Topik: Banjir

  • TNI AL kerahkan tim penyelamat ke lokasi bencana di Sumatera

    TNI AL kerahkan tim penyelamat ke lokasi bencana di Sumatera

    “Operasi ini melibatkan personel khusus penyelamat,”

    Jakarta (ANTARA) – TNI AL mengerahkan tim penyelamat yang terdiri dari gabungan tim Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) dan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) untuk membantu pencarian dan evakuasi akibat bencana yang terjadi di berbagai wilayah di Sumatera.

    “Operasi ini melibatkan personel khusus penyelamat,” kata Kadispenal Laksamana Pertama TNI Tunggul di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, tim penyelamat itu dilengkapi dengan helikopter untuk mendukung misi pengintaian udara, evakuasi, dan pengiriman bantuan cepat. Dia mengatakan lima helikopter dibawa oleh TNI AL menggunakan sejumlah KRI yang juga berlayar membawa bantuan logistik.

    “TNI AL juga telah mengantisipasi pengerahan pasukan tambahan ke lokasi bencana dengan mengerahkan personel dan material dari Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) di masing-masing Kodaeral,” katanya.

    Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan sejumlah kapal yang dikerahkan menuju Sumatera dengan membawa helikopter itu diproyeksikan tiba dalam dua atau tiga hari ke depan setelah diberangkatkan pada hari Minggu ini.

    “Harapannya helikopter yang kita bawa ini juga bisa langsung ke daerah-daerah lokasi yang sulit dijangkau dan bisa men-drop bantuan logistik di sana,” kata Ali saat meninjau KRI dr Soeharso yang membawa bantuan logistik.

    Dia menilai lokasi bencana yang paling parah terdampak terjadi di daerah Aceh, dan Sibolga dan Nias (Sumatera Utara).

    Untuk saat ini, menurut dia, prajurit Marinir TNI AL juga sudah beroperasi di lokasi-lokasi bencana menggunakan perahu karet, guna menolong warga yang terperangkap di atap-atap rumah akibat banjir yang tinggi.

    “Jadi kita koordinasi semua TNI ya, bukan hanya Angkatan Laut saja. Sebenarnya sekarang ini bantuan dari ada Angkatan Udara sudah mengirimkan beberapa Hercules, kemudian A400,” kata Ali.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Cerita Warga Korban Banjir di Aceh, Harap Bantuan Logistik Segera

    Cerita Warga Korban Banjir di Aceh, Harap Bantuan Logistik Segera

    Bisnis.com, JAKARTA – Korban bencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh berharap bantuan makanan dan logistik lainnya dapat dipercepat terutama di daerah terisolir.

    Lima hari pascabanjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah Sumatra, terutama Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat, bantuan memang berangsur didistribusikan oleh pemerintah.

    Kendati demikian, pasokan logistik yang dikirim pemerintah sejauh ini belum seluruhnya diterima oleh para korban terdampak.

    Di Kabupaten Pidie Jaya misalnya, banjir memang berangsur surut sejak kemarin. Meski demikian, sebagian rumah warga sama sekali tidak dapat ditempati. Pasokan logistik juga sangat dibutuhkan segera.

    Salah seorang warga di Desa Buangan, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Shaivannur M. Yusuf menceritakan bahwa masyarakat saat ini menghadapi kelangkaan air bersih, makanan dan pakaian.

    “Jangankan air minum, air sumur saja tidak ada. Leuhop (lumpur) semua,” katanya, Minggu (30/11/2025).

    Akibatnya, rumah keluarganya tidak dapat ditempati lagi karena nyaris tertimbun lumpur. Hari ini, dia berencana untuk mengevakuasi keluarganya ke Banda Aceh.

    Selain bantuan logistik, kata dia, masyarakat juga harus menghadapi kendala jaringan listrik dan internet. Dia juga mendorong pemerintah segera menetapkan status darurat bencana nasional untuk banjir dan longsor di Sumatra.

    “Harapannya, untuk bisa mempercepat rehabilitasi pascabanjir bandang ini. Harusnya ini bencana nasional. Di pesisir pantai timur Aceh sudah putus akses jalan. Masyarakat tidak ada tempat tinggal, mengungsi saja tidak ada tempat. Rumah-rumah 90% tidak layak tepati lagi. Sudah lumpur setengah bangunan rata-rata” katanya.

    Sementara itu, salah seorang jurnalis yang melakukan peliputan di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, Zuhri Noviandi mengatakan bahwa sejauh perjalanan yang ditempuhnya bersama media lain dari Banda Aceh hingga ke Bireuen, bantuan logistik masih minim.

    “Belum terlihat mobilisasi khusus truk dan kendaraan lain yang membawa logistik. Begitu juga hasil wawancara warga, keluhan pertama bantuan makanan masih sangat minim,” katanya, Minggu (30/11/2025).

    Laporan Kementerian Komunikasi dan Digital per 26 November 2025 mencatat bahwa setidaknya 799 site transmisi mengalami gangguan di Aceh. Sementara di Sumatra Utara 495 site terdampak dan 16 site di Sumatra Barat.

    Khusus di Aceh, beberapa daerah dengan persentase dampak signifikan adalah Pidie Jaya 52 site atau 55,91% dari total site di wilayah itu, Bireuen 136 site (44,10%), Banda Aceh 126 site (38,30%), Aceh Barat Daya 29 site (36,71%) dan Nagan Raya 33 site atau setara 32,67% dari total.

    Laporan Korban Jiwa

    Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat di Provinsi Aceh, sebanyak 47 korban meninggal dunia, 51 orang hilang, serta 8 orang luka-luka. Jumlah pengungsi mencapai 48.887 kepala keluarga yang tersebar di berbagai wilayah, dengan sebaran tertinggi di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil.

    “Untuk wilayah Aceh ada 47, kemudian 51 masih hilang dan 8 luka-luka. Ini akan berkembang terus datanya, karena ada operasi SAR gabungan yang kemungkinan akan terus menemukan korban,” terang Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Sabtu (29/11/2025).

    Banyaknya kerusakan jembatan dan jalan nasional berdampak pada terputusnya akses utama, termasuk jalur Banda Aceh–Lhokseumawe serta jalur perbatasan Aceh–Sumatera Utara di Aceh Tamiang. Hingga kini, beberapa daerah seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah masih belum dapat diakses melalui jalur darat.

    BNPB telah mengaktifkan dukungan komunikasi darurat menggunakan jaringan satelit Starlink di sejumlah titik, terutama di wilayah yang terisolir jaringan. Pengiriman logistik dilakukan melalui udara menggunakan helikopter dan pesawat Cessna Caravan untuk menjangkau daerah yang tidak dapat diakses melalui jalur darat.

    Selain itu, bantuan Presiden berupa alat komunikasi, tenda, genset, perahu karet, makanan siap saji, dan perlengkapan keluarga juga telah tiba di Aceh dan sebagian besar telah didistribusikan ke 17 kabupaten/kota terdampak. Dua helikopter BNPB juga telah dikerahkan dari Bandara Sultan Iskandar Muda untuk mendukung distribusi ke titik-titik kritis.

    Desak Status Bencana Nasional

    Di sisi lain, Forum Jurnalis Aceh – Jakarta (For-JAK) mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera menetapkan Status Darurat Bencana Nasional menyusul bencana banjir dan longsor besar yang melanda wilayah Sumatra, khususnya Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.

    Desakan ini disampaikan mengingat dampak bencana semakin meluas dan berbagai akses utama kini lumpuh sehingga penanganan tidak lagi bisa dilakukan secara parsial oleh pemerintah daerah.

    Ketua For-JAK, Salman Mardira, mengatakan bahwa kondisi di sejumlah daerah terdampak sudah sangat memprihatinkan. Banyak warga yang hingga kini masih terisolasi karena jalan terputus, jaringan komunikasi lumpuh, serta minimnya distribusi logistik.

    Menurutnya, situasi ini menunjukkan perlunya intervensi cepat pemerintah pusat melalui penetapan status darurat nasional agar mobilisasi sumber daya dapat dilakukan lebih efektif.

    “For-JAK menilai pemerintah harus segera memulihkan akses komunikasi dan transportasi agar pengiriman bantuan bisa dilakukan secara cepat dan terkoordinasi. Masyarakat di banyak titik masih menunggu bantuan makanan, air bersih, dan obat-obatan,” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (29/11/2025).

    Dia menyoroti pentingnya percepatan perbaikan jalur darat Aceh – Medan yang saat ini menjadi salah satu akses vital distribusi barang dan logistik. Kerusakan yang terjadi di ruas jalan tersebut menyebabkan bantuan dari luar daerah sulit masuk dan memperlambat mobilisasi tim penyelamat.

    “For-JAK meminta pemerintah memprioritaskan perbaikan ruas Aceh – Medan karena jalur ini adalah nadi utama pergerakan logistik. Jika akses ini tidak segera dipulihkan, masyarakat di pedalaman Aceh akan semakin kesulitan menerima bantuan,” tegasnya.

  • Admin Gerindra Bantah Penjarahan, Padahal Pimpinan Bulog Membenarkan

    Admin Gerindra Bantah Penjarahan, Padahal Pimpinan Bulog Membenarkan

    Fajar.co.id, Medan — Admin Gerindra di Instagram membantah terjadinya penjarahan di gudang Bulog. Admin tersebut mengklaim bahwa apa yang terlihat di video adalah pembagian

    Bermula dari unggahan di akun media sosial Instagram @mommy_la memperlihatkan aksi penjarahan ini.

    Terlihat beberapa warga yang masuk ke dalam gudang penyimpanan dan keluar mengangkat karung yang berisikan beras.

    Admin Gerindra pun menyampaikan bantahan pada kolom komentar unggahan itu.

    “Tidak usah membuat narasi provokatif, ini memang dibagikan bukan penjarahan,” tulis Gerindra.

    Akun @mommy_la pun membalas komentar tersebut.

    “Mohon maaf kalau ada yang salah dari narasi kami, karena kondisi yang kami lihat warga sudah ricuh berdatangan menyerbu ke gudang bulog 🙏🙏 Saran kalau memang pembagian dibagikan ke posko yang berdampak, Min,” balas akun tersebut.

    Meski demikian aksi penjarahan itu dikonfirmasi pihak Bulog Kanwil Sumatera Utara.

    Dalam  keterangan tertulisnya Perum BULOG mengatakan, kejadian ini berlangsung di tengah situasi sosial yang melemah akibat bencana banjir besar yang melanda Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

    Pemimpin Wilayah BULOG Sumatera Utara, Budi Cahyanto, menegaskan bahwa pihaknya terus memaksimalkan koordinasi lintas lembaga untuk mengendalikan situasi dan memastikan bantuan dapat segera disalurkan kembali.

    “Kami memahami bahwa masyarakat sedang berada dalam situasi darurat akibat bencana banjir yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan terputusnya akses pangan,” ujar Budi melansir detik.com, Minggu (30/11/2025).

  • Komunikasi Krisis: Kunci Mitigasi dan Keselamatan di Tengah Bencana
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 November 2025

    Komunikasi Krisis: Kunci Mitigasi dan Keselamatan di Tengah Bencana Nasional 30 November 2025

    Komunikasi Krisis: Kunci Mitigasi dan Keselamatan di Tengah Bencana
    Pengamat dan Akademisi bidang Ketahanan, Politik dan Kebijakan Publik
    PADA
    saat banjir besar melanda Sumatra, ribuan warga tiba-tiba terjebak dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Data terbaru menunjukkan lebih dari 150 korban jiwa, dengan estimasi kerugian material mencapai lebih dari Rp1,2 triliun akibat rusaknya ribuan rumah, fasilitas umum, dan lahan pertanian. Tidak hanya itu, akses jalan utama di beberapa kabupaten terputus total, membuat mobilitas lumpuh dan banyak desa terisolasi selama berhari-hari.
    Dalam kondisi ini, masyarakat mendambakan satu hal yang krusial: suara yang dapat diandalkan untuk memberi arahan dan harapan.
    Komunikasi krisis
    yang jelas dan transparan bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga menenangkan masyarakat. Sayangnya, di Sumatra ketidakhadiran satu sumber informasi yang terkoordinasi membuat banyak warga merasa kebingungan.
    Ketika akses jalan terputus dan logistik harian seperti air bersih, makanan, obat-obatan, serta selimut sulit masuk, warga tidak mengetahui kapan bantuan tiba, dari mana bantuan datang, dan bagaimana mereka harus bertindak. Kekosongan informasi ini memperpanjang rasa cemas dan memperburuk situasi.
    Sebagai perbandingan, kita dapat melihat bagaimana Queensland di Australia menangani situasi serupa melalui komunikasi krisis yang terpusat dan efektif. Ketika banjir melanda wilayah tersebut, pemerintah setempat memastikan bahwa warga selalu mendapatkan pembaruan mengenai kondisi wilayah, jalur evakuasi, dan distribusi bantuan. Keberadaan satu pusat komando komunikasi membuat masyarakat tahu ke mana harus mendengarkan dan siapa yang bertanggung jawab.
    Pentingnya komunikasi pemerintah terlihat jelas dalam meredam kepanikan dan mengarahkan respons masyarakat. Ketika informasi tidak jelas dan tidak konsisten, masyarakat bukan hanya kehilangan arah tetapi juga kehilangan rasa aman. Dalam konteks bencana besar seperti di Sumatra, komunikasi krisis yang efektif bukan hanya pelengkap, tetapi komponen vital bagi keselamatan dan kelangsungan hidup warga.
    Banjir besar yang melanda Queensland pada tahun 2010–2011 merupakan salah satu bencana paling signifikan dalam sejarah Australia. Lebih dari 70% wilayah Queensland terendam, ribuan rumah rusak, dan kerugian mencapai lebih dari AUD 2,4 miliar. Penanganan bencana ini sering dijadikan rujukan bukan hanya karena respons fisiknya, tetapi karena komunikasi krisis dilakukan secara terpusat, konsisten, dan berbasis data.
    Koordinasi dipimpin oleh Queensland Disaster Management Committee (QDMC), dengan Premier Anna Bligh sebagai komunikator utama yang tampil setiap hari memberikan pembaruan situasi kepada publik. Salah satu kekuatan utama Queensland adalah kejelasan struktur komando.
    QDMC menjadi pusat koordinasi tunggal yang menyatukan pemerintah negara bagian, otoritas lokal, kepolisian, militer, lembaga meteorologi, dan departemen transportasi. Semua informasi disampaikan dari satu pintu dengan jadwal briefing tetap, bahasa yang sederhana, dan data yang lengkap.
    Pendekatan ini membuat masyarakat tahu siapa yang harus dipercaya dan di mana mendapatkan informasi, sehingga stabilitas sosial tetap terjaga dan risiko korban tambahan dapat diminimalkan.
    Jika dianalisis menggunakan Situational Crisis Communication Theory (SCCT), Queensland menerapkan
    instructing information
    dan
    adjusting information
    dengan sangat baik.
    Instructing information
    terlihat ketika pemerintah memberikan panduan jelas mengenai wilayah evakuasi, jalur aman, status bendungan, dan distribusi logistik.
    Sementara itu,
    adjusting information
    tampak melalui komunikasi empatik Premier Bligh yang menenangkan warga, mengakui ketidakpastian, dan menegaskan komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakat.
    Kedua elemen ini secara langsung membangun persepsi bahwa pemerintah hadir dan bertanggung jawab.
    Pendekatan Queensland juga selaras dengan Renewal Communication Theory, yang menekankan pentingnya membangun narasi harapan pascabencana. Pemerintah tidak hanya melaporkan kerusakan, tetapi juga memaparkan langkah pemulihan, rencana rekonstruksi, serta estimasi normalisasi layanan dasar. Strategi ini membuat masyarakat merasa dilibatkan dalam proses pemulihan dan menjaga moral publik tetap tinggi.
    Selain itu, Queensland disiplin menerapkan prinsip
    centralized command communication
    . Semua lembaga menyampaikan pesan yang sama untuk menghindari kontradiksi. Tidak ada tumpang tindih informasi atau pesan yang bertentangan antara kepolisian, departemen transportasi, atau layanan darurat. Prinsip ini sangat efektif dalam situasi yang berubah cepat seperti banjir besar.
    Secara keseluruhan, keberhasilan Queensland merupakan perpaduan antara struktur organisasi yang kuat, komunikasi empatik, serta penerapan teori komunikasi krisis secara konsisten. Pendekatan ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah instrumen manajemen bencana, bukan sekadar alat penyampaian informasi.
    Jika dibandingkan dengan Queensland, sistem komunikasi krisis di Indonesia melalui BPBD dan BNPB memiliki kerangka kelembagaan yang baik, tetapi sering terkendala dalam penerapannya. Secara struktural, Indonesia memiliki sistem berjenjang dari pusat hingga daerah, tetapi dalam praktiknya, komunikasi krisis belum mampu berjalan terpusat dan konsisten seperti yang tergambar dalam kasus Queensland.
    Pertama, dari perspektif SCCT, kekurangan utama terlihat pada
    instructing information
    . Di Sumatra, masyarakat tidak mendapatkan arahan jelas mengenai jalur evakuasi, titik aman, atau lokasi distribusi logistik. Kondisi ini diperburuk oleh akses jalan yang terputus dan distribusi logistik yang terhambat, ditambah minimnya pembaruan berkala mengenai cuaca dan kondisi infrastruktur. Ketika informasi dasar ini tidak tersedia, masyarakat kehilangan pedoman tindakan.
    Kedua, dalam aspek
    adjusting information
    , komunikasi pejabat daerah sering tidak terjadwal dan tidak konsisten. Berbeda dengan Queensland yang menghadirkan komunikator utama setiap hari, masyarakat di Sumatra tidak memiliki figur pusat yang memberikan penjelasan atau empati secara rutin. Hal ini melemahkan hubungan emosional antara pemerintah dan warga, padahal teori SCCT menekankan pentingnya respons empatik untuk menjaga kepercayaan publik.
    Ketiga, dari Renewal Communication Theory, komunikasi krisis di Sumatra masih berfokus pada laporan kerusakan tanpa cukup informasi mengenai rencana pemulihan. Masyarakat tidak mendapat gambaran jelas tentang rekonstruksi, pembukaan akses jalan, atau normalisasi layanan dasar. Akibatnya masyarakat sulit melihat arah pemulihan.
    Keempat, kesenjangan paling besar terlihat pada prinsip
    centralized command communication
    . Di Sumatra, banyak lembaga mengeluarkan informasi sendiri-sendiri seperti BPBD, pemerintah provinsi, kepolisian, dan relawan. Ketidaksinkronan pesan ini menimbulkan kebingungan publik mengenai sumber informasi yang paling valid. Tidak adanya figur tunggal seperti gubernur atau wakil gubernur yang tampil secara rutin membuat publik kehilangan “one trusted voice” yang menjadi pegangan.
    Secara keseluruhan, keterbatasan sumber daya, koordinasi yang lemah, dan kurangnya disiplin komunikasi terpusat membuat respons komunikasi krisis di Indonesia belum setara dengan standar Queensland. Perbaikan dalam koordinasi dan konsistensi komunikasi sangat diperlukan agar respons bencana di masa depan dapat lebih cepat, lebih jelas, dan lebih mampu menjaga kepercayaan publik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Golkar Kucurkan Rp 3 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra, Kader Diminta Turun Langsung ke Lapangan

    Golkar Kucurkan Rp 3 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra, Kader Diminta Turun Langsung ke Lapangan

    Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Bahlil Lahadalia mengatakan, partainya menaruh perhatian terkait musibah yang terjadi di sejumlah wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

    Karena itu, menurut dia, DPP Golkar langsung menyalurkan bantuan sebesar Rp 3 Miliar untuk mendukung penanganan darurat, membantu kebutuhan dasar masyarakat, serta mempercepat proses pemulihan di daerah terdampak.

    “Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga dan menjadi dorongan semangat untuk bangkit kembali,” kata Bahlil dalam keterangannya, Minggu (30/11/2025).

    Tak hanya itu, Bahlil juga meminta seluruh elemen Golkar, baik di eksekutif maupun legislatif, untuk aktif terlibat dalam penanganan longsor dan banjir Sumatra. 

    Selain itu, dia juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk bergandengan tangan, dan memastikan penanganan bencana dilakukan secara cepat dan tepat.

    “Musibah ini adalah ujian kebersamaan kita. Dengan gotong royong, kita pasti mampu melewati masa sulit ini,” kata Bahlil.

    Sebelumnya, Anggota Komisi VIII DPR RI, Aprozi Alam mendorong percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi usai bencana hidrometeorologi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dia mengatakan, negara hadir bukan hanya soal respons darurat, tapi juga pemulihan jangka panjang.

    “Pemerintah perlu mempercepat proses rehabilitasi infrastruktur publik yang rusak, seperti jembatan, jalan, dan sekolah, serta membantu masyarakat membangun kembali rumahnya,” ujar Aprozi seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (30/11/2025).

  • Cerita Sulitnya Heli BNPB Tembus Desa Terisolasi Sumut Kirim Bantuan Bencana

    Cerita Sulitnya Heli BNPB Tembus Desa Terisolasi Sumut Kirim Bantuan Bencana

    Jakarta

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan bantuan kepada warga Desa Sihaporas, Sumatra Utara (Sumut) yang terisolasi akibat bencana banjir. Bantuan dikirimkan melalui helikopter.

    “Ini bukan penerbangan rutin, melainkan sebuah misi kemanusiaan yang menjadi taruhan sebuah janji yang harus ditepati kepada warga Desa Sihaporas, salah satu kawasan di Sumatra Utara yang terisolasi akibat bencana hidrometeorologi,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari kepada wartawan, Minggu (30/11/2025).

    Abdul menceritakan perjalanan helikopter itu tidak mudah. Salah satunya karena faktor cuaca yang membuat pilot diuji skil menerbangkan helikopternya.

    “Di ketinggian jelajah, awan-awan tebal menggumpal liar, menjelma menjadi dinding raksasa yang secara agresif mengepung jalur terbang,” kata dia.

    “Pilot veteran terpaksa beradu keahlian dengan visibilitas yang nyaris nol. Mereka harus memutar rotor ke segala arah, mencari celah sempit di antara massa uap air yang membeku,” tambahnya.

    “Di Sihaporas, tidak ada helipad yang memadai. Opsi menggunakan lapangan terbuka (seperti lapangan sekolah) ditolak keras, sebab pilot tahu, downwash dari baling-baling raksasa bisa merobohkan atap rumah warga,” ujarnya.

    Bantuan berupa makanan, obat, hingga kebutuhan lainnya diberikan kepada warga. Usai bantuan tiba, warga bergotong royong memindahkannya ke tempat aman.

    Sebelumnya, Polda Sumatra Utara (Sumut) mencatat sekitar 28 ribu orang mengungsi imbas bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayahnya. Saat ini, pihak kepolisian bersama instansi lainnya terus melakukan penanganan.

    “Polda Sumut saat ini masih menangani untuk penanggulangan bencana dan kami laksanakan yang terkena imbas dari bencana ada 21 polres jajaran. Untuk pengungsi yang terdata di Polda Sumut ada 28.427 orang,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry kepada wartawan, Sabtu (29/11).

    Menurutnya, wilayah yang paling berat terdampak ada di Tapanuli Tengah. Sebanyak 1.500 personel telah dikerahkan untuk penanganan kebencanaan.

    “Kami sudah melakukan upaya dan sudah menurunkan kurang lebih personel 1.500-an. Kami juga sudah melakukan upaya seperti melakukan evakuasi,” jelasnya.

    Untuk korban meninggal dunia berdasarkan data terbaru ada 147. Sementara masih ada juga 176 orang yang dilaporkan menghilang usia bencana.

    “Untuk korban saat ini ada 147 yang meninggal menurut data Polri. Kemudian yang luka-luka ada 722. Sedangkan yang hilang saat ini ada 176 orang,” sebutnya.

    (ial/idn)

  • Jalur Nasional Sibolga–Padang Sidempuan Putus Total, 7 Wilayah Masih Terisolasi

    Jalur Nasional Sibolga–Padang Sidempuan Putus Total, 7 Wilayah Masih Terisolasi

    Terpisah, Ketua DPD KNPI Sumut Samsir Pohan, mendorong pemerintah pusat segera menetapkan peristiwa tersebut menjadi bencana nasional. Apalagi peristiwa yang sama juga terjadi di dua provinsi lain yakni Sumatera Barat dan Aceh.

    “Di Sumut sudah merenggut 127 nyawa, dan warga sudah mulai menjarah seperti peristiwa di Sibolga. Penjarahan ini tentu sangat meresahkan karena bisa berdampak lain. Pemerintah pusat harus segera menetapkan jadi bencana nasional,” tegas Samsir Pohan di Medan.

    Status bencana nasional ditetapkan resmi dari pemerintah pusat untuk suatu bencana yang sangat besar, yang berdampak luas pada korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak sosial ekonomi yang signifikan.

    Penetapan ini dilakukan Presiden berdasarkan rekomendasi dari badan penanggulangan bencana agar penanganan darurat secara terpadu dan membuka akses untuk pengerahan sumber daya yang lebih besar, baik dari pemerintah pusat maupun daerah.

    “Penetapan bencana nasional ini penting agar penangannya secara terpadu dan membuka akses yang lebih besar untuk distribusi logistik,” ujar Mantan Ketum Badko HMI Sumut itu.Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menjelaskan alasan pemerintah belum menetapkan banjir dan longsor di Sumatera sebagai bencana nasional. Menurutnya, banjir dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh masih berada pada tingkat daerah provinsi.

    Desakan soal bencana nasional juga disuarakan sejumlah tokoh. Di antaranya Ketum DPP KNPI Haris Pertama dan Anggota DPRD RI Dapil Sumut, Hinca Panjaitan.

    “Presiden Prabowo agar segera mengerahkan bantuan dan sumber daya pemerintah semaksimal mungkin. Apalagi di daerah-daerah ini, pada pemilu lalu, Pak Prabowo menang mutlak,” kata Haris Pertama.

    Haris menambahkan tiga provinsi yang kini dilanda bencana merupakan lumbung suara Prabowo saat Pemilu Presiden. “Sudah tiga kali pemilu presiden sejak 2014, tiga provinsi ini lumbung suara Pak Prabowo,” ujar Haris.Anggota DPR Hinca Panjaitan menilai fenomena cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini belum pernah terjadi sebelumnya di Sumut.

    Dikatakan Hinca, langkah cepat pemerintah sangat dibutuhkan karena situasi di lapangan telah menyentuh level darurat dan mengancam keselamatan warga.

  • Mendagri Tinjau Lokasi Banjir Aceh, Soroti Kerusakan Infrastruktur Publik yang Harus Segera Dipulihkan

    Mendagri Tinjau Lokasi Banjir Aceh, Soroti Kerusakan Infrastruktur Publik yang Harus Segera Dipulihkan

    Liputan6.com, Pidie Jaya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meninjau sejumlah lokasi terdampak banjir bandang dan longsor di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, Aceh, Sabtu (29/11/2025). Dalam kunjungan itu, Mendagri turut memberi perhatian khusus pada infrastruktur publik yang rusak serta percepatan pemulihan jaringan listrik.

    Dalam kesempatan itu, Tito menyampaikan duka mendalam atas bencana yang melanda wilayah tersebut. Ia memastikan pemerintah pusat bersama pemerintah daerah bergerak cepat menangani dampak bencana, termasuk pemenuhan kebutuhan warga dan perbaikan jaringan listrik yang menjadi salah satu prioritas.

    Ia menjelaskan telah meninjau sejumlah area yang terdampak, termasuk lokasi pengungsian serta infrastruktur yang rusak. Salah satunya adalah jembatan nasional yang terputus di Kabupaten Pidie Jaya. Jembatan tersebut menjadi penghubung antara Aceh dan Medan. Di sekitar jembatan tersebut juga terjadi longsor.

    “Kita kali ini datang ke titik ini (jembatan nasional yang terputus) karena ini adalah infrastruktur yang sangat penting, yaitu jembatan nasional, jalan nasional yang menghubungkan Banda Aceh ke Medan, dan kita lihat kondisi jembatan dalam keadaan roboh, terputus. Kemudian juga kiri-kanan terjadi longsor,” ujar Mendagri.

    Perbesar

    Mendagri menyerahkan bantuan dari pemerintah pusat kepada para pengungsi di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, Aceh, Sabtu (29/11/2025)…. Selengkapnya

    Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transportasi dari Banda Aceh menuju Medan dan sebaliknya. Selain berdampak terhadap mobilitas masyarakat, kondisi ini juga menghambat distribusi barang.

    “Kita berharap dengan semua kekuatan yang ada, yang sudah dikerahkan oleh pemerintah kabupaten, provinsi, kemudian pemerintah pusat, semuanya akan bergerak cepat untuk bisa memulihkan situasi dan juga membantu para korban yang terdampak,” harapnya.

    Perbesar

    Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meninjau sejumlah lokasi terdampak banjir bandang dan longsor di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, Aceh, Sabtu (29/11/2025)…. Selengkapnya

    Mendagri juga meminta kepala daerah mendata jembatan-jembatan yang rusak, terutama yang banyak dimanfaatkan siswa menuju sekolah. Data tersebut dibutuhkan sebagai acuan pemerintah dalam melakukan perbaikan. Ia menegaskan, Presiden Prabowo Subianto memberikan atensi terhadap jembatan yang menjadi akses para siswa menuju sekolah.

    Sementara itu, Bupati Pidie Jaya Sibral Malasyi menyampaikan apresiasi kepada Mendagri dan jajaran pemerintah yang telah hadir dan memberikan dukungan langsung. Ia menegaskan bahwa situasi di lapangan membutuhkan percepatan penanganan, terutama pada Jembatan Meureudu yang menjadi bagian jalur lintas nasional.

    “Ini juga perlu mendapat perhatian dari pemerintah pusat supaya ini bisa langsung ditangani karena juga akan mempengaruhi kepada perekonomian masyarakat yang ada di sekitarnya,” ujarnya.

    Perbesar

    Mendagri menyerahkan bantuan dari pemerintah pusat kepada para pengungsi di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, Aceh, Sabtu (29/11/2025)…. Selengkapnya

    Dalam kesempatan itu, Mendagri juga menyerahkan bantuan dari pemerintah pusat kepada para pengungsi. Bantuan tersebut di antaranya air mineral, susu bayi, pakaian, hingga perlengkapan salat. Mendagri juga berdialog dengan masyarakat sekaligus menyerap berbagai aspirasi kebutuhan masyarakat yang terdampak bencana.

     

    (*)

  • Dompet Dhuafa Waspada Salurkan 10.000 Liter Air Bersih Bagi Ratusan Kepala Keluarga

    Dompet Dhuafa Waspada Salurkan 10.000 Liter Air Bersih Bagi Ratusan Kepala Keluarga

    FAJAR.CO.ID, MEDAN – Hingga pagi ini, Minggu (30/11/2025), Dompet Dhuafa melalui Cabang Waspada terus menyalurkan bantuan berupa 10.000 liter air bersih untuk ratusan Kepala Keluarga (KK).

    Banjir dipicu oleh curah hujan ekstrem dan luapan tiga sungai utama (Deli, Babura, dan Belawan). Pada Kamis, ketinggian air di beberapa titik terparah sempat mencapai dada orang dewasa, melumpuhkan wilayah terutama Kelurahan Karang Berombak.

    “Distribusi 10.000 liter air bersih dari DDW difokuskan pada empat lokasi prioritas, dengan total 228 KK sebagai penerima manfaat langsung. Titik-titik distribusi tersebut mencakup: RS Sufina Aziz, Masjid Nurul Islam, Masjid As-Syafi’iyyah, dan pemukiman warga di Jln. Karya Gg. Maruto, Medan Barat,”ujar Sulaiman selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Waspada.

    Selain air bersih, Dompet Dhuafa Waspada juga mendirikan dua Pos Hangat di Jalan Karya dan Masjid Nurul Islam, serta menyalurkan 100 paket makanan siap saji untuk membantu warga di Kelurahan Medan Barat.

    Per hari ini, Jumat (28/11), banjir di sebagian besar wilayah Medan dilaporkan telah mulai surut, dan aliran listrik berangsur-angsur pulih. Namun, menurut Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Waspada, Sulaiman, tantangan distribusi logistik dan pemulihan masih terus dilakukan.

    “Hari ini, di Kota Medan banjir sudah mulai surut. Tim respon kloter kedua dari Dompet Dhuafa Waspada bergerak ke Sibolga sore ini dengan durasi perjalanan 12 jam, insyaallah sampai lokasi besok pagi,” ujar Sulaiman.

    Banjir Medan juga dipicu oleh masalah infrastruktur seperti pendangkalan sungai, drainase yang tidak memadai, serta alih fungsi lahan. Laporan BPBD mencatat, selain kelumpuhan aktivitas dan terganggunya jalur transportasi, bencana banjir dan longsor di Sumatra Utara secara keseluruhan telah menyebabkan 47 orang meninggal dunia.

  • Menkeu Purbaya Siap Kucurkan Dana Darurat Penanggulangan Bencana Sumatera

    Menkeu Purbaya Siap Kucurkan Dana Darurat Penanggulangan Bencana Sumatera

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan duka cita atas bencana alam banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera. Prabowo menekankan pentingnya menjaga hutan, mencegah pembabatan pohon, dan kerusakan hutan.

    “Menjaga hutan-hutan kita. Benar-benar mencegah pembabatan pohon-pohon, perusakan hutan-hutan,” kata Prabowo saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Guru Nasional di Indonesia Arena, Jakarta, Jumat 28 November 2025.

    Selain itu, dia mengingatkan, sungai harus dijaga kebersihan agar dapat menyalurkan air dengan lancar. Prabowo mengajak semua pihak berperan menjaga lingkungan untuk mencegah terjadinya banjir dan longsor.

    “Sungai-sungai harus kita jaga agar bersih sehingga dapat menyalurkan air yang bisa tiba-tiba datang. Ini nanti usaha bersama kita tiap rumah ikut berperan secara keseluruhan,” ucap Prabowo.

    Menurut dia, banjir yang melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) menjadi pengingat bahwa dunia menghadapi tantangan perubahan iklim, pemanasan global, serta kerusakan lingkungan.

    Prabowo pun ingin para guru-guru memulai pembelajaran atau menambah silabus pelajaran mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan hutan.

    “Mungkin para guru-guru di seluruh indonesia yang sudah bisa mulai saya yakin sudah mulai. Tapi mungkin perlu kita tambah dalam silabus dalam mata pelajaran dan juga kesadaran akan sangat pentingnya kita menjaga lingkungan alam kita,” jelas Prabowo.

    Sebelumnya, Pemerintah mengirimkan bantuan bencana alam ke tiga provinsi terdampak bencana banjir yakni, Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), Jumat 28 November 2025. Pengiriman bantuan sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto.