Topik: Banjir Bandang

  • Ramai Netizen Ajak Patungan Beli Hutan, Cegah Deforestasi Makin Parah

    Ramai Netizen Ajak Patungan Beli Hutan, Cegah Deforestasi Makin Parah

    Jakarta

    Ajakan patungan beli hutan ramai dibahas. Netizen peduli lingkungan mencari cara kolektif untuk menjaga hutan Indonesia yang terus terancam alih fungsi. Ajakan ini muncul di tengah keprihatinan atas deforestasi yang makin parah.

    Banjir bandang di Sumatra yang terkait deforestasi menjadi peringatan keras dan telah memicu kesadaran yang meluas tentang dampak kerusakan lingkungan akibat penggundulan hutan. Tak heran, dalam beberapa minggu terakhir media sosial diramaikan oleh ajakan patungan membeli hutan sebagai bentuk aksi nyata menyelamatkan hutan yang tersisa.

    Fenomena ini menjadi viral karena dianggap sebagai alternatif baru melindungi lingkungan, terutama ketika kebijakan dan penegakan hukum dinilai sangat lemah mencegah kerusakan hutan. Tren ini berawal dari unggahan yang mempertanyakan betapa mudahnya hutan berubah menjadi lahan perkebunan atau tambang.

    “Bikin nyesek dan stres baca berita bencana Sumatra. Mungkin 10-15th lagi generasi berikutnya ga bs lihat hutan dan berbagai satwa asli Indonesia karena udah punah 😭. Bisa gak sih kita sbg WNI patungan beli hutan utk konservasi? Apa ada praktek seperti ini?,” tanya seorang netizen di Thread.

    Unggahan ini mendapat respons beragam, ada juga yang menginformasikan bahwa praktik semacam ini sebenarnya sudah lama ada. Lembaga nirlaba (NGO), masyarakat adat, hingga perseorangan ada yang sudah menjalankan ide ini.

    “NGO ada yang beli hutan. Di Sumatera Barat ada Kalaweit. Lahan hutan mereka cukup luas untuk penangkaran siamang dan ungko. Ada juga hutan ibu Rosita di Bogor,” kata pengguna Thread lain membalas postingan tersebut.

    “Ngeliat donasi untuk Sumatra di Kitabisa tembus 8M, rasanya pergerakan rakyat ini gak ada yang gak mungkin kalau kita jalan bareng. Optimis bgt kita bisa patungan bebasin lahan untuk konservasi hutan bareng-bareng,” kata yang lain.

    Ide patungan ini muncul dari rasa frustrasi masyarakat melihat luas hutan Indonesia yang terus menyusut drastis. Bagi banyak netizen, membeli lahan berhutan dan menjaganya agar tidak dialihfungsikan adalah bentuk perlawanan terhadap deforestasi.

    Selain itu, banyak yang melihat ide ini sebagai bentuk protes simbolik terhadap kerusakan lingkungan dan respons spontan atas minimnya kebijakan perlindungan hutan yang dianggap tidak efektif.

    Meskipun mungkin implementasinya tidak sederhana dan akan panjang, fenomena ini menunjukkan tingginya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat, dan publik semakin aktif mencari solusi mengurangi kerusakan hutan Indonesia.

    (rns/rns)

  • Cerita Gani Mencari Istri Berbekal Foto Kertas

    Cerita Gani Mencari Istri Berbekal Foto Kertas

    Liputan6.com, Jakarta Langkah kakinya tidak berhenti. Semangatnya terus menyala untuk mencari istri tercinta. Bagi Abdul Gani, banjir yang menerjang bukan sekadar bencana yang merusak rumah atau bangunan, tapi juga memisahkannya dengan belahan jiwa.

    Siang itu, dia mendatangi satu per satu posko pengungsian di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat. Berbekal selembar foto sang istri, dia tidak bosan bertanya ke setiap orang yang ditemui. Berharap ada kabar baik.

    “Sore hari Kamis. Kebetulan airnya sudah naik, sudah jadi laut, jadi saya tidak bisa pulang,” kata Gani mengenang terakhir kali berkomunikasi dengan istri. Dikutip dari SCTV, Selasa (2/12/2025).

    Di satu momen, Gani menghampiri seorang prajurit TNI di posko pengungsian. Wajahnya terlihat serius. Kerut di wajah dan uban di rambut, seolah menyimpan banyak ceria tentang jalan hidupnya.

    Namun dia belum mendapatkan jawaban yang diinginkan. Tidak ingin putus asa, pria berusia 57 tahun itu mendatangi orang lain yang dia temui.

    Gani menuturkan, momen terakhir dirinya bertemu dengan istri saat berpamitan untuk berjualan kudapan. Namun hari berganti, tidak kunjung ada kabar dari istri tercinta.

    Sudah lima hari berlalu sejak banjir bandang melanda, sang istri belum juga ditemukan. Dia tidak patah arang, dengan tertatih, ia kembali mendatangi tiap posko pencarian, berharap sang istri kembali kepelukan.

    “Saya telepon, aktif nomornya, tapi tidak diangkat-angkat, sampai jam 10 malam. Jadi besok harinya, hari Jumat, ada yang melapor sudah habis, rata dengan tanah,” pungkasnya.

  • Ferry Irwandi Galang Dana Korban Banjir Sumatra, Rp 10 M dalam 24 Jam

    Ferry Irwandi Galang Dana Korban Banjir Sumatra, Rp 10 M dalam 24 Jam

    Jakarta

    Content creator dan influencer Ferry Irwandi menggalang dana untuk membantu korban banjir Sumatra. Dalam 24 jam, donasi menyentuh angka Rp 10,3 miliar, jauh lebih banyak dari target awal yang hanya Rp 1 miliar.

    Di situs Kita Bisa, Ferry mengajak warganet untuk bahu membahu membantu korban banjir Sumatra.

    “Teman-teman, saudara kita di Sumatra membutuhkan bantuan kita. Curah ekstrem yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut telah memicu banjir bandang dan tanah longsor di berbagai wilayah di Sumatra, meliputi Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh,” tulis Ferry.

    “Air merendam permukiman, akses jalan dan listrik terputus, rumah-rumah warga rusak, serta fasilitas umum lumpuh. Ribuan warga kini terpaksa mengungsi dan bertahan hidup dalam kondisi serba terbatas,” sambungnya.

    Adapun kebutuhan mendesak yang disebutkan Ferry antara lain makanan siap saji, logistik, obat-obatan, layanan kesehatan, perlengkapan kebersihan, hingga air bersih.

    A rescuer walks through the mud as the search and rescue operation continues at an area hit by deadly flash floods following heavy rains in Palembayan, Agam regency, West Sumatra province, Indonesia, December 2, 2025. REUTERS/Willy Kurniawan Foto: REUTERS/Willy Kurniawan

    “Bencana ini meninggalkan luka yang dalam bagi ribuan keluarga di Sumatra. Namun, harapan itu masih ada melalui kepedulian kita semua,” tuturnya.

    Terakhir, jumlah donasi ‘Solidaritas Bantu Korban di Sumatra’ mencapai Rp 10.374.634.800 dari 87.692 donasi. Di akun Instagram @irwandyferry, dia menuturkan bahwa penyaluran bantuan untuk seluruh daerah terdampak terutama daerah terpencil dan terisolasikan akan segera dilaksanakan.

    “Informasi dari tim @kitabisacom , penggalangan dana ini tercatat sebagai penggalangan dana terbesar yang pernah ada di @kitabisacom untuk bencana nasional dan ini dapat terjadi karena kepedulian dan sumbangsih kawan-kawan. Perkembangan selanjutnya akan selalu diupdate secara berkala. Terima kasih,” ucapnya.

    Di kolom komentar, netizen yang mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas kepedulian Ferry dan para donatur untuk korban banjir Sumatra.

    “Bang kalau open relawan aku siap ikut terjun ke lapangan🙌 semoga cepat tersalurkan ke saudara-saudara kita yg sedang mengalami musibah di aceh, sumut dan sumbar,” aku @darwansyahtj.

    “Terlalu gokiel… 🥹 makasih orang orang baik 🫶🏻🙌,” ungkap @bg_juls.

    “LUAR BIASA!! rakyat bantu rakyat 🙌🏻🔥,” seru @__rhmln.

    “SEMOGA REZEKI NYA LANCAR SEMUAA, AAAMIINNN 😭😭❤️❤️❤️,” doa @jeniqlo.

    (ask/ask)

  • Sepekan di Lokasi Bencana Sumatera, Tim SAR Mulai Alami Kelelahan Ekstrem

    Sepekan di Lokasi Bencana Sumatera, Tim SAR Mulai Alami Kelelahan Ekstrem

    Jakarta

    Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengungkapkan adanya kelelahan ekstrem dialami oleh petugas SAR gabungan. Ini setelah mereka bekerja selama tujuh hari non-stop dalam operasi tanggap darurat bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Kepala Basarnas, Mohammad Syafii dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Senin (1/12) mengatakan bahwa tim SAR bekerja 24 jam non-stop dalam situasi medan berat, komunikasi terputus, dan cuaca ekstrem, sehingga membutuhkan stamina ekstra.

    Kondisi tersebut terjadi setelah tim SAR yang ditempatkan di titik-titik terisolasi harus berjalan kaki berjam-jam menyusuri medan licin dan terjal tanpa kontak radio memadai, sehingga tekanan fisik dan mental cukup tinggi.

    “Operasi ini akan terus kami laksanakan. Apabila masih ada kami bisa menemukan korban-korban. Karena selama ini yang bisa menghentikan operasi, apabila korban sudah tidak efektif lagi untuk dicari,” kata Syafii di Gedung MPR/DPR, Jakarta Pusat, Senin (1/12/2025).

    Beberapa personel, kata dia, sudah bertugas lebih dari 72 jam tanpa jeda ketika banjir bandang dan longsor terjadi secara bersamaan, terutama di Agam dan Tapanuli Selatan.

    Basarnas kemudian menambah pasukan cadangan dari menggunakan KN Ganesha dari Jakarta dan Kantor SAR Pekanbaru untuk menggantikan personel yang sudah kelelahan di Aceh dan Sumatera Barat.

    Sementara di Sumatera Utara, beban kerja meningkat karena banyaknya desa terisolasi yang hanya dapat dijangkau dengan helikopter, sehingga tim harus melakukan evakuasi udara berkali-kali dalam sehari.

    “Dukungan berbagai pihak terus mengalir agar operasi kemanusiaan ini dapat berjalan optimal hingga seluruh korban ditemukan,” kata Syafii.

    Apa itu Kelelahan Ekstrem?

    Kelelahan parah atau fatigue merupakan rasa lelah yang mendalam dan terus-menerus yang tidak membaik setelah istirahat, sehingga sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

    Dikutip dari Better Health Australia, kelelahan parah dapat bersifat fisik, mental, dan emosional dan mungkin termasuk:

    Mengantuk atau kekurangan energiSakit kepalaPusingOtot sakit atau nyeriOtot melemahRefleks dan respons melambatGangguan dalam pengambilan keputusanSuasana hati tidak menentuGangguan koordinasi tangan dan mataKehilangan nafsu makanPenurunan fungsi kekebalan tubuhPenglihatan kaburKonsentrasi burukHalusinasiMotivasi rendah

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Dari Silangit ke Padang Pariaman: Pejalanan Prabowo Menembus Bencana di Sumatra

    Dari Silangit ke Padang Pariaman: Pejalanan Prabowo Menembus Bencana di Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA – Di hari pertama Desember 2025, Sumatra bukan sekadar hamparan hijau yang basah oleh hujan musiman. Mereka sedang berjuang di tengah banjir, tanah longsor, tanggul yang jebol, jembatan yang putus.

    Akses infrastruktur yang terputus membuat desa-desa terdampak jadi terisolasi, membentang dari pantai barat Sumatra Utara hingga perbukitan Aceh Tenggara dan pesisir Sumatra Barat. Di tengah lanskap yang porak-poranda itu, Presiden Prabowo Subianto memilih hadir langsung.

    Dalam sehari penuh, Prabowo berpindah dari Tapanuli Tengah (Sumut) ke Kutacane (Aceh), lalu menuntaskan kunjungan di Padang Pariaman (Sumbar). Dia menembus jalur darat yang sebagian terputus, memaksimalkan pesawat angkut dan helikopter, sekaligus menyapa warga yang kehilangan rumah, keluarga, dan rasa aman. Lawatan kilat tersebut merangkum cara pemerintah menjawab bencana yang datang hampir bersamaan di tiga provinsi.

    Di posko penanganan bencana Tapanuli Tengah, situasi serba mendesak jalur darat belum sepenuhnya terbuka dan distribusi energi menjadi prioritas kritis. Prabowo menunjukkan apresiasinya terhadap kecepatan instansi bekerja.

    Tantangan terbesar adalah BBM untuk generator dan kendaraan evakuasi, serta pemulihan listrik. Namun Prabowo menegaskan bahwa jalur bantuan sudah mulai terbuka.

    “Sekarang masalah BBM, kapal besar sudah bisa merapat di Sibolga. Kemudian Herkules terus kita kerahkan, mungkin setiap hari beberapa titik bisa didaratkan,” ujarnya kepada warga.

    Dalam penjelasan lanjutan, Presiden Ke-8 RI itu pun menegaskan bahwa distribusi logistik adalah prioritas absolut. Termasuk, terkait kemungkinan peningkatan status menjadi darurat bencana nasional, Prabowo menekankan pemerintah akan terus memonitor.

    Selanjutnya, Prabowo terbang ke Kutacane, Aceh Tenggara, wilayah yang disebutnya sebagai salah satu titik paling terdampak. Di sana dia disambut warga yang masih terpukul oleh longsor dan banjir bandang.

    Orang nomor satu di Indonesia itu pun menyampaikan pesannya yakni pemulihan dan pembangunan desa. Dia menyinggung anggaran yang sudah disiapkan pemerintah pusat untuk fasilitas desa, pembangunan sekolah, hingga memastikan program makan bergizi gratis (MBG) dan koperasi desa berjalan.

    “Alhamdulillah, kita punya anggarannya, kita lakukan penghematan banyak di pusat supaya sebanyak mungkin bantuan sebanyak mungkin kita bisa membantu kepentingan rakyat di paling bawah,” imbuhnya.

    Bertolak kembali, di Padang Pariaman, Prabowo disambut warga yang baru saja melewati banjir besar dan longsor yang merusak rumah serta jembatan. Di sinilah dia menyampaikan salah satu pernyataan paling emosional dalam lawatan tersebut bahwa pemerintah tak akan biarkan masyarakatnya menanggung beban sendirian.

    “Kami tidak akan membiarkan saudara-saudara sendiri memikul beban. Pemerintah RI adalah milik rakyat, kami kerja untuk rakyat, kamia berbakti untuk rakyat, kami akan mengelola kekayaan negara supaya bisa membantu rakyat,” tuturnya.

    Laporan di lokasi menunjukkan listrik hampir pulih, sementara air bersih dan jembatan masih dalam tahap pembenahan. Prabowo memastikan semua rumah rusak akan dibantu perbaikannya.

    “InshaAllah kita akan perbaiki semuanya, rumah-rumah yang rusak akan kita bantu.”

    Dia kembali menegaskan kedisiplinan pemerintah dalam mengelola anggaran, sekaligus memberikan pesan keras soal akuntabilitas.

    “Saya harus mengelola di pusat supaya kekayaan negara benar-benar untuk rakyat, supaya tidak ada kebocoran, tidak ada maling-maling yang mencuri uang rakyat. Kalian suka nggak kalau saya sikat maling-maling semua itu?,” tandas Prabowo.

    Alhasil, dari Tapanuli Tengah, Kutacane, hingga Padang Pariaman, narasi Prabowo dalam setiap kunjungannya memuat tiga benang merah yaitu penguatan respons cepat dari BBM, listrik, helikopter, hingga jalur udara untuk desa terisolasi.

    Lalu, pemulihan infrastruktur dasar mulai dari jembatan, sekolah, dan fasilitas desa serta pentingnya solidaritas sosial dan tata kelola negara yang bersih. Dia menutup tiap kunjungan dengan keyakinan bahwa Indonesia mampu menghadapi bencana ini bersama-sama.

    “Kita atasi ya, negara kita kuat sekarang mampu untuk mengatasi,” pungkas Prabowo.

    Lawatan pada 1 Desember 2025 itu bukan hanya inspeksi teknis, tetapi juga penguatan moral di tengah masyarakat yang sedang berduka. Dari suara warga yang menyambutnya hingga senyum para korban, perjalanan itu menggambarkan upaya kolektif untuk bangkit dari hari-hari tergelap yang semua upayakan agar bisa berlalu.

  • Update Korban Bencana Sumbar: 193 Meninggal, 116 Hilang

    Update Korban Bencana Sumbar: 193 Meninggal, 116 Hilang

    Liputan6.com, Padang – Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan longsor di Sumatera Barat terus bertambah. Data per Selasa (2/11/2025) sebanyak 193 orang meninggal dunia dan 116 orang lainnya masih hilang dan dalam proses pencarian di provinsi ini.

    “Dari total tersebut, 161 korban sudah berhasil diidentifikasi. Sementara itu, 32 korban lainnya masih belum diketahui identitasnya. Proses pendataan masih berlanjut karena temuan korban baru terus terjadi di berbagai lokasi terdampak,” ujar Sekretaris Daerah Arry Yuwandi.

    Sementara, lanjut dia, jumlah pengungsi tercatat sebanyak 17.402 jiwa. Mereka berpindah ke berbagai titik aman dengan fasilitas seadanya.

    Arry menjelaskan, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian dan evakuasi terhadap warga yang dilaporkan hilang.

    Menurutnya, hambatan terbesar berasal dari korban yang tertimbun material longsor serta minimnya alat berat yang bisa dioperasikan di lokasi.

    “Kesulitan pencarian korban karena banyak yang tertimbun material longsor dan banjir bandang,” terang Arry, Selasa (2/11/2025) dalam jumpa pers di Padang.

    “Tebalnya material, akses jalan yang terputus, serta cuaca yang tak menentu semakin memperlambat mobilisasi tim penyelamat,” tandas dia.

    Sebelumnya, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto meninjau langsung lokasi bencana banjir di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Senin 1 Desember 2025.

    Selain menyalurkan bantuan logistik, Bima juga mengerahkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) ke lokasi bencana.

    Kehadiran pihak Dinas Dukcapil dimaksudkan untuk memberikan pelayanan pencetakan administrasi kependudukan (adminduk) kepada masyarakat terdampak. Layanan tersebut meliputi pencetakan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el), Kartu Keluarga (KK), Kartu Identitas Anak (KIA), Akta Lahir, Akta Kematian, dan dokumen kependudukan lainnya.

     

    Simak informasi dalam Fokus Pagi edisi (27/11) dengan topik-topik pilihan sebagai berikut, Longsor Tutup Jalan Raya, Angin Kencang Hempas Tenda Upacara, Sopir Diduga Mengantuk, Truk Masuk Jurang, Aksi Pemalak Paksa Sopir Truk Berikan Uang.

  • Satgas PKH Bakal Usut Gelondongan Kayu Hanyut-Menumpuk Saat Bencana Sumatera

    Satgas PKH Bakal Usut Gelondongan Kayu Hanyut-Menumpuk Saat Bencana Sumatera

    Jakarta

    Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) menyatakan bakal mengusut asal-usul kayu gelondongan yang hanyut dan menumpuk saat banjir bandang menghantam Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Satgas bakal mengecek fakta yang terjadi.

    “Yang jelas nantikan fakta-fakta di media akan didalami. Apakah itu memang bencana alam atau seperti apa,” kata Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, kepada wartawan, Selasa (2/12/2025).

    Satgas PKH sendiri terdiri dari berbagai lembaga seperti TNI, Polri, Kejagung, hingga Kementerian Kehutanan. Anang menjamin aparat penegak hukum akan mengambil tindakan jika ada unsur pelanggaran terkait kayu-kayu gelondongan itu.

    “Kalau memang ada perbuatan manusia, ketika nanti ada di situ ada unsur kesengajaan, pastinya penegak hukum ke depan akan mengambil tindakan hukum,” tegas Anang.

    Sebagai informasi, gelondongan kayu ikut terbawa arus banjir bandang di Sumut, Sumbar dan Aceh. Tumpukan kayu dalam jumlah banyak itu kemudian menjadi sorotan anggota DPR RI.

    Kemenhut sendiri menduga kayu gelondongan itu berasal dari pemegang hak atas tanah (PHAT) yang berada di area penggunaan lain (APL). Dia mengatakan, dugaan sementara, kayu tersebut bekas tebangan yang sudah lapuk hingga terbawa arus banjir.

    “Kita deteksi bahwa itu dari PHAT di APL. PHAT adalah pemegang hak atas tanah. Di area penebangan yang kita deteksi dari PHAT itu di APL, memang secara mekanisme untuk kayu-kayu yang tumbuh alami itu mengikuti regulasi Kehutanan, dalam hal ini adalah SIPPUH, Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan,” kata Dirjen Penegakan Hukum (Gakkum) Kemenhut Dwi Januanto Nugroho, dilansir Antara, Sabtu (29/11).

    Meski demikian,Dwi mengatakan pihaknya tak dapat mengesampingkan potensi kayu tersebut berasal dari praktik ilegal. Kayu gelondongan itu sendiri kini berserakan di permukiman warga hingga pantai.

    Bencana banjir bandang dan longsor di Sumbar, Aceh, dan Sumut itu telah menyebabkan 659 orang tewas. Selain itu, 1 juta orang menjadi pengungsi akibat bencana tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (ond/haf)

  • Angka Kematian Akibat Serangkaian Bencana Asia Tembus 1.000 Jiwa

    Angka Kematian Akibat Serangkaian Bencana Asia Tembus 1.000 Jiwa

    Jakarta

    Dunia Hari Ini kembali dengan rangkuman peristiwa yang terjadi selama 24 jam terakhir.

    Edisi Selasa, 2 Desember 2025 kami hadirkan dari perkembangan sejumlah bencana di Asia.

    Korban tewas tembus angka seribu orang

    Presiden Prabowo Subianto menyerukan lebih banyak aksi untuk menghadapi perubahan iklim, saat negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, terdampak bencana alam yang menewaskan lebih dari 1.000 orang.

    Hampir 600 orang tewas di Sumatra setelah banjir bandang dan tanah longsor dahsyat yang disebabkan oleh hujan monsun dan Siklon Senyar.

    Senin kemarin, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan 593 orang tewas, sementara lebih dari 450 orang masih hilang.

    Sri Lanka juga masih menghadapi dampak Siklon Ditwah, yang menewaskan sedikitnya 390 orang dalam banjir terburuk yang pernah terjadi di negara itu dalam beberapa dekade.

    Setidaknya 176 orang tewas di wilayah selatan Thailand, di mana banjir parah berdampak pada sekitar 4 juta orang dan 1,5 juta rumah tangga.

    Kebocoran karbon monoksida di pabrik Australia

    Tim layanan darurat dipanggil ke fasilitas tersebut sekitar pukul 12.45 siang kemarin.

    “Petugas pemadam kebakaran tiba dan mendapati 60 orang dievakuasi dari pabrik dengan banyak korban menanggung dampak paparan karbon monoksida,” kata juru bicara Fire Rescue Victoria (FRV).

    “Kru FRV membantu dengan memberikan terapi oksigen kepada para pasien hingga Ambulans Victoria tiba di lokasi.”

    Seorang juru bicara ambulans mengatakan 21 pekerja harus dirawat di rumah sakit karena muntah, pusing, sakit kepala, dengan beberapa mengalami gangguan kesadaran.

    Kompleks perumahan Hong Kong tidak memenuhi standar

    Pihak berwenang Hong Kong mengatakan jaring pelindung yang menutupi perancah di sekitar kompleks apartemen yang terbakar tidak memenuhi standar ketahanan api.

    Sekretaris Keamanan Hong Kong, Chris Tang, kemarin mengatakan sampel jaring diambil dari beberapa lokasi di tujuh gedung yang terbakar.

    Tujuh sampel ditemukan tidak memenuhi standar.

    Tes awal menunjukkan jaring tersebut memenuhi standar, tetapi para penyelidik belum dapat memeriksa semuanya karena kobaran api.

    “Karena api telah padam, kami dapat menjangkau tempat-tempat yang sebelumnya tidak mudah diakses sebelum mengambil sampel,” kata Tang kepada para wartawan.

    Bukti terbaru kasus Luigi Mangione

    Polisi berbicara dengan Luigi Mangione di sebuah restoran McDonald’s selama lebih dari 30 menit sebelum menangkapnya dengan dugaan penembakan seorang eksekutif UnitedHealthcare, menurut video yang diputar di pengadilan.

    Rekaman yang tidak menyertakan audio tersebut dapat menjadi bukti kunci.

    Ini karena Hakim Gregory Carro mempertimbangkan klaim pengacara pembela bahwa pernyataan Luigi kepada polisi tidak dapat diterima karena pihaknya gagal memberi tahu tentang hak-hak Luigi untuk tidak memberatkan diri sendiri.

    Luigi, 27 tahun, ditangkap pada Desember 2024 dan didakwa dengan penembakan fatal CEO UnitedHealthcare Brian Thompson di trotoar di Manhattan, New York.

    Pembunuhan tersebut dikecam banyak pihak, namun Luigi dianggap sebagai “pahlawan” bagi sebagian warga Amerika yang mengecam tingginya biaya perawatan kesehatan.

    (ita/ita)

  • XLSmart Ungkap Tantangan Berat Pemulihan Jaringan di Wilayah Terdampak

    XLSmart Ungkap Tantangan Berat Pemulihan Jaringan di Wilayah Terdampak

    Liputan6.com, Jakarta – PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart) mengintensifkan upaya pemulihan jaringan telekomunikasi pascabencana banjir bandang Sumatera dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera dan Aceh, akhir November 2025.

    Hingga saat ini, ratusan menara Base Transceiver Station (BTS) di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dilaporkan masih mengalami gangguan.

    Regional Group Head XLSmart West Region, Desy Sari Dewi, menyampaikan rasa duka sekaligus memastikan komitmen perusahaan.

    “Kami turut berduka dan prihatin atas bencana banjir yang menimpa sejumlah wilayah di Sumatera. Saat ini tim teknis di lapangan terus bekerja intensif selama 24 jam untuk memastikan layanan telekomunikasi tetap tersedia bagi masyarakat serta pihak otoritas yang menangani penanggulangan bencana,” ujar Desy dalam keterangannya, Selasa (2/12/2025).

    Tantangan Berat Pemulihan Jaringan

    XLSmart mengakui proses pemulihan menghadapi tantangan berat. Kondisi geografis di wilayah terdampak, seperti genangan banjir dan jalan yang tertutup longsor, menjadi hambatan utama dalam mobilisasi tim dan peralatan.

    “Tim kami terus berupaya untuk melakukan perbaikan dan memobilisasi genset untuk menjaga operasional BTS. Tantangan lainnya adalah keterbatasan pasokan BBM untuk genset dan akses medan yang sulit dilalui oleh tim teknis XLSmart akibat jalan tertutup longsor,” Desy menambahkan.

     

  • Netizen Pakai Google Earth Ungkap Hutan Gundul & Tambang Ilegal Bikin Banjir

    Netizen Pakai Google Earth Ungkap Hutan Gundul & Tambang Ilegal Bikin Banjir

    Jakarta

    Banjir dan tanah longsor yang menerjang sejumlah wilayah di Sumatera dalam sepekan terakhir memicu kemarahan publik. Ribuan warganet bergerak mengungkap dugaan penyebab bencana, dan kali ini “senjata” mereka adalah Google Earth.

    Media sosial ramai oleh postingan yang menunjukkan hilangnya hutan lindung serta munculnya lubang tambang ilegal di berbagai titik yang kini terdampak banjir dan longsor. Mereka membandingkan citra satelit Google Earth dari tahun ke tahun, memperlihatkan perubahan masif pada daerah-daerah yang sebelumnya hijau menjadi gundul atau dipenuhi lubang-lubang tambang.

    Salah satu unggahan @arie0198 yang menyoroti kawasan di Batangtoru dimana bencana banjir bandang terjadi. Ia menunjukkan area yang diduga tambang emas yang mengunduli hutan.

    Beberapa warganet juga memperlihatkan perubahan wilayah dalam beberapa tahun. Berikut rangkumannya:

    “Iseng² liat dari google map yg satelit. Gimana nggak banjir bandang, hutannya dihabisin,” ujar @lupispasar sembari memperlihatkan area hutan gundul karena penampangan.

    “Lagi liat Google Maps daerah yang diduga salah satu dari banyak penyebab banjir, tbtb ada bgt yg nambahin ini bejir,” @naaa_twisted

    [Gambas:Twitter]

    Fenomena ini menunjukkan bagaimana alat teknologi seperti Google Earth kini menjadi sarana investigasi publik yang efektif. Pertanyaannya, sampai kapan masyarakat harus mengandalkan citra satelit untuk membuktikan kerusakan lingkungan yang seharusnya dapat dicegah sejak awal?

    Untuk diketahui, banjir dan longsor di Sumatera hingga kini masih menyisakan duka. BNPB mencatat sedikitnya 604 orang meninggal dunia, puluhan hilang, dan lebih dari puluhan ribu warga masih mengungsi. Kerugian materiil diperkirakan mencapai triliunan rupiah.

    (afr/afr)