Topik: Banjir Bandang

  • Asep Mulyana Tewas Terseret Banjir di Bogor, Nekat Lompat ke Sungai Demi Selamatkan sang Istri – Halaman all

    Asep Mulyana Tewas Terseret Banjir di Bogor, Nekat Lompat ke Sungai Demi Selamatkan sang Istri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria bernama Asep Mulyana (59) tewas akibat banjir bandang yang melanda kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/2/2025).

    Asep ditemukan tak bernyawa oleh Tim SAR gabungan di dekat Bendungan Ciawi pada Senin (3/3/2025) sekira pukul 10.00 WIB.

    Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M. Adam Hamdani, peristiwa tragis ini terjadi saat Asep berusaha menyelamatkan diri dari banjir di rumahnya yang terletak di Kampung Pasanggrahan, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

    “Informasi dari saksi (menantunya), pada saat hujan turun air Kali Cisarua meluap setinggi semata kaki, tidak lama air meluap setinggi lutut dengan arus yang deras saat itu warga yang berada di lokasi tersebut panik dan menyelamatkan diri masing-masing,” ujarnya, Senin (3/3/2025).

    Ketika situasi semakin genting, warga berusaha menyeberang sungai untuk menyelamatkan diri.

    Namun, saat itu, genggaman tangan istri Asep, Yuyun, terlepas dan terbawa arus.

    Melihat istrinya dalam bahaya, Asep berusaha menyelamatkannya dengan segala kemampuan yang dimilikinya.

    “Suaminya lompat untuk menolong istrinya. Ibu Yuyun bisa tertolong dan dapat menepi ke pinggir, sedangkan suaminya terbawa arus,” jelas M. Adam Hamdani.

    Setelah pencarian yang dilakukan oleh Tim SAR, jenazah Asep Mulyana ditemukan di lokasi yang tidak jauh dari tempat kejadian.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Jembatan di Puncak Bogor Putus Gegara Banjir Bandang

    Jembatan di Puncak Bogor Putus Gegara Banjir Bandang

    Foto

    ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya – detikNews

    Senin, 03 Mar 2025 12:30 WIB

    Bogor – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Cisarua, Kabupaten Bogor, menyebabkan air sungai meluap. Dampaknya sebuah jembatan putus dan tidak bisa dilewati.

  • Curah Hujan Tinggi, 14 Insiden Bencana Alam Terjadi di Kota Bogor – Halaman all

    Curah Hujan Tinggi, 14 Insiden Bencana Alam Terjadi di Kota Bogor – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Sebanyak 14 Insiden bencana alam nyaris terjadi serentak di wilayah Kota Bogor selama dua hari berturut-turut akibat curah hujan tinggi sejak Minggu (2/3/2025) pukul 07.30 WIB hingga Senin (3/3/2025) pukul 04.46.

    “Hingga dini hari tadi, laporan yang masuk telah di-assessment (intervensi). Bencana yang terjadi di antaranya tanah longsor, atap rumah ambruk, banjir lintasan, pohon tumbang, dan tembok ambruk,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Hidayatullah.

    Dari belasan bencana alam yang terjadi, berikut 6 diantaranya:

    1. Tanah Longsor Wilayah Kampung Cipaku Skip Baru RT 001/RW 016 , Kelurahan Cipaku , Kecamatan Bogor Selatan

    2. Banjir Lintasan WIlayah Babakan Fakultas RT 003/RW 005 , Kelurahan Tegal Lega , Kecamatan Bogor Tengah

    3. Atap Rumah Ambruk Wilayah Kampung Pancasan RT 001/RW 007 , Kelurahan Pasir Jaya , Kecamatan Bogor Barat

    4. Pohon Tumbang Wilayah Gang Kosasih RT 003/RW 001 , Kelurahan Gunung Batu , Kecamatan Bogor Barat

    5. Banjir Lintasan Wilayah Kampung Pasir RT 004/RW 007 , Kelurahan Katulampa , Kecamatan Bogor Selatan

    6. Tanah Longsor Wilayah Jalan Artzimar 1 no.16 , Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara

    Untuk meminimalisir dampak bencana, BPBD Kota Bogor mengerahkan petugas ke berbagai titik lokasi rawan bencana di Kota Bogor. 

    Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, juga terus memantau perubahan dan status tinggi muka air (TMA) Bendung Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.

    Ia juga telah memberikan imbauan atau peringatan dini agar warga yang tinggal di bantaran sungai waspada dan siap siaga.  

    “Debit air Ciliwung mengalami peningkatan, untuk itu saya mengimbau kepada masyarakat yang ada di bantaran Ciliwung untuk waspada. Khususnya untuk warga Jakarta, kemungkinan limpasan air ini akan tiba di wilayah Jakarta sekitar pukul 06.30 pada Senin (3/3/2025) pagi,” ujar Dedie A Rachim, malam tadi.  

    Untuk itu, ia juga terus memantau situasi dan kondisi debit air di Bendung Katulampa dan berharap ke depan curah hujan yang ada di hulu berkurang sehingga tidak menimbulkan potensi banjir di wilayah sekitar Bogor maupun Jakarta.  

    Di lokasi terpisah, petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bogor juga melakukan berbagai langkah antisipasi untuk mengurangi dampak bencana.  

    Di Kampung Bebek, RT 002/010, Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, petugas Pemadam Kebakaran mengevakuasi seorang lansia bernama Paroh saat terjadi luapan air Sungai Ciliwung.  

    Danru Regu 1 Damkar Pos Cibuluh, Agus Kurniawan, mengatakan bahwa saat mendatangi lokasi, ia melihat debit air mulai naik dan melintasi permukiman warga.  

    “Iya, ketika debit air naik, kami melihat ada lansia. Kemudian kami bujuk untuk dievakuasi karena air sudah merendam teras depan rumah warga,” kata Agus.  

    Setelah dibujuk, Nenek Paroh pun bersedia dievakuasi ke tempat yang lebih aman.  

    “Kemudian kami gendong Nenek Paroh dan mengevakuasinya ke rumah warga sekitar yang jauh dari potensi banjir maupun longsor. Alhamdulillah, sekarang sudah aman dan sudah dievakuasi,” ujarnya.

    Tim SAR Gabungan Temukan Korban Hanyut Banjir Puncak 

    Sementara itu di Kabupaten Bogor, tim SAR gabungan menemukan jenazah Asep Mulyana (59), warga Kampung Pesanggrahan, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, yang hanyut.

    Korban ditemukan setelah tim SAR gabungan melakukan penyisiran di sepanjang aliran Sungai Ciliwung baik melalui darat, air, maupun udara.

    Kapolsek Cisarua, Kompol Eddy Santosa mengatakan, korban ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB, Senin (3/3/2025).

    “Alhamdulillah pada hari ini tim SAR gabungan dapat menemukan korban yang terbawa arus banjir bandang kemarin,” ujar, Senin (3/3/2025).

    Adapun korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di sekitaran Bendungan Ciawi yang berlokasi di wilayah Kecamatan Megamendung.

    Kompol Eddy Santosa mengungkapkan, lokasi penemuan korban dari titik awal dinyatakan hilang berjarak sekitar 8 kilometer.

    “Kondisi jenazah dalam keadaan meninggal dunia. Titik hilangnya korban sampai ditemukan dari Citeko sampai Megamendung kurang lebih sekitar 7 sampai 8 kilometer,” ungkapnya.

    Setelah berhasil dievakuasi jenazah langsung diserahkan kepada pihak keluarga di rumah duka yang tak jauh dari kediaman korban.

    Sebelumnya diberitakan, hujan deras mengguyur Kawasan Puncak tepatnya di Kecamatan Cisarua, Kabupatan Bogor pada Minggu (2/3/2025).

    Akibat kejadian tersebut, seorang pria bernama Asep Mulyana dikabarkan hanyut terbawa derasnya arus saat banjir bandang melanda.

    Korban yang diperkirakan berusia 59 tahun itu merupakan warga Kampung Pesanggrahan, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua.

    Danki TRC BPBD Kabupaten Bogor, Jalaludin membenarkan adanya kejadian tersebut.

    “Informasi ada korban jiwa terbawa arus, untuk korban satu orang di Citeko,” ujarnya kepada wartawan, Senin (3/3/2025).

    Jalaludin mengatakan saat ini tim SAR gabungan telah berada di lokasi kejadian untuk mencari keberadaan korban.

    Namun upaya pencarian harus tertunda karena kondisi cuaca yang kurang bersahabat sehingga akan dilanjutkan pada pagi hari nanti.

    “Informasi terkini dari teman-teman yang ada di lokasi pencarian dihentikan karena cuaca masih gerimis dan debit air masih tinggi, akan dilanjut esok hari,” terangnya.

     

    Laporan Reporter: Soewidia Henaldi/Muamarrudin Irfani | Sumber: Tribunnews Bogor

  • Banjir Bandang di Puncak Bogor: Permukiman Terendam dan Jembatan Putus, Pemkab Imbau Warga Tenang – Halaman all

    Banjir Bandang di Puncak Bogor: Permukiman Terendam dan Jembatan Putus, Pemkab Imbau Warga Tenang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kawasan Puncak, Bogor, dilanda banjir akibat intensitas hujan yang tinggi, Minggu (2/3/2025) malam

    Hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut menyebabkan air sungai meluap, menggenangi pemukiman warga di Kecamatan Cisarua dan mengakibatkan sejumlah jembatan penghubung terputus.

    Banjir juga mengganggu lalu lintas di Jalan Raya Puncak, mempersulit pengendara yang melintas.

     

    Salah satu jembatan yang terputus berada di Jalan Hankam, Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, yang biasa digunakan warga untuk beraktivitas.

    Merespons kejadian ini, Wakil Bupati Bogor, Ade Ruhandi, atau yang akrab disapa Jaro Ade, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan mengenai bencana tersebut.

    “Hujan cukup lebat dari tadi siang, barusan sudah ada laporan dari Cisarua, Puncak, Desa Tugu, ada banjir dan saya sudah laporkan langsung ke Pak Bupati, Pak Bupati sudah monitor,” ungkapnya saat ditemui pada Minggu malam.

    Jaro Ade juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada dalam menghadapi situasi darurat ini.

    “Jangan panik, tetap waspada dan saling membantu antar sesama,” ujarnya.

    Dirinya menekankan pentingnya kerjasama dalam menangani bencana.

    Banjir yang melanda Cisarua ini juga mengganggu akses utama bagi warga setempat, termasuk anak-anak yang harus bersekolah.

    Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Nurunnisa Setiawan, meminta pemerintah daerah segera mengambil tindakan dengan menyiapkan jembatan sementara, seperti jembatan Bailey, untuk memudahkan akses warga.

    “Penanganan segera sangat dibutuhkan, terutama karena jalan ini merupakan jalur utama bagi warga Jogjogan dan Cilember, serta akses ke sekolah-sekolah di wilayah tersebut, seperti SD 1 Jogjogan dan SMPN 1 Cisarua,” kata Nurunnisa.

    Pemerintah daerah pun diharapkan segera menanggulangi dampak bencana ini untuk meminimalkan kerugian dan memastikan aksesibilitas bagi warga terdampak. (TribunBogor/Penulis:Muamarrudin Irfani/Editor: Naufal Fauzy)

  • Mahasiswa Itera Ditemukan Meninggal di Area Parkiran Kampus, Apa Penyebabnya?

    Mahasiswa Itera Ditemukan Meninggal di Area Parkiran Kampus, Apa Penyebabnya?

    Liputan6.com, Lampung – Seorang mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) ditemukan meninggal dunia di area parkiran kampus pada Jumat (28/2/2025). Mahasiswa berinisial NA, yang merupakan mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2023, diduga mengalami kejadian tragis saat hendak mengambil motornya.

    Jenazah NA telah dibawa ke Rumah Sakit Airan, Jatiagung, Lampung Selatan, untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pihak Itera pun membenarkan kabar duka ini.

    Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Itera, Ir. Arif Rohman, mengungkapkan rasa belasungkawa mendalam atas kepergian salah satu mahasiswanya.

    “Innalillahi wa innailaihi rojiun, kami turut berduka cita atas meninggalnya salah satu mahasiswa kami,” ujarnya, Sabtu (1/3/2025).

    Arif menjelaskan, sebelum kejadian, NA datang ke kampus bersama rekan-rekannya dengan tujuan mengunjungi laboratorium. Namun, saat cuaca sedang hujan, NA terlihat menuju area parkiran.

    “Tim keamanan kampus menerima laporan bahwa almarhum terlihat menuju area parkiran. Setelah dilakukan pengecekan, ia ditemukan dalam kondisi terbaring,” ungkapnya.

    Hingga kini, pihak kampus belum bisa memastikan penyebab pasti meninggalnya mahasiswa tersebut.

    “Kami memahami banyak pihak yang ingin mengetahui penyebab kejadian ini. Namun, kami menyerahkan sepenuhnya kepada pihak keluarga dan berwenang untuk investigasi lebih lanjut,” jelas dia.

    Pihak Itera juga telah berkoordinasi dengan keluarga korban yang berada di Jambi serta pihak terkait lainnya.

    “Kami mengimbau semua pihak untuk menghormati privasi keluarga dan menunggu informasi resmi dari pihak berwenang. Itera akan mendukung penuh proses yang diperlukan dalam situasi ini,” pungkasnya.

     

    Aneh tapi Nyata, Pegunungan Sumbang Banyumas di Kaki Gunung Slamet Banjir Bandang

  • Bertambah, Korban Tewas Akibat Hujan Es di Afghanistan Jadi 39 Orang

    Bertambah, Korban Tewas Akibat Hujan Es di Afghanistan Jadi 39 Orang

    Jakarta

    Jumlah korban tewas akibat hujan lebat dan hujan es di Afghanistan bertambah. Total korban tewas kini menjadi 39 orang.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/2/2025), pejabat manajemen bencana Afghanistan mengatakan 39 orang tewas akibat hujan es di tiga provinsi. Sebelumnya, banjir bandang melanda provinsi perbatasan barat Farah pada hari Selasa yang menghanyutkan 21 orang, sementara tiga lainnya tewas ketika badai hujan es menyebabkan rumah mereka runtuh.

    “Banjirnya kuat, menghancurkan pertanian saya, menghancurkan segalanya… semua lahan terendam banjir,” kata Nasrullah, seorang petani berusia 50 tahun, kepada AFP.

    “Selama enam puluh tahun hidup saya, saya belum pernah melihat angin, hujan, dan badai seperti ini,” kata petani lain, Mohammad Ibrahim. Ia mengatakan badai itu begitu kuat hingga “melempar pagar sejauh 30-35 meter” dan menerbangkan semua yang terbuat dari kayu.

    Gubernur distrik, Mohammed Sadeq Jehadmal, mengatakan kepada AFP bahwa 50 rumah dan 60 toko rusak, sementara “antara 2.000 hingga 2.500 panel surya hancur”.

    Lebih jauh ke timur, enam orang tewas di provinsi Helmand, termasuk seorang anak yang tersambar petir, dan sembilan orang tewas di provinsi Kandahar.

    Para pejabat mengatakan hujan lebat yang mematikan tersebut mungkin membantu memperbaiki kondisi kekeringan jangka panjang di beberapa provinsi, termasuk Farah yang dilanda banjir.

    “Hujan dan salju terus turun di sebagian besar provinsi, yang telah mengurangi kekeringan,” kata Abdullah Jan Sayeq, juru bicara Otoritas Manajemen Bencana Nasional Afghanistan.

    “Ini akan memperkaya infrastruktur air. Pertanian akan ditingkatkan dan akan berdampak positif pada peternakan.”

    Afghanistan merupakan salah satu negara termiskin di dunia setelah puluhan tahun berperang dan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, yang menurut para ilmuwan memicu cuaca ekstrem.

    Negara ini menduduki peringkat keenam sebagai negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim.

    Kekeringan, banjir, degradasi lahan dan menurunnya produktivitas pertanian merupakan ancaman utama, menurut PBB.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • KKN Berujung Duka, 3 Mahasiswa di Lampung Hanyut di Sungai Way Sabu

    KKN Berujung Duka, 3 Mahasiswa di Lampung Hanyut di Sungai Way Sabu

    Pesawaran, Beritasatu.com – Tiga mahasiswa Institut Maritim Prasyeta Mandiri Lampung yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, tewas akibat terseret banjir bandang saat berenang di bendungan Sungai Way Sabu.

    Dua korban ditemukan pada hari pertama pencarian, sementara satu korban lainnya ditemukan oleh tim SAR gabungan pada hari kedua.

    Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 14.00 WIB. Ketiga korban berenang di bendungan aliran Sungai Way Sabu bersama empat rekan mereka. Namun, secara tiba-tiba, banjir bandang datang dan menghanyutkan tujuh mahasiswa tersebut. Empat di antaranya berhasil menyelamatkan diri, sementara tiga lainnya terseret arus deras.

    Dua korban, Risky Kurniawan (24) dan Ricky Anggara (23), ditemukan warga beberapa jam setelah kejadian dalam kondisi meninggal dunia. Sementara itu, jenazah korban lainnya, Dedi Muhammad Sanjaya (22), ditemukan keesokan harinya.

    Komandan Tim Rescuer Basarnas Lampung Febri Yanda mengungkapkan, korban kedua ditemukan berjarak 2,1 kilometer dari lokasi kejadian di aliran Sungai Way Sabu.

    “Setelah ditemukan, tim SAR gabungan segera mengevakuasi jasad korban ke rumah duka untuk diserahkan kepada pihak keluarga,” ujar Febri Yanda di lokasi pencarian, Selasa (25/2/2025).

    Pasca kejadian mahasiswa KKN tewas terseret banjir bandang, Basarnas Lampung mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih terjadi dalam beberapa hari terakhir. Masyarakat diminta untuk berhati-hati saat beraktivitas di sekitar sungai, terutama ketika kondisi cuaca tidak menentu.

  • 21 Orang Tewas Akibat Hujan Es di Afghanistan

    21 Orang Tewas Akibat Hujan Es di Afghanistan

    Jakarta

    Pejabat setempat mengatakan sebanyak 21 orang tewas akibat hujan es di Afghanistan. Sementara itu, 8 orang lainnya tewas akibat hujan lebat.

    “Dua puluh satu orang tewas dan enam lainnya cedera akibat hujan es di provinsi Farah bagian barat,” kata kepala Departemen Penanggulangan Bencana Provinsi Farah, Mohammad Israel Sayar, seperti dilansir AFP, Selasa (25/2/2025).

    Para korban adalah anggota dua keluarga yang pergi piknik.

    Di Kandahar selatan, departemen penanggulangan bencana setempat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 8 orang — termasuk wanita dan anak-anak — tewas di beberapa lokasi akibat hujan lebat.

    “Hari ini, empat wanita yang sedang sibuk mencuci pakaian tersapu banjir… dan hanya satu wanita yang selamat,” kata pernyataan itu.

    Departemen pananggulangan bencana menambahkan bahwa seorang anak tenggelam di Kandahar. Sementara atap rumah runtuh menimpa sebuah keluarga yang menewaskan seorang wanita dan tiga anak.

    Di antara negara-negara termiskin di dunia setelah puluhan tahun perang, Afghanistan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, yang menurut para ilmuwan memicu cuaca ekstrem.

    Negara ini berada di peringkat keenam yang paling rentan terhadap perubahan iklim.

    Kekeringan, banjir, degradasi lahan, dan menurunnya produktivitas pertanian merupakan ancaman utama. Hal itu diungkap oleh perwakilan badan pembangunan PBB di Afghanistan, Stephen Rodriques, pada tahun 2023.

    Banjir bandang pada bulan Mei tahun lalu menewaskan ratusan orang dan membanjiri sebagian besar lahan pertanian di Afghanistan, tempat 80 persen orang bergantung pada pertanian untuk bertahan hidup.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Jembatan di Desa Sendangrejo Bojonegoro Putus Tergerus Banjir

    Jembatan di Desa Sendangrejo Bojonegoro Putus Tergerus Banjir

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sebuah jembatan di Desa Sendangrejo, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro putus akibat tergerus banjir bandang pada Senin malam (24/2/2025) sekitar pukul 23.45 WIB.

    Kapolsek Dander, Iptu Warsito mengatakan putusnya jembatan itu disebabkan pondasi jembatan tergerus air yang sempat menggenangi Desa Sendangrejo dan Sumberagung. “Jembatan putus dikarenakan pondasi tergerus banjir akibat hujan lebat,” ujarnya, Selasa (25/2/2025).

    Jembatan poros desa penghubung Desa Sendangrejo dengan Desa Sumberagung yang putus itu dengan panjang 8 meter dan lebar 3,5 meter. Pasca jembatan yang putus itu, Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah bersama BPBD dan Dinas PU Bina Marga dan Penataan Ruang Bojonegoro meninjau ke lokasi.

    “Dinas PUBMPR sudah melakukan assesment dilokasi jembatan yang runtuh,” ujarnya usai meninjau lokasi jembatan putus.

    Nurul Azizah juga meminta agar putusnya jembatan tersebut tidak mengganggu aksesibilitas warga desa Sendangrejo dan sekitarnya dengan membangun jembatan darurat. “Kami akan memasang jembatan darurat/sementara di samping jembatan eksisting,” pungkasnya.

    Sementara salah seorang warga Desa Sendangrejo Kecamatan Dander, Muhajir mengatakan, jika putusnya jembatan itu menyebabkan akses jalan tertutup. Sehingga warga yang akan melintas, terutama yang menggunakan mobil harus melewati jalan lain.

    “Kalau sepeda motor bisa melewati jalan sekitar, tapi kalau mobil harus melewati akses Dusun Kedungrejo yang cukup jauh,” ungkapnya. [lus/beq]

  • Kecamatan Dander, Langganan Banjir Bandang di Bojonegoro

    Kecamatan Dander, Langganan Banjir Bandang di Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Setiap kali hujan deras mengguyur Kabupaten Bojonegoro, Kecamatan Dander merupakan wilayah yang menjadi langganan banjir. Kondisi banjir ini kembali terjadi pada Senin (24/2/2025) karena hujan dengan intensitas tinggi.

    Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro menyebut, banjir bandang terjadi di Desa Sumberarum RT 15, 16,17 dan 18 RW 5 yang menggenangi jalan lingkungan sepanjang kurang lebih 500 meter dengan ketinggian air sekitar 10-30 cm.

    Dengan ketinggian air yang sama, banjir bandang juga menerjang Desa Karangsono, di RT 17 RW 06. Terdapat 17 rumah tergenang. Di Desa Dander, banjir bandang menggenangi jalan lingkungan sepanjang kurang lebih 1 km.

    “Hujan terjadi sekitar pukul 16.00 WIB hingga menyebabkan banjir bandang. Untuk saat ini kondisinya sudah surut semua,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Heru Wicaksi.

    Banjir bandang juga menggenangi akses jalan. Namun, masih bisa dilalui kendaraan bermotor. Selain banjir bandang, satu pohon penghijauan di Desa Ngraseh Kecamatan Dander juga tumbang mengenai satu unit mobil dan kabel listrik.

    “Pohon tumbang itu menimpa sebuah mobil yang terparkir di depan toko modern dan kabel listrik juga sudah dievakuasi,” tambah mantan Camat Kepohbaru itu.

    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sementara, proses evakuasi dilakukan oleh BPBD Bojonegoro bersama petugas Dinas Damkarmat, DLH, TNI-Polri, pemerintah desa serta masyarakat setempat. [lus/ian]