Topik: Banjir ob

  • BMKG Maritim Tanjung Perak: Mulai 11-15 Juni, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Surabaya

    BMKG Maritim Tanjung Perak: Mulai 11-15 Juni, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya mengeluarkan peringatan potensi banjir rob yang diprediksi melanda wilayah pesisir Surabaya, pada 11-15 Juni 2025.

    Banjir rob ini diperkirakan akan melanda wilayah pesisir mulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB, akibat fenomena pasang air laut maksimum yang dipicu oleh fase full moon atau bulan purnama.

    Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Ady Hermanto mengatakan bahwa, wilayah terdampak meliputi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan wilayah Kalianget, dengan pasang air laut maksimum mencapai 130-150 cm.

    “Fase bulan purnama mempengaruhi kondisi pasang surut bulan Juni 2025 yang berpotensi menyebabkan pasang maksimum dan surut minimum, dengan ketinggian pasang dapat mencapai 120-150 cm dari rata-rata ketinggian muka air laut,” kata Ady, Senin (9/6/2025).

    Ady juga menyampaikan, banjir rob ini bisa memicu genangan dan mengganggu aktivitas masyarakat di wilayah pesisir.

    “Genangan yang ditimbulkan banjir rob dapat mengganggu transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan,’ urainya.

    Oleh sebab itu, BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya mengimbau kepada masyarakat agar waspada dan bersiap mengadapi potensi banjir rob di wilayahnya, serta hati-hati dalam beraktivitas.

    “Masyarakat kami imbau menghindari wilayah genangan banjir rob karena airnya bersifat korosif, serta selalu mengikuti informasi terupdate dari BMKG karena informasi akan diperbarui setiap saat,” tutupnya. [ram/aje]

  • Tak Puas Kinerja 100 Hari Pramono-Rano, Koalisi Masyarakat Sipil Beri 8 Catatan Kritis

    Tak Puas Kinerja 100 Hari Pramono-Rano, Koalisi Masyarakat Sipil Beri 8 Catatan Kritis

    JAKARTA – Koalisi Masyarakat Sipil yang terdiri dari Greenpeace Indonesia, LBH Jakarta, Urban Tour Consortium, hingga Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) mendatangi Balai Kota DKI Jakarta untuk memberikan catatan kritis terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung-Rano Karno.

    Koalisi Masyarakat Sipil mengungkap ketidakpuasan mereka terhadap kinerja Pramono-Rano dalam 100 hari pertama memimpin Jakarta, mengacu dalam Instruksi Gubernur Nomor e-0001 Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Program 100 Hari Gubernur dan Wakil Gubernur.

    “Hasil 100 hari kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 2025-2030, kami menilai bahwa ada banyak ketidakpuasan, baik itu dari program kerja yang disusun melalui Ingub e-0001 tahun 2025, maupun pelaksanaannya,” kata Juru Kampanye Keadilan Iklim Greenpeace Indonesia Jeanny Sirait, Senin, 2 Juni.

    Terdapat 8 poin ketidakpuasan kinerja Pramono-Rano yang dibawa oleh Koalisi Masyarakat Sipil. Di antaranya pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengelolaan sampah, pemenuhan lapangan kerja, persoalan warga Kampung Bayam, reforma agraria perkotaan, rancangan peraturan daerah bantuan hukum, pelayanan publik dan birokrasi, serta penggusuran.

    Beberapa contoh catatan kritisnya, diungkapkan Jeanny, Pramono pernah berjanji untuk membangun Giant Mangrove Wall untuk melindungi kawasan pesisir dari banjir rob. Namun, dalam 100 hari kerja, belum tampak perencanaan konkret dalam program tersebut.

    Perencanaan pembangunan tanggul di kawasan pesisir Jakarta masih berfokus pada Giant Sea Wall. Bahkan, Jeanny menyoroti ada rencana penggusuran permukiman penduduk dari pembangunan tanggul.

    “Kami menyampaikan rekomendasi bahwa harusnya Giant Sea Wall atau tanggul tidak menjadi solusi tunggal permanen, tapi juga harusnya dibarengi dengan revitalisasi mangrove,” ungkap Jeanny.

    Terkait pembukaan lapangan kerja, Pramono-Rano sebetulnya mulai menjalankan progrsm job fair di tingkat kecamatan setiap 3 bulan sekali. Namun, Koalisi Masyarakat Sipil menilai program tersebut belum menyentuh akar persoalan.

    “Kita bisa lihat bahwa rencana job fair di kecamatan itu tidak dibarengi dengan pelatihan, dengan kesiapan yang khusus dari para pelamar kerja. Salah satunya adalah memastikan bahwa ada peluang kerja yang ramah lingkungan, yang juga melibatkan warganya,” urainya.

    Selain itu, Koalisi Masyarakat Sipil juga menyayangkan Pramono-Rano belum tampak serius mengedepankan pembentukan raperda bantuan hukum bagi warga Jakarta. Padahal, rancangan penyusunan regulasi ini didorong oleh koalisi selama belasan tahun.

    “Apa yang kami lakukan hari ini tidak boleh dilihat sebagai kritik semata-mata, tidak boleh dilihat sebagai evaluasi semata-mata, tapi juga harus dilihat sebagai upaya partisipasi warga dalam menentukan masa depan kotanya. Akan sangat senang tentu saja kalau partisipasi ini disambut oleh gubernur di masa 5 tahun ke depan ini,” imbuh Jeanny.

  • Pantura Sayung Disangka Laut oleh Google Maps, BPBD Demak: Dari Udara Memang Seperti Lautan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juni 2025

    Pantura Sayung Disangka Laut oleh Google Maps, BPBD Demak: Dari Udara Memang Seperti Lautan Regional 2 Juni 2025

    Pantura Sayung Disangka Laut oleh Google Maps, BPBD Demak: Dari Udara Memang Seperti Lautan
    Tim Redaksi
    DEMAK, KOMPAS.com
    – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, merespons video viral soal wilayah
    Pantura Sayung
    yang dikira sebagai lautan oleh
    Google Maps
    .
    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala
    BPBD Demak
    , Agus Musyafak, mengatakan belum melihat video tersebut secara langsung.
    Namun, ia membenarkan bahwa saat
    banjir rob
    melanda kawasan itu, dari udara kawasan Pantura Sayung memang tampak seperti lautan.
    “Memang kalau dilihat dari udara itu ya jelas seperti laut, kalau sampai di itu (identifikasi) waduh seperti laut,” ujar Agus melalui sambungan telepon, Senin (2/6/2025) malam.
    Meskipun begitu, kata Agus, pemerintah terus berupaya menangani daerah terdampak rob di Kecamatan Sayung.
    Ia menyebut keberadaan Tol Semarang–Demak Seksi II yang saat ini beroperasi akan membantu membebaskan kawasan Pantura dari genangan rob.
    “Tapi kita berupaya, karena itu dulu kan daratan. Sehingga kita kembalikan menjadi daratan kembali, mungkin perlu beberapa waktu untuk kembali baik lagi ketika tol itu beroperasi,” ungkapnya.
    Menurut Agus, di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, juga akan dibangun embung yang terintegrasi dengan sabuk pantai Tol Semarang–Demak untuk menampung air rob.
    “Kemudian di situ juga ada embung di Bedono, dan embung itu bisa menampung air dari berbagai penjuru, kemudian dari embung itu dipompa keluar ke laut nah itu juga bisa membantu,” paparnya.
    Agus menambahkan, selain embung dan tanggul laut, penanganan rob di Pantura Sayung juga bisa dilakukan lewat normalisasi sungai dan peninggian badan jalan.
    “Kemudian juga normalisasi sungai-sungai dengan peninggian tanggul atau jalan menjadi tanggul laut juga menjadi solusi,” tutup dia.
    Sebelumnya diberitakan, video viral memperlihatkan aplikasi Google Maps yang mendeteksi wilayah banjir rob di Sayung, Demak, seolah-olah sebagai lautan.
    Video tersebut memperlihatkan seorang pembonceng motor menerjang banjir rob di kawasan tersebut sambil memegangi ponsel.
    “Stop, jangan lanjutkan, Anda sudah sampai laut,” bunyi narasi dalam video yang menyerupai suara Asisten Google.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tanggul Jebol, Ratusan Rumah Warga di Tanggamus Diterjang Banjir Rob

    Tanggul Jebol, Ratusan Rumah Warga di Tanggamus Diterjang Banjir Rob

    Tanggamus, Beritasatu.com – Ratusan rumah warga di Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung, diterjang banjir rob setelah tanggul penahan ombak (sea wall) di kawasan pesisir jebol akibat gelombang tinggi yang terjadi sejak Kamis (29/5/2025) pagi.

    Banjir rob merendam permukiman warga di Lingkungan Kapuran, Kelurahan Pasar Madang, dengan ketinggian air laut mencapai 10-20 sentimeter.

    Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanggamus, sedikitnya 300 rumah warga terdampak.

    Daerah Terdampak

    Tiga Rukun Tetangga (RT) terdampak paling parah, yakni RT 10, RT 14, dan RT 16.

    Sejumlah rumah tidak hanya terendam air laut, tetapi juga mengalami kerusakan struktural. Salah satunya rumah milik Susilawati (45), warga RT 16, yang bagian dapur dan kamar mandinya hanyut terseret arus.

    “Kerusakan tanggul laut akibat hantaman gelombang tinggi menjadi penyebab utama banjir rob ini,” ujar Kepala Bidang Rehabilitasi BPBD Tanggamus, Edi Nugroho, Sabtu (31/5/2025).

    Selain merendam permukiman warga, banjir rob juga menyebabkan tempat pemakaman umum (TPU) di lingkungan Kapuran tergenang dan nyaris terkikis oleh ombak.

    Pelabuhan dan TPI Kota Agung Ikut Terdampak

    Banjir rob turut melanda area Dermaga 2, pelabuhan, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kota Agung, Tanggamus. Pasir dan batu terbawa ke dalam area pelelangan, menyebabkan aktivitas nelayan dan pedagang terganggu.

    “Kondisi ini berdampak pada ekonomi warga pesisir yang menggantungkan hidup dari aktivitas pelabuhan dan perikanan,” ujar Edi.

    BPBD mencatat panjang tanggul laut yang rusak mencapai 100 meter, dengan estimasi biaya perbaikan sekitar Rp 500 juta. Pemerintah daerah diminta segera melakukan penanganan cepat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

    Lurah Pasar Madang, Mega Sari mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD, Polsek Kota Agung, dan Danramil untuk menangani situasi darurat.

    “Kami juga siaga menghadapi kemungkinan banjir rob susulan, mengingat kondisi cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi,” ujarnya.

    Akibat bencana banjir rob ini, BPBD Tanggamus mengimbau masyarakat tetap waspada dan bersiap mengantisipasi dampak gelombang tinggi dalam beberapa hari ke depan.

  • Sebanyak 50 Rumah Warga di Aceh Barat Terdampak Banjir Rob

    Sebanyak 50 Rumah Warga di Aceh Barat Terdampak Banjir Rob

    ACEH – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat mencatat sebanyak 50 unit rumah warga di Desa Pasir dan Desa Ujung Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan terdampak banjir rob.

    “Hasil pendataan petugas, tidak ada masyarakat yang menjadi korban dalam bencana alam ini,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Aceh Barat Teuku Ronal dilansir ANTARA, Jumat, 30 Mei.

    Menurut dia, bencana alam yang terjadi sejak Kamis hingga Jumat tersebut terjadi akibat pasang surut dan gelombang tinggi di sekitar pantai setempat.

    Akibatnya, terjadinya banjir rob di permukiman warga dengan ketinggian air berkisar antara 20-30 sentimeter.

    Guna memastikan dampak dari bencana alam ini, BPBD Aceh Barat telah mengerahkan petugas untuk melakukan pendataan untuk memastikan kondisi masyarakat yang terdampak.

    “Saat ini kondisi air mulai surut di permukiman warga, namun gelombang laut masih tinggi,” kata Teuku Ronal.

    BPBD Kabupaten Aceh Barat mengimbau masyarakat di daerahnya agar senantiasa waspada, dengan potensi terjadinya banjir rob yang dapat terjadi secara tiba-tiba.

  • Pagi Ini, Dua RT di Pluit Penjaringan Terendam Banjir Rob

    Pagi Ini, Dua RT di Pluit Penjaringan Terendam Banjir Rob

    JAKARTA – Dua lokasi Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, terendam banjir rob atau banjir pesisir pada Jumat pagi.

    “Info terkini genangan air hingga pukul 06.00 WIB masih ada dua RT yang terendam banjir,” kata Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohammad Yohan di Jakarta.

    Ia mengatakan, ketinggian air akibat banjir rob ini merendam kawasan tersebut setinggi 25 hingga mencapai 55 centimeter.

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga serta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata dia.

    Sebelumnya, satu RT di Kelurahan Pluit dan satu ruas jalan di Jalan RE Martadinata Papanggo Tanjung Priok juga terdampak banjir rob tapi pada pagi ini air telah surut.

    BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112 yang gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” katanya.

    Ketua RW 22 Kelurahan Pluit, Bani mengatakan, banjir rob datang pada Kamis malam ke kawasan Muara Angke.

    “Banjir rob ini diperparah hujan yang melanda Jakarta Utara selama tiga jam pada Kamis malam. Jadi ketinggian air meningkat,” kata dia.

    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir atau banjir rob pada 24-31 Mei 2025.

    Banjir rob ini diprediksi terjadi akibat adanya fenomena Super New Moon atau fase bulan perigee dan bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum berupa banjir rob di wilayah pesisir utara Jakarta.

  • Langganan Rob! Ratusan Rumah di Bangkalan Terendam Air Laut 4 Hari Berturut-turut

    Langganan Rob! Ratusan Rumah di Bangkalan Terendam Air Laut 4 Hari Berturut-turut

    Bangkalan (beritajatim.com) – Meluapnya air laut di muara Sungai Lebak, Kelurahan Pangeranan, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan, mengakibatkan banjir rob sehingga ratusan rumah penduduk terendam air laut.

    Salah satu warga, Husaini mengaku banjir terjadi sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Rumahnya yang hanya berjarak 10 meter dari tepi sungai itu menjadi sasaran banjir setiap tahunnya. “Sudah langganan banjir. Setiap tahun selalu banjir karena memang dekat sungai. Itu kan pertemuan sungai dan laut,” ujarnya, Jumat (30/5/2025).

    Sementara itu, Lurah Pangeranan, Agus Deni mengatakan terdapat sekitar ratusan rumah warganya yang menjadi korban banjir rob. Ia mengaku, sebanyak 3 RW saat ini terendam banjir. “Ini sudah hari ke empat banjir, ada 3 RW yang kena. Rata-rata, tiap RW itu ada 50 kepala keluarga,” ungkapnya.

    Ia mengatakan, saat ini belum mendapatkan adanya laporan warga yang sakit akibat banjir tersebut. “Kalau sakit tidak ada ya, hanya gatal karena ini airnya juga kotor,” imbuhnya. Ia berharap, air segera surut sehingga tidak mengganggu aktivitas warganya.[sar/kun]

  • Jalin Kerjasama dengan Provinsi dan Kementerian, 2 Ribu Hektar Tambak di Kalanganyar Akan Dimanfaatkan

    Jalin Kerjasama dengan Provinsi dan Kementerian, 2 Ribu Hektar Tambak di Kalanganyar Akan Dimanfaatkan

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Bupati Sidoarjo H. Subandi berupaya mengembalikan 2 ribu hektar tambak Desa Kalanganyar yang telah tenggelam. Bupati bersama Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Inf Dedyk Wahyu Widodo serta Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo Dwi Eko Saptono meninjau lokasi, Jumat (30/5/2025).

    Para rombongan menuju lokasi dengan menggunakan tiga perahu. Hampir satu jam perjalanan dari sungai Kalitikung hingga muara Curah Ombo untuk melihat lebih langsung kondisi ribuan hektar tambak yang telah hilang tersebut.

    “Kita telah mitigasi, mudah-mudahan kita bisa mengembalikan tambak ini lagi, tidak menjadi laut seperti ini,”ucap Bupati Sidoarjo H. Subandi usai meninjau lokasi.

    Bupati khawatir jika kondisi tersebut terus dibiarkan. Potensi tergerusnya tanggul-tanggul tambak lainnya akibat gelombang laut akan terjadi. Tanggul-tanggul tambak lainnya akan terkikis sedikit demi sedikit jika kondisi tersebut tidak segera tertangani. Untuk itu ia minta bantuan Gubernur Jawa Timur untuk ikut menyelesaikan persoalan tersebut.

    “Kita mengharapkan bantuan bersama Gubernur, bupati Sidoarjo bersama-sama menyelesaikan persoalan tambak yang sudah sepuluh tahun belum selesai,” terangnya.

    H. Subandi menjelaskan Pemkab Sidoarjo akan menyiapkan alat berat excavator PC 250 amphibi untuk membuat kembali tanggul-tanggul tambak. Satu alat berat tersebut akan disiapkannya lewat Perubahan Anggaran keuangan/PAK Sidoarjo besok. Ia berharap Provinsi Jawa Timur juga membantu menyediakan alat berat seperti ini. Ia juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk mengatasi permasalahan tersebut.

    “Mudah-mudahan nanti dari provinsi juga membantu kita bahu-membahu menyelesaikan tambak yang seperti ini, kita juga akan berkoordinasi dengan kementerian,” harapnya.

    Seperti diketahui, 10 tahun lalu tanggul-tanggul tambak Kalanganyar itu jebol karena banjir rob. Kondisi alam itu tidak bisa dicegah. Para petani tambak Desa Kalanganyar hanya bisa pasrah melihat tambaknya telah tenggelam. (isa/kun)

  • 2 RT di Pluit Terendam Banjir Rob Pagi Ini, Ketinggian Air Capai 55 Cm
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Mei 2025

    2 RT di Pluit Terendam Banjir Rob Pagi Ini, Ketinggian Air Capai 55 Cm Megapolitan 30 Mei 2025

    2 RT di Pluit Terendam Banjir Rob Pagi Ini, Ketinggian Air Capai 55 Cm
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dua rukun tetangga (RT) di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, terendam
    banjir
    rob pada Jumat (30/5/2025) pagi.
    “Info terkini genangan air hingga pukul 06.00 WIB masih ada dua RT yang terendam banjir,” kata Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohammad Yohan dikutip Antara, Jumat.
    Yohan mengatakan, ketinggian air
    banjir rob
    ini mencapai 25 hingga 55 sentimeter.
    BPBD DKI Jakarta
    mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga serta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.
    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata dia.
    Sedangkan banjir rob RT di Kelurahan Pluit dan satu ruas jalan di Jalan RE Martadinata Papanggo Tanjung Priok sudah surut pada pagi ini.
    BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.
    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112 yang gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” katanya.
    Sementara itu, Ketua RW 22 Kelurahan Pluit, Bani mengatakan, banjir rob datang pada Kamis malam ke kawasan Muara Angke.

    Banjir
    rob ini diperparah hujan yang melanda Jakarta Utara selama tiga jam pada Kamis malam. Jadi ketinggian air meningkat,” kata dia.
    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir atau banjir rob pada 24-31 Mei 2025.
    Banjir rob
    ini diprediksi terjadi akibat adanya fenomena Super New Moon atau fase bulan perigee dan bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum berupa banjir rob di wilayah pesisir utara Jakarta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Masuki Hari Kelima, Banjir Rob Campur Sampah Plastik di Kepulauan Sumenep Ancam Kesehatan Warga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 Mei 2025

    Masuki Hari Kelima, Banjir Rob Campur Sampah Plastik di Kepulauan Sumenep Ancam Kesehatan Warga Regional 29 Mei 2025

    Masuki Hari Kelima, Banjir Rob Campur Sampah Plastik di Kepulauan Sumenep Ancam Kesehatan Warga
    Tim Redaksi
    SUMENEP, KOMPAS.com
    – Memasuki hari kelima
    banjir rob
    yang melanda tiga pulau di
    Desa Saobi
    , Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kondisi ini mulai mengancam
    kesehatan warga
    yang terdampak.
    Hal ini disampaikan pada Kamis (29/5/2025).
    Banjir rob
    yang terjadi setiap tahun ini bercampur dengan
    sampah plastik
    milik warga, mengingat di tiga pulau yang terendam banjir tidak memiliki tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah yang memadai.
    Sampah-sampah tersebut terlihat mengambang di sekitar pekarangan rumah dan jalan raya, bercampur dengan air banjir sejak hari pertama musibah terjadi.
    “(Sampah) itu milik warga yang hanyut,” ujar Hosaini, Kepala Desa Saobi, saat memberikan keterangan kepada Kompas.com.
    Akibat pencampuran dengan sampah, genangan air menjadi keruh dan berwarna kehitam-hitaman.
    Meskipun demikian, warga, termasuk anak-anak, masih terlihat berjalan di antara genangan air tersebut.
    “Sampai hari ini belum ada laporan yang sakit akibat banjir rob, Mas,” tambahnya.
    Di hari kelima, ketinggian banjir di beberapa area masih mencapai 60 sentimeter dan belum menunjukkan tanda-tanda akan surut.
    Sebanyak enam dari sembilan dusun di Desa Saobi yang tersebar di tiga pulau tersebut masih terendam banjir.
    “Belum (surut), masih besar hingga saat ini,” jelas Hosaini.
    Pemerintah desa telah memberitahukan forum pimpinan kecamatan (Forpimka) melalui grup pesan elektronik, namun hingga kini belum ada respons.
    “Sementara kami tidak bisa berbuat banyak terkait dengan bagaimana menangani banjir rob. Karena di Dusun Bungin Nyarat, misalnya, sumber rob berasal dari bawah tanah langsung,” ungkapnya.
    Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kangayan, Samsuri, membenarkan bahwa sampah milik warga terbawa saat air pasang.
    Ia mengingatkan bahwa genangan air yang bercampur dengan sampah sangat rentan menimbulkan penyakit, seperti diare yang disebabkan oleh kontaminasi air dengan bakteri seperti e.coli, salmonella, atau Shigella.
    “Genangan air dan sampah, itu sifatnya basah, menimbulkan banyak datangnya lalat, sehingga menyebabkan infeksi perut, biasanya saluran pencernaan. Karena kuman yang dibawa oleh lalat hinggap di makanan,” terang Samsuri.
    Hingga hari kelima banjir rob terjadi, Samsuri mengeklaim belum ada informasi mengenai warga yang jatuh sakit akibat banjir tahunan tersebut. “Nanti saya tanya ke nakes di sana. Kalau ada, nanti bisa dirawat di pustu desa, kalau perlu bisa dirujuk ke Puskesmas,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.