Perjuangan Orangtua di Eretan Wetan Indramayu Antar Anak Sekolah Naik Perahu Galon Rakitan Saat Rob
Tim Redaksi
INDRAMAYU, KOMPAS.com
– Aksi ayah di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, ini menyita perhatian warganet.
Ia merekam video saat tengah mengantarkan anaknya ke
sekolah
naik perahu galon rakitan.
Videonya pun beredar di media sosial.
Hal tersebut ia lakukan lantaran
bencana banjir rob
yang tak berkesudahan terus melanda desanya.
Nyaris tidak ada jalan yang tersisa, semuanya digenangi air laut yang pasang.
Permukiman warga di sana berubah seperti sungai.
Dengan rakit buatan itu, ayah tersebut ingin memastikan agar seragam hingga sepatu anaknya tidak kebasahan saat tiba di sekolah.
Ia pun menyusuri jalanan gang yang banjir menuju arah sekolah tempat anaknya menimba ilmu.
Dalam videonya, ayah tersebut turut menyampaikan permintaan maaf kepada guru jika anaknya sedikit terlambat sampai ke sekolah.
“Maaf Bu, apabila agak telat Bu, inilah cuacanya,” ujar suara sang ayah dalam video tersebut.
Belakangan diketahui ayah yang mengantar anak naik rakit itu bernama
Maksudi Rifai
(45).
Ia mengatakan, momen itu direkam pada Kamis (20/11/2025) pagi tadi, ketika ia mengantarkan anak bungsunya berangkat sekolah ke MTs Kandanghaur.
“Iya itu saya, memang tiap hari rob itu. Perjalanan ke sekolah itu hampir setengah perjalanan banjirnya di atas dengkul,” kata Maksudi saat dihubungi, Kamis malam.
Maksudi menceritakan, sebelumnya ia biasa menggendong anaknya saat berangkat sekolah.
Namun, kondisi yang terus-menerus banjir membuatnya kewalahan.
“Cuma kalau berhari-hari kerasa juga capeknya pPak, berat, terus jalannya juga licin, khawatir jatuh,” kata dia.
Maksudi bercerita, kebetulan di rumah ada kerangka bekas tempat tidur yang tidak terpakai.
Oleh karena itu, kerangka itu dirangkai menjadi sebuah rakit sederhana.
Di bawahnya juga ditambahkan bekas galon air mineral sebagai pengapung.
Maksudi menyampaikan, semua itu ia lakukan demi sang anak tetap bisa bersekolah tanpa basah kuyup.
“Yang diantar itu anak kedua, anak bungsu. Namanya Lanaufar, sekolahnya di MTs Kandanghaur di Pantura dekat pom bensin,” ujar dia.
Maksudi diketahui tinggal di Blok Condong, kawasan yang berada dekat aliran sungai dan menjadi salah satu wilayah terparah terdampak rob.
Menurutnya, daerah itu nyaris tidak pernah benar-benar kering.
Setiap hari, anaknya berangkat dari rumah mengenakan sepatu bot.
Sesampainya di pinggir Jalur Pantura, ia baru mengganti dengan sepatu sekolah agar tetap kering.
“Nanti sepatu botnya saya bawa pulang. Kalau pulangnya tidak dijemput, kan biasanya sudah surut. Ya, setiap hari begitu terus,” katanya.
Di sisi lain, ia pun memohon pengertian pihak sekolah apabila anaknya terkadang terlambat tiba di kelas karena terhambat banjir.
“Makanya di video saya minta maaf ke ibu bapak guru kalau anak saya telat,” ujarnya.
Maksudi berharap pemerintah dapat segera memberikan solusi permanen bagi warga di Desa Eretan Wetan.
Banjir rob yang terus-menerus terjadi sudah berlangsung puluhan tahun dan sangat mengganggu aktivitas masyarakat.
“Harapan saya semoga kondisi ini bisa diperhatikan pemerintah,” kata Maksudi.
Ia dan warga lainnya hanya ingin bisa beraktivitas normal tanpa harus setiap hari berhadapan dengan rob yang terus menggenang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-

Waspada Bencana, Bupati Kediri Instruksikan Personel BPBD dan Desa Siaga 24 Jam
Kediri (beritajatim.com) – Bupati Kediri Hanindhito menginstruksikan personel BPBD untuk siaga 24 jam. Hal ini menindaklanjuti curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu belakangan.
Instruksi tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno. Dimana instruksi ini tertuang dalam surat Edaran Bupati Kediri Nomor: 300.2.3/15/418.07/2025.
.
Djoko menjelaskan, beberapa wilayah yang berpotensi bencana berada di lereng Gunung Wilis. Seperti Kecamatan Tarokan, Banyakan, dan Grogol cenderung berpotensi banjir. Sementara Kecamatan Mojo berpotensi terjadi longsor.Hal ini menurutnya terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi. Wilayah potensi bencana hidrometeorologi tersebut telah dipetakan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Harapannya, dengan pemetaan ini bisa meningkatkan kesiapsiagaan personel di lapangan.
Demi meningkatkan kesiapsiagaan bencana, Pemerintah Kabupaten Kediri membentuk tim siaga bencana di desa-desa utamanya di desa yang memiliki tingkat potensi bencana. “Kami sudah membentuk kurang lebih 80 tim siaga bencana di desa-desa,” terang Djoko pada Kamis 20 November 2025.
Di sisi lain, pihaknya mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi cuaca akhir-akhir ini. Terlebih masyarakat yang bertempat tinggal di daerah bantaran sungai.
“Mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Kediri pada saat cuaca hujan deras, yang berada di area perbukitan, untuk waspada,”
Untuk memantau prakiraan cuaca, lanjutnya, masyarakat Kabupaten Kediri bisa melihat langsung di akun instagram BPBD Kabupaten Kediri. Di akun tersebut secara berkala memberikan informasi penting terkait prakiraan cuaca untuk wilayah Kabupaten Kediri. [ADV PKP/nm]
-

Banjir Tak Kunjung Surut di Menganti: Puluhan Warga Dievakuasi BPBD Gresik
Gresik (beritajatim.com) – Banjir yang melanda di dua desa Kecamatan Menganti, Gresik, hingga saat ini belum surut. Dua desa yang kondisinya masih parah di antaranya Desa Bringkang dan Pranti. Ketinggian banjir hingga lutut orang dewasa membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengevakuasi puluhan warga yang terdampak.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Gresik, Sukardi, mengatakan ada 50 warga, utamanya para lansia, yang terlebih dulu dievakuasi. Mereka untuk sementara waktu ditempatkan di tenda darurat.
“Kami bersama para tokoh masyarakat bergerak cepat mengevakuasi warga, terutama yang lansia,” katanya, Kamis (20/11/2025).
Lebih lanjut ia menuturkan, saat proses evakuasi seorang lansia terpaksa dipindahkan ke tempat lebih aman karena kondisinya sakit. Yang bersangkutan lalu dibawa keluarganya menuju rumah sakit.
“Kondisi banjir yang cukup parah berlokasi di Perum Maharaja. Sejumlah warga di daerah itu dievakuasi karena banjirnya belum surut,” tuturnya.
Selain melakukan evakuasi terhadap warga, BPBD Gresik juga mendistribusikan kebutuhan makanan ke daerah yang masih terdampak banjir.
“Setiap hari anggota kami secara bergantian bersama warga berkeliling menggunakan perahu karet mendistribusikan makanan ke Perum Maharaja,” ungkap Sukardi.
Guna mendukung pendistribusian kebutuhan makanan tersebut, kata Sukardi, pihaknya mendirikan dapur umum di Desa Pranti untuk membantu kebutuhan makan para pengungsi selama masa tanggap darurat.
“Upaya evakuasi dan penanganan banjir terus dilakukan hingga kondisi banjir surut dan warga dinyatakan aman untuk kembali ke rumah masing-masing,” pungkasnya. [dny/kun]
-

BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Tangerang pada Februari 2026
Tangerang, Beritasatu.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan di wilayah Kabupaten Tangerang akan terjadi pada Februari 2026.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Kerja Meteorologi dan Klimatologi MKG Wilayah II Ana Oktavia Setiawati dalam rapat siaga kebencanaan di kantor Bupati Tangerang. Ia mengingatkan pemerintah daerah agar mengantisipasi potensi bencana yang dipicu cuaca ekstrem.
“Untuk itu para pemangku kebijakan daerah bisa menjadikan informasi BMKG sebagai dasar penyusunan langkah mitigasi,” ujar Ana di Tangerang, Kamis (20/11/2025).
Menurut dia, pola iklim pada tahun ini cukup berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Musim kemarau 2025 berlangsung singkat, sementara hujan datang lebih cepat, khususnya di bagian selatan Kabupaten Tangerang dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Ana.
Ia menekankan fase peralihan seperti saat ini justru menjadi periode paling rawan terjadinya cuaca ekstrem, seperti hujan berintensitas tinggi, angin kencang, hingga genangan lebih besar. Karena itu pemerintah daerah harus mengambil langkah mitigasi terhadap ancaman bencana tersebut.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu memantau update cuaca melalui kanal resmi BMKG,” ujar Ana.
Sementara itu, Bupati Tangerang Maesyal Rasyid mengatakan belasan titik rawan di wilayahnya sangat rentan dilanda bencana saat hujan lebat berdurasi panjang. Ia meminta para camat melakukan langkah mitigasi sedari dini.
“Kita lakukan konsolidasi, persiapan, sekaligus merumuskan program antisipasi bencana,” ujar Maesyal usai memimpin rapat darurat bencana.
Maesyal mengungkapkan potensi bencana longsor mengintai masyarakat. Berdasarkan pemetaan, tanah longsor berpotensi terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang. Karena itu ia meminta para pemangku kepentingan mulai bersiaga mengingat hujan sudah mulai merata.
“Artinya kita melihat dari sisi komprehensif. Semua wilayah harus siap, para camat dan OPD terkait sudah kami minta meningkatkan kesiagaan,” jelasnya.
Ia menambahkan pemerintah daerah telah menyiapkan sejumlah lokasi evakuasi bagi warga terdampak bencana. “Tempat evakuasi juga sudah kami siapkan untuk wilayah-wilayah yang biasa terdampak banjir,” tuturnya.
-

BPBD Pamekasan Petakan Potensi Bencana Musim Penghujan
Pamekasan (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, memetakan beragam jenis bencana alam yang berpotensi terjadi di wilayah setempat, khususnya memasuki musim penghujan 2025.
“Berdasarkan dokumen KRB (Kajian Resiko Bencana) Pamekasan, terdapat beragam jenis potensi bencana alam yang berpotensi terjadi selama musim penghujan, di antaranya bencana angin kencang, banjir, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan abrasi, longsor, serta puting beliung,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, Kamis (20/11/2025).
Berdasar data yang dimilikinya, bencana angin kencang dan cuaca ekstrem berpotensi terjadi hampir di semua kecamatan di Pamekasan, kecuali kecamatan Pasean. Gelombang ekstrem dan abrasi potensi terjadi di wilayah pesisir Pamekasan.
“Pada musim penghujan, jenis potensi bencana alam bisa berupa banjir biasa terjadi di Kecamatan Pamekasan, Pademawu, dan Pasean. Untuk longsor hampir terjadi di semua kecamatan kecuali Tlanakan, sedangkan cuaca ekstrem potensi terjadi di seluruh kecamatan di Pamekasan,” ungkapnya.
Sementara dari beragam potensi bencana alam di wilayah setempat, setidaknya terdapat 11 jenis bencana yang berpotensi terjadi di Pamekasan. “Selain potensi bencana di musim hujan, juga terdapat berbagai jenis bencana lainnya. Di antaranya epidemi, gempa bumi, karhutla, kekeringan, kebakaran gedung dan pemukiman hingga gagal teknologi.
“Dari itu kami kembali mengingatkan seluruh masyarakat, agar selalu waspada terhadap beragam potensi bencana di daerah masing-masing. Setidaknya selalu meningkatkan kewaspadaan serta mengantisipasi terhadap beragam jenis bencana,” sambung Dhofir.
Sebaran Titik Bencana Alam di Pamekasan Tahun 2024. [Gambar: BPBD Pamekasan]Tidak hanya itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat agar segera melaporkan kepada petugas terdekat jika mendapatkan beragam potensi bencana. “Segera hubungi pihak terkait jika ada beberapa kejadian yang berpotensi terhadap bencana, baik di tingkat desa, kecamatan atau bisa juga melalui pos terpadu,” imbaunya.
“Untuk musim penghujan tahun ini, terdapat bencana angin kencang disertai hujan deras yang mengakibatkan 14 rumah warga maupun bangunan rusak di empat kecamatan berbeda di Pamekasan, Senin (3/11/2025). Jumlah itu tersebar di 5 desa dan satu kelurahan, yakni kecamatan Kadur, Pagantenan, Palengaan dan Pamekasan (Kota),” jelasnya.
Akibat peristiwa tersebut, belasan rumah warga Sebagian besar rusak pada bagian atap, serta tiga pohon tumbang yang menimpa jaringan listrik, satu di antaranya menimpa rumah warga. Bahkan sekitar dua hingga tiga rumah juga ambruk dan rata dengan tanah. ”Kejadian ini merupakan peristiwa pertama yang terjadi pada musim penghujan tahun ini,” pungkasnya.
Sementara untuk menghadapi beragam potensi tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, sudah melaksanakan Apel Bersama Ketenteraman dan Ketertiban Umum, serta Kesiapsiagaan Bencana yang dipimpin langsung oleh Bupati Kholilurrahman di area Monumen Arek Lancor, Pamekasan, Selasa (11/11/2025).
Dalam kegiatan tersebut tampak hadir sejumlah unsur OPD di lingkungan Pemkab Pamekasan, di antaranya para camat, Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol-PP dan Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Perhubungan (Dishub) hingga para petugas parkir.
Berdasar data BPBD Pamekasan Tahun 2024, terdapat sebanyak 476 total bencana alam, meliputi banir (20 kejadian), tanah longsor (23), cuaca ekstrem (103), gempa bumi (1), karhutla (31), kekeringan (269), kebakaran gedung dan pemukiman (28), gagal teknologi (1). [pin/kun]
-

Antisipasi Letusan Susulan Semeru, Basarnas Evakuasi Warga
Bisnis.com, JAKARTA – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengintensifkan upaya evakuasi warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Hal ini sebagai langkah antisipasi bahaya dari letusan susulan Gunung Semeru.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya melaporkan Gunung Semeru meletus pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak.
Dalam letusan itu, Gunung Semeru mengembuskan awan panas yang memiliki jarak luncur mencapai tujuh kilometer dari arah puncak dengan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut.
Erupsi sempat terekam di seismogram Pos Pemantauan Gunung Api Badan Geologi di Lumajang memiliki amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 16 menit 40 detik.
Aktivitas erupsi Gunung Semeru itu kemudian dipastikan berakhir pada pukul 18.11 WIB, namun pemerintah dan Badan Geologi masih menetapkan status Level IV (Awas) untuk mengantisipasi potensi aktivitas lanjutan yang mungkin terjadi.
Dilansir Antara pada Rabu (19/11/2025) Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Edy Prakoso mengatakan personel yang diberangkatkan memperkuat upaya evakuasi warga yang berada di wilayah rawan atau dalam radius paparan material vulkanik Semeru.
“Kami sudah memberangkatkan personel dari Pos SAR Jember untuk membantu evakuasi warga karena ada juga sebagian warga yang sudah melaksanakan evakuasi mandiri,” ujarnya.
Menurut dia, pelaksanaan tugas evakuasi dilakukan personel Basarnas Pos SAR Jember bersama dengan tim gabungan dari BNPB, dan BPBD, TNI/Polri di daerah.
Petugas gabungan dibagi ke sejumlah titik untuk memastikan proses evakuasi berjalan tertib dan aman, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan warga yang tinggal dekat aliran sungai yang hulunya di Gunung Semeru.
Pusat Pengendalian Operasi BNPB melaporkan setidaknya malam ini sudah ada 300 orang warga yang dievakuasi ke pengungsian yang disiapkan oleh tim petugas gabungan di Balai Desa Oro-oro Ombo, Balai Desa Penanggal, dan gedung SD 2 Supiturang di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
Edy memastikan selain membantu upaya evakuasi, personelnya juga dikerahkan untuk bersiaga memantau aliran sungai yang berasal dari aliran Semeru untuk mengantisipasi potensi banjir lahar dingin saat hujan.
Basarnas menilai hal ini penting dilakukan mengingat material vulkanik dapat terbawa hingga ke daerah permukiman dan jalur akses utama bila curah hujan tinggi mengguyur bagian lereng sekitar pusat erupsi.
“Malam ini tim juga melaksanakan pemantauan antisipasi bila terjadi hujan yang bisa mengakibatkan banjir lahar dingin,” kata Edy.
Dia juga memastikan Basarnas bersama segenap kementerian/lembaga teknis, pemerintah daerah dan juga relawan setempat terus memantau perkembangan untuk memastikan jalur evakuasi tetap aman.
/data/photo/2025/11/20/691f136f7a18c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5418773/original/097206500_1763628457-Kondisi_dusun_Lumajang_porak_poranda_diterjang_abu_vulkanik_Semeru.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2019/10/14/5da42c1f371ba.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
