Topik: autopsi

  • Polisi Temukan Mayat Wanita Tanpa Kepala di Dalam Karung di Jakarta Utara

    Polisi Temukan Mayat Wanita Tanpa Kepala di Dalam Karung di Jakarta Utara

    Jakarta Utara, Beritasatu.com – Seorang warga menemukan jenazah wanita tanpa kepala di dalam karung di sekitar dermaga Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara pada Selasa (29/10/2024) siang. 

    Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Indrawienny Panjiyoga membenarkan penemuan jenazah dalam karung tersebut.  “Iya benar, telah ditemukan sesosok mayat wanita dengan kondisi kepala terpotong, ditemukan oleh masyarakat,” kata AKBP Indrawienny Panjiyoga.  

    Dia mengatakan tim mendapat informasi dari warga soal penemuan mayat itu. Selanjutnya, kepolisian Polres Pelabuhan Tanjung Priok mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). “Karung berisi mayat ditemukan di semak-semak dekat dermaga Pelabuhan Muara Baru,” kata dia.

    Untuk melakukan penyelidikan, kata dia, pihak kepolisian memasang garis polisi di area lokasi. Polisi pun langsung melakukan olah TKP. Dalam olah TKP, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya kardus, karung, dan pakaian korban.

    Menurutnya, tidak ditemukan identitas korban. Hingga saat ini, tim masih mencari kepala korban. “Sekarang jenazah sudah dibawa ke RS Polri untuk kita laksanakan autopsi dan identifikasi,” kata dia.

  • Polisi libatkan anjing pelacak cari kepala wanita yang tewas di Jakut

    Polisi libatkan anjing pelacak cari kepala wanita yang tewas di Jakut

    Jakarta (ANTARA) – Polres Pelabuhan Tanjung Priok melibatkan anjing pelacak atau Satuan K-9 untuk mencari keberadaan kepala wanita yang tewas dalam kondisi kepala dan tubuh terpisah di Muara Baru, Jakarta Utara, pada Selasa.

    “Kami melibatkan satuan K-9 mencari keberadaan kepala korban di sekitar lokasi penemuan jasad wanita itu ,” kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Indrawienny Panjiyoga di Jakarta.

    Ia mengatakan, Polres Pelabuhan Tanjung Priok sedang melakukan penyelidikan terhadap kejadian ini.

    Menurut dia, jasad korban sudah dibawa ke RS Polri untuk dilakukan autopsi untuk mengidentifikasi data korban.

    “Saat ini kami masih bekerja mengumpulkan keterangan, identifikasi korban dan hasil dari rumah sakit nanti diharapkan dapat mengungkap kejadian ini,” kata dia.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Pelabuhan AKP Igusti Ngurah Putu Krisna Narayana mengatakan, pihaknya belum mendapatkan informasi tentang identitas korban yang ditemukan di dalam karung yang berada di sebuah kardus.

    Ia mengatakan, jasad ini ditemukan di dalam kolam dekat SPBU yang ada di kawasan Pelabuhan Muara Baru.

    Petugas telah melakukan pengecekan kasat mata dan memang tubuhnya bersih semua dan tidak memar. “Tapi ini nanti lebih jelasnya harus dibersihkan dulu di RS Polri, dibuka dulu bajunya,” kata dia.

    Ia menduga jasad mayat ini masih baru dan diperkirakan tidak lebih dari 24 jam yang ditemukan di lokasi kejadian pada Selasa pagi pukul 10.30 WIB. “Untuk nama dan umur korban masih belum ditemukan,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Sidang Kedua PK Jessica Wongso, Hakim Tanya Saksi Kapan Temukan Bukti Baru

    Sidang Kedua PK Jessica Wongso, Hakim Tanya Saksi Kapan Temukan Bukti Baru

    Jakarta, Beritasatu.com – Sidang kedua peninjauan kembali (PK) yang diajukan Jessica Kumala Wongso kembali dihadirkan di  Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2024). Sidang kali ini digelar dengan agenda pengambilan sumpah penemu novum bernama Helmi Bostam. 

    Mulanya majelis hakim ketua PN Jakarta Pusat Zulkifli Atjo menanyakan kapan waktu saksi menemukan novum yang diajukan Jessica.

    “Saya waktu itu melihat dari YouTube yang mulia ada siaran wawancara antara Karni Ilyas dengan saksi Darmawan Salihin, dari situ saya tahu dari tim kuasa hukum Jessica ada mengajukan permohonan copy tayang,” jelas Helmi Bostam di ruang sidang Kusuma Atmadja 4 PN Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2024).

    Selanjutnya, majelis hakim meminta Helmi Bostam untuk bersumpah. Helmi mengikuti sumpah yang dibacakan hakim.

    “Bismillahirrahmanirrahim. Demi Allah saya bersumpah bahwa saya sudah menemukan bukti atau novum yang diajukan dalam permohonan peninjauan kembali perkara Jessica Wongso,” ucap sumpah Helmi.

    Kemudian, persidangan dilanjutkan dengan pembacaan memori PK oleh tim kuasa hukum Jessica. Dalam memori PK yang dibacakan menyinggung mengenai prosedur pengambilan CCTV Kafe Grand Olivier yang dianggap tidak sah serta proses autopsi jenazah Wayan Mirna Salihin yang tidak dilakukan.

  • Kriminal sepekan, pemeriksaan Alexander Marwata hingga Operasi Zebra

    Kriminal sepekan, pemeriksaan Alexander Marwata hingga Operasi Zebra

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa berkaitan dengan keamanan dan kriminalitas menghiasi Jakarta pada sepekan terakhir, mulai dari pemeriksaan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata oleh Polda Metro Jaya hingga pelaksanaan Operasi Zebra Jaya 2024.

    Berikut berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali:

    Alexander Marwata dicecar 24 pertanyaan saat diperiksa selama 10 jam

    Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata dicecar sebanyak 24 pertanyaan oleh penyelidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya dalam pemeriksaan selama 10 jam pada Selasa.

    “Lebih kurangnya terkait dengan kronologis pertemuan saya dengan Eko Darmanto, apakah saya kenal dengan yang bersangkutan? Saya bilang, saya nggak kenal, sebelum yang bersangkutan datang ke KPK,” katanya saat ditemui di Polda Metro Jaya.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pria todong senpi ke PPSU di Pasar Minggu dinyatakan positif narkoba

    Pria berinisial FA yang menodongkan senjata api ke petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Jalan Mimosa Raya Blok P.11 RT09/RW04 Komplek Buncit Indah, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dinyatakan positif narkoba.

    “Ketika di Kepolisian saya mendengar informasi bahwasanya yang bersangkutan sudah dilakukan tes urine dan positif narkoba. Salah satunya amfetamin,” kata Lurah Pejaten Barat, Asep Ahmad Umar saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Polisi masih dalami penemuan mayat ibu dan anak di Depok

    Polres Metro Depok masih mendalami ​​​​penemuan mayat seorang ibu berinisial EO (25) dan anaknya berinisial AS (2 bulan) di Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, pada Kamis (17/10) malam.

    “Sampai saat ini, dari Puslabfor, dari pihak kedokteran juga masih melakukan autopsi dan juga melakukan pengecekan di TKP, ” kata Kapolres Metro Depok Kombes Polisi Arya Perdana saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Karyoto bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay saat mengecek kesiapan di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Sabtu (19/10/2024) (ANTARA/HO-Humas Polda Metro Jaya)

    Polda Metro Jaya kerahkan 6.757 personel amankan pelantikan presiden

    Polda Metro Jaya mengerahkan 6.757 personel untuk mengamankan pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2024-2029 yang dilaksanakan pada Minggu (20/10).

    “Pengamanan meliputi personel Polda Metro Jaya dan jajaran Polres, Kodam Jaya, Pemprov DKI Jakarta dan pihak terkait, kekuatan pengamanan melibatkan sebanyak 6.757 personel,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Tidak ada lokasi tetap pada Operasi Zebra Jaya 2024

    Polda Metro Jaya menyebutkan pada Operasi Zebra Jaya Tahun 2024 kali ini tidak ada lokasi operasi yang bersifat tetap (stasioner).

    “Dalam Ops Zebra Jaya Tahun 2024, tidak ada titik operasi yang ‘stasioner’,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Yahya Sinwar Tewas karena Tertembak di Kepala

    Yahya Sinwar Tewas karena Tertembak di Kepala

    Jakarta

    Israel membeberkan hasil autopsi jenazah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. Israel menyebut Sinwar tewas akibat tembakan di kepala.

    Dilansir dari AFP, Sabtu (19/10/2024), Dr Chen Kugel selaku Direktur Lembaga Forensik Nasional Israel sekaligus pengawas autopsi mengatakan kepada surat kabar New York Times bahwa Sinwar awalnya terluka di bagian lengan. Luka itu kemungkinan akibat terkena pecahan peluru dari rudal maupun peluru tank.

    Pemimpin Hamas itu kemudian mengikat lengannya dengan kabel. Namun, Kugel mengatakan kabel itu tak cukup kuat mengikat dan kondisi lengan bawahnya telah hancur.

    Kugel mengatakan tembakan menewaskan Sinwar. Namun, New York Times tak jelas merinci siapa yang melepaskan tembakan, kapan mereka melakukannya, dan senjata apa yang digunakan.

    Menurut militer Israel, Sinwar menemui ajalnya di tangan patroli rutin pada hari Rabu.

    Dikatakan bahwa sekelompok tentara sedang bergerak melalui kota Rafah ketika mereka bertemu dengan tiga militan Palestina.

    Saat tentara mengejar mereka, Sinwar berpisah dari dua rekan lainnya.

    Media Israel dan pejabat militer mengatakan tidak ada intelijen sebelumnya yang menunjukkan keberadaan Sinwar di daerah tersebut.

    Rekaman yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan Sinwar yang tertutup debu duduk di kursi berlengan sambil menatap ke arah pesawat tanpa awak saat perangkat itu memasuki rumah yang hancur akibat serangan.

    Rekaman buram menunjukkan Sinwar sendirian dengan satu tangan terluka parah dan kepalanya ditutupi syal tradisional, melemparkan tongkat ke pesawat tanpa awak yang mendekat di saat-saat terakhirnya.

    Militer Israel melakukan pengujian DNA bersama dengan pemeriksaan gigi dan penyelidikan forensik lainnya yang membantu mengonfirmasi identitas Sinwar.

    Ia tidak terlihat di depan publik sejak perang meletus dengan serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang didalanginya.

    Kematian Sinwar merupakan pukulan telak bagi Hamas, gerakan militan Palestina yang telah melancarkan perang dengan pasukan Israel di Jalur Gaza selama lebih dari setahun.

    (taa/taa)

  • Polisi masih dalami penemuan mayat ibu dan anak di Depok

    Polisi masih dalami penemuan mayat ibu dan anak di Depok

    Jakarta (ANTARA) –

    Polres Metro Depok masih mendalami t
    ​​​​​​penemuan mayat seorang ibu berinisial EO (25) dan anaknya berinisial AS (2 bulan) di Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, pada Kamis (17/10) malam.

     

    “Sampai saat ini, dari Puslabfor, dari pihak kedokteran juga masih melakukan autopsi dan juga melakukan pengecekan di TKP, ” kata Kapolres Metro Depok Kombes Polisi Arya Perdana saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

     

    Arya menyampaikan bahwa dua mayat tersebut ditemukan pada Kamis (17/10) pukul 19.00 WIB di Kontrakan Ibu Diah Jalan Kesadaran 1 Nomor 101 RT 03/05 Kelurahan Pondok Petir Kecamatan Bojongsari, Kota Depok.

     

    “Kedua korban yang merupakan Ibu dan anak ditemukan pertama kali oleh suami korban dalam posisi tergeletak di lantai kamar kontrakan,” katanya.

     

     

    Menurut Arya, terdapat luka lebam di bagian muka dan bagian tangan pada bayi. Sedangkan dari ibu yang meninggal juga ada luka di bagian mulut dan beberapa lebam di bagian tubuhnya.

     

    Kemudian terkait status suami, Arya menjelaskan, masih sebagai saksi karena dia yang pertama kali menemukan.

     

    “Korban itu sampai kemarin malam masih videocall dengan orang tuanya di Palembang dan suaminya kalau berdasarkan pengakuan memang kerja pulangnya malam, dari wilayah Jakarta Pusat, itu sudah kita konfirmasi dari kantornya,” katanya.

     

    Arya menambahkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan tentang apa yang terjadi sebenarnya. “Apakah memang meninggal karena obat atau karena suatu tindakan kriminal,” katanya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Ibu Kos Ngawi Diduga Dibunuh, Tetangga Ungkap Penghuni Mencurigakan

    Ibu Kos Ngawi Diduga Dibunuh, Tetangga Ungkap Penghuni Mencurigakan

    Ngawi (beritajatim.com) – Keluarga Darwati, lansia ibu kos di Ngawi, Jawa Timur, berharap pihak berwenang segera mengungkap pelaku pembunuhan anggota keluarga mereka. Selain itu, Mereka juga menuntut agar pelaku dijatuhi hukuman yang seberat-beratnya, bahkan mati.

    Ani Widyawati (59), anak Darwati yang diduga meninggal akibat dibunuh di rumahnya di Desa Beran, Kecamatan Ngawi, terlihat menangis di makam ibunya pada Kamis (17/10/2024).

    Keluarga hanya bisa berharap polisi dapat segera menangkap pelaku pembunuhan tersebut. Mereka menduga bahwa pelaku adalah salah satu penghuni kos yang baru saja menempati kamar selama dua minggu terakhir.

    Penghuni kos yang diduga pelaku sempat mengaku sebagai pensiunan anggota TNI, namun kabur setelah jenazah Darwati ditemukan. Pelaku diduga membawa sepeda motor, ponsel, dan tas kecil milik korban saat melarikan diri. Ciri-ciri pelaku adalah bertubuh tegap dan memiliki tato di lengan kanannya.

    Hingga saat ini, polisi belum berhasil menangkap pelaku. Petugas kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama tim laboratorium forensik dari Polda Jatim. Keluarga korban terus berharap agar polisi dapat segera mengungkap motif dan menangkap pelaku untuk diadili seberat-beratnya.

    Salah satu cucu korban, Gunawan, menyampaikan kemungkinan motif pelaku adalah sakit hati karena tidak diberi pinjaman uang oleh neneknya. “Kami berharap pelaku segera ditangkap dan dijatuhi hukuman setimpal, nyawa dibalas nyawa,” ungkap Gunawan.

    Tetangga korban, Saryadi, juga menyatakan kecurigaannya sejak awal. “Saya sempat curiga dengan orang itu, bahkan saya foto saat dia bersama korban. Diduga, dia sakit hati karena tidak dipinjamkan uang atau motor,” katanya.

    Pelaku diketahui memiliki ciri-ciri tubuh tegap seperti tentara, dan identitasnya di KTP menunjukkan dia pensiunan TNI, mengaku asal Kebumen, Jawa Tengah.

    Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan, menjelaskan bahwa pihaknya telah memeriksa 11 saksi dan terus mencari bukti tambahan di lokasi kejadian.

    “Kami masih mendalami terduga pelaku, belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut saat ini,” jelasnya.

    Sebelumnya, hasil autopsi menunjukkan bahwa korban meninggal akibat kekerasan yang menyebabkan kematian. Hingga kini, polisi masih memburu pria penghuni kos yang kabur setelah pembunuhan Darwati, pemilik kos di Ngawi.

    Diketahui, Darwati ditemukan meninggal dunia dengan tangan dan kaki terikat, mulut tersumpal kain di rumahnya pada Selasa (15/10/2024). [fiq/beq]

  • Kapolres Ngawi Ungkap Penyebab Kematian Ibu Kos di Beran

    Kapolres Ngawi Ungkap Penyebab Kematian Ibu Kos di Beran

    Ngawi (beritajatim.com) – Kapolres Ngawi AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto mengungkap hasil autopsi Darwati (78), seorang ibu kos, warga Desa Beran, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Darwati ditemukan meninggal dunia dengan kondisi tangan terikat dan mulut tersumpal kain pada Selasa (15/10/2024).

    Penyebab kematian adalah adanya kekerasan di kepala serta ada penyumbatan jalan nafas. “Ada penyumbatan jalan nafas, dan ada tanda kekerasan,” terang Dwi SR, Rabu (16/10/2024)

    Darwati sebelumnya ditemukan dalam kondisi sudah meninggal di dalam rumahnya, dengan tangan dan kaki terikat. Ada pula ceceran darah di ruang tamu lansia yang tinggal sendiri di rumah sembari mengelola sejumlah kamar kos miliknya.

    Dwi SR mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Polisi sudah dua kali ke rumah Darwati untuk mengecek. Pertama olah TKP, kedua menginventarisir barang-barang milik Darwati didampingi pihak keluarga.

    “Uang senilai Rp37 juta dalam tas dan perhiasan di dalam lemari tidak tersentuh ya. Lemari masih dalam keadaan terkunci. Sementara yang hilang adalah motor korban,” katanya.

    Tak hanya itu, ponsel dan dompet korban yang berisi identitas korban sudah raib. “Pelaku masih dalam pendalaman kami. Total sudah 12 saksi diperiksa terkait kejadian ini,” terang Dwi SR. [fiq/beq]

  • Makam Siswa MTs Dilempar Kayu Pengasuh Ponpes di Blitar Dibongkar

    Makam Siswa MTs Dilempar Kayu Pengasuh Ponpes di Blitar Dibongkar

    Blitar (beritajatim.com) – Suparti, nenek MKA (14), santri yang meninggal dunia setelah dilempar kayu berpaku oleh sang pengasuh pondok akhirnya mengizinkan jasad cucu tercintanya diautopsi.

    Autopsi ini dilakukan dalam rangkaian penyelidikan yang dilakukan polisi untuk mengungkap kematian bocah 14 tahun tersebut. Nanti hasil autopsi ini bakal melengkapi berkas yang kini tengah ditangani Satreskrim Polres Blitar Kota.

    Dalam autopsi ini Satreskrim Polres Blitar Kota mendatangkan tim dari RS Bhayangkara Kediri. Autopsi ini diawali dengan pembongkaran makam dari korban (Ekshumasi), di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jumat (4/10/2024).

    “Kami mengikuti proses hukum (dilakukan autopsi kepada korban). Kami menyerahkan (penanganan kasus) ke polisi,” kata nenek MKA, Suparti usai mengikuti autopsi jasad cucunya di TPU Desa Dadaplangu.

    Suparti terlihat datang ke TPU Desa Dadaplangu bersama anaknya atau paman korban, Iqwal Rikky Susanto.

    Suparti tampak berusaha tegar saat menyaksikan makam cucunya dibongkar lagi untuk dilakukan autopsi terhadap jasad korban.

    “Intinya keluarga menyerahkan kasus kepada polisi,” kata paman korban, Iqwal sambil terus menggandeng tangan nenek korban, Suparti.

    Proses autopsi berlangsung lebih kurang sekitar 2 jam. Tim dari RS Bhayangkara Kediri yang berjumlah sekitar 10 orang mulai melakukan autopsi sekitar pukul 07.30 WIB sampai pukul 09.30 WIB.

    Pelaksanaan autopsi mendapat pengamanan ketat dari Polres Blitar Kota. Petugas memasang garis polisi di jalan masuk ke pemakaman dan di area makam korban.

    Warga yang ingin melihat proses autopsi diminta menjauh berada di luar garis polisi. Petugas juga memasang terpal dan kain untuk menutupi sekeliling area makam korban.

    Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar autopsi terhadap korban dilakukan untuk melengkapi berkas penyidikan kasus tersebut.

    “Hari ini dilaksanakan autopsi terhadap jenazah korban. Kami melaksanakan ekshumasi (pengalian kubur untuk mengeluarkan jenazah yang dikubur) untuk melakukan autopsi jenazah korban,” kata Samsul.

    Dikatakannya, hasil autopsi masih menunggu dari tim forensik RS Bhayangkara Kediri. “Kalau hasilnya sudah keluar, secepatnya akan kami sampaikan,” ujarnya.

    Menurutnya, sebelumnya, keluarga korban memang tidak menghendaki dilakukan autopsi terhadap jenazah korban. Namun, setelah polisi memberikan penjelasan terkait kebutuhan proses penyidikan kasus, keluarga akhirnya menyetujui pelaksanaan autopsi.

    “Setelah kami jelaskan kepentingan autopsi, keluarga akhirnya bersedia (memberi izin),” katanya.

    Untuk perkembangan penanganan kasus, kata Samsul, polisi sudah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan bukti-bukti. Namun, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus itu.

    “Nanti akan dilakukan gelar perkara lagi terkait kasus itu. Untuk perkembangan kasus lebih lanjut masih menunggu gelar perkara,” ujarnya.

    Sebelumnya, seorang santri salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah Ponggok, Kabupaten Blitar, MKA (13) meninggal dunia setelah dilempar kayu oleh ustaz atau guru ngajinya.

    Korban merupakan warga Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (15/9/2024) sekitar pukul 06.00 WIB.

    Ketika itu, para santri termasuk korban, setelah melaksanakan sholat subuh sedang berolahraga di area pondok. Karena sudah pukul 06.00 WIB, pelaku mengingatkan para santri untuk segera mandi karena ada jam kunjungan orang tua dan melaksanakan sholat dhuha.

    Setelah diingatkan para santri tidak juga meninggalkan bermainnya, salah satu ustaz mengambil kayu dan dilemparkan ke santri. Kayu yang dilempar pelaku mengenai kepala bagian belakang korban.

    Kayu dilemparkan ke korban terdapat paku. Paku pada kayu itu menancap di kepala bagian belakang korban. Setelah paku dicabut dari kepalanya, korban langsung tidak sadarkan diri.

    Korban kemudian dibawa ke RSUD Srengat Kabupaten Blitar. Karena kondisi sudah tidak memungkinkan, akhirnya korban dirujuk ke RSUD Kabupaten Kediri (RSKK). Korban akhirnya meninggal dunia di RSKK pada Selasa (17/9/2024). [owi/beq]

  • Polisi Buru Pembuang Bayi di Persawahan Sukowati Bojonegoro

    Polisi Buru Pembuang Bayi di Persawahan Sukowati Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Polisi masih memburu pelaku pembuang bayi di area persawahan Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Bayi yang dibuang itu ditemukan warga setempat pada Selasa (24/9/2024) pagi.

    Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adjie Sudarmono mengungkapkan, pihaknya masih memburu pelaku yang membuang bayi yang ditemukan sudah tidak bernyawa di area persawahan itu.

    “Masih kami kejar pelaku (pembuang bayi), mohon waktu,” ungkap AKP Bayu, Rabu (25/4/2024).

    Sementara, jasad bayi laki-laki yang diduga baru dilahirkan itu sekarang disimpan di kamar jenazah RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Polisi telah menyelesaikan prosesi autopsi terhadap jasad bayi.

    “Masih di ruang jenazah, belum dimakamkan,” kata polisi lulusan Akpol tahun 2015 itu.

    Sebelumnya diberitakan, jasad bayi baru lahir menggegerkan warga Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Bayi yang belum diketahui asal usulnya itu, ditemukan warga sudah dalam keadaan meninggal dunia, Selasa (24/9/2024). [lus/beq]