Topik: Banjir Bandang

  • BNPB Ungkap Ada Jasad dari Pemakaman Masuk Data Korban Tewas Bencana Sumatera

    BNPB Ungkap Ada Jasad dari Pemakaman Masuk Data Korban Tewas Bencana Sumatera

    Jakarta

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada sejumlah jasad dari pemakaman yang yang tercatat sebagai korban meninggal dunia bencana di Sumatera. Hal itu karena banjir dan longsor yang terjadi ada yang menerjang pemakaman sehingga jasadnya ditemukan tim pencari.

    “Banjir dan longsor juga berdampak di area pemakaman, ini kemudian diidentifikasi beberapa korban yang sebelumnya sudah meninggal, tapi karena area pemakaman ini terdampak, kemudian jasadnya juga ditemukan oleh tim gabungan pencarian,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari dalam konferensi pers secara daring, Minggu (14/12/2025).

    Abdul menjelaskan pemerintah Kabupaten telah melakukan pencocokan kepada korban yang meninggal dunia. Pencocokan dilakukan berdasarkan nama dan alamatnya.

    “Pemerintah kabupaten dengan basis kecamatan itu sudah melakukan identifikasi by name by address, jadi meski setiap hari ada penambahan jumlah korban meninggal, tapi di beberapa kabupaten/kota hasil verifikasi dari identifikasi korban by name by address ini kemudian mempengaruhi jumlah korban meninggal,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Abdul menuturkan jumlah para pengungsi terus berkurang. Banyak korban yang pindah dari pengungsian ke rumah sanak saudaranya.

    BNPB juga telah menyampaikan data terbaru korban bencana banjir bandang dan longsor Sumatera. Jumlah korban tewas saat ini menjadi 1.016 orang.

    Adapun jumlah korban hilang saat ini menjadi 212 orang. Kemudian pengungsi masih 624.670 orang.

    (ial/dek)

  • Tembus Jalur Rusak, Andre Rosiade Antar 3.000 Sembako ke Matur Agam

    Tembus Jalur Rusak, Andre Rosiade Antar 3.000 Sembako ke Matur Agam

    Jakarta

    Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menunjukkan komitmen nyata terhadap korban bencana banjir bandang atau galodo dengan mendatangi langsung Kecamatan Matur, Kabupaten Agam.

    Pertemuan dengan warga terdampak di Kantor Wali Nagari Matur Mudik ini dimanfaatkan sebagai ruang dialog, penyerapan aspirasi, sekaligus penyaluran bantuan serta penyampaian komitmen pemerintah pusat dalam penanganan pascabencana.

    Kunjungan Andre tersebut dilakukan dengan menerobos jalur ekstrem Kelok 44 yang mengalami kerusakan parah akibat bencana. Sejumlah titik masih sangat berbahaya, di antaranya Kelok 8 yang sempat terputus dan hingga kini menyisakan material berat serta akar kayu tumbang, serta Kelok 42 yang sebagian tebingnya terban dan rawan longsor. Meski demikian, jalur tersebut tetap ditempuh demi memastikan bantuan dan perhatian negara hadir langsung di tengah masyarakat terdampak.

    Dalam pertemuan bersama warga, Andre didampingi Anggota DPRD Agam Novi Irwan, Camat Matur Efendi Idris, Wali Nagari Matur Mudik Akmal Hamid, serta Ketua PAC Partai Gerindra Kecamatan Matur Andre Andika Pratama. Kehadiran para pemangku kepentingan ini memperkuat koordinasi antara wakil rakyat, pemerintah daerah, dan unsur partai dalam mempercepat penanganan dampak bencana di wilayah tersebut.

    Camat Matur Efendi Idris melaporkan bahwa dampak bencana galodo di Kecamatan Matur sangat serius. Secara langsung, sedikitnya enam rumah warga hancur atau rusak berat dan terdapat korban jiwa di Nagari Matur Mudik, khususnya di Jorong Kuok Tigo Koto. Secara tidak langsung, hampir seluruh masyarakat terdampak akibat rusaknya infrastruktur vital seperti jalan, jembatan, dan jaringan irigasi yang menjadi penopang utama aktivitas ekonomi warga.

    Ia juga menyampaikan bahwa rusaknya seluruh akses transportasi membuat aktivitas pertanian lumpuh. Banyak sawah dan ladang warga mengalami kerusakan, sementara sebagian besar masyarakat masih belum berani kembali menggarap lahan karena khawatir terjadi bencana susulan.

    Sementara itu, Wali Nagari Matur Mudik Akmal Hamid menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas kehadiran langsung Andre di tengah kondisi sulit yang dihadapi masyarakat. Menurutnya, kehadiran tersebut memberikan semangat dan harapan baru bagi warga bahwa negara benar-benar hadir dan tidak membiarkan masyarakat berjuang sendiri pascabencana.

    Andre menjelaskan bahwa dirinya sengaja melewati Kelok 44 untuk sekaligus menjangkau wilayah Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, mengingat akses utama Padang-Bukittinggi baik melalui Lembah Anai maupun Malalak hingga kini masih terputus akibat bencana. Ia menegaskan bahwa keterbatasan akses tidak boleh menjadi penghalang bagi pemerintah untuk hadir dan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat terdampak.

    Andre juga memastikan bahwa warga Kayu Pontong, Matur Mudik akan segera mendapatkan pasokan air bersih sementara melalui hidran air yang disediakan oleh Direktorat Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum. Upaya ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih akibat rusaknya jaringan distribusi.

    Lebih lanjut, Andre menegaskan komitmen serius pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam membenahi Sumatera Barat pascabencana galodo. Ia meminta masyarakat tidak khawatir terhadap kondisi infrastruktur yang rusak karena seluruhnya telah masuk dalam perhatian dan perencanaan pemerintah pusat.

    Andre menyebutkan bahwa jalan yang rusak, jaringan irigasi yang hancur, hingga rumah ibadah yang terdampak bencana akan dibangun kembali secara bertahap melalui program rehabilitasi dan rekonstruksi. Total anggaran rehab rekon pascabencana di Sumatera Barat diperkirakan mencapai Rp 13,52 triliun dan akan difokuskan untuk pemulihan infrastruktur serta kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

    Menanggapi laporan kerusakan jalan provinsi dan kabupaten di wilayah Matur, Andre memastikan seluruhnya akan ditangani pemerintah. Ia menegaskan bahwa pembangunan kembali jalan, jembatan, normalisasi sungai, serta infrastruktur pendukung lainnya menjadi tanggung jawab negara dan akan diurus secara menyeluruh agar aktivitas masyarakat dapat kembali berjalan normal secepat mungkin.

    (prf/ega)

  • Jembatan Bailey Teupin Mane Selesai, Akses Bireuen-Bener Meriah Pulih

    Jembatan Bailey Teupin Mane Selesai, Akses Bireuen-Bener Meriah Pulih

    Bireuen, Beritasatu.com – Jembatan bailey Teupin Mane, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh sudah selesai dibangun dan kembali dibuka untuk umum. Dengan selesainya jembatan sementara ini, maka konektivitas vital antara Bireuen dengan Kabupaten Bener Meriah mulai pulih. 

    Sebelumnya akses kedua kabupaten terputus total setelah Jembatan Teupin Mane putus dihantam banjir bandang serta tanah longsor pada akhir November 2025, sehingga lalu lintas perekonomian dan distribusi logistik tersendat.

    Juru Bicara Posko Penanganan Bencana Hidrometeorologi Aceh Murthalamuddin mengatakan jembatan darurat ini merupakan solusi cepat pascabanjir dan tanah longsor yang merusak infrastruktur pada jalur tersebut.

    “Alhamdulillah, jembatan bailey Teupin Mane sudah rampung dan sudah bisa dilalui oleh kendaraan dari kedua arah. Pembangunan ini adalah respons cepat  Pemerintah Aceh untuk mengatasi terputusnya jalur utama ini,” kata Murthalamuddin, Minggu (14/12/2025).

    Murthalamuddin menjelaskan, Pemerintah Aceh berharap agar pembangunan jembatan bailey sebagai penghubung antara Kabupaten Bireuen–Bener Meriah secepatnya rampung. Di antaranya mengoptimalkan upaya pembukaan dan perbaikan akses jalan secara menyeluruh menuju daerah pedalaman, khususnya ke Bener Meriah dan Aceh Tengah.

    “Setelah jembatan bailey ini rampung, fokus kita selanjutnya adalah mengoptimalkan pembukaan akses jalan, terutama menuju Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Hal ini untuk memastikan kelancaran distribusi logistik dan mobilitas warga di kawasan dataran tinggi Gayo,” ucap Murthalamuddin. 

    Sebelumnya, terputusnya jembatan permanen Teupin Mane telah menyebabkan gangguan signifikan, terutama dalam distribusi logistik dan aktivitas warga sehari-hari. Pengguna jalan terpaksa menggunakan jalur alternatif yang jauh lebih sulit dan memakan waktu.

    Dengan rampungnya jembatan bailey ini, jalur transportasi kembali lancar sehingga memungkinkan aktivitas perekonomian dan mobilitas warga kembali normal. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat menyampaikan apresiasi tinggi atas respons cepat dan kerja keras tim penanganan bencana dalam mendirikan jembatan darurat tersebut.

    Meskipun bersifat sementara, Murthalamuddin berharap agar jembatan bailey ini diharapkan mampu menopang beban lalu lintas sambil menunggu pembangunan kembali jembatan permanen yang lebih kokoh di lokasi yang sama.

    “Kami mengimbau kepada seluruh pengguna jalan, khususnya pengemudi truk dan kendaraan logistik, untuk mematuhi batas tonase yang tertera pada rambu-rambu di sekitar jembatan. Ini demi kepentingan bersama agar jembatan bailey ini dapat berfungsi optimal hingga jembatan permanen selesai dibangun,” tegas Murthalamuddin.

  • Rumah Tertimbun Lumpur, Korban Banjir Pidie Jaya Butuh Cangkul-Sekop

    Rumah Tertimbun Lumpur, Korban Banjir Pidie Jaya Butuh Cangkul-Sekop

    Meureudu, Beritasatu.com – Banyak korban banjir bandang di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh sangat membutuhkan bantuan peralatan penanganan lumpur, seperti sekop dan cangkul, untuk membersihkan rumah mereka dari timbunan lumpur.

    “Kami membutuhkan alat, seperti sekop, cangkul, dan lainnya untuk membersihkan timbunan lumpur yang menimbun hampir sebagian besar rumah warga di desa ini,” kata Dahlan (68), korban banjir bandang di Pidie Jaya, Minggu (14/12/2025).

    Dahlan adalah warga Gampong Geunteng, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya. Pensiun guru itu kini mengungsi di meunasah, tidak jauh dari rumahnya.

    Ia mengatakan lumpur sisa banjir bandang akibat luapan Krueng (Sungai) Meureudu akhir November 2025 menimbun rumahnya dan warga lainnya dengan ketinggian berkisar sepinggang hingga sedada orang dewasa.

    “Saat ini, setiap hari kami mengeruk timbunan lumpur dengan alat seadanya, tetapi tidak maksimal. Kami butuh sekop, cangkul, dan alat lainnya untuk mengeruk timbunan lumpur tersebut,” ujar Dahlan dikutip dari Antara.

    Ia juga mengaku tidak mampu mempekerjakan orang lain untuk mengeruk lumpur serta membersihkan rumahnya yang terkena banjir bandang.

    “Kami tidak sanggup membersihkan rumah dengan tenaga sendiri. Begitu juga untuk mengupah orang lain, kami tidak ada uang. Upahnya mencapai Rp 200.000 per orang,” kata dia.

    Keuchik (Kepala Desa) Geunteng Usman mengatakan warga terdampak banjir bandang di desa tersebut 697 jiwa atau 220 keluarga, sedangkan warga mengungsi 553 jiwa atau 697 keluarga.

    “Saat ini, warga mengungsi di empat titik, di antara meunasah setempat, kantor kepala desa, dan tempat lainnya di sekitar desa. Selain itu, juga ada dua dapur umum melayani makanan korban banjir setiap harinya,” katanya.

    Terkait dengan rumah terdampak bencana, kata dia, 158 rumah rusak berat, sedang, dan ringan. Semua rumah tersebut tertimbun lumpur hingga ketinggian mencapai 2,5 meter.

    “Kami berharap bantuan alat-alat seperti sekop dam cangkul untuk membersihkan lumpur di rumah warga. Jika rumah bisa dibersihkan dari material banjir, maka warga bisa secepatnya pulang,” katanya.

  • Pengungsi Korban Banjir di Pidie Jaya Butuh Tenda dan Fasilitas MCK

    Pengungsi Korban Banjir di Pidie Jaya Butuh Tenda dan Fasilitas MCK

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Pengungsi korban bencana banjir bandang dari Gampong Manyang Cut, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh berharap bantuan tenda khusus perempuan atau hunian sementara, karena saat ini mereka mengungsi ke kompleks kantor Pemkab Pidie Jaya.

    “Kami sangat berharap adanya bantuan tenda agar para perempuan bisa tinggal dan tidur di kampung sendiri,” kata Koordinator Posko Pengungsi Banjir Bandang Dusun Meunasah Krueng Baroh, Armiati di Meureudu, Minggu (14/12/2025).

    Ia menjelaskan warga gampong itu terpaksa tinggal di Kantor Serbaguna Teungku Chik Pante Geulima Cot Trieng, Kecamatan Meureudu atau sekitar 3 kilometer dari desa asal tempat tinggal mereka.

    Ia mengatakan warga terkadang harus berjalan 3 kilometer untuk pulang ke kampungnya untuk makan dan kembali ke kompleks perkantoran untuk tidur pada malam hari.

    “Mohon kami dibantu tenda agar kami bisa tidur di sini dan tidak perlu bolak-balik dari kampung ke lokasi posko yang ada di kompleks kantor bupati,” kata Armiati dikutip dari Antara.

    Dia mengatakan dengan tersedia tenda tersebut, mereka dapat tinggal di kampung sendiri serta menjaga harta benda mereka yang masih terendam lumpur banjir bandang.

    Selain kebutuhan tenda atau hunian sementara, para pengungsi juga meminta fasilitas sanitasi dasar berupa ruangan untuk mandi, mencuci, dan buang air besar atau mandi cuci kakus (MCK).

    “Fasilitas dasar MCK ini juga sangat diperlukan karena rumah dan fasilitas yang ada saat ini tertimbun tanah dan masih tergenang banjir,” katanya.

    Ia mengatakan untuk pemenuhan kebutuhan makanan saat ini memadai, sedangkan hal yang diperlukan secara mendesak berupa tenda atau hunian sementara serta fasilitas dasar MCK.

    Meunasah Krueng Baroh, Meunasah Cut, dan Meunasah Blang, terdampak bencana alam, belum lama ini, sedangkan Meunasah Krueng Baroh salah satu dusun paling parah terdampak banjir pada akhir November 2025.

    Ia menyebutkan 350 kepala keluarga atau 1.200 jiwa di gampong tersebut mengungsi.

  • Sudah Terjadi, Mau Bagaimana lagi

    Sudah Terjadi, Mau Bagaimana lagi

    Liputan6.com, Jakarta – Nasrudin menatap panjang bidang tanah yang dipenuhi lumpur dan bebatuan di hadapannya. Tidak ada sisa bangunan di tanah itu, hanya sisa-sisa material banjir bandang yang menghantam kampungnya, Toboh, Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 26 November 2025 sore.

    Rumahnya habis disapu banjir bandang, rumah bertingkat dengan cat putih itu hanya tersisa di dalam ingatan Nasrudin.

    “Saya sudah 63 tahun hidup lahir dan besar di sini, belum sekalipun peristiwa seperti ini terjadi,” kata Nasrudin kepada Liputan6.com. Sabtu (13/12/2025).

    Namun dia tetap merasa bersyukur karena masih diberi keselamatan, karena ketika galodo atau banjir bandang menghantam kampungnya, ia bisa menyelamatkan diri dan lari ke tempat yang dirasa aman.

    “Iya sore hari, saya sedang duduk di rumah adik saya, lalu dari bagian atas sana terdengar gemuruh dan orang-orang berlarian, saya ikut lari bersama keluarga,” ujarnya.

    Saat ini ia hanya bergantung pada bantuan yang disalurkan ke kampungnya. Sebab ketika kejadian, hanya baju yang lekat di badan yang tersisa.

    “Lah tajadi, baa lai (sudah terjadi, mau bagaimana lagi),” kata Nasrudin.

    Data BPBD Agam, sebanyak 14 orang meninggal dunia di Toboh Malalak dan hingga kini 3 orang masih dalam pencarian. Pantauan Liputan.com di Malalak, dua minggu setelah galodo, kondisi Malalak masih jauh dari pulih.

    Material galodo berupa lumpur, pohon dan bebatuan masih menutup rumah-rumah warga. Sementara dari informasi yang dihimpun, setidaknya 75 rumah di Toboh rusak berat hingga hanyut.

    Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam, Rahmad Lasmono mengatakan, secara umum di Kabupaten Agam, dampak kerusakan rumah akibat bencana, meliputi 256 unit rumah hanyut, 511 unit rusak berat, 396 unit rusak sedang, dan 486 unit rusak ringan.

    “Penanganan akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat kerusakan,” ujarnya.

  • Skor Nasional Turun, Hak Sipil dan Politik jadi Sorotan Utama

    Skor Nasional Turun, Hak Sipil dan Politik jadi Sorotan Utama

    Indikator Hak Atas Pendidikan

    Pada variabel hak Ekosob, indikator hak atas pendidikan menyumbang skor paling tinggi terhadap capaian variabel ini, yaitu sebesar 4,3. Putusan Mahkamah Konstitusi No. 3/PUU-XXII/2024 yang menegaskan pembebasan pemungutan biaya pendidikan SD – SMP menjadi satu bentuk progresi untuk meningkatkan partisipasi pendidikan dasar dan memperluas aksesibilitas serta akomodasi terhadap pendidikan yang inklusif.

    Kebijakan kenaikan tunjangan guru melalui Peraturan Presiden No. 79 Tahun 2025 dan Peraturan Menteri Agama No. 4 Tahun 2025 merupakan itikad baik pemerintah sebagai bagian dari upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui pemberdayaan guru sebagai ujung tombak dalam proses pembelajaran.

    Dalam hal pendidikan tingkat ketiga, program Beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) juga menjadi ikhtiar pemerintah untuk meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi yang masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan SDM Indonesia.

    Indikator Hak Atas Kesehatan

    Pada sektor indikator hak atas kesehatan mencatatkan skor 3,6. Hal ini menjadi refleksi masih perlunya upaya perbaikan yang menyeluruh dalam pemenuhan hak atas kesehatan. Jaminan atas lingkungan hidup yang aman dan bersih sebagai wujud pemenuhan hak atas kesehatan melalui lingkungan hidup yang layak semakin terabaikan.

    Sebagai negara dengan peringkat 2 dalam hal tingkat deforestasi terparah di dunia, Indonesia telah kehilangan 22,28% luas hutan akibat deforestasi. Bencana banjir bandang di Aceh dan Sumatera menjadi potret kepatuhan terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab masih belum sepenuhnya dilaksanakan.

    Indikator Hak Atas Pekerjaan

    Pada sektor indikator hak atas pekerjaan, dalam Indeks HAM 2025 sebesar 3,4 menandakan bahwa sekalipun negara telah mengonsolidasikan upaya-upaya sebagai bentuk agregat pemenuhan hak atas ekonomi, namun fakta di lapangan menunjukkan masih besarnya PR negara dalam menghadirkan kesejahteraan melalui pemenuhan hak atas pekerjaan.

    Sebanyak 1,27 juta pekerja anak, 462.241 kecelakaan kerja, perdagangan orang, hingga kekerasan pada pekerja-pekerja informal, merupakan tantangan besar bagi negara dalam memastikan tidak hanya pemenuhan atas pekerjaan, namun perlindungan hak-hak pekerja secara holistik.

    Indikator Hak Atas Tanah

    Pada sektor indikator hak atas tanah, di tahun 2025 bertahan sebagai capaian terburuk negara dalam pemenuhan hak Ekosob, dimana tahun ini pemerintah hanya membukukan skor sebesar 1,6.

    Alih-alih melakukan koreksi atas kebijakan kepemimpinan yang lalu, Presiden Prabowo meneruskan pembangunan PSN yang berdampak terhadap pelanggengan konflik agraria dan perampasan wilayah adat. Pendekatan militeristik yang digalakkan oleh negara telah menunjukkan bahwa negara tidak menjawab persoalan tanah secara tepat dan justru memantik konflik berkepanjangan.

    Pansus Penyelesaian Konflik Agraria yang dibentuk oleh DPR RI pada Oktober 2025 mesti menjadi langkah serius untuk mengakselerasi penyelesaian sengketa agraria dan pelaksanaan reforma agraria.

  • Mekomdigi Sebut Pemulihan Jaringan Komunikasi di Deli Serdang Capai 97,8 Persen

    Mekomdigi Sebut Pemulihan Jaringan Komunikasi di Deli Serdang Capai 97,8 Persen

    Mekomdigi Sebut Pemulihan Jaringan Komunikasi di Deli Serdang Capai 97,8 Persen
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan, akses komunikasi di Provinsi Sumatera Utara, hampir sepenuhnya pulih usai banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah tersebut.
    Per Sabtu (13/12/2025), sebanyak 4.273 dari 4.368 menara BTS atau 97,8 persen telah kembali beroperasi. Hal ini memungkinkan warga mengakses informasi darurat dan berkomunikasi dengan keluarga.
    “Dengan pemulihan mencapai 97,8 persen, masyarakat Sumatra Utara dapat kembali memperoleh informasi penting dan menghubungi keluarga,” kata Meutya saat menghadiri zikir akbar dan doa bersama warga terdampak banjir di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, melansir keterangan tertulis, Minggu (14/12/2025).
    Meutya menyampaikan bahwa pemulihan jaringan menjadi kebutuhan mendesak dalam situasi bencana. Oleh karena itu,
    Kemkomdigi
    akan memastikan pemulihan layanan komunikasi di wilayah terdampak banjir akan terus dilakukan hingga kondisi benar-benar stabil.
    Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kemkomdigi menyalurkan bantuan berupa 6,5 ton paket beras, minyak, dan biskuit kepada 2.000 warga Kecamatan Sunggal.
    “Selain bantuan barang, kami juga menyediakan posko bersama berupa media center serta posko layanan psikososial untuk memulihkan keceriaan anak-anak,” kata Meutya.
    Kegiatan juga diisi dengan pembacaan doa bersama yang dipimpin oleh Ustaz Maulana dan diikuti masyarakat, tokoh agama, serta perwakilan pemerintah daerah.
    Meutya mengajak masyarakat untuk tetap saling peduli dan menguatkan.
    “Setiap ada ujian pasti ada kemudahan. Karena itu kita semua harus saling bantu dan saling mendoakan,” ujar Meutya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kondisi Terkini Malalak Agam Setelah Dua Minggu Dihantam Galodo

    Kondisi Terkini Malalak Agam Setelah Dua Minggu Dihantam Galodo

    Liputan6.com, Jakarta – Banjir bandang atau galodo melanda Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu 26 November 2025 sore. Data BPBD Agam, sebanyak 14 orang meninggal dunia di lokasi ini, tiga orang masih dalam pencarian.

    Pantauan Liputan.com di Malalak, dua minggu setelah galodo, kondisi Malalak masih jauh dari pulih. Material galodo berupa lumpur, pohon dan bebatuan masih menutup rumah-rumah warga.

    Sementara dari informasi yang dihimpun, setidaknya 75 rumah di Toboh rusak berat hingga hanyut.

    Salah seorang warga Toboh, Zulhamdi mengatakan hingga kini warga yang terdampak, terutama yang rumahnya hancur dan rusak berat masih bertahan di pengungsian.

    “Iya kebanyakan mengungsi ke rumah keluarganya yang tidak terdampak galodo,” kata Zulhamdi kepada Liputan6.com, Sabtu (13/12/2025).

    Warga yang mengungsi, lanjutnya, masih bertahan dengan bantuan yang disalurkan ke wilayah ini. Dapur umum juga masih berjalan untuk makan sehari-hari korban galodo di Malalak.

    Pada Sabtu (13/12/2025) masyarakat bersama tim gabungan melakukan gotong royong membersihkan masjid dan sejumlah rumah penduduk.

    Ia berharap proses pencarian tiga korban yang masih hilang dan pemulihan pascabencana terus dilakukan sehingga masyarakat bisa kembali beraktifitas.

    “Ini sudah dua minggu, kondisinya masih seperti ini,” katanya.

    Malalak merupakan salah satu jalur alternatif dari Kota Padang menuju Bukittinggi maupun sebaliknya.

    Saat ini, jalur ini lumpuh total karena selain jembatan putus di Toboh, juga terdapat sejumlah titik longsor di jalur tersebut.

  • Kondisi Terkini Malalak Agam Setelah Dua Minggu Dihantam Galodo

    Kondisi Terkini Malalak Agam Setelah Dua Minggu Dihantam Galodo

    Liputan6.com, Jakarta – Banjir bandang atau galodo melanda Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu 26 November 2025 sore. Data BPBD Agam, sebanyak 14 orang meninggal dunia di lokasi ini, tiga orang masih dalam pencarian.

    Pantauan Liputan.com di Malalak, dua minggu setelah galodo, kondisi Malalak masih jauh dari pulih. Material galodo berupa lumpur, pohon dan bebatuan masih menutup rumah-rumah warga.

    Sementara dari informasi yang dihimpun, setidaknya 75 rumah di Toboh rusak berat hingga hanyut.

    Salah seorang warga Toboh, Zulhamdi mengatakan hingga kini warga yang terdampak, terutama yang rumahnya hancur dan rusak berat masih bertahan di pengungsian.

    “Iya kebanyakan mengungsi ke rumah keluarganya yang tidak terdampak galodo,” kata Zulhamdi kepada Liputan6.com, Sabtu (13/12/2025).

    Warga yang mengungsi, lanjutnya, masih bertahan dengan bantuan yang disalurkan ke wilayah ini. Dapur umum juga masih berjalan untuk makan sehari-hari korban galodo di Malalak.

    Pada Sabtu (13/12/2025) masyarakat bersama tim gabungan melakukan gotong royong membersihkan masjid dan sejumlah rumah penduduk.

    Ia berharap proses pencarian tiga korban yang masih hilang dan pemulihan pascabencana terus dilakukan sehingga masyarakat bisa kembali beraktifitas.

    “Ini sudah dua minggu, kondisinya masih seperti ini,” katanya.

    Malalak merupakan salah satu jalur alternatif dari Kota Padang menuju Bukittinggi maupun sebaliknya.

    Saat ini, jalur ini lumpuh total karena selain jembatan putus di Toboh, juga terdapat sejumlah titik longsor di jalur tersebut.