Topik: Banjir

  • 430 Mahasiswa Papua di Sumatera Ikut Terdampak Banjir, Minta Perhatian dari 6 Provinsi Papua
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Desember 2025

    430 Mahasiswa Papua di Sumatera Ikut Terdampak Banjir, Minta Perhatian dari 6 Provinsi Papua Regional 2 Desember 2025

    430 Mahasiswa Papua di Sumatera Ikut Terdampak Banjir, Minta Perhatian dari 6 Provinsi Papua
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Sebanyak 430 mahasiswa Papua yang melanjutkan pendidikan tinggi di Sumatera ikut terdampak banjir bandang yang terjadi pada 25 November 2025.
    Berdasarkan data yang diterima Kompas.com jumlah mahasiswa Papua yang terdampak banjir yaitu di Medan, Sumatera Utara ada 205 mahasiswa, di Banda Aceh 71 mahasiswa, di Aceh Utara ada 84 mahasiswa dan di Padang, Sumatera Barat ada 70 mahasiswa.
    Salah satu mahasiswa Papua Se-Sumatera Aceh, Askin Alimdam mengatakan ratusan mahasiswa Papua di beberapa wilayah terdampak banjir kini mengungsi di posko darurat.
    “Kami mahasiswa Papua yang berstudi di Sumatera dan Aceh juga ikut terdampak banjir, sehingga saat ini mengungsi ke posko darurat,” kata Askin saat dihubungi
    Kompas.com
    , Selasa (2/12/2025).
    Askin menjelaskan, Sekretariat Honai Ikatan Mahasiswa Papua (IMP) yang selama ini menjadi pusat kegiatan, diskusi, dan tempat berkumpul, tergenang air.
    Fasilitas penting juga mengalami kerusakan, sehingga seluruh aktivitas organisasi terhenti.
    Di Padang, Sumatera Barat, banjir turut merendam sejumlah kos mahasiswa Papua.
    Banyak barang pribadi dan perlengkapan kuliah yang rusak sehingga mengganggu keberlanjutan proses belajar.
    “Di Banda Aceh dan Meulaboh, air masuk ke kontrakan dan tempat kos yang kami tempati. Sebagian mahasiswa harus mengevakuasi barang-barang mereka dan mencari tempat sementara untuk bertahan,” jelasnya.
    Dia mengatakan, kondisi terparah terjadi di Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Langsa.
    Ketinggian banjir membuat sebagian mahasiswa harus mengungsi karena tempat tinggal mereka terendam.
    “Situasi di wilayah ini sangat memprihatinkan karena selain akses transportasi terganggu, listrik dan jaringan komunikasi juga sempat mati total,” ujar Askin.
    Mantan Dewan Penasehat Organisasi Mahasiswa Papua Se-Sumatera ini memohon perhatian dan bantuan dari 6 pemerintah provinsi di Papua, yakni Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Provinsi Papua Barat Daya.
    Bantuan ini demi meringankan beban yang dihadapi
    mahasiswa Papua di Sumatera
    dan Aceh usai banjir bandang yang terjadi.
    “Bantuan sangat diperlukan untuk kebutuhan dasar, pemulihan tempat tinggal, hingga memastikan aktivitas perkuliahan dapat kembali berjalan normal,” jelas Askin.
    Mahasiswa Program studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) Aceh ini mengungkapkan, bencana banjir ini sangat menghambat proses perkuliahan.
    “Kami dengan rendah hati memohon perhatian dan dukungan dari 6 provinsi di Papua, agar kami dapat bertahan dan melanjutkan kuliah dengan baik di Sumatera dan Aceh,” ungkapnya.
    “Harapan besar kami tujukan kepada pemerintah daerah di Tanah Papua agar dapat segera memberikan dukungan dan perhatian bagi mahasiswa Papua yang sedang berjuang menghadapi bencana di perantauan,” kata dia berharap.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Berkaca dari Sumatera, Pimpinan DPRD DIY Desak Pemerintah Tata Ulang Kebijakan Pengelolaan Hutan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Desember 2025

    Berkaca dari Sumatera, Pimpinan DPRD DIY Desak Pemerintah Tata Ulang Kebijakan Pengelolaan Hutan Regional 2 Desember 2025

    Berkaca dari Sumatera, Pimpinan DPRD DIY Desak Pemerintah Tata Ulang Kebijakan Pengelolaan Hutan
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Ketua DPRD DIY, Umaruddin Masdar, mendesak pemerintah pusat untuk melakukan penataan ulang kebijakan pengelolaan hutan dan lingkungan guna mencegah terulangnya dampak bencana banjir di Sumatera.
    Desakan ini disampaikan Umaruddin dalam keterangannya pada Selasa (2/12/2025).
    Umaruddin menekankan pentingnya melakukan penelitian terkait dugaan salah urus pengelolaan lingkungan yang diduga memicu bencana.
    “Jika
    bencana banjir
    dan tanah longsor terjadi karena adanya
    pengelolaan hutan
    yang tidak baik, maka kita memang perlu menata ulang kebijakan terkait pengelolaan hutan. Hal ini harus dilakukan agar ke depan tidak berdampak separah itu kepada masyarakat,” ujarnya.
    Ia juga menyampaikan belasungkawa kepada daerah yang tengah dilanda bencana banjir dan tanah longsor, seperti di Sumatera, yang telah menyebabkan jumlah korban yang cukup besar.
    “Korbannya saya lihat sudah sangat banyak, ratusan, hampir enam ratus di Sumatera. Itu cukup serius,” jelasnya.
    Di
    Yogyakarta
    , Umaruddin mengingatkan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi cuaca ekstrem pada akhir tahun ini.

    Imbauan tersebut disampaikan sebagai respons terhadap meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
    “Yang pertama tentu kita mengikuti apa yang menjadi imbauan BMKG bahwa kemungkinan di beberapa tempat, termasuk Jogja, akhir tahun ini ada peningkatan cuaca yang ekstrem. Jadi kita berharap semua pihak, baik BPBD dan semua yang terkait dengan bencana, siap siaga. Masyarakat juga harus meningkatkan kewaspadaan agar ketika ada bencana, semua bisa teratasi dengan baik dan potensi bencana bisa kita minimalkan,” kata Umaruddin.
    Ia menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dari seluruh pihak, mulai dari BPBD, lembaga terkait, hingga masyarakat.
    “Kita berharap tidak ada bencana. Tetapi ketika ada bencana, kita mengharapkan semua sudah siap menghadapinya dan siap menanganinya. Saya kira masyarakat sudah cukup siap sebab sering ada pelatihan untuk bagaimana menangani bencana, dan itu modal kita bersama ke depan ketika ada bencana,” ujarnya.
    Umaruddin menambahkan bahwa kesiapan tersebut menjadi kunci untuk meminimalkan dampak kerusakan maupun korban jiwa jika bencana terjadi.
    “Kita berharap semua pihak terkait siap siaga. Masyarakat juga harus memiliki kewaspadaan dan kesiapsiagaan agar ketika ada bencana, semua bisa teratasi dengan baik,” lanjut politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
    Terkait antisipasi bencana di DIY, Umaruddin menjelaskan bahwa dalam rapat anggaran bersama eksekutif, DPRD DIY telah memastikan ketersediaan dana darurat untuk penanganan bencana.
    “Anggaran tersebut telah disiapkan dan sejauh ini belum terpakai, sehingga masih dapat segera digunakan apabila terjadi bencana. Kami sudah memastikan dengan eksekutif bahwa Jogja insyaallah siap siaga. Anggaran darurat juga sudah disiapkan dan sampai sekarang belum digunakan. Jadi dari sisi anggaran, kita siap,” pungkas
    Umaruddin Masdar
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terus Mengalir, Pemprov Terbangkan Bantuan Kemanusiaan dari Warga Jatim ke Sumatera Besok
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        2 Desember 2025

    Terus Mengalir, Pemprov Terbangkan Bantuan Kemanusiaan dari Warga Jatim ke Sumatera Besok Surabaya 2 Desember 2025

    Terus Mengalir, Pemprov Terbangkan Bantuan Kemanusiaan dari Warga Jatim ke Sumatera Besok
    Editor
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih terus membuka posko bantuan untuk korban bencana banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara (Sumut) dan juga Sumatera Barat (Sumbar).
    Kalaksa BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto menegaskan, posko bantuan dibuka hingga tanggal 4 Desember 2025 mendatang.
    Hingga Selasa (2/12/2025), bantuan terus mengalir baik dari lintas OPD Pemprov Jatim, pemkab/pemkot di Jatim, serta lintas lembaga dan organisasi masyarakat.
    Seluruh bantuan yang diterima tersebut hingga kini dikumpulkan di gudang posko bencana di kantor BPBD Jawa Timur dan terus dicatat.
    Bantuan yang datang meliputi sembako, makanan instan, pakaian, alat kebersihan, air mineral, hingga selimut dan obat-obatan.
    “Posko bantuan kita buka hingga tanggal 4 Desember 2025. Namun tidak menutup kemungkinan masih akan diperpanjang sembari melihat kondisi saudara-saudara kita di sana,” kata Gatot.
    Sebelumnya dikatakan Gatot, Pemprov Jatim memang sudah mengirim bantuan ke Medan.
    Bahkan penyaluran bantuan kemanusiaan tersebut dipimpin Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa secara langsung yang mencapai Rp 5 miliar.
    Menurut Gatot, penyaluran bantuan kemarin baru awal dan akan terus mengalir sebagai wujud kepedulian terhadap sesama anak bangsa.
    “Besok rencananya juga akan kita kirimkan bantuan menggunakan pesawat komersial ke Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Kita tadi sudah cek ketersediaan pesawat untuk membantu kita berangkat ke Sumatera,” tegasnya.
    “Kita cepat segera kirimkan bantuan karena di sana masih tanggap darurat dan masyarakat di sana sangat membutuhkan bantuan utama logistik,” imbuh Gatot.
    Untuk bantuan yang akan dikirimkan besok, diprioritaskan berupa bahan makanan siap saji, sarden, obat-obatan, alat kebersihan dan juga pakaian dan sembako.
    Penyaluran dikoordinasikan dengan tim yang ada di sana guna memastikan agar bantuan yang dikirimkan bisa sampai ke tangan masyarakat korban bencana.
    Terutama karena saat ini kondisi infrastruktur di sana masih belum pulih, banyak kawasan yang masih terisolir dan juga banyak jalan dan juga jembatan yang terputus.
    “Memang kendala penyaluran dan distribusi bantuan menjadi tantangan besar di sana. Bahkan ada kejadian penjarahan juga. Maka kita memastikan agar bantuan bisa sampai ke tangan korban,” ujarnya.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Bantuan Dari Masyarakat Jatim Terus Mengalir, Pemprov Kembali Terbangkan Logistik ke Sumatera Besok
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KAI Petakan Jalur Rawan dan Tambah Personel Jaga 24 Jam untuk Amankan Perjalanan Nataru
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Desember 2025

    KAI Petakan Jalur Rawan dan Tambah Personel Jaga 24 Jam untuk Amankan Perjalanan Nataru Regional 2 Desember 2025

    KAI Petakan Jalur Rawan dan Tambah Personel Jaga 24 Jam untuk Amankan Perjalanan Nataru
    Tim Redaksi
    PURWOKERTO, KOMPAS.com –
    PT Kereta Api Indonesia (KAI) memastikan seluruh jalur di lintas selatan Jawa dalam kondisi siap menghadapi masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
    Wakil Direktur Utama
    KAI
    ,
    Dody Budiawan
    , mengatakan pengecekan dilakukan secara menyeluruh melalui kegiatan
    inspeksi jalur
    bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
    “Setiap menghadapi program besar seperti Nataru atau Idul Fitri, kami selalu melakukan inspeksi trek. Lintas Jawa dibagi dua, utara dan selatan, dan hari ini kami melakukan pengecekan di jalur selatan,” kata Dody saat mengikuti rangkaian inspeksi menggunakan Kereta Inspeksi di Stasiun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/12/2025) sore.
    Menurut Dody, inspeksi ini bertujuan memastikan semua perbaikan dan perawatan yang dilakukan Daerah Operasi (Daop) benar-benar siap menyambut lonjakan penumpang.
    “Kami cek apakah masih ada yang kurang dari hasil maintenance. Kami lihat langsung apakah ada goyangan di jalur, kondisi trek, dan kesiapan fasilitas. Semua dilakukan untuk memastikan perjalanan aman dan selamat,” ujar Dody.
    Selain prasarana, KAI juga meninjau langsung kesiapan pelayanan penumpang di berbagai unit.
    “Di masa puncak perjalanan, kota-kota besar akan menerima banyak penumpang yang pulang atau berlibur. Kami pastikan layanan di setiap daerah operasi meningkat dan personel siap melayani dengan lebih baik,” kata Dody.
    Lebih lanjut, Dody mengatakan kesiapsiagaan jalur selama musim hujan menjadi perhatian utama.
    KAI telah memetakan daerah rawan longsor dan banjir di sepanjang lintasan selatan.
    “Kami belajar dari kejadian ekstrem di Sumatera. Jalur rawan sudah kami petakan dan kami lakukan penguatan, seperti pemasangan trucuk di titik rawan longsor,” ujar Dody.
    Untuk memantau titik rawan secara intensif, KAI juga menambah jumlah personel penjagaan di luar formasi reguler.
    “Total ada 1.189 personel tambahan. Untuk penjaga perlintasan ada 659 orang. Di daerah pemantauan khusus, kami menempatkan 196 personel. Selain itu, ada 334 petugas tambahan untuk pemeriksaan jalur,” jelas Dody.
    Personel di lokasi pemantauan khusus akan berjaga 24 jam.
    Mereka memantau pergerakan tanah, aliran sungai, dan kondisi jalur, terutama saat hujan deras.
    “Dengan pengawasan ini, kami bisa lebih cepat mengetahui jika ada perubahan kondisi yang berpotensi mengganggu keamanan. Tujuannya meminimalkan risiko dan memastikan perjalanan tetap aman,” kata Dody.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mahasiswa kehilangan Orangtua dan 2 Kakaknya dalam Bencana di Sumatera, UPI Bebaskan UKT sampai Lulus
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        2 Desember 2025

    Mahasiswa kehilangan Orangtua dan 2 Kakaknya dalam Bencana di Sumatera, UPI Bebaskan UKT sampai Lulus Bandung 2 Desember 2025

    Mahasiswa kehilangan Orangtua dan 2 Kakaknya dalam Bencana di Sumatera, UPI Bebaskan UKT sampai Lulus
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Olivia Yuliana, mahasiswi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) angkatan 2024, kehilangan kedua orangtua serta dua kakaknya dalam peristiwa banjir bandang dan longsor yang melanda Jorong Kampung Tanggah, Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (25/11).
    Olivia mendapatkan kabar tersebut langsung dari saudaranya yang berada di Sumatera Barat.
    Melalui sambungan telepon, kabar duka itu pun sampai kepadanya.
    “Tentu ketika kehilangan kedua orangtuanya dan dua saudaranya sangat berat ya, memang ada
    suport
    dari teman-teman seangkatannya yang datang (berkunjung) ke Bojongsoang untuk memberikan
    suport,
    ” kata Kepala Divisi Pengelolaan Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM)
    UPI
    , Sandey Tantra Paramitha, yang dihubungi, Selasa (2/1/2025).
    Meski begitu, tiga saudara kandung lainnya berhasil menyelamatkan diri.
    Olivia merupakan salah satu dari enam bersaudara. ”
    Alhamdulillah
    tiga saudaranya selamat,” katanya.
    Saat ini, Olivia tinggal bersama kerabatnya di Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
    Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Bisnis, Prof Yudi Sukmayadi didampingi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FPOK, Dr Dian Budiana berkunjung untuk memastikan kondisi mahasiswanya dan memberikan dukungan kepadanya.
    Mengingat kondisi Olivia,
    UPI
    memberikan dukungan penuh terhadap keberlanjutan studi mahasiswa terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera Barat, dengan menetapkan kebijakan pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) hingga lulus bagi Olivia.
    Selain itu, UPI menawarkan tempat tinggal di Asrama Putri kampus UPI untuk memastikan lingkungan yang aman dan kondusif selama masa pemulihan. “Ini perlu perhatian khusus agar pendidikannya tidak terhenti,” kata dia. 
    Sandey menyebut, selain Olivia, ada satu mahasiswa lainnya yang terdampak
    bencana alam
    di Sumatera, yakni Asyfah Khaira, PGSD FIP.
    Keluarga Asyfah dalam kondisi selamat. Hanya rumah kediamannya saja yang terdampak.
    Meski kondisi Asyfah berbeda dengan Olivia, pihak kampus berupaya memberikan bantuan donasi. “Nanti akan kita diskusikan dengan lembaga terkait sejauh mana perhatiannya selain itu,” ucapnya.
    Saat ini, Asyfah tinggal bersama di kediaman kerabatnya Olivia.
    Sementara itu, Wakil Dekan FPOK Bidang Kemahasiswaan Dr Dian Budiana meyampaikan bahwa Olivia saat ini tinggal bersama kerabatnya di Bojongsoang, Bandung, dan berada dalam pendampingan.
    Dian menyebut, rumah keluarga Olivia di Palembayan mengalami kerusakan parah.
    Material lumpur, batu, dan kayu dilaporkan menyapu kawasan pemukiman setelah aliran sungai meluap dan membawa endapan dari dasar sungai.
    “Secara mental Olivia berusaha tegar. Kami telah bertemu dan menyatakan dukungan penuh. Ia tetap menyampaikan tekad untuk melanjutkan kuliah hingga selesai,” ujar Dian.
    Bersama Fakultas dan Direktorat Kemahasiswaan, UPI melakukan asesmen lanjutan guna memastikan dukungan psikologi dan akademik serta proses pendampingan terhadap mahasiswa tersebut.
    “Kami juga sedang mendata apakah ada mahasiswa lain yang terdampak. Prioritas berikutnya adalah stabilitas psikososial dan keberlanjutan pendidikan,” ujarnya.
    Berdasarkan laporan yang diterima UPI, seluruh jenazah keluarga Olivia telah ditemukan dan dimakamkan.
    UPI berkomitmen memastikan mahasiswa terdampak bencana mendapatkan pendampingan penuh melalui kebijakan akademik, dukungan kemanusiaan, dan koordinasi lintas unit.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bahlil cabut sementara aturan barcode BBM di Sumut, Aceh dan Sumbar

    Bahlil cabut sementara aturan barcode BBM di Sumut, Aceh dan Sumbar

    ANTARA – Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meninjau kondisi pascabencana banjir dan tanah longsor di Tapanuli Tengah dan Sibolga, Selasa (2/12), dan mendapati fenomena kepanikan membeli terhadap BBM di Aceh, Sumut, dan Sumatera Barat. Ia pun mencabut aturan layanan barcode di SPBU terdampak bencana untuk mempercepat layanan BBM namun tetap dengan batas wajar pembelian. (M. Valery Maulidzar S/Rayyan/Hilary Pasulu)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Said Didu: Apa yang Buat Mahasiswa Jadi Pendiam?

    Said Didu: Apa yang Buat Mahasiswa Jadi Pendiam?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Aktivis sosial, Muhammad Said Didu, bicara soal sikap pasif mahasiswa yang dinilai tidak lagi vokal menyuarakan persoalan rakyat.

    Terutama saat bencana alam terjadi dan diduga berkaitan dengan praktik perusakan alam oleh para elite.

    Pria kelahiran Kabupaten Pinrang ini menyinggung diamnya gerakan mahasiswa di tengah tragedi kemanusiaan akibat banjir bandang yang belakangan melanda sejumlah wilayah.

    Banjir tersebut disebut dipicu oleh praktik pembalakan hutan dan eksploitasi alam secara besar-besaran.

    “Mahasiswa pendiam, bencana alam datang, diam. Teman-teman ditahan kasus Agustus, diam,” ujar Said Didu di X @msaid_didu (2/12/2025).

    “Laut dipagar, hutan dirambah, tambang dirampok, diam. Rakyat digusur, Judol merebak, korupsi marak, tetap diam,” tambahnya.

    Ia mempertanyakan apa yang sebenarnya membuat kelompok yang selama ini dikenal sebagai motor perubahan itu kini terkesan bungkam dan kehilangan daya kritik.

    “Kira-kira apa yang bisa membuat mereka tidak jadi, pendiam?,” tandasnya.

    Sebelumnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengungkapkan bahwa bencana yang terjadi harus menjadi peringatan serius bagi pemerintah dan seluruh pihak yang berkepentingan dalam tata kelola alam dan sumber daya.

    “Kiamat bukan sudah dekat, kiamat sudah terjadi akibat kelalaian kita sendiri,” ujar Cak Imin dalam videonya yang beredar, Selasa (2/12/2025).

    Cak Imin menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil langkah konkret sebagai bentuk tanggung jawab atas bencana ini.

    Ia menyebut telah mengirim surat kepada tiga kementerian yang dinilai memiliki peran strategis dalam pengelolaan hutan, lingkungan, dan pertambangan.

  • Bertolak ke Aceh, Bahlil Tinjau Pembangunan Kembali Jaringan Listrik dan Akses Energi

    Bertolak ke Aceh, Bahlil Tinjau Pembangunan Kembali Jaringan Listrik dan Akses Energi

    JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meninjau langsung terhadap sejumlah lokasi terdampak banjir di Sumatra Utara, Sumatra Barat hingga Aceh.

    Melalui akun instagram pribadinya, @melangkahdaritimur, Bahlil terlihat mengamati lokasi terdampak banjir melalui helikopter. Dalam kunjungan ini Bahlil didampingi Direktur Utaa PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero)

    “Pagi ini Menteri Bahlil Lahadalia menuju Kota Bireun bersama jajaran KESDM,” tulis caption unggahan tersebut.

    Dalam kunjungan tersebut diketahui Bahlil ingin memastikan percepatan pembangunan kembali sejumlah jaringan listrik dan mengecek ketersediaan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji di wilayah tersebut.

    Sebelum mengunjungi lokasi, Bahlil melakukan pertemuan dengan jajarannya di Kementerian ESDM.

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, banyak infrastruktur kelistrikan yang roboh sehingga dibutuhkan perbaikan secepatnya agar kondisi kembali pulih.

    “Ada beberapa tower kita yang bermasalah, itu nanti akan dicek sama pak menteri, besok pak menteri ke lokasi,” ujar Yuliot kepada awak media dikutip Selasa, 2 Desember.

    Sementara itu Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Laode Sulaeman mengatakan sejumlah lokasi di wilayah Sumatera Utara seperti Sibolga merupakan lokasi pusat distribusi BBM untuk wilayah sekitar. 

    Namun, distribusi BBM saat ini terganggu akibat jalan yang putus di daerah tersebut.

    “Harus kita ambilkan dari mana untuk memasok ke wilayah-wilayah seperti Padang Sidempuan seperti itu,” tandas Laode.

  • Menteri LH Ungkap Penyebab Batang Toru Tapsel Alami Kerusakan Parah

    Menteri LH Ungkap Penyebab Batang Toru Tapsel Alami Kerusakan Parah

    Menteri Lingkungan hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkap penyebab kondisi Batang Toru, Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, yang sangat parah akibat bencana banjir dan longsor. Hanif menjelaskan bentuk bentang alam Batang Toru yang menyerupai huruf V membuat air langsung mengarah ke lembah tempat warga bermukim. Kondisi lereng yang terganggu ikut memperparah aliran air hingga memicu banjir dengan dampak kerusakan besar.

    Ia juga mencatat curah hujan mencapai 300 mm dalam dua hari dan volume air yang turun sangat besar untuk kawasan daerah aliran sungai (DAS) seluas 340 ribu hektare.

  • Tower SUTET Dikepung Banjir Depok, Pemkot Siapkan Langkah Mitigasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2025

    Tower SUTET Dikepung Banjir Depok, Pemkot Siapkan Langkah Mitigasi Megapolitan 2 Desember 2025

    Tower SUTET Dikepung Banjir Depok, Pemkot Siapkan Langkah Mitigasi
    Tim Redaksi

    DEPOK, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota Depok menyiapkan langkah mitigasi terhadap
    tower
    Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang berdiri tepat di tengah area banjir di Bulak Barat–Pasir Putih, Depok.
    Struktur transmisi listrik Jawa–Bali itu dikhawatirkan terdampak genangan banjir yang tak kunjung surut dalam tiga tahun terakhir.
    “Sementara yang
    urgent
    di depan mata adalah bagaimana mitigasi sutet yang ada di sana,” kata Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/12/2025).
    Chandra menjelaskan, banjir yang melingkupi kaki tower berpotensi mengganggu stabilitas struktur apabila tidak segera ditangani. Karena itu,
    Pemkot Depok
    tengah berkoordinasi dengan PLN untuk menyusun langkah pencegahan jangka pendek.
    “Yang mendesak tuh
    tower
    dulu karena dia ada di tengah kubangan, khawatirnya towernya roboh dan nantinya terganggu,” ujarnya.
    Setelah mitigasi terhadap SUTET dilakukan, Pemkot Depok akan melanjutkan penanganan dengan normalisasi
    Kali Pesanggrahan
    dan pembenahan sampah yang bersumber dari TPA Cipayung.
    Menurut Chandra, kedua langkah itu merupakan prasyarat sebelum pembangunan jembatan baru bagi warga.
    “Untuk jembatan sendiri, itu nanti setelah urusan aliran sungai sudah dinormalisasi, baru nanti jembatannya. Karena semisal TPA Cipayung belum diberesin tapi jembatan duluan dibangun, nanti rusak lagi,” kata dia.
    Banjir yang memutus akses Bulak Barat–Pasir Putih diduga terjadi akibat tertutupnya aliran air karena longsoran sampah dari TPA Cipayung. Air yang tidak mengalir kemudian meluap ke ruas jalan dan merendam jembatan hingga tak lagi dapat digunakan.
    “Jembatan di Bulak Barat memang sudah terputus dan ini karena genangan air dari tertutupnya aliran air dari Kali Pesanggrahan,” jelas Chandra.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, banjir menutup ruas jalan selebar 5–6 meter sepanjang lebih dari 200 meter. Kawasan ini sebelumnya terhubung oleh sebuah jembatan yang kini rusak akibat luapan sungai.
    Di tengah genangan terlihat puing bangunan rumah, ruko, dan pabrik yang telah dirobohkan. Pada salah satu sisi lahan, terpasang plang bertuliskan:
    “Tanah ini milik/dikuasai Pemerintah Kota Depok. Dilarang memanfaatkan tanpa izin Pemerintah Kota Depok.”
    Karena permukaan area terendam air, hanya tampak hamparan air Kali Pesanggrahan tanpa turap atau penahan tebing. Di beberapa titik, endapan lumpur setebal 7–10 sentimeter menutupi badan jalan, menunjukkan perbedaan kedalaman banjir semakin ke arah Pasir Putih.
    Genangan air juga bercampur tumpukan sampah dengan bau menyengat yang berasal dari arah gunungan sampah TPA Cipayung, membuat kualitas udara semakin buruk.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.