Topik: Banjir

  • 23 Orang Tewas, 28 Masih Hilang

    23 Orang Tewas, 28 Masih Hilang

    Jakarta

    Korban tewas bencana banjir dan longsor di Tapanuli Utara (Taput) terus bertambah. Kini dilaporkan sebanyak 23 orang yang menjadi korban tewas dan 28 orang dinyatakan hilang.

    “Jumlah korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi akibat bencana alam di Taput jadi 23 orang, dan dinyatakan hilang 28 orang,” ungkap kasi Humas Polres Taput Aiptu Walpon Baringbing dilansir detikSumut, Sabtu (29/11/2025).

    Walpon mengatakan , korban ditemukan di dua kecamatan berbeda yakni kecamatan Adiankoting dan Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

    “Yang kita temukan tadi masih di dua Kecamatan itu,” katanya.

    Proses pencarian dihentikan sementara karena kondisi malam hari. Pencarian akan dilanjutkan Minggu (30/11).

    Baca berita lengkapnya di sini.

    (maa/maa)

  • Momen Tim SAR Bergelantungan di Tali Demi Selamatkan Dua Warga Terjebak Banjir

    Momen Tim SAR Bergelantungan di Tali Demi Selamatkan Dua Warga Terjebak Banjir

    Liputan6.com, Jakarta Personel tim SAR bergelantungan pada tali yang membentang sepanjang 50 meter, untuk mengevakuasi dua korban yang hanyut terbawa banjir bandang di aliran Sungai Silaing Bawah, Kabupaten Padang Panjang, Sumatera Barat.

    Kepala Kantor SAR Padang Abdul Malik menjelaskan, teknik penyeberangan tali atau tyrolean traverse diterapkan karena akses menuju lokasi korban terputus dan kondisi medan tidak memungkinkan tim menyeberang secara manual.

    “Untuk petugas rescuer Kantor SAR Padang, jaraknya kurang lebih 50 meter,” kata Abdul Malik. Dikutip dari Antara, Sabtu (29/11/2025).

    Menurut dia, banjir bandang beberapa hari lalu menerjang pengguna jalan lintas serta rumah warga di sisi sungai pada jalur Padang–Bukittinggi, hingga ada dua korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

    Sebagaimana dilaporkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Basarnas hingga saat ini tim di lapangan masih belum bisa mengevakuasi keduanya karena jenazah masih terhimpit material banjir.

    “Belum bisa. Masih terhimpit material,” kata dia.

    Namun, ia memastikan operasi SAR terus berlangsung dengan memperhatikan keselamatan personel, mengingat arus sungai masih deras dan kontur tebing dipenuhi material lumpur serta bebatuan. Proses pembersihan material sisa banjir dilakukan bertahap sebelum jenazah dapat diangkat.

    Selain itu, tim SAR juga melakukan pemantauan lanjutan di sepanjang bantaran sungai guna memastikan tidak ada korban lain yang belum terdeteksi.

    “Koordinasi dilakukan bersama BPBD, TNI-Polri serta relawan setempat,” katanya menambahkan.

    Dia memastikan tim dari Kantor SAR Padang bersama petugas tim gabungan lainnya disebar di beberapa titik rawan mengingat potensi hujan masih tinggi dan kondisi tanah di sekitar perbukitan labil.

    Peralatan vertical rescue dan perlengkapan air juga turut disiagakan tim SAR untuk mengantisipasi skenario evakuasi lain yang lebih kompleks.

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya melaporkan sampai dengan Sabtu pukul 12.00 WIB Posko Terpadu Penanganan Bencana Provinsi Sumatera Barat mencatat total ada 88 orang meninggal dunia, dan 85 orang masih dinyatakan hilang karena banjir dan tanah longsor di daerah itu.

  • Internet Starlink Gratis untuk Korban Banjir Sumatra, Ini Respons Elon Musk

    Internet Starlink Gratis untuk Korban Banjir Sumatra, Ini Respons Elon Musk

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melaporkan pemulihan akses komunikasi di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat menunjukkan kemajuan signifikan.

    Sebanyak 707 menara Base Transceiver Station (BTS) telah berhasil dipulihkan dalam kurun waktu 24 jam terakhir, memungkinkan warga di sejumlah kecamatan kembali bisa internetan atau dapat menghubungi keluarga mereka.

    Data Komdigi per Sabtu (29/11/2025) pukul 00.00 WIB menunjukkan, dari total 2.463 menara yang mengalami gangguan sejak Jumat (28/11/2025) pukul 07.00 WIB, kini 707 menara telah beroperasi normal. Artinya, masih tersisa 1.756 menara yang dalam proses pemulihan.

    Menara BTS yang telah berfungsi normal tersebar di Aceh (564 menara), Sumatra Utara (112 menara), dan Sumatra Barat (31 menara).

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyatakan pihaknya terus berkoordinasi erat dengan seluruh operator seluler untuk mempercepat pemulihan menara BTS yang terdampak parah akibat bencana banjir.

    “Di saat yang bersamaan, Komdigi juga berkoordinasi erat dengan penyelenggara satelit, baik Starlink, PSN, dan juga menguatkan downlink satelit pemerintah Satria di titik-titik terdampak,” ujar Meutya Hafid, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (29/11/2025).

    Ia optimistis bahwa upaya percepatan pemulihan akses komunikasi akan terus membuahkan hasil. “Semoga setiap hari kita dapat terus melakukan percepatan pemulihan akses komunikasi,” tambahnya.

    Selain menara BTS, jalur backbone di sejumlah titik juga telah berhasil diatasi. Jalur vital di Sumatra Utara yang menghubungkan ruas Rantau – Padang Sidempuan dan ruas Sibolga – Barus – Manduamas kini dilaporkan pulih dari gangguan akibat longsor.

    Demikian pula dengan jalur backbone di Aceh pada ruas Banda Aceh – Bireun dan Samalanga yang telah kembali beroperasi.

  • Pengungsi di Pedalaman Aceh Utara Krisis Logistik: Telur dan Minyak Goreng Habis
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 November 2025

    Pengungsi di Pedalaman Aceh Utara Krisis Logistik: Telur dan Minyak Goreng Habis Regional 29 November 2025

    Pengungsi di Pedalaman Aceh Utara Krisis Logistik: Telur dan Minyak Goreng Habis
    Tim Redaksi
    LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com
    – Sejumlah pengungsi korban banjir di Kecamatan Pirak Timu, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, pada Sabtu (29/11/2025) mulai kehabisan bahan makanan.
    Sejumlah lokasi pengungsian di Desa Rayeuk Pange, Ara Tonton, Teupin U, dan Desa Alue Bungkoh,
    Kecamatan Pirak Timu
    ,
    Aceh Utara
    , kesulitan mendapatkan
    bahan makanan
    .
    “Kalau beras kami aman. Karena ada stok di rumah yang kita bawa ke lokasi pengungsian. Namun bahan lainnya, telur, minyak goreng, dan lainnya, semua toko di kecamatan ini sudah habis,” kata Faisal Razi, salah satu pengungsi saat dihubungi lewat telepon, Sabtu.
    Lokasi itu merupakan salah satu lokasi pedalaman dalam Kabupaten Aceh Utara.
    Akses jalan menuju kawasan itu masih terendam
    banjir
    .
    Listrik padam dan sinyal handphone tidak ada sama sekali.
    “Sudah dua hari kehabisan barang dagangan di sejumlah toko. Ini kami coba cari ke kecamatan lain untuk bahan makanan,” katanya.
    Sebelumnya diberitakan, saat ini banjir juga merendam Kabupaten Aceh Timur, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireuen, Kota Langsa, Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten Aceh Utara.
    Pengakuan menyakitkan juga datang dari korban banjir parah di Desa Blang Awe, Kabupaten Pidie Jaya (Pijay).
    Mereka juga hingga saat ini terus mengharapkan bantuan.
    Di Desa Blang Awe, puluhan rumah warga saat ini dalam kondisi terendap lumpur sehingga warga terpaksa harus mengungsi ke rumah keluarga dan tenda pengungsian.
    Salah seorang warga, Nora, mengaku sudah empat hari mengungsi dalam kondisi berpindah-pindah dari rumah ke rumah warga dan saudara yang tidak terdampak banjir.
    Selama empat hari itu, bantuan makanan yang diterima masih sangat minim. Bahkan, untuk makan nasi hanya berharap dari sedekah orang lain.
    “Selama ini makanan cuma mi instan. Ada nasi, itu pun dari sedekah warga lain,” ujarnya.
    Kesulitan lainnya yang mereka hadapi saat ini adalah mengonsumsi air bersih. Menurut dia, sampai saat ini untuk kebutuhan semua belum tersedia.
    “Untuk kebutuhan, kalau sekarang semua enggak ada. Air bersih, air minum juga tidak ada, susu untuk bayi, hingga pakaian,” ungkapnya.
    Salah seorang warga lainnya, Asiah, mengatakan, dirinya dan keluarga saat ini sangat membutuhkan uluran tangan bantuan dari pihak luar.
    “Bantuan makanan kami butuh sekali, sama air bersih,” ucapnya menangis.
    Asiah menceritakan, saat ini barang-barang harta benda tidak ada yang selamat satu pun.
    “Hanya ada baju di badan. Jilbab pun enggak ada. Saat ini rumah memang hancur semua, enggak ada sisa. Sekarang tinggal di rumah tetangga sementara. Ini baju pun punya tetangga kami pakai,” katanya.
    Selain itu, kata Asiah, dampak banjir telah menghanyutkan semua berasnya yang baru saja panen.
    “Baru siap panen kami, masih dalam rumah padi, sudah habis semua dibawa air. Harta benda pun enggak ada yang bisa diselamatkan. Kalau kami selamatkan barang, kami ikut terbawa banjir,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Update Korban Bencana Alam di Tapanuli Utara: 23 Meninggal, 28 Hilang
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        29 November 2025

    Update Korban Bencana Alam di Tapanuli Utara: 23 Meninggal, 28 Hilang Medan 29 November 2025

    Update Korban Bencana Alam di Tapanuli Utara: 23 Meninggal, 28 Hilang
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Jumlah korban tewas akibat banjir dan longsor di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, bertambah 8 orang.
    Total kini jumlah keseluruhan
    korban tewas
    mencapai 23 orang.
    “Update jumlah korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi akibat
    bencana alam
    di Taput jadi 23 orang, dan dinyatakan hilang 28 orang,” ujar Kasi Humas Polres Taput Aiptu Walpon Baringbing saat dihubungi
    Kompas.com,
    Sabtu (29/11/2025) malam.
    Kata Walpon, identitas 8 korban yang baru ditemukan yakni:
    Lalu, kata Walpon, hingga saat ini
    Tim SAR
    gabungan terus mencari para korban lain yang masih hilang.
    Sebelumnya diberitakan, banjir dan longsor menerjang total 7 kecamatan di Kabupaten
    Tapanuli Utara
    , Sumatera Utara, Kamis (27/11/2025).
    Musibah diawali oleh intensitas hujan yang tinggi sejak 3 hari lalu.
    Kondisi cuaca itu kemudian mengakibatkan terjadinya longsor di perbukitan dan menimpa 17 titik di Jalan Lintas Sumatera Tarutung-Sibolga-Tapanuli Tengah, tepatnya di Kecamatan Adiankoting Parmonangan.
    Dia mengatakan, untuk mempercepat pencarian korban lain, kini Tim SAR gabungan terus membersihkan longsor yang menimpa badan jalan, agar bisa menempuh jalur yang terisolasi dan menemukan orang yang hilang.
    Lebih lanjut, dia juga menjelaskan bahwa akibat dari peristiwa tersebut terdapat 10 titik banjir, meliputi Kecamatan Tarutung, Sipoholon, Pahae Jae, Simangumban, dan Purba Tua.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ​707 BTS On Lagi! Warga Aceh, Sumut, Sumbar Mulai Bisa Berkomunikasi

    ​707 BTS On Lagi! Warga Aceh, Sumut, Sumbar Mulai Bisa Berkomunikasi

    Jakarta: Warga sejumlah kecamatan di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat mulai kembali bisa menghubungi keluarga setelah 707 menara (site) BTS dipulihkan dalam 24 jam terakhir.

    Hingga Sabtu (29/11/2025) pukul 00.00 WIB, sebanyak 707 menara telah kembali beroperasi normal dari sebelumnya 2.463 menara yang mengalami gangguan pada Jumat (28/11/2025) pukul 07.00 WIB, sehingga menyisakan 1.756 menara yang masih dalam proses pemulihan.

    Menara yang telah beroperasi normal berada di wilayah Provinsi Aceh (564 menara), Provinsi Sumatera Utara (112 menara), dan Provinsi Sumatera Barat (31 menara).

    Menara yang masih mengalami gangguan berada di wilayah Provinsi Aceh (975 dari 3.414 menara), Provinsi Sumatera Utara (707 dari 9.612 menara), dan Provinsi Sumatera Barat (74 dari 3.739 menara).
     

    Kementerian Komunikasi dan Digital terus berkoordinasi dengan operator seluler untuk melakukan pemulihan terhadap menara BTS yang mengalami gangguan akibat bencana banjir di Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.

    Saat ini, jalur backbone di Sumatra Utara yang menyambungkan ruas Rantau – Padang Sidempuan dan ruas Sibolga – Barus – Manduamas telah berhasil dipulihkan dari sebelumnya sempat putus akibat longsor.

    Jalur backbone di ruas Banda Aceh – Bireun dan Samalanga juga saat ini dilaporkan telah pulih dan beroperasi kembali.

    Jakarta: Warga sejumlah kecamatan di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat mulai kembali bisa menghubungi keluarga setelah 707 menara (site) BTS dipulihkan dalam 24 jam terakhir.
     
    Hingga Sabtu (29/11/2025) pukul 00.00 WIB, sebanyak 707 menara telah kembali beroperasi normal dari sebelumnya 2.463 menara yang mengalami gangguan pada Jumat (28/11/2025) pukul 07.00 WIB, sehingga menyisakan 1.756 menara yang masih dalam proses pemulihan.
     
    Menara yang telah beroperasi normal berada di wilayah Provinsi Aceh (564 menara), Provinsi Sumatera Utara (112 menara), dan Provinsi Sumatera Barat (31 menara).

    Menara yang masih mengalami gangguan berada di wilayah Provinsi Aceh (975 dari 3.414 menara), Provinsi Sumatera Utara (707 dari 9.612 menara), dan Provinsi Sumatera Barat (74 dari 3.739 menara).
     

     
    Kementerian Komunikasi dan Digital terus berkoordinasi dengan operator seluler untuk melakukan pemulihan terhadap menara BTS yang mengalami gangguan akibat bencana banjir di Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.
     
    Saat ini, jalur backbone di Sumatra Utara yang menyambungkan ruas Rantau – Padang Sidempuan dan ruas Sibolga – Barus – Manduamas telah berhasil dipulihkan dari sebelumnya sempat putus akibat longsor.
     
    Jalur backbone di ruas Banda Aceh – Bireun dan Samalanga juga saat ini dilaporkan telah pulih dan beroperasi kembali.
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Empat Jalur Utama di Tapteng Tertimbun Longsor, Masih Banyak Warga Terisolir
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        29 November 2025

    Empat Jalur Utama di Tapteng Tertimbun Longsor, Masih Banyak Warga Terisolir Medan 29 November 2025

    Empat Jalur Utama di Tapteng Tertimbun Longsor, Masih Banyak Warga Terisolir
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menyebutkan, masih banyak warga di sejumlah desa terisolir akibat banjir dan longsor yang menerjang Kabupaten Tapanuli Tengah, sejak Senin (24/11/2025).
    Sejauh ini, kata dia, ada empat jalur utama menuju desa-desa di Tapteng yang belum bisa dilalui karena tertutup material longsor.
    Bobby lalu meminta tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, dan Basarnas untuk terus mempercepat pembukaan jalur yang tertimbun longsor.
    “Prioritas kami saat ini adalah mengevakuasi warga yang masih terjebak dan memastikan bantuan logistik bisa masuk ke wilayah terdampak paling parah,” ujar Bobby saat memimpin percepatan pembukaan jalan darurat yang tertimbun longsor di Tapteng, Sabtu (29/11/2025), dikutip dari keterangan pers.
    Mantan Walikota Medan itu lalu memastikan koordinasi lintas lembaga ini akan terus ditingkatkan agar penanganan berlangsung cepat, tepat, dan menyeluruh.
    “InsyaAllah, dengan kerja bersama, kita bisa meminimalkan dampak dan mempercepat pemulihan,” ujarnya.
    Dia juga mengatakan bahwa saat ini ribuan warga telah dievakuasi ke Posko Pengungsian di GOR Pandan.
    Ia memastikan kebutuhan dasar para pengungsi sudah terpenuhi, mulai dari makanan hingga obat-obatan.
    Bobby juga menyebut pihaknya menambah fasilitas pendukung seperti layanan kesehatan, akses listrik, wifi, serta kebutuhan khusus ibu dan anak.
    “Kami ingin seluruh pengungsi merasa aman dan tetap nyaman selama berada di posko,” katanya.
    Berdasarkan data sementara Polda Sumut, Sabtu (29/11/2025) pukul 09.00, jumlah korban tewas akibat bencana alam di Sumut sebanyak 147 orang dan 174 orang masih dalam pencarian.
    “Bencana ini menimbulkan dampak signifikan, tercatat 1.076 korban, 147 meninggal dunia, 32 luka berat, 722 luka ringan, dan 174 masih dalam pencarian, serta ada 28.427 pengungsi,” ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan.
    Ferry juga mengatakan sejak Senin (24/11/2025), tercatat ada 488 bencana alam yang melanda 21 Kabupaten/Kota di Sumut.
    Jenis bencananya mulai dari tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan angin puting beliung.
    “Wilayah paling terdampak berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, yang mencatat 56 kejadian bencana dengan 691 korban, termasuk 47 meninggal dunia dan 51 masih dalam pencarian,” ujarnya.
    Lalu di Kota Sibolga, tercatat 33 orang tewas dan 56 orang dinyatakan hilang.
    “Sementara itu, Taput, Tapsel, dan Madina juga mengalami peningkatan jumlah longsor dan banjir yang memaksa ribuan warga mengungsi,” ujar Ferry.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ini 3 Instruksi Kepala BNPB soal Penanganan Darurat Bencana Sumatra-Aceh

    Ini 3 Instruksi Kepala BNPB soal Penanganan Darurat Bencana Sumatra-Aceh

    Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto memerintahkan jajarannya untuk fokus pada percepatan penanganan darurat bencana di tiga provinsi di Pulau Sumatra yakni Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.

    Perintah percepatan penanganan bencana ini disampaikan Suharyanto seiring dengan cuaca di wilayah terdampak saat ini mulai membaik.

    Dia pun menginstruksikan kepada jajaran untuk memprioritaskan tiga hal antara lain, operasi pencarian dan penyelamatan korban hilang, pemulihan akses komunikasi, dan pendistribusian logistik kepada warga terdampak.

    Operasi pencarian dan pertolongan area Sumatra Utara difokuskan ke wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Di Sibolga, tiga orang masih dalam pencarian, sedangkan di Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan beberapa orang dilaporkan masih hilang.

    Suharyanto menegaskan, operasi pencarian dan pertolongan (SAR) agar diupayakan selama 24 jam. Operasi ini akan dipimpin oleh Basarnas dan dibantu oleh TNI, Polri, dan relawan.

    “Berjalan pararel bersama operasi SAR, pendistribusian logistik juga akan didorong khususnya ke wilayah yang masih terisolir seperti di wilayah Tapanuli Tengah. Helikopter MI-17 dan dua helikopter lainnya disiagakan untuk mendistribusikan bantuan logistik peralatan dan permakanan di tempat-tempat terpencil,” ujar Haryanto saat memimpin rapat koordinasi di Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Sabtu (29/11/2025).

    Dia mengatakan proses distribusi bantuan ke Sibolga saat ini masih mengalami kendala, karena jalan akses menuju daerah tersebut masih tidak bisa dilalui akibat beberapa titik jalanan masih tertimbun material longsor.

    “Percepatan pendistribusian bantuan logistik ke Sibolga akan dikoordinasikan untuk dilakukan melalui jalur laut atau Pelabuhan Jago-jago dengan pengerahan kapal dari TNI Angkatan Laut,” ujarnya.

    Guna pemulihan akses komunikasi, BNPB juga telah mendistribusikan unit-unit starlink ke kabupaten kota terdampak antara lain Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Selatan.

    Suharyanto juga memastikan upaya percepatan penanganan darurat bencana di Aceh. Sejak Kamis (27/11), tim BNPB yang dipimpin oleh Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jarwansyah telah tiba di Bumi Serambi Mekah untuk mengkoordinasikan upaya penanganan darurat.

    Berdasarkan laporan tim BNPB Aceh, akses darat di lima kabupaten seperti Aceh Tenggara, Gayo Luwes, Aceh Besar, Aceh Barat, dan Pidie Jaya sudah dapat diakses kembali mulai tadi malam. Distribusi logistik langsung dilaksanakan. Bantuan permakanan, sembako, dan kain sarung mulai dibagikan kepada masyarakat terdampak.

    Untuk wilayah yang belum dapat dijangkau melalui akses darat seperti di Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur, BNPB mengerahkan satu pesawat carravan dan enam helikopter yang terdiri dari tiga helikopter TNI (AD, AU, dan AL) serta 3 helikopter BNPB untuk pendistribusian logistik melalui jalur udara. Selain helikopter, BNPB juga menyiagakan kapal cepat untuk pengangkutan logistik khususnya di wilayah Lhokseumawe.

    Pemerintah mengupayakan pemulihan komunikasi yang terganggu akibat banjir dan longsor ini dengan mengalokasikan 28 unit starlink dan 33 genset. Paralel dilakukan pembukaan empat dapur umum di bawah koordinasi Kemensos dan penanganan kelangkaan BBM dengan Pertamina.

  • Dirut PLN Pastikan Langsung Penanganan Kelistrikan Pascabencana di Aceh

    Dirut PLN Pastikan Langsung Penanganan Kelistrikan Pascabencana di Aceh

    Jakarta

    Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo memastikan langsung penanganan kelistrikan pascabencana banjir dan longsor yang terjadi di wilayah Aceh.

    Bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh, Komando Daerah Militer (Kodam) Iskandar Muda, Pangkalan TNI Angkatan Udara (AU) Sultan Iskandar Muda, dan Kepolisian Daerah (Polda) Aceh, Darmawan melepas keberangkatan personel tanggap darurat dan material perbaikan tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilovolt (kV) ke lokasi-lokasi terdampak.

    Dalam Apel Siaga Team Recovery Bencana Aceh di Landasan Udara Sultan Iskandar Muda, Sabtu (29/11), Gubernur Aceh, Muzakir Manaf menyampaikan, kondisi di Aceh pasca dilanda banjir dan longsor mengalami kerusakan berat. Berdasarkan catatan terakhir, sebanyak 18 dari 23 kabupaten/kota di Aceh rusak parah. Penduduk di kabupaten/kota tersebut masih terisolir imbas akses komunikasi yang terputus dan padamnya listrik karena sejumlah tower milik PLN roboh.

    “Banyak korban, termasuk beberapa kampung dan tempat yang hilang. Sampai sekarang belum tahu statusnya bagaimana. Insyaallah, ini ada bantuan dari pada PLN Aceh dan pusat. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan tersalur ya listrik-listrik yang terputus,” kata Muzakir dalam keterangannya, Sabtu (29/11/2025).

    Muzakir menambahkan, pihaknya mengapresiasi langkah PLN dan para ‘stakeholder’ yang bergerak cepat untuk mengirimkan bantuan dan dukungan teknis ke Aceh.

    Sementara itu, Darmawan menyampaikan akibat bencana longsor dan banjir yang terjadi, total 12 tower SUTT roboh dan menyebabkan gangguan suplai listrik di wilayah Aceh. Saat ini pihaknya telah menerjunkan sekitar 500 petugas gabungan dari unit PLN seantero Indonesia guna mempercepat pembangunan tower transmisi darurat di Aceh.

    “Sejak hari pertama bencana, PLN sudah menetapkan status siaga penuh dan pagi ini kami melepas tim tanggap darurat ke lokasi-lokasi yang terdampak bencana. Kami juga turun langsung mengecek kesiapan personel dan material yang akan digunakan untuk membangun tower transmisi darurat,” ucap Darmawan.

    “Kami kerahkan material set tower dari Jawa dengan pesawat Hercules TNI. Kami juga datangkan para ahli dan tim gabungan. Semuanya bergerak, kolaborasi dengan Pemerintah Daerah, tim ‘rescue’, TNI, dan Polri. Termasuk untuk pendistribusian genset, sembako, lampu darurat, dan lain-lain,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Darmawan menegaskan PLN akan mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki untuk mempercepat pemulihan kelistrikan di Aceh, sehingga suplai listrik dapat segera kembali stabil untuk masyarakat.

    “Kami terus bekerja keras agar masyarakat yang terdampak dapat segera beraktivitas dan listrik kembali pulih. Ratusan petugas di lapangan ‘all out’ 24 jam ‘nonstop’ untuk menyelesaikan misi kemanusiaan ini,” ungkap Darmawan.

    Selain mempercepat pemulihan kelistrikan, PLN juga menyiagakan genset di titik-titik obyek vital, seperti rumah sakit, puskesmas, bandara, dan kantor pemerintahan, agar masyarakat Aceh tetap bisa terlayani. Selain itu, bantuan berupa lampu darurat juga telah disalurkan ke rumah ibadah dan lokasi pengungsian untuk memastikan aktivitas malam hari tetap berjalan.

    “Kami membangun ‘island operation’ Nagan Raya dengan beban sampai 100 Megawatt (MW) dan ‘island operation’ Arun dengan beban 16 MW. Dengan cara ini, sebagian wilayah Aceh terutama fasilitas layanan publik masih bisa mendapat pasokan listrik,” ucapnya.

    PLN juga memberikan bantuan kemanusiaan berupa paket sembako untuk masyarakat terdampak yang secara simbolis diserahkan kepada Muzakir. Bantuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar warga selama masa pemulihan berlangsung.

    “Kita upayakan yang terbaik. Semoga perjuangan ini dimudahkan, semua masyarakat dikuatkan, dan bencana ini bisa kita tangani dengan baik. Semuanya segera pulih kembali seperti sedia kala,” tutup Darmawan.

    (akn/ega)

  • Warga Medan Keluhkan Bantuan Pemerintah Belum Sampai: Kita Sudah Tak Ada Lagi Makanan
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        29 November 2025

    Warga Medan Keluhkan Bantuan Pemerintah Belum Sampai: Kita Sudah Tak Ada Lagi Makanan Medan 29 November 2025

    Warga Medan Keluhkan Bantuan Pemerintah Belum Sampai: Kita Sudah Tak Ada Lagi Makanan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Dean Ramadhana (26), salah satu warga yang terdampak parah akibat banjir di Gang Flamboyan, Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara, pada Jumat (28/11/2025).
    Setelah banjir surut, Dean kini memikirkan apa yang bakal dikonsumsi oleh keluarganya setelah semua bahan kebutuhan untuk memasak di dapurnya habis disapu air sungai.
    “Logistik dari Pemerintah belum ada masuk, cuma bantuan makanan nasi bungkus kita ambil dari posko,” kata Dean kepada
    Kompas.com
    saat ditemui di rumahnya yang sedang membersihkan lantai dari lumpur, pada Sabtu (29/11/2025).
    Kata dia, kalau warga ingin makan ada nasi bungkus dan ada mi instan untuk makan pagi dan sore.
    Namun, ia berharap Pemerintah
    Kota Medan
    atau Provinsi secepat mungkin menyalurkan
    bantuan logistik
    yang memadai.
    “Sejak kemarin hingga sekarang kita belum mendapat bantuan. Segera lah beri. Bantuan pertama yang kami harapkan, beras atau kebutuhan pokok lah lebih dahulu,” ucap ayah dua anak itu.
    “Kita sudah tidak ada lagi makanan. Di sini pun sudah tidak ada dijual, habis semua terendam banjir,” tutur Dean, sembari menemani ibunya, Yolanda Nurhasanah (45), mencuci peralatan dapur.
    Bukan hanya Dean, warga lain seperti Carolina Sitopu, menyampaikan bahwa dirinya belum mendapatkan bantuan Pemerintah sejak rumahnya dimasuki air banjir.
    “Kita perlu bantuan, seperti beras. Apalagi kami juga belum bisa tidur karena rumah masih kotor,” ucap Carolina, warga Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan.
    Begitu juga dengan ratusan warga yang mengungsi di Mesjid At-Tarbiyah, Marelan, yang belum menerima bantuan Pemerintah.
    Mereka sejauh ini hanya mendapat uluran tangan swadaya masyarakat.
    Penasehat masjid bermarga Butar-butar mengatakan, warga yang mengungsi di masjid tersebut awalnya mencapai 700 orang, namun sebagian sudah pulang.
    Pengungsi yang masih bertahan di rumah ibadah tersebut adalah warga yang rumahnya masih terendam banjir.
    “Jadi, bantuan pemerintah belum ada. Ini semua dari swadaya masyarakat. Mudah-mudahan ada perhatian Pemerintah, kita syukuri,” ucapnya saat ditemui
    Kompas.com
    di teras masjid At-Tarbiyah, Pasar IV, Lingkungan VIII, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan.
    Banjir yang melanda Kota Medan pada Kamis (27/11/2025) dini hari menyebabkan puluhan ribu masyarakat terdampak dan harus tinggal di posko darurat serta lokasi pengungsian lainnya.
    Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, mengatakan hampir seluruh Kota Medan, 21 Kecamatan terendam banjir dan jumlah masyarakat yang mengevakuasi diri, menurut data mereka, sekitar 85 ribu jiwa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.