Topik: Banjir ob

  • Tanda Kiamat Muncul di Mana-mana, Termasuk Jakarta

    Tanda Kiamat Muncul di Mana-mana, Termasuk Jakarta

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dampak perubahan iklim semakin terlihat di mana-mana, termasuk di Jakarta. Wilayah pesisir Jakarta Utara, misalnya, telah mengalami penurunan tanah yang sangat signifikan akibat fenomena tersebut.

    Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat melakukan kunjungan ke Tanggul Pantai Muara Baru pada Senin (4/11/2024) kemarin.

    “Bisa dilihat teman-teman, tingginya permukaan air ini sudah lebih tinggi dibandingkan rumah-rumah yang di sana,” kata AHY dalam kunjungan tersebut.

    AHY mengatakan Muara Baru merupakan salah satu daerah dengan tingkat penurunan tanah paling parah, mencapai 10 cm per tahun. Dengan kondisi tersebut, ia memperkirakan dalam 10 tahun penurunan tahan di Muara Baru akan mencapai 1 meter.

    Ia mengatakan fenomena penurunan tanah ini akan berdampak besar ke sekitar 20 ribu masyarakat yang tinggal di daerah itu. Salah satu dampak nyata yang dirasakan adalah banjir rob.

    AHY berkata pembangunan tanggul memang bisa menjadi solusi, namun sifatnya hanya sementara. Dia mengatakan pemerintah perlu memikirkan solusi jangka panjang dari fenomena penurunan tanah ini.

    “Kita perlu memproyeksikan bagaimana Jakarta 5, 10, 20 tahun ke depan apa yang menjadi tantangan kita, terutama kita tahu penduduk Jakarta ini besar dan padat,” kata dia.

    Situasi di Belahan Dunia Lain

    Meski begitu, dampak perubahan iklim telah membuka sejarah manusia di Bumi, di mana sebuah “dunia lain” di bawah es pun ditemukan.

    Tanda “kiamat” pemanasan global ini terjadi karena pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan kadar karbon dioksida dan gas rumah kaca lain di atmosfer. Akibatnya temperatur Bumi naik dan menjadi panas, hingga mencairkan es yang terjadi selama beberapa dekade terakhir.

    Arkeolog menemukan bukti kehidupan manusia selama berabad-abad lalu. Salah satunya adalah penemuan jasad manusia yang terawetkan selama ribuan tahun atau dikenal sebagai Otzi yang ditemukan di pegunungan Alpen pada 1991.

    Material-material barang di sekitar Otzi bisa langsung diteliti karena pengawetan yang dilakukan. Sebab tanpa diawetkan, material organik yang pernah hidup akan segera membusuk. Material itu termasuk serat tanaman, kayu, dan kulit.

    Penemuan itu membawa para ilmuwan pada abad Neolitikum di Pegunungan Alpen. Ini meluncurkan bidang yang disebut arkeologi bongkahan es.

    Selain itu, para arkeolog juga menemukan jejak manusia yang terkubur ribuan tahun lalu dari penelitian bongkahan es dan material yang digali di Eropa, Amerika Utara, dan Asia.

    Misalnya temuan bukti manusia yang berburu dan menggembalakan rusa kutub sejak 6.000 tahun lalu. Penemuan berasal dari terowongan sepanjang 70 meter yang diukir di lapisan es Juvfonne di Norwegia.

    Banyak artefak kuno yang akhirnya terlihat karena lapisan es yang mencair. Isinya adalah terkait perburuan hewan besar.

    Temuan lain adalah di Pegunungan Rocky tahun 2007. Arkeolog Craig Lee menemukan artefak di lapisan es tertua yang pernah ditemukan, yakni sebuah alat untuk melempar anak panah atau lembing. Bagian poros depannya terbuat dari pohon muda kulit birch dan berasal dari 10.300 tahun berdasarkan penanggalan karbon.

    (mkh/mkh)

  • Hujan disertai petir mengguyur mayoritas kota besar Indonesia

    Hujan disertai petir mengguyur mayoritas kota besar Indonesia

    Ilustasi – Warga menerobos guyuran hujan di Jakarta (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

    BMKG: Hujan disertai petir mengguyur mayoritas kota besar Indonesia
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 05 November 2024 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan ringan hingga lebat dan disertai petir mengguyur mayoritas kota besar di Indonesia pada Selasa, sehingga semua pihak diminta mewaspadai potensi yang menyertainya.

    Prakirawati BMKG, Hasalika Nurjanah dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menjabarkan potensi hujan berintensitas ringan atau dengan curah hujan kurang dari 2,5 mm per jam diprakirakan mengguyur Kota Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Jakarta, Serang, Yogyakarta, Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, Gorontalo, Palu, Kendari, Ternate, Sorong, Nabire, dan Jayawijaya.

    Hujan intensitas deras dengan curah lebih dari 50 mm per jam diprakirakan mengguyur Kota Mamuju dengan suhu berkisar 20-28 derajat Celcius. Prakiraan hujan disertai petir akan terjadi di Kota Medan, Jambi, Bengkulu, Palembang, Lampung, Pangkal Pinang, Bandung, Tanjung Selor, Palangka Raya, Manado, Manokwari, Jayapura, dan Merauke.

    Sementara untuk Kota Semarang, Surabaya, Denpasar, Mataram, Kupang, Makassar, Ambon diprakirakan berawan dan atau berkabut sepanjang hari dengan suhu berkisar 25-30 Celcius.

    Iai BMKG memaparkan Siklon Tropis Yinxing berada di Laut Filipina yang menginduksi peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot di laut Filipina hingga samudera pasifik timur laut Filipina. Kondisi tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan disepanjang jalur konvergensi itu.

    Kemudian, sirkulasi siklonik juga terpantau di Teluk Benggala, Samudera Hindia barat Lampung, Samudera Pasifik Utara Papua Nugini, membentuk daerah konfluensi di wilayah samudera Hindia barat Bengkulu dan samudera pasifik timur laut Papua.

    Konvergensi angin juga memanjang dari Sumatera Utara – Aceh, Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur- dan Papua bagian tengah. Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan disepanjang wilayah itu. Dalam hal ini angin permukaan di Indonesia umumnya di dominasi angin yang bertiup dari arah tenggara dan barat laut dengan kecepatan 14-44 kilometer per jam.

    Waspadai potensi banjir rob pada 5 November 2024 di pesisir Kota Bandar Lampung, pesisir Banten, pesisir utara Jakarta, pesisir Surabaya Pelabuhan, pesisir Surabaya Barat, pesisir Balikpapan barat dan pesisir Balikpapan timur.

    Sumber : Antara

  • AHY Ungkap Tanda ‘Kiamat’ Muncul di Jakarta Utara, Faktanya Ngeri!

    AHY Ungkap Tanda ‘Kiamat’ Muncul di Jakarta Utara, Faktanya Ngeri!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan kondisi penurunan tanah sangat nyata di wilayah pesisir Jakarta Utara. Hal itu dia sampaikan ketika melakukan kunjungan ke Tanggul Pantai Muara Baru, Jakarta Utara.

    “Bisa dilihat teman-teman, tingginya permukaan air ini sudah lebih tinggi dibandingkan rumah-rumah yang di sana,” kata AHY saat melakukan tinjauan bersama Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo di Tanggul Muara Baru, Senin, (4/11/2024).

    AHY mengatakan Muara Baru merupakan salah satu daerah dengan tingkat penurunan tanah yang paling parah. Menurut dia, tingkat penurunan tanah di daerah yang berbentuk tanjung itu mencapai 10 cm per tahun.

    “Jadi kalau 10 tahun itu 1 meter,” ujar dia.

    AHY melanjutkan penurunan tanah ini akan berdampak besar ke sekitar 20 ribu masyarakat yang tinggal di daerah itu. Salah satu dampak nyata yang dirasakan adalah banjir rob.

    AHY berkata pembangunan tanggul memang bisa menjadi solusi, namun sifatnya hanya sementara. Dia mengatakan pemerintah perlu memikirkan solusi jangka panjang dari fenomena penurunan tanah ini.

    “Kita perlu memproyeksikan bagaimana Jakarta 5, 10, 20 tahun ke depan apa yang menjadi tantangan kita, terutama kita tahu penduduk Jakarta ini besar dan padat,” kata dia.

    Dia mengatakana salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk jangka panjang adalah mengurangi penggunaan air tanah oleh masyarakat. Karenanya, Kementerian PU yang berada di bawah koordinasinya akan terus melakukan upaya memperbaiki infrastrukur air permukaan.

    “Kementerian PU selama ini berupaya juga untuk menambah suplai air dari Jatiluhur, dari Karian yang tengah dibangun saat ini agar cukup atau paling tidak mengurangi kebutuhan kita mengambil air tanah,” ujar dia.

    (fab/fab)

  • Duh, Setiap 10 Tahun Muka Tanah di Pesisir Jakarta Turun 1 Meter

    Duh, Setiap 10 Tahun Muka Tanah di Pesisir Jakarta Turun 1 Meter

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut penurunan muka tanah (land subsidence) di wilayah pesisir Jakarta mencapai satu meter per 10 tahun.

    Hal itu disebut bakal mengancam hidup sekitar hampir dari 20.000 Kepala Keluarga (KK) yang dikhawatirkan bakal terdampak banjir rob.

    “Ada 20.000 lebih kepala keluarga dan luasan yang terdampak itu kurang lebih 160-an atau 170-an hektare. Jadi bisa dilihat teman-teman, tingginya permukaan air ini sudah lebih tinggi dibandingkan rumah-rumah yang di sana” jelasnya di Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (4/11/2024).

    Atas dasar hal itu, dirinya mengaku bakal berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) ke depan.

    Lebih lanjut, untuk terus memastikan kondisi utara Jakarta tersebut tetap aman, maka pihaknya bakal menggandeng Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk merumuskan sejumlah aturan-aturan baru.

    Salah satunya, AHY merencanakan pembatasan penggunaan air tanah bagi masyarakat du DKI Jakarta untuk menahan laju land subsidence.

    Akan tetapi, sebelum menerapkan regulasu tersebut AHY menegaskan bahwa pemerintah bakal terlebih dahulu mengebut pembangunan infrastruktur air, salah satunya pengadaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

    “Penduduk Jakarta ini besar, padat dan tadi permukaan tanah terus menurun karena kita mengambil air dari dalam tanah,” tegasnya.

    Sehingga, tambah AHY Kementerian PU diminta untuk segera membangun infrastruktur penunjang yang mampu mendistribusi air permukaan yang bersumber dari Bendungan Jatiluhur hingga Karian.

    “Yang kedua kita tata dengan baik segala sesuatunya saluran rumah-rumah tangga,  air limbah juga jangan sampai tidak terkelola dengan baik dan apalagi kalau curah hujannya memang deras sekali. Maka kita sudah menyiapkan langkah-langkah pencegahan,” pungkasnya.

  • Blusukan ke Kalibaru, AHY Cek Proyek Penghalau Banjir di Utara Jakarta – Page 3

    Blusukan ke Kalibaru, AHY Cek Proyek Penghalau Banjir di Utara Jakarta – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo dan jajarannya melakukan kunjungan kerja ke tanggul pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Kalibaru di Cilincing, Jakarta Utara, Senin (4/11/2024).

    Pada kesempatan itu, AHY mengatakan, pemerintah menyadari bahwa masyarakat di pesisir utara Jakarta selalu terancam akan bencana, khusus ya banjir rob akibat penurunan muka tanah.

    “Land subsidence atau penurunan permukaan tanah itu terjadi setiap saat. Bahkan di beberapa tempat itu dalam setahun bisa menurun 10 cm. Kalau tidak ada upaya apapun, ini berbahaya,” tegas AHY.

    Penurunan permukaan tanah otomatis berdampak terhadap pada potensi bencana banjir bagi warga pesisir Jakarta. Langkah antisipatif dilakukan melalui proyek tanggul pantai NCICD Kalibaru setinggi 4,8 meter.

    Tidak cukup dengan itu, pemerintah melalui Kementerian PU juga membuat sistem polder berupa kolam retensi. Sehingga ketinggian air saat curah hujan tinggi bisa dialihkan.

    “Ini juga penting, kita tidak berharap masyarakat itu juga terganggu dengan sampah dan juga limbah. Jadi sanitasi harus diperbaiki setiap saat. Ini adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup seperti yang diharapkan dan menjadi visi besar dari pak Presiden Prabowo Subianto,” imbuh dia.

    Pembangunan Infrastruktur

    Selain mencegah bencana, AHY pun telah diberi mandat oleh Prabowo bahwa pembangunan infrastruktur ke depan harus selalu diorientasikan untuk menjaga keselamatan dan kualitas hidup rakyat.

    Dalam hal ini, ia tak ingin warga pesisir laut Jakarta bergantung pada air tanah yang menyebabkan permukaan tanah terus merosot. Untuk itu, pemerintah bakal menyuplai air baku ke penduduk Jakarta dari dua titik, yakni Bendungan Karian dan Bendungan Jatiluhur II.

    “Contohnya, ketika kita mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah karena begitu besarnya mengambil air dari dalam tanah. Ini terjadi eksploitasi tentu setelah puluhan tahun. Kita berupaya agar ada suplai air, termasuk air baku, yang juga bisa mensupport kebutuhan warga,” ungkapnya.

    “Itulah mengapa kami memastikan agar SPAM Jatiluhur bisa memberikan suplai kurang lebih 3.200 liter per detik. Dan kami juga berupaya agar Karian dari Banten bisa juga segera berproduksi atau operasional,” ujar AHY.

  • Tanggul Raksasa Pantai Utara Jawa Siap Direalisasi, Butuh Waktu 20 Tahun

    Tanggul Raksasa Pantai Utara Jawa Siap Direalisasi, Butuh Waktu 20 Tahun

    Jakarta, Beritasatu.com – Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, memastikan proyek tanggul raksasa akan dilanjutkan pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Fokusnya pada pembangunan di sepanjang pesisir utara Jawa.

    Hashim menjelaskan, proyek ini akan dimulai dengan perencanaan yang baru, melibatkan pemerintah dan para tenaga ahli, dan diharapkan dapat segera dilaksanakan setelah mandek sejak dirancang pada 1994.

    Hashim memperkirakan proyek tanggul raksasa ini akan memakan waktu hingga 20 tahun. Meskipun kemungkinan selesai setelah masa jabatan Presiden Prabowo, Hashim menegaskan pentingnya proyek ini untuk segera dimulai.

    “Sampai sekarang belum jalan. Rencananya kan sudah ada, konsultan-konsultan sudah menyusun, tetapi mungkin harus diperbaiki. Ini salah satunya untuk menyelamatkan pantai utara Pulau Jawa,” ujar Hashim seusai berdiskusi dengan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Kamis (31/10/2024).

    Hashim menyampaikan, pembangunan tanggul raksasa ini diprioritaskan untuk memperbaiki kondisi pesisir utara Jawa, khususnya di wilayah-wilayah yang menjadi pusat pertanian dan sumber pangan nasional.

    “Di kawasan itu terdapat lumbung beras, sumber pangan nasional itu di pantai utara, di Pulau Jawa. Ini di luar Sumatera ya. Ini tanggul laut untuk menjaga pantai utara,” kata Hashim.

    Hashim juga menyoroti kondisi Teluk Jakarta yang terdampak abrasi, serta tanah di wilayah utara Jakarta yang terus mengalami penurunan permukaan dan rentan terhadap banjir rob.

  • Pramono janji gandeng PUPR untuk atasi banjir di Pela Mampang

    Pramono janji gandeng PUPR untuk atasi banjir di Pela Mampang

    Ini kali Krukut bukan hanya tanggung jawab pemerintah provinsi semataJakarta (ANTARA) – Calon gubernur (cagub) DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung berjanji akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengatasi banjir di Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

     

    Pramono menyebut kolaborasi dengan pemerintah pusat diperlukan karena tak sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah daerah.

     

    “Ini kali Krukut bukan hanya tanggung jawab pemerintah provinsi semata. Untuk itu harus duduk bersama antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Kalau mau melakukan pekerjaan di lapangan salah satunya, harus ada kerja sama dengan Kementerian PUPR,” jelas Pramono di Jakarta, Rabu.

    Baca juga: KPU Jakut targetkan partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 77 persen

     

    Hal ini juga sebagai respons atas keluhan warga yang seringkali terkena banjir hingga 1,5 meter. Pramono memprediksi yang terjadi di kawasan Pela Mampang masuk kategori banjir lokal.

     

     

    “Kalau hujan deras terutama di beberapa dari hulu ke sini, maka ini yang menyebabkan banjir di wilayah ini karena air tidak keluar,” ujar Pramono.

     

    Selain itu, Pramono menjelaskan ada tiga penyebab suatu wilayah terkena banjir, antara lain banjir kiriman, banjir lokal, dan banjir rob.

     

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tanam 10 Ribu Mangrove, EIGER Bergerak Selamatkan Pesisir Pantura

    Tanam 10 Ribu Mangrove, EIGER Bergerak Selamatkan Pesisir Pantura

    Subang (beritajatim.com) – Pesisir Pantai Utara (Pantura) saat ini dalam kondisi yang memprihantikan. Kawasan daratan yang dulunya menjadi area pemukiman kini sepenuhnya tertutup air laut akibat abrasi.

    Abrasi menghantam kawasan Pantura Jawa Barat, memaksa warga Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang, Jawa Barat kehilangan tempat tinggalnya. Bagi mereka yang memilih bertahan, terpaksa membangun tanggul tinggi demi mencegah air masuk ke dalam rumah.

    Selepas maghrib menjadi waktu yang penuh kekhawatiran bagi warga Desa Mayangan. Mereka harus waspada dan bersiap menghadapi datangnya air laut pasang di malam hari.

    Berangkat dari kondisi memprihatinkan ini, jenama perlengkapan luar ruang, EIGER Adventure, bergerak untuk turut serta menyelamatkan pesisir Pantura dari abrasi. EIGER memulai upaya tersebut melalui program penanaman 10 ribu mangrove di Mayangan pada Selasa (7/5/2024).

    Marketing General Manager EIGER, Jason Edward Wuysang mengatakan, penanaman 10 ribu mangrove ini bagian dari kolaborasi Bersama Wanadri. Ke depan, EIGER menargetkan dapat menanam 100 ribu pohon mangrove di seluruh Indonesia sebagai wujud komitmen dalam menjaga kelestarian alam.

    “Tidak hanya tentang menanam, yang terpenting adalah menjaga dan menumbuhkan bersama ekosistem mangrove di sini, agar mangrove bisa menjadi tameng bagi pesisir Mayangan dan serapan karbon Indonesia yang lebih baik,” kata Jason.

    Penanaman 10 ribu pohon mangrove di pesisir Pantura

    Penanaman 10 ribu mangrove ini turut melibatkan sejumlah pihak, seperti pelajar SMKN 1 Legonkulon dan SMAN 1 Pamanukan, serta kaum muda Desa Manyaran. Kegiatan ini dalam pengawalan oleh Wanadri dan komunitas muda Siaga Pesisir Utara (SIPUT).

    Brand Ambassador EIGER, Ramon Tungka, tak mau melewatkan momen istimewa ini. Dia turut terjun langsung menanam mangrove di kawasan pesisir Pantura. Baginya, menanam mangrove berarti menanam kebaikan.

    “EIGER sekali lagi menunjukkan sebuah aksi. Sebuah upaya yang peka dan peduli terhadap lingkungan. Inklusifitas atau keterlibatan semua pihak bukan lagi salah satu solusi, tapi satu-satunya solusi. Untuk mencegah pesisir Pulau Jawa tenggelam. Kita harus segera bergerak, mulai dari hal kecil, yang mampu memberi dampak besar,” kata Ramon.

    Site Manager Wanadri project wilayah Mayangan, Mansur, menjelaskak titik tanam mangrove di pesisir Mayangan sudah ditentukan oleh Wanadri dan masyarakat setempat. Upaya konservasi sudah dijalankan sejak 2014 secara terus menerus.

    Menurut Mansur, muka air laut selalu naik setiap tahunnya. Dampaknya, daratan di kawasan pesisir semakin tenggelam.

    Dibutuhkan puluhan tahun untuk mengembalikan kondisi seperti semula. Wanadri bersama warga desa, kata Masnur, terus bergerak menanam mangrove sesuai kemampuan.

    “Kami juga terus berupaya untuk menyatukan antara warga dan lingkungannya, sasaran pembinaan yang paling penting adalah pemuda, karena mereka penerus di lingkungannya sendiri,” ujar Mansur.

    Upaya EIGER berkomitmen menanam 10 ribu pohon di Mayangan, diucap syukur oleh warga desa, Mansur mewakili Wanadri, juga anak-anak muda yang jadi garda terdepan penyelamat Mayangan dari bencana abrasi.

    “Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada EIGER atas keterlibatannya dalam penanaman mangrove di desa kami. Kami mencatat, ada 385 hektare lahan pesisir yang tenggelam dihantam abrasi. Belum sampai setengahnya kami melakukan konservasi dan perbaikan dengan menanam mangrove. Semoga komitmen EIGER untuk menanam dan menjaga hingga tumbuh mangrove ini, bisa berdampak bagi warga Mayangan,” kata Kepala Desa Mayangan, Darto.

    Doa yang sama juga dikirimkan oleh Puput, salah satu siswi SMKN 1 Legonkulon yang terlibat dalam penanaman mangrove bersama EIGER. Ia mengatakan, ini yang bisa dirinya lakukan bersama teman-teman untuk menjaga rumahnya.

    “Kami senang sekali. Kita tanam mangrove supaya banjir rob tidak masuk lagi ke rumah dan sekolah kami. Kalau di sekolah tiba-tiba mendung dan air laut pasang, kami takut sekali karena pasti air bisa masuk sampai ke kelas, pernah sampai setinggi paha,” ujar Puput.

    Langkah EIGER berkomitmen menanam dan menjaga mangrove bersama warga Desa Mayangan, baru langkah awal. Satu langkah permulaan EIGER bisa ikut menjaga pesisir Pantura. Menjaga rumah bersama masyarakat pesisir dan habitat alami bagi satwa liar di hutan mangrove.

    “Tanaman mangrove merupakan pertahanan alami pantai dengan akar yang kuat sebagai penghalang terhadap banjir dan gelombang badai. Hutan mangrove dapat menyimpan karbon hingga lima kali lebih banyak per hektarenya dibanding hutan tropis. Karbon yang ditangkap disimpan di daun, cabang, akar, dan tanah ekosistem mangrove. Semoga langkah kecil ini bisa membuat EIGER terus belajar tentang tropical adventure, pesan yang menjadi tagline EIGER.” pungkas Jason Wuysang. [beq]

  • Setengah dari Semua Kota Besar di China Tenggelam, Apa Sebabnya?

    Setengah dari Semua Kota Besar di China Tenggelam, Apa Sebabnya?

    Jakarta

    Hampir separuh dari seluruh kota-kota besar di China tenggelam karena pengambilan air tanah berlebihan dan peningkatan beban ekspansi kota yang pesat, kata sejumlah peneliti.

    Data menunjukkan satu dari enam kota di China mengalami penurunan tanah melebihi 10 mm per tahun.

    Urbanisasi yang pesat di Tiongkok dalam beberapa dekade terakhir menyebabkan semakin banyak air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kata para ilmuwan.

    Di kota-kota pesisir, penurunan permukaan tanah ini mengancam jutaan orang karena memicu banjir rob seiriing naiknya permukaan air laut.

    China memiliki sejarah panjang dalam menangani penurunan muka tanah. Shanghai dan Tianjin, misalnya, mengalami penurunan muka tanah pada tahun 1920-an. Shanghai khususnya tenggelam lebih dari tiga meter selama satu abad terakhir.

    Pada zaman modern, ada beragam bukti bahwa penurunan permukaan tanah terjadi di banyak kota yang telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.

    Pengambilan air tanah adalah faktor utama penurunan tanah

    Untuk memahami akar masalah, tim peneliti dari beberapa universitas di Tiongkok telah meneliti 82 kota, termasuk kota-kota dengan populasi lebih dari dua juta jiwa.

    Melihat periode 2015 hingga 2022, tim peneliti menemukan bahwa 45% wilayah perkotaan mengalami penurunan tanah lebih dari 3mm per tahun.

    Sekitar 16% lahan perkotaan menyusut lebih dari 10 mm per tahun, yang menurut para ilmuwan sebagai penurunan yang sangat cepat.

    Dengan kata lain, sebanyak 67 juta orang tinggal di daerah yang mengalami penurunan tanah secara cepat.

    BBC

    Para peneliti mengatakan bahwa kota-kota yang menghadapi masalah terburuk terpusat di lima wilayah pada peta.

    Besar kecilnya penurunan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain geologi dan bobot bangunan. Namun elemen utamanya, menurut para peneliti, adalah hilangnya air tanah.

    Hal ini disebabkan pengambilan air tanah oleh penduduk kota.

    Fenomena serupa telah terlihat di beberapa wilayah perkotaan besar di seluruh dunia, termasuk Houston, Mexico City, dan Delhi.

    Baca juga:

    Di China, tim peneliti mampu mengaitkan pengambilan air dari lebih dari 1.600 sumur pemantauan dengan peningkatan taraf penurunan permukaan tanah.

    “Pengambilan air, menurut saya, mungkin merupakan alasan yang dominan,” kata Prof Robert Nicholls, dari Universitas East Anglia, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

    “Di Tiongkok, banyak orang yang tinggal di wilayah yang baru saja mengalami sedimentasi, secara geologis. Jadi, ketika air tanah diambil atau tanah dikeringkan, tanah cenderung tenggelam.”

    Getty ImagesLubang besar di Zhengzhou, China, disebabkan penurunan tanah.

    Faktor lainnya: Sistem transportasi perkotaan dan tambang batubara

    Faktor lain yang mempengaruhi penurunan permukaan tanah adalah sistem transportasi perkotaan serta penambangan mineral dan batu bara.

    Di wilayah utara Pingdingshan, salah satu kawasan penghasil batubara terbesar di China, penurunan permukaan tanah terjadi dengan sangat cepat, yaitu sebesar 109 mm per tahun.

    Para penulis studi tersebut mengatakan bahwa ancaman besar di masa depan adalah banjir yang melanda kawasan perkotaan. Ini merupakan kombinasi penurunan permukaan tanah dan kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim.

    Baca juga:

    Pada 2020, sekitar 6% wilayah Tiongkok memiliki ketinggian relatif di bawah permukaan laut. Dalam waktu 100 tahun, jumlah ini dapat meningkat hingga 26% dari luas negara China dalam skenario emisi karbon menengah hingga tinggi.

    Para peneliti mengatakan daratan tenggelam lebih cepat dibandingkan kenaikan permukaan air laut. Namun jika digabungkan, ratusan juta orang berisiko terkena banjir.

    Penelitian menunjukkan bahwa terdapat strategi efektif yang dapat mengatasi penurunan tanah.

    Getty ImagesWilayah produsen batubara di China telah lama dikaitkan dengan penurunan tanah.

    Khalayak dapat belajar dari kota-kota besar di Asia, termasuk Osaka dan Tokyo di Jepang, yang mengalami penurunan tanah pada masa lalu.

    “Tokyo mengalami penurunan tanah hingga lima meter di sekitar kawasan pelabuhan pada abad ke-20,” papar Prof Nicholls.

    “Tetapi pada tahun 1970-an, mereka menyediakan air pipa yang baik dari daerah lain dan mereka juga memberlakukan undang-undang yang menyatakan bahwa warga tidak boleh menggunakan air sumur. Langkah tersebut menghentikan penurunan permukaan tanah.”

    Studi ini telah dipublikasikan di jurnal Science.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 7 Pantai di Malang Selatan Diterjang Banjir ROB

    7 Pantai di Malang Selatan Diterjang Banjir ROB

    Malang (beritajatim.com) –  Cuaca ekstrem terjadi belakangan ini menyebabkan sejumlah pantai di wilayah Malang Selatan diterjang banjir rob dan gelombang tinggi.

    Akibat banjir rob tersebut, aktivitas beberapa nelayan dan wisata sempat terganggu. Seperti banjir rob yang terjadi di Pantai Sendang Biru Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), dan Pantai Balekambang, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, ketinggian gelombang mencapai 12 meter dari bibir pantai.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, M Nur Fuad Fauzi mengatakan, banjir rob dan gelombang air laut naik sampai dengan daratan di kawasan pesisir pantai di wilayah Selatan Kabupaten Malang terjadi sekitar pukul 14.30.

    “Air laut naik sampai daratan di beberapa pesisir pantai yang ada wilayah selatan Kabupaten Malang,” ucapnya, saat dikonfirmasi, Kamis (14/3/2024).

    Menurut Fuad, dalam peristiwa banjir rob tersebut terjadi di tujuh pantai yakni Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai Batu Bengkung, Pantai Ungapan, Pantai Tamban, Pantai Sendang Biru, dan Pantai Bajul Mati.

    “Kalau di Pantai Bajulmati itu air laut naik sampai dengan daratan dan menggenangi sebagian lahan di sekitar Muara Kondang Anyar, yang mengakibatkan rusaknya pagar kayu pembatas lahan konservasi penyu dan beberapa bangunan gazebo,” tegasnya.

    Banjir Rob di Malang Selatan

    Menurut Fuad, di Pantai Batu Bengkung, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan itu, air laut naik sampai dengan daratan dan menggenangi sebagian lahan serta warung tempat wisata dengan ketinggian air hampir sebatas mata kaki, namun sekarang sudah surut.

    “Di pantai ungapan itu gelombang ombak masih tinggi hingga ke daratan dan sekarang angin cukup kencang, ada 1 warung yang terdampak,” terangnya.

    Untuk di Pantai Tamban, sambung Fuad, saat ini gelombang tinggi hingga ke daratan, begitu dengan Pantai Sendang Biru yang ombaknya masih tinggi hingga ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) bagian selatan dan air sampai hingga loket.

    “Berbeda dengan di pantai Ngliyep, yang gelombang air laut naik sampai badan jalan di tempat wisata dan pasir panjang, namun tidak sampai naik ke pemukiman warga,” bebernya.

    Sementara di Pantai Balekambang, tambah Fuad, gelombang air laut naik sampai badan jalan di tempat wisata, dan mengakibatkan beberapa Spot foto rusak, serta gelombang air laut naik ke pertokoan warga.

    “Tidak ada dampak kerusakan yang fatal dalam kejadian banjir rob, namun hanya kerusakan dua gazebo dengan nilai kerugian material kurang lebih enam juta rupiah,” pungkasnya. (yog/ted)