Topik: Banjir

  • Kian Marak! Ini 10 Modus Scam Online yang Paling Bahaya & Merugikan

    Kian Marak! Ini 10 Modus Scam Online yang Paling Bahaya & Merugikan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) kembali mengingatkan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memahami berbagai modus penipuan online atau scam online yang terus berkembang di ruang digital.

    Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Mediodecci Lustarini, menjelaskan salah satu modus yang paling sering ditemui adalah penipuan jual/beli barang online. Modus ini terjadi ketika barang yang diterima tidak sesuai dengan yang ditampilkan di situs atau toko online.

    “Ada yang pernah beli barang dapatnya lain? Beli baju bola dapatnya kaos semen?” kata perempuan yang akrab disapa Ides dalam acara Generasi Anti Scam dan Judi Online: Jalan Cerdas dan Produktif Berselancar Internet di Aula Nuku Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Jumat (14/11/2025).

    Selain itu, lanjut dia, terdapat pula modus web phishing, yakni ketika penipu mengirimkan tautan dan mencuri data pengguna setelah link tersebut diklik.

    Dia menambahkan kebocoran data pribadi dapat berujung pada pemerasan, termasuk yang banyak terjadi pada kasus pinjaman online.

    Ides juga menyoroti social engineering sebagai modus yang sangat berbahaya karena memanfaatkan informasi pribadi yang kerap dibagikan tanpa disadari. Dia mencontohkan bagaimana penipu dapat menggali data hanya melalui percakapan ringan.

    Dalam paparannya, dia turut mengingatkan soal love scam yang memanfaatkan kondisi emosional atau kesepian seseorang.

    “Love scam itu kita merasa disayangi, tapi ternyata dia datang untuk menguras dompet kita,” katanya.

    Selain itu, judi online disebut sebagai bagian dari ekosistem penipuan digital. Dampaknya jauh lebih destruktif dibandingkan judi konvensional karena algoritma yang diatur oleh bandar. Pemain dibuat menang di awal sebelum akhirnya kalah besar dan terjebak kecanduan.

    “Begitu udah, ah menang terus, ditembak semuanya [uangnya] baru di situ kalah. Nah pada saat dia berani di bet besar, sebenarnya otaknya itu sudah banjir dopamin,” ungkapnya.

    Dia mengungkapkan perputaran uang judi online di Indonesia sepanjang 2024 mencapai Rp900 triliun. Sebagian besar dana tersebut langsung mengalir ke luar negeri hanya dalam hitungan jam. Banyak pula kasus pidana yang dipicu oleh kecanduan judi online, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga hingga bunuh diri akibat lilitan utang.

    Ides menambahkan masyarakat sering tertipu karena empat alasan utama yakni tidak tahu, ingin cepat kaya, ketakutan, dan kesepian. Meski 80% masyarakat disebut mampu mengenali tanda-tanda penipuan, kenyataannya hampir 39% masih tertipu dan 19% mengalami kerugian finansial.

    “Semakin sering kita terpapar terhadap konten, otak kita semakin sulit untuk mengenali modus operandinya,” ujarnya.

    Berikut 10 modus penipuan online menurut Komdigi:

        1.    Penipuan Jual/Beli Barang Online

        2.    Investasi Online Fiktif

        3.    Prostitusi Online

        4.    Web Phishing

        5.    Social Engineering

        6.    Pemerasan

        7.    Pinjaman Online Fiktif

        8.    Scamming

        9.    Judi Online

        10.   Kejahatan Lainnya

  • Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Abdullah II Kutuk Keras Ledakan di SMAN 72

    Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Abdullah II Kutuk Keras Ledakan di SMAN 72

    Bisnis.com, JAKARTA – Raja Yordania Abdullah II ibn Al Hussein mengecam keras insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta beberapa waktu lalu.

    Hal itu disampaikan saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto usai rangkaian upacara penyambutan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (14/11/2025).

    Dia menegaskan bahwa Yordania mengutuk adanya serangan di sebuah sekolah di Indonesia.

    “Kami sebagai sebuah negara dengan tegas mengutuk serangan mengerikan yang menargetkan sekolah menengah Anda. Kami mengecam hal itu, dan seperti Anda tahu, Yordania akan selalu berada di sisi Anda dan mendukung Anda dalam segala hal,” tegas Raja Abdullah II.

    Tak hanya itu, Abdullah II Ibn Al Hussein turut menyampaikan belasungkawa kepada para korban terdampak banjir yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia.

    Meski begitu, dia tak secara spesifik menyebut lokasi kejadian bencana alam tersebut.

    “Pertama-tama, saya ingin menyampaikan belasungkawa terdalam kepada para korban yang terdampak oleh banjir baru-baru ini,” tandas Raja Abdullah II.

    Menurut pantauan Bisnis, rombongan Prabowo dan Raja Yordania tiba sekitar pukul 16.50 WIB, diiringi pasukan berkuda yang mengawal perjalanan mereka dari kawasan Monas menuju istana.

    Sesampainya di halaman Istana Merdeka, keduanya mendapat sambutan meriah dari para siswa sekolah dasar yang mengibarkan bendera Indonesia dan Yordania. Ratusan siswa tersebut bersorak sorai saat mobil sedan yang membawa Raja Yordania dan Presiden Prabowo tiba. 

    Presiden Ke-8 RI itu bersama Raja Abdullah II bahkan sempat membuka kaca jendela mobil untuk menyapa anak-anak tersebut.

    Prosesi penyambutan resmi kemudian digelar di halaman Istana Merdeka. Upacara kenegaraan dimulai dengan kumandang lagu kebangsaan kedua negara, disertai 21 kali dentuman meriam kehormatan.

    Setelah itu, Prabowo dan Raja Abdullah II melakukan inspeksi pasukan yang berjajar rapi di atas karpet berwarna biru muda.

    Sejumlah pejabat tinggi Indonesia turut mendampingi Presiden Prabowo dalam penyambutan ini, antara lain Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Menteri Pendidikan Tinggi dan Sains Teknologi Brian Yuliarto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

  • Operasi Drainase Besar-besaran, Pemkot Surabaya Gempur Titik Rawan Banjir

    Operasi Drainase Besar-besaran, Pemkot Surabaya Gempur Titik Rawan Banjir

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengoptimalkan berbagai langkah penanganan banjir dan genangan menjelang puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2026. Fokus utama diarahkan pada percepatan proyek drainase dan pemeliharaan infrastruktur pengendali air di seluruh wilayah Surabaya.

    Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan penyelesaian proyek drainase menjadi prioritas utama agar semua pekerjaan dapat rampung sebelum akhir tahun. Menurutnya, sebagian besar proyek tersebut ditargetkan selesai pada akhir November 2025.

    “Insyaallah di akhir November selesai semua. Tapi, alhamdulillah di bulan Oktober sudah hujan. Nah berarti apa, strategi saya untuk menahan agar tidak terjadi genangan kita keluarkan mobil-mobil PMK (Pemadam Kebakaran),” kata Wali Kota Eri beberapa waktu lalu.

    Ia menjelaskan, mobil PMK dikerahkan untuk membantu mempercepat aliran air saat hujan deras mengguyur kota. Setidaknya terdapat 28 unit mobil PMK yang disiagakan pemkot di berbagai titik rawan genangan setiap kali hujan turun.

    “Kita punya 28 unit, keluar semua setiap hujan. Dan ini semoga sampai akhir November kita bisa mengatasi itu, sehingga ketika ini jadi semua, bisa selesai,” ujarnya.

    Wali Kota Eri menyebutkan sejumlah kawasan yang selama puluhan tahun kerap dilanda banjir kini mulai terbebas dari genangan setelah sistem drainase diperbaiki.

    “Saya kasih contoh di Pakal, puluhan tahun banjir, 30 tahun bisa selesai. Yang namanya Dukuh Kupang itu lima puluh tahun, hari ini bisa selesai, tidak banjir,” tuturnya.

    Selain wilayah Pakal, Pemkot Surabaya juga menyiapkan penanganan banjir di kawasan Sukomanunggal pada tahun depan. Wali Kota Eri berharap masyarakat setempat mau bekerja sama mendukung pembangunan saluran baru agar tidak terjadi hambatan di lapangan.

    “Kayak di Kecamatan Sukomanunggal itu (warga) tidak mau dibuatkan saluran, akhirnya banjir. Makanya saya bilang tahun depan (warga) harus mau. Bagaimana camat dan lurah bisa meyakinkan bahwa ketika dibuatkan saluran maka tidak menjadikan banjir,” tegasnya.

    Wali Kota Eri optimistis dengan rampungnya proyek-proyek drainase tahun ini, sejumlah kawasan akan terbebas dari genangan saat musim hujan. “Saya mohon doanya warga Surabaya, insyaallah November selesai, maka ada kawasan-kawasan yang terbebas banjir. Nanti di tahun depan kita lakukan lagi untuk per-kawasan,” imbuh Cak Eri, sapaan lekat Wali Kota Surabaya.

    Sebagai bagian dari upaya penanganan, Cak Eri bahkan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah titik genangan pada Selasa (5/11/2025). Beberapa lokasi yang dipantau antara lain Jalan Jemursari, Jalan Sidosermo, Jalan Ahmad Yani, Jalan Tidar, Jalan Embong Malang, hingga Jalan Tanjungsari – Kecamatan Sukomanunggal.

    Di kawasan Tanjungsari, ia menemukan sejumlah bangunan rumah warga berdiri di atas saluran air sehingga menghambat aliran. “Jangan sampai (bangunan) ada di luar persil. Ini sudah puluhan tahun terus gimana mau bisa menyelesaikan banjir kalau masih ada seperti ini?” ujarnya.

    Karena itu, Cak Eri meminta camat dan lurah setempat untuk mengimbau warga agar menyesuaikan bangunan dengan batas tanah yang sah. “Kalau salurannya ditutupi rumah, terus gimana ini. Makanya saya minta tolong Pak Camat dan LPMK, kumpulkan warganya, diingatkan rumahnya harus mundur sesuai dengan surat tanahnya,” tegasnya.

    Tak hanya rumah, Cak Eri juga melarang pembangunan jembatan pribadi di atas saluran karena dapat mempersempit ruang aliran air. “Jangan buat jembatan di sini, akhirnya air yang mengalir ditutupi begini. Sudah dibongkar saja,” tegas dia.

    Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Syamsul Hariadi, menyebutkan kondisi serupa banyak ditemukan di kawasan Tanjungsari. “Karena salurannya kecil dan rumah-rumah banyak yang maju ke jalan, sehingga aliran ke muara juga tidak lancar,” katanya.

    Sebagai solusi, Syamsul mengatakan pihaknya akan melakukan pelebaran saluran menggunakan box culvert pada tahun depan. Air dari kawasan itu nantinya dialirkan menuju arah timur Jalan Asem Mulya, lalu ke saluran Greges dan Bozem Morokrembangan.

    “Rencananya tahun depan akan kita lebarkan salurannya,” ujarnya.

    Syamsul menjelaskan hingga awal November 2025, progres pengerjaan proyek drainase telah mencapai sekitar 70 persen. “Untuk saat ini paket-paket pekerjaan drainase itu sudah 70 persen kita selesaikan. Kemudian yang 20 persen selesai di akhir November, sisanya (proyek besar) insyaallah kita selesaikan di Desember,” paparnya.

    Menurutnya, percepatan dilakukan agar seluruh proyek rampung sebelum puncak musim hujan. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan tahun ini diprediksi relatif sama dengan tahun sebelumnya, dengan puncak terjadi pada Januari–Februari 2026.

    Selain percepatan proyek, Pemkot Surabaya juga memperkuat sistem pompa air dan pembersihan saluran. Saat ini, terdapat 76 rumah pompa aktif dan akan ditambah lima unit baru pada akhir 2025 sehingga total menjadi 81 rumah pompa.

    “Jumlah petugas di setiap rumah pompa bervariasi antara empat hingga delapan orang, tergantung pada ukuran dan kapasitas pompa,” jelas Syamsul.

    Syamsul menambahkan, pembangunan rumah pompa juga difokuskan di wilayah selatan Surabaya, seperti Menanggal, Ahmad Yani, Ketintang, Karah, dan Rungkut Menanggal. Menurutnya, beberapa titik tersebut selama ini menjadi langganan banjir saat hujan deras.

    “Kita fokus di wilayah selatan tahun ini,” ungkapnya.

    Selain infrastruktur, Syamsul memastikan DSDABM Surabaya juga melakukan koordinasi rutin dengan BMKG untuk deteksi dini cuaca ekstrem. Informasi prakiraan hujan menjadi acuan pemkot untuk menyalakan pompa, membuka pintu air, dan menurunkan Satgas lapangan.

    “Biasanya sekitar satu sampai dua jam sebelum hujan turun, kita sudah mendapat peringatan dari BMKG,” tuturnya.

    Syamsul juga mengungkap persoalan klasik yang menjadi tantangan penanganan banjir, yakni sampah yang menyumbat aliran air. Menurutnya, banyak saluran yang tersumbat oleh sampah rumah tangga hingga benda besar seperti helm, sofa, bahkan kasur.

    “Ada banyak macam sampah di sana, terutama di saluran Greges yang menuju Bozem Morokrembangan,” sebutnya.

    Untuk mengantisipasi penyumbatan, Pemkot Surabaya menyiagakan Satgas dan petugas rumah pompa selama 24 jam dengan sistem tiga shift. Mereka bertugas menyaring dan mengangkat sampah dari saluran agar pompa bisa berfungsi maksimal.

    “Kita siagakan Satgas 24 jam,” ujar Syamsul.

    Namun, Syamsul kembali menegaskan, kesadaran masyarakat memegang peran penting dalam menjaga saluran tetap bersih. Tanpa dukungan warga, upaya penanganan banjir dan genangan yang dilakukan Pemkot Surabaya tidak akan berjalan efektif.

    “Dengan penanganan yang maksimal ini, kami juga meminta kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air,” pungkasnya. (adv/rio/but)

  • Tujuh dusun di Sayung Demak terendam banjir

    Tujuh dusun di Sayung Demak terendam banjir

    Rabu, 5 November 2025 13:45 WIB

    Seorang warga mengangkut anaknya menggunakan rakit buatan untuk menembus banjir yang menggenangi jalan kampung di Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (5/11/2025). Banjir dampak dari curah hujan tinggi di wilayah itu diperparah dengan kondisi geografis di kawasan hilir sungai dan daerah cekung, sehingga menyebabkan tujuh dari delapan dusun di desa tersebut tergenang banjir bervariasi setinggi sekitar 10-75 sentimeter sejak Rabu (22/10). ANTARA FOTO/Aji Styawan/YU

    Foto udara kondisi banjir yang menggenangi permukiman warga di Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (5/11/2025). Banjir dampak dari curah hujan tinggi di wilayah itu diperparah dengan kondisi geografis di kawasan hilir sungai dan daerah cekung, sehingga menyebabkan tujuh dari delapan dusun di desa tersebut tergenang banjir bervariasi setinggi sekitar 10-75 sentimeter sejak Rabu (22/10). ANTARA FOTO/Aji Styawan/YU

    Sejumlah warga berjalan menembus banjir yang menggenangi jalan kampung di Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (5/11/2025). Banjir dampak dari curah hujan tinggi di wilayah itu diperparah dengan kondisi geografis di kawasan hilir sungai dan daerah cekung, sehingga menyebabkan tujuh dari delapan dusun di desa tersebut tergenang banjir bervariasi setinggi sekitar 10-75 sentimeter sejak Rabu (22/10). ANTARA FOTO/Aji Styawan/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPBD Bantul DIY Salurkan Logistik ke Kelurahan, Siapkan Personel Hadapi Musim Hujan Akhir Tahun 2025

    BPBD Bantul DIY Salurkan Logistik ke Kelurahan, Siapkan Personel Hadapi Musim Hujan Akhir Tahun 2025

    Menurut Fadjar, langkah-langkah yang disiapkan antara lain meliputi penyiapan personel dan peralatan di seluruh pulau berpenduduk. Kemudian, penetapan jalur evakuasi dan titik pengungsian sementara bagi warga terdampak banjir rob dan angin kencang.

    “Selanjutnya, pemantauan transportasi laut dan komunikasi darat untuk memastikan proses evakuasi serta distribusi bantuan berjalan lancar,” papar Fadjar.

    Pihaknya juga melakukan peremajaan dan pemotongan pohon dan pembersihan saluran air oleh petugas penanganan prasaran dan sarana umum (PPSU) dan unit kerja teknis (UKT).

    “Setelah itu, melakukan peningkatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai tanda-tanda cuaca ekstrem dan langkah mitigasi bencana,” ucap Fadjar.

    Pihaknya juga melakukan penguatan koordinasi lintas sektor antara pemerintah, TNI-Polri, dunia usaha, akademisi, media dan masyarakat.

    Ia mengatakan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.

    “Semangat gotong royong yang dimiliki warga Kepulauan Seribu adalah kekuatan besar dalam menghadapi potensi bencana,” ucap Fadjar.

    Dia menambahkan apel dan simulasi ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat kesiapan seluruh unsur menghadapi dampak musim penghujan.

    “Sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif dalam membangun ketangguhan masyarakat pesisir terhadap bencana alam,” kata Fadjar.

  • Upaya Sidoarjo Atasi Banjir, Pompa Siaga 24 Jam dan Normalisasi Sungai

    Upaya Sidoarjo Atasi Banjir, Pompa Siaga 24 Jam dan Normalisasi Sungai

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Memasuki musim penghujan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo melakukan berbagai langkah antisipasi mengatasi persoalan banjir. Mulai dari menerapkan sistem siaga 24 jam diberbagai titik rawan, pompa portable hingga normalisasi sungai.

    Bupati Sidoarjo, H. Subandi menekankan pentingnya respons cepat ketika genangan mulai muncul. Seperti yang terjadi di kawasan depan Lippo Plasa Sidoarjo yang beberapa waktu lalu mengalami banjir hingga sekitar 50 sentimeter.

    Bupati Sidoarjo H. Subandi dan pejabat dinas terkait saat itu meninjau langsung lokasi yang menggenangi kawasan tersebut. “Kita pastikan semua normal dan lancar,” tegas Bupati Sidoarjo H. Subandi saat meninjau langsung kondisi saluran di lokasi dekat Lippo Plasa Sidoarjo, Rabu (12/11/2025).

    Dua rumah pompa dan tiga unit pompa portable kini berjaga sepanjang waktu di bawah jalan tol depan Lippo Plasa Sidoarjo. Langkah ini menjadi prioritas Pemkab Sidoarjo setelah lokasi tersebut kembali terendam ketika hujan deras mengguyur wilayah kota.

    Menurutnya, penanganan banjir di kawasan kota delta memasuki tahap percepatan. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga telah menerapkan sistem siaga 24 jam dan mengerahkan berbagai peralatan untuk mencegah banjir terulang, terutama di titik genangan terparah di depan Lippo Plasa Sidoarjo serta kawasan Bluru Kidul–Rangkah Kidul Kecamatan Sidoarjo.

    “Berbagai alat berat juga dikerahkan untuk mempercepat pengerukan saluran agar aliran air tidak tersendat. Begitu kotoran sampah yang menjadi sumbatan atau mengakibatkan saluran air tidak normal, dibersihkan secara menyeluruh,” jelas H. Subandi.

    Meski demikian yang paling penting, lanjut H. Subandi jika mulai ada genangan harus langsung ditarik airnya supaya tidak terjadi banjir parah. Ia juga mewarning agar kejadian pompa rusak tidak terulang. Pada banjir yang terjadi awal pekan, pompa utama sempat mati akibat gangguan listrik sehingga penyedotan air tidak maksimal. Setelah pompa dipulihkan, banjir pun cepat teratasi.

    Shochib, operator rumah pompa di Jalan Raya Jati Sidoarjo, mengakui pompa portable yang diturunkan saat kejadian sangat membantu meski kapasitasnya tidak sekuat pompa utama. “Begitu listrik normal, rumah pompa langsung difungsikan lagi. Sekarang semua pompa siap siaga 24 jam,” jelas Sochib.

    Kini, dua rumah pompa dan tiga unit pompa portabel telah siap siaga di titik rawan genangan tersebut. “Kami di sini siap 24 jam. Begitu cuaca mulai mendung, kami langsung siapkan pompa agar tidak terlambat. Ketika ada genangan, pompa langsung berusaha menyedot air hingga air surut atau tidak ada genangan lagi,” tambah Shochib.

    Selain itu, Pemkab Sidoarjo juga berencana menambah unit pompa portable untuk mempercepat penanganan ketika curah hujan tinggi, mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan.

    Normalisasi Sungai Bluru Kidul–Rangkah Kidul: Bersihkan Sampah, Maksimalkan Rumah Pompa

    Selain penanganan titik banjir di Lippo Plasa Sidoarjo yang masuk wilayah jantung kota, Pemkab Sidoarjo juga bergerak menormalisasi sungai di kawasan Bluru Kidul hingga Rangkah Kidul Kecamatan Sidoarjo. Puluhan petugas tampak membersihkan sampah yang menghambat aliran air di sungai dan lainnya.

    Rumah pompa yang siaga 24 jam untuk mengatasi banjir

    Bupati Sidoarjo H. Subandi menyebut normalisasi sungai merupakan langkah krusial untuk memastikan aliran tetap lancar selama musim hujan. “Kalau aliran air di sungai lancar, tidak terhalang sampah, insya Allah tidak akan banjir. Kalau pun ada genangan nantinya cepat surut,” ujar H. Subandi saat meninjau lokasi di Bluru Kidul Kecamatan Sidoarjo.

    Rumah pompa di perbatasan Bluru Kidul juga disiagakan penuh untuk mencegah air sungai meluap ke permukiman warga. “Kami maksimalkan rumah pompa ini untuk mempercepat aliran air sungai di Rangkah Kidul,” paparnya.

    Selain upaya teknis, Bupati H. Subandi mengajak warga berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Terutama dengan tidak membuang sampah sembarangan, apalagi membuang sampah ke sungai.

    “Mari bersama-sama peduli terhadap kebersihan lingkungan untuk meminimalisir sumbatan yang bisa menyebabkan banjir. Kalau terjadi banjir, pasti akan semua warga,” imbaunya.

    Dengan kombinasi rumah pompa siaga, tambahan pompa portable, pengerukan saluran, dan normalisasi sungai, Pemkab Sidoarjo juga memperkuat upaya mitigasi banjir di sejumlah titik rawan. Banjir di depan Lippo Plasa Sidoarjo yang menjadi sorotan utama diharapkan tidak lagi berlangsung lama atau bahkan dapat dicegah sepenuhnya.

    Langkah terpadu ini menandai keseriusan Pemkab Sidoarjo dalam memastikan kawasan kota tetap aman selama musim hujan tiba. Pemkab menegaskan seluruh tim teknis siap bergerak kapan pun jika diperlukan.

    Bersih-bersih Sampah di Sungai Mangetan Kanal

    Sebelum memasuki musim penghujan, pemerintah kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Kabupaten Sidoarjo juga melakukan bersih-bersih sungai di saringan saluran Mengetan Kanal, Desa Keboan Anom, Kecamatan Gedangan.

    Pembersihan sampah dan tanaman air yang tumbuh diatas permukaan air sungai, dilakukan pembersihan dengan mengerahkan alat berat untuk mengangkat berbagai jenis sampah yang menumpuk di titik tersebut.

    Aktivitas itu dilakukan untuk memastikan aliran sungai tetap lancar dan mengurangi debit air. Disamping itu juga mengantisipasi adanya banjir memasuki musim penghujan.

    Sampah yang berhasil diangkut cukup beragam, mulai dari plastik, limbah rumah tangga, hingga potongan bambu dan ranting kayu yang tersangkut di saringan saluran. Dalam sekali pengerjaan, sedikitnya satu truk sampah berhasil diangkut dari lokasi.

    Kepala Dinas PUBMSDA, Dwi Eko Saptono, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap minggu sebagai bagian dari program normalisasi sungai. Ia menyebutkan, saringan saluran berfungsi penting untuk mencegah sampah masuk ke kanal utama yang berpotensi menimbulkan luapan air ke permukiman.

    Peralatan berat yang diterjunkan untuk membersihkan eceng gondok dan tanaman air yang bisa menyumbat aliran air

    “Pengerukan sampah ini rutin kami lakukan seminggu sekali agar aliran sungai tetap lancar. Kalau dibiarkan menumpuk, air bisa meluap dan menyebabkan banjir. Sebelum hal yang tidak diinginkan seperti banjir datang, maka mari kita bergotong royong untuk menjaga lingkungan secara bersama-sama,” kata Dwi Eko Saptono.

    Dwi Eko Saptono juga menyampaikan, kegiatan pembersihan dilakukan dengan kombinasi alat berat dan tenaga manual untuk menjangkau seluruh bagian saluran. Upaya ini menjadi langkah penting Pemkab Sidoarjo dalam menjaga kebersihan dan fungsi sungai, terutama di kawasan padat penduduk seperti Gedangan, Taman dan Waru

    Meski begitu, banyaknya sampah yang menumpuk menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat masih rendah dalam menjaga kebersihan lingkungan. Masih ditemukan warga yang membuang sampah langsung ke sungai, yang pada akhirnya memperburuk kondisi aliran air.

    Bupati H. Subandi pun kembali mengajak masyarakat untuk berperan aktif menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan, apalagi sampai ke sungai.

    “Kebersihan sungai bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi tanggungjawab kita bersama. Mari jaga lingkungan agar terhindar dari bencana banjir,” ajak H. Subandi.

    Dengan langkah konsisten seperti ini, Pemkab Sidoarjo berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan bebas banjir bagi seluruh warganya.

    Upaya lain yang disiapkan untuk mengatasi banjir di titik-titik rawan, kini Pemkab Sidoarjo juga terus mematangkan langkah penanganan banjir lainnya, yakni menyusun master plan penanganan banjir secara menyeluruh.

    Master plan tersebut sudah melalui proses pembahasan lintas instansi. Hal itu penting karena persoalan banjir di Sidoarjo tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga melibatkan kewenangan pemerintah pusat.

    Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sidoarjo, M. Ainur Rahman menyatakan bicara soal banjir di Sidoarjo, tentu kewenangannya tidak hanya di daerah, ada beberapa wilayah yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, sehingga butuh kolaborasi.

    Ainur menjelaskan, dokumen master plan sudah disiapkan untuk menjadi pedoman utama dalam menuntaskan masalah banjir. Isinya meliputi strategi teknis hingga arahan kebijakan jangka panjang.

    “Dalam waktu dekat pihaknya akan mempresentasikan hasil penyusunan master plan tersebut. Presentasi itu sekaligus menjadi bentuk realisasi janji politik Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo di bidang infrastruktur lingkungan. Ini menjadi sebuah guidance, arahan bagaimana penanganan banjir dilakukan secara terencana dan terukur,” urainya. (adv/isa/but)

  • Cegah banjir, SDA keruk 1.500 karung lumpur di saluran Jatinegara

    Cegah banjir, SDA keruk 1.500 karung lumpur di saluran Jatinegara

  • Banjir Gresik Belum Surut, Warga Dievakuasi dan Dapat Bantuan Logistik

    Banjir Gresik Belum Surut, Warga Dievakuasi dan Dapat Bantuan Logistik

    Gresik (beritajatim.com) – Tingginya intensitas hujan yang mengguyur kawasan Gresik Selatan serta meluapnya Kali Cermen di Kecamatan Kedamean menyebabkan banjir di sejumlah titik belum surut. Kondisi diperparah dengan jebolnya tangkis aliran air, sehingga genangan setinggi 10 hingga 20 sentimeter masih merendam permukiman warga.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat, selain Kedamean, wilayah Kecamatan Menganti juga terdampak banjir. Beberapa kawasan seperti Perum Oma Indah, Maharaja, dan Graha 2 terendam dengan ketinggian air bervariasi antara 10 hingga 60 sentimeter.

    Sejumlah warga terpaksa dievakuasi ke tempat aman yang disiapkan pemerintah. Tenda darurat didirikan di Dusun Bibis, Desa Beton, Kecamatan Menganti sebagai lokasi pengungsian sementara.

    “Banjirnya belum surut. Saya terpaksa menjaga barang-barang di rumah. Sementara anak dan istri dievakuasi ke tenda darurat sambil menunggu air turun,” ujar Sutikno, salah satu warga, Jumat (14/11/2025).

    Secara terpisah, Wakil Bupati Gresik dr. Asluchul Alif meninjau langsung lokasi banjir di Desa Glindah. Ia menjelaskan bahwa jebolnya tangkis yang sebelumnya pernah diperbaiki menjadi faktor utama banjir meluas.

    “Sebelumnya sudah kita perbaiki, tapi jebol lagi. Begitu air benar-benar surut, alat berat akan masuk dan tanggul ini akan kita permanenkan,” terangnya.

    Selain merendam permukiman, banjir juga merusak area pertanian. Sekitar 70 hektare sawah milik warga tergenang dan dipastikan gagal panen, sehingga menambah kerugian masyarakat.

    Saat ini BPBD bersama pemerintah desa dan kecamatan terus melakukan pemantauan, penyedotan air, evakuasi terbatas, dan penyaluran bantuan logistik. Warga juga ikut membantu proses pemompaan agar air cepat surut.

    Untuk memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak, BPBD dan Dinsos Gresik mendirikan dapur umum yang memasok makanan siap saji setiap hari.

    “Prioritas kita adalah keselamatan warga dan memperbaiki tanggul secara permanen,” pungkas dr. Asluchul Alif. (dny/but)

     

     

  • Tiga Hari Terendam, Korban Banjir Gresik Mulai Dievakuasi ke Tempat Aman

    Tiga Hari Terendam, Korban Banjir Gresik Mulai Dievakuasi ke Tempat Aman

    GRESIK – Warga terdampak banjir akibat luapan sungai anak Kali Lamong di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mulai dievakuasi. Proses evakuasi difokuskan pada kelompok warga rentan, seperti lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas.

    Salah satu lokasi evakuasi dilakukan di Kecamatan Menganti, Gresik, yang telah terendam banjir selama tiga hari terakhir, Kamis 13 November.

    Camat Menganti Bagus Arif Jauhari berharap cuaca segera membaik agar aliran Sungai Kali Lamong kembali normal. “Ada beberapa yang mau dievakuasi, ada juga yang tetap bertahan di rumah. Kami berharap cuaca tetap cerah agar air segera surut,” ujar Bagus.

    Menurut Bagus, evakuasi warga dilakukan ke balai desa setempat atau tenda pengungsian yang didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik. Namun, sebagian warga masih enggan dievakuasi karena merasa lebih nyaman bertahan di rumah masing-masing.

    “Rata-rata warga tidak mau dievakuasi. Mereka masih menempati bagian rumah yang tidak tergenang, menginap di rumah tetangga yang lebih tinggi, atau ke rumah saudara,” jelasnya.

    Hingga saat ini, tercatat sekitar lima warga bersedia dievakuasi. Sementara itu, tiga desa di Kecamatan Menganti terdampak cukup parah akibat banjir luapan Kali Lamong.

    Sejumlah ruas jalan lingkungan dan poros desa terendam banjir dengan ketinggian mencapai 30 sentimeter. Selain itu, persawahan seluas 140 hektare dan lebih dari 100 rumah warga ikut tergenang.

    “Dari total 22 desa di Kecamatan Menganti, sekitar tiga desa terdampak banjir cukup parah,” ungkap Bagus.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Gresik, Sukardi, mengatakan bahwa evakuasi juga dilakukan di wilayah lain yang terdampak banjir, seperti Desa Glindah, Kecamatan Kedamean.

    “Kami juga menyediakan kebutuhan makanan harian melalui dapur umum bagi warga terdampak,” pungkas Sukardi.

  • 3
                    
                        Ahok: Jika Tanggul Pantai Mutiara Jebol, Banjirnya Bisa Sampai Monas
                        Megapolitan

    3 Ahok: Jika Tanggul Pantai Mutiara Jebol, Banjirnya Bisa Sampai Monas Megapolitan

    Ahok: Jika Tanggul Pantai Mutiara Jebol, Banjirnya Bisa Sampai Monas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mewanti-wanti potensi banjir hingga pusat kota, jika tanggul laut di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, jebol.
    “Jika (
    tanggul Pantai Mutiara
    ) jebol air laut pasang dan hujan turun, bisa banjir sampai Monas,” ujar
    Ahok
    kepada Kompas.com, Kamis (13/11/2025).
    Maka dari itu, Ahok memutuskan menormalisasi Waduk Pluit saat masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
    “Itu yang saya kerjakan di Waduk Pluit agar warga di bantaran Waduk Pluit tidak mati jika jebol (tanggul laut di Pantai Mutiara),” kata Ahok.
    Pasalnya, Waduk Pluit merupakan pusat pengendalian banjir dari Sungai Ciliwung. Normalisasi Waduk Pluit sendiri dilakukaan kurang lebih dua tahun lamanya.
    Pertama Ahok melakukan pembebasan lahan terlebih dahulu karena kawasan Waduk Pluit dipenuhi dengan ratusan bangunan semipermanen.
    Keberadaan ratusan bangunan semipermanen tersebut membuat waduk tak dapat menampung air hujan secara optimal, sehingga banjir terus menghantui Jakarta.
    Kemudian, setelah pembebasan lahan dilakukan, pengerukan lumpur di dasar waduk pun dilaksanakan secara rutin dari kedalamannya yang hanya dua meter menjadi lima meter, sehingga bisa menampung lebih banyak air.
    Dengan normalisasi itu, Ahok berharap agar kawasan Pluit bisa terhindar dari banjir. Kemudian, juga sebagai antisipasi ketika tanggul laut di Pantai Mutiara jebol.
    Kini, Waduk Pluit sudah menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang asri dan terus berfungsi untuk mengendalikan banjir.
    Kondisi tanggul Pantai Mutiara menjadi sorotan publik usai videonya diunggah oleh akun Instagram @hypeinjkt.
    Dalam video yang beredar, salah satu warga menunjukan, kondisi air laut lebih tinggi dari tanggul Pantai Mutiara.
    “Air laut ama jalan udah tinggi air laut, ini air laut udah di atas jalan, sampai takut kita guys,” ucap warga dalam video tersebut.
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi, tanggul laut Pantai Mutiara membentang kurang lebih 1,2 kilometer (Km).
    Ketinggian tanggul hanya sekitar satu meter dengan lebar sekitar 10 hingga 15 sentimeter (Cm).
    Tanggul laut Pantai Mutiara terlihat hampir sejajar dengan air laut. Bahkan, ketika sedang gelombang tinggi, air laut juga kerap meluber ke jalan.
    Namun, sebenarnya tanggul itu masih terlihat sangat kokoh. Belum ada bagian yang retak atau rapuh.
    Bahkan, salah satu titik, ada tanggul sepanjang 500 meter yang sudah ditinggikan menjadi 1,5 meter.
    Di area yang sudah ditinggikan tersebut, air laut terlihat lebih rendah dari tanggul dan tidak pernah meluber ke jalan.
    Ketika air laut tumpah ke darat, maka jalan di depan perumahan Pantai Mutiara akan licin.
    “Dia cuma air dari ombak aja sih, cuma becek aja jalanan sini semuanya, cuma kan tanggul di sana tetap bahaya lama-lama,” ujar Komanda Regu (Danru) PJLP Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kepulauan Seribu, Agus Suyanto (39), saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Kamis.
    Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai, jebolnya tanggul Pantai Mutiara berpotensi menyebabkan banjir hingga ke pusat kota.
    “Bisa juga bukan hanya utara yang merasakan dampaknya kalau tanggul jebol, tapi radiusnya mungkin bisa berpuluh-puluh kilo meter nantinya kan bisa disertai hujan deras,” kata Trubus.
    Bahkan, banjir akibat tanggul laut jebol berpotensi membuat Jakarta tenggelam, jika disertai hujan besar dan adanya air kiriman dari Bogor atau wilayah lainnya.
    Jika banjir besar terjadi, maka akses jalan di Jakarta akan lumpuh total dan membuat roda perekonomian berhenti, terutama di Jakarta Utara.
    Mengingat hampir setiap detiknya perputaran ekonomi terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok yang ada di Jakarta Utara.
    Jika roda perputaran ekonomi berhenti, maka negara dan masyarakat berpotensi mengalami kerugian yang luar biasa, meski hanya satu hari.
    Trubus menilai, sampai detik ini kebijakan pemerintah untuk penanganan rob sering kali tidak serius.
    “Penanganan rob, penanganan banjir sering dijadikan sebagai pendekatan politik di kita, jadi kalau ganti gubernur ya terabaikan,” ujar Trubus.
    Padahal dahulu Ahok sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi banjir di Jakarta.
    Namun, sayangnya program-program yang digagas Ahok untuk antisipasi banjir tidak dilanjutkan lagi.
    “Jadi, ambisi pribadi itu yang seringkali merusak. Hampir semua gubernur bukan orang Jakarta dan enggak mengetahui Jakarta harusnya yang benar-benar tahu tentang Jakarta,” sambung dia.
    Trubus juga menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta tidak hanya fokus melakukan pembangunan di pusat kota.
    Melainkan juga harus melakukan pembangunan yang masif di Jakarta Utara, terutama tanggul-tanggul untuk mencegah rob.
    Trubus mengatakan, solusi paling ampuh untuk mengatasi rob adalah dengan membangun Giant Sea Wall atau tanggul raksasa.
    Dengan tanggul besar tersebut, air laut tak akan lagi tumpah ke daratan karena sudah tertahan.
    Namun, pembangunan tanggul tersebut baru hanya sekedar wacana dan belum dikerjakan hingga saat ini.
    “Kalau efektif ya Giant Sea Wall. Sampai sekarang cuma wacana, enggak ada yang mau nanggung toh dari mana duitnya,” ujar dia.
    Oleh karena itu, Trubus belum melihat keseriusan pemerintah untuk membangun tanggul tersebut.
    Pemprov Jakarta berencana untuk membangun
    National Capital Integrated Coastal Development
    (NCICD) untuk mencegah
    banjir rob
    .
    NCICD adalah tanggul laut raksasa untuk mencegah banjir rob dengan menggunakan struktur spoon pile atau silinder beton yang ditanam dalam dan dihubungkan dengan capping beam.
    Rencana pembangunan tanggul NCICD itu akan dilakukan Pemprov Jakarta bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum.
    Sejauh ini, rencana pembangunan tanggul tersebut masih dalam tahap perencanaan dan pengkajian.
    “Terkait panjang dan tinggi tanggul NCICD yang dimaksud pada lokasi Pantai Mutiara, saat ini sudah dilakukan survey lapangan dan masih tahap perencanaan. Untuk detail dimensi tanggul sedang dikaji oleh Konsultan Perencana,” ujar Sekertaris Dinas (Sekdis) SDA DKI Jakarta Nugraharyadi kepada Kompas.com, Kamis.
    Sebab, tanggul eksisting yang ada di Pantai Mutiara saat ini sudah mengalami
    overtopping, 
    terutama pada saat gelombang tinggi seperti yang terjadi di awal bulan November ini.
    Kondisi
    overtopping
    ini menyebabkan lompatan air laut lebih tinggi dan ketika membentur tanggul air akan tumpah ke daratan.
    Oleh karena itu, Pemprov Jakarta dalam membangun NCICD akan memperhitungkan tingkat keamanan tanggul, serta tingkat efektivitasnya dalam mengurangi dampak banjir rob.
    Pemprov Jakarta menargetkan pembangunan NCICD itu dilaksanakan dalam waktu cepat.
    Namun, pengerjaannya harus berdasarkan persetujuan dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan Jakarta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.