Topik: Banjir Bandang

  • Gurun Sahara Mendadak Berubah, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat

    Gurun Sahara Mendadak Berubah, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gurun Sahara diprediksi bakal makin basah di akhir abad ini. Fenomena ini menjadi salah satu tanda ‘kiamat’, perubahan ekstrem akibat pemanasan global yang disebut para ilmuwan bisa mengubah wajah Bumi secara drastis.

    Hasil riset University of Illinois Chicago (UIC) menunjukkan bahwa pada akhir abad ke-21, Sahara akan menerima hingga 75% lebih banyak hujan di musim panas dibandingkan kondisi saat ini.

    Kajian ini dilakukan melalui analisis 40 model iklim global oleh tim peneliti yang dipimpin Thierry Ndetatsin Taguela.

    Dalam simulasi yang membandingkan kondisi periode 2050-2099 dengan 1965-2014, para peneliti menemukan peningkatan curah hujan signifikan di kawasan Sahara, serta di sebagian besar Afrika Utara, Timur, dan Tengah.

    Di bawah skenario emisi tinggi, Sahara diperkirakan akan mengalami lonjakan hujan hingga tiga perempat lebih banyak dari biasanya. Bahkan, pada skenario emisi sedang pun, kecenderungan “menghijau”-nya gurun masih terlihat.

    Namun, meski peningkatannya besar secara persentase, Sahara tetap tidak akan berubah menjadi hutan hujan. Saat ini, gurun tersebut hanya menerima sekitar 7,6 cm hujan per tahun, sehingga kenaikan 75% hanya menambahnya menjadi sekitar 13 cm, masih sangat kering untuk ukuran ekosistem subur.

    Selain Sahara, penelitian ini juga memperkirakan peningkatan hujan di Afrika Tenggara (naik 24%) dan Afrika Tengah bagian selatan (naik 17%). Sebaliknya, Afrika Barat bagian selatan justru berpotensi lebih kering hingga 5%.

    Para ilmuwan menjelaskan, udara yang lebih hangat dapat menyimpan lebih banyak uap air, meningkatkan peluang hujan ketika badai terbentuk. Fenomena ini dikenal dengan efek Clausius-Clapeyron, di mana setiap kenaikan suhu 1°C dapat meningkatkan kelembapan atmosfer sekitar 7%.

    Hal ini membuat wilayah dengan aktivitas monsun dan aliran udara laut aktif menjadi lebih basah, sementara wilayah lain yang mengalami perubahan pola sirkulasi angin justru mengering.

    Meski disebut sebagai ‘berkah’ di beberapa wilayah kering, curah hujan tambahan juga dapat menimbulkan banjir bandang, karena tanah di gurun bersifat keras dan sulit menyerap air.

    Selain itu, pergeseran waktu musim hujan bisa mengganggu jadwal tanam, pasokan air kota, dan pembangkit listrik tenaga air.

    “Kita harus mulai merencanakan untuk menghadapi perubahan ini, dari pengelolaan banjir hingga pengembangan tanaman tahan kekeringan,” ujar Taguela, dikutip dari Earth, Jumat (31/10/2025).

    Para ahli menilai perubahan di Sahara ini menjadi tanda ekstrem bahwa iklim global sedang keluar dari keseimbangannya. Gurun yang selama ribuan tahun nyaris tanpa hujan kini menunjukkan tren basah, fenomena yang dulu dianggap mustahil.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BMKG Warning Hujan Lebat-Angin Kencang Hantam RI, Cek Lokasinya

    BMKG Warning Hujan Lebat-Angin Kencang Hantam RI, Cek Lokasinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Indonesia selama sepekan terakhir dilanda hujan dengan intensitas sedang, lebat, sangat lebat, bahkan ekstrem. Hal ini memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor di wilayah Jawa Barat, hingga insiden pohon tumbang di area Jakarta Selatan.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan kondisi cuaca yang didominasi hujan dipengaruhi aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby Ekuator, dan Gelombang Kelvin yang melintas di wilayah Indonesia.

    Selain itu, dinamika atmosfer di Samudra Hindia dan Pasifik yang ditandai dengan nilai negatif pada Indian Ocean Dipole (IOD), serta nilai positif pada Southern Oscillation Index (SOI). Hal ini turut mendukung pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

    “Dengan kondisi atmosfer yang relatif labil, peluang terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat/sangat lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, menjadi semakin besar,” tulis BMKG dalam laporan Prospek Cuaca Mingguan Periode 31 Oktober-6 November 2025, dikutip Jumat (31/10/2025).

    BMKG mengatakan dalam sepekan ke depan potensi hujan diperkirakan masih cukup signifikan di beberapa wilayah Indonesia, meliputi bagian barat dan selatan Sumatera, sebagian besar Pulau Jawa, wilayah utara Kalimantan dan Sulawesi, Maluku Utara, serta sebagian besar Papua.

    Peningkatan curah hujan ini, kata BMKG, merupakan dampak dari pengaruh dinamika atmosfer pada skala global, regional, dan lokal yang saling berinteraksi.

    Lebih lanjut, BMKG membeberkan wilayah mana saja yang berpotensi mengalami hujan lebat-sangat lebat, yang dapat disertai dengan angin kencang. Simak daftarnya berikut ini:

    Periode 31 Oktober – 2 November 2025

    Siaga (Hujan lebat – sangat lebat): Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua.
    Angin Kencang : Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara.

    Periode 3 November – 6 November 2025

    Siaga (Hujan lebat – sangat lebat): Jawa Timur dan Papua Pegunungan.
    Angin Kencang : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, dan Papua Selatan.

    Imbauan BMKG

    Waspada terhadap cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
    Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
    Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu.
    Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.

    • • Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Petaka Pohon Tumbang Hantam Jakarta, Cek Peringatan Terbaru BMKG

    Petaka Pohon Tumbang Hantam Jakarta, Cek Peringatan Terbaru BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam beberapa hari terakhir, insiden pohon tumbang akibat hujan lebat yang disertai angin kencang menimpa wilayah Jakarta Selatan. Pada Minggu (26/10) lalu, pohon tumbang di kawasan Pondok Indah dan menimpa mobil Lexus hitam. Satu orang tewas ditempat.

    Selanjutnya, pada Kamis (30/10) kemarin, pohon tumbang terjadi di kawasan Dharmawangsa dan memakan korban jiwa. Untuk itu, masyarakat perlu mewaspadai hujan lebat dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan, yang bisa memicu pohon tumbang.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, mengeluarkan peringatan dini hujan di wilayah Jabodetabek selama 3 hari ke depan di akun Instagram resminya. Dikutip CNBC Indonesia, Jumat (31/10/2025), wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan mendapat peringatan dini angin kencang pada 1-2 November 2025. Berikut selengkapnya:

    31 Oktober 2025:

    Waspada Hujan Sedang-Lebat: Kota Tangerang, Kota Tangsel, Kab. Tangerang, Jakbar, Jaktim, Jaksel, Kep. Seribu, Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok.

    Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Kab. Bogor.

    1 November 2025

    Waspada Hujan Sedang-Lebat: Jakut, Jakpus, Jakbar, Kep. Seribu, Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok.

    Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Kota Tangerang, Kota Tangsel, Kab. Tangerang, Jaktim, Jaksel, Kab. Bogor.

    Peringatan Dini Angin Kencang: Kota Jaktim, Kota Jaksel.

    2 November 2025:

    Waspada Hujan Sedang-Lebat: Jakut, Jakpus, Jakbar, Kep. Seribu, Kab. Bekasi, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok.

    Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Kota Jaktim, Kota Jaksel.

    Peringatan Dini Angin Kencang: Kota Jaktim, Kota Jaksel.

    Imbauan BMKG

    Dalam laman resminya, BMKG juga memberikan imbauan kepada masyarakat dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu ke depan, sebagai berikut:

    Waspada terhadap cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
    Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
    Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu.
    Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
    Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Banjir Landa Kota New York Usai Hujan Lebat, 2 Orang Tewas

    Banjir Landa Kota New York Usai Hujan Lebat, 2 Orang Tewas

    New York City

    Sedikitnya dua orang tewas saat banjir melanda Kota New York di Amerika Serikat (AS) setelah hujan lebat mengguyur pada Kamis (30/10) waktu setempat. Dua korban tewas itu terjebak di dalam basemen yang digenangi air.

    Kepolisian Kota New York dalam pernyataannya, seperti dilansir NBC News, Jumat (31/10/2025), melaporkan satu orang tewas setelah terjebak di dalam basemen yang digenangi banjir di area Brooklyn, sedangkan satu orang lainnya tewas setelah sebuah boiler room terendam banjir di area Manhattan.

    Dalam insiden pertama, para petugas pemadam kebakaran merespons panggilan dari seseorang yang terjebak di ruang bawah tanah yang terendam banjir di area East Flatbush pada pukul 16.25 waktu setempat. Satu orang ditemukan tak bernyawa di ruang bawah tanah tersebut, dengan penyebab kematian belum dipastikan.

    Dalam insiden kedua, seorang pria berusia 43 tahun tewas setelah ada laporan soal seseorang tidak sadarkan diri di dalam boiler room yang terendam banjir di area Washington Heights, Manhattan, sekitar pukul 16.44 waktu setempat.

    Identitas kedua korban tewas itu belum diungkap ke publik.

    Dua kematian itu terjadi saat peringatan banjir bandang diberlakukan untuk area Brooklyn, Queens, Bronx, dan sebagian Manhattan.

    Badan Cuaca Nasional AS (NWS) melaporkan bahwa sekitar pukul 15.30 waktu setempat, curah hujan 2,5 cm hingga 5 cm mengguyur area-area tersebut, dengan laju curah hujan diperkirakan mencapai 2,5 cm hingga 3,5 cm dalam satu jam saja.

    Laporan para pejabat Kota New York menyebut banjir memicu penutupan ruas jalanan Long Island Expressway di kedua arah di area Queens, dan jalur barat Belt Parkway di area Brooklyn pada Kamis (30/10) waktu setempat.

    Di sebagian area Bedford-Stuyvesant, Brooklyn, ketinggian banjir dilaporkan berada di atas ban mobil yang melintas, dengan sejumlah mobil terjebak di sekitar wilayah tersebut. Sementara di area Riverdale, Bronx, ketinggian banjir mencapai bagian bawah pintu mobil jenis sedan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • BMKG Juanda Ingatkan Warga Jawa Timur Cuaca Ekstrem 30 Oktober-5 November 2025

    BMKG Juanda Ingatkan Warga Jawa Timur Cuaca Ekstrem 30 Oktober-5 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengeluarkan peringatan kepada masyarakat Jawa Timur agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang diprakirakan terjadi pada periode 30 Oktober hingga 5 November 2025.

    Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan, menyatakan bahwa selama periode tersebut, sejumlah wilayah di Jawa Timur berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi. Bencana yang diwaspadai meliputi hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.

    “Peningkatan cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan ini diprakirakan akan berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat,” kata Taufiq Hermawan, Kamis (30/10/2025).

    Menurut Taufiq, fenomena ini bisa terjadi didorong oleh beberapa faktor, terutama karena adanya aktivitas atmosfer dan kondisi laut yang mendukung pembentukan awan hujan skala luas.

    “Saat ini, sebagian wilayah Jawa Timur berada pada masa pancaroba, sementara sebagian lainnya telah memasuki awal musim hujan,” urainya.

    Menurut prakiraan BMKG, gangguan atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby yang melintasi Jawa Timur saat ini, turut memperkuat potensi pertumbuhan awan konvektif.

    “Selain itu, suhu muka laut yang masih hangat di sekitar Selat Madura (24-31 derajat Celsius dengan anomali mencapai +2 derajat) juga meningkatkan penguapan, sehingga memperbesar peluang terbentuknya hujan lebat,” rincinya.

    Wilayah yang diimbau untuk waspada antara lain mencakup Surabaya, Sidoarjo, Malang, Lumajang, Pasuruan, Jember, Probolinggo. Kemudian, Blitar, Kediri, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Jombang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep.

    Secara khusus, BMKG juga mengingatkan wilayah dengan topografi curam atau bergunung agar lebih waspada terhadap dampak bencana lanjutan, seperti banjir, longsor, pohon tumbang, jalan licin, hingga jarak pandang terbatas.

    “Oleh karena itu, masyarakat dan instansi terkait untuk senantiasa waspada terhadap perubahan cuaca mendadak, serta potensi hujan disertai petir dan angin kencang,” tegas Taufiq.

    Untuk memantau kondisi terkini, BMKG Juanda menyediakan citra radar cuaca WOFI dan peringatan dini melalui situs stamet-juanda.bmkg.go.id, media sosial @infobmkgjuanda, serta layanan telepon dan WhatsApp 24 jam. (rma/ted)

  • Waspada Bencana Hidrometeorologi! Ini Jenis dan Dampaknya

    Waspada Bencana Hidrometeorologi! Ini Jenis dan Dampaknya

    Jakarta, Beritasatu.com – Bencana hidrometeorologi belakangan ini diklaim akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Jenis bencana ini dipicu oleh faktor cuaca, iklim, dan air, sehingga sangat erat kaitannya dengan kondisi alam Indonesia yang beriklim tropis dan memiliki curah hujan tinggi sepanjang tahun.

    Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana hidrometeorologi termasuk jenis bencana alam yang disebabkan oleh unsur-unsur atmosfer, seperti angin, curah hujan, suhu udara, dan kelembapan.

    Dampak dari bencana ini bisa sangat luas, mulai dari kerusakan infrastruktur hingga ancaman terhadap keselamatan manusia.

    Apa Itu Bencana Hidrometeorologi?

    Secara umum, bencana hidrometeorologi adalah fenomena alam atau proses perusak yang berkaitan dengan unsur cuaca (meteorologi), air (hidrologi), dan laut (oseanografi).

    Karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kondisi geografis yang kompleks, risiko terjadinya bencana jenis ini sangat tinggi, terutama saat musim hujan.

    Berikut ini beberapa contoh bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

    1. Kekeringan

    Kekeringan terjadi ketika curah hujan berada di bawah normal untuk jangka waktu tertentu. BMKG memantau potensi kekeringan melalui indikator, seperti penurunan curah hujan, peningkatan suhu udara, dan meningkatnya evapotranspirasi. Dampaknya bisa menyebabkan berkurangnya pasokan air bersih dan gagal panen.

    2. Badai petir

    Badai petir terbentuk akibat munculnya awan cumulonimbus (Cb) yang memunculkan kilat dan suara petir. Fenomena ini terjadi karena adanya uap air, ketidakstabilan udara, dan pengangkatan massa udara ke lapisan atmosfer.

    Petir merupakan pelepasan muatan listrik bertegangan tinggi di atmosfer, baik antarawan maupun antara awan dan permukaan bumi.

    3. Puting beliung

    Puting beliung adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan mencapai 120 km/jam atau lebih. Fenomena ini sering muncul di wilayah tropis akibat perbedaan tekanan udara ekstrem.

    Jika terbentuk di laut, puting beliung dapat menimbulkan gelombang tinggi dan banjir pesisir saat angin kuat mendorong air ke daratan.

    4. Banjir

    Banjir terjadi ketika air meluap dan menenggelamkan wilayah daratan yang seharusnya kering. Penyebabnya bisa karena meluapnya sungai, danau, atau laut, serta hujan lebat yang membuat tanah tak lagi mampu menyerap air. Banjir merupakan bencana hidrometeorologi paling umum di Indonesia.

    5. Tanah longsor

    Longsor terjadi di daerah berkontur miring seperti pegunungan atau tebing pantai. Penyebabnya antara lain curah hujan tinggi, gempa bumi, atau aktivitas manusia yang mengubah kemiringan lereng. Longsor sering disertai banjir bandang dan bisa menyebabkan korban jiwa.

    6. Angin kencang

    Angin kencang adalah pergerakan udara dengan kecepatan di atas 27,8 km/jam, bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Jika terjadi secara mendadak dan singkat, fenomena ini disebut gusty, biasanya disertai hujan deras dan muncul bersamaan dengan pembentukan awan cumulonimbus.

    Dampak Bencana Hidrometeorologi

    Bencana hidrometeorologi membawa berbagai dampak negatif terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi. Berikut beberapa dampak utamanya:

    Angin kencang dan banjir dapat merusak rumah, jalan, jembatan, serta jaringan listrik dan komunikasi. Pemulihan pascabencana sering kali membutuhkan waktu dan biaya besar.

    Kekeringan yang berkepanjangan dapat menimbulkan kekurangan air bersih, gagal panen, hingga meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

    Sektor pertanian, perikanan, dan industri bisa berhenti beroperasi akibat dampak bencana, menimbulkan kerugian finansial besar bagi masyarakat dan pemerintah.

    Banjir, longsor, dan kebakaran hutan menyebabkan degradasi tanah, berkurangnya keanekaragaman hayati, serta pencemaran udara dan air.

    Korban jiwa dan kesehatan

    Bencana hidrometeorologi juga dapat menimbulkan korban jiwa dan gangguan kesehatan, terutama di wilayah padat penduduk yang minim fasilitas medis dan sanitasi.

    Bencana hidrometeorologi adalah ancaman nyata yang perlu diwaspadai, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Dengan memahami penyebab, jenis, dan dampaknya, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.

  • Banjir Bandang dan Longsor Sukabumi, Lebih Dari 3 Ribu Warga Terdampak

    Banjir Bandang dan Longsor Sukabumi, Lebih Dari 3 Ribu Warga Terdampak

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat sebanyak 3.010 warga terdampak banjir bandang dan 143 warga lainnya terdampak tanah longsor yang menerjang Wilayah Cisolok dan Cikakak, Kabupaten Sukabumi pada Senin, 27 Oktober 2025 pukul 14.00 WIB lalu.

    Menurut Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat, bencana banjir bandang tersebut berakibat 577 rumah terendam, rumah rusak berat 26 unit, rumah rusak sedang 32 unit, rumah rusak ringan 6 unit dan masing-masing 1 unit fasilitas umum, sekolah serta tempat ibadah terdampak.

    “Belum ada warga yang mengungsi hingga data update 29 Oktober 2025 Pukul 17.50 WIB,” ujar Hadi dalam keterangannya ditulis Bandung, Kamis (30/10/2025).

    Hadi mengatakan sedangkan untuk wilayah yang terdampak tanah longsor tercatat 38 warga mengungsi, 1 sawah terdampak dan 4 fasilitas umum terdampak.

    Untuk kerusakan bangunan, otoritasnya mencatat ada 7 rumah rusak ringan, 10 rumah rusak sedang dan 23 rumah rusak berat.

    “Tim gabungan penanganan bencana Kabupaten Sukabumi masih melakukan pendataan dan assessment,” kata Hadi.

    BPBD Provinsi Jabar kini tengah melakukan pendampingan, menyalurkan bantuan makanan pokok serta alat kebersihan dan menurunkan alat berat (excavator) untuk pembersihan materian longsoran.

  • BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Mojokerto

    BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi di sejumlah wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten dan Kota Mojokerto. Peringatan ini berlaku untuk periode 30 Oktober hingga 5 November 2025.

    Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan bahwa kondisi atmosfer dalam sepekan ke depan berpotensi memicu berbagai bencana hidrometeorologi, mulai dari hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es.

    “Wilayah Mojokerto perlu mewaspadai potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan. Masyarakat di daerah rawan seperti lereng perbukitan, tepi sungai, serta kawasan padat pohon besar diminta untuk lebih waspada,” ungkapnya, Rabu (29/10/2025).

    Taufiq menuturkan, potensi peningkatan curah hujan ini dipengaruhi oleh gangguan gelombang atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby yang melintas di wilayah Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang hangat di sekitar Selat Madura juga memicu pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebagian wilayah Jawa Timur sudah memasuki awal musim hujan, sedangkan sebagian lainnya masih dalam masa pancaroba. Kondisi transisi ini membuat cuaca dapat berubah secara cepat dan ekstrem, sehingga masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi dampaknya terhadap aktivitas harian.

    “Kami mengimbau masyarakat Mojokerto agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak dan selalu memperbarui informasi prakiraan serta peringatan dini cuaca dari BMKG Juanda. Masyarakat dapat memantau kondisi cuaca terkini melalui citra radar cuaca WOFI dan peringatan dini yang diperbarui setiap beberapa jam di situs resmi BMKG Juanda,” tegasnya.

    Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs stamet-juanda.bmkg.go.id, media sosial @infobmkgjuanda, saluran telepon (031) 8668989, atau WhatsApp 0895800300011. Dengan meningkatnya potensi cuaca ekstrem, BMKG Juanda berharap masyarakat serta instansi terkait di Mojokerto dapat lebih siaga dalam mengantisipasi risiko banjir lokal, jalan licin, pohon tumbang, maupun gangguan jarak pandang akibat hujan deras. [tin/beq]

  • Kantor Desa di Sukabumi Hancur Diterjang Banjir, Data Penting Hilang

    Kantor Desa di Sukabumi Hancur Diterjang Banjir, Data Penting Hilang

    Liputan6.com, Jakarta Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda kawasan Cisolok, Senin (27/10/2025) telah menyebabkan kerusakan parah, bahkan menghancurkan kantor Desa Cikahuripan.

    Menanggapi dampak masif ini, Bupati Sukabumi Asep Japar, menetapkan status tanggap darurat bencana selama lima hari ke depan untuk mempercepat penanganan pascabencana.

    Banjir bandang akibat luapan Sungai Cisolok ini berdampak pada sedikitnya 1.500 jiwa dan enam desa di Kecamatan Cisolok, yaitu Cikahuripan, Cisolok, Wangunsari, Cikelat, Sukarame dan Karangpap.

    Dari keenamnya, Desa Cikahuripan mengalami dampak terparah, di mana kantor desanya mengalami kerusakan berat.

    Kepala Desa Cikahuripan, Heri Suryana, mengungkapkan bahwa seluruh berkas fisik dan data penting di kantor desa tersapu banjir.

    “Semua data-data dan berkas yang ada di desa itu hilang. Saat ini kami tinggal mengandalkan data online saja,” ujar Heri.

    Dia menambahkan bahwa dua unit komputer beserta printer yang terhubung dengan data kependudukan juga rusak.

    Staf desa kini hanya dapat mengandalkan data daring yang tersimpan di beberapa komputer jinjing yang dimiliki pihak desa.

    Asep Japar yang meninjau lokasi bencana menegaskan pentingnya penetapan status tanggap darurat, yang sudah ditetapkan mulai hari ini.

    “Tadi kita sudah meninjau dengan BPBD dan Kapolres. Insha Allah ini akan kita tindak lanjuti segera karena kalau dibiarkan kasihan juga warga masyarakat. Sekarang lagi di assesment dulu karena memang ada 500 kepala keluarga (KK) yang terdampak,” jelas Bupati.

    Bupati juga menyatakan bahwa penanganan bencana memerlukan koordinasi dengan pemerintah provinsi, terutama karena kerusakan tanggul sungai yang merupakan kewenangan provinsi.

    Ia memastikan relokasi sementara kantor desa dan sekolah yang rusak akan segera dilakukan.

    Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi telah mendirikan satu posko pengungsian di Sekolah Dasar Negeri Cisolok. BPBD juga telah membuka dapur umum untuk melayani kebutuhan logistik bagi lebih dari 1.500 jiwa warga yang terdampak.

  • Hulu Sungai Rusak Diduga Karena Tambang Ilegal

    Hulu Sungai Rusak Diduga Karena Tambang Ilegal

    Liputan6.com, Jakarta – Banjir bandang menerjang Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (27/10/2025). Banjir diduga kuat berakar dari kerusakan lingkungan di kawasan hulu sungai seperti penggundulan hutan dan potensi aktivitas pertambangan ilegal di wilayah tersebut.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana Rizki menjelaskan hasil analisis awal menunjukkan adanya pendangkalan sungai karena banyaknya material lumpur yang terbawa dari hulu.

    Kondisi sungai yang dangkal ini lantas memperparah meluapnya air secara ekstrem saat hujan deras mengguyur wilayah selatan Sukabumi.

    “Jika melihat kondisi air sungai yang sangat keruh, indikasi kuatnya adalah terjadinya pendangkalan. Hal ini mungkin bersumber dari bagian hulu yang sudah tidak lagi berhutan (gundul),” ungkap Eki pada Rabu (29/10/2025).

    Selain tingginya curah hujan, jebolnya beberapa tanggul juga memperluas dampak bencana, membuat aliran air sungai meluber ke pemukiman warga di sejumlah kampung, termasuk Cikahuripan.

    “Debit air yang sangat tinggi ditambah jebolnya tanggul-tanggul mengakibatkan air tumpah ke segala arah. Inilah pemicu wilayah sekitar terendam sangat parah,” jelasnya.