Topik: Banjir Bandang

  • 2 Korban Terakhir Banjir Bandang di Deli Serdang Ditemukan Tewas   
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        6 Desember 2024

    2 Korban Terakhir Banjir Bandang di Deli Serdang Ditemukan Tewas Medan 6 Desember 2024

    2 Korban Terakhir Banjir Bandang di Deli Serdang Ditemukan Tewas
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com

    Tim SAR
    gabungan berhasil menemukan dua korban terakhir dari
    bencana banjir bandang
    yang melanda Desa Martelu, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten
    Deli Serdang
    , Sumatera Utara, pada Jumat (6/12/2024).
    Dengan ditemukannya kedua jenazah tersebut, total korban tewas akibat bencana ini menjadi enam orang.
    Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, menjelaskan bahwa pencarian dilakukan di lokasi longsor yang curam dengan kemiringan mencapai 70 derajat dan dipenuhi material batu tajam.
    Dalam upaya pencarian, tim juga menggunakan anjing pelacak bernama Trusco.
    “Sekira pukul 13.30 WIB, korban pertama, Budi Utama Simanjuntak (30), ditemukan di aliran sungai sejauh 3 kilometer dari lokasi pencarian utama. Korban langsung dievakuasi menuju RS Bhayangkara Medan,” ujar Hadi dalam keterangan tertulisnya.
    Selanjutnya, pada pukul 16.00 WIB,
    tim SAR
    menemukan korban kedua, Gerge Barus (40), dalam kondisi tertimpa batu besar.
    “Untuk evakuasi korban kedua, masih menunggu alat berat untuk memindahkan material longsor,” tambah Hadi.
    Bencana banjir bandang
    dan longsor di Desa Martelu terjadi pada Sabtu (23/11/2024) malam, yang dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, sebelumnya mengungkapkan identitas korban yang meninggal akibat bencana ini, antara lain Kartini Sitepu (65), Elsie Nadinda (3), Serta Ginting (81), dan Perdamenta (35).
    Proses evakuasi dan pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan untuk memastikan tidak ada korban lain yang terlewat.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov DKI Lakukan Rekayasa Cuaca Antipasi Curah Hujan Tinggi

    Pemprov DKI Lakukan Rekayasa Cuaca Antipasi Curah Hujan Tinggi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal melakukan rekayasa cuaca mengantisipasi curah hujan tinggi dalam beberapa hari ke depan.

    Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan pihaknya telah mendapat informasi dari BMKG soal potensi curah hujan tinggi hingga tahun depan.

    “Diperkirakan tanggal 6 sampai 9 ini hujannya cukup lumayan, kemudian nanti mulai pertengahan tahun sampai dengan akhir tahun itu juga hujan cukup tinggi. Bahkan wanti-wanti kemungkinan bisa menjadi siklus lima tahunan, seperti tahun 2020. Oleh karena itu ada beberapa langkah. Pertama, Pemprov DKI akan berupaya untuk melakukan rekayasa cuaca,” kata Teguh kepada wartawan, Jumat (6/12).

    Ia menjelaskan rekayasa cuaca bakal dilakukan menggunakan anggaran dari Badan Penanggungalangan Bencana Daerah (BPBD).

    Teguh mengatakan rekayasa cuaca juga bakal dilakukan pertengahan 2025 hingga akhir 2025.

    “Ini sedang dijajaki, kita akan bicarakan dengan BNPB, tentu saja dengan BMKG juga, terkait penggunaan dana BTT untuk rekayasa cuaca. Tapi karena menggunakan dana BTT, maka kita harus ada pernyataan status darurat. Nah ini sedang kita jajaki dan kita koordinasikan,” ujarnya.

    Dari sisi infrastruktur, ia mengatakan Pemprov siap mengantisipasi jika curah hujan di bawah 200 mm. Teguh menjelaskan seluruh organisasi perangkat daerah juga sudah siap jika terjadi banjir.

    “Tapi kalau hujannya itu juga katakanlah misalnya 10 hari betul-betul turut, itu kondisi tanah akan jenuh. Ini juga akan memperlambat aliran. Ini yang juga harus kita lakukan antisipasinya,” katanya.

    Teguh mengatakan Pemprov juga tengah mengkaji kebijakan WFH jika banjir bisa diprediksi terjadi pada hari kerja.

    “Misalnya kita prediksi akan terjadi banjir pada waktu weekday, kita akan cermati, kita akan pelajari, pertimbangkan bagaimana misalnya masalah WFH, khususnya untuk diinstansi pemerintah ataupun untuk anak-anak sekolah. Tapi ini masih sedang pencermatan,” katanya.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya menjelaskan sejumlah daerah di Jabodetabek potensi mengalami curah hujan ekstrem hingga banjir bandang seperti yang pernah terjadi di empat tahun lalu.

    Kondisi itu karena musim hujan saat ini turut disertai fenomena La Nina meningkatkan curah hujan hingga 20 persen dari normalnya yang akan terjadi akhir tahun hingga awal 2025.

    “Saat ini kita sedang memasuki musim hujan, dan puncak musim hujan di sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa itu ada di bulan Desember akhir. Kemudian di sebagian wilayah tersebut mengalami puncak musim hujan di bulan Januari,” kata Dwikorita, Rabu (4/12).

    “Artinya selama mudik Nataru ini kebetulan berada atau menuju puncak musim hujan,” ucapnya kemudian.

    (yoa/fra)

    [Gambas:Video CNN]

  • Jembatan Desa Tolo'oi Sumbawa Putus Diterjang Banjir, 1.000 Warga Terdampak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Desember 2024

    Jembatan Desa Tolo'oi Sumbawa Putus Diterjang Banjir, 1.000 Warga Terdampak Regional 6 Desember 2024

    Jembatan Desa Tolooi Sumbawa Putus Diterjang Banjir, 1.000 Warga Terdampak
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Jembatan yang menghubungkan Desa Tolo’oi di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, putus diterjang banjir bandang akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut, Jumat (6/12/2024).
    Kejadian ini mengakibatkan akses utama masyarakat di dua dusun terputus total, yang berimbas pada mobilitas dan distribusi kebutuhan pokok.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa segera melakukan penanganan. Mereka turun ke lokasi untuk melakukan asesmen dan mengidentifikasi kebutuhan darurat bagi warga.
    Kepala
    BPBD Sumbawa
    , Muhammad Nurhidayat, menyatakan bahwa pihaknya akan fokus pada pengamanan wilayah serta perencanaan pembangunan jembatan darurat agar aktivitas masyarakat dapat segera pulih.
    “Kami segera bangun jembatan darurat untuk digunakan sementara oleh warga,” ujarnya di lokasi kejadian pada Jumat (06/12/2024).
    Menurut Johansyah,
    Kepala Desa Tolo’oi
    , hujan deras yang mulai turun sejak sore hari menyebabkan debit air Sungai Tolo’oi meningkat drastis.
    Kuatnya arus sungai membawa batang kayu yang menghancurkan struktur jembatan.
    “Hujan deras yang mulai sejak sore menyebabkan debit air sungai meningkat drastis. Kuatnya arus membawa batang kayu hingga menghancurkan opret jembatan,” ungkapnya.
    Meluapnya Sungai Tolo’oi di Kecamatan Tarano menyebabkan putusnya jembatan yang menghubungkan Dusun Brang Tengah dan Dusun Batu Emas.
    Hingga saat ini, sebanyak 1.000 jiwa dilaporkan terdampak akibat kejadian tersebut.
    BPBD juga mengimbau warga untuk tetap waspada mengingat curah hujan di wilayah Sumbawa masih tinggi.
    Pemerintah daerah berkomitmen untuk memberikan bantuan maksimal dan merencanakan solusi jangka panjang guna memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana ini.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bencana Banjir Bandang di Sukabumi Hanyutkan Beberapa Mobil

    Bencana Banjir Bandang di Sukabumi Hanyutkan Beberapa Mobil

    ERA.id – Hujan lebat beserta kerusakan alam di Kabupaten Sukabumi, menghasilkan banjir bandang, longsor, serta pergerakan tanah. Semua terjadi sejak kemarin hingga Rabu (4/12/2024).

    Berdasarkan video berdurasi 19 yang beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp, imbas banjir bandang, beberapa unit mobil hanyut.

    Sejumlah warga di Kampung Parungseah, Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, terdengar berteriak histeris.

    Sementara itu, Kapolres Sukabumi, AKBP Samian menuturkan, terdapat delapan mobil yang terseret arus ketika sedang terparkir.  

    “Ada delapan mobil (yang terseret arus). Satu mobil yang ada pengemudinya, Alhamdulillah selamat,” kata Samian, Rabu (4/12/2024).

    Samian memastikan, peristiwa terseretnya delapan mobil itu tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, ada satu pengemudi di salah satu mobil yang sempat terseret arus tetapi dia berhasil selamat.

    “Korban jiwa nihil, yang terbawa arus umumnya mobil yang sedang parkir. Satu mobil yang ada pengemudinya, Alhamdulillah berhasil selamat,” ujarnya.

    Ia menambahkan, banjir bandang itu menyebabkan arus lalu lintas di jalan protokol lumpuh. Saat ini, polisi sedang berupaya melakukan pengalihan jalur di beberapa titik yang terdampak banjir bandang.

    “Jalur protokol terendam sementara belum bisa dilalui. (Pengalihan lalu lintas) Masih diupayakan,” tuturnya.

  • 10 Jembatan Putus dan 2 Warga Meninggal Akibat Banjir Sukabumi

    10 Jembatan Putus dan 2 Warga Meninggal Akibat Banjir Sukabumi

    Jakarta, CNN Indonesia
    Banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Sukabumi pada Senin (2/12) mengakibatkan dua warga meninggal dan 10 jembatan terputus.

    Bagikan:

    url telah tercopy

  • 10 Jembatan Putus, 2 Warga Meninggal

    10 Jembatan Putus, 2 Warga Meninggal

    Jakarta, CNN Indonesia

    Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tepatnya di Kampung Cisarakan pada Rabu (4/12) membuat satu keluarga tertimbun. Akibatnya dua warga dinyatakan meninggal dunia dan dua lainnya masih hilang.

    Informasi yang dihimpun menyebutkan, longsor yang terjadi di Desa Loji menimbun sebuah rumah yang dihuni lima jiwa, empat di antaranya merupakan anak-anak.

    Camat Simpenan R Ade Akhsan Bratadiredja mengatakan korban yang sudah ditemukan yakni Aden Dafa dan Ade Wahyu.

    “Aden ditemukan dalam kondisi kritis karena tertimpa lemari pakaian namun sayang nyawanya tidak berhasil diselamatkan dan meninggal dunia saat hendak dibawa ke rumah sakit,” kata Ade dikutip Antara, Jumat (6/12).

    Sementara Ade Wahyu ditemukan meninggal dunia di lokasi kejadian pada Kamis (5/12).

    Kemudian untuk dua korban lainnya Elma Ayunda dan Siti Hamidah, hingga kini masih dalam proses pencarian tim SAR gabungan yang melibatkan BPBD Kabupaten Sukabumi, relawan, Basarnas, TNI, Polri dan masyarakat setempat.

    Pencarian korban terkendala dengan kondisi cuaca dan medan yang berat, sehingga tim yang tengah melakukan pencarian harus waspada karena khawatir terjadi longsor susulan.

    Meskipun kecil kemungkinan dua korban bisa ditemukan dalam kondisi selamat, tetapi pihaknya berharap dapat menemukan korban dalam kondisi selamat, meski kondisi medan dan cuaca menjadi tantangan utama.

    Ade mengatakan, untuk memobilisasi kendaraan berat terkendala oleh akses jalan menuju lokasi dari Jalan Raya Bagbagan hingga Kiaradua tidak bisa dilalui kendaraan akibat longsoran.

    10 jembatan putus

    Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah mencatat sementara ini ada sebanyak 10 jembatan yang putus.

    “Akan digantikan dengan jembatan, satu di antaranya merupakan jembatan di daerah Kecamatan Simpenan Sukabumi yang putus dihantam banjir bandang,” katanya.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan dari hasil pendataan sementara bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang, tanah longsor, pergerakan tanah, dan cuaca ekstrem melanda 33 titik di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat selama dua hari.

    Bencana banjir bandang yang disertai tanah longsor ini mengakibatkan ratusan jiwa terdampak, bahkan satu warga dinyatakan meninggal akibat tertimbun tanah longsor di Kecamatan Gegerbitung yang hingga saat ini masih dalam pencarian.

    Data rekapitulasi BPBD Sukabumi merincikan untuk bencana tanah longsor terjadi di 13 titik, banjir sembilan titik, angin kencang tujuh titik, dan pergerakan tanah di empat titik yang tersebar di 22 kecamatan.

    Kemudian untuk jumlah warga yang terdampak sebanyak 103 kepala keluarga atau 243 jiwa, mengungsi sebanyak 46 kepala keluarga atau 93 jiwa, kemudian terancam sebanyak tujuh kepala keluarga atau 19 jiwa serta satu orang meninggal dunia.

    Selanjutnya untuk jumlah rumah yang rusak sebanyak 40 unit dengan rincian 36 unit rusak ringan, tiga rusak sedang dan satu rusak berat serta enam fasilitas umum rusak.

    (tim/DAL)

    [Gambas:Video CNN]

  • 10 Jembatan Putus Akibat Banjir Bandang di Sukabumi

    10 Jembatan Putus Akibat Banjir Bandang di Sukabumi

    Jakarta

    Banjir bandang serta tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Sukabumi, Jawa Barat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya ada 10 jembatan putus akibat peristiwa itu.

    Dalam keterangan BNPB, beberapa daerah sempat terisolir akibat akses jalan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Salah satu wilayah yang sempat terisolir adalah Kecamatan Simpenan.

    Jembatan yang menjadi penghubung aktivitas warga, kini rusak diterjang material yang terbawa saat banjir.

    Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Lukmansyah saat berkunjung ke lokasi, Kamis (5/12), mengatakan akan menyiapkan jembatan darurat.

    “Kami akan mempelajari kira-kira jembatan mana saja yang rusak dan harus dibangun untuk kita bisa menolong di lokasi lain,” Ujar Lukmansyah, dalam keterangan BNPB Jumat (6/12/2024).

    Lukmansyah menegaskan, dirinya akan menyiapkan jembatan bailey dengan mengerahkan kekuatan dari PUPR maupun Batalyon Zeni Kodam III Siliwangi.

    (aik/aik)

  • Pj Gubernur Jabar Minta 3 Fokus Utama Tangani Banjir Bandang Sukabumi

    Pj Gubernur Jabar Minta 3 Fokus Utama Tangani Banjir Bandang Sukabumi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Penjabat Gubernur (Pj) Jawa Barat Bey Machmudin meminta tiga hal menjadi fokus utama penangangan usai meninjau sejumlah titik yang terdampak banjir bandang dan longsor di Kabupaten Sukabumi, Kamis (5/12).

    Ada empat lokasi yang ditinjau, yaitu Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar yang mengalami pergerakan tanah; Puskesmas Pelabuhan Ratu dan Dermaga Pelabuhan Ratu yang terdampak banjir, serta Jembatan Cihaur yang berada di Loji terputus.

    Bey mengatakan pihaknya meninjau kawasan Desa Sukamajau, Kecamatan Cikembar, Sukabumi yang menjadi titik paling parah.

    Usai meninjau, digelar rapat penanganan dampak banjir bandang dan longsor. Bey meminta fokus utama yaitu evakuasi warga.

    “Pertama fokus pada evakuasi warga, fokus pada transport [akses] yang terputus oleh longsor, karena ada beberapa jembatan dan jalan yang putus,” kata Bey dalam keterangan tertulis, Kamis

    Fokus ketiga adalah penyaluran bantuan dan logistik ke daerah yang terisolir akibat putusnya akses. Ia mengatakan penyaluran dilakukan melalui jalur laut.

    Bey mengatakan pemerintah mendirikan posko utama penanggulangan bencana di Pelabuhan Ratu.

    “Kami belajar dari pengalaman sebelumnya, harus ada posko utama. Agar semua bantuan terkoordinasi, tadi saran Deputi BNPB, jadi semua terkontrol dengan baik,” ujar Bey.

    Listrik padam

    Bey memastikan meski sudah tidak terjadi banjir susulan, pemerintah mengutamakan keselamatan warga.

    Ia meminta warga untuk tetap tinggal di pengungsian sambil menunggu hasil kajian PVMBG terkait lokasi pergerakan tanah di Cikembar.

    “Apakah lokasi itu sudah tidak layak dihuni, kalau tidak layak harus direlokasi, kalau [ditetapkan] tanggap darurat, sesuai aturan BNPB yang rusak berat diganti Rp 50 juta, sedang Rp30 juta, rusak ringan Rp 10 juta dengan asesmen,” paparnya.

    Bey juga mengakui dampak dari bencana membuat aliran listrik 138.000 pelanggan terputus.

    Akibatnya data korban bencana terlambat karena saluran komunikasi terputus akibat listrik mati. Saat ini menurut laporan PLN hampir 58.000 pelanggan sudah bisa kembali menikmati listrik.

    “Yang tidak bisa tersambungkan karena ada jalan yang tidak bisa ditempuh oleh PLN. Jadi data memang agak terhambat, kami akan update lewat Posko Utama Pelabuhan Ratu,” katanya.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi sebelumnya mencatat ada empat orang hilang akibat bencana banjir dan longsor. Korban dalam pencarian tim gabungan.

    Jumlah itu berdasarkan pendataan BPBD Kabupaten Sukabumi hingga Kamis (5/12) pukul 12.00 WIB.

    “Hilang atau dalam pencarian empat jiwa, diakibatkan longsor,” kata Pranata Humas Ahli Muda BPDB Jabar Hadi Rahmat.

    BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat ada 180 KK atau 461 jiwa yang terdampak bencana banjir dan longsor. Kemudian, ada 96 KK atau 247 jiwa mengungsi dan 143 KK atau 239 jiwa terancam.

    (yoa/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Prediksi BMKG, Banten-Jabar Potensi Hujan Lebat Akhir Pekan Ini

    Prediksi BMKG, Banten-Jabar Potensi Hujan Lebat Akhir Pekan Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, hingga Lampung diprediksi akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat dalam periode tiga hari ke depan, mulai Jumat (6/12) hingga Minggu (8/12). Simak prediksinya.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan potensi cuaca tersebut akibat dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah Indonesia. Salah satunya adalah dampak bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia sebelah barat daya Banten.

    “Khusus untuk dampak berupa ujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Bahkan diprediksi dapat mencapai sangat lebat disertai angin kencang ini diprediksi akan terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Barat hampir merata dan di Jabodetabek,” kata Dwikorita dalam konferensi pers, Kamis (5/12).

    Merujuk laporan BMKG, bibit siklon tropis 91S terpantau berada di Samudera Hindia sebelah selatan Banten, tepatnya di sekitar 9,5 derajat Lintas Selatan dan 105,0 derajat Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimum 15 knot (28 km/jam) dan tekanan udara minimum 1006 hPa.

    Kendati begitu, menurut BMKG secara umum potensi bibit siklon tropis 91S menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan cukup rendah. Begitu juga untuk periode 48 hingga 72 jam ke depan.

    Selain itu, fenomena itu juga bisa menimbulkan angin kencang disertai dengan kilat dan petir.

    “Serta dampak langsung berupa gelombang tinggi di wilayah Indonesia,” ucapnya.

    Dwikorita menyebut ketinggian gelombang laut hingga 1,25 hingga 2,5 meter yang berpotensi terjadi di Samudra Hindia Selatan Bali hingga NTT.

    Sebelumnya Dwikorita juga telah mengingatkan potensi banjir bandang seperti yang pernah terjadi di empat tahun lalu.

    Kondisi itu karena musim hujan saat ini turut disertai fenomena La Nina meningkatkan curah hujan hingga 20 persen dari normalnya yang akan terjadi akhir tahun hingga awal 2025.

    “Saat ini kita sedang memasuki musim hujan, dan puncak musim hujan di sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa itu ada di bulan Desember akhir. Kemudian di sebagian wilayah tersebut mengalami puncak musim hujan di bulan Januari,” kata Dwikorita kemarin.
    “Artinya selama mudik Nataru ini kebetulan berada atau menuju puncak musim hujan,” ucapnya kemudian.

    Faktor pemicu

    BMKG, dalam Prospek ‘Cuaca Mingguan Periode 3-9 Desember 2024’ memprediksi dalam beberapa hari ke depan, cuaca ekstrem diperkirakan akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia seiring dengan puncak musim hujan.

    BMKG melaporkan berbagai fenomena atmosfer yang aktif akan mempengaruhi pola cuaca, memicu potensi hujan dengan intensitas tinggi yang dapat menimbulkan dampak serius seperti banjir, tanah longsor, hingga banjir lahar di sekitar gunung berapi aktif.

    Salah satu faktor yang memicu kondisi ini adalah keberadaan sirkulasi siklonik di Laut Natuna dan Samudra Hindia barat daya Banten. Fenomena ini memperkuat pengangkatan massa udara, sehingga mempercepat pembentukan awan hujan dengan intensitas lebat di wilayah sekitarnya.

    Selain itu, kombinasi beberapa dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, gelombang Kelvin, serta Low Frequency juga turut memperbesar peluang curah hujan lebat di wilayah barat dan tengah Indonesia.

    “Kondisi ini berpotensi memicu hujan dengan durasi yang lebih panjang dan intensitas yang lebih tinggi,” tulis BMKG dalam keterangan resminya.

    Seiring dengan periode puncak musim hujan, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi memiliki risiko lebih besar terhadap curah hujan yang tinggi dan dapat menyebabkan banjir, genangan air, atau tanah longsor di daerah rawan.

    Hal lain yang perlu diperhatikan adalah potensi hujan lebat yang terjadi pada daerah-daerah aliran sungai di sekitar gunung berapi yang saat ini sedang aktif, karena potensi banjir lahar hujan yang dapat ditimbulkan.

    “BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem ini dan terus memantau informasi cuaca terkini,” ujar lembaga.

    (mnf/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Warga Dilarang Beraktivitas di Dekat Kawah Gunung Karangetang

    Warga Dilarang Beraktivitas di Dekat Kawah Gunung Karangetang

    Liputan6.com, Sitaro – Warga dilarang melakukan aktivitas dekat kawah Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut. Hal ini disampaikan Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    “Pada tingkat aktivitas Level III atau Siaga, masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area radius 2,5 kilometer dari kawah utama Gunung Karangetang,” ungkap Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid pada, Rabu (4/12/2024).

    Selain itu juga masyarakat dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.

    Dia mengatakan, tingkat aktivitas akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan yang signifikan.

    “Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan,” ujarnya.

    Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi aktivitas Gunung Karangetang oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

    Dia berharap masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak gunung meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang.

    “Masyarakat juga diharapkan tetap tenang, tidak terpancing berita bohong tentang erupsi, dan senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Sulut dan BPBD Kabupaten Sitaro,” ujarnya.

    Muhammad Wafid berharap pemerintah daerah berkoordinasi dengan Pos PGA Karangetang atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

    Diketahui, Status Gunung Karangetang di Pulau Siau kembali dinaikkan dari Waspada Level II ke Siaga Level III seja 11 November 2024 setelah frekuensi kegempaan vulkanik meningkat.