Pria di Sumbawa Hilang Terseret Banjir Bandang Saat Pulang dari Sawah
Tim Redaksi
SUMBAWA, KOMPAS.com
– Seorang pria bernama Biden (40) terseret
banjir bandang
saat menyebrangi sungai pada Sabtu (18/1/2025) menjelang maghrib.
Warga
Desa Baturotok
, Kecamatan Batulanteh, Kabupaten
Sumbawa
, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut terseret banjir bandang yang tiba-tiba datang di sungai saat korban pulang dari sawah.
Korban yang terseret arus banjir ini hilang.
Warga sudah melakukan pencarian dan hingga kini belum ditemukan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa, melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Rusdianto, membenarkan peristiwa tersebut.
“Benar, korban terseret arus banjir bandang saat pulang dari sawah berdasarkan laporan dari kepala
desa Baturotok
,” kata Rusdianto saat dikonfirmasi pada Sabtu malam.
Ia menjelaskan kronologi kejadian.
Pukul 18.00 Wita, korban hendak pulang ke rumahnya di Desa Baturotok setelah beraktivitas di sawah.
Selanjutnya, korban bersama dengan saksi menyeberangi sungai Desa Baturotok, namun posisi air sungai saat itu sedikit meluap dari biasanya karena hujan dengan intensitas tinggi.
Nahas, tiba-tiba banjir bandang menerjang korban yang saat itu berada di tengah sungai.
Akibatnya, korban terhempas dan terbawa oleh arus banjir bandang.
Warga berusaha mencari keberadaan korban dengan menyusuri aliran sungai, namun hingga malam ini tidak berhasil ditemukan.
Pencarian menyulitkan karena malam hari penerangan terbatas.
“Pencarian korban akan dilanjutkan besok. Kami juga akan ke lokasi besok pagi karena letak desa ini cukup sulit diakses pada musim hujan seperti sekarang,” jelas Rusdianto.
Desa Baturotok masih termasuk wilayah terpencil dan sulit diakses karena kondisi jalan yang belum beraspal.
Letaknya berada di wilayah hutan lindung pegunungan Batulanteh.
Ia mengimbau warga untuk berhati-hati apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan berpotensi banjir bandang.
“Mohon warga berhati-hati agar tidak melewati wilayah berisiko seperti aliran sungai jika intensitas hujan tinggi, demi keselamatan bersama,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir Bandang
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5098092/original/032444100_1737117961-20250117_193902.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir Bandang Terjang Bandar Lampung, 1 Orang Dilaporkan Hilang, Sejumlah Kendaraan Hanyut
Liputan6.com, Lampung – Hujan deras yang mengguyur Kota Bandar Lampung sejak Jumat (17/1/2025) pukul 15.00 hingga 19.22 WIB mengakibatkan banjir besar melanda sejumlah wilayah. Bahkan, derasnya arus banjir menghanyutkan minibus, sepeda motor, jembatan, hingga kapal nelayan.
Kasie Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Raden Inten II, Rudi Harianto, mengungkapkan curah hujan telah mencapai 97,4 mm dan diprediksi terus meningkat.
“Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan masih akan berlangsung hingga dua jam ke depan,” kata Rudi, Jumat (17/1/2025).
Dia meminta, warga untuk melaporkan kondisi rumah yang terendam banjir kepada BPBD Kota Bandar Lampung untuk penanganan lebih lanjut.
“Hindari aktivitas di luar ruangan kecuali mendesak. Simpan barang berharga di tempat tinggi untuk meminimalkan kerusakan,” terangnya.
Sejumlah pemukiman di Kecamatan Panjang, Rajabasa, Tanjung Karang Timur, Tanjung Karang Pusat, Sukarame, Kedaton, dan Teluk Betung Selatan dilaporkan terendam air hingga setinggi pinggang orang dewasa. Video yang beredar di media sosial menunjukkan banjir menggenangi jalan protokol dan menjebak kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kepala BPBD Bandar Lampung, Wakhidi, membenarkan kondisi ini. “Banyak titik yang sudah kita datangi. Saat ini, tim kami masih mendata wilayah terdampak dan melakukan penanganan di lapangan,” ujar Wakhidi kepada Liputan6.com.
Sementara itu, seorang warga dilaporkan hilang setelah terseret arus deras. Hingga berita ini diturunkan, tim penyelamat masih melakukan pencarian.
-
/data/photo/2025/01/16/678935b190d6a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Saat Warga di Perum Dinar Indah Semarang Dievakuasi ke Balai RW… Regional 17 Januari 2025
Saat Warga di Perum Dinar Indah Semarang Dievakuasi ke Balai RW…
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Perumahan Dinar Indah di Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, kembali dilanda banjir pada Kamis (16/1/2025) malam.
Banjir mulai terjadi sekitar pukul 23.00 WIB akibat limpasan air dari Sungai Babon yang meluap setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, menyampaikan bahwa petugas tengah melakukan penanganan untuk membantu warga terdampak.
“Limpasan air dari Sungai Babon menjadi penyebab banjir,” ujar Endro saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Kamis malam.
Menurut Endro, ketinggian air yang masuk ke kawasan permukiman mencapai sekitar satu meter.
Demi keselamatan, warga telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.
“Untuk sementara,
warga Perumahan Dinar Indah dievakuasi
ke tempat aman sebagai langkah antisipasi,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua RW 26 Perumahan Dinar Indah, Catur, mengungkapkan bahwa banjir mulai masuk ke rumah-rumah warga setelah hujan berlangsung cukup lama.
“Sekarang air sudah masuk ke rumah warga,” kata Catur.
Sebagai langkah darurat, warga yang terdampak banjir sementara ini berkumpul di Balai RW setempat.
“Warga sekarang sudah di Balai RW semua,” tambah Catur.
Banjir di kawasan ini bukan pertama kali terjadi.
Pada Jumat (6/1/2023), banjir bandang melanda Perumahan Dinar Indah akibat tanggul Kali Pengkol yang jebol.
Kala itu, banjir menyebabkan satu orang meninggal dunia dan memaksa 147 warga mengungsi ke Balai Diklat yang disiapkan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Hingga berita ini diturunkan, petugas BPBD bersama relawan masih terus memantau kondisi dan memberikan bantuan kepada warga terdampak.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/16/678935b190d6a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Perum Dinar Indah Semarang Kebanjiran, Diduga dari Meluapnya Sungai Babon Regional 17 Januari 2025
Perum Dinar Indah Semarang Kebanjiran, Diduga dari Meluapnya Sungai Babon
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Perumahan Dinar Indah, Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) kembali terendam banjir pada Kamis (16/1/2025) sekitar pukul 23.00 WIB.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, mengatakan bahwa petugas sedang melakukan penanganan.
“Limpasan air dari Sungai Babon (penyebab banjir),” kata Endro saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Kamis.
Untuk sementara, saat ini warga Dinar Indah dievakuasi di lokasi aman untuk melakukan antisipasi.
Hal itu disebabkan air yang masuk ke permukiman warga cukup tinggi.
“Sekitar satu meter (ketinggian air),” ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua RW 26 Perumahan Dinar Indah, Catur, menambahkan bahwa genangan banjir tersebut muncul setelah hujan turun cukup lama.
“Sekarang sudah masuk ke rumah warga,” kata Catur.
Untuk sementara waktu, warga Perumahan Dinar Indah berkumpul di lokasi evakuasi.
“Sekarang warga sudah di Balai RW semua,” tambah Catur.
Seperti diketahui, pada Jumat (6/1/2023) Perumahan Dinar Indah diterjang banjir bandang hingga menyebabkan satu warga meninggal dunia.
Banjir bandang itu disebabkan tanggul kali Pengkol yang jebol, puluhan rumah hampir tenggelam lantaran debit air luapan sungai masuk dalam jumlah besar.
Akibatnya, sebanyak 147 korban warga Meteseh harus dievakuasi dan mengungsi sementara di Balai Diklat, yang telah disiapkan Pemkot Semarang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4772435/original/005810600_1710406941-damon-lam-n8mPHmv0gYQ-unsplash.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Detik-Detik Satu Keluarga di NTT Disambar Petir di Pondok Kebun, Ayah Tewas 2 Anaknya Luka-Luka
Liputan6.com, TTS – Satu keluarga di Desa Linamnutu, kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) disambar petir saat berada di kebun milik mereka, Senin 13 Januari 2025 siang.
Korban meninggal dunia bernama Simon Petrus Kase (58) merupakan warga RT 012/RW 006, Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS. Sementara dua korban yang luka merupakan anak dari korban Simon Petrus Kase masing-masing Anike Kase dan Dina Kase.
“Satu orang meninggal dunia disambar petir dan dua korban luka,” ujar Kapolsek Amanuban Selatan, Iptu Hadijanto Paraden, Selasa (14/1/2025).
Ia menuturkan, kejadian itu berawal saat Simon Petrus bersama istrinya Ferderika Yumina Lasa dan dua anaknya, Anike Kase dan Dina Kase sedang berkebun.
Saat mereka sedang bekerja, hujan lebat pun turun sehingga mereka memilih berlindung di dalam pondok.
Tiba-tiba terdengar bunyi suara petir dan menyambar pondok tempat persembunyian mereka. Sambaran petir rupanya mengenai leher Simon Petrus Kase. Sang ayah pun langsung meninggal dunia di lokasi tersebut.
Sementara dua anak dari korban, Anike Kase dan Dina Kase mengalami luka lebam terbakar pada paha serta kaki karena disambar petir.
Istri korban, Herderika Yumina Lasa kemudian meminta bantuan warga sekitar untuk mengevakuasi korban ke rumah mereka.
Pihak keluarga pun menerima kematian korban sebagai musibah dan menolak autopsi. “Kita sudah olah TKP dan memeriksa saksi-saksi,” tandasnya.
Aneh tapi Nyata, Pegunungan Sumbang Banyumas di Kaki Gunung Slamet Banjir Bandang
-

Ekonom Celios Sebut Moratorium Sawit Ciptakan Kontribusi Ekonomi Rp28,9 Triliun pada 2045 – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Instruksi Presiden Prabowo Subianto tentang perluasan kebun sawit dengan pembukaan lahan baru demi ambisi bioenergi sangat berisiko.
Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira mengatakan, sawit Indonesia akan dijadikan pembenaran dari negara importir untuk tambah berbagai hambatan dagang baik tarif maupun non-tarif.
Ini seolah pemerintah dukung perluasan kebun sawit meski ada risiko deforestasi.
“Saya kira itu blunder sekali. Apalagi era perang dagang, sawit Indonesia rentan jadi sasaran proteksionisme negara maju. Justru dengan adanya EUDR yang harus dipastikan itu kebun sawit nya tidak bertambah luas tapi tambah produktif. Jika masalah pak Prabowo ini soal produksi sawit, maka jawabannya bukan dengan perluasan kebun sawit baru atau ekstensifikasi lahan,” kata Bhima dalam keterangan tertulis Senin (13/1/2025).
Kata Bhima, masalah selama ini adalah produktivitas per lahan sawit yang rendah.
Sawit di Indonesia secara rata rata hanya hasilkan 12,8 ton per hektar untuk tandan buah segar.
Sementara di Malaysia bisa capai 19 ton per hektar tandan buah segar.
Karena itu, solusinya intensifikasi lahan, masalah teknologi pertanianya, pembibitan, sampai pupuk.
Berdasarkan perhitungan Celios, moratorium perluasan kebun sawit punya banyak manfaat.
“Dampak implementasi kebijakan moratorium sawit ditambah skema replanting dinilai mampu menciptakan kontribusi ekonomi pada tahun 2045 yakni output ekonomi bertambah Rp 28,9 triliun, PDB Rp 28,2 triliun, pendapatan masyarakat naik Rp 28 triliun, surplus usaha Rp 16,6 triliun, penerimaan pajak bersih Rp 165 miliar, ekspor Rp 782 miliar, pendapatan tenaga kerja Rp 13,5 triliun, dan penyerapan tenaga kerja 761 ribu orang. Hasilnya jauh lebih positif dibanding skenario pembukaan kawasan hutan besar-besaran,” tutup Bhima.
Sebelumnya, Kementerian Kehutanan RI mengklaim ada potensi 20,6 juta hektar lahan hutan yang dapat digunakan.
Sumber lahan tersebut adalah hutan lindung dan hutan produksi.
Wacana hutan cadangan pangan dan energi tersebut disampaikan oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni usai rapat terbatas di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta akhir tahun lalu.
“Ini hanya men-support terhadap apa yang dikerjakan Menteri Pertanian dan Menteri ESDM, yaitu dengan konsep hutan cadangan pangan dan energi. Kami telah mengidentifikasi dengan Menteri Pertanian, ada sekitar 20 juta hektar yang dapat digunakan,” ungkap Raja Juli.
Raja Juli Antoni juga mengatakan bahwa seluruh lahan hutan cadangan pangan dan energi adalah bagian dari proyek lumbung pangan/food estate.
Lokasinya tersebar di seluruh provinsi, bahkan di tingkat desa.
“Ada di seluruh provinsi, jadi itu akan menjadi lumbung pangan kecil. Tidak hanya food estate yang besar, namun bahkan bisa di desa. Ini menjadi bagian dari program swasembada pangan.” kata Raja Juli.
Tujuan untuk memperluas program lumbung pangan/food estate perlu dipertanyakan.
Pasalnya, jutaan hektar hutan yang telah dibabat sejak tahun 1995, terbukti gagal dan malah menimbulkan kehancuran ekosistem hutan dan lahan gambut.
Bahkan, hasil kajian Pantau Gambut tahun 2024 bertajuk “Swanelangsa Pangan di Lumbung Nasional” menyebutkan bahwa ribuan hektar lahan bekas food estate dijadikan perkebunan kelapa sawit.
Dosen di Departemen Antropologi UI, Suraya Afif mengatakan bahwa ada ketidakjelasan informasi yang disampaikan oleh pemerintah terkait proyek-proyek besar yang akan dilakukan selama ini.
“Masalah terbesarnya adalah pemerintah tidak pernah jelas, apakah pembangunan yang dilakukan semata-mata untuk kesejahteraan rakyat. Kita ketahui bersama proyek food estate selama ini malah diberikan seluruh aksesnya terhadap tentara dan perusahaan-perusahaan swasta, sementara rakyat malah terusir,” ungkap Suraya.
Ketimpangan dan kemiskinan harusnya bisa diturunkan melalui berbagai proyek tersebut.
Kata dia, selama ini masyarakat hanya dijadikan sebagai buruh di proyek-proyek pemerintah, sehingga tidak akan pernah sejahtera.
Harusnya masyarakat menjadi fokus utama dalam pembangunan.
Mereka berhak mendapatkan perlindungan, akses ke lahan, dan kepastian dukungan dari pemerintah.
Kepala Tani Center IPB, Hermanu Triwidodo mengatakan bahwa kedaulatan pangan dapat dicapai tanpa program food estate.
“Sebenarnya tidak perlu menambah lahan untuk food estate. Dua hal utama yang dapat dilakukan adalah penguatan diversifikasi pangan dan menangani lahan-lahan kering di Indonesia.” ungkap Hermanu.
Diversifikasi pangan menggambarkan keberagaman konsumsi jenis pangan oleh masyarakat.
Artinya, tidak terbatas hanya padi untuk mendapatkan asupan karbohidrat.“Indonesia memiliki banyak sekali sumber karbohidrat, tidak terbatas hanya beras. Ada singkong, sagu, umbi, dan jagung. Itu semua tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.” kata Hermanu.
Persoalan lahan untuk hutan cadangan pangan dan energi seluas 20 juta hektar berisiko memperparah kerusakan lingkungan dan ketimpangan di tengah masyarakat.
Koordinator Program LaporIklim, Yoesep Budianto mengatakan bahwa pengelolaan lahan yang buruk malah mendatangkan petaka ekologis bagi masyarakat.
“Saat ini banyak sekali banjir bandang, kekeringan, atau tanah longsor yang terjadi di pusat proyek dan area sekitarnya. Akhirnya, pihak yang paling menderita adalah masyarakat.” kata Yoesep.
-

Dampingi Pj Gubernur, BPBD Jatim Langsung Tangani Dampak Banjir Bandang Bondowoso
Surabaya (beritajatim.com) – Banjir bandang yang menimpa wilayah Desa Gunungsari, Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso, Kamis (9/1/2025), mendapat respons cepat dari Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono.
Dengan didampingi Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dan Kadis PRKP & Cipta Karya Jatim I Nyoman Gunadi, Jumat (10/1/2025) dini hari, Pj Gubernur Jatim langsung meluncur ke lokasi kejadian.
Sesaat sebelum Subuh, sekira pukul 03.30 WIB, rombongan Pj Gubernur tiba di lokasi dan meninjau wilayah terdampak bersama Pj Bupati Bondowoso Hadi Wawan, termasuk jembatan di Sungai Peh, Dusun Peh, Desa Gunungsari, yang terhambat material banjir bandang, seperti, sampah, kayu dan bambu.
Dengan gerak cepat, Pj Gubernur Adhy Karyono bersama pejabat yang hadir langsung melakukan bersih-bersih material tersebut.
Usai salat subuh, Pj Gubernur Adhy Karyono bersama masyarakat setempat melanjutkan bersih-bersih material banjir bandang yang merupakan kiriman dari Pegunungan Hyung.
Selanjutnya, rombongan meninjau lokasi pengungsian di Rumah Kepala Dusun Peh, Desa Gunungsari.
Dalam kesempatan ini, Adhy juga menyerahkan bantuan paket sembako kepada warga terdampak yang berada di pengungsian dan sejumlah bantuan logistik dan peralatan yang diserahkan secara simbolis kepada Pj Bupati Bondowoso.
Sedikitnya, 100 paket sembako diberikan kepada masyarakat terdampak melalui BPBD Jatim. Termasuk bantuan logistik dan peralatan lain, seperti, selimut 50 pcs, matras 100 lembar, cangkul 60 pcs, sekop 60 biji, makanan siap saji 9 dus dan tas P3K satu koli.
Dalam kejadian ini, sedikitnya 25 jiwa mengungsi di rumah Kepala Dusun Peh dan sejumlah rumah mengalami rusak ringan, sedang dan berat.
“Sementara tadi, ada 3 rumah yang rusak berat. Selebihnya, sedang dan ringan. Mungkin, sekitar 10 rumah yang akan kita bantu rehab-nya,” ujarnya.
Pj Gubernur juga memastikan, penanganan banjir bandang ini telah berlangsung dengan cepat dan masyarakat terdampak mendapat bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Usai peninjauan ini, Tim Gabungan dari TNI, Polri, TRC BPBD, Tagana Dinsos, sejumlah relawan dan masyarakat setempat melakukan kerja bhakti pembersihan material banjir bandang di lokasi kejadian. (tok/ian)
-
/data/photo/2025/01/09/677fdea8226d4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hujan Deras, Banjir Bandang Terjang Warga di Lereng Gunung Argopuro Bondowoso Surabaya 9 Januari 2025
Hujan Deras, Banjir Bandang Terjang Warga di Lereng Gunung Argopuro Bondowoso
Tim Redaksi
BONDOWOSO, KOMPAS.com
– Hujan deras yang mengguyur
Kecamatan Maesan
, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menyebabkan
banjir bandang
pada Kamis (9/1/2025).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Sigit Purnomo, menjelaskan bahwa banjir bandang terjadi di pemukiman warga RT 20 RW 6,
Dusun Peh
, Desa Gunungsari, Kecamatan Maesan.
Menurutnya, peristiwa ini berlangsung sekitar pukul 16.45 WIB akibat hujan dengan intensitas tinggi di lereng Gunung Argopuro.
“Aliran air di Sungai Peh yang terus naik membawa material kayu dari gunung dan menyumbat di jembatan sehingga air meluap ke jalan,” kata Sigit Purnomo saat dihubungi Kompas.com melalui telepon.
Banjir bandang
tersebut merendam rumah-rumah warga di Dusun Peh. Meski demikian, tak laporan soal korban jiwa.
“Ada 12 rumah yang terdampak banjir bandang di Dusun Peh,” ujarnya.
Dari jumlah tersebut, empat rumah mengalami kerusakan berat, sementara delapan rumah lainnya mengalami kerusakan ringan.
Selain itu, banjir juga berdampak pada lahan pertanian seluas empat hektar.
Tak hanya itu, ternak sapi milik warga juga terkena dampak dari banjir bandang tersebut.
Beberapa sapi bahkan sempat terjebak di tengah arus banjir.
BPBD Bondowoso
bersama instansi lain dan para relawan telah melakukan asesmen di lokasi bencana serta mengevakuasi warga yang rumahnya terendam.
“Warga yang terdampak telah dibawa ke tempat yang aman,” tutup Sigit.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/01/18/678bc29188a5f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

