Topik: Banjir

  • Update Terbaru Longsor dan Banjir Bandang di Wilayah Sumut, Sumbar, dan Aceh

    Update Terbaru Longsor dan Banjir Bandang di Wilayah Sumut, Sumbar, dan Aceh

    Bencana ini melanda berbagai wilayah di Pulau Sumatera, mencakup Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di Sumatera Utara, daerah terdampak meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Pakpak Bharat, Mandailing Natal, Nias, Kota Gunung Sitoli, Langkat, Kota Medan, Padangsidempuan, dan Serdang Bedagai. Sementara itu, di Sumatera Barat, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Agam, Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Pasaman Barat, Bukittinggi, Kota Solok, Padang Panjang, Limapuluh Kota, dan Pasaman turut merasakan dampaknya. Di Aceh, bencana terjadi di Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.

    Kondisi geografis yang beragam, mulai dari lereng perbukitan yang rawan longsor hingga dataran rendah dan pesisir yang rentan banjir, memperparah dampak bencana. Banyak permukiman warga yang berada di bantaran sungai atau kaki bukit menjadi sasaran utama terjangan air dan material longsor. Gangguan jaringan telekomunikasi dan akses jalan yang terputus membuat beberapa daerah terisolasi, menyulitkan upaya evakuasi dan penyaluran bantuan.

  • Cegah banjir, Pemkot dorong percepatan pembangunan embung Cakung

    Cegah banjir, Pemkot dorong percepatan pembangunan embung Cakung

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur (Jaktim) mendorong percepatan pembangunan embung di wilayah Cakung sebagai upaya pengendalian banjir yang kerap melanda kawasan tersebut.

    “Kita sudah mendorong dan berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk percepatan pembangunan embung Cakung,” kata Wali Kota Jakarta Timur Munjirin di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, pembangunan embung itu telah lama menjadi harapan warga sekaligus prioritas pemerintah daerah.

    “Embung di Cakung itu memang keinginan kita, sama juga dengan keinginan masyarakat agar cepat dibangun dalam rangka penanggulangan banjir,” ujar Munjirin.

    Dia menjelaskan pihaknya telah melakukan koordinasi intensif dengan Dinas SDA DKI Jakarta selaku instansi teknis yang berwenang membangun dan mengelola fasilitas penampungan air tersebut.

    Selain itu, dia pun berharap agar pembangunan embung tersebut dapat mulai diprogramkan dalam waktu dekat.

    “Kita sudah mendorong dan berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air. Mudah-mudahan akan segera diprogramkan. Untuk lebih jelas kapan mulainya, itu bisa ditanyakan ke Dinas SDA,” ucap Munjirin.

    Terkait komunikasi dengan warga soal rencana pembangunan embung tersebut, dia memastikan aspirasi masyarakat sudah sejak lama disampaikan dan telah menjadi perhatian pemerintah.

    “Yang jelas, ini keinginan yang sudah lama diutarakan. Dari pihak Dinas SDA pun sudah tahu dan sudah menangkap kebutuhan itu. Kita tinggal percepatan saja,” tegas Munjirin.

    Pembangunan embung di Cakung itu diharapkan dapat menjadi solusi pengurangan genangan sekaligus meningkatkan kapasitas tampungan air hujan di kawasan yang selama ini rawan banjir.

    Pemkot Jakarta Timur menegaskan komitmennya untuk mengawal proses perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan infrastruktur tersebut sehingga kebutuhan warga dapat segera terpenuhi.

    Sebelumnya, warga di Jalan Pool PPD, RT 02/RW 07, Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, meminta pemerintah agar segera merealisasikan pembangunan embung atau waduk kecil sebagai langkah antisipasi banjir di kawasan tersebut.

    “Meskipun dalam beberapa tahun terakhir genangan sudah berkurang, warga menilai keberadaan embung tetap penting sebagai pengendali tata air di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut,” kata salah satu warga Cakung Barat, Jainal, di Jakarta, pada 11 November 2025.

    Warga yang bekerja di bengkel sekitar lokasi itu mengungkapkan selama tiga tahun terakhir, wilayah tersebut memang tidak lagi dilanda banjir besar.

    Namun, Jainal menilai muncul persoalan baru berupa debu tebal dan lalu lintas truk berat yang melintas setiap hari.

    “Kalau banjir sih sudah tidak ada, sudah berkurang banyak. Tapi sekarang debu yang parah banget, bikin sesak. Dulu kendaraan belum banyak, sekarang truk lalu-lalang terus, ditambah orang suka buang puing di pinggir jalan,” jelas Jainal.

    Oleh sebab itu, sambung dia, meskipun saluran air dan drainase sudah diperbaiki sejak adanya rencana pembangunan Rumah Sakit Internasional, warga setempat tetap berharap agar embung tersebut segera dibangun guna memastikan kawasan itu tetap aman dari risiko banjir musiman.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mentan Amran Kirim Bantuan Beras dan Minyak Goreng untuk Korban Bencana di Sumatera

    Mentan Amran Kirim Bantuan Beras dan Minyak Goreng untuk Korban Bencana di Sumatera

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyalurkan bantuan beras dan minyak goreng untuk tiga provinsi di Sumatera yang dilanda banjir dan longsor dalam beberapa hari terakhir, yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.

    Menurut Amran, Sumatera Utara menerima pasokan 16,8 juta kilogram beras dan lebih dari 3,3 juta liter minyak goreng. Sumatera Barat mendapatkan 6,8 juta kilogram beras serta 1,3 juta liter minyak goreng. Adapun untuk Aceh, pemerintah menyiapkan 10,6 juta kilogram beras dan 2,1 juta liter minyak goreng.

    Seluruh bantuan dikoordinasikan bersama Bulog, Satgas Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan TNI.

    “Ini saudara kita di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh. Ada bencana banjir, pemerintah akan mengirim bantuan. Itu bantuan dan ada Bulog, ini lengkap dari Satgas, Bapannas, TNI, lengkap tim,” kata dia saat konferensi pers, Jumat (28/11/2025).

    Dia memastikan, stok pangan di tiga provinsi itu aman berkat surplus produksi masing-masing wilayah. Aceh, kata Amran, memiliki cadangan beras hingga 871 ribu ton, sedangkan Sumatera Utara juga menyimpan stok banyak sehingga distribusi bisa ditarik langsung dari daerah tanpa menunggu kiriman nasional.

    “Oh enggak masalah, itu kecil, yang terdampak kecil, dari padi atau yang lain kecil. Makanya kita ada cadangan, cadangan kita sangat kuat. Di sana kita ada beras di Aceh, Aceh itu surplus 871.000 ton beras, keluarkan 10.000, itu Aceh. Kemudian Sumatera Utara, kita juga surplus, cukup besar, keluarkan 16.000. Ada minyak goreng, langsung kita kirim,” ujar dia.

    Amran kemudian memerintahkan jajarannya berangkat hari itu juga untuk memastikan bantuan bergerak tanpa hambatan. Dirinyaakan menyusul memantau distribusi begitu kondisi kesehatannya membaik.

    “Tolong hari ini berangkat, langsung ke lapangan. Nanti aku nyusul, kalau sudah agak kebaikan tapi, wakili saya,” tandas dia.

  • Banjir Medan, Cerita Mencekam Warga dalam 24 Jam

    Banjir Medan, Cerita Mencekam Warga dalam 24 Jam

    Liputan6.com, Jakarta Kota Medan, Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dilanda banjir besar pada Kamis (27/11/2025). Meski sudah mulai surut pada Jumat (28/11/2025), bencana banjir medan menyisakan duka dan cerita.

    Warga membagikan cerita mencekam dikepung banjir. Mulai dari air yang tiba-tiba naik pada waktu Subuh, hingga sulitnya mencari sanak saudara yang terjebak di rumah akibat banjir. Kondisi diperparah padamnya aliran listrik, sehingga banyak warga yang benar-benar merasa kebingungan pada saat air merendam tempat tinggal mereka.

    Sarah, tinggal di Jalan S Parman, Medan. Dia berbagi cerita saat terjebak di rumah akibat banjir dari luapan Sungai Babura. Tinggi air yang merendam rumahnya mencapai 2,5 meter. Dia mulai membagikan kisahnya sejak Kamis 27 November 2025.

    “Awalnya masih sepinggang orang dewasa, lama-lama tinggi. Nah, rumah kami lantai 2, yang lantai 1 sudah tenggelam,” dia membagikan pengalamannya di media sosial.

    Situasi semakin sulit karena aliran listrik padam. Ini adalah kali pertama Sarah merasakan banjir yang mencekam. Dia harus dievakuasi dari rumahnya yang sudah terendam.

    “Tim Basarnas sudah mulai merapat, mau nangis karena kedinginan. Seumur-umur baru ngerasain ini dievakuasi akibat banjir,” tulisnya.

    Keesokan harinya, Sarah kembali membagikan cerita. Dia dan keluarga lolos dari kepungan banjir. Mereka mengungsi sementara ke salah satu guest house.

    “Hari ini (Jumat, 23 November 2025) banjir sudah mulai surut, tapi lumpurnya cukup tebal,” ucapnya.

    Cerita lain datang dari bantaran Sungai Deli. Tepatnya di kawasan Jalan Kejaksaan. Seorang warga bernama Fauzi menceritakan detik-detik air sungai naik hingga merendam rumah yang  ditempati bersama keponakan dan ibunya.

    Bermula dari hujan yang mengguyur Kota Medan tak henti-henti sejak Selasa (25/11/2025). Fauzi mulai resah. Apalagi, langit di Kota Medan tak menunjukkan adanya tanda-tanda cerah.

    Rabu (26/11/2025) malam, Fauzi yang rumahnya hanya hitungan meter dari Sungai Deli sempat mengecek debit air. Daikuinya, saat itu debit air mulai naik. Tak Sampai 24 jam, pada Kamis (27/11/2025) pagi, air mulai merendam rumahnya. 

    “Semalam lah puncaknya, pagi naik, siang naik, malam masih tinggi. Pagi ini mulai surut. Ini paling tinggi saya rasa naiknya, karena gang dekat rumah saya biasanya enggak pernah banjir, tapi kali ini banjir,” ungkapnya.

    Di tengah kepungan banjir, Fauzi gelisah. Dia kesulitan menghubungi keluarga untuk mengirimkan kabar. Sinyal telekomunikasi yang dipakainya hilang timbul ketika hendak memberi tahu kabar kepada keluarga.

    “Sulit kali komunikasi. Terus, listrik kan juga padam, nyari-nyari tetangga yang punya genset, lah, untuk ngecas hape. Begitu sinyal ada, langsung kasih kabar ke keluarga,” bebernya.

     

  • Fahira Idris DPD Dorong Pemerintah Kerahkan Semua Sumber Daya Atasi Banjir di Sumatera: Keselamatan Warga yang Utama

    Fahira Idris DPD Dorong Pemerintah Kerahkan Semua Sumber Daya Atasi Banjir di Sumatera: Keselamatan Warga yang Utama

    Saat ini dan ke depan, lanjut Fahira Idris ada sejumlah langkah mendesak yang perlu dilakukan pemerintah dan para pemangku kepentingan di semua level. Pertama, memperkuat koordinasi pusat–daerah sebagai satu komando penanganan bencana. Melihat besarnya dampak bencana yang simultan di tiga provinsi, koordinasi terpadu mutlak diperlukan. BNPB sudah mengaktifkan langkah ini, namun perlu dipastikan bahwa perintah, data, dan distribusi logistik berjalan cepat dan satu jalur.

    Kedua, mengaktifkan jalur transportasi alternatif untuk akses bantuan. Karena banyak jalan darat terputus, operasi udara baik helikopter maupun pesawat kargo, harus dimaksimalkan. Bantuan harus bergerak ke titik-titik pengungsian.

    Ketiga, memastikan layanan dasar tetap berfungsi. Walau, Kemenkes telah mengaktifkan puskesmas dan RS di wilayah terdampak, namun perlu dukungan tambahan antara lain berupa tim medis rotasi 24 jam, suplai obat-obatan penyakit banjir, penyediaan air bersih mobile, dan fasilitas sanitasi sementara.

    Keempat, memulihkan telekomunikasi dengan teknologi darurat agar upaya penangan cepat dan tepat. Dengan banyaknya site telekomunikasi lumpuh di Aceh dan Sumut, komunikasi darurat harus dipulihkan, antara lain melalui satelit multifungsi negara, konsolidasi operator satelit swasta, routing jaringan sementara dan genset darurat yang segera dimobilisasi ke titik-titik kritis.

    Kelima, penanganan pascabencana. Pemulihan tentunya tidak hanya infrastruktur. Untuk itu, Pemerintah perlu membuka akses jalan yang terputus secepat mungkin, melakukan pendataan kerusakan rumah dan fasilitas umum, memberikan bantuan stimulan untuk keluarga terdampak, dan melakukan rehabilitasi daerah rawan longsor dan banjir.

    “Bencana di Sumatera ini juga harus menjadi momentum untuk memperkuat tata ruang berbasis mitigasi risiko, memperbaiki DAS, membersihkan sedimentasi sungai, hingga menata kawasan rawan longsor dan banjir,” pungkas Fahira Idris yang juga relawan penanggulan bencana ini.

  • Komisi XII DPR Serahkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumut

    Komisi XII DPR Serahkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumut

    Jakarta

    Komisi XII DPR RI bersama Danantara menyerahkan bantuan untuk korban bencana hidrometeorologi di Sumatera Utara (Sumut). Bantuan diserahkan untuk korban bencana di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Sibolga.

    Bantuan untuk bencana ini diserahkan di Medan, Sumatera Utara, Kamis (27/11). Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Haryadi, menyebut bantuan ini untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana.

    “Komisi XII DPR dan Danantara (PLN, Inalum, Antam, Pertamina, BRI dan BTN) menyerahkan bantuan terhadap korban bencana banjir di 3 kabupaten (Tapteng, Tapsel dan Sibolga),” kata Bambang Haryadi, Jumat (28/11/2025).

    Bambang menyebut bantuan diserahkan di Medan karena faktor cuaca. Bantuan yang diserahkan berupa obat-obatan hingga sembako dan selimut.

    “Bantuan yang diserahkan untuk korban bencana banjir di 3 kabupaten berupa sembako, selimut dan obat-obatan,” ujar Bambang.

    Bencana hidrometeorologi di Sumut telah melanda 13 Kabupaten/Kota yakni Langkat, Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Mandailing Natal. Kemudian Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Padangsidempuan, Pakpak Bharat, Nias Selatan, Humbang Hasundutan, Binjai, Medan, dan Deli Serdang.

    (gbr/tor)

  • Cuaca Ekstrem di Aceh-Sumut-Sumbar, Penerbangan Tetap Aman?

    Cuaca Ekstrem di Aceh-Sumut-Sumbar, Penerbangan Tetap Aman?

    Jakarta

    Tiga bandara di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tetap beroperasi normal meskipun bencana banjir bandang menerpa tiga provinsi besar itu. Bagaimana dengan penerbangan ke sana?

    PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) menegaskan Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh, Bandara Minangkabau Padang di Sumatra Barat dan Bandara Kualanamu Deli Serdang di Sumatra Utara tetap beroperasi normal melayani penerbangan dan perjalanan udara masyarakat.

    “Kami terus berkoordinasi dengan seluruh pihak untuk siap mendukung serta melayani berbagai penerbangan termasuk terkait pemulihan pascabencana,” kata PGS Corporate Secretary Group Head InJourney Airports Arie Ahsanurrohim, dalam keterangannya, Jumat (28/11/2025).

    Pihaknya juga mengimbau kepada calon penumpang pesawat yang memiliki jadwal keberangkatan penerbangan melalui ketiga bandara tersebut sebisa mungkin untuk tiba di bandara 2-3 jam sebelum keberangkatan.

    Pihaknya juga menyatakan duka mendalam atas bencana yang terjadi di tiga provinsi sekaligus.

    “PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) menyampaikan duka mendalam atas bencana yang terjadi di sebagian wilayah Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Utara,” ujar Arie.

    (hal/fdl)

  • Banjir dan Cuaca Ekstrem di Aceh Hingga Sumatera: Siklon Senyar Mereda, Waspada Siklon Tro…

    Banjir dan Cuaca Ekstrem di Aceh Hingga Sumatera: Siklon Senyar Mereda, Waspada Siklon Tro…

    Banjir dan Cuaca Ekstrem di Aceh Hingga Sumatera: Siklon Senyar Mereda, Waspada Siklon Tro…

  • Menpora Erick Thohir Sampaikan Ucapan Duka untuk Korban Bencana Alam di Sumatera

    Menpora Erick Thohir Sampaikan Ucapan Duka untuk Korban Bencana Alam di Sumatera

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir menyampaikan ucapan dukanya untuk korban banjir di beberapa wilayah Sumatra.

    Ucapan tersebut disampaikan Erick Thohir di salah satu unggahan di akun media sosial Thread pribadinya.

    Erick menyebut bencana alam yang menimpa beberapa wilayah itu adalah duka untuk Indonesia.

    Seperti wilayah Aceh (Langkat), Sumatra Utara (Medan, Sibolga, Tapanuli), Sumatra Barat dan wilayah lain yang terdampak banjir bandang dan longsor.

    “Duka mendalam untuk saudara-saudara kita di wilayah Aceh (Langkat), Sumatra Utara (Medan, Sibolga, Tapanuli), Sumatra Barat dan wilayah lain yang terdampak banjir bandang dan longsor,” tulisnya dikutip Jumat (28/11/2025).

    “Doa dan empati kami bersama seluruh korban dan keluarga terdampak,” ungkapnya.

    Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI itu berharap proses segalanya termasuk pemulihan bisa berjalan lancar.

    Dan untuk masyarakat yan terdampak bencana alam ini bisa kuat dan diberikan ketabahan.

    “Semoga proses evakuasi dan pemulihan berjalan lancar, dan masyarakat yang terdampak diberikan ketabahan serta kekuatan,” tuturnya.

    “Pray for Aceh, Sumbar, Sumut. Kami bersama kalian,” terangnya.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Pakar Ingatkan Risiko Penyakit Pascabencana di Aceh-Sumut

    Pakar Ingatkan Risiko Penyakit Pascabencana di Aceh-Sumut

    Jakarta

    Di tengah proses evakuasi dan penanganan darurat bencana banjir dan longsor di Aceh serta Sumatera Utara, para ahli kesehatan mengingatkan adanya potensi lonjakan penyakit menular dan memburuknya kondisi pasien penyakit tidak menular (PTM) di wilayah terdampak.

    Polda Sumatera Utara mencatat sedikitnya 34 orang meninggal dunia akibat bencana alam yang melanda sejumlah daerah sejak 24 hingga 26 November 2025. Korban jiwa terbanyak berada di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), yakni 17 orang, disusul Sibolga (8 orang), Tapanuli Tengah (4 orang), Pakpak Bharat (2 orang), Humbang Hasundutan (2 orang), dan Nias Selatan (1 orang).

    “Data ini masih bersifat sementara dan terus diperbarui,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan, Jumat (28/11/2025).

    Ancaman Penyakit Menular Pascabencana

    Kondisi lapangan yang masih rentan, bantuan logistik belum merata, sejumlah titik masih terdampak longsor dan banjir, membuat potensi penularan penyakit cukup tinggi.

    Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan setidaknya empat kelompok penyakit menular yang perlu diantisipasi di wilayah bencana, seperti

    Penyakit yang ditularkan melalui air (water-borne diseases) seperti diare, hepatitis A, dan penyakit kulit.Penyakit yang ditularkan lewat makanan (foodborne diseases) akibat higienitas yang buruk, termasuk keracunan makanan.Penyakit paru dan pernapasan, misalnya ISPA dan pneumonia, yang mudah menular di lokasi pengungsian.Penyakit yang menular melalui kontak langsung antar-manusia, seperti infeksi kulit atau penyakit mata.

    “Keempat kelompok penyakit ini saling berkaitan. Dalam situasi bencana, penurunan kualitas air, sanitasi buruk, dan padatnya pengungsian membuat risiko penularan meningkat tajam,” beber pria yang sempat menjadi Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu, saat dihubungi detikcom Jumat (28/11/2025).

    Ia menambahkan kelompok rentan pada kondisi pascabencana tidak hanya terbatas pada lansia, anak-anak, pengidap komorbid dan gangguan imunitas.

    “Biasanya kita sebut rentan adalah lansia, anak-anak, dan mereka dengan komorbid atau imunitas lemah. Tetapi pada keadaan bencana, masyarakat umum yang rumah atau desanya terdampak dapat menjadi rentan pula terhadap berbagai penyakit,” jelasnya.

    Perubahan lingkungan yang drastis, stres, kurang tidur, air bersih terbatas, hingga paparan dingin membuat populasi sehat sekalipun menjadi lebih mudah terinfeksi.

    Ketersediaan air bersih menjadi faktor paling krusial dalam mencegah penyakit pascabencana.

    Pakar menegaskan risiko yang muncul tidak hanya penyakit yang secara klasik dikategorikan sebagai water-borne disease, tetapi juga penyakit lain yang mekanisme penularannya dipengaruhi sanitasi yang buruk.

    “Keempat jenis penyakit menular tadi perlu diantisipasi bersamaan. Krisis air bersih memperburuk banyak aspek, dari kebersihan makanan, higiene pribadi, hingga kualitas lingkungan,” katanya.

    Bencana juga berpotensi memperparah kondisi mereka yang mengidap penyakit tidak menular. Diabetes, akibat pola makan dan minum yang tidak teratur. Penyakit paru kronik (PPOK), yang dapat mengalami eksaserbasi akut karena lembap atau paparan debu serta hipertensi dan penyakit jantung, yang bisa kambuh akibat stres dan kurangnya obat rutin.

    “Situasi bencana dapat membuat pasien PTM tidak bisa mengakses obat atau kontrol rutin, sehingga risiko komplikasi meningkat,” ujarnya.

    Simak Video “Video: Menkes Pastikan Korban Longsor dan Banjir Sumut Dapat Layanan Kesehatan “
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)