Topik: Banjir Bandang

  • BMKG Minta Warga Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal dan Tahun Baru Nanti

    BMKG Minta Warga Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal dan Tahun Baru Nanti

    Jakarta, Beritasatu.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau warga mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

    Dwikorita dalam keterangannya, Minggu (24/11/2024) mengatakan, potensi cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh sejumlah faktor dari peningkatan curah hujan.

    “Fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40%. Fenomena ini akan berlangsung mulai akhir tahun 2024 hingga setidaknya April 2025,” katanya.

    Selain itu potensi cuaca ekstrem dipicu karena dinamika atmosfer yang diprediksi pada periode Nataru tahun ini aktif bersamaan, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan cold surge yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia.

    “Situasi itu berpotensi menambah intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia,” katanya.

    BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat berdampak pada bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, khususnya pada periode Nataru.

    BMKG mengimbau pengelola perusahaan pelayaran, angkutan penyeberangan, hingga nelayan untuk waspada potensi cuaca ekstrem, mengingat fenomena cold surge juga dapat memicu gelombang tinggi laut sehingga membahayakan keselamatan aktivitas pelayaran serta penangkapan ikan.

  • Banjir Bandang Terjang 3 Desa di Tapanuli Selatan, 2 Orang Meninggal Dunia

    Banjir Bandang Terjang 3 Desa di Tapanuli Selatan, 2 Orang Meninggal Dunia

    Diungkapkan Abdul Muhari, upaya penanganan darurat posko pengungsian sementara telah didirikan untuk menampung warga terdampak. Tim logistik juga telah menyalurkan bantuan darurat berupa makanan siap saji, air bersih, dan perlengkapan dasar.

    “Pelayanan kesehatan bagi warga terdampak menjadi salah satu fokus utama, sementara proses perbaikan infrastruktur vital seperti akses jalan dan fasilitas umum terus diupayakan,” ungkapnya.

    BNPB mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di musim hujan yang dapat memicu banjir bandang, tanah longsor, atau bencana lainnya.

    “Langkah mitigasi seperti mengenali jalur evakuasi, menyimpan dokumen penting di tempat aman, dan mengutamakan keselamatan diri harus menjadi prioritas,” Abdul Muhari menerangkan.

  • Setelah Ditambang, Desa Wadas di Purworejo Kini Diterjang Banjir Bandang

    Setelah Ditambang, Desa Wadas di Purworejo Kini Diterjang Banjir Bandang

    TRIBUNJATENG.COM – Desa Wadas, di Purworejo Jateng diterjang banjir bandang setelah penambangan batuan andesit dilakukan di sana.

    Kini saat musim hujan tiba, apa yang ditakutkan warga tentang penambangan itu benar-benar terjadi.

    Sebelum adanya tambang, bencana seperti itu tidak pernah terjadi di sana.

    Aktivitas penambangan batuan andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, diduga menjadi penyebab terjadinya banjir lumpur dan longsor yang melanda wilayah tersebut. 

    Hujan yang terjadi pada Sabtu (23/11/2024) antara pukul 14.00 WIB hingga 15.30 WIB mengakibatkan material lumpur dan longsor menimpa rumah serta kendaraan milik warga.

    Siswanto, salah satu warga setempat, menyatakan bahwa kejadian tersebut berkaitan erat dengan proyek penambangan batuan andesit di desa mereka.

    “Setelah hujan angin reda, warga keluar rumah melihat situasi. Dari situ, banjir bandang itu melongsorkan tanah dan menimbun motor.”

    “Batu-batu berserakkan di jalanan,” ungkapnya.

    Video yang merekam kejadian tersebut telah tersebar luas melalui akun Instagram resmi warga desa, @wadas_melawan.

    Dalam video tersebut, terlihat banjir yang membawa material lumpur, batu, dan pepohonan menimpa salah satu motor milik warga.

    Selain itu, batu-batu besar juga berserakan di jalan-jalan Dusun Kaligendol.

    Di lokasi lain, longsor mengakibatkan dua rumah warga di Dusun Karang mengalami kerusakan, sementara banjir lumpur juga melanda Dusun Winong.

    Kejadian ini diduga dipicu oleh hilangnya vegetasi di atas bukit Wadas akibat aktivitas pertambangan.

    “Kami akan terus melawan, sebab dengan melawan kami tak pernah sepenuhnya kalah!,” tulis akun Instagram @wadas_melawan dalam caption mereka.

    Lokasi kejadian dalam video tersebut berada di Dukuh Kaligendol, tepat di bawah bukit yang sedang ditambang untuk keperluan Proyek Strategis Nasional Bendungan Bener.

    Akun Instagram tersebut juga menyampaikan kritik pedas terhadap situasi yang mereka alami.

    “Kalian pasti menganggap kehidupan kami sekarang begitu nyaman. Tak usah banyak bicara, lihat video di postingan ini.”

    “Jalan manusia dijadikan jalur air berlumpur lengkap dengan material tambang brengsek itu, kayu, lumpur, batu, dan tentu dengan laju yang sangat deras,” tulis mereka.

    Kejadian ini menimbulkan keprihatinan di kalangan warga dan memicu diskusi tentang dampak lingkungan dari aktivitas penambangan di wilayah tersebut. (*)

  • BPBD: Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor Berisiko Banjir Bandang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 November 2024

    BPBD: Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor Berisiko Banjir Bandang Megapolitan 20 November 2024

    BPBD: Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor Berisiko Banjir Bandang
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mengidentifikasi Kecamatan Tanah Sareal sebagai salah satu wilayah yang berisiko terjadinya banjir bandang.
    “Secara spasial potensi banjir bandang ada di Kecamatan Tanah Sareal di Kelurahan Tanah Sareal,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Hidayatulloh saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/11/2024).
    Daerah ini rawan, terutama di sepanjang anak-anak sungai Cisadane dan Ciliwung, seperti Sungai Cibeureum dan Cipinang Gading.
    “Fenomena risiko banjir bandang kemungkinan dapat terjadi pada anak-anak sungai Cisadane dan Ciliwung seperti Sungai Cibeureum dan Cipinang Gading di dekat Bogor Nirwana Residence, Mulyaharja,” ujar Hidayatulloh. 
    BPBD Kota Bogor juga mencatat beberapa wilayah dengan risiko banjir kelas sedang yang tersebar di lima kecamatan lainnya, yakni:
    Oleh karenanya, Hidayatulloh mengimbau masyarakat di wilayah rawan untuk terus memantau informasi cuaca dari BMKG dan mengikuti arahan dari pihak berwenang jika terjadi situasi darurat.
    Warga juga diminta untuk segera melaporkan potensi bahaya seperti longsor atau luapan air di wilayah mereka, terutama di daerah yang berbatasan langsung dengan sungai.
    “Untuk pelaporan bencana bisa menghubungi BPBD Kota Bogor melalui pesan WhatsApp di nomor +6288809112569,” kata Hidayatulloh.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Bandang Terjang Sejumlah Desa di Kabupaten Karawang, Rumah Warga Rusak Akses Jalan Terputus

    Banjir Bandang Terjang Sejumlah Desa di Kabupaten Karawang, Rumah Warga Rusak Akses Jalan Terputus

     

    Liputan6.com, Karawang -T Banjir bandang menerjang sejumlah desa yang ada di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, hingga menyebabkan sejumlah rumah warga rusak dan akses jalan terputus.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Mahpudin, di Karawang, Rabu (20/11/2024) mengatakan, banjir bandang Karawang terjadi setelah hujan deras yang terjadi pada Selasa petang (19/11/2024).

    “Hujan yang mengguyur wilayah Karawang pada Selasa membuat tinggi muka air di beberapa sungai meningkat, hingga mengakibatkan banjir bandang di wilayah Karawang selatan, tepatnya di wilayah Tegalwaru,” katanya.

    Mahpudin memastikan tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tapi beberapa bangunan warung di bantaran sungai hanyut terbawa arus, dan akses jalan dikabarkan terputus.

    “Petugas langsung ke lokasi untuk melakukan penyisiran serta mengimbau warga untuk menjauh dari aliran sungai,” katanya.

    Salah seorang warga Desa Mekarbuana, Tegalwaru Ace mengatakan bahwa Sungai Cigentis meluap karena hujan, hingga terjadi banjir bandang.

    Selain masuk ke rumah warga, banjir juga menyebabkan akses jalan terputus setelah tergerus air dan longsor.

    Warga Desa Cigunungsari, Kecamatan Tegalwaru, Ojos menyebutkan banjir di wilayah Karawang selatan terjadi di sejumlah desa, yakni di Desa Mekarbuana, Cigunungsari dan Desa Cipurwasari.

     

  • Waspadai Guguran Lava Gunung Karangetang di Sitaro

    Waspadai Guguran Lava Gunung Karangetang di Sitaro

    Liputan6.com, Sitaro – Badan Geologi merekomendasikan warga di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava Gunung Karangetang.

    Disebutkan dalam laporan yang dibuat Vieko Kristianse Rompas, kondisi lava Gunung Karangetang tersebut belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.

    “Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua dan kawah utama, serta area perluasan sektoral ke arah barat, barat daya, tenggara, dan selatan sejauh 3,5 kilometer,” ujarnya.

    Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.

    “Sebelumnya, pada evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Karangetang dinaikkan dari level dua waspada menjadi level tiga siaga terhitung sejak 11 November 2024 pukul 13.00 Wita,” ujarnya.

     Pada periode pengamatan Sabtu 16 November 2024, terekam sebanyak 11 kali gempa embusan dengan amplitudo 4-15 milimeter, dan lama gempa 17-30 detik.

    Satu kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo lima milimeter, S-P tidak teramati dan lama gempa 12 detik.

    “Terekam juga sebanyak 30 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 3-10 milimeter, dan lama gempa 5-10 detik,” ujarnya.

    Selain itu, ada sebanyak 26 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 5-50 mm, S-P 0.5-1 detik dan lama gempa 7-15 detik, serta 10 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 7-30 milimeter, S-P 11-25 detik dan lama gempa 31-126 detik.

     

    Wow, Kurma Usia 4 Tahun Berbuah di Indonesia

  • Duh! Tetangga RI Ini Kena Banjir Bandang

    Duh! Tetangga RI Ini Kena Banjir Bandang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tetangga Indonesia yakni Singapura tepatnya di sepanjang Bukit Timah Road terkena banjir bandang akibat hujan deras yang terjadi hari ini, Sabtu (16/11/2024).

    Badan Air Singapura (PUB) mengungkapkan banjir bandang terjadi di dekat stasiun MRT King Albert Park sekitar pukul 3.20 sore waktu setempat, karena tingginya permukaan air di saluran yang berdekatan serta Kanal Bukit Timah.

    Badan tersebut mengatakan telah mengerahkan tim tanggap cepat untuk mengarahkan lalu lintas menjauh dari banjir, yang surut 10 menit kemudian. Tercatat, curah hujan di wilayah barat laut Singapura menjadi yang tertinggi dalam sejarah selama 46 tahun belakangan.

    Selain itu, peringatan banjir bandang untuk 10 lokasi di seluruh Singapura telah dikeluarkan, dengan curah hujan terberat sebesar 108,4 mm tercatat di wilayah barat laut Singapura dari pukul 2.10 siang hingga 4 sore.

    PUB juga mengungkapkan jumlah tersebut sekitar 43% dari rata-rata curah hujan bulanan Singapura pada bulan November, dan berada dalam 3 persen teratas dari catatan curah hujan harian maksimum sejak tahun 1978.

    Dengan begitu, PUB telah mengeluarkan peringatan pertamanya sekitar pukul 3 sore, yang menyebutkan hujan lebat diperkirakan akan terjadi di wilayah utara, timur, dan barat Singapura, dan peringatan risiko banjir bandang dikeluarkan untuk wilayah berikut:

    Dunearn Road, antara Yarwood Avenue dan Binjai Park
    Kranji Expressway Slip Road (KJE ke Woodlands Road, menuju Senja Way)
    Eng Kong Place, antara Greenridge Crescent dan Eng Kong Garden
    Persimpangan Lorong Kismis dan Toh Tuck Rise
    Persimpangan Sunset Drive dan Sunset Terrace
    Persimpangan Sunset Drive dan Sunset Way Road
    Bukit Timah Road, antara Wilby Road dan Blackmore Drive
    Jalan Boon Lay, antara Enterprise Road dan International Road
    Persimpangan Neo Pee Teck Lane dan Pasir Panjang Road
    Tampines Expressway (Jalan Layang Punggol Barat)

    Sebelumnya, Badan Meteorologi Singapura mengatakan bahwa hujan badai sedang hingga lebat diperkirakan akan terjadi hampir setiap hari hingga akhir November karena angin muson timur laut.

    Badan Meteorologi juga memperkirakan total curah hujan selama dua minggu akan di atas rata-rata di sebagian besar wilayah pulau.

    Adapun, suhu harian terendah juga diperkirakan mencapai sekitar 23 derajat Celsius.

    (haa/haa)

  • Kota di Dunia Makin Gerah, Bisakah Kota Beradaptasi dengan Cuaca Ekstrem?

    Kota di Dunia Makin Gerah, Bisakah Kota Beradaptasi dengan Cuaca Ekstrem?

    Jakarta

    Apakah anda sering kepanasan sampai terasa hampir pingsan jika sedang berjalan kaki di perkotaan? Kawasan urban yang kini jadi habitat bagi lebih dari separuh populasi global, memanas lebih cepat dibanding kawasan pedesaan.

    Kota-kota harus menemukan cara untuk menghadapi gelombang panas, kekeringan, curah hujan tinggi, badai, dan kebakaran hutan yang semakin sering terjadi dan makin intens, yang terkait dengan pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia untuk menghasilkan energi, serta menggerakkan transportasi dan industri.

    Cara kota dibangun kerap memperbesar risiko dari cuaca ekstrem. Volume beton yang digunakan untuk membangun jalan dan gedung, membuat kota jadi lebih panas dan juga curahan hujan tinggi tak bisa lagi merembes ke tanah, yang akhirnya menyebabkan banjir.

    Kesadaran akan masalah ini semakin meningkat. Dalam survei tahun 2023 tentang bahaya iklim di antara 169 administrasi kota yang bertanggung jawab atas satu juta penduduk atau lebih, 122 di antaranya melaporkan bahwa banjir berdampak sedang atau tinggi di kota mereka.

    Beton juga memerangkap panas, sehingga memperparah gelombang panas. Menurut William Nichols, pimpinan tim iklim dan ketahanan di firma intelijen risiko global “Verisk Maplecroft”, beton memiliki dampak besar pada kesehatan manusia, infrastruktur kota, dan masyarakat.

    “Ada sejumlah cara di mana panas ekstrem dapat memberi tekanan pada sistem energi pasokan air, misalnya. Dan ada literatur yang meneliti bagaimana panas yang berkepanjangan dapat memengaruhi hal-hal seperti kerusuhan politik dan pembangkangan sipil,” tambahnya.

    Meningkatnya suhu panas di kota-kota

    Menanam pohon, merupakan salah satu cara kota-kota mengatasi meningkatnya suhu panas. Penelitian terbaru yang meneliti dampak pohon di jalanan terhadap suhu perkotaan menemukan, peningkatan dari tidak ada tutupan pohon menjadi 50% di lokasi tertentu menyebabkan penurunan suhu sebesar 0,5 derajat.

    “Panas ekstrem dan banjir, salah satu hal penting yang dapat kita lakukan untuk mengatasi keduanya adalah, menaturalisasi kembali tempat-tempat itu,” kata David Miller, direktur pelaksana sekelompok kota yang dikenal sebagai Pusat Kebijakan Iklim dan Ekonomi Perkotaan C40 dan mantan wali kota Toronto.

    “Manfaat terbesar berkorelasi dengan pencegahan kerusakan infrastruktur akibat bencana alam, seperti erosi pantai, banjir, kenaikan permukaan laut, dan tanah longsor,” kata Michail Kapetanakis, seorang analis riset di lembaga pemikir International Institute for Sustainable Development.

    Pohon dan hutan dapat membantu menanggulangi dampak banjir ekstrem dengan memperlambat aliran air, menstabilkan tanah, dan mencegah tanah longsor. Pohon dan hutan juga menyerap karbon dioksida yang membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi polusi udara.

    Ada potensi untuk memperluas proyek di Freetown hingga setidaknya 3,8 juta pohon pada tahun 2050, kata Kapetanakis, yang menganalisis biaya proyek versus manfaatnya. “Ini adalah solusi yang sangat mudah, murah, dan berkelanjutan yang mengatasi banyak masalah pada saat yang bersamaan,” katanya kepada DW.

    Kota-kota dengan risiko iklim tertinggi

    Kota-kota di Afrika dan Asia termasuk di antara kota-kota yang diperkirakan memiliki risiko tertinggi terkait dengan iklim. Khartoum di Sudan, Mogadishu di Somalia, Ahmedabad di India, Hyderabad di Pakistan, dan Lagos terhitung sebagai lima kota teratas dalam Indeks Bahaya dan Kerentanan Iklim Verisk Maplecroft 2050.

    “Bahaya dan kerentanan iklim sebenarnya merupakan gabungan dari ancaman fisik yang dihadapi dan juga kemampuan kota untuk menghadapi ancaman tersebut,” kata Nichols, dari Verisk Maplecroft.

    Negara seperti Nigeria di belahan bumi selatan, dan negara di belahan bumi utara, seperti Jerman, mungkin mengalami hujan lebat yang sama derasnya, misalnya, namun orang-orang di Nigeria akan lebih terdampak karena lebih sedikit mekanisme yang tersedia untuk membantu mereka mengatasinya.

    “Sementara wilayah perkotaan di Amerika Utara dan Eropa juga menghadapi tantangan yang semakin meningkat akibat cuaca ekstrem,namun infrastruktur yang lebih baik, respons bencana yang lebih baik, akses yang lebih baik ke layanan kesehatan membuat penduduk tidak terlalu rentan,” kata Nichols.

    “Akan tetapi, bahkan di negara-negara maju di belahan bumi utara, ada orang-orang yang lebih rentan daripada yang lain,” papar Thandile Chinyavanhu, juru kampanye Stop Drilling Start Paying dari LSM Greenpeace International.

    Hal ini juga didukung oleh survei bahaya iklim kota: Pemerintah dari kota-kota kaya dan miskin sama-sama melaporkan bahwa rumah tangga berpenghasilan rendah, orang lanjut usia dan penyandang disabilitas, anak-anak dan kelompok rentan lainnya, adalah yang paling terdampak oleh peristiwa cuaca ekstrem.

    “Ada dampak yang nyata di komunitas yang paling miskin dan paling rentan karena infrastrukturnya tidak berkembang seperti di daerah yang kaya,” kata Chinyavanhu kepada DW. Misalnya, di Johannesburg, Afrika Selatan, komunitas yang lebih miskin cenderung tinggal di daerah yang lebih rentan terhadap banjir bandang, karena mereka tidak mampu tinggal di tempat dengan drainase yang lebih baik, katanya.

    Membuat perubahan di komunitas yang rentan

    Beberapa kota mencoba membuat perubahan di lingkungan berpendapatan rendah sambil berjuang mengatasi berbagai masalah sosial dan lingkungan. Di Kota Boston, AS, berbagai organisasi dan warga telah bersatu untuk mengembangkan taman di daerah miskin, yang sekaligus juga akan membantu melindungi kota dari pemanasan iklim.

    Perubahan yang direncanakan di kawasan pantai Moakley Park, mencakup integrasi bendungan ke dalam lanskap taman, penggunaan vegetasi tahan air asin, dan padang rumput sebagai tandon air hujan.

    “Idenya adalah ketika terjadi badai 50 tahunan atau 100 tahunan, taman-taman tersebut akan menjadi tempat yang akan menyerap air. Namun, pada tahun-tahun lainnya, taman-taman tersebut akan melayani kebutuhan rekreasi lokal untuk tempat yang sangat membutuhkan fasilitas semacam itu,” ujar Miller.

    Memperbaiki kondisi di daerah miskin dapat memberikan dampak positif yang luas. Namun, tantangan yang dihadapi banyak kota adalah meningkatnya areal permukiman informal dan kumuh, yang muncul untuk menampung semakin banyaknya orang yang berurbanisasi ke daerah perkotaan.

    “Kita melihat kota-kota seperti Lagos, misalnya, yang memiliki banyak sekali pembangunan yang tidak direncanakan, yang menjadi sebagian besar kawasan hunian penduduk. Jelas sangat sulit untuk mengatasi perubahan iklim. Di sana tidak ada struktur yang mendukungnya,” tandas Nichols.

    Bekerja dengan orang-orang termiskin untuk memenuhi kebutuhan mereka dapat membantu, kata Miller. Misalnya, karena tidak ada listrik untuk memasak, orang-orang di daerah miskin di Freetown, Sierra Leone, menebang pohon untuk dijadikan kayu. Pihak berwenang di sana bekerja dengan masyarakat di permukiman informal untuk menyediakan alternatif memasak yang lebih efisien dan lebih bersih.

    “Saya rasa praktik terbaik dalam skala global berasal dari filosofi, jika Anda akan mengatasi perubahan iklim, baik dampaknya maupun penyebabnya, Anda harus berbicara langsung dan melibatkan orang-orang yang paling terdampak dalam semua dialog,” kata Miller.

    Pendanaan perubahan di kota-kota global

    “Namun, satu masalah utama dalam penerapan solusi di kota-kota adalah pendanaan, khususnya di belahan bumi selatan,” imbuh Miller.

    Laporan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirilis pada tahun 2023 menyebutkan, meskipun ada kebutuhan untuk meningkatkan pendanaan bagi negara-negara berkembang guna membantu mereka mengatasi dampak perubahan iklim, aliran dana justru telah menurun.

    Menurut laporan penilaian keenam dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, langkah-langkah adaptasi yang saat ini direncanakan sudah dapat mengurangi dampak pemanasan global pada masyarakat kaya dan miskin. Menerapkan semua adaptasi yang memungkinkan –yang akan membutuhkan lebih banyak pendanaan– dapat memperkecil kesenjangan iklim lebih jauh lagi.

    Pada tahun 2022, pendanaan yang disiapkan oleh negara-negara industri untuk membiayai perubahan yang akan membantu masyarakat di negara-negara berkembang mengatasi dampak kenaikan suhu mencapai $32,4 miliar, dan hampir mencapai setengah dari target untuk menggandakan pendanaan adaptasi pada tahun 2025.

    “Jika Anda memikirkan proyek adaptasi, terutama yang canggih, diperlukan investasi besar-besaran. Jadi, kita perlu memobilisasi modal dalam jumlah besar, dan kita perlu memobilisasinya dengan sangat cepat,” pungkas Miller.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

    (haf/haf)

  • 8
                    
                        Banjir, Longsor, dan Angin Kencang Landa Kabupaten Bandung, Status Darurat Ditetapkan
                        Bandung

    8 Banjir, Longsor, dan Angin Kencang Landa Kabupaten Bandung, Status Darurat Ditetapkan Bandung

    Banjir, Longsor, dan Angin Kencang Landa Kabupaten Bandung, Status Darurat Ditetapkan
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Sejumlah bencana alam, seperti
    banjir
    ,
    longsor
    , dan
    angin kencang
    , melanda kawasan Kabupaten
    Bandung
    , Jawa Barat.
    Sebagai langkah tanggap, Pemerintah Kabupaten Bandung (Pemkab) menetapkan status tanggap darurat bencana di enam kecamatan.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska, menjelaskan, status darurat bencana berlaku selama tujuh hari, mulai dari 7 November hingga 13 November 2024.
    Bencana hidrometeorologi terjadi pada pekan lalu di Kecamatan Banjaran, Arjasari, Pameungpeuk, Cangkuang, Rancabali, dan Pasirjambu.
    Longsor dan tanggul jebol
    Pada Sabtu (9/11/2024), terjadi longsor di Kecamatan Pasirjambu dan tanggul jebol di Kecamatan Rancabali. Longsor terjadi di Kampung Pamandian, Desa Sugihmukti, yang menimpa satu rumah dan mengancam tiga rumah lainnya.
    Tanggul jebol di Desa Alamendah, Rancabali, menyebabkan air menggenangi kebun warga.
    “Semua bencana ini dipicu oleh hujan deras,” kata Uka Suska.
    Banjir dan angin kencang
    Di Kecamatan Ciwidey, banjir melanda Desa Lebakmuncang dan Panundaan. Selain itu, angin kencang mengakibatkan pohon tumbang di Kutawaringin dan Margaasih.
    Angin kencang
    di Kutawaringin merusak rumah warga, terutama bagian atap.
    Sebanyak 2 rumah di Desa Cibodas, 32 rumah di Desa Jatisari, dan 52 rumah di Desa Jelegong terdampak, termasuk 7 rumah yang tertimpa pohon tumbang.
    Uka Suska juga mengungkapkan bahwa pembersihan banjir bandang di Kecamatan Banjaran yang terjadi pada Selasa (5/11/2024) masih berlangsung.
    “Pembersihan hampir selesai. Lumpur di Banjaran sudah hampir bersih, tinggal beberapa daerah di Desa Banjaran Wetan,” ujarnya. Pembersihan juga sudah hampir selesai di Arjasari dan Cangkuang.
    Namun, masih ada sisa lumpur di beberapa titik, terutama di Sungai Citalutug.
    “Kami terus berupaya membersihkan sampah di sungai agar tidak memicu banjir kembali,” ujar Uka.
    BPBD akan meminta bantuan BBWS Citarum untuk mengatasi masalah dapuran awi di sungai tersebut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2024 Bakal Jadi Tahun Terpanas yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

    2024 Bakal Jadi Tahun Terpanas yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

    Jakarta

    Badan pemantau perubahan Iklim Uni Eropa atau Copernicus Climate Change Service (C3S) menyatakan tahun ini akan melampaui tahun 2023 sebagai tahun terpanas di dunia sejak pencatatan dimulai.

    Data tersebut dirilis menjelang pertemuan perubahan iklim PBB COP29 di Baku, Azerbaijan, pekan depan. Dalam pertemuan itu, delegasi dari hampir 200 negara akan berusaha menyepakati peningkatan dana iklim untuk mengatasi perubahan iklim. Namun, kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) meredam harapan tersebut.

    C3S mengatakan rata-rata suhu bumi dari Januari sampai Oktober 2024 sangat tinggi hingga dipastikan tahun ini menjadi tahun terpanas. Kecuali, adanya anomali suhu yang menyebabkan suhu mendekati nol.

    “Penyebab mendasar dari rekor tahun ini adalah perubahan iklim, secara keseluruhan iklim menghangat, pemanasan terjadi di semua benua, di semua cekungan samudra. Jadi, kita pasti akan melihat rekor-rekor itu dipecahkan,” kata Direktur C3S Carlo Buontempo, Sabtu (9/11/2024), dikutip Reuters.

    Ilmuwan mengatakan 2024 juga tahun pertama suhu bumi di atas 1,5 derajat Celsius di atas masa pra-industri dari 1850 sampai 1900, ketika manusia mulai membakar bahan bakar fosil dalam skala industri. Karbon dioksida dari pembakaran batu bara, minyak dan gas penyebab utama pemanasan global.

    Ilmuwan dari universitas negeri Swiss ETH Zurich, Sonia Seneviratne mengatakan ia tidak terkejut dengan data ini. Ia mendesak para delegasi negara-negara untuk mengambil tindakan lebih tegas untuk menghentikan ketergantungan ekonomi mereka pada bahan bakar fosil penghasil emisi.

    “Batasan yang ditetapkan di Perjanjian Paris mulai ambruk mengingat terlalu lambatnya aksi iklim di seluruh dunia,” kata Seneviratne.

    Pada Perjanjian Paris 2015, negara-negara sepakat menahan suhu bumi agar tidak melampaui 1,5 derajat Celsius dari masa pra-industri. Dunia belum mencapai target itu karena rata-rata suhu bumi sepanjang dekade ini di atas 1,5 derajat Celsius.

    Namun, kini C3S memperkirakan suhu bumi akan di atas target Perjanjian Paris pada 2030. “Pada dasarnya ini sudah dekat,” kata Buontempo.

    Setiap peningkatan suhu bumi memicu peristiwa cuaca ekstrem. Pada Oktober lalu ratusan orang tewas dalam banjir bandang dahsyat di Spanyol, rekor kebakaran hutan melanda Peru, dan banjir di Bangladesh menghancurkan lebih dari 1 juta ton beras, membuat harga pangan meroket.

    Di Amerika Serikat, Badai Milton juga diperparah perubahan iklim yang disebabkan aktivitas manusia. C3S mulai melakukan pencatatan pada tahun 1940, kemudian diperiksa ulang dengan catatan suhu global sejak tahun 1850.

    (suc/suc)