Topik: Banjir Bandang

  • Duh! Tetangga RI Ini Kena Banjir Bandang

    Duh! Tetangga RI Ini Kena Banjir Bandang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tetangga Indonesia yakni Singapura tepatnya di sepanjang Bukit Timah Road terkena banjir bandang akibat hujan deras yang terjadi hari ini, Sabtu (16/11/2024).

    Badan Air Singapura (PUB) mengungkapkan banjir bandang terjadi di dekat stasiun MRT King Albert Park sekitar pukul 3.20 sore waktu setempat, karena tingginya permukaan air di saluran yang berdekatan serta Kanal Bukit Timah.

    Badan tersebut mengatakan telah mengerahkan tim tanggap cepat untuk mengarahkan lalu lintas menjauh dari banjir, yang surut 10 menit kemudian. Tercatat, curah hujan di wilayah barat laut Singapura menjadi yang tertinggi dalam sejarah selama 46 tahun belakangan.

    Selain itu, peringatan banjir bandang untuk 10 lokasi di seluruh Singapura telah dikeluarkan, dengan curah hujan terberat sebesar 108,4 mm tercatat di wilayah barat laut Singapura dari pukul 2.10 siang hingga 4 sore.

    PUB juga mengungkapkan jumlah tersebut sekitar 43% dari rata-rata curah hujan bulanan Singapura pada bulan November, dan berada dalam 3 persen teratas dari catatan curah hujan harian maksimum sejak tahun 1978.

    Dengan begitu, PUB telah mengeluarkan peringatan pertamanya sekitar pukul 3 sore, yang menyebutkan hujan lebat diperkirakan akan terjadi di wilayah utara, timur, dan barat Singapura, dan peringatan risiko banjir bandang dikeluarkan untuk wilayah berikut:

    Dunearn Road, antara Yarwood Avenue dan Binjai Park
    Kranji Expressway Slip Road (KJE ke Woodlands Road, menuju Senja Way)
    Eng Kong Place, antara Greenridge Crescent dan Eng Kong Garden
    Persimpangan Lorong Kismis dan Toh Tuck Rise
    Persimpangan Sunset Drive dan Sunset Terrace
    Persimpangan Sunset Drive dan Sunset Way Road
    Bukit Timah Road, antara Wilby Road dan Blackmore Drive
    Jalan Boon Lay, antara Enterprise Road dan International Road
    Persimpangan Neo Pee Teck Lane dan Pasir Panjang Road
    Tampines Expressway (Jalan Layang Punggol Barat)

    Sebelumnya, Badan Meteorologi Singapura mengatakan bahwa hujan badai sedang hingga lebat diperkirakan akan terjadi hampir setiap hari hingga akhir November karena angin muson timur laut.

    Badan Meteorologi juga memperkirakan total curah hujan selama dua minggu akan di atas rata-rata di sebagian besar wilayah pulau.

    Adapun, suhu harian terendah juga diperkirakan mencapai sekitar 23 derajat Celsius.

    (haa/haa)

  • Kota di Dunia Makin Gerah, Bisakah Kota Beradaptasi dengan Cuaca Ekstrem?

    Kota di Dunia Makin Gerah, Bisakah Kota Beradaptasi dengan Cuaca Ekstrem?

    Jakarta

    Apakah anda sering kepanasan sampai terasa hampir pingsan jika sedang berjalan kaki di perkotaan? Kawasan urban yang kini jadi habitat bagi lebih dari separuh populasi global, memanas lebih cepat dibanding kawasan pedesaan.

    Kota-kota harus menemukan cara untuk menghadapi gelombang panas, kekeringan, curah hujan tinggi, badai, dan kebakaran hutan yang semakin sering terjadi dan makin intens, yang terkait dengan pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia untuk menghasilkan energi, serta menggerakkan transportasi dan industri.

    Cara kota dibangun kerap memperbesar risiko dari cuaca ekstrem. Volume beton yang digunakan untuk membangun jalan dan gedung, membuat kota jadi lebih panas dan juga curahan hujan tinggi tak bisa lagi merembes ke tanah, yang akhirnya menyebabkan banjir.

    Kesadaran akan masalah ini semakin meningkat. Dalam survei tahun 2023 tentang bahaya iklim di antara 169 administrasi kota yang bertanggung jawab atas satu juta penduduk atau lebih, 122 di antaranya melaporkan bahwa banjir berdampak sedang atau tinggi di kota mereka.

    Beton juga memerangkap panas, sehingga memperparah gelombang panas. Menurut William Nichols, pimpinan tim iklim dan ketahanan di firma intelijen risiko global “Verisk Maplecroft”, beton memiliki dampak besar pada kesehatan manusia, infrastruktur kota, dan masyarakat.

    “Ada sejumlah cara di mana panas ekstrem dapat memberi tekanan pada sistem energi pasokan air, misalnya. Dan ada literatur yang meneliti bagaimana panas yang berkepanjangan dapat memengaruhi hal-hal seperti kerusuhan politik dan pembangkangan sipil,” tambahnya.

    Meningkatnya suhu panas di kota-kota

    Menanam pohon, merupakan salah satu cara kota-kota mengatasi meningkatnya suhu panas. Penelitian terbaru yang meneliti dampak pohon di jalanan terhadap suhu perkotaan menemukan, peningkatan dari tidak ada tutupan pohon menjadi 50% di lokasi tertentu menyebabkan penurunan suhu sebesar 0,5 derajat.

    “Panas ekstrem dan banjir, salah satu hal penting yang dapat kita lakukan untuk mengatasi keduanya adalah, menaturalisasi kembali tempat-tempat itu,” kata David Miller, direktur pelaksana sekelompok kota yang dikenal sebagai Pusat Kebijakan Iklim dan Ekonomi Perkotaan C40 dan mantan wali kota Toronto.

    “Manfaat terbesar berkorelasi dengan pencegahan kerusakan infrastruktur akibat bencana alam, seperti erosi pantai, banjir, kenaikan permukaan laut, dan tanah longsor,” kata Michail Kapetanakis, seorang analis riset di lembaga pemikir International Institute for Sustainable Development.

    Pohon dan hutan dapat membantu menanggulangi dampak banjir ekstrem dengan memperlambat aliran air, menstabilkan tanah, dan mencegah tanah longsor. Pohon dan hutan juga menyerap karbon dioksida yang membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi polusi udara.

    Ada potensi untuk memperluas proyek di Freetown hingga setidaknya 3,8 juta pohon pada tahun 2050, kata Kapetanakis, yang menganalisis biaya proyek versus manfaatnya. “Ini adalah solusi yang sangat mudah, murah, dan berkelanjutan yang mengatasi banyak masalah pada saat yang bersamaan,” katanya kepada DW.

    Kota-kota dengan risiko iklim tertinggi

    Kota-kota di Afrika dan Asia termasuk di antara kota-kota yang diperkirakan memiliki risiko tertinggi terkait dengan iklim. Khartoum di Sudan, Mogadishu di Somalia, Ahmedabad di India, Hyderabad di Pakistan, dan Lagos terhitung sebagai lima kota teratas dalam Indeks Bahaya dan Kerentanan Iklim Verisk Maplecroft 2050.

    “Bahaya dan kerentanan iklim sebenarnya merupakan gabungan dari ancaman fisik yang dihadapi dan juga kemampuan kota untuk menghadapi ancaman tersebut,” kata Nichols, dari Verisk Maplecroft.

    Negara seperti Nigeria di belahan bumi selatan, dan negara di belahan bumi utara, seperti Jerman, mungkin mengalami hujan lebat yang sama derasnya, misalnya, namun orang-orang di Nigeria akan lebih terdampak karena lebih sedikit mekanisme yang tersedia untuk membantu mereka mengatasinya.

    “Sementara wilayah perkotaan di Amerika Utara dan Eropa juga menghadapi tantangan yang semakin meningkat akibat cuaca ekstrem,namun infrastruktur yang lebih baik, respons bencana yang lebih baik, akses yang lebih baik ke layanan kesehatan membuat penduduk tidak terlalu rentan,” kata Nichols.

    “Akan tetapi, bahkan di negara-negara maju di belahan bumi utara, ada orang-orang yang lebih rentan daripada yang lain,” papar Thandile Chinyavanhu, juru kampanye Stop Drilling Start Paying dari LSM Greenpeace International.

    Hal ini juga didukung oleh survei bahaya iklim kota: Pemerintah dari kota-kota kaya dan miskin sama-sama melaporkan bahwa rumah tangga berpenghasilan rendah, orang lanjut usia dan penyandang disabilitas, anak-anak dan kelompok rentan lainnya, adalah yang paling terdampak oleh peristiwa cuaca ekstrem.

    “Ada dampak yang nyata di komunitas yang paling miskin dan paling rentan karena infrastrukturnya tidak berkembang seperti di daerah yang kaya,” kata Chinyavanhu kepada DW. Misalnya, di Johannesburg, Afrika Selatan, komunitas yang lebih miskin cenderung tinggal di daerah yang lebih rentan terhadap banjir bandang, karena mereka tidak mampu tinggal di tempat dengan drainase yang lebih baik, katanya.

    Membuat perubahan di komunitas yang rentan

    Beberapa kota mencoba membuat perubahan di lingkungan berpendapatan rendah sambil berjuang mengatasi berbagai masalah sosial dan lingkungan. Di Kota Boston, AS, berbagai organisasi dan warga telah bersatu untuk mengembangkan taman di daerah miskin, yang sekaligus juga akan membantu melindungi kota dari pemanasan iklim.

    Perubahan yang direncanakan di kawasan pantai Moakley Park, mencakup integrasi bendungan ke dalam lanskap taman, penggunaan vegetasi tahan air asin, dan padang rumput sebagai tandon air hujan.

    “Idenya adalah ketika terjadi badai 50 tahunan atau 100 tahunan, taman-taman tersebut akan menjadi tempat yang akan menyerap air. Namun, pada tahun-tahun lainnya, taman-taman tersebut akan melayani kebutuhan rekreasi lokal untuk tempat yang sangat membutuhkan fasilitas semacam itu,” ujar Miller.

    Memperbaiki kondisi di daerah miskin dapat memberikan dampak positif yang luas. Namun, tantangan yang dihadapi banyak kota adalah meningkatnya areal permukiman informal dan kumuh, yang muncul untuk menampung semakin banyaknya orang yang berurbanisasi ke daerah perkotaan.

    “Kita melihat kota-kota seperti Lagos, misalnya, yang memiliki banyak sekali pembangunan yang tidak direncanakan, yang menjadi sebagian besar kawasan hunian penduduk. Jelas sangat sulit untuk mengatasi perubahan iklim. Di sana tidak ada struktur yang mendukungnya,” tandas Nichols.

    Bekerja dengan orang-orang termiskin untuk memenuhi kebutuhan mereka dapat membantu, kata Miller. Misalnya, karena tidak ada listrik untuk memasak, orang-orang di daerah miskin di Freetown, Sierra Leone, menebang pohon untuk dijadikan kayu. Pihak berwenang di sana bekerja dengan masyarakat di permukiman informal untuk menyediakan alternatif memasak yang lebih efisien dan lebih bersih.

    “Saya rasa praktik terbaik dalam skala global berasal dari filosofi, jika Anda akan mengatasi perubahan iklim, baik dampaknya maupun penyebabnya, Anda harus berbicara langsung dan melibatkan orang-orang yang paling terdampak dalam semua dialog,” kata Miller.

    Pendanaan perubahan di kota-kota global

    “Namun, satu masalah utama dalam penerapan solusi di kota-kota adalah pendanaan, khususnya di belahan bumi selatan,” imbuh Miller.

    Laporan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirilis pada tahun 2023 menyebutkan, meskipun ada kebutuhan untuk meningkatkan pendanaan bagi negara-negara berkembang guna membantu mereka mengatasi dampak perubahan iklim, aliran dana justru telah menurun.

    Menurut laporan penilaian keenam dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, langkah-langkah adaptasi yang saat ini direncanakan sudah dapat mengurangi dampak pemanasan global pada masyarakat kaya dan miskin. Menerapkan semua adaptasi yang memungkinkan –yang akan membutuhkan lebih banyak pendanaan– dapat memperkecil kesenjangan iklim lebih jauh lagi.

    Pada tahun 2022, pendanaan yang disiapkan oleh negara-negara industri untuk membiayai perubahan yang akan membantu masyarakat di negara-negara berkembang mengatasi dampak kenaikan suhu mencapai $32,4 miliar, dan hampir mencapai setengah dari target untuk menggandakan pendanaan adaptasi pada tahun 2025.

    “Jika Anda memikirkan proyek adaptasi, terutama yang canggih, diperlukan investasi besar-besaran. Jadi, kita perlu memobilisasi modal dalam jumlah besar, dan kita perlu memobilisasinya dengan sangat cepat,” pungkas Miller.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

    (haf/haf)

  • 8
                    
                        Banjir, Longsor, dan Angin Kencang Landa Kabupaten Bandung, Status Darurat Ditetapkan
                        Bandung

    8 Banjir, Longsor, dan Angin Kencang Landa Kabupaten Bandung, Status Darurat Ditetapkan Bandung

    Banjir, Longsor, dan Angin Kencang Landa Kabupaten Bandung, Status Darurat Ditetapkan
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Sejumlah bencana alam, seperti
    banjir
    ,
    longsor
    , dan
    angin kencang
    , melanda kawasan Kabupaten
    Bandung
    , Jawa Barat.
    Sebagai langkah tanggap, Pemerintah Kabupaten Bandung (Pemkab) menetapkan status tanggap darurat bencana di enam kecamatan.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska, menjelaskan, status darurat bencana berlaku selama tujuh hari, mulai dari 7 November hingga 13 November 2024.
    Bencana hidrometeorologi terjadi pada pekan lalu di Kecamatan Banjaran, Arjasari, Pameungpeuk, Cangkuang, Rancabali, dan Pasirjambu.
    Longsor dan tanggul jebol
    Pada Sabtu (9/11/2024), terjadi longsor di Kecamatan Pasirjambu dan tanggul jebol di Kecamatan Rancabali. Longsor terjadi di Kampung Pamandian, Desa Sugihmukti, yang menimpa satu rumah dan mengancam tiga rumah lainnya.
    Tanggul jebol di Desa Alamendah, Rancabali, menyebabkan air menggenangi kebun warga.
    “Semua bencana ini dipicu oleh hujan deras,” kata Uka Suska.
    Banjir dan angin kencang
    Di Kecamatan Ciwidey, banjir melanda Desa Lebakmuncang dan Panundaan. Selain itu, angin kencang mengakibatkan pohon tumbang di Kutawaringin dan Margaasih.
    Angin kencang
    di Kutawaringin merusak rumah warga, terutama bagian atap.
    Sebanyak 2 rumah di Desa Cibodas, 32 rumah di Desa Jatisari, dan 52 rumah di Desa Jelegong terdampak, termasuk 7 rumah yang tertimpa pohon tumbang.
    Uka Suska juga mengungkapkan bahwa pembersihan banjir bandang di Kecamatan Banjaran yang terjadi pada Selasa (5/11/2024) masih berlangsung.
    “Pembersihan hampir selesai. Lumpur di Banjaran sudah hampir bersih, tinggal beberapa daerah di Desa Banjaran Wetan,” ujarnya. Pembersihan juga sudah hampir selesai di Arjasari dan Cangkuang.
    Namun, masih ada sisa lumpur di beberapa titik, terutama di Sungai Citalutug.
    “Kami terus berupaya membersihkan sampah di sungai agar tidak memicu banjir kembali,” ujar Uka.
    BPBD akan meminta bantuan BBWS Citarum untuk mengatasi masalah dapuran awi di sungai tersebut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2024 Bakal Jadi Tahun Terpanas yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

    2024 Bakal Jadi Tahun Terpanas yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

    Jakarta

    Badan pemantau perubahan Iklim Uni Eropa atau Copernicus Climate Change Service (C3S) menyatakan tahun ini akan melampaui tahun 2023 sebagai tahun terpanas di dunia sejak pencatatan dimulai.

    Data tersebut dirilis menjelang pertemuan perubahan iklim PBB COP29 di Baku, Azerbaijan, pekan depan. Dalam pertemuan itu, delegasi dari hampir 200 negara akan berusaha menyepakati peningkatan dana iklim untuk mengatasi perubahan iklim. Namun, kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) meredam harapan tersebut.

    C3S mengatakan rata-rata suhu bumi dari Januari sampai Oktober 2024 sangat tinggi hingga dipastikan tahun ini menjadi tahun terpanas. Kecuali, adanya anomali suhu yang menyebabkan suhu mendekati nol.

    “Penyebab mendasar dari rekor tahun ini adalah perubahan iklim, secara keseluruhan iklim menghangat, pemanasan terjadi di semua benua, di semua cekungan samudra. Jadi, kita pasti akan melihat rekor-rekor itu dipecahkan,” kata Direktur C3S Carlo Buontempo, Sabtu (9/11/2024), dikutip Reuters.

    Ilmuwan mengatakan 2024 juga tahun pertama suhu bumi di atas 1,5 derajat Celsius di atas masa pra-industri dari 1850 sampai 1900, ketika manusia mulai membakar bahan bakar fosil dalam skala industri. Karbon dioksida dari pembakaran batu bara, minyak dan gas penyebab utama pemanasan global.

    Ilmuwan dari universitas negeri Swiss ETH Zurich, Sonia Seneviratne mengatakan ia tidak terkejut dengan data ini. Ia mendesak para delegasi negara-negara untuk mengambil tindakan lebih tegas untuk menghentikan ketergantungan ekonomi mereka pada bahan bakar fosil penghasil emisi.

    “Batasan yang ditetapkan di Perjanjian Paris mulai ambruk mengingat terlalu lambatnya aksi iklim di seluruh dunia,” kata Seneviratne.

    Pada Perjanjian Paris 2015, negara-negara sepakat menahan suhu bumi agar tidak melampaui 1,5 derajat Celsius dari masa pra-industri. Dunia belum mencapai target itu karena rata-rata suhu bumi sepanjang dekade ini di atas 1,5 derajat Celsius.

    Namun, kini C3S memperkirakan suhu bumi akan di atas target Perjanjian Paris pada 2030. “Pada dasarnya ini sudah dekat,” kata Buontempo.

    Setiap peningkatan suhu bumi memicu peristiwa cuaca ekstrem. Pada Oktober lalu ratusan orang tewas dalam banjir bandang dahsyat di Spanyol, rekor kebakaran hutan melanda Peru, dan banjir di Bangladesh menghancurkan lebih dari 1 juta ton beras, membuat harga pangan meroket.

    Di Amerika Serikat, Badai Milton juga diperparah perubahan iklim yang disebabkan aktivitas manusia. C3S mulai melakukan pencatatan pada tahun 1940, kemudian diperiksa ulang dengan catatan suhu global sejak tahun 1850.

    (suc/suc)

  • 9
                    
                        Status Gunung Marapi Naik Jadi Siaga! Sejumlah Hewan Turun ke Permukiman Warga
                        Regional

    9 Status Gunung Marapi Naik Jadi Siaga! Sejumlah Hewan Turun ke Permukiman Warga Regional

    Status Gunung Marapi Naik Jadi Siaga! Sejumlah Hewan Turun ke Permukiman Warga
    Editor
    KOMPAS.com –
     
    Status Gunung Marapi
    di Sumatera Barat naik dari status waspada ke level III atau siaga akibat meningkatnya aktivitas vulkanik.
    Peningkatan status ini berlaku sejak Rabu (6/11/2024) pukul 15.00 WIB.
    “Status ini diumumkan setelah terjadinya erupsi yang semakin sering dalam beberapa hari terakhir,” kata Teguh, petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA), yang dihubungi Kompas.com, Kamis (7/11/2024) pagi.
    Pada hari ini tercatat Gunung Marapi mengalami dua kali erupsi dalam rentang waktu pukul 06.00-08.00 WIB.
    Dengan meningkatnya status menjadi siaga, masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Marapi diminta untuk menjauh sejauh 4,5 kilometer dari kawah.
    Warga yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi juga diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar, terutama saat musim hujan.
    Firdaus, Kepala Desa Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumbar, mengatakan, dia mendapat informasi dari masyarakat yang berada di sekitar puncak Gunung Marapi, bahwa ada sejumlah hewan gunung turun ke permukiman warga.
    “Kami menerima laporan masyarakat kemudian mencek dan melihat langsung ada beberapa ekor monyet jenis simpai, kijang hingga beruang madu yang turun ke sekitar permukiman warga,” kata Firdaus, dikutip dari
    Antara
    .
    Ia mengungkap adanya kekhawatiran dari warga yang menganggap itu sebagai pertanda alam terkait bencana dari Gunung Marapi.
    “Ini menjadi kecemasan warga karena jika dilihat ke masa sebelumnya, hewan-hewan gunung juga turun ke permukiman warga sebelum erupsi utama di awal Desember 2023 lalu,” kata Firdaus.
    “Ini yang juga terjadi hari ini, warga menganggap itu pertanda bagi warga bahwa Gunung Marapi sedang tidak aman, semoga tidak terjadi yang ditakutkan,” kata Firdaus.
    Pemerintah desa telah melakukan sosialisasi untuk langkah antisipasi dan imbauan kewaspadaan terkait erupsi atau banjir bandang lahar dingin.
    “Kami tentu tidak ingin ada warga yang menjadi korban, baik saat erupsi atau banjir lahar dingin yang tidak bisa diprediksi waktunya. Sejauh ini belum ada perintah mengevakuasi warga,” kata dia.
    Ia menyebut ada sekitar 1.300 jiwa yang bermukim di radius 4-5 kilometer dari puncak Gunung Marapi dan masih beraktivitas normal.
    Sebagian besar warga yang berada di sekitar Marapi, bekerja sebagai petani dan penggarap kebun serta pencari buah di dalam hutan Gunung Marapi.
    ( Penulis: Perdana Putra| Editor:Teuku Muhammad Valdy Arief)
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Suram! 2024 Jadi Tahun Pertama Lewati Ambang Batas 1,5 Derajat Celcius

    Suram! 2024 Jadi Tahun Pertama Lewati Ambang Batas 1,5 Derajat Celcius

    Jakarta

    Tahun 2024 akan tercatat dalam sejarah sebagai tahun yang suram bagi planet kita. Berbagai lembaga klimatologi dunia telah mengkonfirmasi bahwa suhu rata-rata global tahun ini telah melewati ambang batas 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

    Batas ini, yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015, merupakan tonggak penting yang menandai percepatan dampak perubahan iklim.

    “Pada titik ini, kecuali dampak asteroid atau letusan gunung berapi besar-besaran… Saya pikir aman untuk mengatakan ini akan menjadi tahun pertama di atas 1,5 derajat,” kata Zeke Hausfather di organisasi nirlaba AS Berkeley Earth dikutip dari New Science.

    Suhu udara rata-rata tahunan adalah tolok ukur penting dari perubahan iklim kita. Ada variasi dari tahun ke tahun, tetapi melacak tren menunjukkan suhu dunia terus menghangat.

    Tahun lalu saja rata-rata temperatur dunia mencapai kenaikan 1,45 derajat Celcius di atas suhu rata-rata di masa pra-industri.

    Konsekuensi yang Mengancam

    Perubahan 1,5 derajat mungkin tampak kecil. Memang kita kerap mengalami perubahan suhu yang jauh lebih besar dari ini selama sehari.

    Tetapi ini adalah perubahan dalam rata-rata klimatologis (rata-rata semua hari selama periode seperti 30 tahun). Artinya mewakili perubahan besar dalam sistem iklim kita.

    Dampaknya akan terasa nyata di seluruh dunia, antara lain:

    Peningkatan Kejadian Cuaca Ekstrem: Gelombang panas yang lebih intens dan berkepanjangan, kekeringan parah, banjir bandang, dan badai dahsyat akan menjadi lebih sering terjadi.Kenaikan Permukaan Laut: Mencairnya es di kutub akan mempercepat kenaikan permukaan laut, mengancam pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir yang padat penduduk.Krisis Ketahanan Pangan: Perubahan iklim akan mengganggu produksi pangan global, meningkatkan risiko kelaparan dan malnutrisi.Kepunahan Spesies: Banyak spesies akan kesulitan beradaptasi dengan perubahan iklim yang cepat, meningkatkan risiko kepunahan.Apa yang Bisa Kita Lakukan?

    Setiap individu, pemerintah, dan sektor swasta memiliki peran penting dalam mengatasi krisis iklim ini. Menurut Zeke ada beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain:

    Transisi ke Energi Terbarukan: Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi terbarukan seperti surya dan angin.Meningkatkan Efisiensi Energi: Menggunakan energi secara lebih bijak di rumah, tempat kerja, dan dalam transportasi.Melindungi dan Memulihkan Hutan: Hutan berperan penting dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer.

    (afr/afr)

  • Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 6 November 2024: Sebagian Wilayah Diguyur Hujan Ringan-Sedang – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 6 November 2024: Sebagian Wilayah Diguyur Hujan Ringan-Sedang – Page 3

    La Niña adalah fenomena iklim global yang ditandai dengan penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, khususnya di bagian tengah dan timur. Keadaan ini berpengaruh pada pola sirkulasi atmosfer, yang dapat memengaruhi cuaca dan iklim global.

    La Niña dapat muncul secara berkala setiap beberapa tahun dan berlangsung antara beberapa bulan hingga dua tahun, membawa dampak signifikan, terutama pada curah hujan.

    Kondisi La Niña cenderung menyebabkan peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia. Sebagai contoh, pada periode Juni hingga Agustus, curah hujan dapat meningkat antara 20-40%, yang berdampak pada pertanian dan potensi bencana alam

    Mengutip situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), meningkatnya curah hujan juga meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor semakin tinggi, terutama di daerah rawan.

    1. Pengaruh La Niña Terhadap Curah Hujan di Indonesia

    Peningkatan curah hujan selama La Niña terjadi secara bervariasi tergantung pada waktu dan wilayah. Dalam periode Juni hingga Agustus, curah hujan meningkat di sebagian besar wilayah Indonesia.

    Pada September hingga November, dampak La Niña semakin terasa di wilayah tengah hingga timur Indonesia, di mana curah hujan bisa mencapai tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahun netral.

    Saat memasuki bulan Desember hingga Februari, fenomena La Niña tetap berlanjut, meskipun dampaknya tidak selalu sama di seluruh wilayah.

    Pada puncak musim hujan, La Niña justru tidak menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah tengah dan barat Indonesia, disebabkan oleh interaksi dengan sistem monsun yang ada. Hal ini menunjukkan kompleksitas yang dimiliki fenomena ini dalam memengaruhi cuaca di Tanah Air.

    2. Dampak La Niña Terhadap Pertanian

    La Niña tidak hanya memengaruhi curah hujan, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan bagi sektor pertanian. Curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor, yang merusak lahan pertanian dan tanaman. Banjir dapat merusak tanaman dan infrastruktur pertanian, sehingga petani mengalami kerugian besar.

    Lebih jauh lagi, genangan air yang berlebihan dapat merusak akar tanaman dan mengakibatkan penurunan produktivitas pertanian.

    Selain itu, kerusakan pada infrastruktur transportasi akibat bencana juga dapat mengganggu distribusi hasil pertanian. Alhasil, petani kesulitan mengirimkan hasil panen mereka ke pasar.

    3. Bencana yang Mungkin Terjadi Selama La Niña

    Selama kondisi La Niña, bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang menjadi lebih mungkin terjadi. Curah hujan yang tinggi menyebabkan air melimpah, yang bisa mengakibatkan banjir bandang, terutama di daerah rawan. Fenomena ini juga dapat menciptakan kondisi yang ideal bagi penyebaran penyakit tanaman dan hama.

    Meningkatnya frekuensi bencana, penting bagi petani dan masyarakat untuk tetap waspada dan siap menghadapi dampak yang ditimbulkan oleh La Niña. Oleh karena itu, langkah-langkah antisipatif perlu diambil untuk mengurangi kerugian.

    4. Langkah Antisipatif Menghadapi La Niña

    Mengutip situs resmi Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Kulon Progi, guna menghadapi dampak negatif La Niña, petani dapat mengambil sejumlah langkah pencegahan yang tepat.

    Salah satunya adalah dengan memilih varietas tanaman yang tahan terhadap genangan air. Selain itu, peningkatan sistem drainase di lahan pertanian juga sangat penting untuk menghindari genangan air yang berlebihan. Pengelolaan air yang bijaksana menjadi kunci menghindari kerugian lebih besar.

    Petani juga harus rutin melakukan pengendalian penyakit dan hama agar tidak terjadi penyebaran yang masif. Diversifikasi usaha pertanian, dengan menanam berbagai jenis tanaman, dapat mengurangi risiko kerugian yang dialami petani saat menghadapi cuaca buruk.

    Apa yang dimaksud dengan fenomena La Niña?

    La Niña adalah kondisi di mana suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur lebih dingin dari biasanya, memengaruhi pola cuaca global.

    Apa dampak La Niña bagi Indonesia?

    Dampak La Niña bagi Indonesia termasuk peningkatan curah hujan yang dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan kerugian bagi sektor pertanian.

    Bagaimana cara petani mengantisipasi dampak La Niña?

    Petani dapat mengantisipasi dampak La Niña dengan memilih varietas tahan banjir, meningkatkan sistem drainase, dan melakukan pengendalian hama secara rutin.

    Apakah saat La Niña tidak ada kemarau?

    Tidak, saat La Niña terjadi, masih ada periode kemarau, meskipun curah hujan biasanya lebih tinggi sehingga disebut sebagai kemarau basah.

  • Mitigasi Bencana di Seluruh TPS Pilkada di Jabar, Mana Wilayah Paling Rawan?

    Mitigasi Bencana di Seluruh TPS Pilkada di Jabar, Mana Wilayah Paling Rawan?

    Liputan6.com, Bandung – Pemerintah Jawa Barat (Jabar) mengkklaim sudah memitigasi bencana alam diseluruh lokasi tempat pemungutan suara (TPS) pemilu kepala daerah (Pilkada) serentak 2024.

    Jumlah TPS di Provinsi Jabar yakni 140.457 TPS dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) berjumlah 35.714.901 orang. Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin, mitigasi bencana tersebut dilakukan oleh tiga otoritas berwenang jauh hari sebelumnya.

    “Kalau TPS sih sudah diantisipasi. Sudah berapa kali Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah beberapa kali koordinasi dan juga simulasi. Termasuk tadi di daerah-daerah yang akan terjadi puncak hujan ekstrem seperti Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi,” ujar Bey ditulis Bandung, Sabtu (2/11/2024).

    Bey juga mengatakan bahwa otoritasnya telah menetapkan status siaga bencana alam dari 30 Oktober-April 2025. Hal itu merujuk kepada prakiraan BMKG soal puncak musim hujan di Provinsi Jabar mulai November 2024.

    Bey mengatakan selain bencana alam saat memasuki puncak musim hujan, ancaman lainnya itu yakni bencana gempa menimpa Sesar Lembang yang mengancam beberapa daerah.

    “Ya kalau Sesar Lembang kan ada empat kabupaten dan kota jadi Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi. Tapi kan tidak hanya itu seperti hujan, puncak hujan ini kan akhir November 2024 yang tentunya (rawan) ini di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten dan Kota Bogor dan Sukabumi itu yang paling harus diwaspadai,” ujar Bey.

    Bey memastikan seluruh kelompok penanganan bencana di Provinsi Jabar telah siap menghadapi kebencanaan baik potensi Sesar Lembang hingga hidrometeorologi akhir tahun ini.

    Kelompok penanganan bencana itu terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi dan koordinasi dengan kabupaten dan kota, relawan, Polri, TNI siap siaga menghadapi bencana.

    “Karena kita daerah rawan bencana memang harus siap siaga. Jadi tidak hanya pemerintah provinsi tapi seluruh pemerintah daerah kabupaten kota. Dan juga masyarakat harus terus diingatkan,” kata Bey.

    Selain dari data BMKG, Pemerintah Jabar juga menerima catatan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

    Berdasarkan wilayah potensi gerakan tanah di Provinsi Jabar pada bulan Oktober 2024 terdapat 473 kecamatan dari 627 kecamatan setara 75,44 persen di 27 kabupaten dan kota yang memiliki potensi gerakan tanah atau tanah longsor kategori menengah dan tinggi.

    “Dari hasil simulasi tadi angkanya cukup mengerikan. Jadi jalan satu-satunya harus siap akan terjadi bencana,” ucap Bey.

    Status siaga bencana alam ini telah tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360/Kep.580-BPBD/2024 tentang status siaga dan Nomor 360/Kep.581-BPBD/2024 tentang pos komando penanganan darurat bencana banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrim dan abrasi, serta tanah longsor Provinsi Jawa Barat tahun 2024/2025.

    Dengan Surat Keputusan Gubernur tersebut, perlu dilaksanakan upaya kesiapsiagaan darurat bencana yang bersifat cepat, tepat, dan terpadu sehingga mampu meminimalisir potensi dan dampak bencana.

    “Berdasarkan pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana menyebutkan bahwa kegiatan kesiapsiagaan dikoordinasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD, diperkuat dengan pelaksanaan apel siaga bencana hidrometeorologi tingkat Provinsi Jawa Barat yang sedang kita laksanakan,” tukas Bey.

     

    Murahnya Harga Susu Kambing Segar untuk Menangkal Corona Covid-19 di Cilacap

  • Apa Itu DANA, Fenomena Cuaca Aneh Pemicu Banjir Mematikan Spanyol

    Apa Itu DANA, Fenomena Cuaca Aneh Pemicu Banjir Mematikan Spanyol

    Jakarta

    Fenomena cuaca aneh yang dikenal sebagai DANA, menyebabkan banjir bandang dahsyat di Valencia, Spanyol, pekan lalu. Lebih dari 155 orang tewas dan puluhan orang masih hilang. Para ahli meteorologi menyebut peristiwa ini sebagai salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah manusia.

    Pada Selasa (29/10), beberapa daerah menerima curah hujan yang setara dengan curah hujan selama setahun hanya dalam beberapa jam. Hal ini memicu banjir besar yang menghancurkan seluruh kota dan membuat ribuan orang terlantar. Di beberapa daerah, curah hujan mencapai hingga 500 liter per meter persegi.

    Penyebab cuaca buruk ini adalah fenomena yang terbentuk di Mediterania yang disebut Depresión Aislada en Niveles Altos (DANA), frasa dalam bahasa Spanyol yang berarti depresi terisolasi pada tingkat tinggi.

    Menurut badan meteorologi Spanyol Aemet, ini adalah DANA paling parah yang tercatat pada abad ke-21, sebanding dengan bencana ‘Pantanada de Tous’ pada tahun 1982.

    Foto: AP Photo/Angel GarciaTentang DANA

    DANA adalah versi intensifikasi dari apa yang dikenal sebagai ‘cold drop’ atau tetesan dingin, yang terjadi ketika massa udara hangat bertabrakan dengan massa udara dingin yang stagnan pada ketinggian sekitar 9.000 meter.

    Di atmosfer bagian atas, terdapat arus angin yang sangat kuat yang mengelilingi Bumi seperti sabuk. Terkadang, arus ini mulai berosilasi, tampak lebih seperti ular daripada sabuk. Ketika ini terjadi, osilasi dapat ‘terjebak’, yang memungkinkan massa udara dingin tetap berada di satu tempat. Pada kesempatan ini, hal itu terjadi di Spanyol tenggara.

    DANA terjadi saat udara dingin ini bertemu dengan udara yang sangat hangat di dekat permukaan, terutama di atas perairan hangat Mediterania. Kombinasi ini menciptakan perbedaan suhu yang signifikan di antara berbagai lapisan atmosfer, yang pada gilirannya menyebabkan udara hangat naik dengan mudah dan menjadi jenuh dengan uap air.

    Jika kontras suhu ini dikombinasikan dengan kelembapan dan energi dari Mediterania, yang sangat hangat setelah bulan-bulan musim panas, hasilnya adalah badai besar dan hujan deras.

    “Anginnya mungkin tidak sekencang badai, tetapi dalam hal curah hujan dan intensitas, anginnya bahkan dapat melampaui badai. Peristiwa ini dapat menyebabkan kerusakan material dan hilangnya nyawa yang sama besarnya dengan badai biasa,” kata Jorge Olcina, Director of Climatology Laboratory di University of Alicante, dikutip dari Live Science.

    Iago Pérez, seorang ahli geosains di University of Oxford, menggambarkan DANA sebagai salah satu fenomena meteorologi paling berbahaya di Spanyol. Ia mencatat bahwa bencana ini melepaskan sejumlah besar air dalam waktu yang sangat singkat.

    Para peneliti menyebutkan, DANA hanya terbentuk di atas Spanyol. Namun pola cuaca serupa, yang disebut siklon ekstratropis, terbentuk di Atlantik di lepas pantai Uruguay dan Argentina.

    Pada 29 Oktober, DANA berada di area yang sama selama lebih dari 12 jam, menjadikannya hari paling intens dari peristiwa cuaca tersebut.

    “DANA menggunakan air hangat sebagai ‘bahan bakar’,” kata ahli meteorologi Mar Gómez.

    DANA menemukan suhu air sekitar 22 derajat Celsius di lepas pantai Valencia, sedangkan suhu normal pada saat ini adalah sekitar 21 derajat Celcius. Perbedaan itu mungkin tampak kecil, tetapi cukup untuk memasok sistem badai dengan energi tambahan.

    “Hal ini dapat memicu hujan deras dalam waktu yang sangat singkat. Hujan ini dapat dicirikan sebagai hujan musiman,” kata Olcina.

    Foto: AP Photo/Angel GarciaTerkait Perubahan Iklim

    Gómez dan Olcina sepakat bahwa tingkat keparahan DANA yang terjadi di Spanyol terkait langsung dengan perubahan iklim. Namun, Pérez berpendapat bahwa mengaitkan fenomena tersebut dengan pemanasan global memerlukan analisis yang lebih mendalam.

    “Laut Mediterania adalah salah satu cekungan laut yang paling hangat dalam beberapa dekade terakhir. Laut ini bertindak sebagai sabuk transmisi untuk kelembapan dan energi,” kata Olcina.

    Sejak 1980-an, suhu rata-rata Mediterania telah meningkat sebesar 1,5 derajat Celcius, hampir dua kali lipat kenaikan suhu udara di wilayah tersebut selama periode yang sama.

    “Sejak 2020, musim panas di Semenanjung Iberia telah mencatat rekor suhu, dan tahun ini, suhu permukaan laut telah melampaui 29 derajat Celcius,” kata Olcina.

    Pemanasan ini telah mengubah waktu terjadinya DANA, karena Mediterania kini mulai memanas di bulan Mei dan mempertahankan kehangatan tersebut hingga November. Sebagai perbandingan, selama 1980-an hingga 1990-an, fenomena ini umumnya terjadi pada September dan Oktober. Saat ini, diperkirakan 15% hingga 20% lebih banyak DANA terbentuk setiap tahun dibandingkan dengan enam dekade lalu.

    Bagi para peneliti, episode ini menawarkan pelajaran penting, dimulai dengan perlunya meningkatkan protokol komunikasi peringatan dini.

    “Jika ada korban jiwa, itu artinya ada yang tidak beres. Komunikasi dan antisipasi terhadap kejadian ini harus ditingkatkan,” kata Gómez.

    Perubahan iklim kemungkinan akan memicu lebih banyak kejadian hujan lebat dan luar biasa. Hal ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mengadaptasi sistem pencegahan dan perlindungan serta merestrukturisasi wilayah rentan untuk mengurangi risiko yang terkait dengan iklim yang semakin ekstrem,” kata Olcina.

    (rns/rns)

  • Parah! Raja Spanyol Dilempari Telur-Lumpur Saat Kunjungi Korban Banjir

    Parah! Raja Spanyol Dilempari Telur-Lumpur Saat Kunjungi Korban Banjir

    Valencia

    Raja Spanyol Felipe dan Ratu Letizia mendapatkan sambutan tidak baik saat mengunjungi wilayah Valencia yang terdampak parah banjir dahsyat, yang menewaskan lebih dari 200 orang. Dalam kunjungan itu, Raja Felipe dan Ratu Letizia dicemooh dan dilempari telur dan lumpur oleh warga yang marah.

    Seperti dilansir CNN, Senin (4/11/2024), Raja Felipe menghadapi teriakan “pembunuh” ketika dia mengunjungi area Paiporta, yang terdampak paling parah, di luar kota Valencia. Dia melakukan kunjungan itu dengan Perdana Menteri (PM) Pedro Sanchez dan Gubernur setempat Carlos Mazon.

    Kunjungan tersebut dilakukan saat penduduk setempat menuduh pemerintah lemah dalam merespons bencana tersebut.

    Para penduduk setempat mulai melontarkan caci-maki kepada Raja Felipe, Sanchez dan Mazon setelah mereka melakukan sesi foto-foto di lokasi. Kerumunan orang yang berkumpul di lokasi pun melonjak drastis saat para pengawal keamanan menggunakan payung untuk melindungi Raja Spanyol itu dari lemparan telur.

    Laporan Associated Press menyebut Raja Felipe juga dilempari lumpur oleh warga yang marah. Beberapa warga bahkan dilaporkan mengacungkan sekop dan tongkat dengan gestur mengancam ke udara.

    Para polisi dan pengawal keamanan berupaya keras melindungi Raja Felipe dan Ratu Letizia dalam insiden tersebut.

    Saat dikonfrontasi oleh salah satu warga, Raja Felipe tetap tenang dan menurunkan payungnya untuk mendengarkan keluh kesahnya. Situasi ini terjadi saat polisi-polisi yang mengawal sang Raja Spanyol berjuang keras mengendalikan massa yang berkumpul di lokasi.

    Lihat Video ‘Saksi Bisu Dahsyatnya Banjir Bandang Hantam Valencia Spanyol’:

    Saksikan juga Sosok: Oey Tjin Eng, Penjaga Budaya Cina Benteng