Topik: Banjir Bandang

  • Serangan Udara Pakistan Hantam Perbatasan Afghanistan, 46 Orang Tewas

    Serangan Udara Pakistan Hantam Perbatasan Afghanistan, 46 Orang Tewas

    Kabul

    Serangan udara Pakistan menghantam wilayah perbatasan timur Afghanistan, dengan pejabat Islamabad mengklaim menargetkan “tempat persembunyian teroris”. Pemerintah Taliban yang menguasai Afghanistan melaporkan sedikitnya 46 warga sipil tewas akibat gempuran Pakistan tersebut.

    Serangan udara itu menjadi insiden terbaru dalam permusuhan lintas perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan, dengan ketegangan meningkat sejak Taliban mengambil alih kekuasaan tahun 2021 lalu.

    Juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Kamis (26/12/2024), menyebut militer Pakistan membombardir empat wilayah di distrik Barmal di bagian timur Provinsi Paktika pada Selasa (24/12) waktu setempat.

    “Jumlah total korban tewas adalah 46 orang, sebagian besar merupakan anak-anak dan perempuan,” kata Mujahid dalam pernyataannya.

    Dia menyebut enam orang lainnya mengalami luka-luka, kebanyakan anak-anak, akibat serangan udara Pakistan itu.

    Belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri atau militer Pakistan terkait laporan tersebut.

    Namun seorang pejabat keamanan senior Pakistan, yang enggan disebut namanya, menyebut serangan itu menargetkan “tempat persembunyian teroris” dengan menggunakan jet tempur dan drone. Disebutkan pejabat senior ini bahwa sedikitnya 20 militan dari Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), atau Taliban Pakistan, tewas.

    Lihat juga Video ‘Penampakan Banjir Bandang Terjang Afghanistan, 50 Tewas’:

  • Debit Air Tak Tertampung Sungai, Situbondo Dilanda Banjir Bandang

    Debit Air Tak Tertampung Sungai, Situbondo Dilanda Banjir Bandang

    SITUBONDO – Banjir bandang menyapu puluhan rumah warga dan fasilitas umum di Situbondo, Jawa Timur. Banjir ditengarai disebabkan oleh sungai pembuangan avor C9 di Desa/ Kecamatan Kendit yang tak berfungsi sebagaimana mestinya.

    “Saya sampaikan bahwa banjir luapan sungai di Desa Kendit karena tidak mampu menampung debit air, karena air bukan berasal dari sungai tapi berasal dari anak sungai dan saluran irigasi yang berada di sekitar sungai hingga meluap dan terjadi banjir,” kata Kapolsek Kendit Iptu Pol Harsono, Rabu 25 Desember dikutip dari ANTARA.

    Iptu Pol Harsono menegaskan bahwa sungai tidak berfungsi semestinya karena di hulu sungai hingga hilir sejauh 4 kilometer ditanami rumput gajah oleh warga setempat dengan ketinggian 1,5 meter dan ditambah lagi dengan limbah rumah tangga.

    Menurut dia, banjir luapan air sungai itu dari hulu airnya mengalir normal, namun setelah sampai di sungai yang terdapat tanaman rumput gajah aliran air terhambat.

    Rumput gajah yang ditanam oleh warga di desa itu mengalami pendangkalan, dan sungai pembuangan avor C9 yang semestinya kedalamannya mencapai 5 meter mengalami pendangkalan hanya tersisa 2 meter.

    “Kedalaman sungai tersisa 2 meter. Saat musim kemarau air sungai kering dan ditanami rumput gajah di sungai tersebut,” ujar Iptu Pol Harsono.

    Dia juga berharap kepada instansi terkait yang punya kewenangan mengatasi pendangkalan sungai segera melakukan normalisasi sehingga air sungai bisa mengalir normal.

    “Sungai di Desa Kendit ini terjadi pendangkalan, sehingga tidak mampu menampung debit air saat hujan deras di hulu,” kata Harsono.

    Banjir bandang di Desa/ Kecamatan Kendit, terjadi pada Selasa (24/12) sore dan banjir yang membawa material lumpur dan potongan kayu itu menerjang sebanyak 86 rumah warga dan beberapa fasilitas umum seperti jembatan, dan masjid.

    Ketinggian air bercampur lumpur menggenangi jalan raya Desa Kendit mencapai 100 meter, sedangkan yang menggenangi rumah warga setinggi 50 cm

  • Kaleidoskop Sulut 2024: Kampanye Spektakuler Prabowo, Erupsi Hebat Gunung Ruang, Hingga 30 Jam Sulut Tanpa Listrik

    Kaleidoskop Sulut 2024: Kampanye Spektakuler Prabowo, Erupsi Hebat Gunung Ruang, Hingga 30 Jam Sulut Tanpa Listrik

    Liputan6.com, Sitaro – Tahun 2024 hampir berlalu. Ada sejumlah peristiwa penting sekaligus menghebohkan terjadi di Sulut sepanjang tahun ini. Mulai dari kampanye spektakuler Prabowo Subianto di Manado, banjir bandang di Bitung, erupsi hebat Gunung Ruang, hingga puluhan pejabat yang diperiksa aparat Polda Sulut.

    Ada pula viralnya informasi saksi pasangan calon gubernur dan wagub Sulut yang hilang setelah dikeluarjan dari ruang Sidang Pleno KPU Sulut, yang terkini adalah 30 jam listrik padam di Sulut yang berakibat lumpuhnya aktifitas warga. 

    Gunung Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulut, kembali erupsi pada Selasa (30/4/2024) pukul 01.15 Wita. Kali ini lebih dasyat dari letusan yang terjadi 2 pekan sebelumnya.

    Pada erupsi Gunung Ruang kali ini, tinggi kolom letusan teramati mencapai 2.000 meter di atas puncak atau sekitar 2.725 meter di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara.

    Franky, salah satu warga Tagulandang mengataka, saat erupsi terjadi gemuruh kencang disertai hujan batu yang membuat suasana cukup mencekam. Hal ini diperparah dengan listrik padam di wilayah itu.

    “Suasana cukup mencekam. Apalagi terjadi hujan batu di tengah kondisi gelap gulita,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengungkapkan, jumlah kejadian gempa vulkanik dalam dan dangkal yang meningkat signifikan pada 29 April 2024 yang disertai visual hembusan asap kawah. Ini menunjukkan saat ini masih terjadi proses peretakan batuan disertai migrasi magma dari reservoir magma dalam ke permukaan.

    “Kenaikan aktivitas ini dalam berpotensi berkembang menjadi erupsi eksplosif berselingan dengan erupsi efusif aliran lava,” tuturnya.

    Gempa terasa intens terjadi dari pukul 00.15 Wita sampai terjadinya erupsi pukul 01.15 Wita dan terus berlangsung intens.

    “Erupsi terjadi pada pukul 01.15 Wita dengan kolom erupsi kurang lebih 2.000 meter disertai dengan suara gemuruh dan gempa terasa yang intens,” ujarnya.

    Diketahui, Gunung Ruang sempat erupsi pada dua pekan lalu tepatnya Selasa 16 April 2024. Kemudian disusul beberapa kali erupsi yang menyebabkan lebih dari 14 ribu warga terdampak. Sedangkan 6 ribu warga harus mengungsi, dan hingga kini masih berada di pengungsian.

    Gunung Ruang kembali erupsi pada Selasa (30/4/2024), pukul 01.15 Wita. Menurut catatan, gunung setinggi 725 mdpl ini pertama erupsi pada tahun 1808.

    Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan, secara historis Gunung Ruang sangat lazim mengeluarkan awan panas.

    Gunung berjenis stratovolcano ini juga tercatat mengalami rentetan erupsi yang berdampak langsung terhadap kehidupan maupun penghidupan manusia.

    “Ternyata dari historisnya Gunung Ruang ini memang sangat lazim mengeluarkan awan panas. Jadi sudah tepat memang ini daerah berbahaya,” ujar Hendra Gunawan pada, Jumat (3/5/2024).

    Menurut catatan, erupsi Gunung Ruang terjadi pada tahun 1808, 1810, 1840, 1856, 1870, 1871, 1874, 1889, 1904-1905, 1914, 1915, 1918, 1940, 1946, 1949, 2002 dan 2024. Bahkan kejadian erupsi pada tahun 1871 juga memicu terjadinya gelombang tsunami dan memakan korban hingga 400 orang.

    “Ini tercatat sebagai erupsi dengan dampak yang besar bagi warga sekitar,” tuturnya.

    Dia mengungkapkan, erupsi eksplosif terjadi pada 16 April 2024 pukul 21.45 Wita dengan estimasi tinggi kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari puncak gunung api tersebut.

    Kemudian, erupsi eksplosif terjadi kembali pada 17 April 2024 pukul 01.08 Wita dengan ketinggian kolom erupsi diperkirakan mencapai 2.500 meter yang disertai suara gemuruh dan dentuman.

    “Erupsi kembali terjadi pada 17 April 2024 pukul 05.05 Wita yang diperkirakan ketinggian kolom erupsi mencapai 1.800 meter,” tuturnya.

    Wafid mengatakan, kegempaan vulkanik di Gunung Ruang umumnya cenderung rendah dan lebih didominasi oleh gempa tektonik serta diperkirakan pengaruh dari subduksi Sulut dan subduksi ganda di Laut Maluku.

     

  • Rumah Warga Macanmati di Klepu Semarang Diterjang Banjir Bandang, Saat Ini Fokus Bersihkan Lumpur

    Rumah Warga Macanmati di Klepu Semarang Diterjang Banjir Bandang, Saat Ini Fokus Bersihkan Lumpur

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Banjir bandang melanda permukiman warga Dusun Macanmati, Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang pada Rabu (25/12/2024) sore.

    Air diduga berasal dari luapan saluran air di sekitar permukiman saat hujan lebat yang terjadi sejak siang hari.

    Tampak aliran air menggenangi jalan, gang, serta masuk ke rumah warga.

    Warga yang rumahnya terdampak, terpantau saat ini masih membersihkan bagian-bagian rumah dan lingkungan yang terkena lumpur. 

    Warga setempat, Juratmi mengatakan bahwa air mengalir begitu cepat menggenangi rumah dia.

    “Air dari atas langsung turun ke bawah, ada tanggul yang jebol.”

    “Yang terdampak banyak, kamar saya kebanjiran, ada kolam ikan, musala, dan rumah-rumah lain kena derasnya aliran air,” kata dia kepada Tribunjateng.com, Rabu (25/12/2024).

    Sementara itu, Kalakhar BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan mengatakan bahwa pihaknya sedang berupaya melakukan penanganan dan pembersihan jalan dan rumah-rumah yang tergenang air.

    BPBD Kabupaten Semarang juga melibatkan pihak Damkar, perusahaan sekitar, serta warga setempat untuk menangani pagar yang jebol tersebut.

    “Luapan air sempat menghantam sebuah pagar hingga jebol dan ambruk.”

    “Kemudian airnya meluncur ke bawah mengenai rumah-rumah warga,” kata Alexander Gunawan.

    Dia menambahkan, pihaknya belum menginventarisir jumlah rumah yang terdampak lantaran para petugas masih berfokus pada pembersihan lumpur.

    Meskipun demikian, lanjut Alex –sapaan akrabnya–, banjir bandang tersebut tidak berdampak pada kerusakan yang parah.

    “Tidak ada yang fatal, hanya beberapa perabotan tergenang air dan jalan-jalan terkena lumpur,” pungkas dia. (*)

  • “Ada Tanggul Jebol”  Kesaksian Juratmi saat Banjir Bandang di Klepu Kabupaten Semarang

    “Ada Tanggul Jebol” Kesaksian Juratmi saat Banjir Bandang di Klepu Kabupaten Semarang

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Banjir bandang melanda permukiman di Dusun Macanmati, Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Rabu (25/12/2024) sore.

    Air diduga berasal dari luapan saluran air di sekitar permukiman saat hujan lebat yang terjadi sejak siang.

    Tampak aliran air menggenangi jalan, sejumlah gang, serta masuk ke rumah-rumah warga.

    Para warga yang rumahnya terdampak masih membersihkan bagian-bagian rumah dan lingkungan yang terkena lumpur. 

    Seorang warga setempat, Juratmi mengatakan bahwa air mengalir dengan cepat menggenangi rumah dia.

    “Air dari atas langsung turun ke bawah, ada tanggul yang jebol.”

    “Yang terdampak banyak, kamar saya kebanjiran, ada (kolam) ikan, musala, dan rumah-rumah lain kena derasnya aliran air,” kata dia.

    Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan mengatakan bahwa pihaknya sedang berupaya melakukan penanganan dan pembersihan jalan dan rumah-rumah yang tergenang air.

    BPBD Kabupaten Semarang juga melibatkan pihak Damkar, perusahaan sekitar dan juga warga setempat untuk menangani pagar yang jebol tersebut.

    “Luapan air sempat menghantam sebuah pagar hingga jebol dan ambruk, kemudian airnya meluncur ke bawah mengenai rumah-rumah warga,” kata Alexander di lokasi kejadian.

    Dia menambahkan, pihaknya belum menginventarisir jumlah rumah yang terdampak lantaran para petugas masih berfokus pada pembersihan lumpur.

    Meskipun demikian, lanjut Alex, banjir bandang tersebut tidak berdampak pada kerusakan yang parah.

    “Tidak ada yang fatal, hanya beberapa perabotan tergenang air dan jalan-jalan terkena lumpur,” pungkas dia. (*)

  • “Ada Tanggul Jebol”  Kesaksian Juratmi saat Banjir Bandang di Klepu Kabupaten Semarang

    BREAKING NEWS Banjir Bandang Melanda Klepu Kabupaten Semarang Seusai Hujan Lebat

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Banjir bandang melanda permukiman di Dusun Macanmati, Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Rabu (25/12/2024) sore.

    Air diduga berasal dari luapan saluran air di sekitar permukiman saat hujan lebat yang terjadi sejak siang.

    Tampak aliran air menggenangi jalan, sejumlah gang, serta masuk ke rumah-rumah warga.

    Para warga yang rumahnya terdampak masih membersihkan bagian-bagian rumah dan lingkungan yang terkena lumpur. 

    Seorang warga setempat, Juratmi mengatakan bahwa air mengalir dengan cepat menggenangi rumah dia.

    BERSIHKAN LUMPUR – Pemadam kebakaran dan petugas BPBD Kabupaten Semarang membersihkan lumpur dampak dari banjir bandang yang melanda permukiman di Dusun Macanmati, Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Rabu (25/12/2024) sore.

    “Air dari atas langsung turun ke bawah, ada tanggul yang jebol.

    Yang terdampak banyak, kamar saya kebanjiran, ada (kolam) ikan, musala, dan rumah-rumah lain kena derasnya aliran air,” kata dia.

    Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan mengatakan bahwa pihaknya sedang berupaya melakukan penanganan dan pembersihan jalan dan rumah-rumah yang tergenang air.

    BPBD Kabupaten Semarang juga melibatkan pihak Damkar, perusahaan sekitar dan juga warga setempat untuk menangani pagar yang jebol tersebut.

    “Luapan air sempat menghantam sebuah pagar hingga jebol dan ambruk, kemudian airnya meluncur ke bawah mengenai rumah-rumah warga,” kata Alexander di lokasi kejadian.

    Dia menambahkan, pihaknya belum menginventarisir jumlah rumah yang terdampak lantaran para petugas masih berfokus pada pembersihan lumpur.

    Meskipun demikian, lanjut Alex, banjir bandang tersebut tidak berdampak pada kerusakan yang parah.

    “Tidak ada yang fatal, hanya beberapa perabotan tergenang air dan jalan-jalan terkena lumpur,” pungkas dia. (*)

     

  • Banjir Bandang Terjang Puluhan Rumah di Situbondo

    Banjir Bandang Terjang Puluhan Rumah di Situbondo

    Liputan6.com, Situbondo Puluhan rumah dan fasilitas umum di Desa Kendit, Situbondo, diterjang banjir bandang setelah wilayah tersebut diguyur hujan lebat.

    Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbpondo, Sruwi Hartanto, ada sekitar 86 rumah warga di Desa Kendit, terdampak banjir bandang tersebut.

    “Banjir bandang ini berawal dari hujan deras sekitar pukul 12.00 WIB Selasa (24/12/2024) di Desa Tambak Ukir dan Desa Rajekwesi, sehingga sungai pembuangan avor C9 meluap,” ujar Sruwi, Rabu (25/12/2024).

    Kata dia, luapan air sungai itu, menerjang ke pemukiman penduduk di sekitar pinggir sungai dan menggenangi jalan Desa Kendit menuju ke Desa Tambak Ukir setinggi 100 cm.

    Banjir bandang mulai berangsur surut sekitar pukul 15.00 WIB dan petugas BPBD serta instansi terkait lainnya bersama masyarakat mulai membersihkan lumpur dan sampah potongan kayu kecil.

    “Sampai saat ini petugas BPBD, TNI/Polri, Tagana, Pramuka serta pemangku kepentingan lainnya masih kerja bakti membersihkan lumpur dan sampah serta kayu yang terbawa banjir di jalan desa maupun ke rumah warga,” dia menjelaskan.

    Sruwi menambahkan banjir bandang juga mengakibatkan berbagai fasilitas umum rusak, seperti pagar salah satu masjid di desa itu roboh dan pagar salah satu TK.

    “Selain fasilitas umum dan rumah warga, banjir luapan air sungai yang membawa material lumpur dan kayu kecil  juga menggengi sawah sekitar 5 hektare,” tuturnya.

  • Prabowo Apresiasi Gerak Cepat Pemerintah Dalam Penanganan Bencana

    Prabowo Apresiasi Gerak Cepat Pemerintah Dalam Penanganan Bencana

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi kepada pemerintah yang mampu memberikan gerak cepat dalam penanganan bencana di dalam negeri.

    Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden atau Presidential Communication Office (PCO) Adita Irawati mengatakan bahwa pemerintah terus hadir di tengah Indonesia yang kembali menghadapi runtutan bencana alam yang menimbulkan korban dan kerugian signifikan bagi masyarakat.

    Dalam periode 1 November hingga 13 Desember 2024 saja, telah terjadi bencana seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan erupsi gunung berapi di lebih dari 50 wilayah.

    Tercatat beberapa bencana yang cukup besar seperti banjir bandang di Sukabumi dan Cianjur, erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki di Nusa Tenggara Timur dan enam wilayah lain, gempa bumi di 10 wilayah dengan skala rendah dan bencana-bencana lainnya.

    “Presiden telah memberi apresiasi atas penanganan bencana, khususnya di Gunung Lewotobi, saat Sidang Kabinet Paripurna. Hal ini menunjukkan kepedulian beliau terhadap aksi gerak cepat tanggap darurat untuk membantu masyarakat yang terdampak,” ujar Adita kepada wartawan, Selasa (24/12/2024).

    Adita menjelaskan bahwa pemerintah telah bergerak cepat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kementerian/lembaga terkait, TNI dan Polri serta pemerintah daerah untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak.

    Perlu menjadi perhatian, kata Adita, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, telah menyampaikan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan akan terus terjadi hingga Maret-April 2025 akibat fenomena La Nina lemah yang meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen.

    Asta Cita dan Visi Indonesia Maju yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan solidaritas dalam menghadapi bencana.

    Dia melanjutkan bahwa tiga pesan utama Presiden Prabowo terkait bencana alam dan penanganannya.

    Pertama, Presiden Ke-8 RI itu menekankan pentingnya “negara hadir”, sigap, gesit dalam merespons bencana alam, memberikan tanggap darurat yang cepat dan tepat.

    Menurutnya, Prabowo mengakui, tenaga terlatih Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas Nasional dan Daerah) dan Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai first responders telah menunjukkan kapasitas yang unggul.

    “Koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk merespons bencana sudah terjadi dalam waktu singkat, namun tetap efektif,” kata Adita.

    Kedua, orang nomor satu di Indonesia itu, kata ADita, ingin pembangunan infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan seperti gedung, jalan, kantor pemerintahan dan infrastruktur lainnya yang kuat dan tahan bencana penting untuk mengurangi dampak bencana.

    “Termasuk penggunaan teknologi. Hadirnya sistem peringatan dini, peta bencana digital buatan BNPB, dan prakiraan juga modifikasi cuaca oleh BMKG, sangat penting memperkaya dan memutakhirkan rencana kontinjensi,” tandas Adita.

  • Puluhan Rumah Huntap Korban Banjir Bandang Kalibaru Banyuwangi Diresmikan

    Puluhan Rumah Huntap Korban Banjir Bandang Kalibaru Banyuwangi Diresmikan

    Liputan6.com, Banyuwangi – Sebanyak 66 unit rumah hunian tetap (huntap) bagi korban banjir bandang di Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi telah selesai dibangun. Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, meresmikan hunian tetap tersebut didampingi Bupati Ipuk Fiestiandani, Senin (23/12/2024).  “Semoga huntap yang kita siapkan ini bisa menjadi tempat tinggal yang nyaman dan membawa berkah untuk semuanya,” ujar Pj. Gubernur Adhy.

    Puluhan unit rumah pengganti itu dibangun di petak lahan seluas 1,17 hektare lahan milik PTPN I regional 5 yang telah dibeli oleh Pemprov Jatim untuk warga korban banjir Kalibaru Wetan Banyuwangi. Lokasi hunian relokasi itu cukup ideal karena berada di wilayah perkampungan setempat sehingga relatif dekat dengan hunian awal warga yang rusak akibat banjir bandang akhir 2022 lalu.

    “Bukan hanya rumah saja yang kita sediakan, tapi juga kita fasilitasi sertifikat kepemilikannya. Saya sudah minta kepala BPN Jatim untuk mempercepat proses penerbitan sertifikat. Semoga Januari 2025 sudah bisa diserahkan. Intinya di setiap kejadian bencana, pemerintah hadir tidak hanya ketika kesiapsiagaan tapi hingga pasca recovery-nya,” tegas Pj Gubernur Jatim.

    Dia menjelaskan, pembangunan rumah hunian tetap tersebut merupakan kolaborasi antara Pemprov Jatim dan Pemkab Banyuwangi. “Pembangunan rumah didanai oleh anggaran Pemprov. Sementara sarana-prasarananya dilengkapi oleh Pemkab Banyuwangi. Memang saat ini masih perlu penyempurnaan, InshaAllah akan dilanjutkan tahun 2025,” ujar Adhy.  

    Puluhan unit huntap tersebut dibangun dengan ukuran 5 meter x 6 meter. Masing-masing rumah sudah berdiri dan terpasang berbagai fasilitas dasarnya. Seperti jaringan listrik, air bersih, drainase, serta akses jalan yang sudah di-paving block. “Ke depan ini akan kami bentuk seperti komplek perumahan yang sudah bagus. Dilengkapi fasilitas olah raga hingga pemberdayaan ekonominya. Sehingga kita tidak sekadar pemindahkan penduduk namun juga kita pastikan kesejahteraannya,” kata dia.

    Adhy lalu berpesan agar para korban banjir bandang Desa Kalibaru segera menempati huntap yang telah disediakan. Dia juga mewanti-wanti agar mereka tidak lagi menempati rumah lama yang berada di daerah rawan tersebut. “Kalau sudah masuk zona merah jangan ditempati. Segera tinggalkan agar tidak sampai jatuh korban,” pesan dia.

    Sementara itu, Bupati Ipuk berterima kasih kepada Pemprov Jatim atas terbangunnya rumah hunian tetap tersebut. Ia mengajak warga setempat untuk merawat dan menjaga hunian tetap yang telah diberikan. “Mudah-mudahan rumah ini jadi tempat tinggal baru yang membawa kebahagiaan bagi penghuninya. Lokasinya juga ideal, tidak dekat dengan aliran sungai,” ujar Ipuk.

  • Banjir Bandang di Kediri, Warga: Seperti Air Bah

    Banjir Bandang di Kediri, Warga: Seperti Air Bah

    Kediri, Beritasatu.com – Banjir bandang menerjang sejumlah rumah warga di Desa Tiron, Kecamatan Bayakan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Warga menyebut banjir bandang yang datang secara tiba-tiba seperti air bah.

    Banjir bandang menerjang sejumlah rumah warga di Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Akibat banjir bandang, membuat sejumlah rumah rusak dan barang-barang milik warga hanyut.

    Petugas gabungan mencatat setidaknya akibat banjir bandang di Kediri itu, ada sebanyak 26 rumah yang terdampak mengalami kerusakan di wilayah Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, tersebut. 

    “Yang rusak berat ada sekitar enam rumah, sedangkan rumah yang lain rusak ringan,” kata Kalaksa BPBD Kabupaten Kediri Stefanus Djoko Sukrisno kepada awak media, Senin (23/12/2024).

    Banjir bandang di Kediri yang terjadi sejak pukul 15.00 WIB, Minggu (22/12/2024), BPBD Kabupaten Kediri langsung melakukan penanganan di tempat kejadian. Posko kebencanaan dan dapur umum pun disediakan BPBD Kabupaten Kediri telah disediakan bagi warga yang ingin mengungsi.

    Hingga kondisi terakhir, banjir bandar yang berasal dari luapan sungai di dua kecamatan ini sudah surut dan berlanjut pembersihan rumah warga.

    Sementara itu, Kepala Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, Inna Rahayu, menyampaikan, tidak ada korban jiwa akan kejadian banjir ini. Namun, sejumlah rumah warga mengalami rusak berat seperti bagian dapur ikut hanyut derasnya banjir luapan. Sejumlah barang-barang berharga seperti elektronik dna lain sebagainya sebagian hanyut terseret arus. 

    “Tiba-tiba seperti air bah itu masuk ke rumah. Jadi banyak pintu-pintu itu yang jebol kaca-kaca yang pecah barang-barang berserakan. Jadi warga itu hampir tidak sempat menyelamatkan barang-barang pentingnya,” ungkapnya, menjelaskan kronologi kejadian banjir bandang di Kediri.