Topik: Banjir Bandang

  • Jembatan Putus, Puluhan Siswa di Sukabumi Nekat Menerjang Arus Sungai Menuju Sekolah

    Jembatan Putus, Puluhan Siswa di Sukabumi Nekat Menerjang Arus Sungai Menuju Sekolah

    Liputan6.com, Sukabumi – Kondisi memprihatinkan dialami para siswa SD dan SMP yang terpaksa melintasi derasnya arus sungai Cikarang dari rumahnya di Kecamatan Waluran menuju Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi akibat jembatan putus.

    Jembatan sepanjang 30 meter penghubung dua kecamatan ini hancur akibat banjir bandang yang terjadi pada 4 Desember 2024 lalu. Para siswa seberangi sungai yang hendak menuju ke sekolah terpaksa membuka sepatu mereka agar tidak basah.

    Hal itu diungkapkan salah seorang pelajar SD Negeri Cijambe, Zahra Aulia (11). Dirinya terpaksa melawan rasa takut setiap kali melintasi arus sungai yang harus ditempuh untuk menuju sekolah, meskipun ditemani orang tuanya.

    Zahra berharap jembatan gantung Bojong Koneng ini bisa kembali dibangun agar tak lagi harus berjibaku dengan derasnya arus sungai.

    “Kalau dibilang takut ya takut sih, kalau muter jauh paling dekat di sini. Iya, dibantu orangtua, kalau airnya besar dipegangin. Penginnya jembatannya bagus, jadi enggak basah-basahan lagi, biar semangat, jembatannya dibangun, kalau airnya besar bajunya jadi basah,” ungkap Zahra, pada Rabu (8/1/2025).

    Tak hanya para siswa, warga yang hendak beraktivitas bertani dan berladang juga terpaksa harus menerjang derasnya arus sungai.

    “Soalnya saya memerlukan, anak saya setiap hari kan melintas jembatan ini, karena kemarin ada bencana air meluap, karena banjir jembatan putus. Khawatirlah, karena anak saya setiap hari melintas kan, mengganggu aktivitas saya sebagai petani jadi harus nganter anak dulu,” ungkap Nuryani, warga Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran.

  • Di Atas Gunung Muncul Tanda Kiamat, Pertama dalam 4.000 Tahun

    Di Atas Gunung Muncul Tanda Kiamat, Pertama dalam 4.000 Tahun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian menemukan fenomena yang disebabkan oleh perubahan iklim. Hal itu terjadi di Tibet, saat permukaan sebuah danau Siling naik dan meluap ke danau garam yang ada di dekatnya, Bange.

    Fenomena ini disebut baru pertama kali terjadi dalam lebih dari 4.000 tahun. Penyatuan dua danau itu akan berdampak signifikan bagi mereka yang tinggal di dekatnya.

    Lei Yanbin dari Institute of Tibetan Plateau Research di Chinese Academy of Sciences menjelaskan Siling berkembang dalam dua dekade terakhir. Danau itu memiliki luar 1.640 km persegi pada 1970, namun 2023 makin meluas menjadi 2.445 km persegi.

    Siling dan Bange menjadi dua danau yang terpisah dan tidak memiliki hubungan hidrologis sejak 4.000 tahun lalu. Namun kemungkinannya sudah ada sejak 8.200 tahun lalu, saat gletser mencair dan permukaan air laut naik.

    “Walaupun permukaan air Danau Bange menurun sekitar 1 meter selama dekade terakhir, permukaan air Danau Siling meningkat hingga 4 meter,” tulis Lei, demikian dikutip dari South China Morning Post.

    Meluapnya Siling terjadi pada September 2023 yang membuat jalan provinsi terputus. Terdapat saluran selebar 200 meter dan dalamnya hampir 2 meter.

    “Banjir bandang akan menyebabkan perluasan Bange yang cepat,” kata Lei dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh lembaga tersebut.

    Ternyata Bange juga kian meluas dalam waktu sebulan setelah luapan terjadi. Data satelit memaparkan luasnya bertambah 10 persen.

    Kenaikan muka air yang terjadi selama 20 tahun terakhir jadi penyebab luapan. Bahkan dalam 25 tahun (1998-2023), mula air naik lebih dari 13 meter.

    Perubahan iklim, Lei menjelaskan juga menjadi penyebab fenomena ini terjadi. Tercatat pada 1970 hingga 2014 suhu tahunan rata-rata di Tibet meningkat 0,35 derajat Celcius per dekade, atau dua kali lipat rata-rata global.

    “Disertai dengan ketidakseimbangan yang nyata dalam pola presipitasi, dengan peningkatan di bagian dalam dataran tinggi dan penurunan di tepi selatan dan timurnya,” kata Lei.

    Fenomena ini bakal terus terjadi. Para ilmuwan menggunakan pemodelan dan mengungkapkan permukaan Siling naik hingga 16.8 meter pada 2100 mendatang.

    Bukan hanya itu, para peneliti memprediksi luapan terus terjadi. Bahkan Siling dan Bange bakal menyatu pada 2030 mendatang.

    Lei mengingatkan perubahan akan berdampak pada mereka yang berada di dekat danau. Jadi pihak berwenang diminta mengidentifikasi potensi bahaya dari fenomena perubahan iklim itu.

    (dem/dem)

  • Hampir Rampung, Begini Potret Huntap untuk Korban Banjir Rua

    Hampir Rampung, Begini Potret Huntap untuk Korban Banjir Rua

    Foto Bisnis

    Antara Foto/Andri Saputra – detikFinance

    Senin, 06 Jan 2025 07:00 WIB

    Ternate – Pembangunan rumah hunian tetap (huntap) untuk korban banjir bandang di Rua, Ternate, sudah hampir rampung. Saat ini progres pembangunan mencapai 99 persen.

  • Banjir Terjang Kawasan Tambang Nikel SAP Morowali Utara, BPBD Masih Data Dampak Bencana

    Banjir Terjang Kawasan Tambang Nikel SAP Morowali Utara, BPBD Masih Data Dampak Bencana

    PALU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyatakan bahwa tim reaksi cepat (TRC) masih melakukan asesmen dampak banjir bandang yang melanda kawasan pertambangan di Kabupaten Morowali Utara (Morut).

    “Saat ini tim sedang melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan TRC BPBD Kabupaten Morowali Utara. Situasi terkini hujan belum redah,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andi Sembiring dilansir ANTARA, Sabtu, 4 Januari.

    Berdasarkan laporan, banjir terjadi di kawasan industri pertambangan nikel milik PT Surya Amindo Perkasa di Desa Ganda Ganda, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara.

    Peristiwa itu terjadi pada Jumat (3/1) dipicu hujan lebat yang mengguyur kabupaten tersebut dengan intensitas cukup lama. 

    “Informasi yang kami terima tiga orang mengalami luka ringan dan satu orang dilaporkan meninggal,” ujarnya.

    Menurut laporan BPBD Sulawesi Tengah, dampak banjir merusak camp/selter di kawasan perusahaan dan para pekerja menyelamatkan diri ke tempat yang aman.

    “Sampai tadi pagi tidak ada rumah warga terdampak, Informasi sementara seperti itu,” ucapnya.

    Saat ini pihak BPBD Morowali Utara terus melakukan pendataan terhadap warga yang mengungsi maupun kebutuhan mendesak yang diperlukan.

    Dilaporkan sebagian besar wilayah di Morowali Utara masih diguyur hujan, oleh karena itu BPBD mengimbau warga tetap waspada, terutama warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai maupun lereng gunung, termasuk wilayah-wilayah yang memiliki riwayat banjir bandang.

    “Kami terus memantau situasi di lapangan. Kami berharap masyarakat lebih memperkuat mitigasi secara mandiri,” kata Andi.

  • Banjir Landa Ende, Polsek Maukaro dan Rumah Warga Tergenang Air
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Januari 2025

    Banjir Landa Ende, Polsek Maukaro dan Rumah Warga Tergenang Air Regional 2 Januari 2025

    Banjir Landa Ende, Polsek Maukaro dan Rumah Warga Tergenang Air
    Tim Redaksi
    ENDE, KOMPAS.com

    Banjir bandang
    melanda
    Desa Kebirangga
    , Kecamatan Maukaro, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Rabu (1/1/2025).
    Banjir disebabkan oleh luapan air kali dari Dusun Balenggo, Desa Magekapa. Akibatnya, Mako Polsek Maukaro, serta sejumlah rumah warga Dusun Nioniba dan Maukaro terendam.
    “Banjir dipicu curah hujan yang tinggi sejak Rabu pukul 10.00 WITA pagi dan luapan air kali dari Dusun Balenggo, Desa Magekapa,” demikian disampaikan Kasubsi PIDM Sihumas Polres Ende,
    Ipda Heru Sutaban
    saat dihubungi, Kamis (2/1/2024).
    Menurut Heru,
    banjir bandang
    juga menggenangi areal persawahan serta jalur lintas utara Flores.
    Tidak menutup kemungkinan luapan air kali masih meningkat, mengingat sampai saat ini wilayah Maukaro masih diguyur hujan.
    Pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mengimbau warga agar selalu waspada.
    Hal senada disampaikan Kapolsek Maukaro, Ipda Albert Rihi Dara. Dia mengimbau warga untuk tetap waspada dan berhati-hati saat beraktivitas.
    “Bila kondisi sudah tidak memungkinkan untuk tinggal, agar mengungsi ke tempat yang lebih aman,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Bandang Terjang Aceh Tenggara, Akses Jalan Kutacane-Medan Terputus

    Banjir Bandang Terjang Aceh Tenggara, Akses Jalan Kutacane-Medan Terputus

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Hujan deras yang mengguyur sejak beberapa hari terakhir mengakibatkan bencana banjir bandang di Aceh Tenggara. Peristiwa ini terjadi di beberapa desa yang tersebar di empat kecamatan, menyebabkan ratusan rumah warga terendam.

    Berdasarkan data dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Aceh Tenggara, sebelumnya pada Minggu (29/12/2024) malam sempat terjadi banjir yang melanda 11 desa di empat kecamatan. Namun, setelah itu banjir bandang di Aceh Tenggara terjadi pada Senin (30/12/2024). 

    Kepala BPBD Aceh Tenggara Teuku Nara Setia mengatakan beberapa desa yang terdampak paling parah antara lain Desa Kuning-I, Desa Pinding, Desa Lawe Sagu, dan Desa Suka Makmur.

    “Selain merendam rumah warga, bencana banjir bandang di Aceh Tenggara ini juga mengakibatkan terputusnya akses jalan utama Kutacane-Medan akibat tertimbun material banjir bandang,” kata Teuku Nara, Selasa (31/12/2024).

    Saat ini, BPBD Kabupaten Aceh Tenggara tengah melakukan pendataan dan mengkaji dampak bencana banjir bandang ini.

    “Tim relawan juga telah diterjunkan untuk membantu warga yang terdampak,” tambah Teuku Nara.

  • Terima Laporan Relawan, Bupati Hendy Ingin Kondisi Lereng Raung Dicek

    Terima Laporan Relawan, Bupati Hendy Ingin Kondisi Lereng Raung Dicek

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto ingin kondisi lereng Gunung Raung di Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Jawa Timur, dicek setelah terjadinya banjir bandang di beberapa desa awal pekan ini.

    “Di Desa Jambearum, teman-teman (Yayasan) Ben Sromben (Indonesia) menyampaikan ada material hutan yang terbawa arus air sungai saat hujan berintensitas tinggi terjadi di kaki Gunung Raung,” kata Hendy, Sabtu (28/12/2024).

    Aliran sungai dadakan muncul di Dusun Krajan yang biasa disebut aliran sungai kolbuk. “Aliran sungai kolbuk ini maksudnya datang sesaat, aliran air yang terbuka dan sangat berbahaya dengan membawa material kayu dari atas,” kata Hendy.

    Hendy segera berkoordinasi dengan Perhutani untuk melihat peta di kaki Gunung Raung. “Sungai kolbuk ini menurut teman-teman yang sudah mengecek lokasi adalah bekas rawa. Kalau sudah seperti ini wajib diantisipasi masyarakat sekitar agar jangan sampai menggunakan bantaran bekas rawa itu,” katanya. Apalagi beberapa hari lalu ada erupsi di Gunung Raung.

    Pemerintah Kabupaten Jember menurunkan alat-alat berat untuk melakukan pengerukan sedimen. “Ke depannya kami akan memberikan peringatan setelah dapat data dari Perhutani. Kalau memang di sana betul-betul bantaran sungai atau aliran, maka mereka (warga) tidak boleh menempati lahan tersebut,” kata Hendy.

    Sementara itu, Ketua Yayasan Ben Sromben Indonesia Maya Cendrawasih memperoleh informasi banyak pohon rimba yang dipotong rapi seperti digergaji di lereng gunung di Desa Jambearum. “Tapi kami butuh (kamera) drone untuk memastikan titik koordinatnya di mana,” katanya.

    Banjir di Sumberjambe berbeda dengan banjir di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo. “Kalau di Wonoasri ini bencana banjir tahunan,” kata Maya. Posisi daerah yang terkena banjir genangan memang lebih rendah dari daerah-daerah sekitarnya sehingga berbentuk seperti mangkuk. [wir]

  • Ngeri! Ini Sederet Bencana Akibat Perubahan Iklim Sepanjang 2024

    Ngeri! Ini Sederet Bencana Akibat Perubahan Iklim Sepanjang 2024

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hampir seluruh wilayah di planet Bumi mengalami dampak dahsyat berbagai bencana akibat perubahan iklim sepanjang tahun 2024.

    Tahun ini adalah tahun terpanas dalam sejarah, dengan suhu yang memecahkan rekor di atmosfer dan lautan bertindak seperti bahan bakar untuk cuaca ekstrem di seluruh dunia.

    World Weather Attribution, pakar tentang bagaimana pemanasan global mempengaruhi peristiwa ekstrem, mengatakan hampir setiap bencana yang mereka analisis selama 12 bulan terakhir diperparah oleh perubahan iklim.

    “Dampak pemanasan bahan bakar fosil tidak pernah lebih jelas atau lebih dahsyat daripada tahun 2024. Kita hidup di era baru yang berbahaya,” kata ilmuwan iklim Friederike Otto, yang memimpin jaringan WWA, seperti dikutip AFP, Jumat (27/12/2024).

    Suhu Panas Ekstrim

    Pada Juni 2024, lebih dari 1.300 orang meninggal selama ibadah haji di Arab Saudi akibat suhu panas yang mencapai 51,8 derajat Celsius (125 derajat Fahrenheit).

    Panas ekstrem, yang terkadang dijuluki ‘pembunuh diam-diam’, juga terbukti mematikan di Thailand, India, dan Amerika Serikat.

    Kondisi di Meksiko sangat ekstrem sehingga monyet howler jatuh mati dari pohon, sementara Pakistan membuat jutaan anak-anak tetap di rumah saat suhu udara naik di atas 50 derajat Celsius.

    Yunani mencatat gelombang panas paling awal yang pernah terjadi di awal musim panas, yang menjadi terpanas di Eropa. Negara ini memaksa penutupan Acropolis dan mengalami kebakaran hutan yang mengerikan.

    Banjir Bandang

    Perubahan iklim bukan hanya suhu yang sangat panas. Lautan yang lebih hangat berarti penguapan yang lebih tinggi, dan udara yang lebih hangat menyerap lebih banyak uap air, resep yang tidak stabil untuk hujan lebat.

    Pada April, Uni Emirat Arab menerima hujan selama dua tahun hanya dalam satu hari, mengubah sebagian negara gurun itu menjadi laut, dan melumpuhkan bandara internasional Dubai.

    Kenya baru saja keluar dari kekeringan yang terjadi sekali dalam satu generasi ketika banjir terburuk dalam beberapa dekade mendatangkan bencana berturut-turut bagi negara Afrika Timur itu.

    Empat juta orang membutuhkan bantuan setelah banjir bersejarah menewaskan lebih dari 1.500 orang di Afrika Barat dan Tengah. Eropa, terutama Spanyol, juga mengalami hujan lebat yang menyebabkan banjir bandang yang mematikan.

    Afghanistan, Rusia, Brasil, China, Nepal, Uganda, India, Somalia, Pakistan, Burundi, dan Amerika Serikat termasuk di antara negara-negara lain yang mengalami banjir pada tahun 2024.

    Badai Siklon Tropis

    Permukaan laut yang lebih hangat menyalurkan energi ke siklon tropis saat mereka bergerak menuju daratan, menimbulkan angin kencang dan potensi kerusakannya.

    Badai besar menghantam Amerika Serikat dan Karibia, terutama Milton, Beryl, dan Helene, dalam musim badai di atas rata-rata tahun 2024.

    Filipina mengalami enam badai besar pada November saja, hanya dua bulan setelah mengalami Topan Yagi saat melanda Asia Tenggara.

    Pada Desember, para ilmuwan mengatakan pemanasan global telah membantu mengintensifkan Siklon Chino menjadi badai Kategori 4 saat bertabrakan langsung dengan Mayotte, menghancurkan wilayah termiskin di seberang lautan Prancis.

    Kekeringan dan Kebakaran Hutan

    Beberapa wilayah mungkin lebih basah karena perubahan iklim mengubah pola curah hujan, tetapi yang lain menjadi lebih kering dan lebih rentan terhadap kekeringan.

    Amerika mengalami kekeringan parah pada tahun 2024 dan kebakaran hutan membakar jutaan hektar di Amerika Serikat bagian barat, Kanada, dan lembah Amazon, yang biasanya merupakan salah satu tempat terbasah di Bumi.

    Antara Januari dan September, lebih dari 400.000 kebakaran tercatat di seluruh Amerika Selatan, menyelimuti benua itu dengan asap yang menyesakkan.

    Program Pangan Dunia pada Desember mengatakan 26 juta orang di seluruh Afrika bagian selatan berisiko kelaparan karena kekeringan selama berbulan-bulan melanda wilayah miskin tersebut.

    Dampak Ekonomi

    Cuaca ekstrem menelan korban ribuan jiwa pada tahun 2024 dan menyebabkan banyak orang lainnya hidup dalam kemiskinan yang parah. Dampak jangka panjang dari bencana tersebut tidak mungkin dihitung.

    Dalam hal kerugian ekonomi, raksasa reasuransi yang berkantor pusat di Zurich, Swiss Re, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan awal Desember, memperkirakan tagihan kerusakan global sebesar US$310 miliar.

    Menurut perusahaan tersebut, banjir di Eropa, khususnya di provinsi Valencia di Spanyol, tempat lebih dari 200 orang meninggal pada Oktober, dan badai Helene dan Milton meningkatkan biaya.

    Hingga 1 November, Amerika Serikat telah mengalami 24 bencana cuaca pada tahun 2024 dengan kerugian masing-masing melebihi US$1 miliar, menurut data pemerintah.

    Kekeringan di Brasil menyebabkan kerugian bagi sektor pertaniannya sebesar US$2,7 miliar antara Juni dan Agustus. Sementara, kata sebuah badan industri, “tantangan iklim” mendorong produksi anggur global ke level terendah sejak 1961.

    (pgr/pgr)

  • Jaringan Pipa Rusak Akibat Banjir Bandang, Ratusan Warga Sumberjambe Jember Krisis Air Bersih

    Jaringan Pipa Rusak Akibat Banjir Bandang, Ratusan Warga Sumberjambe Jember Krisis Air Bersih

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

    TRIBUNJATIM.COM, JEMBER– Ratusan warga Desa Jambesari dan Desa Pringgondani, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Jawa Timur mengalami krisis air bersih.

    Hal tersebut akibat , banjir bandang di dua Desa Jember Utara ini pada 22 Desember 2024 lalu, membuat fasilitas bak penampungan air dan jaringan pipa rusak, yang sekarang sedang diperbaiki oleh warga setempat.

    Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Jember, Mamang Pratidina mengaku bersama BPBD telah mengirimkan air bersih kepada warga yang terdampak bencana itu, di beberapa titik kawasan dua desa tersebut.

    “Menopang suplai BPBD tersebut, Tim WASH (Water Sanitasion and Hygiene) Promotion PMI Jember menambah empat tandon air dengan kapasitas 4.800 liter air,” ujarnya, Jumat (27/12/2024).

    Menurutnya, ribuan liter air bersih ini ditempatkan di 4 titik di Desa Jambesari dan Desa Pringgondani, Kecamatan Sumberjambe.  Katanya, untuk 400 kepala Keluarga (KK).

    “Tandon tersebut ditempatkan di 4 titik desa dengan asumsi mampu melayani 400 KK di dusun Karang Sampurna, Desa Jambesari,” kata Mamang.

    Mamang menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga. PMI menggandeng Perusahaan Umum Air Minum (Perumdam) Tirta Pandalungan Jember.

    “Tandon dan penempatannya dari PMI, airmya dari PDAM Jember,” ulasnya.

    Dia bilang, pendistribusian air bersih di kawasan daerah Gunung Raung itu akan dilakukan selama 14 hari. Agar kebutuhan mineral warga setempat tetap terpenuhi.

    “Bantuan air bersih ini akan dilakukan selama 14 hari. Tapi bila dirasa masih dibutuhkan, penempatan tandon air dan suplai airnya akan diperpanjang,” tutur Mamang

  • Banjir Bandang Sebabkan Jembatan Hanyut dan Ratusan Warga Terisolasi

    Banjir Bandang Sebabkan Jembatan Hanyut dan Ratusan Warga Terisolasi

    Liputan6.com, Situbondo – Banjir bandang yang menerjang ratusan rumah di dua desa di Situbondo, pada Selasa (24/12/2024) mengakibatkan jembatan antar dusun rusak dan hanyut. Akibatnya, sekitar 500 jiwa di dua dusun terisolasi.

    Jembatan penghubung dua dusun yakni Dusun Tambak Ukir Barat dan Dusun Bringin, Desa Tambak Ukir, merupakan akses satu-satunya bagi ratusan warga dua dusun tersebut hanyut dihantam banjir bandang.

    “Jembatan yang hanyut akibat banjir bandang ini merupakan akses satu-satunya bagi warga Dusun Tambak Ukir Barat dan Dusun Bringin, dan tentunya aktivitas perekonomian juga lumpuh,” ujar Kepala Dusun Tambak Ukir Barat Alfin Jumat (27/12/2024)

    Kata dia, sebelum terjadi banjir bandang hujan dengan intensitas tinggi terjadi di wilayah itu sekitar 1 jam dan debit air di sungai tersebut mencapai setinggi 150 cm dan menerjang jembatan hingga hanyut.

    Menurutnya, selama ini di sungai tersebut tidak pernah setinggi pada tahun ini jika terjadi hujan. Biasanya jika terjadi hujan deras ketinggian air sungai maksimal 50 sentimeter.

    “Tapi banjir bandang Selasa kemarin bahkan mencapai 150 sentimeter jembatan langsung jebol dan hanyut,” paparnya.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo mencatat ada sebanyak 220 rumah warga terdampak banjir bandang, yakni di Desa Tambak ukir dan Desa Kendit, Kecamatan Kendit, Situbondo.

    Selain itu, banjir bandang yang membawa material lumpur dan potongan kayu dan ranting itu juga merusak fasilitas umum, seperti masjid dan salah satu sekolah TK di Desa Kendit, serta tiga jembatan hanyut terbawa banjir bandang.

    Pemerintah daerah setempat telah mendirikan dapur umum untuk menyediakan nasi siap santap bagi warga terdampak banjir bandang karena tidak bias beraktivitas seperti biasanya setelah di dua desa itu diterjang banjir bandang.