Topik: Banjir Bandang

  • Pendeta di Tapteng Hilang Tersapu Banjir, Anak Tiap Hari Cari Susuri Sungai

    Pendeta di Tapteng Hilang Tersapu Banjir, Anak Tiap Hari Cari Susuri Sungai

    Tapanuli Tengah

    Seorang pendeta di Desa Hutanabolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah (Tapteng), bernama Lea Filanie (59) menjadi salah satu korban banjir bandang. Lea telah hilang selama 18 hari terakhir.

    Dilansir detikSumut, Minggu (14/12/2025), anak Lea, Betty Trifena Ritonga, mengatakan peristiwa hilangnya ibu tersapu banjir bandang terjadi pada Selasa (25/11). Awalnya Lea dan suaminya yang juga seorang pendeta, Irawnner Muda Ritonga, tengah menyantap sarapan di rumah.

    Ayah dan ibu Betty tinggal di rumah khusus pendeta, tepat di samping Gereja GPdI Hutanabolon. Saat itu, ayahnya mendengar suara kayu menabrak pintu gereja.

    “Di rumah, di GPdI Hutanabolon, saat itu bapak dan mamak sama-sama di rumah habis sarapan, didengar bapak ada kayu nabrak gereja,” ucapnya.

    Betty mengatakan ayahnya langsung lompat keluar rumah dan memanggil ibunya yang sedang di kamar melakukan video call dengan menantu. Namun arus banjir bandar terlalu kencang dan langsung menyapu bersih gereja dan rumah yang dihuni ibunya.

    Betty mengaku tiap hari mencari keberadaan ibunya dengan cara menyusuri sungai. Namun, hingga hari ke-18 belum menemukan hasil.

    Baca selengkapnya di sini

    (ygs/ygs)

  • Prabowo Pastikan Pantau Pemulihan Banjir dan Longsor di Sumut

    Prabowo Pastikan Pantau Pemulihan Banjir dan Longsor di Sumut

    Medan, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto memastikan pemerintah terus memantau dan mempercepat pemulihan wilayah terdampak bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di Sumatera Utara (Sumut). Pemulihan mencakup perbaikan infrastruktur, pemenuhan logistik, akses kebutuhan dasar, hingga pemulihan psikologi masyarakat.

    “Alhamdulillah, kekuatan kita membuat Sumatera Utara sudah lebih baik, lebih mendingan sejak terakhir saya datang. Saya akan terus memantau perkembangan dari hari ke hari, minggu ke minggu,” ujar Presiden Prabowo seusai meninjau tenda pengungsian di MAN 1 Tanjungpura, Kabupaten Langkat, Sabtu (13/12/2025).

    Didampingi Gubernur Sumut Bobby Nasution, Prabowo menilai penanganan warga terdampak bencana menunjukkan perkembangan positif dibandingkan kunjungan awal pascabencana. Bencana hidrometeorologi akibat badai siklon Senyar tercatat melanda 18 kabupaten/kota di Sumatera Utara sejak Selasa (25/11/2025).

    Kabupaten Langkat menjadi salah satu wilayah terdampak terparah. Sebanyak 11 lokasi tanggul dilaporkan rusak, menyebabkan lima desa dan satu kelurahan terendam banjir. Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Sumut tengah melakukan perbaikan tanggul-tanggul tersebut.

    Presiden Prabowo menegaskan seluruh kekuatan negara akan dikerahkan untuk mempercepat pemulihan pascabencana. TNI, Polri, Kementerian PU, serta unsur pemerintah lainnya akan dilibatkan secara maksimal.

    “Tadi sudah dilaporkan gubernur, kekurangan air bersih, air minum, perbaikan tanggul segera kita lakukan. Panglima TNI akan kita kerahkan, PU akan kita kerahkan, Angkatan Darat, Kepolisian akan kita kerahkan, semua kekuatan kita,” tegas Prabowo.

    Dalam kunjungannya, Prabowo juga menyerahkan bantuan logistik, obat-obatan, serta mainan untuk anak-anak di lokasi pengungsian. Ia berharap sinergi semua pihak dapat mempercepat pemulihan dan mengembalikan kehidupan warga terdampak ke kondisi yang lebih baik.

    “Mudah-mudahan dengan kekuatan kita semua, kita akan membantu semua warga yang mengalami musibah karena saudara-saudara adalah bagian dari kami semua,” pungkas Prabowo.

  • Iwan Fals: Yang Rusak Hutan Kan Orang Ya? Yaudah Cari

    Iwan Fals: Yang Rusak Hutan Kan Orang Ya? Yaudah Cari

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Legenda musik Tanah Air, Iwan Fals, turut angkat suara menanggapi pembalakan liar yang diduga menjadi salah satu penyebab banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah wilayah Sumatra.

    Blak-blakan, Iwan menyinggung akar persoalan kerusakan lingkungan yang terus berulang.

    Dikatakan Iwan, kerusakan hutan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan akibat ulah manusia yang mengeksploitasi alam tanpa tanggung jawab.

    “Yang ngerusak hutan kan orang ya,” ujar Iwan dikutip dari X pribadinya @iwanfals (13/12/2025).

    Ia menegaskan, jika penyebabnya jelas, maka seharusnya aparat penegak hukum tidak kesulitan untuk menindak para pelaku.

    Iwan pun menyinggung perlunya keberanian negara dalam menegakkan hukum terhadap kejahatan lingkungan.

    “Ya udah cari aja orangnya,” katanya.

    Tidak berhenti di situ, pelantun Bento tersebut melontarkan pertanyaan bernada sindiran yang menggambarkan kegelisahan publik atas lemahnya penindakan terhadap perusak lingkungan.

    Apalagi, kata dia, dampaknya telah merenggut nyawa dan menghancurkan kehidupan masyarakat.

    “Kalau udah ketemu enaknya diapain tu orang?,” tandasnya.

    Sebelumnya, Dandhy Laksono menyoroti deforestasi yang terjadi di Indonesia. Dia mengambil contoh pulau Kalimantan.

    Saat tahun 1973, hutan masih menutup 76 persen pulau Borneo. Namun berdasarkan pemetaan Nusantara Atlas, jumlahnya menyusut.

    “Tahun 1973, hutan masih menutup 76 persen wilayah Kalimantan,” ucap Dandhy di akun X pribadinya, Kamis (4/12/2025).

    Hal tersebut, kata dia, juga terjadi di Pulau Sumatera. Tutupan hutan menyusut hampir separuh hanya dalam 50 tahun.

  • Kapal Pengawas Laut KKP Dikerahkan untuk Kirim Bantuan Logistik ke Sumatera
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Desember 2025

    Kapal Pengawas Laut KKP Dikerahkan untuk Kirim Bantuan Logistik ke Sumatera Megapolitan 13 Desember 2025

    Kapal Pengawas Laut KKP Dikerahkan untuk Kirim Bantuan Logistik ke Sumatera
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengerahkan armada kapal pengawas kelautan dan perikanan untuk mengangkut bantuan logistik bagi korban banjir bandang dan longsor di wilayah Sumatera.
    Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Pung Nugroho Saksono menjelaskan, pengerahan kapal pengawas ini dilakukan karena armada tersebut memiliki kemampuan manuver yang cepat untuk menjangkau titik-titik yang masih terisolir.
    Sebanyak tujuh unit kapal pengawas dan satu pesawat survei udara juga diterjunkan untuk mempercepat distribusi bantuan ke daerah-daerah yang sulit dijangkau di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
    “Kami kerahkan ada tujuh. Tujuh kapal dan satu pesawat airborne surveillance kita. Karena saat awal kemarin kondisinya masih ada yang belum tersentuh seperti Tamiang, Aceh Tamiang, dan kami mendahului sampai di sana,” ujar proa yang akrab disapa Ipunk itu di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, Sabtu (13/12/2025).
    Meski tujuh kapal dialihfungsikan untuk misi kemanusiaan, Ipunk memastikan operasional pengawasan laut terhadap
    illegal fishing
    dan pelanggaran lainnya tetap berjalan seperti biasa.
    Ia menegaskan bahwa jumlah armada yang dikirim ke Sumatera hanya sebagian kecil dari total kekuatan armada yang dimiliki KKP.
    “Terkait dengan bagaimana pengawasan di laut, kami tetap melakukan pengawasan. Jumlah kapal kami semuanya ada 34, ini baru tujuh kami geser. Artinya tidak mempengaruhi pengawasan di laut,” tegas Ipunk.
    Adapun, kapal pengawas Orca 06 ini akan membawa bantuan logistik hasil kolaborasi KKP dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Kemenko Pangan, dan sejumlah mitra swasta.
    Rute pengiriman bantuan dimulai dari keberangkatan di Jakarta, menuju titik-titik pelabuhan utama di Sumatera untuk kemudian disebar ke wilayah terdampak.
    “Kami dari Muara Baru Jakarta ini kami gerakkan ke Belawan, Medan. Di sana kami loading dengan kapal-kapal kita yang sudah setelah melakukan pengiriman,” jelas Ipunk.
    Setelahnya, bantuan akan didistribusikan ke titik-titik bencana dan posko pengungsian melalui jalur darat.
    “Dari Medan, terus kemudian ada teman-teman dari darat kita ke Aceh Tamiang. Kemudian kapal ini bergerak lagi ke Lhokseumawe. Dari Lhokseumawe ada Tim Satgas kami juga di sana untuk membagi ke wilayah daratnya. Kemudian bergerak lagi ke wilayah barat, Sibolga,” papar Ipunk.
    Sementara itu, Ipunk menyebut hingga saat ini, KKP total telah menampung dan menyalurkan 159 ton bantuan logistik ke wilayah
    bencana Sumatera
    .
    Bantuan tersebut terdiri dari bahan makanan, beras, pakaian layak pakai, serta kebutuhan spesifik perempuan dan anak yang dihimpun KemenPPPA.
    “Sampai hari ini KKP telah menerima 159 ton bahan untuk bantuan keluarga kita, rekan kita, saudara kita yang ada di Aceh dan Sumatera Utara ini. Minggu kemarin sudah 108 ton. Hari ini 50 ton lebih,” ungkapnya.
    Rencananya, kapal pengangkut bantuan kloter terbaru ini akan bertolak dari Muara Baru pada Minggu (14/12/2025) pagi besok.
    “Ini hari ini kita
    loading
    , kurang lebih 50 ton. Rencana mungkin besok pagi akan bergerak. Sehingga kami masih tunggu kalau masih ada yang mau nambah,” sambungnya.
    Menteri PPPA Arifah Fauzi yang turut hadir pun mengapresiasi langkah KKP meminjamkan armadanya untuk menyalurkan bantuan tersebut.
    Khususnya, bantuan logistik yang bersifat keperluan spesifik dan mendesak bagi kelompok rentan, termasuk anak-anak dan perempuan.
    “Terima kasih kepada
    Kementerian Kelautan dan Perikanan
    yang telah membantu kami untuk menyalurkan amanah. Ini sebagian dari donasi dari keluarga besar Kementerian PPPA dan juga beberapa mitra,” ucap Arifah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mensesneg Pastikan Proses Rehabilitasi Rumah Korban Bencana Banjir Segera Dilakukan

    Mensesneg Pastikan Proses Rehabilitasi Rumah Korban Bencana Banjir Segera Dilakukan

    Mensesneg Pastikan Proses Rehabilitasi Rumah Korban Bencana Banjir Segera Dilakukan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi memastikan, proses rehabilitasi untuk pemulihan wilayah terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera dilakukan secepatnya.
    Hal ini dikatakan Prasetyo menyusul pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyebut bahwa rehabilitasi total akan memakan waktu hingga lima tahun.
    “Kami akan berupaya secepat-cepatnya,” kata Prasetyo usai menemani Presiden Prabowo Subianto meninjau penanganan banjir di Langkat, Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (13/12/2025).
    Prasetyo menyebut, rehabilitasi akan dilakukan secara paralel dengan penanganan tanggap bencana. Pemerintah, kata dia, akan menghitung berapa rumah yang terdampak bencana.
    Begitu pun kategori rumah rusak berat, sedang, dan rusak ringan.
    “Mungkin hitungan bulan ya. Jadi beberapa proses secara paralel dilakukan, penanganan tanggap dilakukan, kami mulai memikirkan tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi. Termasuk menghitung beberapa rumah-rumah terdampak, baik yang rusak dengan skala berat, sedang, maupun skala ringan,” beber Prasetyo.
    Lebih lanjut ia menyatakan, pihaknya juga sudah berkoordinasi untuk menyiapkan lokasi-lokasi rumah baru bagi masyarakat.
    Khususnya jika kondisinya tidak memungkinkan kembali ke tempat tinggal lama dan bersedia untuk direlokasi.
    Sebab, sejumlah kampung hilang akibat banjir dan tanah longsor yang melanda wilayahnya.
    “Pemerintah telah berkoordinasi dari 52 kabupaten/kota yang terdampak, sudah kita inventarisir tanah-tanah negara maupun tanah yang saat ini pengelolaannya diserahkan kepada pihak-pihak tertentu untuk nantinya akan dialokasikan sebagai titik-titik relokasi dari saudara saudara kita yang kemarin terdampak,” tandas Prasetyo.
    Sebagai informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan, sudah tembus lebih dari 1.000 jiwa.
    Data Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 yang tertulis di situs Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB) mencatat 1.003 warga meninggal dunia.
    “Rekapitulasi terdampak bencana, meninggal dunia 1.003 jiwa, terakhir diperbarui pada 14 Desember 2025,” tulis data Pusdatin BNPB, dilihat Kompas.com, Sabtu (13/12/2025) pukul 15.00 WIB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mensesneg soal Penanganan Banjir Sumatera: Hampir Seluruh RS Sudah Berfungsi

    Mensesneg soal Penanganan Banjir Sumatera: Hampir Seluruh RS Sudah Berfungsi

    Mensesneg soal Penanganan Banjir Sumatera: Hampir Seluruh RS Sudah Berfungsi
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi memastikan hampir seluruh rumah sakit di wilayah banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera sudah berfungsi.
    Meski ia tidak memungkiri, fungsinya belum optimal sepenuhnya.
    Hal ini disampaikan Prasetyo usai menemani Presiden
    Prabowo Subianto
    meninjau penanganan banjir di
    Langkat
    ,
    Sumatera Utara
    (Sumut).
    “Hampir seluruh rumah sakit juga sudah berfungsi, meskipun belum sepenuhnya optimal, terus kami usahakan perbaikannya,” ucap Prasetyo di Landasan Udara (Lanud) Soewondo, Medan, Sabtu (13/12/2025).
    Ia mengatakan, perbaikan itu dapat terjadi mengingat pemerintah berupaya memperbaiki jalan dan jembatan yang rusak akibat bencana itu.
    Kini, hampir seluruh wilayah sudah terjangkau, meski beberapa di antaranya tetap mengandalkan jalur udara.
    “Memang masih ada kendala di lapangan. Namun secara umum, seluruh wilayah sudah bisa terjangkau,” ucap Prasetyo.
    Tak cuma itu, pihaknya memastikam stok pangan untuk korban bencana alam tercukupi.
    Begitu pula barang lainnya seperti pakaian, obat-obatan, hingga pengupayaan perbaikan saluran air bersih.
    “Apa yang dibutuhkan oleh masyarakat semua sudah kami cek, stok kita mencukupi, ketersediaan pangan mencukupi, kemudian kebutuhan pakaian, obat-obatan semua selalu diupayakan untuk didorong hingga air bersih, khususnya di Aceh Tamiang, yang terus kami upayakan masuk,” tandas Prasetyo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sejumlah Pengungsi Terserang Gatal-gatal, Pelayanan Kesehatan Cuma-cuma Sasar Ratusan Penyintas

    Sejumlah Pengungsi Terserang Gatal-gatal, Pelayanan Kesehatan Cuma-cuma Sasar Ratusan Penyintas

    FAJAR.CO.ID, ACEH — Tim LKC kembali menggelar Aksi Layanan Sehat (ALS) di Gampong Beuringen, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, salah satu wilayah yang mengalami kerusakan cukup parah. Banyak warga terpaksa mengungsi ke posko-posko darurat karena rumah mereka terendam lumpur dan rusak akibat banjir bandang.

    Di saat Tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dan warga sibuk memasak di dapur umum untuk kebutuhan makan para penyintas, LKC Dompet Dhuafa Aceh memberikan layanan pemeriksaan kesehatan serta pengobatan gratis. Ratusan warga memanfaatkan layanan ini, terutama mereka yang mengalami keluhan kesehatan pascabencana.

    Nurul Fuady, Koordinator Aksi Layanan Sehat RDK Dompet Dhuafa Aceh, menjelaskan bahwa beberapa pengungsi mulai mengeluhkan sakit perut, sakit kepala, hingga gatal-gatal melalui rilis pada Sabtu, (13/12/2025).

    “Sebagian warga mulai merasakan gejala tersebut, kemungkinan akibat kondisi sanitasi yang belum optimal di lokasi pengungsian,” ujarnya.

    Karena itu, Nurul Fuady mengimbau para pengungsi untuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar posko pengungsian agar tidak menimbulkan masalah kesehatan baru.

    Pada waktu yang bersamaan, Dompet Dhuafa bersama Marcella Zalianty, Ketua PARFI 56, turut membagikan puluhan paket hygiene kit berisi perlengkapan kebersihan diri kepada para pengungsi. Upaya ini dilakukan sebagai dukungan tambahan untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan warga selama masa pemulihan.

    Layanan kesehatan dan respons kebencanaan Dompet Dhuafa di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat akan terus berlanjut. (*)

  • Banjir Sumatera, Nicholas Saputra: Alarm untuk Semua Orang

    Banjir Sumatera, Nicholas Saputra: Alarm untuk Semua Orang

    Jakarta, Beritasatu.com – Aktor Nicholas Saputra mengungkapkan kesedihannya atas bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh baru-baru ini. Ia menilai kejadian ini bisa menjadi alarm penting bagi semua pihak terkait pentingnya menjaga alam dan lingkungan.

    “Bencana yang terjadi di Sumatera ini harusnya jadi wake up call untuk pembenahan alam kita dan jadi peringatan buat pembuat kebijakan bahwa alam dan lingkungan harus kita jaga,” ungkap Nicholas Saputra saat hadir dalam acara Real Talk, dikutip Sabtu (13/12/2025). 

    Nicholas menekankan pentingnya melestarikan alam agar bencana alam serupa tidak terjadi di wilayah lain di Indonesia. Bintang film Ada Apa Dengan Cinta itu menegaskan, kesadaran akan menjaga lingkungan seharusnya bukan eksklusif bagi kelompok tertentu seperti aktivis lingkungan atau orang-orang peduli alam, melainkan menjadi tanggung jawab semua orang. 

    “Membangkitkan kesadaran tentang pentingnya menjaga alam adalah bagian penting dalam kehidupan kita dan kita hanya numpang di bumi ini. Kita mendapatkan kebaikan yang terus menerus maka seharusnya kita punya rasa terima kasih dan rasa syukur kalau apa pun yang kita miliki dengan terus mempertimbangkan apa yang kita lakukan apakan ini akan merusak alam dan lingkungan kita,” pungkas sang aktor. 

     

  • HMI Blitar: Pemerintah Tak Tetapkan Bencana Nasional Sumut-Aceh, Diduga Lindungi Tangan-Tangan Elit

    HMI Blitar: Pemerintah Tak Tetapkan Bencana Nasional Sumut-Aceh, Diduga Lindungi Tangan-Tangan Elit

    Blitar (beritajatim.com) – Keputusan pemerintah pusat yang dinilai lamban dalam menetapkan status bencana nasional terhadap peristiwa banjir bandang di Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh memicu reaksi keras.

    Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Blitar turun ke jalan, menggelar aksi panggung bebas di bawah Patung Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno di Pertigaan Herlingga, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.

    Selain mengkritisi kebijakan pemerintah pusat, HMI Cabang Blitar juga melakukan penggalangan dana. Aksi yang dipenuhi nuansa perlawanan ini menampilkan serangkaian lagu kritik, puisi, hingga bentangan banner bekas yang dihiasi tulisan-tulisan tajam. Ini adalah bentuk dukungan moril yang kuat, bukan hanya sekadar penggalangan dana.

    “Aksi ini bukan hanya galang dana semata, namun dukungan moril agar pemerintah segera menetapkan status Bencana Nasional,” tegas Ketua HMI Cabang Blitar, Qithfirul Aziz pada Sabtu (13/12/2025).

    Lebih lanjut, Qithfirul Aziz tidak segan melontarkan spekulasi yang mengejutkan. Menurutnya, kelambanan pemerintah dalam menetapkan status bencana justru menimbulkan dugaan kuat adanya keterlibatan pihak elit yang ingin kasus ini tenggelam.

    “Kita bisa gali lebih dalam siapa yang memiliki atau mendapat hak guna paling banyak dari hutan yang ada disana, sehingga muncul dugaan sejumlah elit politik khawatir ini akan terbongkar media internasional,” imbuhnya dengan nada skeptis.

    HMI Cabang Blitar berkeyakinan penuh, jika status bencana nasional ditetapkan, peristiwa ini akan menarik perhatian media internasional. Sorotan global inilah yang dikhawatirkan akan memicu terkuaknya dalang hingga pihak-pihak yang turut andil dalam menyebabkan bencana alam tersebut, terutama yang terkait dengan isu deforestasi dan penguasaan lahan.

    Panggung Perlawanan dan Solidaritas

    Di tengah aksi, spanduk-spanduk berisi pesan-pesan kritis terpampang jelas menghadap jalan raya, menarik perhatian para pengguna jalan. Sejumlah kader HMI dengan sigap juga membawa kardus donasi, mendatangi setiap pengguna jalan yang hendak menyumbang. Aksi ini menjadi simbol solidaritas masyarakat Blitar terhadap korban bencana di ujung barat Indonesia.

    “Donasi dari masyarakat Blitar untuk warga Aceh dan Sumatera terdampak banjir kami lakukan di jalan serta online yang akan kami salurkan Senin mendatang,” pungkas Qithfirul.

    Aksi ini jelas mengirimkan pesan keras: penetapan status bencana bukan sekadar masalah administrasi, melainkan kunci pembuka transparansi dan pertanggungjawaban atas kerusakan lingkungan yang diduga melibatkan ‘tangan-tangan’ tersembunyi. Publik kini menanti, apakah desakan mahasiswa ini akan menggoyahkan sikap pemerintah pusat. (owi/ian)

  • Mensos Pastikan Kebutuhan Logistik Pengungsi Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

    Mensos Pastikan Kebutuhan Logistik Pengungsi Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

    Mensos Pastikan Kebutuhan Logistik Pengungsi Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meninjau langsung dapur umum dan membantu membungkus makanan, yang akan disalurkan untuk warga terdampak banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, Jumat (12/12/2025).
    Dalam sebuah foto, terlihat
    Gus Ipul
    tampak berbincang dengan para relawan bencana, didampingi sejumlah pejabat sembari membantu petugas dapur umum membungkus makanan-makanan yang sudah tersaji.
    Kunjungan itu dalam rangkaian mendampingi Presiden Prabowo Subianto mengunjungi korban banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
    Kunjungan tersebut merupakan bentuk dukungan moril sekaligus memastikan layanan kebutuhan dasar bagi korban bencana berjalan optimal.
    Sejak dua pekan terakhir, dapur umum menjadi pusat pemenuhan kebutuhan pangan sekaligus ruang penguat solidaritas bagi masyarakat Aceh Tamiang.
    Dalam peninjauan itu, Gus Ipul tampak berbaur dengan para relawan, Taruna Siaga Bencana (Tagana), personel TNI–Polri, serta petugas Kementerian Sosial.
    Ia menyapa satu per satu petugas dapur, ikut membantu membungkus makanan, hingga mencicipi masakan yang disiapkan relawan.
    “Dapur umum ini bukan sekadar tempat memasak, tetapi juga simbol gotong royong dan kepedulian bersama dalam menghadapi situasi darurat,” ujar Gus Ipul di sela kegiatan.
    Menu yang disajikan bervariasi, mulai dari ayam, daging, telur, hingga aneka sayuran, dengan proses pengolahan yang diawasi agar kualitas dan kecukupan gizi warga terdampak tetap terjaga.
    Kunjungan ini merupakan kali kedua Gus Ipul ke Aceh Tamiang. Sebelumnya, ia juga meninjau lokasi banjir dan menyerahkan bantuan langsung kepada pemerintah daerah setempat.
    Gus Ipul mengatakan bahwa penanganan bencana di Aceh Tamiang dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor antara Kementerian Sosial, BNPB, TNI, Polri, BPBD, pemerintah daerah, serta para relawan, termasuk penguatan dapur umum mandiri milik warga.
    Hingga kini, dapur umum telah beroperasi di 21 titik di Provinsi Aceh, delapan titik di Sumatera Utara, dan 10 titik di Sumatera Barat. Dalam sehari, dapur-dapur tersebut mampu menyediakan hingga 417.749 bungkus makanan siap santap bagi masyarakat terdampak bencana.
    Dalam kesempatan tersebut Gus Ipul juga mengirim tambahan bantuan logistik ke Sumatera Barat (Sumbar) dan empat kabupaten di Provinsi Aceh, untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. 
    “Kami selalu berkolaborasi bersama untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak banjir kebutuhan dasarnya terpenuhi, seperti makanan dan pakaian melalui dapur umum maupun penyaluran bantuan,” ujar Gus Ipul.
    Di Provinsi Aceh, bantuan
    bufferstock
    logistik didistribusikan ke Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Aceh Tamiang.
    Berdasarkan informasi yang dihimpun, bantuan logistik yang disalurkan dari Gudang Dinsos Provinsi Aceh dan Posko Sentra Bahagia Medan ke Kabupaten Aceh Utara terdiri dari beras 2.000 kilogram, 750 paket Makanan Siap Saji (MSS), serta 760 paket makanan anak.
    Kemudian, 200 paket
    family kit
    , 100 paket perlengkapan anak (kids ware), 200 paket sandang dewasa, 100 lembar kasur dan 400 lembar selimut turut didistribusikan kepada warga.
    Lalu, 200 lembar tenda gulung, 20 unit tenda keluarga, dua dus air mineral dan satu unit penjernih air untuk memastikan ketersediaan air bersih selama masa tanggap darurat.
    Sebagai bagian dari Belanja Kedaruratan, Kemensos juga menyalurkan 1.000 paket sembako guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang terdampak bencana.
    Selanjutnya, bantuan ke Takengon, Aceh Tengah mencakup 2.000 kilogram beras, 500 paket makanan siap saji 200 paket, 100 paket family kit dan 100 paket kids ware. Kemudian, 100 lembar kasur, 100 lembar selimut, 100 lembar tenda gulung, serta 5 unit tenda keluarga. 
    Kemensos juga mengirimkan dukungan logistik melalui jalur udara dari Gudang Pusat Bekasi berupa 1.000 paket makanan siap saji, 600 paket makanan anak, 500 lembar selimut, serta 1.000 paket sembako. 
    Sementara itu, bantuan yang disalurkan ke Kabupaten Bener Meriah berupa 2.000 kilogram beras, 400 paket Makanan Siap Saji, 160 paket makanan anak, 100 paket
    family kit
    , 100 kids ware, 100 lembar selimut, 100 lembar tenda gulung, serta 5 unit tenda keluarga.
    Kemensos mengirimkan juga logistik kedaruratan melalui jalur udara dari Gudang Pusat Bekasi ke Kabupaten Bener Meriah meliputi 1.000 paket makanan siap saji, 600 paket makanan anak, 500 lembar selimut, dan 1.000 paket sembako. 
    Di Kabupaten Aceh Tamiang, Kemensos menyalurkan bantuan
    bufferstock
    logistik yang mencakup 2.000 kilogram beras, 300 paket makanan siap saji, dan 120 paket makanan anak, 100 paket
    family kit
    , 100 paket
    kids ware
    , serta 100 paket sandang dewasa.
    Ada juga 100 lembar kasur, 100 lembar selimut, 180 lembar tenda gulung, 76 unit tenda keluarga, 2 unit perlengkapan dapur umum lapangan, 2 unit lampu
    emergency
    , serta 10 unit genset. 
    Kebutuhan air bersih turut dipenuhi melalui distribusi 1.000 dus air mineral, 10 unit penjernih air, serta 500 galon air. Selain itu, satu unit tenda induk didirikan untuk mendukung koordinasi dan layanan di lapangan.
    Sebagai bagian dari Belanja Kedaruratan, dapur umum Kabupaten Aceh Tamiang memproduksi 6.000 bungkus makanan setiap hari. Hingga 11 Desember 2025, total produksi telah mencapai 42.000 bungkus.
    Selanjutnya, Kemensos turut menyalurkan bantuan logistik berupa 1.000 paket makanan siap saji dan 30 ton beras ke Sumatera Barat. Bantuan diserahkan langsung ke Wakil Gubernur Sumatera Barat Vasko Ruseimy.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.