Topik: Banjir

  • Tito: Pemerintah Kerja Sangat Keras Tangani Banjir Sumatera Sejak Hari Pertama

    Tito: Pemerintah Kerja Sangat Keras Tangani Banjir Sumatera Sejak Hari Pertama

    Tito: Pemerintah Kerja Sangat Keras Tangani Banjir Sumatera Sejak Hari Pertama
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menjelaskan bahwa pemerintah telah bekerja keras sejak awal dalam menangani banjir di tiga provinsi Sumatera.
    “Saya menjelaskan sebetulnya bagaimana saat itu Pemerintah Indonesia, baik pusat maupun daerah, bekerja dengan sangat keras mulai dari hari pertama, seperti dijelaskan oleh Pak Seskab, dari hari pertama,” kata Tito di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025).
    Sejak awal bencana Sumatera terjadi, kata Tito, Presiden RI Prabowo Subianto juga telah memobilisasi semua kekuatan dari pusat untuk bergerak ke Sumatera, termasuk Aceh.
    Tito menceritakan, dirinya juga langsung terbang ke Aceh pada 29 November 2025 serta melakukan berbagai upaya untuk membantu para korban terdampak.
    Bahkan, ia masih menugaskan jajarannya untuk tinggal di daerah terdampak banjir di Sumatera.
    “Saya sendiri, tanggal 29 saya sudah berangkat ke sana. Ketika saya sudah dapat pesawat, kemudian saya langsung berangkat dengan staf-staf saya. Sampai hari ini Dirjen saya masih di situ, saya tugaskan,” tuturnya.
    Sebagai sosok yang memiliki hubungan emosional dan pernah mendapat Petua Panglima Hukom Nanggroe dari Wali Nanggroe Aceh, Tito juga berkeliling Aceh untuk memberikan bantuan.
    Tito juga terus menggelar rapat dan bergerak cepat untuk mengatasi pascabencana di Aceh.
    “Dan kemudian saya ke Pidie, Pidie Jaya, Lhokseumawe, memberikan bantuan,” tuturnya.
    Bahkan, Tito juga memaksakan diri untuk menembus daerah yang sempat terisolasi di Aceh akibat banjir dan longsor.
    “Tidak bisa tembus ke Lhokseumawe, saya paksakan tembus juga menggunakan pesawat lokal yang ada di situ ya, ingin melihat situasi dan kemudian saya menghubungkan dengan Bulog, sehingga Bulog keluar beras ratusan ton saat itu,” bebernya.
    Selain itu, Mendagri juga menginisiasi penggalangan dana agar kepala daerah menyumbang untuk daerah terdampak bencana.
    “Saya menghubungi semua kepala-kepala daerah untuk menyumbang. Alhamdulillah terkumpul 48 miliar yang langsung mereka serahkan, bukan melalui saya. Ada juga yang langsung menyerahkan barang, semua,” tuturnya.
    Setelah itu, Tito juga melaporkan kondisi keuangan daerah kepada Presiden RI dan mengusulkan agar ada tambahan anggaran dari pusat.
    Presiden Prabowo pun menyetujui usulan Tito itu sehingga tersalurkan Rp 286 miliar untuk provinsi dan kabupaten/kota yang daerah terdampak.
    “Dibantu semua oleh Bapak Presiden. Provinsi 20 miliar, kemudian apa, kabupaten/kota yang terdampak 4 miliar. Total 268 miliar atas usulan saya ke Pak Presiden, dan Pak Presiden langsung meng-approve. Saya terima kasih pada Pak Presiden,” paparnya.
    Tak hanya itu, Kemendagri juga akan mengirimkan 100.000 bantuan pakaian untuk para warga di Aceh yang terdampak bencana.
    “Dan nanti juga hari Senin, insyaallah saya akan datang ke sana lagi membawa pakaian yang jumlahnya di atas 100.000 ya, ke sana untuk membantu,” tuturnya.
    Bukan hanya dirinya, tetapi semua elemen baik pemerintah hingga masyarakat juga terus bekerja keras mengatasi dampak bencana.
    “Dan juga dari relawan-relawan, dari organisasi-organisasi, Muhammadiyah, NU, Palang Merah Indonesia, NGO, Save Children, macam-macam semua masuk ke sana. Ini semua bekerja sangat keras,” jelas Tito.
    Salurkan bantuan Anda untuk korban banjir Sumatera lewat tautan kanal donasi di bawah ini:
    https://kmp.im/BencanaSumatera
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Libur Nataru, Polres Pasuruan Waspadai Longsor Jalur Wisata Bromo

    Libur Nataru, Polres Pasuruan Waspadai Longsor Jalur Wisata Bromo

    Pasuruan (beritajatim.com) – Polres Pasuruan menyiapkan langkah pengamanan khusus menghadapi potensi bencana alam selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Kewaspadaan difokuskan pada jalur rawan longsor dan banjir yang diprediksi meningkat seiring cuaca ekstrem.

    Kesiapsiagaan tersebut ditandai dengan Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Semeru 2025 di halaman Mapolres Pasuruan, Jumat (19/12/2025). Operasi ini menjadi bagian dari pengamanan terpadu selama masa libur akhir tahun.

    Wakapolres Pasuruan Kompol Andi Purnomo menyampaikan bahwa jalur wisata Bromo menjadi salah satu titik rawan longsor yang perlu diantisipasi. “Kami mewaspadai jalur menuju kawasan wisata Bromo karena berpotensi longsor saat curah hujan tinggi,” ujarnya.

    Selain jalur pegunungan, ancaman banjir juga menjadi perhatian di wilayah pesisir. Jalur Pantura Surabaya–Banyuwangi disebut rawan genangan dan banjir yang dapat mengganggu arus lalu lintas selama Nataru.

    Kompol Andi Purnomo menjelaskan bahwa potensi cuaca ekstrem telah diprediksi BMKG hingga awal 2026. “Hujan lebat dan angin kencang berpotensi memicu longsor dan banjir, sehingga pengamanan kami lakukan secara ekstra,” katanya.

    Operasi Lilin Semeru 2025 melibatkan 438 personel gabungan dari berbagai instansi. Personel disiagakan di jalur wisata, jalur utama, kawasan rawan bencana, serta objek vital dan pusat keramaian.

    Pengamanan juga mencakup kesiapan tim tanggap bencana beserta peralatan pendukung. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat penanganan jika terjadi banjir atau longsor di titik rawan.

    Polres Pasuruan mengimbau masyarakat dan wisatawan agar meningkatkan kewaspadaan selama perjalanan. Informasi cuaca, kondisi lalu lintas, dan layanan darurat akan terus diperbarui demi menjaga keselamatan selama libur Natal dan Tahun Baru. (ada/but)

  • Lelah Hidup di Pengungsian, Warga Tapteng Harap Bantuan Bangun Rumah
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        19 Desember 2025

    Lelah Hidup di Pengungsian, Warga Tapteng Harap Bantuan Bangun Rumah Medan 19 Desember 2025

    Lelah Hidup di Pengungsian, Warga Tapteng Harap Bantuan Bangun Rumah
    Tim Redaksi
    KEBUN PISANG, KOMPAS.com
    – Warga Kebun Pisang, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, meminta percepatan pembangunan rumah yang rusak akibat banjir bandang, Selasa (25/11/2025).
    Salah seorang warga, Arfan Lubis, mengatakan bantuan pembangunan rumah sangat dibutuhkan agar masyarakat bisa kembali ke rumah masing-masing dan mulai memulihkan kehidupan pascabencana.
    “Kami sebenarnya dari masyarakat berharaplah ada bantuan pembangunan, supaya cepat pulih kami kembali ke rumahnya masing-masing,” kata Arfan usai menerima penyaluran bantuan
    Kompas.com
    , Kamis (18/12/2025).
    Arfan menyebut rumahnya rusak parah akibat diterjang banjir. Bangunan tersebut juga difungsikan sebagai taman kanak-kanak tempat anak-anak belajar.
    “Rusak parah rumah, kebetulan di samping tempat tinggal sekaligus tempat untuk anak-anak TK belajar,” ujar dia.
    Ia menambahkan, sejumlah kayu berukuran besar menimpa rumahnya saat banjir terjadi.
    “Saya tidak tahu jenis kayunya, yang jelasnya kayu-kayu besar. Ada yang memang tercabut dengan akarnya,” ucap Arfan.
    Saat ini, Arfan bersama istrinya masih tinggal di tenda pengungsian korban banjir di Kebun Pisang. Ia berharap bisa segera kembali ke rumah agar tidak terlalu lama hidup di pengungsian.
    “Terkadang ada sulitnya air bersih, ada juga sulitnya masalah tempat tinggal. Kalau di tempat pengungsian, satu tenda dua kepala keluarga,” kata dia.
    Arfan mengaku bersyukur atas bantuan yang disalurkan Kompas.com kepada warga terdampak banjir. Bantuan tersebut berupa genset, lampu solar cell, obat-obatan, pakaian, susu, sembako, dan buah-buahan.
    Ia menilai bantuan tersebut sangat membantu warga dalam memenuhi kebutuhan dasar pascabencana.
    Selain bantuan logistik, Arfan juga mengapresiasi kegiatan hiburan yang dilakukan tim
    Kompas.com
    untuk anak-anak dan ibu-ibu di pengungsian.
    “Saya lihat dari sini sangat kreatiflah bantuan dari Kompas.com. Ada kegiatan hiburan yang menimbulkan kebahagiaan, anak-anak tertawa dan ibu-ibu terhibur,” ujarnya.
    Tim Kompas.com mengajak anak-anak bermain berbagai permainan, seperti tepuk hitam hijau, tebak pengetahuan umum, serta bernyanyi lagu anak-anak.
    Anak-anak yang memenangkan permainan diminta maju ke depan dan menyampaikan cita-cita mereka. Di antaranya Melna yang bercita-cita menjadi dokter dan Ferdiansyah yang ingin menjadi presiden.
    Usai kegiatan permainan, anak-anak duduk di atas alas tikar sambil menikmati buah naga, susu, dan roti.
    Sebelumnya,
    Kompas.com
    juga telah menyalurkan bantuan serupa kepada
    korban bencana
    di Sipange dan Hatanabolon, Kecamatan Tukka, Kabupaten
    Tapanuli Tengah
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Walhi: Sawit Justru Timbulkan Konflik Horizontal di Papua
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 Desember 2025

    Walhi: Sawit Justru Timbulkan Konflik Horizontal di Papua Regional 19 Desember 2025

    Walhi: Sawit Justru Timbulkan Konflik Horizontal di Papua
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Organisasi gerakan lingkungan hidup, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Papua melontarkan kritik atas rencana Pemerintah membuka lahan sawit dengan alasan swasembada pangan dan energi.
    Walhi menilai rencana tersebut hanya akan menguatkan dominasi korporasi atas lahan luas, bukan berbasis pada kebutuhan dan kearifan lokal masyarakat adat.
    Direktur Eksekutif Daerah Walhi
    Papua
    , Maikel Peuki menyebut, monokultur besar seperti
    sawit
    dan tebu justru mengancam keanekaragaman hayati, ekosistem hutan, dan ketahanan pangan tradisional masyarakat adat Papua.
    “Kami dari
    Walhi Papua
    memandang bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah ini akan membawa dampak buruk terhadap kerusakan lingkungan dan ekosistem yang ada di Papua,” kata Maikel ketika ditemui di Abepura, Jumat (19/12/2025).
    Selain itu, dia mengatakan, selama kehadiran
    sawit di Papua
    tidak pernah memberikan dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat.
    Sebaliknya, rencana ini justru menimbulkan konflik horizontal antara masyarakat dengan perusahaan maupun aparat keamanan.
    “Dari pantauan kami di seluruh Papua bahwa kehadiran sawit belum memberikan dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat pemilik hak ulayat. Justru yang mereka dapatkan adalah bencana alam, banjir, longsor hingga konflik horizontal,” ujarnya.
    Di samping itu, menurut Maikel, pembukaan lahan sawit akan memberikan ancaman terhadap hak adat masyarakat Papua, kelestarian hutan adat, ketahanan pangan lokal, dan keberlanjutan lingkungan.
    “Kami Walhi Papua mengeluarkan pernyataan resmi yang menyuarakan kekhawatiran serius terhadap rencana pemerintah pusat dan daerah yang membuka tanah adat dan hutan Papua untuk proyek pertanian besar seperti perkebunan sawit, tebu, dan terkait program pangan atau energi.”
    “Hal ini sebagai ancaman terhadap hak adat masyarakat Papua, kelestarian hutan adat, ketahanan pangan lokal, dan keberlanjutan lingkungan,” kata dia.
    Maikel menilai, kebijakan Pemerintah ini pun mengabaikan Otonomi Khusus dan Pemerintahan Khusus dengan kewenangan tersendiri.
    “Pemerintah harusnya menghormati Tanah Papua bukan tanah kosong. Ada pemilik adat yang berhak atas tanah dan hutan adat.”
    “Pemerintah pusat dan daerah belum melibatkan masyarakat adat secara bebas dan informatif (
    Free, Prior, and Informed Consent
    /FPIC) sebelum mengambil keputusan,” ujar dia.
    Maikel khawatir bahwa kebijakan ini dapat memicu konflik agraria, mempercepat kerusakan hutan, dan menghancurkan sistem pangan lokal yang selama ini bertumpu pada sagu, dan hasil hutan lainnya.
    “Kemudian, yang menjadi catatan penting bahwa masyarakat adat tidak pernah mendapatkan manfaat baik dari perkebunan sawit.”
    “Justru menyebabkan kerusakan ekologi, konflik sosial, konflik antar kelompok akan semakin tinggi di Papua,” tandas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemulihan Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Ditargetkan Rampung Akhir 2025

    Pemulihan Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Ditargetkan Rampung Akhir 2025

    Pemulihan Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Ditargetkan Rampung Akhir 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menargetkan pemulihan jalan di daerah terdampak banjir dan longsor di Sumatera rampung pada akhir Desember 2025.
    Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers perkembangan penanggulangan
    bencana Sumatera
    , Jumat (19/12/2025).
    “Targetnya itu semua di akhir Desember 2025, Insyaallah kita bisa menyelesaikan semua kebutuhan untuk jalan-jalan nasional, termasuk jembatan-jembatan nasional,” ujar Dody dalam konferensi pers, Jumat.
    Berdasarkan laporan awal Kementerian PU, terdapat sekitar 80 jalan nasional di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang terdampak bencana.
    Sebanyak 81 persen di antaranya, jalan nasional tersebut sudah berfungsi kembali pascabencana.
    Rinciannya, sebanyak 26 ruas jalan sudah berfungsi kembali. Sementara itu, 12 ruas jalan lainnya masih dalam proses perbaikan.
    “Sumatera Barat 30 (ruas), sudah fungsional 29, 1 masih terdampak. Tapi, sebetulnya 1 ini sudah fungsional dari kemarin,” ujar Dody.
    Selain itu, 19 dari 33 jembatan nasional yang terdampak banjir dan longsor di Sumatera telah beroperasi kembali.
    “Sudah fungsional hampir sekitar 60 persenan, sekitar 19 jembatan,” ujar Dody.
    Dalam forum yang sama, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan pemasangan jembatan bailey di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat.
    Agus mengatakan bahwa pemasangan jembatan bailey ditujukan agar memulihkan akses masyarakat.
    “Selanjutnya, penyiapan dan pemasangan jembatan bailey sudah disiapkan 32 jembatan bailey di tiga provinsi,” ujar Agus.
    Lebih detail, terdapat 18 jembatan bailey yang disiapkan untuk Aceh dan tujuh di antaranya sudah dalam tahap pemasangan.
    Sejumlah jembatan di Aceh juga dalam daftar pemasangan, yakni Jembatan Alu Kulus, Jembatan Enang-Enang, dan Jembatan Weh Pase.
    “Jembatan Teupin Redep 99 persen, kemudian Jembatan Teupen Mane Juli sudah 100 persen dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat, kemudian Jembatan Kota Blang 60 persen, Jembatan Jerata sedang dalam tahap pemasangan,” ujar Agus.
    Untuk Sumatera Utara, terdapat tiga jembatan bailey yang sudah terpasang 100 persen. Lalu, tiga jembatan lainnya tengah dalam proses pemasangan.
    “Jembatan Garoga, Tapanuli Selatan, serta Jembatan Hamparan Perak masih dalam proses pemasangan,” ujar Agus.
    Sedangkan di Sumatera Barat, TNI tengah menyiapkan pemasangan 11 jembatan bailey. Di mana empat di antaranya sudah terpasang 100 persen.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Siaga Hidrometeorologi, BPBD Pamekasan Catat 19 Bencana Alam Terjadi Selama Awal Desember 2025

    Siaga Hidrometeorologi, BPBD Pamekasan Catat 19 Bencana Alam Terjadi Selama Awal Desember 2025

    Pamekasan (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan mencatat terjadinya 19 peristiwa bencana alam hanya dalam kurun waktu 18 hari, terhitung sejak 1 hingga 18 Desember 2025. Lonjakan intensitas kejadian ini terpantau sejak didirikannya Pos Terpadu Darurat Bencana Hidrometeorologi awal bulan ini.

    Data tersebut dirilis resmi oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Pamekasan. Cuaca ekstrem menjadi jenis bencana yang paling mendominasi wilayah Pamekasan dalam periode singkat tersebut.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, mengonfirmasi data tersebut saat ditemui di lokasi posko utama.

    “Sejak awal didirikan pos terpadu Hidrometeorologi yang terpusat di area Arek Lancor, sejak awal Desember 2025. Tercatat ada 19 peristiwa bencana alam kejadian di Pamekasan,” kata Akhmad Dhofir Rosidi, Jumat (19/12/2025).

    Dhofir merinci, dari total kejadian yang ada, terdapat empat jenis bencana spesifik yang telah melanda Bumi Gerbang Salam.

    “Dari 19 peristiwa bencana yang terjadi sejak awal Desember 2025, meliputi 10 cuaca ekstrem, 7 peristiwa tanah longsor, 1 kebakaran gedung, serta 1 kejadian banjir di Kecamatan Waru,” ungkapnya.

    BPBD Pamekasan sendiri telah memetakan 12 jenis potensi bencana yang rawan terjadi di wilayahnya. Selain empat jenis yang sudah terjadi, Dhofir memperingatkan masyarakat mengenai ancaman bencana lain yang kerap muncul beriringan dengan puncak musim penghujan.

    “Selain dari empat peristiwa bencana alam tersebut, juga terdapat beberapa jenis bencana alam yang berpotensi terjadi khususnya pada musim penghujan. Di antaranya bencana gelombang pasang dan abrasi, kebakaran hutan dan lahan, gempa bumi, tsunami, epidemi dan wabah penyakit, dan lainnya,” jelasnya.

    Menghadapi situasi ini, otoritas kebencanaan meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Warga diimbau untuk proaktif memberikan informasi cepat jika melihat tanda-tanda bahaya di lingkungannya.

    “Segera hubungi pihak terkait jika ada beberapa kejadian yang berpotensi terhadap bencana, baik di tingkat desa, kecamatan atau melalui pos terpadu,” imbaunya.

    Sebagai perbandingan data tahunan, sepanjang tahun 2024 lalu BPBD Pamekasan mencatat total 476 kejadian bencana alam. Angka tersebut didominasi oleh kekeringan sebanyak 269 kasus, diikuti cuaca ekstrem (103), kebakaran hutan dan lahan (31), kebakaran gedung (28), tanah longsor (23), banjir (20), gempa bumi (1), dan gagal teknologi (1). [pin/beq]

  • Pemerintah Dipastikan Tanggung Biaya Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana Sumatera

    Pemerintah Dipastikan Tanggung Biaya Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana Sumatera

    Pemerintah Dipastikan Tanggung Biaya Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana Sumatera
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memastikan, pemerintah yang sepenuhnya menanggung pembangunan hunian tetap (huntap) untuk korban bencana Sumatera.
    Kepastian tersebut disampaikan
    Pratikno
    dalam konferensi pers perkembangan penanggulangan
    bencana Sumatera
    , Jumat (19/12/2025).
    “Skema hunian tetap itu, adalah hunian tetap dibangun sepenuhnya oleh pemerintah,” ujar Pratikno dalam konferensi pers, Jumat.
    Pemerintah dipastikan juga mempercepat pembangunan hunian sementara dan hunian tetap di wilayah terdampak bencana.
    Proses pendataan penerima manfaat, penyiapan lahan, hingga konstruksi terus dilakukan oleh kementerian dan lembaga terkait, TNI, Polri, serta pemerintah daerah.
    Dalam kesempatan tersebut, Pratikno menegaskan bahwa pemerintah terus bekerja keras agar wilayah Sumatera yang terdampak bencana banjir dapat segera pulih dan bangkit.
    Pratikno mengakui, bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah menimbulkan dampak signifikan, mulai dari korban jiwa, pengungsian, hingga kerusakan infrastruktur.
    “Kita berusaha keras agar Sumatera bisa segera pulih lebih baik, bangkit lebih tangguh serta tumbuh bersama dengan alam yang lestari dan berkelanjutan,” kata Pratikno.
    Pemerintah, kata Pratikno, telah menetapkan penanganan bencana di Sumatera sebagai prioritas nasional.
    Seluruh kementerian/lembaga telah mengerahkan upaya maksimal dalam penanganan bencana di tiga provinsi tersebut.
    “Kita menyaksikan kekuatan bangsa Indonesia bersatu padu, solidaritas tinggi membantu masyarakat terdampak untuk segera pulih dan ini adalah kekuatan kita bersama, kolaborasi yang sinergis di internal pemerintah dan juga dengan masyarakat seluruh komponen bangsa,” tutur Pratikno.
    ANTARA FOTO/ERLANGGA BREGAS PRAKOSO via BBC INDONESIA Warga merunduk melewati tiang listrik yang roboh akibat banjir bandang di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Sabtu (6/12/2025).
    Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara menyampaikan rencana pemerintah untuk membangun 2.603 hunian tetap bagi korban banjir di Sumatera.
    Pembangunan hunian tersebut ditargetkan mulai dikerjakan pada bulan ini.
    “Sudah ada kesiapan untuk membangun rumah bagi saudara-saudara kita ya di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh sebesar 2.603 unit. Mohon doanya kita mulai bulan ini membangun hunian tetap,” kata Ara di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2025).
    Rencana pembangunan huntap untuk masyarakat terdampak bencana telah disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (
    Menko PMK
    ) Pratikno.
    Saat ini, pembahasan masih difokuskan pada penentuan lokasi pembangunan dengan sejumlah kriteria utama.
    “Pertama dari aspek hukum, bagaimana itu klir dari aspek hukumnya. Kedua, dari teknikal, artinya jangan memindahkan atau relokasi rakyat ke tempat yang tidak aman,” ujar Ara.
    Selain aspek teknis dan hukum, Ara menambahkan bahwa lokasi huntap juga tidak sekadar bersifat fisik semata.
    Terkait pendanaan, Ara memastikan pembangunan hunian tetap tersebut tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
    “Uangnya non-APBN. Dari Yayasan Buddha Tzu Chi 2.500, dari saya pribadi 103,” ujar Ara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Panglima TNI Bakal Tambah Pasukan untuk Percepat Penanganan Banjir Sumatra

    Panglima TNI Bakal Tambah Pasukan untuk Percepat Penanganan Banjir Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA — Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Agus Subiyanto melaporkan pengerahan besar-besaran personel TNI dalam upaya penanggulangan bencana di wilayah Sumatra.

    Hingga saat ini, sebanyak 36.636 personel TNI telah diterjunkan dan jumlah tersebut masih berpotensi bertambah seiring masuknya tahap rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. 

    “Personel yang sudah eksisting saat ini berjumlah 36.636 orang dan akan ada penambahan personel pada tahap rekonstruksi dan rehabilitasi,” ujar Agus saat Konferensi Pers Perkembangan Penanggulangan Bencana Sumatra di Posko Terpadu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025).

    Lebih lanjut, dia menjelaskan tambahan personel akan berasal dari satuan zeni, Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yon TP), serta tenaga kesehatan. Pasukan tersebut akan difokuskan untuk membantu pemasangan jembatan bailey, pembangunan hunian sementara dan hunian tetap, serta pembersihan lumpur dan material kayu akibat bencana. 

    Selain itu, TNI juga melaksanakan normalisasi jalan, melanjutkan distribusi logistik, serta penanganan kesehatan bagi warga terdampak, termasuk layanan trauma healing dan penyiapan air bersih. 

    Dalam mendukung pemulihan ekonomi masyarakat, TNI turut mendistribusikan hasil bumi dari daerah terdampak. Agus menyebut, hasil pertanian berupa sayur-mayur dan cabai dari Bener Meriah telah diangkut ke Medan dan Lanud Halim Perdanakusuma dengan total mencapai 52 ton.

    “Evakuasi medis warga tetap dilakukan secara berkelanjutan,” kata Agus. 

    Untuk mendukung distribusi logistik, TNI mengerahkan 84 unit alat utama sistem senjata (alutsista). Dukungan logistik dilakukan melalui pendaratan udara (air landed) dan penerjunan logistik (air drop) setiap hari dalam beberapa sortie.

    Alutsista tersebut membawa berbagai kebutuhan penting, mulai dari peralatan PLN dan bahan bakar minyak (BBM), tambahan kendaraan kesehatan dan dapur lapangan, tim tenaga kesehatan, alat berat, hingga beras. 

    Agus menambahkan, hingga saat ini total logistik yang telah berhasil didistribusikan mencapai 2.428 ton. Penyaluran dilakukan melalui berbagai moda transportasi, baik angkutan udara, airdrop, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), kapal ADRI, maupun jalur darat.

    “TNI akan terus hadir dan mendukung penuh upaya penanggulangan bencana hingga kondisi benar-benar pulih,” tandas Agus.

  • Dobrak Kaca Jendela Selamatkan Diri, Rumah Hanyut Tersisa Keramik

    Dobrak Kaca Jendela Selamatkan Diri, Rumah Hanyut Tersisa Keramik

    Liputan6.com, Jakarta – Isak tangis menyelimuti warga Kampung Babakan dan sekitarnya di Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Banjir Bandang dari Sungai Cidadap menerjang rumah mereka.

    Bencana ini tidak hanya menghanyutkan puluhan rumah, tetapi juga memutus akses warga dan meninggalkan trauma mendalam bagi para penyintas.

    Siti Nurlela (18), warga Kampung Babakan, menceritakan betapa cepatnya air menghancurkan tempat tinggalnya. Meski posisi rumahnya cukup jauh dari bibir sungai, kuatnya arus menyeret bangunan rumahnya hingga sejauh 15 meter.

    “Kondisi rumah saya sendiri sudah hanyut habis, hanya tersisa keramiknya saja. Barang-barang tidak ada yang bisa terselamatkan. Waktu kejadian, Ibu saya sendiri di rumah, beliau menyelamatkan diri dengan mendobrak kaca jendela saat air sudah setinggi perut,” ungkap Siti dengan nada lirih di pengungsian, Jumat (19/12/2025). 

    Siti menceritakan, warga sempat terisolasi selama dua hari karena akses jalan tertutup longsor. 

    Saat ini Siti bersama keluarganya sudah mengungsi selama empat hari dan sangat berharap adanya bantuan rumah sementara atau relokasi.

    Kepala Desa Cidadap, Deden Antanurman, mengonfirmasi dampak banjir kali ini sangat luas. Meliputi Kampung Babakan, Cisarua, Kampung Sawah Tengah, hingga Cipanas, dan Cikadaka. 

    Berdasarkan data sementara, tercatat 164 Kepala Keluarga (KK) terdampak dengan puluhan rumah mengalami rusak berat hingga hanyut terbawa arus.

    “Yang paling parah tahun ini di Kampung Sawah Tengah, ada belasan rumah rusak dan hanyut. Selain itu, sekitar 400 jiwa sempat terisolir karena jembatan utama hancur. Saat ini bantuan dari Dinsos, BPBD, dan Basarnas sudah masuk,” jelas Deden.

  • Relawan FK Universitas Ciputra Diterjunkan ke Sumatra, Cegah Penyakit Pascabanjir

    Relawan FK Universitas Ciputra Diterjunkan ke Sumatra, Cegah Penyakit Pascabanjir

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak 10 relawan dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Ciputra (UC) Surabaya diberangkatkan ke wilayah terdampak banjir di Sumatra untuk mencegah munculnya penyakit pascabencana. Tim medis akan bertugas hingga 31 Januari 2025.

    Rektor Universitas Ciputra, Wirawan Endro Dwi Radianto, mengatakan relawan akan dikoordinasikan dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas setibanya di lokasi.

    “Ini nanti akan fokus di Sumatra Barat, di Padang. Teman-teman akan sampai di sana, kemudian akan koordinasi dengan FK Universitas Andalas,” kata Wirawan, Jumat (19/12/2025).

    Ia menjelaskan, penugasan difokuskan pada respons kesehatan pascabencana dan pencegahan wabah. Baginya, ini bukti empati kampus terhadap korban banjir di Sumatra.

    Sementara itu, Dekan FK UC Surabaya, Hendy Hendarto, menerangkan penugasan dilakukan melalui tiga pendekatan.

    Pertama, penanganan penyakit akut yang umum muncul pascabencana, seperti infeksi saluran pernapasan akut, diare, penyakit kulit, dan leptospirosis, termasuk dampak psikologis pada warga terdampak.

    Pendekatan kedua adalah pencegahan wabah melalui pemantauan dan deteksi dini penyakit. Langkah ini dilakukan agar penyakit yang muncul tidak berkembang menjadi kejadian luar biasa akibat keterbatasan layanan kesehatan di lokasi bencana.

    Pendekatan ketiga berupa edukasi kesehatan kepada masyarakat, terutama terkait perilaku hidup bersih dan higienis di tengah keterbatasan sarana dan prasarana pascabencana.

    “Tim relawan yang diberangkatkan ini adalah dokter-dokter yang memiliki keahlian, seperti ahli kebencanaan, dokter bedah, dokter umum, serta ada juga mahasiswa kedokteran,” terangnya.

    Hendy menambahkan, para relawan dipilih dari pendaftar yang menyatakan kesiapan untuk bertugas di daerah bencana, dengan dukungan logistik, obat-obatan, dan perlengkapan medis yang telah disiapkan sebelum keberangkatan. [ipl/but]