Topik: Banjir Bandang

  • BGN Alihkan Dapur MBG Layani Pengungsi Banjir Aceh-Sumatera

    BGN Alihkan Dapur MBG Layani Pengungsi Banjir Aceh-Sumatera

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Badan Gizi Nasional (BGN) mengerahkan ratusan dapur makan bergizi gratis (MBG) untuk memenuhi kebutuhan gizi para pengungsi akibat banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

    Langkah cepat ini dilakukan agar kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan balita tetap mendapatkan asupan makanan yang memadai selama di pengungsian.

    Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyampaikan, hingga saat ini terdapat 319 satuan pelaksana program gizi (SPPG) yang aktif melayani para pengungsi.

    “Alhamdulillah, sampai sekarang ada 319 SPPG yang melayani pengungsi, 105 di Aceh, 108 di Sumatera Utara, dan 66 di Sumatera Barat,” ujarnya di Yogyakarta, Selasa (9/12/2025).

    Dadan menegaskan, dapur MBG akan terus berjalan hingga situasi kembali pulih dan seluruh pengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing.

    “Karena sekolah juga masih libur, anak-anak semua ada di pengungsian, ibu hamil dan anak balita juga ada di pengungsian, jadi kita berikan makanan di pengungsian,” katanya.

    Untuk memastikan kebutuhan tetap terpenuhi, BGN telah menyalurkan dana tambahan kepada setiap SPPG yang bertugas.

    Sementara itu, program MBG reguler tetap dilaksanakan di daerah-daerah yang tidak terdampak langsung bencana.

    “Ya, MBG tetap jalan. Di Aceh sendiri ada 81 yang tetap melaksanakan program MBG secara normal, yang jauh dari daerah bencana. Namun, yang di daerah bencana, semua dialokasikan untuk menangani pengungsi,” kata Dadan.

  • Daftar Perusahaan Besar yang Diduga Pemicu Banjir Sumatera

    Daftar Perusahaan Besar yang Diduga Pemicu Banjir Sumatera

    Jakarta: Banjir dan longsor yang melanda beberapa wilayah Sumatra dan Aceh kembali memantik sorotan khususnya terkait kondisi ekologis kawasan yang terdampak banjir.

    Para ahli menyimpulkan, rangkaian bencana ini bukan semata akibat cuaca ekstrem, melainkan akumulasi kerusakan lingkungan yang berlangsung bertahun-tahun.

    Sejumlah aktivitas industri skala besar diduga berkontribusi terhadap melemahnya daya dukung alam di kawasan hulu. Sejumlah laporan dari organisasi lingkungan dan kajian independen menyoroti praktik pembukaan hutan, perubahan aliran sungai, hingga perluasan aktivitas industri yang dinilai meningkatkan kerentanan ekosistem.

    Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol mengatakan pemerintah sendiri tengah menyiapkan langkah penegakan hukum.

    “Kami akan melakukan penyelidikan lagi. Mungkin habis ini kami akan terbang sampai ke hulu untuk memastikan apa yang terjadi di hulu,” ujar Hanif Faisol, dikutip dari Metrotvnews.com, Selasa, 9 Desember 2025.
     

    Setidaknya ada beberapa perusahaan besar yang diduga menjadi pemicu terjadi banjir besar di Sumatera.
     
    PLTA Batang Toru

    Proyek PLTA Batang Toru menjadi salah satu yang disorot dalam berbagai laporan lingkungan. Pembangunan terowongan dan infrastruktur diduga berkontribusi pada hilangnya tutupan hutan serta peningkatan sedimentasi sungai.

    Dalam video banjir di Jembatan Trikora, terlihat tumpukan gelondongan kayu yang oleh sejumlah pemerhati lingkungan dikaitkan dengan aktivitas pembangunan di kawasan tersebut.
     
    PT Toba Pulp Lestari (TPL)

    Laporan pemantauan kawasan Batang Toru mencatat alih fungsi ribuan hektare hutan menjadi area tanaman industri. Aktivitas ini dipandang mempercepat degradasi habitat dan melemahkan koridor satwa yang membentang dari Dolok Sibualbuali hingga Batang Toru.
     
    PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III)

    Analisis regional yang dirujuk sejumlah media daerah menunjukkan tingkat deforestasi dan degradasi di Daerah Aliran Sungai Batang Toru dalam 10-15 tahun terakhir mencapai puluhan ribu hektar. Angka agregat dari berbagai studi pemetaan hutan memperlihatkan bahwa tekanan ekologis terjadi secara kumulatif dan meluas.

    Hutan, terutama di kawasan hulu, berfungsi menjaga penyerapan air, memperlambat aliran permukaan, serta menstabilkan tanah. Ketika tutupan hutan menyusut atau rusak, kemampuan alam menahan limpasan air berkurang drastis. Kondisi inilah yang membuat wilayah lebih rentan terhadap banjir bandang dan longsor saat hujan lebat.

    Jakarta: Banjir dan longsor yang melanda beberapa wilayah Sumatra dan Aceh kembali memantik sorotan khususnya terkait kondisi ekologis kawasan yang terdampak banjir.
     
    Para ahli menyimpulkan, rangkaian bencana ini bukan semata akibat cuaca ekstrem, melainkan akumulasi kerusakan lingkungan yang berlangsung bertahun-tahun.
     
    Sejumlah aktivitas industri skala besar diduga berkontribusi terhadap melemahnya daya dukung alam di kawasan hulu. Sejumlah laporan dari organisasi lingkungan dan kajian independen menyoroti praktik pembukaan hutan, perubahan aliran sungai, hingga perluasan aktivitas industri yang dinilai meningkatkan kerentanan ekosistem.

    Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol mengatakan pemerintah sendiri tengah menyiapkan langkah penegakan hukum.
     
    “Kami akan melakukan penyelidikan lagi. Mungkin habis ini kami akan terbang sampai ke hulu untuk memastikan apa yang terjadi di hulu,” ujar Hanif Faisol, dikutip dari Metrotvnews.com, Selasa, 9 Desember 2025.
     

     
    Setidaknya ada beberapa perusahaan besar yang diduga menjadi pemicu terjadi banjir besar di Sumatera.
     

    PLTA Batang Toru

    Proyek PLTA Batang Toru menjadi salah satu yang disorot dalam berbagai laporan lingkungan. Pembangunan terowongan dan infrastruktur diduga berkontribusi pada hilangnya tutupan hutan serta peningkatan sedimentasi sungai.
     
    Dalam video banjir di Jembatan Trikora, terlihat tumpukan gelondongan kayu yang oleh sejumlah pemerhati lingkungan dikaitkan dengan aktivitas pembangunan di kawasan tersebut.
     

    PT Toba Pulp Lestari (TPL)

    Laporan pemantauan kawasan Batang Toru mencatat alih fungsi ribuan hektare hutan menjadi area tanaman industri. Aktivitas ini dipandang mempercepat degradasi habitat dan melemahkan koridor satwa yang membentang dari Dolok Sibualbuali hingga Batang Toru.
     

    PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III)

    Analisis regional yang dirujuk sejumlah media daerah menunjukkan tingkat deforestasi dan degradasi di Daerah Aliran Sungai Batang Toru dalam 10-15 tahun terakhir mencapai puluhan ribu hektar. Angka agregat dari berbagai studi pemetaan hutan memperlihatkan bahwa tekanan ekologis terjadi secara kumulatif dan meluas.
     
    Hutan, terutama di kawasan hulu, berfungsi menjaga penyerapan air, memperlambat aliran permukaan, serta menstabilkan tanah. Ketika tutupan hutan menyusut atau rusak, kemampuan alam menahan limpasan air berkurang drastis. Kondisi inilah yang membuat wilayah lebih rentan terhadap banjir bandang dan longsor saat hujan lebat.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • RSUD Aceh Tamiang Kembali Beroperasi Normal setelah Lumpuh Pascabanjir

    RSUD Aceh Tamiang Kembali Beroperasi Normal setelah Lumpuh Pascabanjir

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Tamiang kembali beroperasi normal setelah sempat lumpuh total akibat banjir bandang akhir November 2025. Layanan medis dan konektivitas di RSUD kini sudah berjalan seperti sedia kala, siap melayani masyarakat terdampak.

    Bupati Aceh Tamiang Armia Fahmi mengatakan operasional RSUD sudah pulih dan dapat digunakan sepenuhnya untuk melayani masyarakat. Pemulihan ini sejalan dengan perintah dari menteri kesehatan yang menekankan agar pelayanan kesehatan harus diprioritaskan di RSUD Aceh Tamiang.

    “Salah satu kebutuhan krusial, yaitu air bersih untuk layanan medis, kini sudah tersedia. Ketersediaan ini berkat bantuan cepat dari PDAM, Bapaldam Iskandar Muda dan Polda Aceh. Begitu halnya dukungan tenaga medis juga mengalir. Sejumlah relawan tenaga medis dari Sumatera Utara telah turun membantu. Mereka umumnya adalah para relawan yang menawarkan diri secara sukarela,” kata Armia dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).

    Armia menjelaskan tim medis juga ikut turun ke posko-posko darurat untuk memberikan pelayanan. Di antaranya fokus menangani ibu hamil dan balita, sebagai kelompok yang paling rentan terdampak pascabencana. Selain layanan medis, Bank Aceh turut berpartisipasi aktif dengan membantu menyuplai kebutuhan obat-obatan bagi masyarakat.

    “Masyarakat yang berobat pascabanjir umumnya mengalami keluhan seperti batuk, gatal-gatal, dan penyakit kulit lainnya yang sering muncul akibat sanitasi yang kurang baik setelah air surut,” tambahnya.

    Untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan ke wilayah terdampak, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang juga telah mendirikan 10 unit puskesmas darurat di sejumlah lokasi strategis. 

    Kehadiran puskesmas darurat ini diharapkan dapat mempermudah akses kesehatan bagi warga yang tinggal jauh dari RSUD utama.

    Armia mengimbau masyarakat untuk segera memanfaatkan layanan kesehatan yang telah diaktifkan kembali dan posko darurat apabila merasakan gangguan kesehatan pascabanjir bandang di Aceh Tamiang.

  • Andre Rosiade Ungkap Biaya Pemulihan Infrastruktur Sumbar Rp 13,52 T

    Andre Rosiade Ungkap Biaya Pemulihan Infrastruktur Sumbar Rp 13,52 T

    Jakarta

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyiapkan anggaran sebesar Rp 13,52 triliun untuk penanganan bencana serta rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon) di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pascagalodo (banjir bandang) beberapa waktu lalu. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade menyebut dana tersebut bersifat tambahan, tidak dipotong anggaran yang sudah ada.

    Hal itu disampaikan Menteri PU Dody Hanggodo, bersama Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, di Lembah Anai, Tanah Datar, Sumbar, Senin (8/12/2025).

    Adapun jumlah Rp 13,52 triliun tersebut merupakan estimasi kebutuhan yang dihimpun dari empat Direktorat Jenderal (Ditjen) Kementerian PU. Anggaran tersebut akan diajukan ke Presiden Prabowo Subianto.

    Anggaran Rp 13,52 triliun itu merupakan kebutuhan khusus untuk memulihkan infrastruktur yang rusak akibat bencana galodo. Dody menyebut laporan kerusakan dari berbagai balai telah diverifikasi sebelum dirumuskan menjadi usulan anggaran.

    “Kebutuhan ini mencerminkan kerusakan di lapangan dan harus segera ditangani agar konektivitas dan aktivitas masyarakat kembali pulih,” katanya.

    Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade, menegaskan bahwa anggaran ini bersifat tambahan dan tidak akan memotong anggaran rutin yang sudah berjalan untuk Sumbar.

    Andre juga memastikan anggaran kegiatan rutin kementerian tersebut, termasuk perjalanan dinas, tidak akan mengganggu alokasi untuk rehabilitasi-rekonstruksi infrastruktur pascagalodo.

    “Misalnya Rp 2,5 triliun lebih untuk jalan dan jembatan di Sumbar, semuanya tetap berjalan. Khusus Balai Wilayah Sungai saja, akan ada lebih dari Rp3 triliun untuk rehab-rekon,” kata Andre.

    Andre menambahkan masyarakat tidak perlu khawatir karena Rp 13,52 triliun ini merupakan dana tambahan yang diajukan atas arahan Presiden Prabowo Subianto untuk pemulihan Sumbar.

    “Mohon doanya agar dana ini disetujui Presiden Prabowo dan segera dikucurkan. Agar Sumbar bisa segera pulih,” tegasnya.

    (yld/dhn)

  • Pemilik Kedai di Kuala Simpang Aceh Tamiang Berjuang Pulihkan Usaha

    Pemilik Kedai di Kuala Simpang Aceh Tamiang Berjuang Pulihkan Usaha

    Aceh Tamiang, Beritasatu.com – Pemulihan pascabanjir bandang di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, terus berlangsung hingga Selasa (9/12/2025). Sejumlah pelaku usaha kecil mulai membersihkan tempat usaha mereka yang sebelumnya terendam lumpur dan dipenuhi sampah kiriman banjir.

    Salah satu pemilik kedai kopi, Perry, menuturkan pembersihan berjalan sangat sulit. Lumpur tebal memenuhi hampir seluruh lantai kedai, sedangkan tumpukan sampah membuat area usaha semakin sulit dibersihkan. Banyak peralatan kedai yang juga rusak akibat terendam banjir.

    “Kesulitannya banyak. Kita enggak tahu mau buang sampah ini ke mana. Lumpurnya tinggi, ada yang selutut, ada sepaha. Alat-alat juga seadanya, cuma bisa kuras pelan-pelan,” ujarnya saat ditemui di kedainya.

    Perry mengaku tidak sempat menyelamatkan barang ketika banjir datang. Air naik dalam waktu singkat, membuat ia dan rekan kerjanya hanya fokus menyelamatkan diri.

    “Waktu kejadian, bisa selamat saja sudah syukur. Yang lain enggak kepikir lagi. Yang penting selamat, keluarga selamat karena air tiba-tiba naik,” tuturnya.

    Meski dalam kondisi sulit, Perry tetap berupaya membersihkan kedainya secara mandiri sembari menunggu bantuan tambahan dari pemerintah. Sejumlah alat berat sudah mulai bekerja di sekitar lokasi, tetapi pembersihan masih lambat karena tebalnya endapan lumpur.

    “Alat berat sudah mulai jalan pelan-pelan. Yang lain ya semprot pakai air bersih. Harapannya pemerintah bisa lebih cepat menanggulangi kondisi ini,” katanya.

    Di kawasan Kuala Simpang, puluhan rumah dan tempat usaha terdampak banjir bandang. Selain merusak bangunan, banjir meninggalkan tumpukan sampah dan endapan lumpur tebal yang menghambat pemulihan warga.

  • Di Tengah Akses Terputus, Relawan Nagan Raya Berhasil Salurkan 2 Ton Beras untuk Korban Banjir Aceh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Di Tengah Akses Terputus, Relawan Nagan Raya Berhasil Salurkan 2 Ton Beras untuk Korban Banjir Aceh Megapolitan 9 Desember 2025

    Di Tengah Akses Terputus, Relawan Nagan Raya Berhasil Salurkan 2 Ton Beras untuk Korban Banjir Aceh
    Editor

    KOMPAS.com –
    Bantuan untuk korban banjir bandang di lintas barat Aceh hingga Selasa (9/12/2025) masih bertumpu pada relawan lokal Nagan Raya akibat banyaknya akses jalan dan jembatan yang rusak.
    Meski menghadapi kesulitan di lapangan, relawan dari
    Posko BKM Baburrayan Jeuram Peduli
    telah berhasil menyalurkan sedikitnya dua ton beras ke sejumlah titik terdampak.
    Ketua BKM Baburrayan, Zulkifli Is, menjelaskan bahwa relawan posko sebagian besar berusia paruh baya, namun berpengalaman dalam penanganan bencana.
    “Umumnya sudah berusia 50 tahun. Beberapa sudah pensiun. Namun sebagian mereka adalah veteran relawan tsunami 2004. Jadi dengan pengalaman itu membantu mereka lebih memahami medan dan persoalan, sehingga bantuan itu bisa tersalurkan ke berbagai tempat,” kata Zulkifli, dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Selasa.
    “Soal usia relawan kami bukan persoalan. Mereka sudah terbiasa berkeringat, terlebih untuk saudara kami tertimpa bencana banjir bandang, mereka tetap semangat,” imbuhnya.
    Bendahara BKM Baburrayan, Firdaus Ibar, menyebut medan distribusi sangat rumit karena kerusakan infrastruktur di berbagai lokasi.
    “Sebenarnya bantuan ke Aceh bisa disebut luar biasa banyak. Namun, adanya persoalan banyaknya infrastruktur rusak dan bahkan hancur, jadinya ada kesulitan dari pihak luar untuk mendatangkan bantuan,” ujar Firdaus.
    Menurut data BNPB, puluhan jembatan di wilayah terdampak mengalami kerusakan, termasuk 58 jembatan di Aceh Tengah, 130 di Bener Meriah, 13 di Aceh Barat, dan empat di Aceh Singkil.
    Di Nagan Raya sendiri, kerusakan akses terjadi sedikitnya pada empat jembatan.
    Firdaus menegaskan koordinasi berbagai pihak harus terus diperkuat.
    “Koordinasi intensif dengan berbagai pihak memang dibutuhkan, agar kendala terkait penyaluran bantuan terhadap para korban dapat teratasi,” kata Firdaus.
    “Dari Jakarta ada pihak KitaBisa yang juga sudah mulai membangun komunikasi dengan kami di sini. Di samping juga ada Salam Setara Foundation, yang turut berkomunikasi dengan perwakilan kami di Jakarta, sambungnya”
    Hingga Selasa (9/12), total bantuan yang disalurkan telah mencapai dua ton beras.
    Bantuan terbaru mencakup 500 kg beras, 50 kg gula, 600 butir telur, air kemasan, 54 dus mi instan, pakaian layak pakai, perlengkapan makan, tikar plastik, serta puluhan timba air.
    Bantuan ini diantar ke daerah yang sempat terendam lebih dari dua meter, seperti Kuta Trieng di Darul Makmur, serta Gampong Geulanggang Gajah.
    Perwakilan warga Kuta Trieng, Abdul Kadir (55), menyampaikan apresiasinya atas bantuan yang disalurkan BKM Baburrayan Peduli.
    “Bantuan disalurkan BKM Baburrayan Peduli ini tentunya sangat berguna di tengah sulitnya distribusi bantuan ke berbagai tempat terdampak banjir,” kata Abdul.
    “Kami pun berharap agar bantuan-bantuan kepada seluruh korban di Aceh dan Sumatera Utara, juga Sumatera Barat, pun bisa lebih leluasa didatangkan,” sambungnya.
    “Posko ini lahir, berangkat dari kondisi faktual bahwa akibat banjir bandang memutus akses ke mana-mana. Juga melihat lagi, pengurus BKM ini banyak berlatar belakang relawan tsunami 2004. Jadi, kami membangun posko ini untuk mewadahi bantuan untuk para penyintas banjir, karena dengan kondisi putusnya akses. Awalnya, kami hanya bisa mengandalkan resource dari kalangan lokal lebih dulu,” ujar Firdaus.
    Sementara itu, perwakilan BKM Baburrayan Jeuram Peduli di Jakarta, Zulfikar Akbar, memastikan koordinasi dengan berbagai lembaga terus dijalin.
    “Pemerintah memang sudah menerjunkan berbagai kekuatan ke sana. Namun banjir di Aceh, dan dua provinsi lainnya di Sumatera, luar biasa besar. Maka itu, terutama di lintas barat Aceh, melalui BKM Baburrayan Jeuram Peduli, kami berupaya dapat menjembatani bantuan ke sana. Termasuk menggunakan platform seperti KitaBisa, agar gerakan kecil ini bisa tetap berdampak besar terhadap korban banjir bandang di Aceh,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waspada Titik Macet dan Rawan Bencana di Sukabumi Jelang Libur Natal dan Tahun Baru

    Waspada Titik Macet dan Rawan Bencana di Sukabumi Jelang Libur Natal dan Tahun Baru

    ​Selain masalah lalu lintas, Kapolda Jabar juga menyoroti kerawanan bencana alam di Sukabumi, terutama mengingat prediksi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    ​”Kami sampaikan bahwa sesuai dengan prediksi ramalan cuaca BMKG, ada potensi terjadinya peningkatan curah hujan dan ini akan berakibat kepada tanah-tanah longsor di seputaran Kabupaten Sukabumi dan banjir bandang. Beberapa waktu lalu hal ini pernah terjadi,” paparnya.

    ​Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kapolda meminta pemerintah daerah dan semua pihak terkait untuk siaga.

    ​”Ini kami minta kepada Bupati menyiapkan alat-alat berat di sekitar daerah yang berpotensi terjadi bencana dan bila terjadi tanah longsor itu akan segera bergerak,” lanjut dia.

    ​Sementara itu, melalui Polres Sukabumi, telah menyiapkan posko, peralatan, dan personel, serta berkoordinasi dengan instansi terkait seperti BPBD dan SAR untuk standby dalam rangka antisipasi.

    ​Fokus Pengamanan: 4 Konsentrasi Utama

    ​Irjen Pol Rudi Setiawan menyatakan bahwa Polda Jabar telah menetapkan empat konsentrasi utama yang harus diantisipasi oleh seluruh jajaran Polres dan Pemda, terkait dalam pengamanan Nataru, yaitu wilayah rawan kemacetan, rawan kecelakaan, rawan kriminalitas, dan rawan bencana. 

    Ia menekankan bahwa kesuksesan operasi kemanusiaan ini harus dilakukan secara bersama-sama dan bersinergi. Kapolda Jabar juga memberikan arahan khusus kepada personel kepolisian.

    ​”Untuk menghindari adanya penegakan-penegakan hukum, melakukan pengaturan, lakukan pelayanan secara humanis,” tutupnya.

  • Cegah Banjir Berulang, Pemda Jabar Hentikan Sementara Penerbitan Izin Perumahan di Bandung Raya

    Cegah Banjir Berulang, Pemda Jabar Hentikan Sementara Penerbitan Izin Perumahan di Bandung Raya

    Erwan juga mendatangi Gedung Shelter Pengungsian Kantor Desa Dayeuhkolot yang ditempati 32 Kepala Keluarga atau 87 jiwa. Selain itu, Erwan juga menyambangi wilayah permukiman warga yang masih terendam banjir setinggi betis orang dewasa.

    Lokasi lain yang dikunjungi yakni sodetan Citarum (oxbow) Taman Air Baleendah. Di titik ini, Erwan menemukan tumpukan sampah dalam jumlah besar yang berpotensi menghambat aliran air.

    Saat berdialog dengan warga pengungsi, Erwan mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan tidak tergesa pulang ke rumah sebelum kondisi benar-benar aman.

    “Di sini yang penting sehat dan selamat. Lihat dulu situasi. Jika cuaca sudah benar-benar membaik dan tidak hujan, barulah warga bisa kembali ke rumah,” ujar Erwan.

    Dalam kesempatan tersebut, Erwan menyerahkan bantuan sembako untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.

    SE Gubernur Jawa Barat

    Sebelumnya, Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor: 177/PUR.06.02.03/DISPERKIM tertanggal 6 Desember 2025 diterbitkan oleh Dedi Mulyadi sebagai respons atas bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, dan Kota Cimahi.

    Dedi Mulyadi menegaskan penghentian sementara tersebut merupakan keputusan penting untuk mengembalikan keseimbangan lingkungan dan menata ulang tata ruang Bandung Raya yang kini mengalami tekanan ekologis cukup berat.

    “Kalau kita tidak mengembalikan fungsi ruang hijau, rawa, dan ruang terbuka, saya jamin 2–3 tahun ke depan kalau hujan melanda, Bandung akan tenggelam,” kata Dedi Senin (8/12/2025).

    Dedi menegaskan penyelesaian persoalan banjir tidak cukup hanya mengandalkan tindakan darurat, tetapi harus dibarengi langkah-langkah struktural yang menyentuh akar permasalahan tata ruang.

    Dedi menjelaskan bahwa kondisi banjir saat ini tidak lepas dari perubahan hulu yang telah banyak beralih menjadi kebun sayur, meningkatnya sedimentasi sungai, dan penyempitan aliran akibat bangunan liar.

    “Alam sudah memperingatkan kita. Cara terbaik bagi orang beriman adalah membaca tanda-tanda yang diberikan Allah melalui alam,” ucap Dedi.

    Dedi menegaskan banjir tidak akan selesai hanya dengan memberikan nasi bungkus, selimut, atau obat-obatan kepada warga terdampak. Dedi menyebut dibutuhkan adalah perubahan perilaku birokrasi dan penataan ruang yang tidak bertentangan dengan kondisi alam.

    Dalam edaran tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta pemerintah kabupaten dan kota untuk menghentikan sementara penerbitan izin perumahan hingga terdapat hasil kajian risiko bencana serta penyesuaian rencana tata ruang wilayah masing-masing.

     

  • Raffi Ahmad Sumbang Rp5 Miliar untuk Pemulihan Bencana Alam Sumbar

    Raffi Ahmad Sumbang Rp5 Miliar untuk Pemulihan Bencana Alam Sumbar

    Bisnis.com, PADANG – Wakil Gubernur Sumatra Barat Vasko Ruseimy menerima bantuan uang tunai sebanyak Rp5 miliar dari selebritis sekaligus Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad.

    “Bantuan dari Raffi Ahmad ini berupaya uang yang dikirim melalui perwakilan Tim Rans Entertainment yang diserahkan secara simbolis ke saya sebagai Wagub Sumbar,” kata Vasko dalam keterangan resmi, Senin (8/12/2025).

    Dia menjelaskan dana bantuan dari Founder & Chairman Rans Entertainment itu akan dipergunakan untuk pemulihan dampak bencana alam yang terjadi di sejumlah kabupaten dan kota Sumbar. 

    Vasko mengakui bahwa dalam melakukan penanganan dan pemulihan dampak bencana alam ini, pemerintah daerah membutuhkan banyak anggaran. Adanya bantuan itu, lanjutnya, sangat membantu, mengingat anggaran daerah sangat minim dan sulit untuk gerak cepat dalam penanganan bencana alam tersebut.

    Usai menerima bantuan tersebut, Vasko langsung menghubungi sumando urang Minang (menantu orang Minang) itu, yakni Raffi Ahmad melalui panggilan video.

    Hal ini dilakukan wagub untuk menyampaikan rasa terima kasih secara langsung kepada Raffi Ahmad atas kepedulian terhadap kondisi bencana alam yang terjadi di Sumbar.

    “Saya juga telah menyampaikan ke Raffi Ahmad terkait rencana pemanfaatan dana tersebut,” tegasnya.

    Dia mengatakan dana tersebut akan dimanfaatkan secara maksimal untuk hal-hal paling mendesak, termasuk pembangunan hunian sementara bagi warga terdampak.

    Di dalam sambungan video call itu, Raffi Ahmad menyampaikan bahwa bantuan tersebut merupakan bentuk empati keluarganya kepada masyarakat Sumbar yang tengah menghadapi masa sulit.

    “Pak Wagub, mohon sampaikan kepada masyarakat bahwa kami sekeluarga turut berduka atas musibah yang terjadi. Kami mohon maaf belum bisa hadir langsung, InsyaAllah setelah ini kami bisa datang,” ujar Raffi.

    Satu unit mobil pick up tertimbun material lumpur dan genangan air akibat bencana banjir bandang di Lambung Bukik, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatra Barat, Senin (8/12/2025). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

  • Masa Tanggap Darurat Banjir Sumbar Diperpanjang hingga 22 Desember

    Masa Tanggap Darurat Banjir Sumbar Diperpanjang hingga 22 Desember

    Padang, Beritasatu.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) resmi memperpanjang masa tanggap darurat penanganan bencana hidrometeorologi banjir bandang dan longsor hingga 22 Desember 2025. Keputusan tersebut diumumkan Gubernur Sumbar Mahyeldi seusai menggelar rapat koordinasi di Kota Padang, Senin (8/12/2025).

    “Setelah kita adakan rapat hari ini, maka kita putuskan untuk perpanjangan masa tanggap darurat sampai dengan 22 Desember 2025,” ujar Mahyeldi.

    Sebelumnya, Pemprov Sumbar telah menetapkan masa tanggap darurat sejak 25 November hingga 8 Desember 2025. Keputusan awal ini diambil menyusul hampir seluruh kabupaten dan kota di Ranah Minang terdampak banjir besar serta tanah longsor akibat cuaca ekstrem.