Topik: Banjir Bandang

  • Libur Lebaran, Cuaca Ekstrem Diprediksi Terjadi di Mojokerto 

    Libur Lebaran, Cuaca Ekstrem Diprediksi Terjadi di Mojokerto 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di wilayah Kabupaten Mojokerto pada libur dan arus balik Lebaran 2024. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto mengimbau masyarakat agar waspadai cuaca ekstrem.

    Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi adanya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang terjadi di Jawa Timur di bulan April. Kabupaten Mojokerto menjadi salah satu kabupaten yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem.

    “Puncak arus balik Lebaran diprediksi terjadi pada H+4 Lebaran 2024 dan libur Lebaran 2024 akan terjadi pada weekend ini. Kami menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati karena potensi terjadi hujan masih tinggi,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD kabupaten Mojokerto, Yo’ie Afrida Soesetyo Djati, Jumat (12/4/2024).

    Pihaknya mengimbau untuk menghindari berhenti di tempat-tempat berpotensi terjadi angin kencang, rawan longsor, dan banjir saat berkendara. Selain itu, pihaknya juga menyarankan agar masyarakat melihat kondisi cuaca lewat prakiraan cuaca BMKG, dan aplikasi milik BPBD Kabupaten Mojokerto.

    “Kami ada SIMONA (Sistem Informasi Mojokerto Bencana), masyakat bisa melihat dari sini kondisi cuaca sehingga bisa update wilayah-wilayah mana yang sedang terjadi hujan. Wilayah Pacet, Trawas, Gondang dan jalur arah ke Batu lewat Cangar sering kali menjadi jujukan para wisatawan,” katanya.

    Para wisatawan yang sedang libur Lebaran biasanya memilih lokasi wisata di Pacet, Trawas dan Gondang. Kalaksa menjelaskan, jika tiga wilayah tersebut perlu untuk selalu diwaspadai karena merupakan wilayah di Kabupaten Mojokerto yang sering potensi terjadi bencana.

    “Meski begitu, kami juga telah menyiapkan sejumlah personil yang telah stand by di masing-masing pos pam yang berada di Kabupaten Mojokerto. Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Mojokerto memiliki desa-desa yang teridentifikasi sebagai rawan bencana. Ini berdasarkan kajian resiko bencana yang telah kami susun,” tegasnya.

    Berikut adalah daftar desa rawan bencana beserta kategori kerawanan tinggi di Kabupaten Mojokerto :

    1. Kecamatan Bangsal : Desa Bangsal, Gayam, Salen, Puloniti, Pacing, Sumberwono, Ngastemi (Ancaman : banjir, angin kencang).

    2. Kecamatan Dawarblandong: Desa Banyulegi, Pulorejo, Talunblandong, Cendoro, Cinandang (Ancaman : banjir, angin kencang, kebakaran hutan, kekeringan).

    3. Kecamatan Dlanggu : Desa Ngembeh, Kalen, Kedunggede (Ancaman : banjir, angin kencang).

    4. Kecamatan Gedeg : Desa Balongsari, Bandung, Batankrajan, Beratwetan (Ancaman: banjir, angin kencang).

    5. Kecamatan Gondang : Desa Jatidukuh, Begaganlimo, Dilem, Gumeng, Kalikatir, Ngembat (Ancaman : tanah longsor, banjir bandang, kebakaran hutan, kekeringan).

    6. Kecamatan Jatirejo : Desa Jembul, Lebakjabung, Manting, Rejosari, Sumberjati, Tawangrejo, Baureno (Ancaman : banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, kekeringan).

    7. Kecamatan Jetis : Desa Jetis, Bendung, Paringan, Kupang, Simongagrok (Ancaman: banjir, kebakaran hutan).

    8. Kecamatan Kemlagi : Desa Betro, Mojosarirejo, Mojojajar, Mojowiryo, Tanjungan (Ancaman : banjir).

    9. Kecamatan Kutorejo: Desa Gedangan, Jiyu (Ancaman : banjir).

    10. Kecamatan Mojoanyar : Desa Gayaman, Gebangmalang, Jabon, Sadartengah, Sumberjati, Wunut, Kwatu, Kwedenkembar (Ancaman : banjir).

    11. Kecamatan Mojosari : Desa Jotangan, Kebondalem, Kedunggempol, Seduri, Randubango (Ancaman : banjir).

    12. Kecamatan Ngoro : Desa Jasem, Kembangsri, Sedati, Candiharjo, Kunjorowesi, Kutogirang, Wotanmasjedong, Manduromanggunggajah (Ancaman : banjir, kekeringan).

  • Banjir Bandang Terjang Madiun, 53 Rumah Rusak dan 10 Warga Dievakuasi

    Banjir Bandang Terjang Madiun, 53 Rumah Rusak dan 10 Warga Dievakuasi

    Madiun (beritajatim.com) – Banjir bandang menerjang Dusun Kebonduren, Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, pada Senin (1/4/2024) malam. Banjir mengakibatkan 53 rumah warga rusak dan 10 orang terpaksa dievakuasi.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis, mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan banjir bandang sekitar pukul 18.00 WIB. Petugas langsung menuju lokasi.

    “Alhamdulillah begitu BPBD sudah sampai, warga telah dievakuasi,” ujar Boby.

    Menurut Boby, banjir bandang tersebut berasal dari kiriman air sungai di wilayah Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro. Air bah membawa material lumpur dengan ketebalan 10 sentimeter yang masuk ke rumah-rumah warga.

    “Ada aliran sungai sekitar pemukiman lalu meluap. Sementara akan kami buat penahan sehingga aliran air tidak akan kembali masuk ke rumah warga,” tuturnya.

    Rencananya, BPBD akan membangun penahan dengan ketinggian 1,5 meter untuk melindungi pemukiman warga.

    “Karena hari semakin gelap, besok kami lanjutkan penanganan dan pembersihan, sembari menyiapkan solusi agar kedepan tidak terjadi lagi,” pungkas Boby.

    Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madiun, Agung Budiarto, melaporkan bahwa 59 kepala keluarga (KK) terkena dampak dari banjir bandang.

    “Besok makanan untuk korban akan kami siapkan. Kami siapkan personel Tagana, membantu membersihkan rumah-rumah warga, sembari melaporkan bantuan kepada mereka,” tandas Agung. [fiq/but]

  • Polres Malang Kirim Dua Truk Bantuan ke Korban Banjir di Jateng

    Polres Malang Kirim Dua Truk Bantuan ke Korban Banjir di Jateng

    Malang (beritajatim.com) – Polres Malang mengirim sebanyak dua truk bantuan bagi masyarakat terdampak banjir bandang di wilayah Kudus-Demak, Propinsi Jawa Tengah, Kamis (21/3/2024) hari ini.

    Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana menegaskan, secepatnya seluruh bantuan yang dikumpulkan Polres Malang bersama 30 Polsek Jajaran akan dikirimkan hari ini selepas Subuh.

    “Bantuan ini kita kumpulkan lalu kita kirim bagi saudara-saudara kita di kabupaten Kudus dan Demak Jawa Tengah, yang saat ini tengah mendapatkan bencana banjir ini kami lakukan serentak di seluruh jajaran Polres se Polda Jawa Timur, sesuai instruksi Bapak Kapolda kami kumpulkan dukungan bantuan kepada saudara-saudara kita di Jawa Tengah,” ungkap Kholis, Kamis (21/3/2024) siang saat mengecek langsung persiapan pengiriman bantuan di Mapolres Malang.

    Menurut Kholis, seluruh bantuan yang terkumpul di Polres Malang ini meliputi berbagai kebutuhan masyarakat terdampak banjir bandang di Kudus dan Demak. Meliputi biskuit, kemudian kue-kue kering makanan, makanan cepat saji dan siap konsumsi, pakaian, susu hingga popok bayi atau Pampers.

    “Kemudian selimut juga ada, bemper, pembalut dan lain sebagainya ini kami sudah kumpulkan sejak Minggu lalu, insya Allah nanti sore akan kita persiapkan ke dalam kendaraan untuk besok pagi secara bersama-sama bakda sahur berangkat menuju ke Jawa Tengah,” tuturnya.

    “Setelah semua terkumpul, secepatnya kami kirim untuk saudara-saudara kami di Demak dan Kudus yang membutuhkan,” pungkas Kholis. [yog/beq]

  • Sejumlah Wilayah Pantura Jawa Tengah Terdampak Cuaca Ekstrem

    Sejumlah Wilayah Pantura Jawa Tengah Terdampak Cuaca Ekstrem

    Jakarta (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah Kabupaten/Kota di Pantai Utara (Pantura) Jawa bagian tengah terdampak bencana hidrometeorologi basah akibat cuaca ekstrem.

    Cuaca ekstrem yang ditandai dengan intensitas curah hujan tinggi disertai petir dan angin kencang sebelumnya termonitor dari satelit klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak Rabu (13/3/2024) lalu.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, konsentrasi awan yang memicu cuaca ekstrem ini ditandai dengan adanya warna merah-oranye pada peta satelit di sepanjang garis pantai mulai dari Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Grobogan.

    “Hasil akumulasi data yang dihimpun tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Jumat (15/3), sejumlah wilayah Kabupaten/Kota telah melaporkan kejadian bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor,” papar Muhari.

    Muhari menambahkan, BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, telah mengeluarkan informasi awal peringatan dini cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi hingga pekan depan.

    Menurut BMKG, lanjut Muhari, wilayah Jawa Tengah terpantau adanya gangguan pada atmosfer hingga menyebabkan potensi cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh gelombang equatorial rossby, gangguan atmosfer madden julian oscillation (MJO) dan kemunculan bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia serta bibit siklon tropis 94S di teluk Carpentaria sekitar utara Australia.

    Adapun kondisi tersebut menurut BMKG dapat mengakibatkan peningkatan intensitas curah hujan dan angin kencang di wilayah Jawa Tengah. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Tengah dapat berlangsung hingga tanggal 18 Maret 2024.

    “BNPB mengimbau kepada masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terutama saat terjadi hujan lebat untuk mengantisipasi dampak bencana seperti banjir, banjir bandang tanah longsor, angin kencang, sambaran petir dan pohon tumbang,” ujarnya. (ted)

  • Cuaca Mendung dan Hujan di Jombang Hingga 4 Hari ke Depan

    Cuaca Mendung dan Hujan di Jombang Hingga 4 Hari ke Depan

    Jombang (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Jombang diprediksi hingga Senin, 18 Maret 2024. Praktis, cuaca mendung dan hujan seharian diprediksi masih empat hari lagi.

    Demikian prediksi dari BMKG (Badan Metereologi Klimatologi) Juanda Jawa Timur nomor ME.02.04/019/KSUB/III/2024. Bukan hanya Jombang, tapi sejumlah daerah di Jatim juga mengalami hal serupa. Itu karena wilayah Jawa Timur berada di akhir musim hujan. Dengan jata lain, memasuki fase peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

    Prediksi BMKG itu tidak meleset. Karena sejak awal puasa atau Selasa 12 Maret 2024, Kabupaten Jombang diselimuti mendung. Saat datang waktu sahur, hujan sudah mengguyur. Jeda sebentar. Selepas subuh kembali hujan. Situasi tersebut berlangsung hingga sore hari, bahkan malam.

    Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang Syamsul Bahri membenarkan bahwa pihaknya menerima pemberitahuan dari BMKG Juanda tentang cuaca ekstrem mulai 12 hingga 18 Maret 2024.

    Menurut BMKG, cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh beberapa faktor. Di antaranya, adanya aktifitas Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang rossby yang menambah tingginya potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah Jawa Timur.

    Selain itu juga serta adanya sirkulasi siklonik di utara Australia mengakibatkan adanya pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur yang berpengaruh terhadap peningkatan cuaca ekstrem sepekan ke depan.

    Atas kondisi itu BPBD Jombang sudah memberikan imbauan kepada masyarakat agar senantiasa mewaspadai potensi munculnya bencana. Imbauan itu disebar melalui media sosial dan surat ke masing-masing kecamatan.

    Potensi itu ada di tiga kecamatan, yakni Mojoagung, Sumobito dan Kesamben. Berupa curah hujan tingga disertai angin kencang. Potensi tersebuy juga bisa meluas ke 18 kecamatan lainnya. Mulai Wonosalam, Bareng, Mojowarno, Ngoro, Gudo, Perak, Bandarkedungmulyo, dan lain sebagainya.

    “Wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing seperti Wonosalam, Bareng diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor. Utamanya, apabila wilayah tersebut terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat dengan durasi waktu yang panjang,” pungkasnya. [suf]

  • Cuaca Ekstrem Diprediksi Landa Magetan, Madiun, Ngawi sampai 18 Maret 2024 

    Cuaca Ekstrem Diprediksi Landa Magetan, Madiun, Ngawi sampai 18 Maret 2024 

    Magetan (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem di wilayah Kota Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Madiun, diprediksi terjadi pada 12 Maret 2024 hingga 18 Maret 2024. Demkikian berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda.

    Dalam press rilis BMKG Juanda nomor ME.02.04/019/KSUB/III/2024, BMKG meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Timur yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi (hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es).

    Saat ini wilayah Jawa Timur berada di akhir musim hujan dan memasuki fase peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby menambah tingginya potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah Jawa Timur.

    “Serta adanya sirkulasi siklonik di utara Australia mengakibatkan adanya pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur yang berpengaruh terhadap peningkatan cuaca ekstrem sepekan kedepan,” tulis Taufiq Hermawan, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo dalam press release yang dilayangkan pada Selasa (12/3/2024).

    Pihaknya menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan. Wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor jika wilayah tersebut terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat dengan durasi waktu yang panjang.

    Bagi yang sedang berkendara diharap untuk mewaspadai jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang saat hujan lebat berlangsung. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar, dan informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2 – 3 jam ke depan yang selalu kami bagikan melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id dan media sosial @infobmkgjuanda. [fiq/suf]

  • Ruang Kelas dan Kantor MI Nurul Huda 2 Kota Mojokerto Terendam Banjir

    Ruang Kelas dan Kantor MI Nurul Huda 2 Kota Mojokerto Terendam Banjir

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sedikitnya 10 ruang kelas dan kantor milik Madrasah Ibtudaiyah (MI) Nurul Huda 2 di Jalan Raya Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto terendam banjir, Sabtu (9/3/2024) malam. Pihak sekolah sudah melakukan langkah antisipasi dengan mengemas buku dan dokumen ke tempat aman.

    “Sekitar jam 5, ada informasi dari kampung sebelah (Desa Wringinrejo). Tanggulnya belum jebol tapi airnya sudah naik, pas magrib infonya ada tanggul jebol. Larinya air ke selatan (selatan MI Nurul Huda 2),” ungkap satpam MI Nurul Huda 2, Siswantoro.

    Masih kata satpam, air masuk ke perumahan dan ke permukiman warga di Kelurahan Pekuncen depan RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo. Air masuk ke MI Nurul Huda 2 dari gorong-gorong yang ada di sebelah barat sekolah ditambah luapan air yang ada di Jalan Raya Surodinawan.

    “Masuknya air itu ke sekolah, awal dari gorong-gorong dan jalan saking tingginya air. Ada sekitar 10 kelas, ruang kantor, yang TK ada empat ruangan dan kantor TK terendam air banjir. Air sudah surut, sebelumnya ketinggian di luar gedung sekitar 50 cm. Ini tadi kan libur, jadi tidak aktivitas di sekolah,” ujarnya.

    Satpam menjelaskan, saat mengetahui air masuk ke halaman sekolah langsung dilakukan langkah antisipasi. Pihak sekolah langsung mengevakuasi buku dan dokumen dengan cara meletakkan di atas meja. Namun barang-barang di koperasi yang belum sempat dievakuasi banyak yang teredam air banjir.

    “Dinaikkan di atas meja. Siaga tadi menjelang magrip, melihat air dari gorong-gorong masuk ke dalam (sekolah) langsung siaga. Air masuk tidak lagi tinggi tapi perlahan-lahan sampai sekitar tiga jam baru tinggi,” tegasnya selaku Ketua RT 18 RW 05, Lingkungan Murukan.

    Menurutnya di Lingkungan Murukan, Kelurahan Surodinawan masih aman lantaran warga sudah siaga dan melakukan langkah antisipasi. Menurutnya, hal tersebut dilakukan lantaran pengalaman sebelumnya. Banjir bandang terjadi di Lingkungan Murukan pada 2004 lalu.

    Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) MI Nurul Huda 2, Ainur Rofik menjelaskan, air masuk halaman MI Nurul Huda 2 sekitar 50 cm. “Air masuk ke beberapa kelas yang ada di lantai 1 dan ruangan kantor juga. Untungnya kantor baru, kurang 5 cm lagi masuk jadi tidak masuk ke kantor yang baru,” jelasnya.

    Masih kata Kepsek, para siswa kebetulan libur awal bulan puasa dan baru masuk pada, Rabu (13/3/2024) pekan depan. Namun jika air banjir masih merendam sekolah maka pihak sekolah akan memberikan libur tambahan untuk para siswa hingga ruang kelas dan kantor yang terendam bersih dan bisa digunakan lagi.

    “Kalau memang perlu waktu untuk membersihkan mungkin untuk sementara diliburkan, tambahan libur lah. Kebetulan anak-anak pas libur, kita mulai libur hari Kamis kemarin. Alhamdulilah sudah kita amankan (barang-barang), sebelum jalan raya (Jalan Raya Surodinawan) terendam,” urainya.

    Menurutnya, langkah antisipasi tersebut dilakukan lantaran ada rekannya yang rumahnya ada di lokasi tanggul Sungai Brangkal Jebol menginformasikan kondisi Sungai Brangkal. Sehingga saat tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, pihak sekolah sudah mengantisipasi.

    “Sudah dapat informasi, kebetulan rumahnya belakang tanggul jebol. Air masuk sekolah sekitar 20.30 WIB lewat gorong-gorong, gang sebelah dibendung kayaknya air di halaman sekolah bisa surut kalau bendungan di gang sebelah kampung dibuka. Warga khawatir, kita juga bisa pahami karena di sini juga pernah jebol,” lanjutnya.

    Sebelumnya, Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam hingga meluas ke Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. [tin/suf]

  • Kenapa Gaza Disebut Seperti Penjara Terbesar di Dunia Gegara Israel?

    Kenapa Gaza Disebut Seperti Penjara Terbesar di Dunia Gegara Israel?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kondisi di Jalur Gaza kian memprihatinkan dengan gempuran agresi Israel yang tidak kunjung selesai.

    Kesepakatan gencatan selama beberapa hari hanya menunda penderitaan warga Gaza sesaat.

    Militer Israel kini kembali memperluas serangan daratnya di Gaza selatan yang menewaskan 700 warga menurut laporan pejabat Palestina, dikutip dari Al Jazeera.

    Penderitaan yang dialami warga Gaza sudah terjadi sejak lampau, tetapi semakin parah sejak Israel menduduki wilayah tersebut.

    Gaza disebut sebagai ‘penjara terbesar di dunia’ karena blokade-blokade yang diciptakan Israel.

    Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin juga mengutarakan hal yang sama bahwa Gaza sudah seperti penjara raksasa bagi warga Palestina yang dikepung blokade Israel.

    “Mereka mengatakan Hamas itu teroris. Saya bilang bahwa mereka tidak tahu, bahwa orang Palestina sudah lama dijajah oleh Israel. Karena itu orang mengatakan Palestina itu adalah penjara terbesar di dunia itu,” kata Ma’ruf di pembukaan Mukernas MUI, Hotel Mercure Ancol Jakarta.

    Ma’ruf menganggap bila warga Palestina melakukannya perlawanan, maka sebenarnya mereka sedang melakukan pembebasan. Bukan sebaliknya juga upaya mereka diartikan sebagai pemberontakan.

    “Tapi bagaimana dia melepaskan diri dari kekejaman selama berpuluh tahun itu,” kata dia.

    Gaza mulai bergejolak ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya Tahun 1948 dan puluhan ribu pengungsi Palestina melarikan diri ke sana untuk mencari perlindungan dari perang Arab-Israel, dikutip dari The Sunday Guardian.

    Perjanjian Gencatan Senjata Israel pada Februari 1949 membagi dan menetapkan pembatas antara Jalur Gaza, Mesir, dan Israel.

    Tercetusnya Perang Enam Hari pada Juni 1967 membuat Israel melakukan pendudukan jangka panjang di Gaza. Israel memaksa warga Palestina untuk meninggalkan Gaza menuju Tepi Barat, Mesir, Yordania, bahkan Amerika.

    Walaupun Hamas berhasil menguasai Gaza dengan memenangkan pemilu 2006, Israel tetap memegang kendali atas perbatasan darat, laut, dan udara di Jalur Gaza dengan membangun pagar tinggi yang terkenal kejam. Kekuasaan Hamas justru membuat Israel mengambil langkah politik di tingkat berikutnya.

    Dilansir dari Middle East Research and Project, rencana membangun kembali Gaza dalam konferensi donor di Kairo 2014 sebenarnya untuk memperketat sistem kontrol terhadap warga Palestina dan menempatkan aktor kemanusiaan dalam posisi menerapkan blokade yang diperketat Israel.

    Lebih dari 2,3 juta warga Gaza hidup di wilayah dengan panjang hanya 41 kilometer dan lebar 12km pada 2021. Besarnya populasi ini, menggambarkan kondisi Gaza seperti penjara pada umumnya yang kelebihan kapasitas. Gaza disebut sebagai kota dengan populasi penduduk terpadat di dunia.

    Setiap perbatasan Gaza dikelilingi oleh pagar yang sulit ditembus dengan sensor setiap beberapa meter. Gaza berbatasan dengan Mesir di selatan dan Laut Mediterania di Barat. Israel berusaha mengepung Gaza dari berbagai sisi dan menutupnya dari dunia luar.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Gaza digambarkan sebagai penjara terbuka karena tidak seorang pun bisa keluar atau masuk Gaza. Bahkan warga Palestina juga tidak bisa mengunjungi Gaza.

    Berbagai upaya impor dan ekspor berusaha dihalangi oleh Israel yang akhirnya memaksa industri untuk tutup.

    Nelayan sulit mendapatkan tangkapan karena daerah teritorial yang sangat dibatasi. Suplai bahan bakar dan listrik membuat kesulitan untuk menjalankan transportasi.

    Persedian obat-obatan dan peralatan medis yang menjadi kebutuhan penting masyarakat juga dibatasi.

    Dikutip dari The Guardian, militer Israel pernah menerapkan perhitungan kalori bagi warga Palestina selama penerapan blokade antara 2007 dan pertengahan 2010.

    Penghitungan kalori ini diduga untuk membatasi pasokan makanan warga Palestina demi menekan Hamas. Pada puncak blokade, Israel juga menetapkan daftar makanan yang diizinkan dan dilarang di Gaza.

    [Gambas:Infografis CNN]

    “Bukti bahwa blokade Gaza direncanakan dan sasarannya bukanlah Hamas atau pemerintah, seperti yang selalu diklaim oleh pendudukan. Blokade ini menargetkan semua umat manusia, dokumen ini harus digunakan untuk mengadili pendudukan (Israel) atas kejahatan mereka terhadap kemanusiaan di Gaza,” ungkap Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas.

    Gaza yang sengaja dimiskinkan

    Saat ini, Gaza menjadi kota dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia dengan lebih dari 50 persen penduduknya hidup dalam jurang kemiskinan.

    Kondisi ini disebut sebagai bagian dari upaya Israel memiskinkan orang-orang di Gaza.

    Pada 2012, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa Jalur Gaza bisa menjadi tempat “tidak dapat dihuni” pada 2020 jika tren ekonomi yang buruk terus berlanjut, dilansir dari UN News.

    Kenyataanya setiap tahun serbuan Israel ke Gaza semakin parah yang mengakibatkan tewasnya puluhan ribu warga sipil dan puluhan ribu rumah rusak.

    Masyarakat Gaza sampai membuat terowongan untuk bisa mendapatkan bantuan kebutuhan mendesak dari Mesir. Namun, banjir bandang di Mesir pada 2015 menghancurkan terowongan tersebut.

    Pemompaan air asin yang dilakukan Mesir dari Mediterania ke dalam terowongan membuat air naik ke permukaan, mencemari air, mengancam lahan pertanian, dan menyebarkan penyakit.

    “Kami menghormati tetangga kami, kami mencintai Mesir, tapi tetangga kami membuat hidup kami lebih sulit,” ungkap Mahmoud Bakeer, berusia 61 tahun, warga Gaza, dilansir dari Reuters.

    Kini, setengah dari populasi Gaza adalah anak-anak yang hidupnya berada di bawah tekanan blokade.

    Mereka tidak pernah menjalani hari yang penuh dengan pasokan listrik. Hampir setiap hari mereka mendapat ancaman bom tanpa tahu tempat yang aman untuk berlindung. Mereka yang paling merasakan hidup di dalam penjara terbuka terbesar di dunia.

  • Banjir Bandang Terjang India, 14 Orang Tewas-102 Lainnya Hilang

    Banjir Bandang Terjang India, 14 Orang Tewas-102 Lainnya Hilang

    New Delhi

    Sedikitnya 14 orang tewas setelah danau glasial yang ada di wilayah India meluap usai hujan lebat mengguyur hingga memicu banjir bandang di area lembah pegunungan setempat. Sekitar 102 orang lainnya, termasuk 22 personel militer India, dilaporkan hilang dalam bencana tersebut.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (5/10/2023), bencana yang berdampak pada kehidupan 22.000 orang itu menjadi insiden terbaru dari serangkaian peristiwa cuaca mematikan di area pegunungan Asia Selatan, yang diduga disebabkan oleh perubahan iklim.

    “Operasi pencarian dilakukan dalam kondisi hujan yang terus-menerus mengguyur, air mengalir deras di sungai Teesta, ruas jalanan dan jembatan tersapu di banyak lokasi,” sebut juru bicara otoritas pertahanan India dalam pernyataan via media sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter.

    Hujan deras yang mengguyur dalam waktu singkat di danau glasial Lhonak pada Rabu (4/10) waktu setempat, telah memicu banjir bandang di area lembah Teesta, yang berjarak 150 kilometer sebelah utara Gangtok, ibu kota negara bagian Sikkim, dekat perbatasan China.

    Selain 14 orang tewas, badan penanggulangan bencana negara bagian melaporkan bahwa sebanyak 26 orang lainnya mengalami luka-luka dan 102 orang masih hilang hingga Kamis (5/10) pagi waktu setempat.

    Dilaporkan juga bahwa ada 11 jembatan setempat yang tersapu banjir bandang.

    Rekaman video dari kantor berita ANI menunjukkan bahwa genangan banjir menerjang area-area yang dipenuhi bangunan, di mana beberapa rumah ambruk, pangkalan militer dan fasilitas-fasilitas lainnya mengalami kerusakan, dan kendaraan-kendaraan terendam.

  • 8 Pejabat Libya Ditangkap Terkait Banjir Renggut Ribuan Nyawa

    8 Pejabat Libya Ditangkap Terkait Banjir Renggut Ribuan Nyawa

    Tripoli

    Jaksa Agung Libya memerintahkan penangkapan delapan pejabat setempat sebagai bagian dari penyelidikan terhadap bencana banjir beberapa waktu lalu yang menewaskan ribuan orang di negara tersebut.

    Seperti dilansir AFP, Senin (25/9/2023), banjir bandang yang disamakan oleh para saksi mata seperti gelombang tsunami, menjebol dua bendungan tua pada 10 September lalu setelah badai menerjang area sekitar Derna, kota pelabuhan di Libya bagian timur.

    Kantor Jaksa Agung Libya menyatakan para pejabat setempat yang ditangkap itu diduga melakukan ‘manajemen buruk’ dan lalai. Disebutkan juga bahwa para pejabat itu saat ini atau sebelumnya bertugas di kantor yang bertanggung jawab atas sumber daya air dan pengelolaan bendungan.

    Pada Sabtu (23/9) waktu setempat, jumlah korban tewas akibat banjir, secara resmi menurut pemerintah Libya, saat ini melampaui 3.800 orang. Sementara kelompok bantuan internasional melaporkan 10.000 orang atau lebih masih hilang.

    Setelah meluncurkan penyelidikan atas banjir parah tersebut, Jaksa Agung Libya Al-Seddik al-Sur mengatakan lebih dari sepekan lalu bahwa dua bendungan di area hulu Derna telah mengalami keretakan sejak tahun 1998 silam.

    Namun perbaikan yang dimulai oleh sebuah perusahaan Turki tahun 2010 terhenti setelah beberapa bulan, ketika revolusi Libya tahun 2011 berkobar dan perbaikan itu tidak pernah dilanjutkan. Jaksa Libya berjanji mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab.

    Revolusi yang didukung NATO tahun 2011 berhasil menggulingkan diktator Muammar Khadafi, yang berujung konflik lebih dari satu dekade. Saat ini, Libya terpecah antara pemerintahan yang berbasis di Tripoli yang diakui secara internasional di wilayah barat dan pemerintahan lainnya di wilayah timur yang dilanda banjir.