Topik: Banjir

  • 2 Rumah Hanyut, Ribuan Orang Mengungsi

    2 Rumah Hanyut, Ribuan Orang Mengungsi

    Liputan6.com, Padang – Hujan deras yang melanda Sumatera Barat satu minggu terakhir memicu banjir, banjir bandang, longsor, dan pohon tumbang di sejumlah wilayah Kota Padang.

    Banjir yang melanda Kota Padang pada Senin (24/11/2025) dan Selasa (25/11/2025) mengakibatkan setidaknya 27.433 warga dievakuasi akibat bencana yang melanda hampir seluruh kecamatan tersebut.

    Kepala Pelaksana BPBD Padang, Hendri Zulviton, menyebut intensitas hujan ekstrem berlangsung lama dan menyebabkan debit air sungai meningkat tajam.

    “Ketinggian air sempat mencapai 200 centimeter berdasarkan pantauan Water Level EWS Banjir di Gunung Nago pada pukul 01.20 WIB,” ujarnya, Rabu (26/11/2025).

    Saat ini banjir di Kecamatan Koto Tangah, Padang Barat, Pauh, Lubuk Begalung, Kuranji, Nanggalo, Padang Selatan, dan Padang Timur sudah surut meski hujan masih mengguyur hingga Rabu sore.

    BPBD mencatat sejumlah kerusakan, di antaranya dua rumah hanyut, 61 rumah rusak sedang, dan 17 rumah rusak ringan. Selain itu, dua titik longsor dan dua petak lahan pertanian juga mengalami kerusakan berat.

    “Warga yang terdampak langsung kami evakuasi ke tempat aman. Saat ini total pengungsi mencapai lebih dari 27 ribu jiwa atau sekitar 10.837 kepala keluarga,” kata Hendri.

    Pengungsian tersebar di berbagai posko darurat yang dibuka bersama pemerintah kelurahan, TNI, Polri, dan relawan.

    Petugas juga dikerahkan untuk membersihkan material longsor, mengevakuasi warga yang rumahnya terendam, serta menyingkirkan pohon tumbang yang menghambat akses jalan. Di beberapa kawasan, petugas harus menggunakan perahu akibat tingginya genangan air.

    Hendri juga mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi banjir susulan mengingat kondisi cuaca belum sepenuhnya stabil.

    “Prioritas kami saat ini adalah keselamatan warga dan distribusi bantuan ke posko-posko pengungsian,” ujarnya.

     

  • TNI AD kerahkan ragam satuan untuk evakuasi korban banjir di Sibolga

    TNI AD kerahkan ragam satuan untuk evakuasi korban banjir di Sibolga

    “Kami mengerahkan personel dari berbagai satuan, termasuk unsur kesehatan, Zeni, hingga perbekalan dan angkutan, untuk membantu evakuasi korban, pencarian korban hilang, penyediaan posko darurat dan dapur umum, serta pengamanan wilayah terdampak,”

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Kolonel (Inf) Donny Pramono mengatakan TNI AD telah mengerahkan personel dari ragam satuan untuk menjalankan proses evakuasi korban banjir di Sibolga, Sumatera Utara.

    “Kami mengerahkan personel dari berbagai satuan, termasuk unsur kesehatan, Zeni, hingga perbekalan dan angkutan, untuk membantu evakuasi korban, pencarian korban hilang, penyediaan posko darurat dan dapur umum, serta pengamanan wilayah terdampak,” kata Donny kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Pasukan dari beragam satuan itu, kata Donny hingga saat ini masih berada di lokasi bersama dengan instansi terkait seperti BPBD dan pemerintah daerah setempat.

    Mereka melakukan beberapa upaya, mulai membuka posko layanan kesehatan, posko evakuasi dan pemberian bantuan logistik untuk korban.

    TNI AD sendiri, kata Donny, mengerahkan kendaraan alat berat untuk membuka akses jalan menuju lokasi banjir yang sebelumnya tertutup timbunan longsor.

    “Kendaraan pendukung juga dipersiapkan untuk membantu pembukaan akses jalan dan distribusi bantuan, sesuai dengan prosedur tanggap darurat,” kata dia.

    Donny melanjutkan seluruh operasi kemanusiaan itu dikoordinasikan langsung oleh Kodam I/Bukit Barisan selaku pemegang komando wilayah.

    Donny memastikan proses evakuasi yang dilakukan TNI AD akan terus berlangsung demi memastikan seluruh keselamatan warga di wilayah Sibolga.

    “Kami mohon seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi resmi dari aparat dan pemerintah daerah. TNI AD berkomitmen untuk terus mendampingi proses tanggap darurat ini sampai kondisi kembali kondusif,” kata dia.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DPR Desak Pemerintah Gerak Cepat Bantu Korban Banjir Sibolga
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 November 2025

    DPR Desak Pemerintah Gerak Cepat Bantu Korban Banjir Sibolga Nasional 26 November 2025

    DPR Desak Pemerintah Gerak Cepat Bantu Korban Banjir Sibolga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah bergerak cepat memberikan bantuan bagi warga terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Sumatera Utara (Sumut).
    Dia mengingatkan agar kebutuhan logistik dan layanan kesehatan masyarakat terdampak, khususnya yang berada di tenda pengungsian, harus benar-benar terpenuhi.
    “Setiap kebutuhan masyarakat terdampak harus menjadi perhatian Pemerintah. Pemberian bantuan logistik jangan sampai terlambat, dan area tempat pengungsian harus dipastikan kenyamanannya,” ujar Puan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (26/11/2025).
    Politikus PDI-P itu juga meminta pemerintah daerah bekerja sama dengan para pemangku kebijakan lainnya untuk menyediakan layanan
    trauma healing
    bagi warga.
    Puan mengingatkan bahwa bencana yang terjadi tidak hanya meluluhlantakkan bangunan, tapi juga berdampak terhadap psikologis masyarakat.
    “Dan Pemda beserta stakeholder terkait perlu juga menyiapkan layanan trauma healing bagi warga. Bencana alam tidak pernah mudah untuk dilalui, apalagi bagi mereka yang kehilangan,” kata Puan.
    “Hindari ego sektoral, pastikan keselamatan masyarakat yang paling utama,” sambungnya.
    Puan menegaskan bahwa seluruh jajaran DPR RI menyampaikan keprihatinan atas bencana tersebut.
    Dia berharap proses evakuasi korban dan penanganan bencana tersebut bisa berjalan lancar.
    “DPR RI menyampaikan keprihatinan dan dukacita mendalam atas bencana alam di sejumlah daerah di
    Sumatera Utara
    . Kita harap proses evakuasi yang masih dilakukan tim SAR berjalan dengan lancar,” pungkasnya.
    Diberitakan sebelumnya,
    bencana banjir
    dan longsor yang melanda tujuh kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) telah mengakibatkan 17 warga meninggal dunia.
    Hal itu berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Polda Sumut pada Rabu (26/11/2025) pagi.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan ada empat kabupaten/kota yang musibah longsor dan banjirnya datang bersamaan, yakni Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah (Tapteng), dan Tapanuli Selatan (Tapsel).
    Sementara itu, tiga wilayah lain seperti Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Mandailing Natal, dan Nias Selatan hanya terendam banjir.
    Namun, Abdul Muhari menjelaskan bahwa data yang disampaikan BNPB bersifat sementara dan masih berpotensi mengalami perkembangan sesuai dengan hasil kaji cepat lanjutan di lapangan.
    Adapun 17 orang yang meninggal dunia akibat bencana terdiri dari lima warga di Sibolga, delapan orang di Tapsel, dan empat orang di Tapteng.
    Abdul Muhari mengatakan, bencana di Sibolga ditandai dengan cuaca ekstrem hujan deras dalam durasi lebih dari dua hari. Wilayah terdampak meliputi Kecamatan Sibolga Utara, Sibolga Selatan, dan Kota.
    “Dari laporan visual, banjir mengalir cukup deras dan menghantam rumah, menyeret kendaraan hingga infrastruktur lain yang dilewatinya. Arus air itu juga membawa material seperti lumpur, batang pohon, puing bangunan, dan sampah rumah tangga,” ujar Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya.
    Berdasarkan data dari Polda Sumut, longsor di Sibolga mengakibatkan lima orang tewas.
    Selanjutnya di Tapsel, dari hasil kaji cepat BNPB, banjir dan longsor berdampak di 11 kecamatan, yakni Kecamatan Sipirok, Marancar, Batang Toru, Angkola Barat, Muara Batang Toru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Tanah Timbangan, dan Angkola Muaratais.
    “Bencana banjir dan tanah longsor telah menyebabkan delapan warga meninggal dunia, 58 luka-luka, dan 2.851 warga terpaksa harus mengungsi,” kata Abdul Muhari.
    Sementara itu di Tapanuli Utara, 50 unit rumah terdampak dan dua jembatan terputus akibat banjir serta tanah longsor.
    Saat ini, BPBD Tapanuli Utara dan tim gabungan melaksanakan pendataan dan merekomendasikan jalur alternatif di Kecamatan Pangaribuan, Taput-Silantom sebagai akses jalan sementara.
    Kemudian, kata Abdul Muhari, di Tapteng, banjir terjadi di sembilan kecamatan, antara lain Kecamatan Pandan, Sarudik, Badiri, Kolang, Tukka, Lumut, Barus, Sorkam, dan Pinangsori.
    Akibat musibah ini, sebanyak 1.902 unit rumah yang terdampak.
    “BPBD Tapanuli Tengah dan tim gabungan mendirikan tenda pengungsi serta mendistribusikan bantuan sembako kepada warga terdampak,” ujar Abdul.
    Sementara itu, berdasarkan keterangan Bupati Tapteng Masinton Pasaribu, di wilayahnya ada empat orang yang meninggal dunia tertimbun longsor, terdiri dari seorang ibu dan tiga anaknya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem dalam 24 Jam ke Depan di Wilayah Ini

    BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem dalam 24 Jam ke Depan di Wilayah Ini

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem imbas perkembangan signifikan Bibit Siklon Tropis 95B yang terdeteksi sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, Selat Malaka. Sistem ini diketahui mengalami peningkatan intensitas dan memicu potensi hujan lebat hingga ekstrem serta angin kencang di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatera Barat, Riau, dan sekitarnya.

    Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menyebut masyarakat di wilayah terdampak perlu waspada, mengingat sistem cuaca tersebut berpotensi membawa dampak signifikan dalam waktu dekat. BMKG tengah memantau pergerakan dan perkembangan 95B serta berkoordinasi dengan pemangku kebijakan terkait mitigasi risiko.

    “Pemerintah daerah siaga terhadap potensi dampak dari cuaca ekstrem seperti potensi banjir, banjir pesisir, dan pohon tumbang akibat angin kencang. Khusus bagi nelayan dan pelaku transportasi laut harus benar-benar memperhatikan kondisi gelombang tinggi yang berisiko menganggu keselamatan pelayaran. Keamanan dan keselamatan merupakan prioritas utama kita bersama,” beber Faisal, Rabu (26/11/2025).

    Potensi Meningkat dalam 24 Jam

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan berdasarkan analisis 26 November 2025 pukul 01.00 WIB, sistem masih berada di perairan timur Aceh dan memicu pertumbuhan awan hujan meluas. Kondisi ini meningkatkan potensi hujan lebat hingga ekstrem disertai angin kencang di wilayah pesisir Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau.

    “Peluang bibit ini berkembang menjadi siklon tropis cukup tinggi dalam 24 jam ke depan, mengingat teridentifikasi adanya peningkatan angin kencang hingga lebih dari 35 knot (65 km/jam). Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam waktu dekat,” kata Guswanto.

    Senada, Direktur Meteorologi BMKG Andri Ramdhani menegaskan dalam 24 jam ke depan, 95B akan memberikan dampak langsung terhadap cuaca dan kondisi gelombang laut, terutama di sekitar Aceh dan Sumatra Utara. Berdasarkan hasil analisis, sistem ini diperkirakan menimbulkan hujan lebat hingga ekstrem di Aceh dan Sumatra Utara serta sebagian wilayah Sumatera Barat dan Riau, serta angin kencang di sebagian besar Sumatra bagian utara.

    Bibit Siklon Tropis 95B juga diperkirakan memicu gelombang tinggi antara 2,5 hingga 4 meter di Selat Malaka bagian tengah, perairan timur Sumatra Utara, dan Samudera Hindia barat Aceh hingga Nias. Sementara gelombang sedang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Malaka bagian utara, Perairan Rokan Hilir, dan Dumai Bangkalis.

    “BMKG melalui TCWC Jakarta akan terus melakukan pemantauan intensif selama 24 jam penuh terhadap pergerakan sistem ini. BMKG menekankan pentingnya mengakses informasi resmi melalui kanal BMKG dan menghindari penyebaran informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” beber Andri.

    (naf/naf)

  • Kebayoran Lama diingatkan untuk siaga banjir

    Kebayoran Lama diingatkan untuk siaga banjir

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) mengingatkan jajaran dan warga Kecamatan Kebayoran Lama untuk selalu siaga menghadapi potensi banjir dan kejadian ekstrem lainnya karena saat ini sudah memasuki musim hujan.

    “Saat ini sudah memasuki musim penghujan, tentunya harus tetap waspada dengan peningkatan curah hujan, banjir, tanah longsor, pohon tumbang serta cuaca ekstrem lainnya,” kata Wali Kota Jakarta Selatan Muhammad Anwar di Jakarta, Rabu.

    Anwar mengatakan siaga ini sebagai antisipasi bencana yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan.

    “Saya mengimbau kepada para peserta apel untuk lebih siap dan waspada, segera laporkan, koordinasikan dan bantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan,” katanya.

    Ia juga menyampaikan, kepada seluruh pegawai untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan pelayanan yang baik dan solutif, serta tetap memperhatikan peraturan yang berlaku.

    “Tingkatkan disiplin kerja, pahami dan taati peraturan, mengingat masyarakat yang semakin kritis,” ucapnya.

    Sementara, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta optimistis saluran air jacking di Ciledug Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan mampu mengatasi banjir yang terjadi saat hujan melanda.

    Saluran jacking dinilai cukup efektif mempercepat penurunan genangan yang terjadi di Jalan Ciledug Raya.

    Saluran jacking adalah metode pemasangan pipa bawah tanah tanpa galian terbuka menggunakan mesin bor dan tekanan hidrolik untuk mendorong pipa melalui tanah.

    Kendati demikian, penanganan banjir belum sepenuhnya maksimal lantaran rumah pompa yang dibuat di kawasan itu belum selesai terbangun.

    Hingga kini, salah satu proyek rumah pompa SDA di Pasar Cipulir masih dalam tahap peninjauan (reviewing) setelah putus kontrak dengan perusahaan sebelumnya pada Maret 2025.

    Dinas Sumber Daya Air DKI mengerahkan petugas dan operator mesin pompa untuk mengantisipasi banjir di kawasan ITC Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan sebelum hujan.

    Dengan pompa tersebut, saat adanya genangan di jalanan, petugas akan mengalirkan air menuju Kali Pesanggrahan sehingga tidak menuju ke dalam Pasar Cipulir maupun bangunan lainnya.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Korban Tewas Akibat Banjir Thailand Bertambah Jadi 33 Orang

    Korban Tewas Akibat Banjir Thailand Bertambah Jadi 33 Orang

    Jakarta

    Jumlah korban tewas akibat banjir besar yang melanda Thailand selatan selama beberapa hari terakhir telah meningkat menjadi 33 orang pada hari Rabu (26/11).

    “Pihak berwenang mengatakan 33 orang tewas di tujuh provinsi, dengan penyebab termasuk banjir bandang, sengatan listrik, dan tenggelam,” kata juru bicara pemerintah Siripong Angkasakulkiat kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Rabu (26/11/2025).

    “Ketinggian air diperkirakan akan surut di selatan,” imbuhnya.

    Sebelumnya, pemerintah mengumumkan keadaan darurat di provinsi Songkhla selatan pada hari Selasa (25/11), dengan hujan deras sejak akhir pekan lalu telah menggenangi pusat wisata Hat Yai dan wilayah selatan.

    Lebih dari 1.200 orang telah dievakuasi dari rumah mereka di Songkhla sejak Kamis pekan lalu, ungkap departemen hubungan masyarakat provinsi tersebut.

    Rekaman televisi lokal dalam beberapa hari terakhir menunjukkan tim penyelamat di Hat Yai mengevakuasi warga dengan perahu, jet ski, dan truk militer di tengah banjir bandang.

    Beberapa orang menggunakan kolam renang tiup anak-anak untuk mengapungkan anak-anak mereka ke tempat aman.

    “Saya terdampar selama empat hari,” ujar seorang perempuan yang mengenakan jas hujan dan menggendong bayinya di bawah payung di kota itu kepada stasiun TV lokal TNN pada hari Senin (24/11).

    “Saya memutuskan untuk pergi karena saya punya bayi dan saya khawatir banjir akan semakin parah,” ujarnya.

    Perempuan itu, anaknya, dan ibunya yang terbaring di tempat tidur dievakuasi dengan perahu, tambahnya.

    Thailand secara rutin mencatat hujan lebat dari Juni hingga September. Namun, para ahli mengatakan perubahan iklim akibat manusia telah memperparah cuaca ekstrem, membuat kondisi semakin tidak terduga.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Banjir di Thailand Selatan Tewaskan 13 orang”
    [Gambas:Video 20detik]
    (ita/ita)

  • Banjir dan Longsor Landa 7 Kabupaten Sumut, 13 Orang Meninggal dan 3 Hilang

    Banjir dan Longsor Landa 7 Kabupaten Sumut, 13 Orang Meninggal dan 3 Hilang

    Liputan6.com, Jakarta – Sebanyak 13 korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi pada tujuh kabupaten/kota di Sumatera Utara. Data tersebut diperbarui oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut pukul 08.00 WIB pagi ini.

    “Hingga pukul 08.00 WIB pagi ini terdapat 13 orang dinyatakan meninggal dunia di tujuh kabupaten/kota,” ucap Kabid Penanganan Darurat, Peralatan dan Logistik BPBD Provinsi Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati di Medan dilansir Antara, Rabu (26/11/2025).

    Sri Wahyuni melanjutkan, belasan korban meninggal dunia berada dua kabupaten di Sumatera Utara. Terdiri atas sembilan korban meninggal dunia di Kabupaten Tapanuli Selatan, di antaranya enam orang di Kecamatan Batangtoru, satu orang di Kecamatan Sipirok, dan satu orang di Kecamatan Angkola Barat.

    Kemudian, empat korban meninggal dunia yang merupakan warga Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah, akibat tertimbun material longsor di dalam rumahnya.

    BPDB Provinsi Sumut menyatakan, akibat curah hujan pada Sabtu (22/11), hingga Selasa (25/11), mengakibatkan bencana hidrometeorologi berupa meluapnya sejumlah sungai menyebabkan banjir, dan tanah longsor melanda tujuh kabupaten/kota di Sumatera Utara, yakni Tapanuli Tengah, Sibolga, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Nias Selatan, dan Padangsidimpuan.

    “Korban yang mengalami luka-luka ada 37 orang, dan tiga orang masih dinyatakan hilang di Tapanuli Selatan. Di Tapanuli Tengah masih dalam pendataan,” kata dia.

  • 4
                    
                        Update Banjir dan Longsor Sibolga: 5 Orang Tewas, 4 Hilang, dan 17 Rumah Rusak
                        Medan

    4 Update Banjir dan Longsor Sibolga: 5 Orang Tewas, 4 Hilang, dan 17 Rumah Rusak Medan

    Update Banjir dan Longsor Sibolga: 5 Orang Tewas, 4 Hilang, dan 17 Rumah Rusak
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Musibah banjir dan tanah longsor datang bersamaan menimpa Kota Sibolga, Sumatera Utara, sejak Senin (24/11/2025).
    Berdasarkan data terbaru dari kepolisian, akibat insiden ini, lima orang dilaporkan tewas.
    “Bencana paling besar terjadi dengan enam titik longsor yang menyebabkan lima korban meninggal dan merusak sedikitnya 17 rumah dan empat warga masih dalam pencarian,” ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (26/11/2025).
    Namun, Ferry masih belum merinci kronologi dan identitas korban.
    Pihaknya masih melakukan penanganan musibah yang tidak hanya terjadi di Sibolga, tetapi juga di Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Nias Selatan, dan Padang Sidempuan.
    “Setiap laporan yang masuk langsung ditindaklanjuti. Tim di lapangan bekerja siang dan malam. Fokus kami adalah memastikan seluruh warga selamat serta memastikan akses vital segera dibuka kembali,” ujar Ferry.
    Sementara itu, Kabid Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni, mengatakan, lokasi terdampak longsor dan banjir meliputi Kecamatan Sibolga Utara, Selatan, Sambas, dan Kota.
    Peristiwa terjadi sejak Senin (24/11/2025) pukul 21.30 WIB.
    Sri Wahyuni mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan pengungsi hingga korban luka dan tewas akibat bencana alam tersebut.
    “Kami masih melakukan koordinasi dengan BPBD Sibolga dalam hal penanganan bencana di lokasi terdampak,” kata Sri Wahyuni.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Hanya Jinakkan Api, Damkar di Surabaya juga Urus Banjir dan Hewan Membahayakan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        25 November 2025

    Tak Hanya Jinakkan Api, Damkar di Surabaya juga Urus Banjir dan Hewan Membahayakan Surabaya 25 November 2025

    Tak Hanya Jinakkan Api, Damkar di Surabaya juga Urus Banjir dan Hewan Membahayakan
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Tiga anggota peleton III nampak berjaga di pos Rayon III Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Surabaya, Selasa (25/11/2025).
    Didampingi Komandan Peleton III,
    Wahyudi Prasetya
    , mereka terus memantau perkembangan informasi melalui radio komunitas. 
    Mereka akan langsung bergerak jika ada informasi laporan kebakaran di wilayah
    Surabaya Timur
    meliputi Kecamatan Kalirungkut, Gununganyar, Sukolilo, Keputih hingga Tenggilis Mejoyo.
    Di Surabaya, petugas
    pemadam kebakaran
    tidak hanya bertugas menjinakkan api. Ada tugas tambahan yang diemban yakni penanganan banjir hingga pengamanan hewan.
    “Karena itu saat musim hujan seperti ini bukan berarti kami tidak bertugas. Kami tetap memantau lokasi-lokasi yang berpotensi banjir,” kata Wahyudi.
    Peristiwa kebakaran memang lebih berpotensi terjadi saat musim panas, tapi menurutnya bukan berarti saat musim hujan tidak ada peristiwa kebakaran.
    Saat musim hujan, juga tidak sedikit warga yang melaporkan temuan hewan membahayakan seperti ular dan biawak yang keluar dari sarangnya menuju ke pemukiman.
    Namun menurutnya, setiap hari potensi laporan warga tidak hanya ular dan biawak.
    “Beberapa hari lalu ada laporan warga diserang Mao, hewan jenis Primata di Jalan Jemursari,” ujarnya.
    Ada juga yang kerap melaporkan adanya sarang tawon atau lebah.
    “Kalau sarang tawon biasanya kami evakuasi malam hari. Karena saat malam hari, lebah bersifat pasif,” ucapnya.
    Saat menjalankan tugas pemadam kebakaran, ternyata banyak kendala yang terjadi d lapangan.
    Paling sering, menurut Wahyudi, adalah halangan mobil pemadam, sementara pihaknya dituntut cepat merespon laporan kebakaran.
    “Sesuai SOP, kami harus sampai di lokasi paling lama 6,5 menit setelah mendapatkan laporan dari warga,” katanya.
    Dengan waktu 6,5 menit timnya harus memecah kemacetan jalanan, belum lagi masuk ke jalanan kecil pemukiman yang jalannya banyak dipakai warga untuk parkir kendaraan.
    “Karena itu kami mohon pengertian dari warga jika ada mobil PMK, mohon pengertian nya untuk memberi jalan dan menepi, karena kami dituntut cepat melakukan penyelamatan dan pemadaman,” jelasnya.
    Menjadi petugas pemadam di Surabaya menurut anggota peleton III
    Andre Wil Alfian
    seperti tidak punya waktu libur yang tenang, karena meski punya jatah libur, namun statusnya harus siaga atau “Standby on call”.
    “Jadi kapan pun dibutuhkan saat dihubungi komandan regu harus siap datang,” kata Andre.
    Soal jam kerja pun beda dengan ASN kantoran. Jam kerja petugas pemadam kebakaran di Surabaya 12 jam dalam sehari. 6 hari kerja, dan 3 hari libur. Begitu seterusnya.
    Andre masuk 3 hari pagi sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB.
    Tiga hari selanjutnya masuk malam mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB esok pagi. 3 hari setelahnya baru bisa mengambil libur.
    Meski demikian, dia mengaku menikmati bekerja menjadi petugas pemadam kebakaran.
    “Sudah menjadi passion saya menjadi petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan,” tutupnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir dan Longsor Terjang Sumut: 10 Orang Tewas, 6 Hilang, 2.393 KK Terdampak
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        25 November 2025

    Banjir dan Longsor Terjang Sumut: 10 Orang Tewas, 6 Hilang, 2.393 KK Terdampak Medan 25 November 2025

    Banjir dan Longsor Terjang Sumut: 10 Orang Tewas, 6 Hilang, 2.393 KK Terdampak
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com – 
    Sebanyak 10 orang dilaporkan tewas dan 2.393 kepala keluarga (KK) terdampak akibat rangkaian bencana yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Utara.
    Berdasarkan data Polda Sumut hingga Selasa (25/11/2025), tercatat 20 kejadian bencana terdiri dari 12 tanah longsor, 7 banjir, dan 1 pohon tumbang yang tersebar di enam kabupaten/kota, yaitu Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, dan Nias.
    Bencana tersebut menyebabkan 10 warga meninggal dunia, 3 orang luka-luka, dan 6 lainnya masih dalam pencarian.
    Selain itu, sebanyak 2.393 KK terdampak, dengan 445 warga mengungsi, sementara sejumlah akses jalan utama tertutup material longsor dan genangan banjir.
    Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan menegaskan bahwa seluruh personel telah dikerahkan untuk membantu warga.
    “Kami memastikan seluruh kekuatan dikerahkan untuk membantu warga. Evakuasi, pencarian korban, hingga pembukaan akses jalan dilakukan tanpa henti. Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan segera menghubungi petugas jika membutuhkan bantuan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa malam.
    Dari enam wilayah terdampak, Kota Sibolga menjadi daerah paling parah, dengan enam titik longsor yang menelan korban jiwa serta merusak belasan rumah.
    Di Tapanuli Tengah, banjir yang terjadi sejak 17–22 November berdampak pada 1.902 KK, menyebabkan puluhan warga harus mengungsi.
    Sejak laporan awal diterima, Polri bergerak melakukan evakuasi warga, pengaturan lalu lintas di lokasi rawan, serta membuka akses jalan yang tertutup material bencana.
    Upaya pencarian terhadap enam warga yang masih hilang terus dilakukan bersama BPBD, Basarnas, TNI, dan relawan.
    Polda Sumut juga mengerahkan 4 Satuan Setingkat Kompi Brimob ke sejumlah wilayah terdampak.
    Personel kepolisian ditempatkan di titik-titik kritis seperti Jalan Lintas Padangsidimpuan–Tarutung, Desa Parsalakan di Tapanuli Tengah, kawasan Batujomba Batangtoru, serta jalur menuju Sibolga.
    Pada malam hari, dukungan diperkuat dengan penurunan 1 peleton Samapta, 2 tim Dokkes, dan 1 tim Bid TI, serta rencana penambahan personel pada hari berikutnya.
    Polda Sumut menyebut seluruh langkah yang dilakukan merupakan bentuk komitmen kepolisian untuk melindungi masyarakat dan memastikan penanganan bencana berlangsung cepat, terkoordinasi, dan efektif.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.