons cepat seluruh instansi dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi meningkat seiring datangnya musim hujan.

    Dalam amanatnya, Kompol Dodik menyampaikan bahwa apel kesiapan digelar serentak secara nasional sebagai upaya pengecekan kekuatan personel dan kesiapan sarana prasarana pendukung penanggulangan bencana.

    “Kami ingin memastikan seluruh personel dan pemangku kepentingan dapat bergerak cepat, tepat, dan bersinergi dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana. Tujuan utama kita ialah menjamin keselamatan masyarakat,” tegasnya.

    Kompol Dodik menambahkan, potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung berpeluang meningkat seiring datangnya musim hujan dan fenomena La Nina yang diperkirakan berlangsung hingga awal 2026.

    “Meskipun La Nina diprediksi dalam kategori lemah, kita tetap harus waspada. Kondisi curah hujan tinggi tetap dapat memicu bencana di wilayah rawan,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu, Wakapolres juga menekankan pentingnya deteksi dini melalui pemetaan wilayah rawan bencana, peningkatan koordinasi lintas sektor termasuk dengan BMKG dan BPBD, serta kesiapan logistik dan peralatan evakuasi. Ia juga mengingatkan perlunya simulasi dan pelatihan rutin untuk meningkatkan kemampuan personel di lapangan.

    Usai apel, dilakukan pengecekan langsung terhadap sarana pendukung penanggulangan bencana, mulai dari kendaraan operasional, peralatan SAR, perlengkapan medis, hingga logistik darurat.

    Melalui kegiatan tersebut, Polres Magetan berharap soliditas antarinstansi semakin kuat dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, khususnya di kawasan rawan.

    “Penanganan bencana harus dilakukan secara terpadu, profesional, dan humanis. Ini bukan sekadar tugas instansi pemerintah, tapi wujud panggilan kemanusiaan untuk melindungi masyarakat,” tutup Kompol Dodik Wibowo. [fiq/beq]

  • Mahasiswi Asal Bojonegoro Terseret Banjir Saat Tubing di Sungai Singorojo Kendal Belum Ditemukan

    Mahasiswi Asal Bojonegoro Terseret Banjir Saat Tubing di Sungai Singorojo Kendal Belum Ditemukan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan masih berupaya mencari mahasiswi asal Bojonegoro yang hilang setelah terseret arus banjir saat kegiatan tubing di Sungai Singorojo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Korban diketahui bernama Nabila Yulian Dessi Pramesti, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Getas, Kecamatan Singorojo.

    Nabila merupakan anak dari pasangan Agus Yulianto dan Sulikah, warga Desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Hingga Rabu pagi (5/11/2025), pencarian terhadap korban masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Kendal, Basarnas Jawa Tengah, PMI, TNI-Polri, serta relawan dan warga sekitar.

    Kepala Desa Mojosari, M Teguh Rahayu, membenarkan bahwa salah satu korban hilang merupakan warganya. “Belum ditemukan. Kami sangat berharap dan ikut mendoakan semoga anak dari Pak Agus dan Bu Sulikah segera ditemukan,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon.

    Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Heru Wicaksi juga mengonfirmasi bahwa korban asal Bojonegoro tersebut masih dalam pencarian. “Untuk saat ini survivor atas nama Nabila Yulian Dessi Pramesti dengan alamat Desa Mojosari RT 11 RW 02 Kecamatan Kalitidu masih dilakukan pencarian oleh tim SAR Kendal, dan keluarga korban sudah berangkat ke lokasi kejadian,” ungkapnya.

    Peristiwa tragis itu terjadi pada Selasa (4/11/2025) sekitar pukul 13.53 WIB, ketika enam mahasiswa UIN Walisongo sedang bermain tubing di Sungai Singorojo. Meski cuaca di lokasi cerah, hujan deras di wilayah hulu menyebabkan sungai meluap dan arus mendadak deras hingga menyeret para mahasiswa.

    Dari enam mahasiswa tersebut, tiga ditemukan meninggal dunia: Riska Amelia, Sifa Nadilah, dan M Labib Rizki. Sementara tiga lainnya, yakni M Jibril As Sarafi, Nabila Yulian Dessi Pramesti, dan Bima Pranawira, masih dinyatakan hilang dan terus dicari hingga kini. [lus/beq]

  • Update Terkini Petaka Topan Kalmaegi di Filipina, 46 Orang Tewas

    Update Terkini Petaka Topan Kalmaegi di Filipina, 46 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Korban akibat Topan Kalmaegi di Filipina terus bertambah. Hingga Selasa (4/11/2025) malam, jumlah korban tewas akibat topan yang memicu hujan lebat dan banjir besar di kawasan tengah negara itu telah mencapai 46 orang.

    Di antara korban tersebut terdapat enam anggota militer yang tewas setelah helikopter mereka jatuh saat menjalankan misi kemanusiaan.

    Helikopter jenis Huey milik militer itu jatuh di Provinsi Agusan del Sur, Pulau Mindanao, ketika sedang melaksanakan operasi bantuan bencana di tengah terpaan badai. Militer Filipina menyatakan enam jenazah awak telah ditemukan, sementara penyelidikan atas penyebab kecelakaan masih berlangsung.

    Insiden tersebut terjadi menjelang tengah hari, sekitar 270 kilometer dari Pulau Cebu, wilayah yang paling parah dilanda topan. Otoritas setempat melaporkan sedikitnya 39 orang tewas akibat tenggelam atau tertimpa reruntuhan, sementara satu korban lainnya dilaporkan meninggal di pulau tetangga, Bohol.

    Meski Topan Kalmaegi yang secara lokal disebut Tino perlahan melemah setelah mendarat Selasa pagi, badai ini tetap menerjang sejumlah wilayah dengan kecepatan angin mencapai 120 kilometer per jam dan hembusan hingga 165 kilometer per jam. Topan tersebut menyapu kawasan Visayas dan bergerak menuju Palawan bagian utara serta Laut Cina Selatan.

    Puluhan ribu warga di wilayah Visayas, termasuk sebagian selatan Luzon dan utara Mindanao, dievakuasi sebelum topan datang. Badai ini merendam rumah-rumah dan menyebabkan banjir luas di berbagai daerah.

    Banjir Meluas, Listrik Padam

    Menjelang malam, air mulai surut di Kota Cebu, namun aliran listrik belum sepenuhnya pulih dan layanan telekomunikasi masih terganggu.

    Video yang telah diverifikasi dan beredar di media sosial memperlihatkan mobil-mobil terendam air dan terseret arus banjir. Setelah banjir surut, beberapa kendaraan tampak menumpuk satu sama lain, bahkan ada yang terbalik.

    “Kami benar-benar cemas karena semakin lama hujan turun, air semakin tinggi,” ujar John Patajo, seorang penjaga rumah di Cebu, dilansir Reuters. “Ketika air mulai naik, kami naik ke lantai dua. Tapi karena air terus naik, kami akhirnya pindah ke atap rumah.”

    Topan Kalmaegi diperkirakan akan meninggalkan wilayah Filipina pada Rabu malam atau Kamis pagi.

    Foto dan video dari Palang Merah Filipina memperlihatkan tim penyelamat berjalan di genangan air setinggi lutut di Kota Cebu, menggunakan perahu untuk mengevakuasi warga yang terjebak. Di wilayah pinggiran kota, rumah-rumah terendam hampir seluruhnya, menyisakan atap dan lantai atas yang masih terlihat.

    Sementara itu, lebih dari 300 penerbangan menuju dan dari daerah terdampak dibatalkan pada Selasa, sementara kapal-kapal di laut diperintahkan untuk kembali ke pelabuhan.

    Badan meteorologi Filipina (PAGASA) sebelumnya telah memperingatkan adanya risiko tinggi “gelombang badai yang mengancam jiwa dan merusak,” dengan ketinggian dapat mencapai lebih dari tiga meter di kawasan pesisir dan dataran rendah di wilayah tengah negara itu.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hadapi Musim Hujan, Kementerian PU Pastikan Alat Berat dan Tim Tanggap Darurat Siaga 24 Jam

    Hadapi Musim Hujan, Kementerian PU Pastikan Alat Berat dan Tim Tanggap Darurat Siaga 24 Jam

    BANDUNG — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU) memastikan seluruh jajaran siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seiring masuknya musim hujan di berbagai wilayah Indonesia.

    “BMKG sudah memperingatkan adanya cuaca ekstrem. Karena itu, kami memastikan seluruh peralatan dan tim tanggap bencana di setiap balai siap dikerahkan 24 jam,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 4 November.

    Dia menegaskan, wilayah Jawa Barat dan beberapa provinsi lain diperkirakan menghadapi curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor.

    Untuk itu, Kementerian PU melakukan pengecekan kesiapan alat berat, pompa air, serta peralatan pendukung lainnya.

    “Jangan sampai nanti saat terjadi longsor atau banjir, peralatan kita tidak siap. Kalau ada yang kurang, kami sudah siapkan anggaran untuk segera melengkapinya,” tegasnya.

    Selain peralatan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga menjadi perhatian utama.

    Setiap balai besar PUPR telah memiliki satuan tugas (satgas) bencana yang berkoordinasi langsung dengan BNPB, BPBD, dan pemerintah daerah.

    “Tidak boleh ada lagi gap komunikasi antara balai dengan BNPB atau BPBD. Komunikasi harus kuat dan cepat, karena dalam kondisi darurat setiap detik berarti nyawa dan harta benda masyarakat,” ujarnya.

    Kementerian PUPR juga akan menyiapkan call center tanggap bencana serta memperluas sosialisasi informasi melalui media sosial dan jaringan pemerintah daerah agar koordinasi semakin lancar.

    Terkait anggaran kebencanaan, pihaknya memastikan kondisi masih aman.

    “Kalau pun ada kekurangan, kami akan ajukan tambahan ke presiden,” ujarnya.

  • Hadapi Musim Hujan, Kementerian PU Pastikan Alat Berat dan Tim Tanggap Darurat Siaga 24 Jam

    Hadapi Musim Hujan, Kementerian PU Pastikan Alat Berat dan Tim Tanggap Darurat Siaga 24 Jam

    BANDUNG — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU) memastikan seluruh jajaran siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seiring masuknya musim hujan di berbagai wilayah Indonesia.

    “BMKG sudah memperingatkan adanya cuaca ekstrem. Karena itu, kami memastikan seluruh peralatan dan tim tanggap bencana di setiap balai siap dikerahkan 24 jam,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 4 November.

    Dia menegaskan, wilayah Jawa Barat dan beberapa provinsi lain diperkirakan menghadapi curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor.

    Untuk itu, Kementerian PU melakukan pengecekan kesiapan alat berat, pompa air, serta peralatan pendukung lainnya.

    “Jangan sampai nanti saat terjadi longsor atau banjir, peralatan kita tidak siap. Kalau ada yang kurang, kami sudah siapkan anggaran untuk segera melengkapinya,” tegasnya.

    Selain peralatan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga menjadi perhatian utama.

    Setiap balai besar PUPR telah memiliki satuan tugas (satgas) bencana yang berkoordinasi langsung dengan BNPB, BPBD, dan pemerintah daerah.

    “Tidak boleh ada lagi gap komunikasi antara balai dengan BNPB atau BPBD. Komunikasi harus kuat dan cepat, karena dalam kondisi darurat setiap detik berarti nyawa dan harta benda masyarakat,” ujarnya.

    Kementerian PUPR juga akan menyiapkan call center tanggap bencana serta memperluas sosialisasi informasi melalui media sosial dan jaringan pemerintah daerah agar koordinasi semakin lancar.

    Terkait anggaran kebencanaan, pihaknya memastikan kondisi masih aman.

    “Kalau pun ada kekurangan, kami akan ajukan tambahan ke presiden,” ujarnya.

  • Mojokerto Siaga! Pemkab Gelar Apel Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Musim Hujan

    Mojokerto Siaga! Pemkab Gelar Apel Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Musim Hujan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Mengantisipasi potensi bencana alam akibat perubahan musim dan cuaca ekstrem, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi. Kegiatan yang berlangsung di halaman Pemkab Mojokerto ini dipimpin Wakil Bupati (Wabup) Mojokerto, Moch. Rizal Octavian.

    Apel tersebut menjadi simbol kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang kerap terjadi pada periode peralihan musim. Hadir dalam kesempatan itu jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Mojokerto, perwakilan instansi pemerintah, serta unsur relawan kebencanaan.

    Dalam arahannya, Wabup yang akrab disapa Mas Rizal ini mengajak seluruh pihak untuk memperkuat koordinasi dan komunikasi dalam upaya penanggulangan bencana. Ia menegaskan bahwa keselamatan warga harus menjadi prioritas utama dalam setiap langkah mitigasi dan penanganan kebencanaan.

    “Saya mengajak seluruh elemen yang berperan dalam upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Mojokerto agar memperkuat koordinasi dan komunikasi, serta memberikan edukasi kepada masyarakat. Menjaga keselamatan jiwa adalah hal yang utama,” ungkapnya, Selasa (4/11/2025).

    Selain itu, Mas Rizal juga mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi terkait kebencanaan, terutama di media sosial. Ia meminta agar warga hanya mengakses informasi dari sumber resmi pemerintah guna menghindari penyebaran hoaks yang dapat menimbulkan kepanikan.

    “Saya mengimbau kepada seluruh warga untuk selalu waspada dan mengikuti informasi terkini yang disampaikan melalui media resmi pemerintah. Hindari berita hoaks yang dapat mengganggu stabilitas dan menimbulkan kepanikan di antara kita,” pesannya.

    Lebih lanjut, Mas Rizal menjelaskan bahwa Kabupaten Mojokerto termasuk wilayah dengan tingkat kerawanan bencana cukup tinggi, khususnya bencana hidrometeorologi. Kondisi ini dipengaruhi oleh bentang alam yang beragam, mulai dari keberadaan tiga sungai besar seperti Sungai Brantas, Lamong, dan Sadar beserta 61 anak sungainya.

    “Hingga gugusan pegunungan di bagian selatan dan timur seperti Anjasmoro, Welirang, Arjuno, dan Penanggungan. Kepada seluruh elemen masyarakat, jagalah keseimbangan alam sebagai bagian dari upaya bersama dalam mengurangi risiko bencana. Penanggulangan bencana adalah urusan bersama. Kita jaga alam, alam jaga kita,” pungkasnya. [tin/kun]

  • Setelah Tiga Hari Hilang, Satu Korban Banjir di Dal Nduga Akhirnya Ditemukan

    Setelah Tiga Hari Hilang, Satu Korban Banjir di Dal Nduga Akhirnya Ditemukan

    Liputan6.com, Jakarta Jenazah Yupin Pokniangge (17), korban banjir di Distrik Dal Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan ditemukan di sekitar Ginid Bawah, Selasa (4/11/2025) sekira pukul 13.30 WIT.

    Salah satu keluarga korban, Walo menjelaskan sekitar pukul 08.00 WIT, keluarga melakukan ritual adat sebelum mencari korban jenazah. Dalam ritual diberikan petunjuk korban berada di Ginid Bawah terbawa arus Kali Kenyam hingga terhanyut di Ginid Bawah.

    “Dan betul, keluarga melakukan pencarian ke lokasi yang dimaksud dan menemukan mayat korban,” kata Walo.

    Pihak keluarga melaporkan kepada polisi dan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

    Kapolres Nduga AKBP Alredo A Rumbiak mengirimkan delapan personel untuk membantu warga dan pihak rumah sakit mengevakuasi dan membersihkan jenazah. Setelah bersih, jenazah dibawa ke rumah duka.

    Alredo menjelaskan dari keterangan sejumlah saksi yang didapat, korban sebelum kejadian bencana bermain voli di Distrik Dal.

    Lalu, melanjutkan dengan berselancar dengan fasilitas wifi yang ada di sekitar lokasi. Setelah bermain wifi, korban yang ingin menyeberang Kali Dal hanyut terbawa arus banjir.

    “Rencananya jenazah akan dimakamkan esok di Kompleks Barak Merah Distrik Kenyam Kabupaten Nduga,” kata Kapolres.

    Banjir dan longsor melanda Distrik Dal pada Jumat (1/11/2025), usai hujan deras melanda daerah itu. Dilaporkan 15 orang hilang dalam bencana tersebut.

    Banjir dan longsor juga menghancurkan fasilitas publik hingga rumah warga.