Topik: Banjir Bandang

  • Sawah Jadi Sungai hingga 3 Jembatan Ambrol Akibat Banjir Bandang di Tlogosari Bondowoso

    Sawah Jadi Sungai hingga 3 Jembatan Ambrol Akibat Banjir Bandang di Tlogosari Bondowoso

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso, tak hanya terdampak ke rumah warga di enam desa, pada Senin (23/12/2024).

    Namun juga ada lima petak sawah di Desa Pakisan, Kecamatn Tlogosari yang kini rata menjadi sungai. Masyarakat sejak pagi bahkan berkerumun menyaksikan sawah yang sudah tertutup lumpur dan kayu-kayu yang dibawa banjir.

    Kemudian juga ada dua jembatan di Dusun Doren Desa Brambang Darussalam, dan jembatan penghubung Dusun Butok – Dusun Sukorejo, Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari, yang ambrol. Kemudian, ada juga jembatan penghubung Desa Pakisan dan Desa Sulek,.

    Sejak kejadian banjir bandang pada pukul 02.00 WIB dini hari, warga di dusun-dusun tersebut terisolasi. Hingga, pada siang ini mereka bergotong royong membuat jembatan sementara menggunakan kayu dan bambu.

    Menurut Hanif (38), Kasun Doren, Desa Brambang Darussalam, sejak pagi tadi warga langsung membuat jembatan sementara. Karena, jembatan tersebut akses satu-satunya ke kota.

    “Semua masyarakat Doren ini tergantung pada jembatan ini untuk akses ekonominya. Jual beli, semua pedagang lewat sini,” jelasnya.

    Ia menyebut beruntung tak ada korba jiwa dari banjir bandang dan tanah longsor. Hanya satu rumah terkena material longsor.

    “Tapi alhamdulillah rumahnya tak sampai roboh,” terangnya.

    Menurutnya, arus air besar yang melintasdi jembatan itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari. Karena hujan deras sejak pagi hari di daerah tersebut. “Hujan sejak pagi,” pungkasnya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah desa di Bondowoso pada Senin (23/12/2024) pukul 02.18 WIB dini hari.

    Data sementara diterima BPBD, desa-desa yang mengalami banjir dan tanah longsor, yakni, Desa Tangsil Wetan, Kecamatan Wonosari; Desa Tlogosari, Sulek, Trotosari, dan Pakisan, Jebung Lor, Jebung Kidul di Kecamatan Tlogosari

  • Banjir Kepung Sejumlah Daerah di Jawa Timur, Ribuan Warga Terdampak

    Banjir Kepung Sejumlah Daerah di Jawa Timur, Ribuan Warga Terdampak

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah daerah di Jawa Timur diterjang banjir akibat intensitas curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Jatim sejak Minggu (22/12).

    Daerah yang dilaporkan terdampak banjir di antaranya Jember, Banyuwangi, Bondowoso, hingga Kediri.

    Limpahan air yang menerjang permukiman penduduk itu bervariasi, mulai dari bencana banjir bandang hingga banjir rob.

    Puluhan ribu warga terkena dampak akibat banjir yang menerjang sejumlah daerah di Jatim tersebut.

    Banjir rendam 7 kecamatan di Jember

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat sebanyak 2.248 kepala keluarga (KK) terdampak banjir yang menerjang tujuh desa di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

    “Jumlah KK yang terdampak banjir sebanyak 2.248 KK atau 7.331 jiwa yang tersebar di Desa Pondokrejo, Sidodadi, Andongrejo, Curahtakir, Curahnongko,Wonoasri dan Desa Sanenrejo,” kata Kepala BPBD Jember Widodo Julianto di kabupaten setempat, Senin.

    Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember menyebabkan sejumlah sungai meluap hingga menggenangi pemukiman warga di Kecamatan Tempurejo dan Wuluhan pada Ahad(22/12) sore.

    “Terjadi kenaikan debit air di Sungai Mayang, Bedadung, dan Kalisanen dan Curahnongko, sehingga menyebabkan banjir di beberapa lokasi di Kecamatan Tempurejo dengan ketinggian air hingga 140 cm,” tuturnya.

    Banjir rob rendam ribuan rumah di Banyuwangi

    Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencatat sekitar 1.200 rumah warga Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, terendam banjir rob pada Minggu  (22/12) malam.

    Banjir rob di Kecamatan Muncar, itu terjadi setelah sebelumnya selama satu hari diguyur hujan dengan intensitas hujan tinggi.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam keterangannya di Banyuwangi, Senin, mengatakan telah melakukan beberapa tindakan salah satunya membagikan ribuan nasi siap santap kepada warga yang seharian tidak bisa beraktivitas sebagaimana biasanya.

    “Dapur umum sudah mulai jalan sejak dini hari tadi untuk mensuplai makanan siap santap kepada warga yang terdampak banjir,” ujarnya.
    Hujan deras pada Ahad (22/12) kemarin juga menyebabkan jembatan akses menuju ke Pos SPTN II Alas Purwo (Tanjung Pasir) terputus itu terhitung cukup besar.

    Bondowo diterjang banjir bandang

    Sejumlah desa di dua kecamatan di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Ahad (22/12) malam diterjang banjir bandang setelah sebelumnya di wilayah itu beberapa jam diguyur hujan deras.

    BPBD Kabupaten Bondowoso mencatat sementara ada puluhan rumah warga terdampak banjir bandang di Kecamatan Wonosari dan Kecamatan Tlogosari.

    “Hari ini tim kami masih melakukan asesmen rumah warga yang terdampak banjir luapan ari sungai tersebut,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bondowoso Sigit Purnomo di Bondowoso, Jawa Timur, Senin.

    Banjir luapan air sungai dan jebolnya DAM Ansana menerjang 23 rumah warga di Desa Tangsil (Kecamatan Wonosari), Desa Tlogosari, Sulek, Trotosari, dan Desa Pakisan (Kecamatan Tlogosari).
    “Banjir bandang juga menggenangi rumah warga dengan ketinggian sekitar 20 cm, dan sejumlah fasilitas umum juga terdampak dari banjir luapan air sungai tersebut,” kata dia.
    Hujan deras di Desa Sulek (Kecamatan Tlogosari), lanjut Sigit, juga mengakibatkan tanah longsor dan menimpa dua rumah warga.

    Tanggul jebol di Kediri

    BPBD Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mendata kerusakan akibat banjir bandang yang terjadi pada Minggu (22/12) sore.

    Banjir melanda sejumlah desa di dua kecamatan wilayah Kabupaten Kediri, antara lain di Desa Tiron, Banyakan, Maron dan Jatirejo di Kecamatan Banyakan.

    Sedangkan di Kecamatan Grogol, banjir melanda di Desa Cerme, Bakalana, Sonorejo, Sumberjo, Gambyok hingga Datengan.

    Banjir melanda pada Minggu (22/12) setelah hujan deras mengguyur wilayah puncak (Gunung Wilis, 2.563 meter di atas permukaan laut/mdpl).

    Ketinggian air juga bervariasi. Rata-rata sekitar 50 sentimeter. Beberapa rumah warga bahkan terendam air luapan sehingga pemilik rumah harus mengungsi.

    Banjir juga terjadi di area Bandara Internasional Dhoho Kediri. Video banjir juga viral di media sosial.

    Legal, Compliance, and Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura (AP) 1 Bandara Dhoho Bintari Ariyani mengatakan untuk mengatasi banjir itu telah dilakukan penanganan.

    “Telah dilakukan tindakan cepat dan tepat sehingga sejak kemarin sudah surut dan banjir tidak mengganggu aktivitas di area bandar udara,” kata Bintari.

    (Antara/gil)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pipa Air Bersih Pecah, Warga Dusun Sulek Timur Bondowoso Cuci Tangan Pakai Sisa Air Banjir

    Pipa Air Bersih Pecah, Warga Dusun Sulek Timur Bondowoso Cuci Tangan Pakai Sisa Air Banjir

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu 

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Banjir bandang yang terjadi di Dusun Sulek Timur, Desa Sulek, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso, membuat warga tak bisa menggunakan air bersih, pada Senin (23/12/2024). 

    Pasalnya, sumber air bersih yang selama ini digunakan untuk minum, mandi, dan aktivitas lainnya ambrol akibat banjir.

    “Air bersih disini kan dari Gunung, dialirkan pakai paralon ke rumah-rumah warga,” ungkap Maria, salah seorang warga yang rumahnya terdampak tanah longsor.

    Maria menyebut bahwa sejak semalam dirinya mencuci tangan dan kaki menggunakan sisa-sisa air banjir yang masih semata kaki.

    “Ya tidak mandi. Kita cuci pakai air sisa banjir,” ungkapnya pada TribunJatim.com

    Sementara itu, Sekretaris Desa Sulek, Zen mengatakan, banjir terjadi sejak pukul 24.00 WIB semula bahkan tingginya sepinggang manusia dewasa.

    Warga semalam langsung bergotong royong membersihkan material yang dibawa banjir, seperti ranting-ranting pohon dari atas gunung.

    “Gotong royong sejak semalam. Sekarang sudah surut, namun air masih semata kaki,” urainya.

    Di desanya sendiri bukan hanya dilanda banjir. Namun juga tanah longsor yang mengakibatkan tiga rumah di desanya rusak parah.

    “Airnya mati, paralonnya pecah,” pungkasnya.

    Pantauan di lapangan, warga bergotong royong membersihkan lumpur sisa banjir yang masuk ke rumah warga.

    Seperti diberitakan sebelumnya, Banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah desa di Bondowoso pada Senin (23/12/2024) pukul 02.18 WIB dini hari.

    Data sementara diterima BPBD, desa-desa yang mengalami banjir dan tanah longsor, yakni, Desa Tangsil Wetan, Kecamatan Wonosari; Desa Tlogosari, Sulek, Trotosari, dan Pakisan, Jebung Lor, Jebung Kidul di Kecamatan Tlogosari

  • 2 Kecamatan di Sumbawa Diterjang Banjir Bandang, 50 Hektar Sawah dan Tanggul Terdampak
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Desember 2024

    2 Kecamatan di Sumbawa Diterjang Banjir Bandang, 50 Hektar Sawah dan Tanggul Terdampak Regional 22 Desember 2024

    2 Kecamatan di Sumbawa Diterjang Banjir Bandang, 50 Hektar Sawah dan Tanggul Terdampak
    Tim Redaksi
    SUMBAWA, KOMPAS.com

    Banjir bandang
    melanda dua kecamatan di Kabupaten
    Sumbawa
    , Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (22/12/2024).
    Dua kecamatan itu yakni Kecamatan Sumbawa dan Moyo Hilir, sementara di Kecamatan Unter Iwes, pohon tumbang menyebabkan kemacetan.
    Kepala BPBD Sumbawa, Muhammad Nurhidayat, mengungkapkan bahwa
    banjir bandang
    dan pohon tumbang disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi antara pukul 15.00 hingga 17.00 Wita.
    “Kami sudah terjun ke lokasi bencana dan melakukan asesmen. Tidak ada korban jiwa,” kata Nurhidayat, Minggu.


    BPBD Sumbawa Warga terdampak banjir bandang di jalan raya menuju Desa Moyo, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa karena tanggul jebol Minggu sore
    Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbawa, Rusdianto, merinci bahwa banjir bandang menggenangi lahan pertanian seluas 50 hektar di Desa Moyo, Kecamatan Moyo Hilir, akibat meluapnya Sungai Sabeta.
    “Banjir surut sekitar satu jam setelah kejadian,” jelasnya.
    Kemacetan terjadi di jalan lintas Desa Moyo akibat luapan Sungai Sabeta.
    “Warga tidak bisa melewati jalan raya menuju Desa Moyo karena banjir bandang yang menyebabkan tanggul jebol. Kemacetan berlangsung sekitar 30 menit,” tambahnya.
    Rusdianto menyebutkan bahwa banjir belum meluap ke rumah warga, melainkan hanya menggenangi jalan raya dan area persawahan.
    “Masyarakat langsung melakukan gotong royong untuk membersihkan saluran yang tersumbat,” ujarnya.
    Di Kecamatan Moyo Hilir, banjir juga menutup akses Jalan Lintas Sumbawa-Bima, menyebabkan kemacetan yang cukup panjang di Kampung Banjir, tepat setelah Lapas Kelas II Sumbawa.
    Sementara itu, di Kecamatan Sumbawa, khususnya di Kelurahan Samapuin, banjir bandang juga menggenangi jalan dan menutup akses jalan lintas Sumbawa-Bima setelah Ponpes Abu Bakar.
    “Akibat banjir, terjadi kemacetan di jalan raya karena meluapnya air di saluran yang berada di jalan tersebut,” ungkap Rusdianto.
    Banjir juga menerjang lokasi jalan Sunan Kalijaga, yang menghubungkan RSUP Manambai Abdul Kadir dengan perumahan PPN.
    Di Kecamatan Unter Iwes, hujan deras disertai angin menyebabkan pohon tumbang yang menutupi ruas jalan Lintas Sumbawa-Bima di kilometer 3.
    “Kemacetan panjang terjadi di jalan raya setelah pom bensin akibat pohon tumbang,” jelasnya.
    BPBD Sumbawa telah melakukan koordinasi dengan desa dan kecamatan yang terdampak bencana.
    “Kami terus memantau perkembangan kejadian bencana di lapangan dan melakukan pelaporan serta penyebaran informasi,” katanya lagi.
    Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengingat curah hujan masih tinggi.
    “Kami bersama TNI, Polri, dan masyarakat telah menyiapkan langkah-langkah penanganan darurat guna membantu warga jika terdampak bencana pada puncak musim hujan ini,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG Ungkap Musim Hujan Tahun Ini Berbeda, Apa Penyebabnya?

    BMKG Ungkap Musim Hujan Tahun Ini Berbeda, Apa Penyebabnya?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap kondisi musim hujan tahun ini di Indonesia berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan sejumlah daerah terdampak bencana hidrometeorologi.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan musim hujan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena fenomena La Nina lemah, yang mengakibatkan anomali suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menjadi lebih dingin dari biasanya.

    “Tahun lalu yang terjadi adalah El Nino dan bersifat kering, sementara tahun ini adalah La Nina lemah. Hal inilah yang menjadi booster pertumbuhan awan-awan hujan, sehingga intensitas dan volume hujan meningkat,” kata Dwikorita dalam keterangannya, Sabtu (21/12).

    “Bagi Indonesia fenomena ini menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir sebagian besar wilayah yang berkisar 20-40 persen,” lanjut dia.

    Selain itu, Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra juga dikepung oleh bibit siklon yang mengakibatkan angin kencang, gelombang tinggi, dan cuaca ekstrem.

    Dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi seruakan udara dingin (cold surge) yang bergerak dari Siberia menuju wilayah barat Indonesia, juga diproyeksikan aktif selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    “Saat ini Indonesia tengah berada di puncak musim penghujan. Kondisi ini ditambah La Nina serta kombinasi aktif Madden-Julian Oscillation, gelombang Rossby, gelombang Kelvin, serta konvektif lokal di wilayah barat, selatan, dan tengah Indonesia memperkuat dinamika atmosfer yang mendukung terjadinya hujan lebat di berbagai daerah,” jelas dia.

    Oleh karena itu, sejak November BMKG terus mengeluarkan peringatan dini terkait potensi bencana hidrometeorologi. Selain mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana, BMKG juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan potensi bencana.

    Sebelumnya, merujuk data prakiraan hujan BMKG, hampir seluruh wilayah Tanah Air diperkirakan berpotensi diguyur hujan lebat selama Desember dengan intensitas lebih dari 200 mm.

    Dwikorita mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, khususnya pada periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Menurut dia kondisi ini dipicu oleh sejumlah faktor, di antaranya fenomena La Nina yang mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen.

    Fenomena ini disebut akan berlangsung mulai akhir tahun 2024 hingga setidaknya April 2025.

    Dwikorita, dalam rapat bersama Komisi V DPR RI beberapa waktu lalu, juga mewanti-wanti bencana banjir besar di wilayah Jabodetabek pada tahun 2020 berpotensi terulang kembali di awal 2025.

    Ia mengatakan dua fenomena iklim dapat berdampak pada skenario terburuk curah hujan ekstrem hingga banjir bandang seperti yang pernah terjadi di Jabodetabek empat tahun lalu.

    Hal ini turut disebabkan oleh pergerakan seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia. BMKG, kata dia, sudah mendeteksi potensi masuknya seruak dingin tersebut ke wilayah Indonesia.

    “Sejak minggu lalu kami mendeteksi adanya potensi masuknya seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia. Kemudian diprediksi mulai Desember ini sudah bergerak mengarah ke wilayah Indonesia,” Jelas Dwikorita.

    “Diprediksi landing-nya ini kira-kira sekitar tanggal 20 Desember sampai sekitar 29 Desember,” ujar dia menambahkan.

    Dwikorita menjelaskan seruak dingin menyebabkan terjadinya angin kencang, gelombang tinggi, dan peningkatan curah hujan. Kecepatan angin dan peningkatan gelombang tinggi ini akan terjadi terutama di Laut Natuna.

    Di wilayah barat Indonesia, seruak dingin ini dalam skenario terburuk dapat menyebabkan banjir parah yang menerjang Jakarta pada 2020.

    “Kemudian kalau saat landing ke Indonesia bagian barat yaitu Jawa Barat, Lampung, kemudian Banten, DKI. Skenario terburuk itu meningkatkan curah hujan dengan intensitas yang ekstrem,” kata Dwikorita.

    “Contoh yang sudah terjadi di tahun 2020 di bulan Januari kondisi terparah adalah Jabodetabek banjir saat itu. Itu akibat kami mendeteksi seruak udara dingin tadi,” imbuhnya.

    (tim/dmi)

  • Banjir Bandang di Alas Barat Sumbawa, 2.200 Jiwa Terdampak   
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 Desember 2024

    Banjir Bandang di Alas Barat Sumbawa, 2.200 Jiwa Terdampak    Regional 21 Desember 2024

    Banjir Bandang di Alas Barat Sumbawa, 2.200 Jiwa Terdampak   
    Tim Redaksi
    SUMBAWA, KOMPAS.com
    – Lima desa di
    Kecamatan Alas Barat
    , Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami bencana
    banjir bandang
    pada Jumat sore, 20 Desember 2024.
    Banjir ini disebabkan oleh luapan Sungai Lekong.
    Menurut data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa, desa-desa yang terdampak meliputi Mapin Kebak, Usar Mapin, Lekong, Mapin Beru, dan Labuhan Mapin.
    Banjir menggenangi rumah warga dengan ketinggian mencapai 80 cm hingga 1 meter, serta merusak berbagai fasilitas umum dan pagar rumah.
    Kepala
    BPBD Sumbawa
    , Muhammad Nurhidayat, menjelaskan, “Selain rumah warga, banjir ini juga berdampak pada 42 hektar lahan tambak di Desa Labuhan Mapin,” saat dikonfirmasi pada Sabtu, 21 Desember 2024.
    Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, PLN telah memutuskan aliran listrik di area yang terendam banjir.
    Rusdianto, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbawa, merincikan bahwa berdasarkan data asesmen sementara, jumlah warga yang terdampak di Dusun Hijrah mencapai 500 kepala keluarga (KK) atau sekitar 900 jiwa.
    Di Dusun Glampar, terdapat 600 KK (1.200 jiwa) dengan satu ekor sapi dilaporkan hanyut.
    Sedangkan di Mapin Beru, terdapat 35 KK (100 jiwa) dan pendataan di Labuhan Mapin masih berlangsung.
    “Kami masih terus melakukan pendataan. Update terbaru akan kami laporkan,” ujar Rusdianto.
    Tim BPBD Kabupaten Sumbawa saat ini masih melakukan asesmen untuk mendapatkan data lengkap mengenai jumlah warga yang terdampak serta kerugian material akibat bencana ini.
    Masyarakat diimbau untuk tetap waspada mengingat curah hujan masih tinggi.
    BPBD Kabupaten Sumbawa bersama pihak terkait telah menyiapkan langkah-langkah penanganan darurat untuk membantu warga yang terdampak.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Seorang Warga Lansia di Dompu Terjebak di Rumahnya saat Banjir Bandang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 Desember 2024

    Seorang Warga Lansia di Dompu Terjebak di Rumahnya saat Banjir Bandang Regional 21 Desember 2024

    Seorang Warga Lansia di Dompu Terjebak di Rumahnya saat Banjir Bandang
    Tim Redaksi
    DOMPU, KOMPAS.com
    – Seorang perempuan lanjut usia (lansia) di Lingkungan Kota Baru, Kelurahan Bada, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), harus dievakuasi menggunakan
    perahu karet
    saat
    banjir bandang
    menerjang pada Jumat (20/12/2024).
    Warga yang tinggal di bantaran sungai ini terjebak di dalam rumahnya saat banjir meluap dari aliran Sungai Silo, Lingkungan Kota Baru.
    “Dia terjebak karena terlambat keluar rumah saat banjir meluap,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Dompu, Wan Muhtajun, saat dihubungi, Jumat malam.
    Wan Muhtajun mengatakan, kabar lansia ini terjebak diketahuinya setelah mendapat laporan dari salah seorang anggota keluarga korban.
    Laporan itu kemudian disikapi dengan mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi untuk proses evakuasi menggunakan perahu karet.
    Meski sempat kesulitan karena tingginya luapan air, namun korban akhirnya bisa dievakuasi dalam kondisi selamat.
    “Dia tidak bisa jalan keluar karena air sudah tinggi, makanya harus menggunakan perahu karet. Alhamdulillah, korban selamat,” ujarnya.
    Menurutnya, banjir meluap di wilayah ini akibat intensitas hujan yang cukup tinggi sejak pukul 17.00 Wita.
    Kondisi tersebut juga dialami warga beberapa kelurahan di Kecamatan Dompu, Woja, dan Pekat.
    “Tidak ada korban jiwa, banjir malam ini hanya meredam permukiman dan fasilitas umum,” kata Wan Muhtajun.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Bandang Terjang Tapanuli Selatan, 10 Warga Terluka

    Banjir Bandang Terjang Tapanuli Selatan, 10 Warga Terluka

    JAKARTA – Banjir bandang menerjang Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatra Utara dan mengakibatkan 10 warga terluka. Kejadian ini terjadi pada Rabu 18 Desember pukul 17.00 WIB.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari merangkan, peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dan menyebabkan dua kecamatan yaitu Kecamatan Batang Angkola dan Kecamatan Tano Tombangan terdampak.

    “Berdasarkan data yang diterima oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Rabu malam pukul 22.40 WIB tercatat 495 KK terdampak akibat kejadian ini dan menyebabkan 10 orang warga luka ringan serta 250 KK mengungsi di tiga titik pengungsian yang berada di Posyandu Somaninggir, Gereja GPA Kota Tua dan Istana Hasadaon Kota,” kata Abdul, Kamis 19 Desember.

    Sementara kerugian materil dilaporkan 495 rumah terdampak, dibeberapa titik lokasi ketebalan lumpur akibat kejadian ini mencapai 50 cm dan masih terus dilakukan pembersihan oleh petugas gabungan dibantu masyarakat dan perangkat desa.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Selatan melakukan upaya pertolongan dan berkoordinasi dengan kecamatan serta perangkat desa terdampak untuk mengantisipasi dampak lanjutan.

    Kondisi mutakhir dilaporkan bahwa jaringan listrik di wilayah terdampak putus dan kondisi air berangsur angsur sudah mulai surut.

    BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Selatan untuk selalu waspada akan potensi risiko bencana banjir susulan mengingat kondisi cuaca di area terdampak yang masih terus diguyur hujan dg intensitas sedang hingga tinggi.

  • Bupati Banyuwangi Semprit Pengelola Perkebunan Kalibendo

    Bupati Banyuwangi Semprit Pengelola Perkebunan Kalibendo

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi mengecek area hulu mengantisipasi terjadinya bencana banjir. Mengingat, Banyuwangi saat ini tengah memasuki musim penghujan.

    Informasi yang berkembang, daerah hulu tepatnya di kawasan Perkebunan Kalibendo, Kecamatan Licin juga sedang melakukan pembukaan lahan. Kondisi itu cukup berpotensi mengakibatkan banjir jika terus diguyur hujan.

    Area yang gundul, membuat perubahan kondisi tanaman. Selain itu berdampak pada kurangnya penahan air hujan.

    Melihat kondisi itu, Bupati Ipuk secara resmi melayangkan teguran ke pengelola Perkebunan Kalibendo. Karena dampak pembukaan lahan tersebut dapat berpotensi banjir.

    “Kami minta dinas dan pihak terait untuk segera melakukan langkah-langkah antisipasi. Kami juga telah memberikan teguran resmi,” lanjut Ipuk.

    Sementara di kawasan Perkebunan Lidjen, kondisinya relatif aman. Sebab tak ada perubahan komposisi tanaman maupun lahan.

    “Kami ingin memastikan agar kawasan hulu aman dari risiko banjir, sehingga warga Banyuwangi yang berada di sekitar kawasan aliran sungai dan hilir bisa terhindar dari ancaman banjir bandang,” terangnya.

    Selain itu kondisi juga mengkhawatirkan berada di lereng Ijen. Tepatnya berada di kawasan yang menjadi lokasi pembangunan sutet Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikelola oleh PT Medco Cahaya Geothermal.

    Area yang dilalui jalur kabel listrik dan tegakan tiang terjadi penebangan pohon. Banyak sisa tebangan yang belum dibersihkan juga menjadi potensi yang mengkhawatirkan jika ikut terbawa air ke hilir saa turun hujan. [rin/suf]

  • Erupsi Gunung Ruang Berdampak Sistemik, BRINS Bayar Klaim Rp2,4 Miliar

    Erupsi Gunung Ruang Berdampak Sistemik, BRINS Bayar Klaim Rp2,4 Miliar

    Manado:  BRI Insurance (BRINS) menyerahkan klaim Asuransi Gempa Bumi kepada PT Surya Fasifik Indonesia QQ CV Anda Jaya Prima. Nasabah itu mengalami kerugian akibat erupsi eksplosif Gunung Ruang di Sitaro, Sulawesi Utara pada April 2024.
     
    Bangunan gudang dan stok barang milik CV Anda Jaya Primaberupa bahan produksi biji pala serta hasil bumi lainnya hancur. Klaim asuransi yang diberikan kepada perusahaan tersebut Rp2,4 miliar. Selain itu, klaim berupa santunan dilakukan kepada 226 Nasabah asuransi mikro sebesar Rp1,1 miliar.
     
    “Bencana alam dapat melumpuhkan aktivitas ekonomi, karena bisa menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi para pelaku usaha. Dan ini memiliki efek domino ke karyawan, keluarga, hingga berdampak pada perekonomian,” kata Pimpinan Cabang BRI Insurance Manado, Entis Sutrisna.
    Entis mengatakan, di negeri yang rentan bencana alam, sudah sepatutnya mitigasi diperkuat di berbagai lini. Di samping hal utama, yakni keselamatan diri, jaring pengaman perekonomian di antaranya aset usaha juga diperlukan. Salah satunya, mengamankan kerugian usaha masyarakat yang terdampak.
     
    “Hal mengingatkan kita semua, tanpa jaring pengaman asuransi, perekonomian bisa merosot karena usaha-usaha lokalnya mengalami kerugian besar ditambah tidak dapat merecovery akibat gempa. Kegiatan produksi bisa terhenti, pekerjanya berhenti, daya beli turun, perekonomian bisa lumpuh,” katanya.
     
    Direktur PT Surya Pasifik Indonesia Tjan Hok Sin bersyukur klaim asuransinya berjalan lancar. “BRIN merespons cepat hingga melakukan proses klaim. Tidak terlalu lama hingga proses pembayaran klaim kami terima,” katanya.
     
    Seperti diketahui, BNPB menyebut letusan gunung merapi dan gempa bumi di Sulawesi serta bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sukabumi, Jawa Barat pada 3 Desember 2024 terjadi akibat tingginya intensitas hujan di penghujung tahun.
     
    Menurut BMKG, kondisi ini merupakan tahap awal dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Januari 2025. Kondisi seperti ini patut diwaspadai oleh berbagai lapisan Masyarakat di seluruh Indonesia baik dalam mengamankan keselamatan dirinya maupun aset berharga lainnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)